31
2014

PROFIL 2014 .doc

Embed Size (px)

Citation preview

PROFIL

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak setiap warga Negara. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H telah menjamin hak tersebut sehingga upaya pemenuhan hak menndapatkan kesehatan merupakan prinsip dasar dari pembangunan kesehatan.

Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan secara serasi dan seimbang dengan pembangunan di bidang lain. Karenanya pembangunan kesehatan menyangkut seluruh segi kehidupan, baik fisik, mental dan sosial budaya. Dalam beberapa decade terakhir pembangunan kesehatan lebih diarahkan pada pengembangan dan perluasan jaringan dalam penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan. Perubahan pola penyakit menimbulkan permasalahan kesehatan yang ada semakin kompleks dan menimbulkan beban baru jika tidak diiringi dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

Upaya kesehatan lebih diarahkan pada kegiatan promotif dan preventif dengan melibatkan peran serta masyarakat yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang diharapkan adalah pelayanan yang bermutu, adil dan merata sesuai standar dan etika profesi serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dan memberi kepuasan kepada pelanggan serta dapat diakses seluruh penduduk.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah Sistem Informasi Kesehatan yang menjadi tulang punggung bagi pelaksanaan pembangunan kesehatan melalui penyediaan data dan informasi untuk perencanaan dan analisis yang mendukung penganggaran dan pengembangan sumber daya. Salah satu produk penting dari sistem kesehatan di puskesmas adalah Profil Kesehatan Puskesmas. Profil Kesehatan Puskesmas merupakan sarana penyedia data dalam rangka evaluasi pencapaian kegiatan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan Kementrian Kesehatan RI selama tahun yang bersangkutan dan sebagai sarana penyebarluasan informasi hasil pembangunan sektor kesehatan kepada masyarakat.

Profil kesehatan menyajikan data dan informasi yang dikemas dalam bentuk narasi disertai tabel untuk menjelaskan detil-detil tertentu. Data yang dikumpulkan berasal dari Laporan bulanan puskesmas, Badan Pusat Statistik, dan data-data lain yang dikumpulkan oleh puskesmas.I.2.TUJUAN

I.2.1. Tujuan Umum

Untuk memberikan gambaran pelayanan kesehatan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Pamolokan Kecamatan Kota Sumenep.I.2.2. Tujuan Khusus

a. Diperolehnya data umum dan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Pamolokan.b. Diperolehnya data upaya kesehatan di Puskesmas Pamolokan.

c. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program-program kesehatan di Puskesmas Pamolokan.

d. Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat kabupaten.

e. Memberikan data dan informasi dalam penyusunan rencana pembangunan kesehatan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Pamolokan.f. Memberikan analisa yang mendukung penyediaan dana atau anggaran untuk pembiayaan kesehatan.

g. Memberikan data dan informasi sebagai landasan pengembangan sumber daya di puskesmas.I.2.3.Visi Misi Motto dan Kebijakan Mutu Visi: Dengan pelayanan kesehatan prima menuju wilayah Puskesmas Pamolokan Sehat 2015Misi: 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan2. Mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Motto: Melayani dengan ikhlas dan sepenuh hatiKebijakan Mutu :

UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep berkomitmen untuk selalu melakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara berkelanjutan dengan berpijak pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, mengutamakan keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan, dengan cara :1. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.

2. Memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

3. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana sesuai standar.

4. Mengupayakan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dengan peningkatan program PHBS.BAB II

SITUASI UMUM DAN LINGKUNGAN

II.1.Luas Wilayah

UPT Puskesmas Pamolokan merupakan puskesmas di lingkungan perkotaan, berlokasi di Jalan K.H. Agus Salim no. 25 Pamolokan yang berada kurang lebih 1 km dari ibu kota kabupaten, berdekatan dengan kantor Kecamatan Kota Sumenep. Luas wilayah kerja UPT Puskesmas Pamolokan 18,74 km2 yang terbagi dalam wilayah dataran tinggi di sebelah utara dan dataran rendah di bagian selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Selatan: desa Kolor Kecamatan Kota Sumenep

Sebelah Timur : desa Marengan Laok Kecamatan Kalianget

Sebelah Utara: desa Tenonan Kecamatan Manding

Sebelah Barat: Kelurahan Kepanjin Kecamatan Kota Sumenep

II.2.Jumlah Desa

Wilayah kerja UPT Puskesmas Pamolokan meliputi 8 desa dan 1 kelurahan yang terbagi dalam 27 dusun, 148 RT dan 54 RW dengan rincian :Tabel II.2. Nama Desa, Jumlah Dusun, RT dan RW

No.Nama Desa/KelurahanJumlah DusunJumlah RTJumlah RW

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.Pajagalan

Pangarangan

Pabian

Kacongan

Bangkal

Parsanga

Marengan Daya

Paberasan

Pamolokan2

2

3

3

3

3

3

4

41215

23

7

10

26

11

13

315

5

6

3

5

9

4

6

11

Jumlah2714854

Semua desa yang ada di wilayah kerja puskesmas dapat dilalui dengan sarana transportasi darat kendaraan roda dua dan atau roda empat. II.3.Jumlah Penduduk

Keadaan penduduk wilayah kerja Puskesmas Pamolokan pada tahun 2014 sebanyak 39.639 jiwa terdiri dari 19.570 jiwa laki-laki dan 20.069 jiwa perempuan.Tabel II.3. Jumlah Penduduk Per Desa

No.DesaLaki-LakiPerempuanJumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.Pajagalan

PamolokanPangaranganPabianKaconganBangkalParsangaPaberasanMarengan Daya2.1513.9612.8612.7377891.2962.6452.0691.0612.2054.0622.9332.8078091.3292.7122.1221.0904.3568.023

5.794

5.544

1.598

2.625

5.357

4.191

2.151

JUMLAH19.57020.06939.639

II.4.Pemberdayaan Masyarakat

Wilayah kerja Puskesmas Pamolokan dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebesar 39.639 jiwa mempunyai jumlah peserta BPJS sebanyak 11.353 jiwa (28,64%) . Jamkesda 28.286 jiwa (71,36%). Peserta BPJS meliputi Polri, TNI, PNS, Pensiunan Polri, Pensiunan TNI, Pensiunan PNS, Jamsostek dan peserta Jamkesmas sedangkan pemegang kartu Jamkesda adalah masyarakat miskin yang mendapat subsidi dari Pemerintah Daerah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis di Puskesmas maupun di Rumah Sakit.

Keberhasilan pembangunan kesehatan di wilja Puskesmas Pamolokan tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Untuk itu berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat ditumbuhkembangkan, antara lain adalah posyandu balita yang berjumlah 48 buah, 6 posyandu lansia, 8 polindes, 4 ponkesdes dan 1 puskesmas pembantu sebagai kepanjangan tangan dari puskesmas.II.5.Data Sasaran Ibu dan Anak 1. Ibu hamil

: 6212. Ibu Hamil Resiko Tinggi(Risti)

: 1243. Ibu Bersalin/Ibu Nifas

: 5934. Bayi baru lahir (0 1 th)

: 5425. Neonatal Resiko Tinggi

: 826. Anak Balita

: 27547. APRAS (Anak Pra Sekolah)

: 11778. Balita (0 5 th)

: 27549. Sasaran PUS

: 1647410. Sasaran Peserta KB Aktif

: 11172BAB III

REALISASI KEGIATANIII.1.Kunjungan Puskesmas

Jumlah kunjungan puskesmas pada UPT Puskesmas Pamolokan pada tahun 2014 mencapai 19.417 kunjungan yang terdiri dari kunjungan rawat jalan baru sebesar 4.162 kunjungan (21,44%), kunjungan rawat jalan lama sebesar 15.082 kunjungan (77,67%) dan Rawat Inap 173(0,89%).

Tabel III.1.1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Tahun 2014No.Kunjungan Rawat JalanJumlahProsentase

1.Baru4.16221,44%

2.Lama15.08277,67%

3.Rawat Inap1730,89%

TOTAL19.417100 %

Grafik III.1.2.

Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Tahun 2014

Adapun jika dilihat dari jenis pengunjung puskesmas maka dari jumlah Adapun jika dilihat dari jenis pengunjung puskesmas maka dari jumlah kunjungan sebesar 19.417 tersebut, 4.193 (21,60%) merupakan pengunjung peserta BPJS, 14.979 (77,14%) pemegang kartu Jamkesda, 72 (0,37%) merupakan pengunjung Umum dan 173 (0,89%) merupakan pengunjung Rawat Inap. . Disini terlihat bahwa pengunjung Jamkesda masih merupakan pengguna layanan puskesmas yang terbanyak di UPT Puskesmas Pamolokan.Tabel III.1.2.Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Menurut Jenis Pengunjung No.Jenis PengunjungJumlahProsentase

1.Pesrta BPJS4.19321,60 %

2.Peserta Jamkesda14.97977,14 %

3.Peserta Umum720,37 %

4.Peserta Rawat Inap1730,89 %

Total19.417100%

Grafik III.1.2. belumJumlah Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Menurut Jenis Pengunjung

III.2.Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)

Pada kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) tercapai hasil cakupan Kunjungan pertama ibu hamil (K1 Murni) sebesar 97,58% (target 621 orang tercapai 606). Sedangkan cakupan kunjungan pertama ibu hamil tanpa melihat usia kehamilan (K1 Akses) tercapai 97,58% (target 621 orang tercapai 606). Jika dibandingkan dengan target SPM Kabupaten untuk tahun 2014 sebesar 94% berarti hasil kegiatan K1 sudah mencapai target. Hal ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya dimana capaian kegiatan K1 belum mencapai target SPM.

Dari kegiatan pelayanan ibu hamil K4 (pelayanan ibu hamil paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester 1, satu kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3) tercapai hasil 96,3% (target 621 orang tercapai 598) sedangkan target SPM adalah sebesar 94%. Berarti bahwa hasil kegiatan K4 bumil sudah mencapai target yang diharapkan.

Dari kegiatan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi (pelayanan linakes) tercapai 96,46% (target 593 orang tercapai 572) dimana target SPM adalah sebesar 95%, jadi hasil kegiatan linakes juga sudah mencapai target. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang semua ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan dan dikerjakan di fasilitas kesehatan agar jika proses persalinan mengalami kesulitan tidak terjadi keterlambatan rujukan dan kesulitan pada minimnya peralatan kesehatan serta obat-obatan.

Dari ketiga kegiatan pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan ibu bersalin (K1, K4 dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten) ternyata terdapat peningkatan cakupan pelayanan yang cukup bermakna dibandingkan tahun 2013. Selain itu sosialisasi kepada masyarakat juga sudah semakin meluas.

Dari kegiatan penanganan komplikasi kebidanan oleh tenaga kesehatan diperoleh hasil 52% (target 124 orang tercapai 64). Hal ini masih sangat jauh dari target SPM sebesar 80%. Ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab kegiatan ini masih belum mencapai target. Yang pertama, kemungkinan petugas kesehatan khususnya bidan sebetulnya sudah melaksanakan kegiatan tersebut namun tidak tercatat dan terlaporkan sehingga pada akhirnya cakupan program rendah. Pencatatan dan pelaporan yang kurang akurat ini bisa disebabkan karena bidan kurang memahami definisi operasional dari komplikasi kebidanan dan apa saja yang termasuk dalam penanganannya; sehingga hasil kerja bidan tidak dianggap sebagai penanganan komplikasi kebidanan dan akhirnya tidak dicatat/dilaporkan. Kemungkinan kedua, petugas kesehatan memang betul-betul tidak menemukan kasus komplikasi kebidanan (kasusnya jarang) sehingga cakupannya rendah. Oleh karena itu, dari dua kemungkinan tersebut Kepala Puskesmas telah memberikan arahan dan penyegaran tentang apa yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan dan bagaimana penanganannya. Penanganan komplikasi kebidanan sangat berpengaruh pada keselamatan persalinan dan pada gilirannya akan berperan dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Juga dengan adanya program P4K (Program Perencanan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) penanganan komplikasi kebidanan diharapkan akan meningkat sehingga ibu bersalin dapat melahirkan dengan aman dan selamat.

Dari kegiatan kunjungan neonatus lengkap (KN Lengkap) tercapai 105,72% (target 542 bayi tercapai 573) sedangkan target SPM adalah 90%. Jadi kegiatan pelayanan KN Lengkap sudah mencapai target. Sedangkan kegiatan kunjungan bayi paripurna didapat hasil sebesar 95,0% (target 542 bayi tercapai 515) sedangkan target SPM adalah 90% ; dengan kata lain sudah mencapai target. Dari kedua hasil kegiatan tersebut (KN Lengkap dan Kunjungan bayi paripurna) dapat disimpulkan bahwa walaupun cakupan kegiatan sudah mencapai target namun belum semua bayi setelah berumur 1 bulan atau lebih mendapatkan pelayanan kesehatan yang lengkap yang meliputi pemberian imunisasi dasar, stimulasi deteksi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Pamolokan tidak terjadi kematian ibu maternal dari seluruh persalinan yang ditolong petugas kesehatan di puskesmas. Keadaan ini berarti mempertahankan keadaan pada tahun 2013 dimana tahun 2013 juga tidak terjadi kematian maternal. Namun terdapat 2 (dua) kematian bayi baru lahir, yaitu di Desa Pangarangan dan desa Bangkal. Penyebab kematian bayi baru lahir tersebut adalah IUFD (Intra Uterine Fetal Death) karena prematurity dan IUFD dengan Preeklampsia atau Eklampsia. Sedangkan tempat kematian adalah di Rumah Sakit atau di Klinik Bersalin.

Seluruh kegiatan yang diuraikan di atas, yaitu pelayanan K1, K4, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten, penanganan komplikasi kebidanan, KN Lengkap, maupun kunjungan bayi paripurna secara simultan akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan ibu dan anak yang salah satu indikatornya adalah Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dan peningkatan derajat kesehatan Ibu serta penurunan Angka Kematian Bayi merupakan tujuan / goal ke-4 dan ke-5 dari Millenium Development Goals (MDGs) yang ingin dicapai pada tahun 2015.

Pada kegiatan pelayanan Keluarga Berencana (KB) didapat hasil untuk pencapaian jumlah peserta KB Aktif sebesar 25,47% dari target SPM sebesar 70% (target 11172 peserta baru tercapai 2846). Ini merupakan penurunan cakupan yang cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya (2013) dimana tercapai 86,46%. Jika jumlah peserta KB Aktif belum sesuai dengan yang diharapkan maka akan berpengaruh pada keberhasilan program KB dan selanjutnya dikhawatirkan pertumbuhan jumlah penduduk akan sulit dikendalikan.III.3.Pelayanan Gizi

Dari jumlah sasaran bayi dan balita yang ada sebanyak 2754 orang (S = 2587 orang) didapat hasil kegiatan jumlah yang ditimbang (D) rata-rata setiap bulannya sebanyak 2.229 orang atau 86,16%. Indikator D/S ini menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat terhadap program penimbangan balita di posyandu/sarana kesehatan. Sedangkan balita yang naik berat badannya saat ditimbang (N) sebesar 1.805 orang. Jika dilihat balita yang naik berat badannya dibandingkan dengan balita yang ditimbang (N/D) pencapaiannya sebesar 80,98%, sedangkan target SPM adalah 80%. Dengan kata lain kegiatan N/D melebihi target. Indikator N/D adalah indikator yang mencerminkan tingkat pertumbuhan balita.

Selanjutnya dari jumlah balita yang ada didapatkan 17 orang berat badannya dibawah garis merah (balita BGM) atau 0,62%. Balita BGM adalah sasaran yang harus mendapatkan penanganan secepatnya oleh petugas kesehatan agar tidak sampai berlanjut menjadi kasus Gizi Buruk. Oleh karenanya petugas kesehatan melakukan intervensi dengan memberikan bantuan makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk membantu memulihkan kesehatan bayi/balita tersebut bagi bayi/balita yang termasuk keluarga miskin, maupun intervensi dengan cara pemantauan/kunjungan rumah, konseling, memberikan tambahan pengetahuan dan motivasi kepada orang tua atau pengasuh bayi/balita yang bukan termasuk keluarga miskin. Menurut target SPM semua bayi balita BGM yang berasal dari keluarga miskin harus mendapatkan makanan tambahan (MP- ASI) dan jumlah bayi/balita BGM tidak boleh lebih dari 13%. (BELUM)

Dari kegiatan pemberian kapsul Vitamin A 2 kali setahun pada anak balita didapat hasil cakupan sebesar 90,8% (target 2087 tercapai 1895 anak) atau belum mencapai target SPM sebesar 92%. Sedangkan dari kegiatan pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan didapat hasil cakupan 96,97% (target 561% tercapai 544), hasil ini melebihi target SPM sebesar 92%. III.4.Pelayanan Imunisasi

Dari kegiatan imunisasi secara keseluruhan hasilnya menunjukkan angka yang cukup baik (memenuhi target) dengan rincian sebagai berikut :1. Cakupan HB0, BCG, Polio-1 dan DPT/HB-1

Cakupan HB0 adalah 103,14% (target 542 bayi tercapai 559), cakupan BCG sebesar 87,64% (target 542 tercapai 475), cakupan Polio-1 sebesar 104,24% (target 542 tercapai 565), dan DPT/HB-1 sebesar 87,27% (target 542 tercapai 473). Cakupan HB0, BCG, Polio-1 dan DPT/HB-1 merupakan indikator kontak pertama pelayanan imunisasi atau akses masyarakat terhadap pelayanan imunisasi dimana targetnya adalah 95%.2. Cakupan Polio-2 dan DPT/HB-2

Cakupan pelayanan imunisasi Polio-2 dan DPT/HB-2 masing-masing sebesar 103,51% (target 542 tercapai 561) dan 111,99% (target 542 tercapai 607) atau sudah mencapai target minimal yaitu 95%.3. Cakupan Polio-3 dan DPT/HB-3

Cakupan pelayanan Polio-3 dan DPT/HB-3 masing-masing sebesar 111,07% (target 542 tercapai 602) dan 86,35% (target 542 tercapai 468) atau sudah di atas target minimal yaitu 95%.4. Cakupan Polio-4 dan CampakCakupan pelayanan Polio-4 dan Campak masing-masing sebesar 103,88% (target 542 tercapai 563) dan 100,74% (target 542 tercapai 546) atau sudah melebihi target minimal yaitu 95%. (BAWAH BLUM)

Dari hasil capaian program imunisasi ini terdapat 6 desa di wilayah kerja Puskesmas Pamolokan yang telah mencapai target yang ditetapkan (desa UCI) yaitu Kelurahan Pajagalan, desa Pamolokan, desa Marengan Daya, desa Paberasan, desa Parsanga dan desa Kacongan sedangkan 3 desa di wilja Puskesmas Pamolokan masih belum mencapai UCI yaitu desa Pangarangan, desa Pabian, dan desa Bangkal. Diharapkan dengan cakupan imunisasi yang tinggi semua anak dapat terlindungi dari ancaman penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu penyakit TBC, Polio, Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus, dan Campak. Namun pada kenyataannya, pada tahun 2014 masih terdapat 1 kasus penyakit Difteri di desa Pamolokan. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor, misalnya anak yang bersangkutan tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap atau potensi vaksin yang ada kurang adekuat sehingga anak masih dapat terjangkit penyakit. III.5.Upaya Pengendalian Masalah Kesehatan

Yang termasuk dalam upaya pengendalian masalah kesehatan antara lain adalah penemuan dan pengobatan penyakit TBC, Kusta, Pneumonia, Diare, Demam Berdarah Dengue (DBD), kegiatan surveilans, penanganan desa/kelurahan yang mengalami KLB dan lain-lain.

Pada tahun 2014 tercatat jumlah total penderita TB yang diobati sebanyak 62 orang yang terdiri dari penderita BTA (+) positif 20 orang, penderita BTA (negatif) Rontgen (positif) 27 orang dan penderita TB BTA (+) yang kambuh sebanyak 1 orang. Sedangkan target pengobatan penderita TB BTA (+) baru adalah 38 orang atau mencapai 52,63% (target 38 tercapai 20). Angka cakupan tersangka TB (Suspect) yang diperiksa mencapai 124 orang atau 32,38% dari sasaran 383 orang. Keadaan ini berarti juga belum mencapai target. Pada tahun 2014 dijumpai jumlah penderita kambuh yang diobati dengan OAT Kategori 2 yaitu dari 1 orang penderita. Hal ini ada beberpa kemungkinan; yang pertama dengan adanya peningkatan kinerja petugas dalam mencari, menemukan dan mengobati penderita TB kategori 2. Kemungkinan kedua, adalah bertambahnya jumlah penderita TB yang mengalami kekambuhan. Jika kemungkinan kedua ini yng terjadi, maka harus diwaspadai adanya kemungkinan semakin banyaknya kasus resisten/kebal (Multi Drug Resistance = MDR) pada penderita TB Paru. Bertambahnya kasus MDR berarti akan menambah faktor penyulit dan biaya dalam pengobatan penyakit TBC. Selain itu penderita TB yang MDR merupakan sumber penularan yang sangat berbahaya karena berpotensi menularkan kuman TBC yang resisten terhadap pengobatan. Oleh karenanya kasus MDR harus dicegah seminimal mungkin dengan berbagai macam cara, antara lain promosi dan sosialisasi tentang penyakit TBC pada masyarakat luas, pola hidup PHBS, mencegah kekambuhan dan drop out (mangkir) pada penderita TB yang berobat ke Puskesmas dengan mengawasi secara ketat keteraturan berobat dan kelengkapan waktu berobat.

Tabel III.5. Jumlah Penderita TB Menurut Hasil Pemeriksaan Dahak

Tahun 2014No.Hasil Pemeriksaan DahakJumlah PenderitaProsentase (%)

1.BTA (+) Positif21

2.BTA (-) Negatif Rontgen Positif27

3. BTA (+) Positif Kambuh1

4.TB Extra Paru13

TOTAL62100

Grafik III.5. Jumlah Penderita TB Menurut Hasil Pemeriksaan Dahak

Tahun 2014

Kabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang mempunyai angka prevalensi penderita kusta tinggi. Namun di wilja Puskesmas Pamolokan jumlah penderita kusta yang ditemukan dan diobati sepanjang tahun 2014 hanya sebanyak 1 orang di desa Pabian yang merupakan penderita kusta tipe MB (basah). Hal ini dapat disebabkan karena kegiatan penemuan yang masih kurang atau memang jumlah penderita kusta di wilja Puskesmas Pamolokan hanya sedikit. Untuk menambah penemuan penderita, pada tahun 2014 telah dilaksanakan kegiatan Rapid Village Survey (RVS) dimana dalam kegiatan ini petugas kesehatan berusaha mencari dan menemukan penderita kusta dengan terjun langsung ke desa-desa, dengan dibantu oleh tenaga kader kesehatan. Orang-orang yang mempunyai bercak di kulit yang mati rasa dikumpulkan dan diperiksa langsung oleh petugas kesehatan. Jika hasil pemeriksaan ternyata kusta maka penderita langsung ditangani dan diberi pengobatan.

Dari kegiatan penemuan dan pengobatan Diare dicapai hasil 946 orang yang ditangani atau 37,50% (sasaran 3889 tercapai 946). Perkiraan jumlah penderita diare dalam populasi adalah 10% x angka kesakitan x jumlah penduduk atau sejumlah 3889 orang. Jadi pelayanan diare belum mencapai target yang ditentukan yaitu 80%.

Sepanjang tahun 2014 tercatat 20 orang penderita Demam Berdarah Dengue yang ditemukan dan ditangani oleh Puskesmas atau cakupan 100%. Dibandingkan dengan tahun 2013, kasus DBD yang terjadi pada tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup bermakna dimana pada tahun 2013 terjadi 36 kasus DBD yang ditemukan dan ditangani. Selama ini kasus DBD memang masih banyak terjadi di wilja Puskesmas Pamolokan. Hal ini dapat disebabkan karena Puskesmas Pamolokan merupakan puskesmas yang terletak di wilayah perkotaan yang merupakan habitat alamiah dari nyamuk penyebab DBD. Selain itu penduduk di wilayah perkotaan umumnya memiliki mobilitas yang tinggi yang mempermudah penularan penyakit ini. Secara umum, di Kabupaten Sumenep terjadi peningkatan jumlah penderita DBD sepanjang tahun 2014. Upaya promotif dan preventif yang telah dilakukan Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk mengendalikan penyebaran penyakit DBD ini adalah mengadakan pertemuan kader Jumantik di Puskesmas; yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) oleh kader Jumantik dan petugas Puskesmas. Selain itu Puskesmas juga terus menghimbau masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing secara teratur minimal setiap minggu sekali. Upaya preventif lainnya adalah melakukan fogging fokus pada daerah terjangkit dalam radius 100 meter.

Pada tahun 2014 masih terjadi 1 kasus penyakit yang berpotensi KLB/Wabah yaitu penyakit Difteri di desa Pamolokan. Adanya kasus berpotensi KLB harus segera mendapat penanganan dalam waktu kurang dari 24 jam dan petugas puskesmas telah melakukan langkah-langkah penanganan agar kasus tersebut tidak menyebar ke daerah yang lebih luas, antara lain adalah dengan melakukan kegiatan pelacakan dan penanganan/rujukan kasus, penelusuran kontak penderita, pengambilan bahan sampel untuk pemeriksaan laboratorium, pemberian antibiotika profilaksis kepada kontak penderita, pencatatan dan pelaporan dan pengiriman sampel ke Surabaya. Selain itu melalui koordinasi dengan petugas promosi kesehatan diadakan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungan sekitar kasus.III.6. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu bagian dari kegiatan promotif dan preventif yang dilaksanakan oleh puskesmas. Ini merupakan salah satu indikator pencapaian SPM Bidang Kesehatan yang ditunjukkan dengan cakupan desa siaga aktif sebesar 70%. Seluruh desa di wilja Puskesmas Pamolokan telah berbentuk desa siaga dalam tahap Tumbuh termasuk kategori desa siaga aktif. Diharapkan pada tahun yang akan datang ada peningkatan jumlah desa siaga aktif sesuai target SPM yaitu 80%.

Terkait dengan tujuan ke-7 MDGs, yaitu kelestarian lingkungan hidup, Puskesmas Pamolokan terus berusaha melakukan sosialisasi dan mengembangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat, khususnya di tatanan Rumah Tangga, Tempat Kerja, Tempat-Tempat Umum, maupun di tatanan-tatanan lainnya.III.7.Upaya Kegiatan Inovatif (BELUM)

Pada tahun 2014 Puskesmas Pamolokan mendapat kesempatan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan melakukan proses untuk mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008. Hal ini tentunya bukan merupakan sebuah proses yang mudah karena memerlukan banyak hal diantaranya adalah yang menyangkut 3 M (Man, Money, Material). Rangkaian kegiatan dalam proses ISO tersebut secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.Penunjukan Puskesmas Pamolokan menjadi Puskemas ISO 9001 : 2008 oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep.

Berdasarkan surat Kepala Dinas Kesehatan Kab. Sumenep nomor : 188/1011/KEP/435.013/2011 tentang Penetapan Puskesmas Pamolokan menjadi Puskesmas ISO 9001 maka Puskesmas Pamolokan mulai melakukan persiapan-persiapan yang dibutuhkan.

2.Melakukan sosialisasi kepada seluruh staf puskesmas tentang ISO 9001 : 2008 untuk mendapatkan dukungan dan komitmen dari seluruh staf.

3.Pelatihan Perancangan dan Pengembangan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008 untuk seluruh staf di Puskesmas Pamolokan. Pelatihan ini diadakan oleh Badan Worldwide Quality Assurance (WQA) Indonesia sebagai konsultan/pendamping yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Kab. Sumenep.

4.Pembentukan Tim ISO 9001 : 2008 di Puskesmas.

Melalui surat Kepala Puskesmas Pamolokan tanggal 28 September 2011 nomor: 188/210/KEP/435.102.102/2011 tentang Pembentukan Tim Manajemen Mutu Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep, ditetapkan susunan Tim ISO di Puskesmas; dimana sebagai Ketua Tim (Management ssurance (Representative) adalah Sdr. Baharudin Mutheri, Skep. Ns dan Penanggung Jawab (Top Management) adalah Kepala Puskesmas Pamolokan.

5.Perancangan dan Pengembangan SMM ISO 9001 : 2008 :

a.Penetapan Visi Misi Kebijakan Mutu

b.Pembuatan Manual Mutu

c.Penetapan Sasaran Mutu

d.Pembuatan Prosedur Kerja

e.Pengesahan dan Distribusi

6.Penerapan SMM ISO 9001 : 2008 di Puskesmas.

Penerapan di Puskesmas ini mulai dilaksanakan sejak tanggal 10 Oktober 2011 sebagai starting point.

7.Pelatihan dan Penerapan Audit Internal ISO

Sebelum dilaksanakan pelatihan, Kepala Puskesmas sebagai Top Management membentuk Tim Auditor Internal, yaitu dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pamolokan nomor: 188/211/435.102.102/2011 tanggal 2 November 2011 tentang Tim Auditor Internal ISO 9001 : 2008. Tim ini selanjutnya dilatih di Puskesmas oleh PT. Surveyor Indonesia pada tanggal 1-2 November 2011.8.Pelaksanaan Audit Internal

Pada hari Senin tanggal 28 November 2011 Tim Audit Internal melakukan Audit di masing-masing Pokja sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditentukan. Hasil dari Audit Internal ini kemudian dipresentasikan untuk mendapat tanggapan dari Auditee (yang diaudit) dan langkah-langkah perbaikan selanjutnya.

9.Tinjauan Manajemen

10.Audit Sertifikasi

Audit Sertifikasi dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2012 oleh Worldwide Quality Assurance (WQA) Indonesia, menghasilkan beberapa temuan audit yang harus segera ditindaklanjuti dan diperbaiki agar sertifikat ISO dapat diterbitkan.

11.Penerbitan Sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk Puskesmas Pamolokan

Puskesmas Pamolokan akhirnya berhasil mendapatkan Sertifikat ISO 9001 : 2008 pada tanggal 11 Januari 2012. Sertifikat ini berlaku selama 3 tahun, namun setiap tahunnya akan selalu ditinjau melalui kegiatan Surveilance ISO sehingga Puskesmas senantiasa dituntut untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanannya dan Dinas Kesehatan Kab. Sumenep sangat diharapkan untuk dapat terus memberikan dukungan ke Puskesmas, terutama yang terkait dengan peningkatan dan pemenuhan sarana prasarana, sumber daya manusia yang kompeten serta bimbingan teknis.

BAB IV

SUMBER DAYA KESEHATANIV.1.Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Pamolokan dan jaringannya pada tahun 2014 sebanyak 56 orang dengan rincian sebagai berikut:

1. Dokter Umum

: 12. Dokter Gigi

: 1

3. Bidan Induk

: 44. Bidan Desa

: 105. Perawat Puskesmas

: 76. Perawat Pustu

: 2

7. Perawat Ponkesdes

: 48. Perawat Gigi

: 1

9. Pelaksana Gizi

: 210. Analis Laboratorium

: 111. Ass Apoteker

: 112. Juru Imunisasi

: 2

13. Petugas Promosi Kesehatan

: 214. Petugas Sanitarian

: 115. Tenaga Administrasi

: 1616. Penjaga/juru layan

: 1

Dari seluruh tenaga yang ada tersebut, apabila dibandingkan dengan Standar Ketenagaan sesuai Buku Pedoman Standar Puskesmas Provinsi Jawa Timur tahun 2010 ternyata masih terdapat beberapa kesenjangan, baik dalam hal jumlah tenaga maupun standar kompetensi jabatan. Misalnya :

a.Puskesmas Pamolokan belum memiliki seorang tenaga Sanitarian dengan latar belakang pendidikan DIII Kesehatan Lingkungan, sedangkan upaya Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari upaya pelayanan kesehatan yang bersifat wajib; sehingga keberadaan seorang tenaga Sanitarian sesungguhnya mutlak diperlukan. Saat ini upaya kesehatan lingkungan dilaksanakan oleh seorang staf puskesmas yang bertugas rangkap sebagai tenaga Promosi Kesehatan dengan latar belakang pendidikan SMA yang sudah mendapat pelatihan fungsional tenaga Promkes.b.Jumlah tenaga perawat di Puskesmas belum memenuhi standar untuk Puskesmas dengan Rawat Inap. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam mengatur tugas jaga perawat untuk Rawat Inap di Puskesmas.

Berdasarkan data jumlah dan kompetensi tenaga tersebut, Kepala Puskesmas telah melakukan analisa dan usulan kebutuhan tenaga sesuai dengan Buku Pedoman Standar Puskesmas Provinsi Jawa Timur tahun 2010 kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep sebagai berikut :

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA (SDM)

UPT PUSKEMAS PAMOLOKAN TAHUN 2014NO.JENIS PEKERJAANSTANDAR

YANG ADAUSULAN KEBUTUHAN /

KETERANGAN

KOMPETENSIJUMLAH

1.Ka. PuskesmasS1 Kesehatan11, S1 Kes-

2.Ka. Tata UsahaS111, SMAPeningkatan kompetensi, pelatihan

3.Perencanaan/RR/EvaluasiD3 Kesehatan11, SKM-

4.Bendahara & Urusan UmumSMEA/SMK/ SMA1-

(tugas rangkap)1

5.Asuransi KesehatanD31-1

6.SopirSMA1-1

7.Penjaga PuskesmasSMP1- 1

8.Petugas KebersihanSMP111

9.Promosi KesehatanD3 Kesehatan11, SMAPeningkatan kompetensi, pelatihan

10.Kesehatan LingkunganD3 Kesling11 (D1 Kesling)-

11.Pencegahan Pemberantasan PenyakitD3 Kesehatan1-

(tugas rangkap)1

12.ImunisasiD3 Perawat/Bidan12, SMAPeningkatan kompetensi

13.SurveilanceD3 Perawat/Bidan1-

(tugas rangkap)-

14.KIAD3 Kebidanan11-

15.GiziD3 Gizi12-

16.Poli UmumDr. Umum

Perawat1

217 (tugas

rangkap)

-

-

17.Poli GigiDr. Gigi

Perawat Gigi1

11 (Kapus)11-

18.Poli KIAD3 Kebidanan14-

19.UGDKoordinator

D3 Perawat1

81

6 (tugas rangkap)-

20.Kamar obatD3 Farmasi

SMA 1

11 (Asist. Apotkr)

2-

-

21.LaboratoriumD3 Analis Medis11-

22.LoketD322, SMAPeningkatan kompetensi

23.Rawat InapDokter Umum

Koord. Perawat

Staf Perawat1

1

8-1(merangkap Poli Umum)

16-

--

JUMLAH STANDAR4546

IV.2.Sarana Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat

Sarana kesehatan dan peran serta masyarakat yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan di Puskesmas adalah sebagai berikut :1. Puskesmas

: 1

2. Puskesmas Pembantu

: 1

3. Polindes

: 84. Ponkesdes

: 45. Praktek Bidan Swasta

: 11

6. Praktek Dokter Swasta

: 10

7. Posyandu Balita

: 48

8. Posyandu Lansia

: 69. Kader Kesehatan

: 18510. Dukun Bayi

: ....11. Kader Lansia

: 15BAB V

KESIMPULAN

Dari seluruh paparan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Berbagai upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas pada hakekatnya adalah kesatuan dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang saling berkaitan, saling mempengaruhi dan saling mendukung dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Keberhasilan yang telah diraih oleh Puskesmas Pamolokan pada tahun 2014 antara lain adalah :

a. Pencapaian target KIA dan KB (K1, K4, persalinan nakes, Cakupan Bayi, Nifas) sesuai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2014b. Pencapaian target program imunisasi sebesar lebih dari 90% untuk semua Antigen

c. Penanganan desa/kelurahan terjangkit KLB dalam waktu kurang dari 24 jam sebesar 100% sesuai target SPMd. Dapat mempertahankan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008

e. Peringkat I pada Evaluasi Kinerja Aparatur di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk kategori UPT Puskesmas.3. Selain keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan pembenahan yaitu :a. Pencapaian hasil kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, khususnya Pengobatan TB dan Kusta masih belum mencapai target sesuai SPM.

b. Masih terjadi kasus penyakit yang berpotensi KLB/Wabah yaitu difteri di wilja Puskesmas Pamolokan.

c. Diperlukan kerja keras dan upaya yang terus menerus untuk akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) demi tercapainya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak sesuai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.d. Sumber daya yang ada di puskesmas yang berupa sumber daya manusia, sarana dan prasarana puskesmas masih belum sepenuhnya sesuai dengan standar yang diharapkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Sumenep, 25 Januari 2015

Mengetahui

Kepala UPT Puskesmas Pamolokan

Kec. Kota Sumenep

Drg. DELA MAULANA A,M Si

Penata TK I

NIP. 19790101 200604 1 033 EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

2014

PROFIL

UPT. PUSKESMAS PAMOLOKAN

_1411107612.

_1482558909.

_1411109017.

_1358262456.