Upload
lilzahwa
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Profil Bantul 2012
1/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 1
Bab 1Pendahuluan
isi pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul adalah Masyarakat
Sehat yang Mandiri. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh
upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non
kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat dandikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk
penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna
pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan.
Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil
Kesehatan Kabupaten Bantul yang merupakan gambaran situasi kesehatan di
wilayah Kabupaten Bantul dan diterbitkan setiap tahun. Setiap edisi memuat
berbagai data dan informasi tentang kesehatan dan data pendukung lain yangberhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas
kesehatan, pencapaian program-program kesehatan dan keluarga berencana.
Dengan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2012 ini
dapat dilihat gambaran situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian,
status gizi, angka kesakitan), Upaya Kesehatan (pelayanan kesehatan, akses
dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan
lingkungan), Sumber Daya Kesehatan (sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan) di Kabupaten Bantul Tahun 2011. Semua informasi yang
terangkum dalam dokumen Profil Kesehatan tersebut dipergunakan dalam
rangka proses perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi pencapaian
pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul pada Tahun 2012, serta
pembinaan dan pengawasan program di bidang kesehatan.
Sistematika Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2012 adalah sebagai
berikut :
V
7/22/2019 Profil Bantul 2012
2/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 2
Bab 1 Pendahuluan.
Bab ini menyajikan maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan
Kabupaten Bantul, serta sistematika penyajiannya diuraikan secara ringkas
Bab 2 Bantul Projo Tamansari
Bab ini menyajikan gambaran umum Kabupaten Bantul yang meliputi keadaan
geografi, batas wilayah, cuaca, keadaan penduduk dan tingkat pendidikan
Bab-3 : Bantul Sehat
Bab ini berisi uraian mengenai indikator angka kematian, angka kesakitan, dan
angka status gizi masyarakat.
Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan (kesehatan ibu, kesehatan
anak, perbaikan gizi masyarakat, imunisasi, kesehatan usila dan pra usila,
keluarga berencana, kejadian luar biasa, pelayanan kesehatan masyarakat
miskin), akses dan mutu pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dan
kesehatan lingkungan
Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini berisi uraian mengenai tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan
sarana kesehatan.
Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2011, serta
hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul untuk mencapai Masyarakat
Bantul Sehat Yang Mandiri.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kabupaten Bantul dan 79
tabel data
7/22/2019 Profil Bantul 2012
3/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 3
Bab 2Bantul Bumi Projo Tamansari
2 . 1 . K o n d i s i G e o g r a f i s
abupaten Bantul merupakan salah satu dari lima Kabupaten yang
ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah
seluruhnya mencapai 506,9 Km2 dan merupakan 15,91% dari
seluruh luas wilayah Propinsi DIY.
Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah Propinsi DIY, yaitu antara
07o 4404 08o00 27 LS dan 110o12 34 110o31 08 BT.
Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bantul
Peta diatas menunjukkan batas wilayah administrasi Kabupaten Bantul, di
sebelah Utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman,
sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah Selatan
K
7/22/2019 Profil Bantul 2012
4/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 4
berbatasan dengan Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Kulon Progo.
Kontur geografis meliputi dataran rendah pada bagian tengah, perbukitan
pada bagian Timur dan Barat, dengan bentang alam relatif membujur dari Utara
ke Selatan. Tata guna lahan yaitu Pekarangan 36,16 %, Sawah 33,19 %,
Tegalan 14,90 % dan Tanah Hutan 3,35 %. Kabupaten Bantul tergolong wilayah
yang rawan bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, tsunami
dan bencana akibat dampak dari letusan gunung Merapi.
Kabupaten Bantul beriklim Tropis, yang mempunyai dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan, dengan Temperatur rata-rata 22 o C 36o C.
Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan, yang terdiri dari
75 desa dan 933 dusun. Kecamatan yang paling jauh adalah Kecamatan Dlingo
dengan jarak sekitar 30 Km dari Ibukota Kabupaten, yang wilayahnya merupakan
perbukitan dan berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul.
2.2. Demografi
Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul dilaporkan bahwa jumlah
penduduk Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sebanyak 921.263 jiwa, denganjumlah penduduk Laki-laki sebanyak 459.459 jiwa dan jumlah penduduk
Perempuan sebanyak 461.804 jiwa. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul
rerata 1.818 orang per Km2, dengan wilayah kecamatan yang mempunyai
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Banguntapan yaitu sebesar
4.301 jiwa per Km2. Sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah
Kecamatan Dlingo yaitu sebesar 638,39 jiwa per Km2.
Piramida Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2011 di bawah ini
menjelaskan jumlah penduduk terbanyak adalah golongan usia 25-29 tahun,terdapat pada penduduk berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Rasio
Beban Tanggungan adalah 47,19 % dan Rasio Jenis Kelamin adalah 0,99.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
5/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 5
Jumlah penduduk miskin yang dilaporkan di Kabupaten Bantul pada
tahun 2011 yang telah memiliki kartu Jamkesmas sejumlah 222.987 jiwa atau
sebesar 24,2 % dari total penduduk Kabupaten Bantul.
Gambar 3
7/22/2019 Profil Bantul 2012
6/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 6
Bab 3Bantul Sehat
antul Sehat ditunjukkan dengan suatu indikator status kesehatan, yaitu
Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo), Angka Kematian, Angka
Kesakitan dan Angka Status Gizi. Gambaran Bantul Sehat dari
berbagai data dan informasi yang dilaporkan adalah sebagai berikut
3.1. Umur Harapan Hidup
Penghitungan Umur Harapan Hidup (UHH) Waktu Lahir di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2010 adalah 71,31 tahun (BPS Kabupaten Bantul, 2011),
sedangkan UHH (Eo) di DIY adalah 73,2 tahun (BPS Provinsi DIY, 2011).
Umur harapan hidup di Kabupaten Bantul cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. Pada Tahun 2008, UHH sebesar 71,11 tahun dan Tahun 2009
yaitu 71,21 tahun. Peningkatan UHH ini dipengaruhi oleh multifaktor, antara lain
faktor kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya. Peran
faktor kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian,
perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat.
3.2. Angka Kematian
3.2.1. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Angka kematian ibu pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibanding
pada tahun 2010 yaitu 82,07/100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2010 menjadi
111,2/100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2011. Target AKI tahun 2011 adalah
100/100.000 Kelahiran Hidup.
B
7/22/2019 Profil Bantul 2012
7/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 7
Grafik 1. Angka Kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran Hidup Di KabupatenBantul Tahun 2006-2011
84
47,14
140,13
158,29
82,1
111,2
74 74 70 7065
100110 110 110 110 110
125 125 125 125 125 125
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2006 2007 2008 2009 2010 2011
AKI Bantul Target Bantul Target DIY Target Nasional
Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa penyebab
kematian ibu pada Tahun 2011 adalah Pre Eklampsia Berat (PEB) sebanyak
26,7 % (4 kasus), pendarahan sebesar 20 % (3 kasus), dan 13,3 % akibat emboli
air ketuban (2 kasus), sedangkan sisanya 6 kasus disebabkan karena penyebab
tidak langsung seperti DM, gangguan jiwa, stroke, kelainan jantung, dan lain-lain.
Grafik 2. Penyebab Kematian Ibu Tahun 2011.
26%
19%
13%7% 7%
7%
7%
7%
7%
PEB Pendarahan Emboli Air Ketuban
Pre Eklamsia Berat DM Gangguan Jiwa
Stroke Kelainan Jantung Lain-Lain
Penyebaran kasus kematian ibu di Kabupaten Bantul terjadi pada
beberapa wilayah kecamatan, dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan terjadi
di Kecamatan Jetis dan Kasihan masing-masing 3 kasus.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
8/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 8
Grafik 3. Penyebaran Kasus Kematian Ibu Tahun 2011
13%
7%13%7%
7%
7%7%
19,5%
19,5%
kasihan sewon banguntapan pleret imogiri
jetis bantul bambanglipuro sanden
3.2.2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi pada Tahun 2011 sebanyak 8,5/1.000 Kelahiran
Hidup, mengalami penurunan dibanding Tahun 2010 9,8/1.000 Kelahiran Hidup.
Perkembangan angka kematian bayi di Kabupaten Bantul dari Tahun 2006
sampai dengan 2011 disajikan pada grafik 4 berikut ini.
Grafik 4. Angka Kematian Bayi per 1.000 KH Kab Bantul Tahun 2006 - 2011
9,8 7,6913,23 11,8 9,8 8,5
0
10
20
30
40
50
60
70
2006 2007 2008 2009 2010 2011
AKB Target Bantul Target DIY Target Nasional
Grafik diatas menunjukkan kecenderungan penurunan Angka Kematian
Bayi secara signifikan pada empat tahun tahun terakhir. Bahkan Kabupaten
Bantul sudah bisa melampaui target MDGs untuk Angka Kematian Bayi pada
tahun 2015 ditargetkan 16 per 1000 kelahiran hidup.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
9/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 9
Gambar 4.
Kasus kematian bayi terjadi hampir di semua wilayah kecamatan di
Kabupaten Bantul. Kecamatan dengan kematian bayi tertinggi yaitu di wilayah
Kecamatan Banguntapan dengan 19 kasus dan Kecamatan Jetis dengan 15
kasus.
Grafik 5. Penyebab Kematian Bayi Tahun 2011
33
28
20
7
5
2
3
1
2
2
3
2
1
0 5 10 15 20 25 30 35
BBLR
Kelainan Bawaan
Aspeksia
Lain-lain
Pneumonia
Kejang
Aspirasi
Bayi Besar
Diare
Infeksi
Sepsis
Meningo Ecenpalitis
Ikterik
7/22/2019 Profil Bantul 2012
10/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 10
3.2.3. Angka Kematian Balita
Kasus kematian balita pada Tahun 2011 sebanyak 136 Balita atau 10,1
permil, dengan jumlah kematian Balita terbesar di wilayah Kecamatan
Banguntapan dan Jetis. Selengkapnya penyebaran kasus kematian balita di
Kabupaten Bantul tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5
3.3. Angka Kesakitan
3.3.1. Pola Penyakit
Penyakit menular yang selalu masuk dalam sepuluh besar penyakit
(Puskesmas) selama beberapa tahun terakhir adalah influensa, penyakit saluran
nafas (diantaranya Pneumonia), dan diare.
Pola kunjungan rawat jalan Puskesmas dari tahun ke tahun menunjukkan
pola yang hampir sama. Beberapa catatan penting dikaitkan dengan kunjungan
rawat jalan di Puskesmas adalah munculnya berbagai penyakit tidak menular
yang semakin tinggi. Hipertensi dan diabetes mellitus merupakan penyakit yang
memperlihatkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Sepuluh besar penyakit yang dilaporkan Puskesmas di Kabupaten Bantul
tahun 2011 disajikan pada gambar di bawah ini.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
11/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 11
Grafik 6. Distribusi 10 Besar Penyakit di Puskesmas se- Kabupaten
Bantul
Laporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2011 menjelaskan
bahwa kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit, khususnya Rumah Sakit
Panembahan Senopati sudah didominasi oleh penyakit tidak menular. Hasil ini
mempertegas kesimpulan bahwa di Kabupaten Bantul telah terjadi transisi
epidemiologi dengan semakin menonjolnya penyakit-penyakit tidak menular
khususnya penyakit jantung dan pembuluh darah (cardiovascular disease).
Distribusi sepuluh besar penyakit rawat jalan dan rawat inap di Rumah
Sakit Panembahan Senopati Kab.Bantul Tahun 2011 diperlihatkan pada gambar-
gambar berikut.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
12/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 12
Grafik 7. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan di RS
Panembahan Senopati Bantul
Grafik 8. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap di RS
Panembahan Senopati Bantul
7/22/2019 Profil Bantul 2012
13/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 13
3.3.2. Penyakit Menular
1) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pada Tahun 2011 jumlah kasus DBD menurun tajam bila dibandingkan
pada Tahun 2010. Pada tahun 2011 terdapat 247 kasus DBD (IR 0,27 ),
sedangkan pada Tahun 2010 sebanyak 1.557 kasus (IR 1,7).
Grafik 9. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten BantulTahun 2006-2011
0,60,7
0,45
0,67
1,7
0,270,1 0,1 0,1 0,1 0,1
0,54
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
1,8
2006 2007 2008 2009 2010 2011
IR Bantul Standart
Gambar 6.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
14/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 14
Peta penyebaran penyakit DBD pada Tahun 2011 memperlihatkan bahwa
kasus demam berdarah terdapat di seluruh wilayah kecamatan. Kejadian paling
tinggi terjadi di 3 (tiga) kecamatan yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta
yaitu Kecamatan Kasihan, Sewon dan Banguntapan.
Laporan tatalaksana penanganan penderita DBD di Kabupaten Bantul
bahwa 100% penderita sudah ditangani oleh pelayanan kesehatan yang ada di
Kabupaten Bantul.
Kematian akibat kasus DBD dilaporkan sebanyak 0,8 % ( 2 kasus) yang
terjadi di Kecamatan Sewon dan Banguntapan.
2) Diare
Angka kesakitan Diare pada tahun 2011 mengalami peningkatan di
banding tahun 2010, dari sebesar 14.4 menjadi 21,99 dan dilaporkan bahwa
100% balita yang menderita Diare sudah ditangani.
Grafik 10. Angka Kesakitan Diare di Kabupaten Bantul Tahun 2006 - 2011
12,29
14,88 15,01
12,7514,4
21,99
10 10 10 10 10
16
0
5
10
15
20
25
2006 2007 2008 2009 2010 2011
IR Diare Standart
Insiden Rate Diare tertinggi ada di wilayah Kecamatan Banguntapan
dengan 196 kasus, Imogiri dengan 129 kasus, Pandak 126 kasus, Jetis 120
kasu, Kasihan 117 kasus.. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
15/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 15
Gambar 7.
3) Tuberkulosis (TBC)
Penemuan kasus TB Paru BTA Positif pada Tahun 2011 sebesar 44,23 %
mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2010 yang dilaporkan sebesar
40,86. Jumlah kematian akibat TB paru dilaporkan sebesar 3,8 per 100.000
penduduk (35 orang).
Grafik 11. Angka Penemuan Kasus TB Paru Kabupaten Bantul Tahun 2006-
2011
30,1424,23
49,52 49,9
40,8644,23
48
5560 65
70
55
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2006 2007 2008 2009 2010 2011
%P
enemuanKasusTB
C
% Penemuan Kasus Target Bantul
7/22/2019 Profil Bantul 2012
16/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 16
Gambar 8.
Gambar 11 diatas memperlihatkan penyebaran kasus TB Paru terjadi
pada seluruh wilayah Kabupaten Bantul. Angka insidensi TB Paru Tahun 2011
sebesar 40,5 % (49,8 % laki-laki dan 31,2 % perempuan) per 100.000 penduduk
dan angka prevalensinya sebesar 43,5 % (52,9 % laki-laki dan 34,2 %
perempuan) per 100.000 penduduk.
Angka kesuksesan (Succes Rate) terdiri dari angka kesembuhan dan
pengobatan lengkap TB Paru. Angka kesuksesan pada tahun 2011 dilaporkan
sebesar 90,35% dan angka kesembuhan (Cure rate) pada tahun 2011 dilaporkan
sebesar 86,4%.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
17/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 17
Grafik 12. Angka Kesembuhan TB di Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011
83,24
88,06 88,06 88,27
84,94
78,57
86,486
70
74
78
82
86
90
2006 2007 2008 2009 2009 2010 2011
Tahun
%
Kesembuhan
Angka Kesembuhan Target Bantul
Angka kesembuhan pengobatan TB di Kabupaten Bantul pada Tahun
2011 meningkat tajam dibandingkan tahun 2010, dan berdasarkan laporan Seksi
P2 adalah yang terbaik di provinsi DIY juga berada diatas target Nasional (85%).
4) Infeksi Menular Seksual
Pada Tahun 2011 dilaporkan terjadi 332 kasus IMS yang meningkat
sangat tajam bila dibandingkan dengan Tahun 2010 sebanyak 77 kasus. Data inidiperoleh dari hasil pemeriksaan sero survey yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan di Kecamatan Kretek.
5) HIV/AIDS
Hasil pemeriksaan Sero Survey Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Tahun 2011 terdapat 35 kasus baru HIV (23 laki-laki, 12 perempuan) meningkat
dibanding tahun 2010 sebanyak 22 penderita baru HIV (10 laki-laki dan 12
perempuan). Penderita AIDS Tahun 2011 sebanyak 19 kasus baru yang terdiri
dari 5 laki-laki dan 14 perempuan, yang semuanya sudah ditangani sesuai
tatalaksana penanganan HIV AIDS.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
18/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 18
Gambar 9.
Gambar diatas menunjukkan bahwa penyebaran kasus HIV positif baru
sudah menyebar ke hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Bantul.
Wilayah Kecamatan dengan kasus baru tertinggi adalah diwilayah Kecamatan
Pandak. Jumlah kematian akibat AIDS pada Tahun 2011 terjadi sebanyak 8
kasus (5 laki-laki dan 3 perempuan) yang terdapat di wilayah Kecamatan
Sedayu.
Hasil Screening donor darah di Kabupaten Bantul dilaporkan sebanyak
1.64 % (95 sampel) positif HIV dari sampel darah yang diperiksa sejumlah 5.793
sampel darah.
6) Malaria
Penderita penyakit Malaria di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011
dilaporkan sejumlah 5 penderita (Annual Paracite Incident 0,0055 per 1000
penduduk). Kasus penyakit malaria terjadi di wilayah kerja Puskesmas Jetis I ( 1
kasus), Puskesmas Imogiri II (3 kasus), dan Puskesmas Sewon I (1 kasus).
7/22/2019 Profil Bantul 2012
19/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 19
7) Kusta
Angka penemuan kasus penderita baru kusta (NCDR) di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2011 dilaporkan sebesar 0,22 per 100.000 penduduk. Jenis
kasus kusta yang ditemukan yaitu Kusta Multi Basiler (MB) sebanyak 2 penderita
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Srandakan dan Puskesmas Kasihan II,
Semua penderita Kusta MB dilaporkan 100% telah ditangani.
8) Acute Flaccid Paralysis < 15 Tahun
Kasus AFP pada penduduk yang berumur < 15 tahun di Kabupaten
Bantul pada tahun 2011 sebanyak 2,84 per 100.000 penduduk (6 kasus).Kejadian AFP dilaporkan terjadi di wilayah Puskesmas Jetis I (1 kasus),
Puskesmas Pleret (2 kasus), Puskesmas Banguntapan I (2 kasus) dan
Puskesmas Banguntapan III (1 kasus).
9) Filariasis
Pada tahun 2011 di Kabupaten Bantul dilaporkan tidak ada kasus Filariasis.
10) PD3I : Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum,Campak, Polio dan Hepatitis B
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan imunisasi (PD3I) yaitu Difteri,
Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Hepatitis B dan Polio tidsk ditemukan di
wilayah Kabupaten Bantul. Pada tahun 2011 kasus campak meningkat bila
dibandingkan tahun 2010 . Pada tahun 2011 kasus campak sebanyak 28 kasus
(17 laki-laki dan 11 perempuan), terbanyak terjadi di wilayah kecamatan
Banguntapan 1 (6 kasus), Puskesmas Kasihan dan Jetis masing-masing 4
kasus.
11) Pneumonia Balita
Pada tahun 2011 penyakit Pneumonia Balita di Kabupaten Bantul
dilaporkan sebanyak 606 kasus meningkat bila dibandingkan tahun 2010 (434
kasus), yang semuanya (100%) sudah ditangani sesuai tatalaksana penanganan
pneumonia balita . Kasus terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Piyungan
dengan 180 kasus.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
20/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 20
Berikut disajikan gambar peta penyebaran penemuan dan penanganan kasus
pneumonia balita di Kabupaten Bantul tahun 2011
Gambar 10.
3.4. Angka Status Gizi
Gambaran status gizi masyarakat di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011
adalah masih adanya KEP total Balita sebesar 11,31%, meskipun sudah berada
di bawah target Nasional pada Tahun 2015 sebesar 15%.
Hasil pemantauan status gizi Balita di Kabupaten Bantul pada tahun 2011
dilaporkan Balita Gizi Lebih sebesar 3,08 % (3,18 % Laki-laki dan 2,99 %
Perempuan), Balita Gizi Baik sebesar 85,60 % (85,67 % Laki-Laki dan 85,53
Perempaun), Balita Gizi Kurang sebesar 10,79 % (10,67 % Laki-Laki dan 10,91
% Perempuan), Balita Gizi Buruk sebesar 0,52 % (0,48 % Laki-laki dan 0,57 %
Perempuan).
Bayi berat badan lahir rendah pada tahun tahun 2011 sebesar 4,1 %
dengan persentase Bayi Baru Lahir Ditimbang sebesar 100 %.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
21/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 21
Grafik 13. Angka Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011
0,92 0,870,51 0,35
0,58
2 2 2 2 2 2
5 5 5 5 5 5
0,52
0,320
1
2
3
4
5
6
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
%
Balita Gizi Buruk Target Bantul Target DIY Target Nasional
Dari segi pelayanan, cakupan Balita gizi buruk yang mendapat perawatan
mencapai 100%, artinya sebanyak 55 Balita yang mengalami gizi buruk (dengan
Indikator BB/TB), semuanya mendapatkan perawatan.
Berikut disajikan gambar peta penyebaran kasus gizi buruk di Kabupaten Bantul
tahun 2011 yang dilaporkan
Gambar 11.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
22/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 22
Kasus gizi buruk balita tertinggi terjadi di wilayah Kecamatan
Banguntapan sebanyak 28 kasus (10 laki-laki dan 18 perempuan), Kecamatan
Jetis 24 kasus (13 laki-laki dan 11 perempuan) . Kasus gizi buruk terendah di
Kecamatan Srandakan 7 kasus (3 laki-laki dan 4 perempuan), dan Kecamatan
Imogiri 8 kasus (4 laki-laki dan 4 perempuan).
7/22/2019 Profil Bantul 2012
23/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 23
Bab 4Situasi Upaya Kesehatan
alam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat Bantul yang
optimal, berikut disajikan upaya-upaya kesehatan yang telah
dilaksanakan dan dicapai pada tahun 2011 oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul beserta jaringannya.
4.1. Pelayanan Kesehatan
4.1.1. Kesehatan Ibu
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil meliputi Pemeriksaan Ibu Hamil K1, K4,
Persalinan ditolong tenaga kesehatan, Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 untuk Ibu
Hamil.
Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 pada tahun 2011 dilaporkan
mencapai 100% sehingga telah mencapai target K1 95%. Selengkapnyadisajikan pada gambar grafik kecenderungan Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil
K1 di Kabupaten Bantul tahun 2006-2011.
Grafik 14. Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 Di Kabupaten Bantul Tahun2006-2011
90,39
96,44
100 100 100 100
95 95 95 95 95 95
84
86
88
90
92
94
96
98
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
%K
1
K1 Target K1
D
7/22/2019 Profil Bantul 2012
24/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 24
Berikut disajikan gambar peta penyebaran cakupan K1 Ibu Hamil Tahun 2011
Gambar 12.
Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K4 tahun 2011 dilaporkan 89,7 %,
masih dibawah target K4 95%. Berikut disajikan gambar grafik kecenderungan
Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K4 di Kabupaten Bantul tahun 2006 2011
Grafik 15. Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K4 Di Kabupaten Bantul Tahun2006-2011
77,56 74,45
93,5987,45
83,56 89,7
95
0
20
40
60
80
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
%K
4
K4 Target
7/22/2019 Profil Bantul 2012
25/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 25
Berikut disajikan gambar peta penyebaran cakupan K4 Ibu Hamil tahun 2011 :
Gambar 13.
Gambar diatas memperlihatkan cakupan kunjungan K4 Ibu Hamil Tahun
2011 tertinggi terdapat di Puskesmas Sewon I (99,8 %), Dlingo I (97,6%) dan
Sanden (96,9 %) . Cakupan Kunjungan terendah terdapat di Puskesmas Jetis II
(52,1 %).
Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun
2006 sampai dengan Tahun 2011 cenderung meningkat. Cakupan persalinan
ditolong oleh Tenaga Kesehatan pada Tahun 2011 dilaporkan mencapai 99,87 %
sudah diatas target 95%. Berikut disajikan gambar peta dan grafik
kecenderungan Cakupan Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di
Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
26/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 26
Grafik 16. Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga KesehatanDi Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011
77,91
85,47
10094,42
99,59 99,8795
0
20
40
60
80
100
120
2006 2007 2008 2009 2010 2011
%
K4 Target
Upaya pencegahan penyakit tetanus ibu hamil dilakukan melalui
vaksinasi TT Ibu hamil. Pada tahun 2011 cakupan ibu hamil yang mendapatkan
imunisasi TT sebesar 91,64 % meningkat dibanding tahun 2010 (74,6 %) namunmasih dibawah target 95 %.
Gambar 14.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
27/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 27
Anemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu
melahirkan. Upaya Pencegahan anemia pada ibu hamil, di Kabupaten Bantul
dilaksanakan melalui program pemberian Tablet Fe kepada ibu hamil sebanyak
90 tablet yang terbagi dalam tiga kali pemberian selama kehamilannya.
Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi (Fe1 dan Fe3) di Kabupaten
Bantul tahun 2011 mencakup Fe1 sebanyak 93 % dan Fe3 sebanyak 84,56 %,
dan sudah diatas target 85 %. Berikut disajikan gambar grafik kecenderungan
pemberian tablet Fe3 kepada ibu hamil pada tahun 2006- 2011
Grafik 17. Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Ibu Hamil Di Kabupaten BantulTahun 2006-2011
81,3777,06
72,13
84,3 83,97
90 90 90 90 90
84,56
85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Fe 3 Target
Cakupan pemberian Fe pada ibu hamil yang sudah mencapai target ini,ternyata tidak merata di seluruh Puskesmas. Cakupan Fe3 ibu Hamil tertinggi
terdapat di Puskesmas Bambanglipuro dan Dlingo I, masing-masing 100%.
Sedangkan cakupan yang sangat rendah terdapat di Puskesmas Jetis II
(37,72%) dan Jetis I (39,09%). Berikut disajikan gambar peta distribusi cakupan
pemberian tablet Fe3 tahun 2011.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
28/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 28
Gambar 15.
Jumlah ibu hamil yang resiko tinggi (Bumil Risti)/komplikasi di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2011 dilaporkan sebanyak 2.956 orang atau 20% dari ibu
hamil yang ada. Ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang dirujuk/ditangani
sebanyak 80,9 % dari target jumlah Bumil Risti, pencapaian ini menurun bila
dibandingkan tahun sebelumnya 91,7%. Target penanganan Bumil Risti tahun
2011 adalah 100 %.
Grafik 18. Cakupan Pelayanan Bumil Risti yang Dirujuk/Ditanganidi Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
100
63,8
10091,7
80,9
100
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010 2011
Bumil Risti Ditangani Target
7/22/2019 Profil Bantul 2012
29/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 29
Berikut disajikan gambar peta Cakupan Pelayanan Bumil Risti yang
dirujuk/ditangani di Kabupaten Bantul Tahun 2011.
Gambar 16.
Cakupan kunjungan ibu nifas dilaporkan pada tahun 2011 sebesar 94,7 %
meningkat dibanding tahun 2010 (82,51%). Target kunjungan ibu nifas 95 %.
Berikut disajikan gambar peta cakupan kunjungan ibu nifas tahun 2011.
Gambar 17.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
30/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 30
Cakupan pemberian vitamin A Ibu nifas Tahun 2011 sebesar 90,62 %
meningkat bila dibanding Tahun 2010 yang sudah mencapai 89,73%, dan sudah
mencapai target 85 %.
Grafik 19. Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Ibu Nifas di Kabupaten
Bantul Tahun 2006-2011.
82,16
97,03
85,57
81,69
89,73 90,62
85
70
75
80
85
90
95
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
%VitABufa
Vit A Bufas Target
Cakupan vitamin A untuk ibu nifas tertinggi terdapat di Puskesmas
Srandakan, Banguntapan I, Kasihan II, Kretek, Sedayu I, dan Pandak II ( 100 %),sedangkan cakupan terendah di Puskesmas Jetis II (44,76%).
Gambar 18.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
31/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 31
4.1.2. Kesehatan Anak
Kunjungan Bayi minimal 4 kali di Kabupaten Bantul tahun 2011 dilaporkan
sebesar 86,1% cenderung menurun bila dibandingkan tahun 2010 yang sudah
mencapai 90,20%, selengkapnya disajikan pada gambar berikut ini .
Gambar 19.
Bayi yang lahir di Kabupaten Bantul tahun 2011 dilaporkan 100%
ditimbang, hasilnya adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
sejumlah 4,14 %. Bayi dengan BBLR tersebut semuanya sudah ditangani.
Kasus BBLR terdapat di semua wilayah kerja puskesmas se-Kabupaten Bantul
dan tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Jetis II yang mencapai 9,8 %, Dlingo II
8 %, dan Pajangan 7,3 %. Kasus BBLR terendah dilaporkan terdapat di
Puskesmas Srandakan (1,1 %), Banguntapan III (1,5 %), Sewon I (1,7%), dan
Sewon II (1,8%).
Penyebaran cakupan BBLR se-Kabupaten Bantul selengkapnya disajikan pada
gambar 23 berikut ini.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
32/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 32
Gambar 20.
Kunjungan Neonatus (KN) di Kabupaten Bantul pada tahun 2011
berdasarkan laporan adalah sebagai berikut, KN 1 sebesar 99,3 %, KN 3/KN
lengkap sebesar 93,4 %. Pencapaian ini meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu KN1 90,54% dan KN3 baru mencapai 82,22%.
Gambar 21
7/22/2019 Profil Bantul 2012
33/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 33
Gambar diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar wilayah kerja
puskesmas untuk pencapaian cakupan KN1 sudah lebih dari 95%.
Gambar 22.
Gambar diatas menyajikan persentase kunjungan KN3 tertinggi terdapat
di Puskesmas Sanden, Bantul I, Pleret, Banguntapan I dan Banguntapan III,
sedangkan kunjungan KN3 terendah terdapat di Puskesmas Bantul II dan Jetis II.
Jumlah neonatal resiko tinggi pada tahun 2011 sebanyak 2.216 bayi dan
yang ditangani sebesar 74,8 % (1.657 bayi).
Persentase penanganan neonatal resiko tinggi terbesar ada di
Puskesmas Sanden, Imogiri II, Bantul I, Bantul II, Piyungan, Banguntapan I dan
Sedayu I, sedangkan terkecil terdapat di Puskesmas Srandakan, Pandak I,
Sewon II, Pleret, dan Banguntapan III. Seperti terlihat pada gambar berikut ini.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
34/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 34
Gambar 23.
Cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif di Kabupaten Bantul tahun 2011
sebesar 42,3 % meningkat bila dibandingkan tahun 2010 sebanyak 29,87%,
selengkapnya disajikan pada gambar 36 berikut ini.
Gambar 24.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
35/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 35
Bayi yang sudah diberikan vitamin A sebanyak 2 kali pada saat bulan
Vitamin A yaitu bulan Februari dan Agustus adalah sebanyak 98,7 % meningkat
dibanding tahun sebelumnya 96,59%, sedangkan untuk Balita sebesar 96,2 %.
Gambar 25.
Gambar 26.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
36/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 36
Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status
gizi anak Balita. Peran serta masyarakat turut memberikan andil dalam
pencapaian indikator ini. Pada tahun 2011, tingkat partisipasi masyarakat dalam
penimbangan di Posyandu (D/S) sebesar 75,3 %, masih dibawah target 80%.
Dengan demikian terlihat bahwa masih banyak masyarakat yang tidak membawa
anak balitanya untuk ditimbang di posyandu. Sedangkan dari segi pencapaian
hasil penimbangan yang dilihat dari balita yang naik berat badan saat ditimbang
(N/D) menunjukkan bahwa 58,9 % Balita naik berat badannya, namun masih di
bawah target 70 %. Selengkapnya disajikan pada gambar grafik kecenderungan
berikut.
Grafik 20. Cakupan % Penimbangan Balita (D/S dan N/D)Di Kabupaten Bantul Tahun 2006-2011
8075.79 75.02 76.3 74.44 74.9 75.3
70
58.6662.23
59.2 58.94 58.5 58.9
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Target D/S D/S Target N/D N/D
Salah satu indikator status gizi Balita yang mudah diketahui masyarakat
yaitu adanya Garis Merah di Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Hasil
penimbangan menunjukkan persentase Balita yang memiliki berat badan di
Bawah Garis Merah (BGM) sebesar 2,4 %. Semua Balita BGM dari keluarga
miskin telah mendapatkan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) yaitu 100 %.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
37/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 37
Berikut disajikan gambar peta penyebaran BGM di Kabupaten Bantul Tahun
2011.
Gambar 27.
Penjaringan kesehatan anak usia sekolah di SD/MI dilaporkan sudah
mencapai 96.59%, namun cakupan ini belum mencapai target 100%. Pelayanan
kesehatan gigi melalui Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sudah
dilaksanakan di seluruh sekolah SD/MI di Kabupaten Bantul. Dalam rangka
meningkatkan program kesehatan gigi di sekolah, sebanyak 73,47 % sekolah
melaksanakan sikat gigi massal. Sebanyak 56.69 % murid SD/MI diperiksa
kesehatan giginya dalam pelayanan UKGS, hasilnya adalah 73.09 % perlu
perawatan dan semuanya sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas sesuai
wilayah masing-masing
4.1.3. Imunisasi
Pencapaian program imunisasi lengkap di Kabupaten Bantul tahun 2011
dilaporkan 96,22 % menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya 97,34%.
Angka Drop Out Imunisasi DPT1-Campak dilaporkan 1,5 %. Selengkapnya
7/22/2019 Profil Bantul 2012
38/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 38
pencapaian program imunisasi lengkap di Kabupaten Bantul Tahun 2006 - 2011
disajikan pada gambar berikut.
Grafik 21. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Di Kabupaten Bantul Tahun2006 - 2011
96.29
90.8188.2
96.35 95.57
9091.2387.17
84.35
98.25 97.73
80
97.72
96.22
0
25
50
75
100
125
2006 2007 2008 2009 2010 2011
DPT-1 Target DPT-1 Campak Target Campak
Target 100 % desa UCI (Universal Child Immunization) di Kabupaten Bantul
telah tercapai.
4.1.4. Kesehatan Pra Usila dan Usila
Pelayanan kesehatan pada kelompok prausila dan usila pada Tahun 2011
melalui Program Kesehatan Usila di Kabupaten Bantul baru mencakup 62,83 %,
menurun dibandingkan tahun sebelumnya 88,35 %.
4.1.5. Keluarga Berencana
Akseptor KB Baru di Kabupaten Bantul tahun 2011 dilaporkan sebanyak 10,2
% dari 151.998 Pasangan Usia Subur. Peserta KB Aktif dilaporkan sebanyak
7/22/2019 Profil Bantul 2012
39/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 39
79,4 % PUS, dengan metode kontrasepsi terbanyak dilaporkan menggunakan
metode Suntik sebanyak 50.1 %.
4.1.6. Kejadian Luar Biasa
Pada tahun 2011 dilaporkan di Kabupaten Bantul telah terjadi
KLB/Kejadian Luar Biasa. KLB tersebut adalah diare dengan CFR diare 4,35 %,
suspect flu burung, keracunan makanan dan chikungunya. Desa-desa yang
terjadi KLB tersebut seluruhnya telah ditangani kasus KLB-nya sebelum atau
kurang dari 24 jam.
4.1.7. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Program Kesehatan Masyarakat Miskin sudah mencakup seluruh (100%)
masyarakat miskin yang terdaftar di Kabupaten Bantul sebagai peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh
masyarakat miskin di kabupaten Bantul tahun 2011 dilaporkan sebanyak 101,4%
untuk pelayanan kesehatan rawat jalan di Strata 1 dan 12,20% di Strata 2 dan
Strata 3. Untuk pelayanan rawat inap 0,5 % di Strata 1 dan 3,5 % di Strata 2 dan
Strata 3.
Anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin yaitu sebanyak 4.096 anak,
100% sudah mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
4.2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Jangkauan atau akses pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas telah
menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Bantul, berikut selengkapnya disajikan
peta jangkauan pelayanan kesehatan puskesmas di Kabupaten Bantul tahun
2011.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
40/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 40
Gambar 28Peta Jangkauan Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Di Kabupaten Bantul Tahun 2011
.
Pelayanan kegawatdaruratan pada sarana kesehatan di Kabupaten
Bantul Tahun 2011 baru mencapai 51,85 %, yaitu 3 Puskesmas, 9 RS Umum,
dan 2 RS Khusus. Untuk pelayanan laboratorium kesehatan dasar dilaporkan
100% sudah memiliki laboratorium kesehatan dasar, yaitu 27 Puskesmas, 9 RS
Umum, dan 2 RS Khusus.
Cakupan kunjungan di semua sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten
Bantul tahun 2011 sebesar 151,9 % kunjungan rawat jalan dan 8,3 % kunjungan
rawat inap.
Laporan SIRS semua Rumah Sakit se-Kabupaten Bantul yang masuk
pada tahun 2011, melaporkan bahwa GDR 25,07 per 1.000 pasien keluar, NDR
11,07 per 1.000 pasien keluar, BOR 52,4 %, LOS 3,8 hari dan TOI 3,5 hari.
4.3. Promosi Kesehatan
Pendataan rumah tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pada tahun 2011 di Kabupaten Bantul, menjelaskan bahwa sebanyak 130.666
rumah tangga yang dipantau ternyata baru sebesar 35,1 % yang telah ber-PHBS.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
41/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 41
Berikut disajikan gambar grafik kecenderungan keluarga ber-PHBS di Kabupaten
Bantul tahun 2006-2011.
Grafik 22. Kecenderungan Keluarga ber-PHBS Di Kabupaten Bantul Tahun2011
80
27.88
67.1 67.08
77.89
86.74
35.1
0
10
20
30
40
5060
70
80
90
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Target PHBS
Posyandu di Kabupaten Bantul pada tahun 2011 dilaporkan sebanyak
1.123 posyandu, dengan ratio per 100 balita adalah sebesar 1,51, dengan
posyandu aktif sebanyak 59,57 % meningkat bila dibanding tahun 2010 sebesar
46,13%.
Strata Posyandu tahun 2011 yaitu Posyandu Pratama 5,7 %, Posyandu
Madya 34,73%, Posyandu Purnama 45,59 % dan Posyandu Mandiri 13,98 %.
Selain itu di Kabupaten Bantul terdapat 22 Posyandu Plus.
4.4. Kesehatan Lingkungan
Pemeriksaan kesehatan lingkungan rumah pada Tahun 2011 telah
mencakup sebanyak 81.1 % dari seluruh rumah yang ada atau berjumlah
177.143 unit. Dari rumah yang diperiksa kesehatan lingkungannya, sebanyak
80,8 % masuk dalam kategori rumah sehat. Berikut disajikan gambar penyebaran
rumah sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2011.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
42/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 42
Gambar 29
Jumlah keluarga di Kabupaten Bantul Tahun 2011 yang diperiksa akses
air bersihnya sebanyak 81,1 %, dengan hasil yaitu seluruh keluarga yang
diperiksa akses air bersihnya sudah mengakses air bersih dengan
memanfaatkan sumur gali sebesar 73,8 %. Hasil pemeriksaan sarana sanitasi
dasar di rumah tangga dijelaskan pada grafik berikut:
Grafik 23. Pemeriksaan Sanitasi Rumah Tangga di Kabupaten Bantul
Tahun 2011
7/22/2019 Profil Bantul 2012
43/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 43
Pengembangan lingkungan sehat di Kabupaten Bantul telah dilakukan,
dan salah satu indikatornya adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
STBM mencakup 5 (lima) pilar, yaitu Stop Buang Air Bersih Sembarangan
(BABS), cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga,
penanganan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah rumah tangga.
Desa bisa dikatakan STBM apabila bisa memenuhi salah satu pilar tersebut yang
dinyatakan dengan deklarasi masyarakat yang ditandatangani oleh camat. Desa
STBM di Kabupaten Bantul ada 2 yaitu Desa Canden, Jetis dan Srihardono,
Pundong dengan memenuhi pilar Stop BABS.
Pemeriksaan kesehatan lingkungan Tempat-Tempat Umum (TTU)
memperoleh hasil tingkat kesehatan lingkungannya sebagaimana tertera pada
grafik berikut.
Grafik 24. Tingkat kesehatan lingkungan Tempat-Tempat Umum (TTU) di
Kabupaten Bantul Tahun 2011
Grafik diatas menjelaskan bahwa 100% hotel telah diperiksa dan
semuanya sehat, restoran 71,25 % sehat, pasar 61,76 % sehat, dan Tempat
Pengolahan Makanan (TPM) lainnya 80,56 % sehat.
Pembinaan kesehatan lingkungan institusi mencakup sarana kesehatan
62,8 %, sekolah 81 %, sarana ibadah 76,5 %, dan perkantoran 55,9%.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
44/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 44
Dari Hasil Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk di
Kabupaten Bantul tahun 2011 Angka Bebas Jentik di Kabupaten Bantul tahun
2011 sebesar 83,04%. Berikut disajikan gambar penyebaran Angka Bebas Jentik
di Kabupaten Bantul.
Gambar 30.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
45/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 45
Bab 5Situasi Sumber Daya Kesehatan
ntuk mencapai status kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
diperlukan sumber daya kesehatan, meliputi tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sarana kesehatan. Berikut disajikan
situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Bantul
5.1. Tenaga Kesehatan
Rasio tenaga kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011 disajikan pada
gambar berikut.
Grafik 25. Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2011
2,49
46,02
8 62 5
32 32
7 59
30
12 9 11
158
4035
1110,85 5,972,17
6,5
33,4
4,55 6,0812
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Dokter
Spesialis
Dokter
Umum
Dokter
Gigi
Apoteker Tenaga
Gizi
Perawat Bidan Tenaga
Kesmas
Sanitarian
rasiotenagakesehatanper100.000pddk
Rasio Target 2011 Target 2015
U
7/22/2019 Profil Bantul 2012
46/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 46
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa beberapa kebutuhan tenaga
kesehatan di Kabupaten Bantul telah memenuhi target Renstra Dinas Kesehatan
Tahun 2011 - 2015. Namun masih ada beberapa kebutuhan tenaga kesehatan
yang kurang seperti kebutuhan Dokter Umum dan Dokter Spesialis.
5.2. Pembiayaan Kesehatan
Alokasi Anggaran Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011 berjumlah
Rp. 186.919.152.479 bersumber dari anggaran APBD Kabupaten, APBD I dan
APBN yang dikelola oleh Dinas Kesehatan dan RSUD Panembahan Senopati
Bantul.Anggaran kesehatan perkapita penduduk tahun 2011 sebesar
Rp.202.894,- . Persentase Anggaran Kesehatan Tahun 2011 sebesar 15,36 %
terhadap total Anggaran APBD Kabupaten Bantul, meningkat bila dibanding
tahun 2010 11,68 %. Berikut disajikan gambar grafik kecenderungan persentase
realisasi APBD Kesehatan dibandingkan dengan APBD Total tahun 2011
Grafik 26. % Alokasi Anggaran Kesehatan Per APBDKabupaten BantulTahun 2006-2011
9,04
5,98
9,05
5,36
11,68
15,36
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2006 2007 2008 2009 2010 2011
% APBD
5.3. Sarana kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul yang meliputi
Puskesmas dan jajarannya, Rumah Sakit Pemerintah dan serta sarana lainnya
ditampilkan pada tabel berikut.
7/22/2019 Profil Bantul 2012
47/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 47
Tabel 1. Jumlah Sarana Pelayanan KesehatanDi Kabupaten Bantul
No Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2009 2010 2011
1 Rumah Sakit Umum 5 9 9
2 Rumah Sakit Bersalin 3 0 0
3 Rumah Sakit Khusus (Bedah) 2 3 2
4 Balai Pengobatan 66 78 70
5 Rumah Bersalin 27 32 33
6 Apotek 72 100 108
7 Toko Obat - 4 3
8 Industri Peracik Batra 9 13 13
9 Laboratorium - 4 4
10 Optik - 8 1111 Posyandu 1,123 1,123 1123
12 Puskesmas Rawat Inap 16 16 16
13 Puskesmas Non Rawat Inap 11 11 11
14 Puskesmas Pembantu 67 67 67
15 Puskesmas Keliling 27 27 27
Sarana kesehatan berupa Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM), di Kabupaten Bantul sudah terbentuk 75 Desa Siaga dengan 16
Poskokesdes, dan 1.123 Posyandu. Berikut disajikan gambar peta penyebaran
Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Bantul Tahun 2011.
Gambar 31
7/22/2019 Profil Bantul 2012
48/49
Profil Kesehatan Kab.Bantul| 2012 48
Bab 6Kesimpulan
erdasarkan data dan informasi hasil pembangunan kesehatan di
Kabupaten Bantul tahun 2011 yang dilaporkan, dapat disimpulkan
bahwa indikator kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul adalah
1. Angka Kematian Ibu dilaporkan sebesar 111,2 per 100.000 kelahiran hidup
2. Angka Kematian Bayi dilaporkan sebesar 8,5 per 1000 kelahiran hidup
3. Angka Kematian Balita dilaporkan sebesar 10,1 per 1000 balita
4. AFP Rate (non polio) < 15 th dilaporkan sebesar 2,84 per 100.000 penduduk
umur < 15 tahun
5. Angka Insidensi TB Paru dilaporkan sebesar 40,49 per 100.000 penduduk,
Angka Prevalensi TB Paru 43,53 per 100.000 penduduk, Angka Penemuan
Kasus TB Paru (CDR) 44,23 %, dan Success Rate TB Paru 90,35 %
6. Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani dilaporkan sebesar 6,64%
7. Angka Kesakitan DBD dilaporkan sebesar 26,81 per 100.000 penduduk
8. Angka kesembuhan TBC dilaporkan sebesar 86,4%
9. Kasus baru HIV positif dilaporkan 35 kasus dan kasus baru AIDS 19 kasus
10. Angka Gizi Buruk dilaporkan sebesar 0,52 % balita gizi buruk
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul,
sudah dilakukan upaya-upaya kesehatan, yang hasilnya sebagai berikut
1. Persentase cakupan kunjungan Ibu hamil K1: 100%, K4 : 89,66%,
2. Persentase cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan : 99,87%3. Persentase cakupan KB aktif sebesar 79,41%
4. Persentase cakupan desa UCI sebesar 100%
5. Persentase cakupan imunisasi campak bayi sebesar 96,23 %
6. Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Fe3 : 84,56%
7. Persentase Desa yang terkena KLB ditangani kurang dari 24 jam sebesar
100%
8. Persentase penduduk miskin tercakup Jamkesmas sebesar 100%
9. Persentase Rumah Tangga ber PHBS sebesar 35,15%
B
7/22/2019 Profil Bantul 2012
49/49
10. Persentase rumah atau bangunan bebas jentik nyamuk Aedes sebesar
83,04%
11. Persentase APBD Kesehatan terhadap Total APBD sebesar 15,36%, dengan
biaya perkapita kesehatan sebesar Rp 202.894,45
Berbagai perbaikan untuk mencapai status kesehatan masyarakat telah
dilaksanakan, dapat terlihat dari menurunnya angka kematian bayi, angka gizi
buruk, penurunan kasus DBD, peningkatan penemuan kasus baru TB Paru dan
penderita HIV AIDS.