27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedokteran Hewan merupakan bidang ilmu yang hampir sama tuanya dengan kedokteran manusia. Pada awalnya ia merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan coba untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia. Profesi ini selanjutnya dikenal sebagai profesi Veteriner .Di Indonesia profesi dokter hewan telah berusia lebih dari 100 tahun.Telah banyak peran yang diberikan untuk pembangunan bangsa, khususnya dalam bidang kesehatan hewan dan manusia. Ilmu Kedokteran Hewan mempelajari hewan dari segi penyakitnya, yang dalam pelaksanaannya meliputi pencegahan (preventif), pemberantasan (eradikatif) dan penyembuhan (kuratif).Dokter Hewan memiliki motto “Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang artinya adalah mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui kesejahteraan hewan.Hewan yang ditangani dapat berupa semua jenis hewan misalnya ternak (Farm Animal, Livestock, misalnya sapi, kambing, domba, ayam, itik dan sebagainya), satwa liar, hewan kesayangan (Pet Animals) dan hewan-hewan akuatik (ikan, mamalia air, dan sebagainya).Demikian luastugas Dokter Hewan sehingga Dokter Hewan bisa termasuk dalam konsep profesi

Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedokteran Hewan merupakan bidang ilmu yang hampir sama tuanya dengan

kedokteran manusia. Pada awalnya ia merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran

yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan coba

untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia. Profesi ini selanjutnya dikenal

sebagai profesi Veteriner .Di Indonesia profesi dokter hewan telah berusia lebih dari

100 tahun.Telah banyak peran yang diberikan untuk pembangunan bangsa, khususnya

dalam bidang kesehatan hewan dan manusia.

Ilmu Kedokteran Hewan mempelajari hewan dari segi penyakitnya, yang dalam

pelaksanaannya meliputi pencegahan (preventif), pemberantasan (eradikatif) dan

penyembuhan (kuratif).Dokter Hewan memiliki motto “Manusya Mriga Satwa

Sewaka” yang artinya adalah mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui

kesejahteraan hewan.Hewan yang ditangani dapat berupa semua jenis hewan misalnya

ternak (Farm Animal, Livestock, misalnya sapi, kambing, domba, ayam, itik dan

sebagainya), satwa liar, hewan kesayangan (Pet Animals) dan hewan-hewan akuatik

(ikan, mamalia air, dan sebagainya).Demikian luastugas Dokter Hewan sehingga

Dokter Hewan bisa termasuk dalam konsep profesi medik(Medical Profesions) yang

tunduk pada International Medical Ethics, tetapi juga bisa dalamprofesi pertanian

(Agriculturist).

Selain itu, seorang Dokter Hewan harus pula memahami Ilmu Kesehatan

Masyarakat Veteriner (Veterinary Public Health) guna ikut bertanggung jawab pada

kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan hewan (Pemeriksaan susu, daging dan

produk-produk hewan yang lain), penyakit zoonosis, epidemiologi, karantina, dan

sebagainya.

Page 2: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

2

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui informasi dan menambah

pengetahuan tentang profesi dokter hewan sehingga nantinya profesi dokter hewan bisa

menjadi profesi yang profesional di Indonesia bahkan di dunia.

C. Manfaat

1. Agar kita dapat mengetahui seluk beluk tentang profesi kedokteran hewan secara

luas.

2. Agar para pembaca mendapat ilmu pengetahuan baru tentang profesi kedokteran

hewan

3. Agar para mahasiswa yang belajar di dunia kedokteran hewan (veteriner)

mengetahui profesi dokter hewan agar nantinya tidak buta informasi dengan masa

depan pekerjaannya.

Page 3: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

3

BAB II

ISI

A. Mythos dan Legenda Profesi Medis (Kedokteran Hewan Terbukti Berciri Sama

Dengan Kedokteran Manusia)

Mengenal Kedokteran Hewan (Veterinary Medicine/Medik Veteriner).Kedokteran

Hewan merupakan bidang ilmu yang hampir sama tuanya dengan kedokteran manusia.

Pada awalnya ia merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran yang memerlukan

perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan coba untuk

menemukan penyembuhan penyakit manusia. Profesi ini selanjutnya dikenal sebagai

profesi Veteriner.Veteriner didefinisikan sebagai segala urusan yang berkaitan dengan

Hewan dan Penyakit- Penyakitnya.

Secara legal formal :

PENYAKIT ditanggulangi dengan ilmu Kedokteran

Penyakit manusia oleh : Dokter Manusia

Penyakit Hewan oleh : Dokter Hewan

Profesi kedokteran/kesehatan di zaman dahulu kala dimanapun, berakar dari

Mythologi dan hal-hal gaib (magic). Di zaman Yunani kuno, cerita tentang dewa-dewa

penyakit dan penyembuh antara lain Apollo, Chiron(digambarkan sebagai manusia

berbadan kuda= centaur) dan murid-muridnya antara lain yang terkenal adalah

Asklepios (latin:Aesculapius) seorang manusia biasa yang berkemampuan. Simbol

dari Aesculapius adalah Ular (As) dan Melingkar (klepios) di batang pohon dimana

ular tidak beracun ini merupakan lambang sakral cara penyembuhan zaman kuno.

Symbol kedokteran kemudian mengambil dari symbol Aesculapius , sedangkan profesi

kedokteran hewan (veteriner) ada yang mengambil Centaur (manusia berbadan kuda)

atau Aesculapius.

Maka lambang profesi veteriner mencantumkan huruf “V” dari kata “veterinarius”

bersamaan dengan lambang kedokteran (ular melingkari tongkat) atau menggunakan

centaur (manusia berbadan kuda sesuai mitos Yunani kuno) Sejarah Kata Veteriner

ada beberapa versi ,salah satunya di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans

Page 4: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

4

yang sangat menyukai kuda dan sapi. Hal ini tampak dari gambar-gambar yang

merupakan peninggalan kuno. Hewan pada masa itu mempunyai nilai sakral ataupun

nilai martabat dan pada ritual-ritual khusus digunakan sebagai hewan kurban .

Kumpulan hewan kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis hewan antara

lain babi (sus) ,biri-biri (ovis) , sapi jantan (bull) disebut “souvetaurilia” dan

pekerjanya disebut sou-vetaurinarii”, yang kemudian diyakini sebagai lahirnya istilah

“veterinarius” .Kemungkinan dari terminology lain masih di masa Romawi,dikenal

hewan beban sebagai “veterina” dan suatu kamp penyimpanan hewan-hewan tersebut

disebut “veterinarium”. Term “veterinarii” juga digunakan pada dukumen kuno

sebagai “orang yang memiliki kekebalan khusus” karena memiliki “kompetensi

khusus”. Ciri – ciri pekerjaan profesi Kedokteran adalah:

1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional

2. Pekerjaaannya berlandaskan etik profesi.

3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan

4. Pekerjaannya legal melalui perizinan

5. Anggota – anggotanya belajar sepanjang hayat.

6. Anggota – anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi profesi.

B. Sejarah Kata Veteriner

Versi 1 :

Di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans yang sangat menyukai kuda dan

sapi.Hal ini tampak dari gambar-gambar yang merupakan peninggalan kuno. Hewan

pada masa itu mempunyai nilai sakral ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual

khusus digunakan sebagai hewan kurban .Setiap keberhasilan atau

kemenangan,dilakukan perayaan dengan hewan kurban yang diberi nama-nama khusus.

Kumpulan beberapa hewan kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis

hewan antara lain babi (sus) ,biri-biri (ovis) , sapi jantan (bull) disebut “souvetaurilia”.

Sedangkan orang-orang yang mengurus hewan-hewan sakral yang akan dijadikan

kurban tadi disebut “sou-vetaurinarii” yang kemudian diyakini sebagai lahirnya istilah

“veterinarius”

Page 5: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

5

Versi 2 :

Kemungkinan dari terminologi lain yaitu masih di masa Romawi, dikenal hewan

beban sebagai “veterina” dan suatu kamp penyimpanan hewan-hewan tersebut disebut

“veterinarium”. Term “veterinarii” juga digunakan pada dukumen kuno sebagai “orang

yang memiliki kekebalan khusus” karena memiliki “kompetensi khusus”.

Dalam jurnal American Veterinary Medical Association 1972, diuraikan sejarah

bagaimana para “ilmuwan kedokteran” jaman dahulu memerlukan hewan coba untuk

pengembangan ilmu kedokteran manusia,namun mereka memerlukan veterinarius

untuk menangani hewan-hewan tersebut dan bukan Ferrarius.

Untuk itu ternyata diperlukan veterinarius yang berpendidikan agar memahami apa

yang diperlukan. Kemudian timbulah gelar-gelar Ph.D(Doctor of Philosophy) yang

merupakan awal dari para Veterinarius menjadi “medical doctor” atau “Doctor of

Veterinary Medicine”.

.

Lambang Profesi Veteriner

Lambang profesi dokter hewan umumnya mencantumkan :

1. Huruf “V” Datang dari kata “veterinarius”

2. Bersamaan dengan lambang kedokteran (ular melingkari tongkat) .

3. Menggunakan centaur (manusia berbadan kuda sesuai mitos Yunani kuno)

Profesi kesehatan di zaman dahulu kala dimanapun, berakar dari Mythologi dan

hal-hal gaib (magic). Di zaman Yunani kuno, cerita tentang dewa-dewa penyakit dan

penyembuh antara lain Apollo, Chiron(digambarkan sebagai manusia berbadan kuda=

centaur) dan murid-muridnya antara lain yang terkenal adalah Asklepios

(latin:Aesculapius) seorang manusia biasa yang berkemampuan menyembuhkan

penyakit manusia dan hewan.

Simbol dari Aesculapius adalah Ular (As) dan Melingkar (klepios) di batang pohon

dimana ular tidak beracun ini merupakan lambang sacral cara penyembuhan zaman

kuno. Simbol kedokteran kemudian mengambil dari simbol Aesculapius , sedangkan

profesi kedokteran hewan (veteriner) ada yang mengambil Centaur atau Aesculapius

Page 6: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

6

Jasa Dokter Hewan

Pengguna jasa dokter hewan adalah pemilik hewan dimana kepemilikan hewan oleh

manusia didasarkan pada beberapa hal:

1. Karena memiliki nilai ekonomi/ profit (hewan pangan/hewan produksi)

2. Karena nilai psikologis dan empati bagi pemilik perorangan (hewan hobby/ hewan

kesayangan/companion animal)

3. Karena mempunyai fungsi pendukung khusus bagi negara (pengamanan dan

penertiban) misalnya anjing pelacak dan kuda penertib dikeramaian (hewan pekerja

milik negara).

4. Karena memiliki status khusus berdasarkan kesepakatan internasional sehingga

merupakan satwa dilindungi (hewan/satwa konservasi)

5. Karena diperlukan untuk kemajuan penelitian ilmu kedokteran /pengetahuan

lainnya (hewan laboratorium ).

C. Pelayanan Dokter Hewan

Berdasarkan Keahlian spesies :

1. Menangani hewan pangan/farm animal

2. Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus

3. Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi.

4. Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi

5. Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia dan ilmu

pengetahuan lainnya.

Kompetensi Layanan Medis Veteriner Terhadap Hewan

Terdiri atas 2 kategori :

1. Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd health), hal ini umumnya di

peternakan-peternakan dan dinas-dinas pemerintah.

2. Layanan medik untuk hewan secara individual (individual health), hal ini

umumnya pada praktisi hewan kecil, di kebun binatang dan hewan hobi.

Page 7: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

7

Berdasarkan Keahlian Keilmuan

Dalam bidang praktisi klinis terbagi atas praktisi hewan ternak dan praktisi spesies

individu antara lain: Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli Reproduksi, Ahli Penyakit Dalam,

Ahli Dermatologi, Ahli Pathologi Klinik, Ahli Nutrisi Klinik, Ahli Akupunktur

Veteriner. Dalam bidang konsultan (non praktisi klinis) antara lain : Ahli

Epidemiologi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli

Kesehatan Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli Virologi.

Lapangan pekerjaan dokter hewan menurut OIE ada 33 bidang kerja dokter hewan :

1. Food technology 2. Food inspection

3. Food hygiene 4. Consumer protection

5. Laboratories 6. Legislation

7. Artificial breeding 8. Zoos

9. Laboratory animals 10. Animal Welfare

11. Zoonoses 12. Veterinary medicine

13. Clinical health care 14. Disease control

15. Exotic diseases 16. Epidemiology

17. Quarantine 18. Livestock and animal products

19. Aquaculture 20. Wildlife

21. Environmental protection 22. Nutrition

23. Parasitology 24. Teaching

25. Research and development 26. Livestock marketing

27. Publications 28. Economics

29. Import animal production 30. Livestock industry organizations

31. Administration 32. International Cooperation

33. Professional organizations

D. Kedudukan Ilmu Kedokteran (Profesi Medis)

1. Penyembuhan penyakit pada manusia dan hewan pada zaman dahulu dilakukan oleh

dukun, orang pintar, ahli obat dan lain-lain yang tidak melalui pendidikan formal

(sekolah khusus) melainkan turun-temurun atau dipelajari dari orang ke orang.

Page 8: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

8

2. Sejak berdirinya sekolah kedokteran tertua di dunia oleh Hippocrates (di Yunani)

maka lulusannya disebut sebagai “profesi penyembuh” atau “the healing

profession”.

3. Sejak masa itu “the healing profession” adalah mereka yang lulus dari sekolah

kedokteran dan melakukan tindakan kedokteran sesuai kaidah-kaidah baku ilmu

kedokteran.

Profesi Veteriner = Profesi Medis

Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia yang muncul sebagai

pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani Kuno pada 460-367 Sebelum

Masehi(SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia yaitu Hippocrates.

Metode kedokteran dan dasar-dasar filosofi kedokteran yang dikembangkan oleh

Hippokrates sangat dipahami dan dihayati oleh seorang ilmuwan bernama Aristoteles

(lahir 384 SM) yang menerapkannya pada penanganan penyakit-penyakit hewan.

Perilaku Profesi Medik

Sumpah Hippocrates menjadi inti dari sumpah-sumpah Kedokteran dan Tenaga

Medis yang dikenal dengan : “primum non nocere ”atau “ di atas segalanya,jangan

mencelakakan” (above all ,do no harm) Sumpah Hippokrates selanjutnya merupakan

pedoman dalam nilai-nilai dan norma-norma perilaku para dokter dan tenaga

kesehatan lainnya yang melakukan layanan kesehatan pada manusia dan hewan. Ciri

profesi medik lainnya adalah : Memiliki Kode Etik Profesi, Layanan profesinya

melalui perizinan yang berkaitan dengan jaminan kompetensi.

E. Ciri – ciri Pekerjaan Profesi

1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional

2. Pekerjaaannya berlandaskan etik profesi.

3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan

4. Pekerjaannya legal melalui perizinan

5. Anggota – anggotanya belajar sepanjang hayat.

6. Anggota – anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi profesi.

Page 9: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

9

F. Kewajiban Dokter Hewan

BAB I KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1

Dokter Hewan merupakan Warga Negara yang baik yang memanifestasikan dirinya

dalam cara berpikir, bertindak dan menampilkan diri dalam sikap dan budi pekerti

luhur dan penuh sopan santun.

Pasal 2

Dokter Hewan menjunjung tinggi Sumpah/Janji Kode Etik Dokter Hewan.

Pasal 3

Dokter hewan tidak akan menggunakan profesinya bertentangan dengan peri-

kemanusiaan dan usaha pelestarian sumber daya alam.

Pasal 4

Dokter hewan tidak mencantumkan gelar yang tidak ada relevansinya dengan profesi

yang dijalankannya.

Pasal 5

Dokter hewan wajib berhati-hati mematuhi perundangan dan peraturan yang berlaku.

Pasal 6

Dokter Hewan wajib berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap

penemuan teknik terapi atau obat baru yang belum teruji kebenarannya..

Pasal 7

Dokter Hewan menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan kecuali dengan

keikhlasan , sepengetahuan dan kehendak klien sendiri.

BAB II KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

Pasal 8

Dokter Hewan dalam menjalankan profesinya wajib mematuhi persyaratan umum dan

khusus yang berlaku sehingga citra profesi dan korsa terpelihara karenanya.

Pasal 9

Dokter Hewan wajib selalu mempertajam pengetahuan, ketrampilan dan meningkatkan

perilakunya dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Kedokteran Hewan.

Page 10: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

10

Pasal 10

Dokter Hewan yang melakukan praktek hendaknya memasang papan nama sebagai

informasi praktek yang tidak berlebihan.

Pasal 11

Pemasangan iklan dalam media massa hanya dalam rangka pemberitahuan mulai buka,

pindah, atau penutupan prakteknya.

Pasal 12

Dokter Hewan dianjurkan menulis artikel dalam media massa mengenai Kedokteran

hewan dalam rangka kesejahteraan hewan dan pemiliknya.

Pasal 13

Dokter hewan tidak membantu dan atau mendorong adanya praktek illegal bahkan

wajib melaporkan bilamana mengetahui adanya praktek illegal itu.

Pasal 14

Dokter Hewan wajib melaporkan kejadian penyakit menular kepada instansi yang

berwenang.

BAB III KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN

Pasal 15

Dokter Hewan memperlakukan pasien dengan penuh perhatian dan kasih sayang

sebagaimana arti tersebut bagi pemiliknya, dan menggunakan segala pengetahuannya,

keterampilannya dan pengalamannya untuk kepentingan pasiennya.

Pasal 16

Dokter Hewan siap menolong pasien dalam keadaan darurat dan atau memberikan

jalan keluarnya apabila tidak mampu dengan menunjuk ke sejawat lainnya yang

mampu melakukannya.

Pasal 17

Pasien yang selesai dikonsultasikan oleh seorang sejawat wajib dikembalikan kepada

sejawat yang meminta konsultasi.

Page 11: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

11

Pasal 18

Dokter Hewan dengan persetujuan kliennya dapat melakukan Euthanasia (mercy

sleeping), karena diyakininya tindakan itulah yang terbaik sebagai jalan keluar bagi

pasien dan kliennya.

BAB IV KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN

Pasal 19

Dokter Hewan menghargai klien untuk memilih Dokter hewan yang diminatinya.

Pasal 20

Dokter Hewan menghargai Klien untuk setuju/tidak setuju dengan prosedur dan

tindakan medik yang hendak dilakukan Dokter Hewan setelah diberi penjelasan akan

alasan-alasannya sesuai dengan ilmu Kedokteran Hewan.

Pasal 21

Dokter Hewan tidak menanggapi keluhan (complain) versi klien mengenai sejawat

lainnya.

Pasal 22

Dokter Hewan melakukan clienteducation dan memberikan penjelasan mengenai

penyakit yang sedang diderita atau yang mungkin dapat diderita (preventive medicine)

hewannya dan kemungkinan yang dapat terjadi.Dalam beberapa hal yang dianggap

perlu Dokter Hewan bertindak transparan.

BAB V KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT DOKTER HEWAN

Pasal 23

Dokter Hewan memperlakukan sejawat lainnya seperti dia ingin diperlakukan seperti

dirinya sendiri.

Page 12: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

12

Pasal 24

Dokter Hewan tidak akan mencemarkan nama baik sejawat Dokter Hewan lainnya.

Pasal 25

Dokter Hewan wajib menjawab konsultasi yang diminta sejawat menurut

pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang diyakininya benar.

Pasal 26

Dokter Hewan tidak merebut pasien dan atau menyarankan kepada klien berpindah

dari Dokter Hewan sejawatnya.

BAB VI KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 27

Dokter  Hewan wajib memelihara bahkan meningkatkan kondisi dirinya sehingga

selalu berpenampilan prima dalam menjalankan profesinya.

Pasal 28

Dokter Hewan tidak mengiklankan kelebihan dirinya secara berlebihan.

BAB VIII PENUTUP

Pasal 29

Dokter Hewan harus berusaha dengan sungguh–sungguh menghayati dan

mengamalkan Kode Etik Dokter Hewan Indonesia dalam pekerjaan profesinya

sehari-hari, demi untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

G. Tantangan Global Profesi Dokter Hewan

Sebagai anggota WTO, dokter hewan Indonesia harus mempersiapkan konsekuensi

perjanjian SPS yaitu:

Page 13: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

13

1. Melindungi kehidupan atau kesehatan hewan di dalam wilayah setiap negara

anggota dan resiko yang ditimbulkan dari masuk atau berkembangnya atau

menyebarnya hama, penyakit, organisme pembawa penyakit atau organisme

penyebar penyakit.

2. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko yang ditimbulkan oleh

bahan tambahan (additives), kontaminan, toksin atau organisme penyebab penyakit

dalam makanan, minuman dan pakan (food borne diseases).

3. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko timbulnya penyakit yang

terbawa oleh hewan, atau produknya atau dari masuknya, berkembangnya,

menyebarnya penyakit sampar (Pest)

4. Mencegah atau membatasi kerusakan lingkungan atau lainnya dari masuknya,

berkembangnya atau menyebarnya hama penyakit (Pest).

H. Etika Veteriner

Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk atau yang benar dan yang salah

yang disepakati oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki kepentingan atau

profesi yang sama. Pada Etika Veteriner (Veterinary Ethics) adalah membahas

mengenai isu moral dalam hubungan ilmu kedokteran dengan hewan.

1. Dalam hal ini ada dua (2) aspek etika yang dibahas yaitu :Etika mengenai

bagaimana dokter hewan / profesi veteriner dan tenaga-tenaga pendukungnya

(paramedis, perawat hewan, dll) memperlakukan hewan atau dalam praktek

kedokteran.

2. Etika mengenai hewan-hewan yang berada di tangan manusia perlu dijaga hak dan

mendapatkan perlindungan dengan kajian/argumentasi ilmiahnya maupun animal

behaviour mengapa spesies hewan tersebut perlu diperlakukan tertentu serta

manfaatnya.

Ada 4 Jenis Etika Veteriner

1. Etika Veteriner Deskriptif, adalah yang secara umum perilaku sebagai profesi dan

individu yang langsung terlihat baik buruknya oleh masyarakat.

2. Etika Veteriner Profesi (profesional), adalah kesepakatan organisasi profesinya.

Page 14: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

14

3. Etika Veteriner Administratif, adalah yang diatur pemerintah, berkekuatan hokum

dan dapat diberi sanksi.

4. Etika Veteriner Normatif , adalah norma-norma etika yang benar dan tepat yang

dalam berperilaku sebagai profesi veteriner termasuk terhadap hewan atau

disepakati sebagai norma-norma Kesejahteraan Hewan.

I. Pengaturan Tanggung Jawab Melalui Kode Etik

Kode Etik Dokter Hewan akan mengatur Etika dalam hal :

1. Bagaimana berkomitmen terhadap profesi melalui citra diri yang bermartabat dan

kompeten.

2. Bagaimana berkomitmen dalam menangani dan memperlakukan hewan

(menegakkan kesejahteraan hewan / animal welfare).

3. Bagaimana membina hubungan keprofesian veteriner dengan sesama dokter hewan

/ sejawatnya.

Kode Etik Dokter Hewan Indonesia yang disahkan tahun 1994 walaupun belum

sempurna (perlu revisi) namun telah mengatur tiga hal tersebut di atas.

Tindakan Etikal Oleh Profesional Medik Veteriner

Ada 4 bidang khas keilmuan profesi Medik yang harus dijunjung tinggi dan tidak

secara sembarangan dialihkan tanggung jawab kewenangan dan penerapannya yaitu :

1. Bidang ilmu-ilmu Klinik.

2. Bidang Farmakologi Veteriner/Obat-obatan.

3. Bidang Pathologi.

4. Bidang Reproduksi.

Dalam pelaksanaan praktek,maka merupakan kombinasi dari 4 bidang ini.

Sedangkan bidang lainnya merupakan ilmu-ilmu dasar dan ilmu penunjang yang

berkembang melalui penelitian dan pengembangan teknologi.

Acuan Dasar Tindakan Profesional Medik Veteriner (Guide To Professional

Conduct)

Setiap Dokter Hewan perlu menyadari bahwa sebagai profesi yang berkeahlian

khusus dan berkewenangan medis, bilamana di dalam negaranya belum diatur dengan

kekuatan Undang-Undang, namun tetap harus tunduk kepada rambu-rambu

Page 15: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

15

Internasional profesi yang sama. Oleh karenanya setiap organisasi profesi sebagaimana

PDHI wajib menerbitkan pedoman ini yang juga kemudian juga wajib dipatuhi oleh

anggotanya.

Rambu-Rambu Etik Dalam Tindakan Profesional Medik Veteriner

1. Berkenaan memperlakukan hewan (tanggung jawab Kesrawan).

2. Berhubungan dengan pekerjaan profesinya.

3. Berkenaan dengan mempromosikan peran profesi veteriner kepada masyarakat.

4. Dalam periklanan layanan profesi medvet.

5. Berkenaan pengobatan (terapeutika), penggunaan obat-obatan, penjualan obat-

obatan maupun alat kesehatan.

6. Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi Medik Veteriner.

7. Dalam membina hubungan professional sesama profesi veteriner.

Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme dalam penyelesaian adanya

masalah hukum dan etik:

1. Praktek klinik dan konsultan klinik.

a. Dokter hewan di klinik berkewajiban untuk memberikan layanan yang up to

date (terkini), pengobatan yang terampil terhadap pasien dan layanan yang

efisien. Diperlukan adanya standard untuk tempat, peralatan, fasilitas dan SDM.

b. Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus memberikan kesan

yang profesional yang terlihat dari kemampuan yang harus di standard, meliputi

kemampuan bicara, kemampuan menjelaskan, perilaku dalam pelayanan dan

kepakaran yang memberi nilai positif kepada reputasi profesi.

c. Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi dokter hewan yang

dia pilih akan tetapi dokter hewan tidak berkewajiban untuk menerima klien

pada keadaan yang dapat menjelaskan dasar penolakan.

2. Dokter hewan dalam layanan publik (PNS).

a. Dokter hewan PNS mempunyai kewajiban – kewajiban kepada negara dengan

pedoman – pedoman kerja sesuai aturan pemerintah dan adanya aturan hukum

yang memayungi pekerjaannya.

Page 16: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

16

b. Para dokter hewan ini dapat mempunyai kewenangan – kewenangan dan

tanggung jawab yang harus dipahami dan dihargai oleh umumnya para dokter

hewan.

c. Hubungan antara dokter hewan PNS layanan publik dan dokter hewan lain

selaku sesama profesi haruslah berdasarkan kesejawatan profesi yang harmonis.

Dalam hal ini harus saling menginformasikan demi kepentingan keselamatan

dan kesehatan masyarakat.

d. Dalam melakukan layanan publik Drh PNS harus memiliki kompetensi yang

terakreditasi, tersertifikasi dan tunduk kepada rambu– rambu profesi veteriner.

3. Dokter hewan yang bekerja dalam industri atau bidang komersil.

a. Dokter hewan yang dipekerjakan atau menjadi karyawan diharuskan setia

kepada perusahaan / atasannya. Namun demikian mereka juga mempunyai

tanggung jawab untuk mempertahankan standard etik dan kewajiban–kewajiban

profesi untuk melawan setiap upaya yang meremehkan standard profesi yang

ada demi kepentingan perusahaan / komersial.

b. Dokter hewan bisa terpojok menjadi kambing hitam dalam permasalahan, oleh

karenanya dokter hewan berkewajiban menginformasikan dan menyarankan

informasi teknis yang terbaik kepada atasannya.

c. Dokter hewan di dunia pendidikan.

4. Dokter hewan pendidik mempunyai kewajiban khusus untuk memastikan baik

dengan mengarahkan maupun mencontohkan standard– standard tertinggi yang

etikal dalam memper-kenalkan dan mempertahankannya diseluruh aspek kegiatan

profesi.

5. Dokter hewan dalam penelitian.

Diseluruh bidang riset yang melibatkan hewan, setiap dokter hewan yang terlibat

harus berinisiatif untuk memastikan standard etik dan teknis yang tertinggi. Dokter

hewan yang melakukan bedah percobaan atau menyiapkan hewan coba harus

memastikan memiliki keterampilan bedah dan kompetensi yang memadai serta

memenuhi persyaratan hewan coba yang distandarkan

Page 17: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

17

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dokter hewan bukanlah sekedar pekerjaan melinkan suatu profesi. Seorang

profesional dituntut untuk memadukan tiga domain yaitu Penguasaan ilmu pengetahuan

(Knowledge), Keterampilan yang tinggi (Skill), dan Perilaku (Attitude) yang diperlukan

berkaitan dengan profesinya. Dua domain pertama akan menghasilkan medical

performance (prestasi medis) sedang domain ketiga domain ketiga menampilkan non

medical performance (prestasi non medis). Disisi lain pada era globalisasi menuntut

perubahan guna adaptasi persaingan ketat disegala bidang. Karenanya profesi dokter

hewan harus bertumpu pada landasan etika profesi yang kuat. Dalam menjalankan

pengabdiannya seseorang yang berlatar belakang profesi (dokter hewan) harus tunduk

kepada koridor kode etik profesi dan dan profesi dokter hewan harus memiliki standar

kompetensi yang disusun organisasi profesi. Jadi, performance kompetensi profesi akan

terkait dengan unsur-unsur lain yaitu perilaku (attitude), keterampilan (skill), keilmuan

(knowledge), tanggung jawab (responbility), mengedepankan nilai (accountability) serta

pengalaman (experience). Karena tuntutan-tuntutan tersebut seorang profesional (dokter

hewan) harus terus belajar mengikuti perkembangan ilmu dan zaman (long life education).

Page 18: Profesi Veteriner_Nur Alif Bahmid.docx

18

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2009. Visi Misi. (www.civas.net/id/content/visi-misi)

Akoso, B.T., 2005. Peran dan Posisi Profesi Dokter Hewan. Munas PDHI.:Jakarta

Anonim. 2010. Profesi Veteriner. (www.sumpahDokterHewan.html)

Anonim. 2011. Profesi Veteriner. (www.profesiveteriner.html )

Anonimus, 1994. Kode Etik Dokter Hewan Indonesia. Kongres XII PDHI: Surabaya

Bagja, W., 2005. Peningkatan Profesionalisme Dokter Hewan. Munas PDHI. Jakarta

Gunawan, 1992. Memahami Etika Kedokteran. Kanisius: Yogyakarta

http://fkh.ipb.ac.id/content.php?page=4&fak=11

http://pustakadokterhewan.wordpress.com/?s=peran+dokter+hewan

http://visionpress.wordpress.com/2010/05/08/kode-etik-veteriner

Hutabarat, Tri Satya Putri N. 2010. Peran dan Tantangan Dokter Hewan Dalam

Globalisasi Perdagangan. (www.blogveterinerku)

Miftahudin, Nanang. 2008. Peran Dokter Hewan. (www.vet-indo.com)

PDHI. 2010. Kode Etik Veteriner. (www.vet-indo.com).

Pradjodiharjo, Soedjasmiran, dkk. 2010. 100 Tahun Dokter Hewan Indonesia. PT. Gallus

Indonesia Utama : Jakarta.

www.ugm.ac.id/content.php?page=4&fak=11

Yudhabuntara, Doddi. 2008. Etika Profesi Veteriner.