Presentasi Pbc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Performnce Base Contract

Citation preview

  • Kontrak Berbasis Kinerja (Performance Based Contract) PBC

  • PENGERTIANPerformance Base Contract (PBC)

  • LATAR BELAKANGPrasarana jalan merupakan salah satu fasilitas infrastruktur transportasi yang paling strategis. Untuk mempertahankan kinerjanya, maka prasarana jalan perlu dikelola sedemikian rupa, sehingga kondisinya dapat terpelihara semaksimal mungkin dengan pendanaan yang optimum.tindakan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala akan menjaga kualitas jalan dan memperpanjang usia layannya. Penerapan kontrak berbasis kinerja mensyaratkan adanya definisi kinerja yang sangat spesifik. Persyaratan terhadap kinerja harus secara tegas mencakup hal-hal berikut: Jenis kerusakan (distress types) yang menjadi ukuran (misalnya rut depth atau amount of cracking), dan definisi setiap jenis kerusakan tersebut. Metoda sampling dalam pengujian kinerja Toleransi terhadap hasil pengukuran tingkat kerusakan Batas waktu pelaksanaan perbaikan kondisi jalan (misalnya apabila ditemukan lubang-lubang/potholes maka perbaikan jalan harus dilaksanakan paling lambat dalam 1 minggu).

  • Andi (2006)Risiko Kontrak Tradisional (Indonesia)Risiko KBK antara lain pengukuran kinerja yang tidak mendeteksi kekurangan, berkurangnya tingkat kompetisi, kenaikan biaya penawaran, penurunan kompetensi personilHardy (2001)Risiko pada KBK

  • Fokus pada metode dan material

    Pembayaran berdasarkan item pekerjaan dan volume

    Fokus pada kondisi jalan/tingkat layanan yang disyaratkan

    Pembayaran berdasarkan tercapai atau tidaknya tingkat layanan minimum yang disyaratkanKONTRAK TRADISIONALKONTRAK PBCPERBEDAAN

  • Dengan penerapan kontrak berbasis kinerja, para penyedia jasa pelaksanaan dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien apabila ingin mendapatkan keuntungan yang optimal. Pembayaran setiap bulan dapat dikurangi ataupun ditunda apabila kinerja minimum tidak tercapai. Dengan demikian, kontraktor harus berusaha untuk memperkecil volume pekerjaannya selama kontrak pemeliharaan dengan cara memperbaiki khususnya aspek perencanaan dan aspek manajemen internal, sehingga kinerja yang disyaratkan dalam kontrak selalu tercapai. TUJUAN

  • TARGET KINERJA

  • LINGKUP PEKERJAANLingkup Pekerjaan dalam PBC dibagi empat tahap yaitu ; Pemeliharaan Pra Konstruksi Perencanaan Teknis Pekerjaan Konstruksi Layanan PemeliharaanDimana semuanya harus sesuai dengan indikator kinerja yang ada dalam kontrak.

  • KARAKTERISTIK PBCLebih menekankan hasil terkait output, kualitas, dan outcome, daripada proses pekerjaan dilakukan Memiliki tujuan serta jangka waktu yang jelas Menggunakan standar kinerja yang terukur dan rencana jaminan kualitas kegiatan Menyediakan insentif kinerja dan mengaitkan pembayaran kontrak dengan hasil yang dicapai

  • KEUNTUNGANPBC memiliki beberapa keuntungan potensial dibanding pendekatan tradisional seperti: Penghematan biaya dalam pengelolaan dan pemeliharaan asset jalan. Kontraktor memiliki ruang untuk melakukan inovasi secara kompetitif dan bertanggungjawab. Kepastian kebutuhan pembiayaan dan kepastian pembiayaan jangka panjang. Sifat kontrak adalah tahun jamak dan resiko terkalkulasi pasti. Resiko akibat keputusan kontraktor menjadi tanggungjawab kontraktor. Pengelolaan penyelenggara jalan menjadi lebih efektif dan kebutuhan staf menjadi lebih ramping. Kapasitas lembaga akan meningkat. Peningkatan kepuasan pengguna jalan karena adanya jaminan tercapainya tingkat pelayanan jalan selama masa kontrak.

  • Keuntungan bagi kontraktor selaku pelaksana adalah : - sasaran output jelas berjangka panjang; dapat mengembangkan inovasi dalam pelaksanaan pemeliharaan jalan; profit yang lebih baik KEUNTUNGAN

  • KENDALA PENERAPAN KONTRAK BERBASIS KINERJA Aspek resiko pekerjaan yang menjadi kendala penerapan kontrak berbasis kinerja adalah : Alokasi resiko pemilik pekerjaan dan penyedia jasa. Resiko yang ditanggung oleh penyedia jasa yang seharusnya ditanggung oleh pemilik mengakibatkan terjadinya kondisi tingginya harga penawaran lelang, mundurnya penyedia jasa akibat bank pemberi modal bagi penyedia jasa menolak untuk mengambil resiko dan pemutusan kontrak kerja dari penyedia jasa dengan kemungkinan terburuk bangkrutnya penyedia jasa. Resiko yang belum teridentifikasi dalam tahap perencanaan yang dapat berakibat mundurnya penyedia jasa dari pekerjaan yang telah ditetapkan.