24
PRESENTASI KASUS HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL GRADE II DAN COMMON COLD PADA WANITA LANJUT USIA DISERTAI KEKHAWATIRAN AKAN BIAYA KESEHATAN DAN TIDAK MEMILIKI KETURUNAN Diajukan untuk Memenui Se!a"ian S#a$at Men"ikuti Ujian Ke%anite$aan K&inik Ba"ian I&mu Ke'(kte$an PUSKESMAS KOTA GEDE I YOGYAKARTA Di)u)un (&e A'i#at Aunu$ Raman *+,++-,+,./ 0AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNI1ERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA *+,/

Presus Adiyat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

c

Citation preview

PRESENTASI KASUS

HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL GRADE II DAN COMMON COLD PADA WANITA LANJUT USIA DISERTAI KEKHAWATIRAN AKAN BIAYA KESEHATAN DAN TIDAK MEMILIKI KETURUNAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian SyaratMengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran KeluargaPUSKESMAS KOTA GEDE I YOGYAKARTA

Disusun olehAdiyat Aunur Rahman20100310175

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2015

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL GRADE II DAN COMMON COLD PADA WANITA LANJUT USIA DISERTAI KEKHAWATIRAN AKAN BIAYA KESEHATAN DAN TIDAK MEMILIKI KETURUNAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian SyaratMengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran KeluargaPUSKESMAS KOTA GEDE I YOGYAKARTA

Disusun oleh:Adiyat Aunur Rahman20100310175

Telah dipresentasikan pada tanggal 5 Agustus 2015dan telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Fakultas

dr. Denny Anggoro PDosen Pembimbing Puskesmas

dr. Liza Dwipantari A

BAB ILAPORAN KASUS

A. Identitas

Nama: Ny. KUsia: 67 tahunJenis Kelamin: PerempuanAlamat: Jagang Rejo RT 4 PremulungAgama: IslamSuku: JawaPekerjaan: PedagangStatus Perkawinan: MenikahPendidikan Terakhir: SDKunjungan Puskesmas: 29 Juli 2015 Kunjungan Rumah: 1 Agustus 2015 dan 4 Agustus 2014

B. Anamnesis

1. Keluhan Utama : Kontrol rutin darah tinggi2. Keluhan Tambahan : Batuk (+) dahak (+), pilek (+), panas (+) sejak 2 hari yang lalu, panasnya hilang timbul. 3. Riwayat Penyakit Sekarang :Seorang wanita 67 tahun datang ke puskesmas untuk melakukan kontrol rutin darah tinggi. Dengan keluhan tambahan batuk (+) dahak (+), pilek (+), panas sejak 2 hari yang lalu dan panasnya hilang timbul. Pasien rutin kontrol ke puskesmas.4. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat hipertensi: (+) sejak 5 tahun yang lalu dengan obat amlodipin. Riwayat katarak: (+) tahun 2007, sudah dioperasi. Riwayat penyakit jantung: disangkal Riwayat asma: disangkal Riwayat alergi obat: disangkal5. Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat hipertensi: disangkal Riwayat penyakit jantung: disangkal Riwayat diabetes mellitus : disangkal Riwayat asma: disangkal Riwayat alergi : disangkal.6. Riwayat Personal Sosial: PendidikanPasien merupakan tamatan SD. EkonomiPasien dan suami pasien bekerja sebagai pedagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perkawinan

SosialisasiHubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik. Pasien sering mengikuti kegiatan pengajian. Gaya Hidup Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, mengurangi konsumsi garam. Pasien tidak berolahraga.

7. Review Anamnesis Sistem: Neurologi: nyeri kepala (-), pusing (-), mata kabur (-), kelumpuhan anggota gerak (-) Respirasi: batuk (+), pilek (+), sesak nafas (-) Kardiovaskular: takikardi (-) Gastrointestinal: muntah (-), nyeri ulu hati (-), BAB baik Urogenital: BAK baik, nyeri BAK (-) Muskuloskeletal: kesemutan (-), kaku sendi (-) Integumentum: gatal (-), keringat dingin (-)8. Anamnesis Illnes Perasaan pasienPasien khawatir bila penyakitnya suatu saat nanti akan menyebabkan pengeluaran uang yang banyak. Pikiran pasienPenyakit pasien membutuhkan biaya banyak. Harapan pasienPasien ingin sembuh. Fungsi sosial pasienPasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga. Sering mengikuti kegiatan pengajian. Fungsi ekonomi pasienPasien bekerja sebagai penjual makanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum: Baik2. Kesadaran: Compos Mentis3. Tanda-tanda Vital Tekanan Darah: 170/80 mmHg Nadi: 84 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup. Suhu badan: 37,5C Pernapasan: 21 x/menit4. Antropometri Tinggi Badan: 156 cm Berat Badan: 54 kg BMI: 22.8 (normal)5. Status Gizi: Baik 6. Pemeriksaan Kepala: mesochepal7. Pemeriksaan Mata: CA -/-, SI -/-8. Pemeriksaan Telinga: simetris, serumen (-/-)9. Pemeriksaan Hidung: Sekret (-/-), epistaksis (-/-)10. Pemeriksaan Leher Kelenjar tiroid: Tidak membesar Kelenjar lnn: Tidak membesar, nyeri (-)11. Pemeriksaan Dada Pulmo: Inspeksi: simetris, ketertinggalan gerak (-), deformitas (-), retraksi (-) Palpasi: simetris, ketertinggalan gerak (-), vokal fremitus normal Perkusi: sonor (+) Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Cor: Inspeksi: ictus cordis tak tampak Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V Perkusi: batas jantung kanan atas: SIC II parasternal dextra. Kanan bawah: SIC IV parasternal dextra. Kiri atas: SIC II parasternal sinistra. Kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra Auskultasi: S1-S2 reguler, bising (-)12. Pemeriksaan Abdomen: Inspeksi: datar, sikatrik (-) Auskultasi: bising usus (+) normal Palpasi: supel, nyeri tekan (-), masa (-) Perkusi: timpani (+)12. Pemeriksaan Ekstrimitas: TungkaiLengan

KananKiriKananKiri

GerakanTonusTrofiEdemaAkralNyeriPembengkakan sendiKekuatanTremor Luka ClavusPalePulsatilNadiBebasNormalEutrofi-Hangat--+5----NormalRegulerBebasNormalEutrofi-Hangat--+5----NormalRegulerBebasNormalEutrofi-Hangat--+5----NormalReguler BebasNormalEutrofi-Hangat--+5----NormalReguler

D. Diagnosis1. Diagnosis kerja: Hipertensi tidak terkontrol grade II Common cold2. Diagnosis banding: ISPA

E. Family Assesment Tools

1. GenogramKeluarga Ny. KTanggal 1 Agustus 2015

HBD686467

Tn. STn. ZNy. KCB

Keterangan:X: MeninggalH: Hipertensi: Pasien----: Tinggal bersama pasienB: BreadwinnerC: Care giverD: Decision maker

2. Family APGARKRITERIAPERTANYAANHAMPIR TIDAK ADA (0)KADANG-KADANG (1)HAMPIR SELALU (2)

ADAPTASIBagaimana anggota keluarga saling membantu satu sama lain disaat membutuhkan sesuatu?Apakah pasien puas dengan keluarga karena masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan seharusnya?

KEMITRAAN/PARTNERSHIPBagaimana anggota keluarga berkomunikasi satu sama lain tentang masalah-masalah tertentu seperti liburan, finansial, pengeluaran yang besar dan masalah pribadi? Apakah pasien puas dengan keluarga karena dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi ?

PERTUMBUHANBagaimana perubahan anggota keluarga selama tahun-tahun terakhir, apakah pasien diberi kebebasan untuk mengembangkan diri? Apakah pasien puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga untuk mengembangkan kemampuan pasien miliki?

KASIH SAYANGApakah jika pasien sakit, keluarganya memberi perhatian, perduli, dan menunjukkan kasih sayangnya dengan merawat?Apakah pasien puas dengan kehangatan yang diberikan keluarga?

KEBERSAMAANBagaimana anggota Keluarga anda berbagi waktu, ruang, dan uang?Apakah pasien puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan

TOTAL8

Skor klasifikasi APGAR :8-10: Fungsi keluarga baik4-7: Disfungsi keluarga sedang0-3 : Disfungsi keluarga beratBerdasarkan hasil penilaian APGAR kesimpulannya adalah fungsi keluarga baik.

3. Family Map

Tn. ZTn. S

Keterangan:: Pasien: Fungsional4. Family SCREEMASPEKSUMBER DAYAPATOLOGI

SOCIALMemiliki hubungan baik dengan anak dan tetangga

CULTURALPasien tidak mempercayai mitos-mitos dan takhayul.

RELIGIUSPasien rajin rajin solat dan mengikuti pengajian.

ECONOMYPasien mendapat penghasilan dari berdagang.

EDUCATIONPendidikan terakhir pasien SD.

MEDICALPasien memiliki jaminan kesehatan.

5. Family Life Line Tahun 1982: terjadi permasalahan dengan suami Tahun 1985: suami beristri lagi Tahun 2000: anak-anak mulai merantau Tahun 2009: didiagnosis hipertensi

6. Family Life CyclePada kasus ini pasien tinggal dengan suami pasien.

F. More Info1. Indikator PHBSNOINDIKATORYATIDAK

1Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

2Menggunakan air bersih

3Melakukan pemberantasan nyamuk di rumah dan lingkungan

4Menggunakan jamban sehat

5Makan sayur dan buah setiap hari

6Melakukan aktifitas fisik setiap hari

7Tidak merokok didalam rumah

Kesimpulan: pasien memiliki perilaku hidup bersih sehat.

BAB IIANALISIS KASUS

A. KONDISI PASIENKunjungan ke rumah dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2015, pada kunjungan pertama pasien sedang berada dirumah sendiri.

B. KEADAAN RUMAHNOVARIABELSKOR VARIABEL

1Lokasia. Tidak rawan banjirb. Rawan banjir31

2Kepadatan huniana. Tidak padat (> 8 m2 / orang)b. Padat (< 8 m2 / orang)31

3Lantaia. Semen, ubin, keramik, kayub. Tanah 31

4Pencahayaana. Cukupb. Tidak cukup31

5Ventilasia. Ada ventilasib. Tidak ada ventilasi31

6Air bersiha. Air dalam kemasanb. Ledeng / PAMc. Mata air terlindungd. Sumur pompa tangane. Sumur terlindungif. Sumur tidak terlindungig. Mata air tidak terlindungih. Lain-lain33222111

7Pembuangan kotorana. Leher angsab. Plengsenganc. Cemplungd. Kolam ikan / sungai / kebune. Tidak ada32211

8Septitanka. Dengan jarak >10 m dari sumber air minumb. Lainnya3

1

9Kepemilikan WCa. Sendirib. Bersamac. Tidak ada321

10SPALa. Saluran tertutupb. Saluran terbukac. Tanpa saluran321

11Saluran gota. Mengalir lancarb. Mengalir lambatc. Tidak ada got321

12Pengelolaan sampaha. Diangkut petugasb. Ditimbunc. Dibuat komposd. Dibakare. Dibuang ke sungaif. Dibuang sembarangang. Lainnya3232111

13Polusi udaraa. Tidak ada gangguan polusib. Ada gangguan31

14Bahan bakar masaka. Listrik dan gasb. Minyak tanahc. Kayu bakard. Arang3211

TOTAL32

Penetapan skor kategori rumah sehat sebagai berikut : Baik: skor 35 42 Sedang: skor 29 34 Kurang: skor < 29Pada kasus ini termasuk kedalam kategori sedang.

C. DIAGNOSIS HOLISTIKHipertensi tidak terkontrol grade ii dan common cold pada wanita lanjut usia disertai kekhawatiran akan biaya kesehatan dan tidak memiliki keturunan.

D. MANAGEMEN KOMPREHENSIFManagement

PromotiveEdukasi tentang hipertensi, faktor risikonya, pencegahan komplikasi, dan pentingnya kontrol rutin. Edukasi untuk menjaga agar tidak terlalu khawatir dengan komplikasi dari penyakit hipertensi.

PreventiveMengurangi makanan gorengan, merokok, diet rendah garam, menghindari obesitas. Melakukan kebiasaan yang baik seperti olahraga dan makan buah.

CurativeR/ Amlodipin mg 5 No. XVS 1 dd tab I o.mR/ Paracetamol mg 500 No. XS 3 dd tab I p.r.nR/ Ambroxol mg 30 No XS 3 dd tab I

RehabilitativeKonseling faktor psikis dan gaya hidup sehat.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

HIPERTENSI

A. Definisi Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah.Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.

B. Klasifikasi Pada hipertensi diklasifikasikan menjadi 2 type yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol. 1. Hipertensi primer (essensial)Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial (hipertensi primer). Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan poligenik mempunyai kecenderungan timbulnya hipertensi essensial. Banyak karakteristik genetik dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga di dokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.2. Hipertensi sekunderKurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah (lihat tabel 1). Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Obat-obat ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi.Penyakit ObatObat

1. penyakit ginjal kronis2. hiperaldosteronisme primer3. penyakit renovaskular4. sindroma Cushing5. pheochromocytoma6. koarktasi aorta7. penyakit tiroid atau paratiroid

1. Kortikosteroid, ACTH2. Estrogen (biasanya pil KB dg kadar estrogen tinggi)3. NSAID, cox-2 inhibitor4. Fenilpropanolamine dan analog5. Cyclosporin dan tacrolimus6. Eritropoetin7. Sibutramin8. Antidepresan (terutama venlafaxine)

Ada beberapa klasifikasi dari hipertensi, diantaranya menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Eveluation, and Tretment of High Blood Pressure (JNC7) dan menurut World Health Organization (WHO) dan International Society Of Hypertension Working Group (ISHWG).

Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7Klasifikasi Tekanan DarahTDS (mmHg)TDD (mmHg)

Normal< 120Dan< 80

Prehipertensi120 139Atau80 89

Hipertensi stadium 1140 159Atau90 99

Hipertensi stadium 2 160Atau 100

TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik

Klasifikasi Tekanan Darah World Health Organization (WHO) dan International Society Of Hypertension Working Group (ISHWG) KategoriSistolik (mmHg)Diastolik (mmHg)

Optimal< 120Dan< 80

Normal< 130Dan< 85

Normal tinggi / pra hipertensi130 139 Atau85 89

Hipertensi derajat I140 159Atau90 99

Hipertensi derajat II160 179Atau100 109

Hipertensi derajat III 180Atau 110

C. Faktor Risiko Hipertensi1. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrola. Umurb. Jenis Kelamin c. Riwayat Keluargad. Genetik2. Faktor yang dapat diubah/dikontrola. Kebiasaan Merokokb. Konsumsi Asin/Garamc. Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Beralkohold. Obesitase. Olahragaf. Stres

D. Gejala Klinis HipertensiSebagian besar tanpa disertai gejala yang mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun berupa:1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat tekanan darah intrakranium.2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.3. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.5. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.

E. Diagnosis HipertensiData yang diperlukan untuk evaluasi tersebut diperoleh dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang. Peninggian tekanan darah kadang sering merupakan satu-satunya tanda klinis hipertensi sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah yang akurat. Berbagai faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran seperti faktor pasien, faktor alat dan tempat pengukuran.Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala yang berkaitan dengan penyakit hipertensi, perubahan aktifitas atau kebiasaan (seperti merokok, konsumsi makanan, riwayat dan faktor psikososial lingkungan keluarga, pekerjaan, dan lain-lain). Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang dengan kontrolatera.

F. Penatalaksanaan Hipertensi1. Penatalaksanaan Non FarmakologisPendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang yang sedang dalam terapi obat. Sedangkan pasien hipertensi yang terkontrol, pendekatan nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal yang penting diperhatikan, karena berperan dalam keberhasilan penanganan hipertensi.Pendekatan nonfarmakologis dibedakan menjadi beberapa hal:1. Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.2. Olahraga dan aktifitas fisik3. Perubahan pola makana. Mengurangi asupan garamb. Diet rendah lemak jenuhc. Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak.4. Menghilangkan stress2. Penatalaksanaan FarmakologisJenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh JNC 7:a. Diuretic, terutama jenis Thiazide (Thiaz) Aldosteron Antagonist (Ald Ant)b. Beta Blocker (BB)c. Calcium channel blocker atau Calcium antagonist (CCB)d. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)e. Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 Receptor angiotensint/ blocker (ARB). Tabel 3.Indikasi dan Kontraindikasi Kelas-kelas utama Obat Antihipertensi Menurut ESH. Kelas obatIndikasiKontraindikasi

MutlakTidak mutlak

Diuretika (Thiazide)Gagal jantung kongestif, usia lanjut, isolated systolic hypertension, ras afrikagoutkehamilan

Diuretika (loop)

Diuretika (anti aldosteron) penyekat Insufisiensi ginjal, gagal jantung kongestif Gagal jantung kongestif, pasca infark miokardiumAngina pectoris, pasca infark myocardium gagal jantung kongestif, kehamilan, takiaritmia

Gagal ginjal, hiperkalemia

Asma, penyakit paru obstruktif menahun, A-V block

Penyakit pembuluh darah perifer, intoleransi glukosa, atlit atau pasien yang aktif secara fisik

Calcium Antagonist (dihydropiridine)

Calcium Antagonist (verapamil, diltiazem)Usia lanjut, isolated systolic hypertension, angina pectoris, penyakit pembuluh darah perifer, aterosklerosis karotis, kehamilanAngina pectoris, aterosklerosis karotis, takikardia supraventrikuler

A-V block, gagal jantung kongestifTakiaritmia, gagal jantung kongestif

Penghmbat ACE

Angiotensi II reseptor antagonist (AT1-blocker)Gagal jantung kongestif, disfungsi ventrikel kiri, pasca infark myocardium, non-diabetik nefropati, nefropati DM tipe 1, proteinuriaNefropati DM tipe 2, mikroalbumiuria diabetic, proteinuria, hipertrofi ventrikel kiri, batuk karena ACEIKehamilan, hiperkalimea, stenosis arteri renalis bilateral

Kehamilan, hiperkalemia, stenosis arteri renalis bilateral

-BlockerHyperplasia prostat (BPH), hiperlipidemiaHipotensi ortostatisGagal jantung kongestif

Adapun Tatalaksana hipertensi menurut menurut JNC7 dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini : Tabel 4. Tatalaksana hipertensi menurut menurut JNC7

Klasifikasi Tekanan DarahTDS (mmHg)TDD (mmHg)Perbaikan Pola HidupTanpa indikasi yang memaksaDengan indikasi yang memaksa

Normal

< 120

Dan