Upload
robin
View
250
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bronkiolitis
Citation preview
1
BRONKIOLITIS
ASTERIA SEPTYARINI09.61050009
2
PENDAHULUAN
3
Bronkiolitis
• Penyakit infeksi saluran respiratorik bawah yang ditandai dengan adanya inflamasi pada bronkiolus yang disebabkan oleh virus
Etiologi
• Penyebab utama hampir 95% kasus anak < 2 tahun dengan bronkiolitis Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Klinis
• Gejala ISPA berupa pilek yang encer dan bersin, demam, batuk, takipnea dan episode pertama wheezing, nafsu makan dan minum berkurang
Marcdante J. Karen, Kliegman M. Robert Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial, IDAI 2011
4
ETIOLOGI
virus RNA yang memiliki selimut, famili Paramiksoviridae genus Pnemuvirus
Landia Setiawati, dkk, naskah lengkap ‘Continuing Education’ Ilmu kesehatan Anak XXXV Tatalaksana Bronkiolitis
5
EPIDEMIOLOGI
• 60-90% Infeksi RSV• > 50% ≤ 6 bulan
Epidemiologi
• Status sosial ekonomi yang rendah, jumlah anggota keluarga yang besar
• Perokok Pasif• Berada ditempat penitipan anak• Rendahnya antibodi maternal terhadap RSV• Bayi yang tidak mendapatkan air susu ibu
Faktor Resiko
6
PATOFISIOLOGI
Droplet terhirup
Nasofaring
RSV bereplikasi Nekrosis sel epitel silia
Mukus tertimbun
dalam bronkiolus
Bronkiolus menjadi sempit
Spasme otot polos saluran
napas
• Masa Inkubasi 4-6hari
7
8
Diagnosis
Anamnesis• Umur<2thn• rewel, susah makan, gejala
respiratori atas• Batuk, sesak nafas, wheezing,
nafsu makan dan minum menurun
• Retraksi• Iritabilitas• sianosis
Pemeriksaan fisik• takipnea• Takikardia• Demam (38-41°C)• Konjungtivitis ringan• Faring hiperemis• Pernapasan cuping hidung• Ronki halus• Retraksi• Wheezing
9
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium :• Darah Rutin• AGD• Bilasan nasofaring
• Uji antigen (uji immunofluoresen) atau ELYSA (Enzyme linked immunosorbent assay
• PCR (Polymerase Chain Reaction)
•
Pulse Oximetry
10
Radiologi : hyperaerated
Patchy atelectasis
Patchy infiltrate
11
Beratnya penyakit ditentukan berdasarkan skala klinis. Misalnya :
• Respiratory Distress Assesment Instrument (RDAI) atau modifikasinya yang mengukur laju pernapasan/respiratory rate (RR), usaha napas, beratnya wheezing, dan oksigenasi.
• Skala klinis yang digunakan Abul-Ainine dan Lyut
12
Skala Klinis Abul-Ainine dan Lyut • Respiratry Rate (RR) : Dihitung manual, baik dengan
palpasi dan melihat gerakan dada, dilakukan selama 1 menit penuh, dilakukan dua kali penghitungan dan diambil rata-ratanya
• Heart rate (HR) : Diambil dari Pulse Oximetry yang dibaca lima kai selama pengamatan 1 menit d ambil rata-ratanya
• Saturasi O2 : Diambil dari Pulse Oximetry yang dibaca lima kai selama pengamatan 1 menit d ambil rata-ratanya
13
• Respiratory Clinical Status yang dinilai menggunakan RDAI menurut lowell dkk, yang menilai distress napas berdasarkan dua variabel yaitu wheezing dan retraksi\• Bila Skor <15 : Berat
Skor >3 : Ringan
14
Skor RDAISKOR Skor
Maksimal0 1 2 3 4
422
Wheezing- Ekspirasi- Inspirasi- Lokasi
(-)(-)(-)
AkhirSebagian≤ 2 dari 4 Lapanagn
Paru
½Semua
≥ 3 dari 4 Lapangan
Paru
¾ all
Retraksi- Supklav- Interkos.- Subkos.
(-)(-)(-)
RinganRinganRingan
SedangSedangSedang
BrtBrtBrt
333
TOTAL 17
15
• Status aktivitas bayi (empat tingkat : tidur, tenang, rewel, menangis)
• Shuh, yang diadaptasi oleh Dobson, menilai skor klinis sebagai berikut :• Keadaan Umum : diberi skor 0 (tidur) hingga 4
(sangat rewel)• Penggunaan otot bantu napas : skor 0 (tidak ada
retraksi) hingga 3 (retraksi berat)• Wheezing : skor 0 (tidak ada) hingga 3 (wheezing
hebat inspiratorik dan ekspiratorik)
16
Diferensial Diagnosis
17
Penatalaksanaan
Tatalaksana
Minimal handliing
cairan
suhu
O2
nutrisi
Tunjangan respirasi
18
Terapi berdasarkan rekomendasi dari Agency for Healthcare
Research and Quality (AHRQ):
19
20
Komplikasi
Tension Pneumothorax
Emfisema
Atelektasiis
21
Pencegahan
Hindari paparan
asap rokok & polusi udara
Biasakan cuci
tangan
sarung tangan
22
masker Isolasi penderita
Hindarkan kontak
dgn Penderita
ISPA
23
Hindarkan bayi/anak
kecil dr tmpt
umum
ASI Hindarkan kontak
dgn Penderita
ISPA
24
pemberian gammaglobulin yang mengandung titer antibodi protektif tinggi (respigram). Respigram adalah human polyclonal hyperimmune globilin. Dosis yang dianjurkan 750 mg/KgBB setiap bulan, diberikan secara intravena pada anak dibawah umur 24 bulan.
imunoglobulin
1. Vaksin cold – passaged mutan2. Vaksin live – attenuatedRSV dan PIV3 (Parainfluenza virus serotipe 3)PIV1 dan PIV2
Vaksinasi
25
Prognosis• Prognosis tergantung berat ringannya
penyakit, cepatnya penanganan, dan penyakit latar belakang (penyakit jantung, defisiensi imun, prematuritas).
• Anak biasanya dapat mengatasi serangan tersebut sesudah 48 – 72 jam. Mortalitas kurang dari 1 %.
• Anak biasanya meninggal karena jatuh ke dalam apneu yang lama, asidosis respiratorik yang tidak terkoreksi atau karena dehidrasi yang disebabkan oleh takipneu dan kurang makan-minum (nutrisi)