119

profil perempuan 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis data terpilah mengenai kondisi dan peranan perempuan dalam pembangunan Kabupaten Karimun Tahun 2014

Citation preview

Page 1: profil perempuan 2014
Page 2: profil perempuan 2014

Halaman Judul

PROFIL PEREMPUAN

KABUPATEN KARIMUN

2014

KERJASAMA

BKBDPPPA KABUPATEN KARIMUN

DENGAN

BPS KABUPATEN KARIMUN

Page 3: profil perempuan 2014

ii|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

PROFIL PEREMPUAN

KABUPATEN KARIMUN

2014

Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm

Jumlah Halaman : 102 + xvi Halaman

Penulis : Erie Sadewo

Perwajahan : Tim BPS Kabupaten Karimun

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

Page 4: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 | iii

Kata Sambutan Kepala BKBDPPPA Kabupaten Karimun

BADAN KELUARGA BERENCANA DAERAH PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN, DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN KARIMUN

KATA SAMBUTAN

Dalam usianya yang ke-16 tahun, Kabupaten Karimun sudah

banyak mengalami kemajuan dalam pembangunan. Kaum

perempuan sebagai salah satu penggerak pembanguann memiliki

andil yang sangat besar bagi pencapaian tersebut. Namun demikian,

dalam proses pelaksanaan pembangunan, kepentingan mereka

sering kali terabaikan. Untuk itulah saya menyambut baik

terwujudnya publikasi “Profil Perempuan Kabupaten Karimun

2014” ini. Melalui publikasi ini, diharapkan pemerintah dan

masyarakat dapat mengetahui kondisi dan potensi kaum

perempuan, sehingga setiap kebijakan yang diambil nantinya dapat

menyuguhkan keadilan yang lebih merata bagi semua pihak.

Tanjungbalai Karimun, Oktober 2015 Kepala BKBDPPPA Kabupaten Karimun

Dra. Rosmawati, M.M.Pub. NIP. 19650814 199403 2 014

Page 5: profil perempuan 2014

iv|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Page 6: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 | v

Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Karimun

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KARIMUN

KATA PENGANTAR

Peranan statistik kian lama semakin dirasakan penting

dalam memotret kondisi pembangunan, termasuk yang berkaitan

dengan kualitas sumber daya manusia. Pemilahan data

berdasarkan jenis kelamin sudah lama dilaksanakan oleh BPS

untuk mendukung terlaksananya pembangunan yang berbasis

gender. Melalui publikasi “Profil Perempuan Kabupaten Karimun

2014” ini diharapkan pemerintah Kabupaten Karimun beserta

masyarakat dapat semakin memahami pentingnya peran

perempuan bagi pembangunan daerah. Kami menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dalam publikasi ini. Untuk itu, kritik dan

saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga

publikasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Tanjungbalai Karimun, Oktober 2015 Kepala BPS Kabupaten Karimun

Endra, S.E. NIP. 19641003 198603 1 004

Page 7: profil perempuan 2014

vi|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Page 8: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 | vii

Daftar Isi

Halaman Judul ................................................................................. i

Kata Sambutan Kepala BKBDPPPA Kabupaten Karimun ...................iii

Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Karimun .............................. v

Daftar Isi ........................................................................................ vii

Daftar Tabel .................................................................................... ix

Daftar Gambar ............................................................................... xv

1. Pendahuluan ........................................................................... 1

2. Kependudukan ...................................................................... 11

Struktur Kependudukan......................................................... 12

Pertumbuhan Penduduk ........................................................ 17

Rumah Tangga ....................................................................... 26

3. Kesehatan ............................................................................. 29

Keluhan Kesehatan ................................................................ 29

Akses Untuk melakukan pengobatan ..................................... 33

Ancaman HIV/AIDS ................................................................ 35

4. Keluarga Berencana .............................................................. 39

Perkawinan Dan Hak Reproduksi ........................................... 39

Keluarga Berencana ............................................................... 49

Kesehatan Ibu dan Bayi ......................................................... 57

5. Pendidikan ............................................................................ 59

Kualitas Pendidikan ............................................................... 62

Page 9: profil perempuan 2014

viii|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Hambatan Dalam Pendidikan .................................................71

6. Ekonomi dan Ketenagakerjaan ...............................................75

Penduduk Usia Kerja ..............................................................77

Struktur Penduduk Usia Kerja .................................................79

Lapangan Kerja Utama ...........................................................81

Karakteristik Pekerja ..............................................................86

Produktivitas Pekerja Perempuan ...........................................88

7. Sektor Publik ..........................................................................95

Bidang politik .........................................................................95

Pemerintahan ........................................................................98

Kiprah Perempuan di Masyarakat .........................................101

Page 10: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 | ix

Daftar Tabel

Tabel 2.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ................ 13

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin ..................... 16

Tabel 2.3. Jumlah Kelahiran, Kematian, dan Migrasi Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan dan Sebab Tahun 2014 ............................................................... 18

Tabel 2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) ......................................................... 21

Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin tahun 2014 ......... 22

Tabel 2.6. Distribusi Penduduk Usia Produktif Kabupaten Menurut Jenis Kelamin Karimun Tahun 2014 (%) ..................... 24

Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Klasifikasi Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ............................................................... 26

Tabel 2.8 Jumlah Rumah Tangga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga di kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ............................................. 27

Tabel 2.9. Jumlah Kepala Rumah Tangga Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan jenis Kelamin Tahun 2014 .......... 28

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami keluhan Kesehatan Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014................................... 29

Page 11: profil perempuan 2014

x|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan Yang Menyebabkan Gangguan Kegiatan Sehari-Hari Menurut Wilayah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ...............................................................................30

Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami Gangguan Kesehatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 ..........................................................................31

Tabel 3.4. Rata-Rata Jumlah Hari Lamanya Terjadi Gangguan Kesehatan Di Kabupaten Karimun Menurut Wilayah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ..........33

Tabel 3.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Pengobatan yang Dilakukan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 ...........................34

Tabel 3.6. Perkembangan Jumlah Kasus Infeksi Menular Seksual di Kabupaten Karimun Tahun 2010-2014 .......................36

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Status Perkawinan, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ..........................................................................41

Tabel 4.2. Banyaknya Nikah, Talak, dan Cerai Menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 ............................42

Tabel 4.3. Jumlah Perkara Yang Diterima dan Diputuskan oleh Pengadilan Agama Tanjungbalai Karimun Tahun 2014 43

Tabel 4.4. Jumlah Kepala Rumah Tangga Perempuan Di Kabupaten Karimun Menurut Status Perkawinan Dan Wilayah Tempat Tinggal Tahun 2014 ..........................44

Tabel 4.5. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Perempuan Usia Subur (WUS) di kabupaten Karimun Menurut Tempat Tinggal Tahun 2014 ....................................................45

Page 12: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 | xi

Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur Kawin PertamaTahun 201447

Tabel 4.7. Rata-rata Jumlah Tahun Dalam Ikatan Perkawinan, dan Jumlah Anak Kandung Lahir Hidup Pada Penduduk Perempuan Pernah Kawin di Kabupaten Karimun Tahun 2014.......................................................................... 48

Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Perempuan Pernah Kawin Menurut Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) ......................................................... 49

Tabel 4.9. Jumlah Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Kelompok Umur Tahun 2014 ..................................... 51

Tabel 4.10. Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Karimun Yang Tidak Mengikuti Program KB Menurut Kelompok umur dan Keinginan Mempunyai Anak Tahun 2014 ............ 54

Tabel 4.11. Jumlah Unmet Need Menurut Kelompok Umur dan Alasan Tidak Mengikuti KB Tahun 2014 ..................... 55

Tabel 4.12. Jumlah Unmet Need Pada Tabel 3.10. Menurut Jenis Alasan Lainnya .......................................................... 55

Tabel 4.13. Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Puskesmas dan Sebab ........................ 56

Tabel 4.14. Jumlah Balita di Kabupaten Karimun Menurut Tenaga Penolong Persalinan dan Jenis Kelamin (%) ............... 58

Tabel 5.1. Angka Melek Huruf Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur Tahun 2014 (%) ................ 64

Page 13: profil perempuan 2014

xii|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berusia 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ................65

Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun yang Tidak Pernah Sekolah Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ..........................................66

Tabel 5.4. Pencapaian Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%).............................................67

Tabel 5.5. Pencapaian Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%).............................................69

Tabel 5.6. Pencapaian Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%).............................................70

Tabel 5.7. Tingkat Putus Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) ..................................................................................71

Tabel 5.8. Jumlah Penduduk Usia 7-18 Tahun Putus Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Alasan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ................................................................72

Tabel 5.9. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kegiatan Akses Internet dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ..................................................................................73

Tabel 6.1. Komposisi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) ......................77

Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Tahun 2014 ............80

Page 14: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 | xiii

Tabel 6.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014................................... 84

Tabel 6.4. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kedudukan Dalam Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ........................ 87

Tabel 6.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jam Kerja Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin Tahun 2014................................... 88

Tabel 6.6. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Lamanya Masa Kerja dan Jenis Kelamin Tahun 2014 .. 89

Tabel 6.7. Perbandingan Indeks Pendapatan Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun KeatasYang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (Rata-rata Pendapatan = 100) ........................... 91

Tabel 6.8. Jumlah Pengangguran Terbuka di KabupatenKarimun Menurut Alasan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ......... 93

Tabel 6.9. Jumlah Pencari Kerja di Kabupaten Karimun Menurut Bulan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 .. .............................................................................. 94

Tabel 7.1. Tingkat Partisipasi Pemilihan Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin (%) ............................................................... 96

Tabel 7.2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Karimun 2014-2019 Menurut Asal Fraksi dan Jenis Kelamin ...................... 98

Tabel 7.3. Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Golongan dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014) ...... 99

Page 15: profil perempuan 2014

xiv|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Tabel 7.4. Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Jabatan dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014) .............100

Tabel 7.5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Fungsi dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014) .............101

Tabel 7.6. Jumlah Penduduk Perempuan Menurut Tempat Bekerja di Kabupaten Karimun Tahun 2014 ..........................102

Page 16: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 | xv

Daftar Gambar

Gambar 2.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kabupaten Karimun 2011-2014 ............................ 12

Gambar 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ........................................ 14

Gambar 2.3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ........................................ 15

Gambar 2.4. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ......................... 17

Gambar 2.5. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 (%) ................... 20

Gambar 2.6. Piramida Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 ............................................................................ 23

Gambar 2.7. Rasio Ketergantungan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) .. 25

Gambar 3.1. Perbandingan Peta Sebaran Jenis Penyakit Yang Dikeluhkan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) .............................. 32

Gambar 3.2. Peta Distribusi Sarana Kesehatan Yang Dipilih Masyarakat Kabupaten Karimun Untuk Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) ....... 35

Gambar 3.3. Perkembangan Jumlah Kematian Akibat HIV/AIDS dan Prevalensi Penderita HIV/IDS Meninggal (%) di Kabupaten Karimun Tahun 2014 .......................... 37

Page 17: profil perempuan 2014

xvi|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Gambar 4.1. Perbandingan Jumlah PUS dan WUS di Kabupaten Karimun Tahun 2014 .............................................46

Gambar 4.2. Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Pendidikan Tahun 2014 ...........................................................52

Gambar 4.3. Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Pekerjaan Tahun 2014 ...........................................................53

Gambar 4.4. Perkembangan Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Karimun Tahun 2010-2014 ....................................57

Gambar 6.1. Perbandingan Lapangan Usaha Kaum Perempuan Tahun 2010 dan 2014 (%) ......................................85

Gambar 7.1. Persentase Anggota Legislatif Perempuan di DPRD Kabupaten Karimun Tahun 2003-2019 (%) ............97

Page 18: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |1

1. Pendahuluan

Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya.

Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan

lingkunganyang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati

umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif.

Hal ini tampaknya merupakan suatu kenyataan sederhana tetapi

sering terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek untuk

mengumpulkan harta dan uang. (Laporan Pembangunan Manusia,

1990)

Beberapa kalimat pembuka pada Human Development

Report (HDR) pertama yang dipublikasikan oleh UNDP pada tahun

1990 tersebut menekankan bahwa pada hakikatnya pembangunan

manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari

pembangunan dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Disadari,

keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah,

swasta maupun masyarakat sangat tergantung pada peran serta

seluruh penduduk baik laki-laki maupun perempuan. Selain sebagai

pelaku, perempuan dan laki-laki sekaligus sebagai pemanfaat hasil

akhir dari pembangunan.

Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya

terus menerus yang dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai

kehidupan yang lebih baik. Upaya pembangunan ini ditujukan untuk

kepentingan seluruh penduduk tanpa membedakan jenis kelamin

Page 19: profil perempuan 2014

2|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

tertentu. Namun demikian tidak dapat dipungkiri, pada

pelaksanaannya masih terdapat kelompok penduduk yang tertinggal

dalam pencapaian kualitas hidup.

Ketertinggalan ini disebabkan oleh berbagai persoalan pelik

yang seringkali saling berkaitan antara satu dengan lainnya.

Persoalan paling penting yang menghalangi upaya peningkatan

kualitas hidup yang setara adalah pendekatan pembangunan yang

mengabaikan isu tentang kesetaraan dan keadilan gender. Belum

lagi, persoalan lain seperti budaya, atau agama yang terkadang

dapat menjadi faktor penghambat untuk mencapai kesetaraan

gender.

Disadari, keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan

oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat sangat tergantung

dari peran serta seluruh penduduk baik laki-laki maupun

perempuan sebagai pelaku, dan sekaligus pemanfaat hasil

pembangunan. Tuntutan akan kualitas sumber daya manusia (SDM)

perempuan paling tidak memiliki dampak pada dua hal.

Pertama, dengan kualitas yang dimiliki, perempuan akan

menjadi mitra kerja aktif laki-laki dalam mengatasi masalah-masalah

sosial, ekonomi dan politik yang diarahkan pada pemerataan

pembangunan. Kedua, perempuan yang berkualitas turut

mempengaruhi kualitas generasi penerus, mengingat fungsi

reproduksi perempuan berperan dalam mengembangkan sumber

daya manusia di masa datang. Tetapi pada kenyataannya, selama ini

peran serta kaum perempuan dalam pelaksanaan program

Page 20: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |3

pembangunan masih belum dimanfaatkan secara optimal. Faktor

penyebab belum optimalnya peran serta perempuan dalam

pembangunan karena masih rendahnya kualitas sumber daya

perempuan sehingga tidak mampu untuk bersaing dalam berbagai

bidang dengan mitra sejajarnya.

Pembangunan Nasional pada dasarnya bertujuan untuk

membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat

Indonesia seluruhnya secara adil dan merata berdasarkan Pancasila

dan undang undang Dasar 1945 dengan berpedoman pada Garis-

Garis Besar Haluan Negara. Dalam Undang-Undang Dasar 1945

pasal 27 ayat 1 secara jelas dinyatakan bahwa, “semua orang

mempunyai kedudukan dan hak yang sama dalam hukum dan

pemerintahan”.

Dalam GBHN juga dikemukakan prinsip kesetaraan dan

keadilan antara laki-laki dan perempuan yaitu perempuan dan laki-

laki baik sebagai manusia atau sebagai warga negara di dalam

hukum dan perundang-undangan di Indonesia tidaklah berbeda.

Sebagai sumberdaya insani, potensi yang dimilki perempuan

tidaklah berada di bawah potensi laki-laki. Mereka memiliki

kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

Diskriminasi terhadap kaum perempuan masih terjadi pada

seluruh aspek kehidupan, di seluruh dunia. Sifat dan tingkat

diskriminasi sangat bervariasi di berbagai negara atau wilayah. Tidak

ada satu wilayahpun di negara dunia ketiga dimana perempuan

telah menikmati kesetaraan dalam hak-hak hukum, sosial dan

Page 21: profil perempuan 2014

4|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

ekonomi. Diskriminasi dalam kesempatan dan kendali sumber daya,

ekonomi, kekuasaan dan partisipasi politik terjadi dimana-mana.

Perempuan dan anak perempuan menanggung beban paling berat

akibat ketidaksetaraan yang terjadi namun pada dasarnya

ketidaksetaraan itu merugikan semua orang.

Pembangunan pada dasarnya harus memberikan keadilan

dan kemakmuran kepada semua masyarakat baik laki-laki maupun

perempuan. Oleh sebab itu, diskriminasi terhadap perempuan

merupakan persoalan pokok pembangunan yang merupakan suatu

tujuan pembangunan yang memiliki nilai tersendiri. Semakin kecil

tingkat diskriminasi perempuan akan memperkuat kemampuan

negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan dan pemerintah

secara efektif. Dengan demikian penghapusan diskriminasi terhadap

perempuan adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam

rangka memberdayakan masyarakat, baik perempuan maupun laki-

laki untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan

taraf hidup mereka.

Upaya penghapusan diskriminasi terhadap perempuan bisa

diartikan secara berbeda-beda apabila dikaitkan dengan konteks

pembangunan, dalam pembangunan ekonomi membuka banyak

jalan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam jangka panjang.

Namun kenyataannya, masih banyak dijumpai status dan peranan

perempuan dalam masyarakat yang masih bersifat subordinatif.

Perempuan masih terpinggirkan dan belum dianggap

sebagai mitra sejajar dengan laki-laki. Padahal, tuntutan dari

Page 22: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |5

Millenium Development Goals(MDG’s) atau tujuan pembangunan

pada era millenium adalah menujukemitrasejajaran laki-laki dan

perempuan dengan meningkatkan keadilan dankesetaraan peran

perempuan pada setiap sektor pembangunan. Millenium

Development Goals (MDG’s) yang dimaksud meliputi:

1) penghapusan kemiskinan

2) pencapaian wajib belajar pendidikan dasar

3) peningkatan keadilan dan pemberdayaanperempuan

4) mengurangi tingkat kematian anak

5) peningkatan kesehatan ibu

6) penanganan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

7) memastikan kelestarian lingkungan

8) pengembangan kemitraan untuk pembangunan berkelanjutan

Jika dicermati tujuan yang terangkum dalam MDG’s terbagi

menjadi tiga bidang, yaitu bidang ekonomi, bidang pendidikan dan

bidang kesehatan. Pada bidang ekonomi antara lain meliputi

pengentasan kemiskinan, dan pengembangan kemitraan,

penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu target utama dari

MDG’s mempunyai sasaran yang harus dijalankan semua Negara

yang telah meratifikasinya, yaitu menurunkan proporsi penduduk

yang tingkat pendapatannya di bawah satu dollar per hari, dan

menurunkan penduduk yang menderita kelaparan.

Bidang kedua, berkaitan dengan pendidikan dan keadilan

terhadap kedudukan perempuan, dimana terangkum dalam solusi

untuk permasalahan pendidikan target yang ingin dicapai adalah

Page 23: profil perempuan 2014

6|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

menghilangkan ketimpangan antara perempuan dan laki-laki pada

tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan semua

tingkat pada tahun 2015. Pada bidang ketiga, merupakan sisi

kesehatan meliputi penurunan angka kematian bayi, peningkatan

kesehatan ibu, dan penanganan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit

menular lainnya.

Kebudayaan menafsirkan perbedaan biologis antara

perempuan dan laki-laki menjadi seperangkat tuntutan sosial

tentang kepantasan dalam berprilaku, dan pada gilirannya hak-hak,

sumberdaya dan kuasa. Kendati tuntutan ini bervariasi di setiap

masyarakat, tapi terdapat beberapa kemiripan yang mencolok.

Misalnya hampir semua kelompok masyarakat menyerahkan

tanggungjawab perawatan anak pada perempuan, sedangkan tugas

kemiliteran diberikan pada laki-laki.

Sebagaimana halnya ras, etnik dan kelas, perempuan dan

laki-laki adalah sebuah kategori sosial yang sangat menentukan

jalan hidup seseorang dan partisipasinya dalam masyarakat dan

ekonomi. Tidak semua masyarakat mengalami diskriminasi

berdasarkan ras atau etnis, namun semua masyarakat mengalami

diskriminasi berdasarkan kondisi biologis tersebut dalam bentuk

kesenjangan dan perbedaan dalam tingkatan yang berbeda-beda.

Seringkali dibutuhkan waktu cukup lama untuk mengubah

ketidakadilan ini. Suasana ketidakadilan ini terkadang bisa berubah

secara drastis karena kebijakan dan perubahan sosial ekonomi.

Page 24: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |7

Pada dasarnya, permasalahan diskriminasi gender muncul

karena adanya konstruksi sosial budaya yang meletakkan peran laki-

laki dan perempuan secara berbeda-beda yang didasarkan pada

pemahaman perbedaan biologis dan fisiologis dari laki-laki dan

perempuan. Ideologi yang berkembang di masyarakat telah

menentukan bahwa rumah tangga atau ranah domestik adalah

dunianya perempuan sedangkan ranah publik menjadi dunianya

laki-laki.

Dikotomi peran yang demikian ini yang kemudian diiringi

dengan munculnya budaya patriarkhi cenderung menjadi salah satu

faktor penyebab terjadinya perlakuan yang kurang menguntungkan

bagi kaum perempuan seperti perlakuan diskriminatif. Diskriminasi

perempuan yang demikian ini mengakibatkan terjadinya

ketimpangan pada beberapa aspek kehidupan di masyarakat.

Tidak semua masyarakat mengalami diskriminasi

berdasarkan ras atau etnis, namun diskriminasi yang pasti ada

adalah diskriminasi terhadap perempuan meskipun efek negatifnya

tidak terlalu besar. Diskriminasi tersebut bisa dalam bentuk

kesenjangan dan perbedaan dalam tingkatan yang berbeda-beda.

Seringkali dibutuhkan waktu cukup lama untuk mengubah

ketidakadilan ini. Suasana ketidakadilan ini terkadang bisa berubah

secara drastis karena kebijakan dan perubahan sosial ekonomi.

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Penghapusan segala

Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the

Elimination of Discrimination Against Women), yang tertuang di

Page 25: profil perempuan 2014

8|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

dalam UU No. 7 Tahun 1984. Tujuan dari berbagai kerangka hukum

ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN) Tahun 2005-2025. Sasaran kebijakan RPJPN 2005-2025

dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) I periode 2004-2009, RPJMN II periode

2010-2014, dan seterusnya. Selanjutnya RPJMN tersebut

diterjemahkan ke dalam kebijakan perencanaan tahunan, yaitu

Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Salah satu dari delapan arah RPJPN 20 tahun tersebut

adalah mewujudkan bangsa Indonesia yang berdaya saing untuk

mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Arahan ini

selanjutnya dijabarkan menjadi lima sasaran, yang salah satunya

adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia, termasuk

peran perempuan dalam pembangunan. Sedangkan masalah, arah,

strategi, dan sasaran kebijakan kesetaraan gender dalam

pembangunan di RPJPN 2005-2025 (UU No. 17/2007) pada RPJMN II

ini selanjutnya diuraikan di dalam Pembangunan Kesetaraan Gender

dan Pemberdayaan Perempuan.

Pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan

perempuan diarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan peran

perempuan di berbagai bidang pembangunan; penurunan jumlah

tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap

perempuan; serta penguatan kelembagaan dan jaringan

pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di tingkat

Page 26: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |9

nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data terpilah

berdasarkan jenis kelamin dan statistik gender.

Permasalahan besar yang dihadapi dalam pembangunan

kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yaitu masih

terdapatnya kesenjangan gender di berbagai bidang. Hal ini

tercermin pada masih rendahnya kualitas hidup dan peran

perempuan, termasuk meningkatnya kasus kekerasan terhadap

perempuan, yang disebabkan oleh: (i) terjadinya kesenjangan

gender dalam hal akses, manfaat, dan partisipasi dalam

pembangunan, serta penguasaan terhadap sumber daya, terutama

di tatanan antarprovinsi dan antarkabupaten/kota; (ii) rendahnya

peran dan partisipasi perempuan di bidang politik, jabatan-jabatan

publik, dan di bidang ekonomi; dan (iii) rendahnya kesiapan

perempuan dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim, krisis

energi, krisis ekonomi, bencana alam dan konflik sosial, serta

terjadinya penyakit.

Ketersediaan data dan informasi terpilah merupakan hal

penting bagipenyusunan kebijakan pembangunan di daerah, karena

tanpa data dan informasiyang utamanya mendeskripsikan

kedudukan perempuan pada semua sektor ataubidang secara jelas

dan benar akan menyulitkan ketercapaian sasaranpembangunan

yang tepat. Oleh karena itu, untuk mewujudkan keadilan terhadap

peran perempuan diperlukan data dan fakta serta informasi tentang

kesenjanganperan perempuan yang dapat dijadikan sebagai

wawasan, dan alat analisis untuk memantau,mengevaluasi,

Page 27: profil perempuan 2014

10|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

merencanakan, dan mengembangkan berbagai kebijakan,

program,dan kegiatan yang responsif dengan tujuan

memaksimalkan peran perempuan dalam segala aspek.

Berdasarkan data statistik yang terpilah tersebut,

disusunlah suatu analisis yang komprehensif untuk menggambarkan

sejauh mana dampak pencapaian pembangunan terhadap kaum

perempuan di Kabupaten Karimun. Analisis dilakukan dengan

menggunakan tehnik deskriptif, menggunakan data dari beberapa

sumber yang utamanya adalah hasil Susenas, 2014, Sakernas 2014,

serta kompilasi admisitrasi dari badan/dinas terkait. Analisis

dilakukan dalam tujuh bab yang meliputi: Pendahuluan;

Kependudukan; Kesehatan; keluarga Berencana; Pendidikan;

Ekonomi dan Ketenagakerjaan; serta kiprah sektor publik.

Page 28: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |11

2. Kependudukan

Sumberdaya manusia berupa penduduk merupakan

modal utama dalam melaksanakan pembangunan. Oleh karena itu

sumberdaya manusia sangat penting ditingkatkan kualitasnya agar

dapat dimanfaatkan secara maksimal. Masalah kependudukan yang

antara lain meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk

merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam

proses pembangunan.

Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi dan

dapat pula menjadi beban. Penduduk yang berkualitas akan menjadi

aset sekaligus modal bagi pembangunan, sebaliknya penduduk yang

berkualitas rendah akan menjadi beban dan permasalahan dalam

pembangunan. Oleh sebab itu dalam menangani permasalahan

penduduk, pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya

pengendalian jumlah penduduk tapi juga menitikberatkan pada

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Analisis terhadap karakteristik kependudukan menjadi

penting mengingat sifatnya yang selalu mengalami perubahan

sejalan dengan perjalanan waktu. Perubahan tersebut terjadi

karena perubahan komponen penduduk yaitu kelahiran, kematian

dan migrasi. Dengan tersedianya data kependudukan

memungkinkan dilakukan suatu analisis mengenai keadaan

kependudukan di suatu daerah saat ini. Dengan demikian akan

dapat diketahui bagaimana perubahan yang terjadi antar waktu.

Page 29: profil perempuan 2014

12|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Struktur Kependudukan

Salah satu ciri kependudukan di negara berkembang adalah

jumlah penduduk yang banyak dengan tingkat pertumbuhan yang

cukup tinggi. Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten

Karimun mencapai216.146 jiwa, sedangkan pada tahun 2014

jumlahnya meningkat menjadi 223.117 jiwa. Dengan demikian

selama tiga tahun terakhir telah terjadi peningkatan jumlah

penduduk sebesar 6.971 jiwa atau 2.323 jiwa per tahun.

Gambar 2.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kabupaten Karimun 2011-2014

Meskipun jumlah penduduk Kabupaten Karimun terus

menunjukkan perkembangan, namun secara laju pertumbuhan

penduduk (LPP) ternyata justru menunjukkan tren yang menurun.

Jika LPP pada tahun 2011 mencapai 1,69 persen, maka pada tahun

2014 nilainya nilainya hanya sebesar 1,01 persen. Dengan demikian

216146 218475 220882 223117

1,69

1,08 1,101,01

212000

214000

216000

218000

220000

222000

224000

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2011 2012 2013 2014

Jml Pddk LPP

Page 30: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |13

selama empat tahun terakhir, LPP Kabupaten Karimun telah

mengalami penurunan hampir 0,68 persen, dengan rata-rata LPP

Kabupaten Karimun hanya berkisar 1,22 persen.

Tabel 2.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014

Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Distribusi

Jml Pddk

Kepadatan per

Km2

Moro 447,92 8,15 41

Durai 62,98 2,84 101

Kundur 83,74 13,21 352

Kundur Utara 245,65 5,19 47

Kundur Barat 189,92 7,67 90

Ungar 55,53 2,66 107

Belat 109,34 2,93 60

Karimun 59,76 19,83 740

Buru 73,40 4,20 128

Meral 57,85 17,23 664

Tebing 76,35 10,81 316

Meral Barat 61,55 5,29 192

Kab. Karimun 1.524 100,00 146

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Kabupaten Karimun merupakan kepulauan yang terdiri dari

dari 249 buah pulau, dimana hanya sebanyak 45 pulau yang sudah

berpenghuni. Dua pulau terbesar di wilayah ini menjadi pusat

Page 31: profil perempuan 2014

14|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

berbagai kegiatan ekonomi masyarakat dan juga pemukiman

penduduk, yaitu Pulau Karimun dan Pulau Kundur.

Luas Kabupaten Karimun secara keseluruhan mencapai

7.984 km2 dimana 1.524 km2 atau 19 persen diantaranya

merupakan daratan. Wilayah Kabupaten Karimun berada di antara

Kota Batam, Singapura, Malaysia, Kepulauan Riau dan Riau. Hal ini

menjadikan Karimun sebagai tempat yang sangat strategis terutama

untuk berbagai kegiatan perekonomian.

Gambar 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014

Dengan jumlah penduduk sebesar 223.117, pada tahun

2014 Kabupaten Karimun merupakan wilayah dengan jumlah

penduduk terbanyak kedua di provinsi Kepulauan Riau setelah Kota

Batam. Jika ditinjau menurut persebaran penduduk, terlihat bahwa

Page 32: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |15

terdapat kesenjangan kepadatan penduduk yang tidak merata

antara wilayah. Pulau Karimun yang luasnya hanya 16,76 persen

menanggung beban lebih dari 53 persen penduduk. Hal ini secara

tidak langsung mengakibatkan kebijakan pembangunan menjadi

bias perkotaan.

Secara umum kepadatan penduduk Kabupaten Karimun

adalah sebesar 146 jiwa/km2, kecamatan Karimun sebagai pusat

pemerintahan, ekonomi, dan pendidikan memiliki kepadatan

terbesar yaitu 740 jiwa/km2. Sementara itu Kecamatan Moro yang

memiliki luas wilayah terbesar hanya ditempati oleh 41 jiwa/km2.

Gambar 2.3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014

Jika ditinjau menurut jenis kelamin, pada tahun 2014 jumlah

penduduk laki-laki di Kabupaten Karimun sebanyak 113.832 jiwa

Page 33: profil perempuan 2014

16|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

atau 51,02 persen, sedangkan penduduk perempuan sebanyak

109.285 jiwa atau 48,98 persen. Beberapa Kecamatan yang baru

terbentuk memiliki jumlah penduduk yang cukup besar diantaranya

Ungar, Belat, dan Meral Barat.

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin

Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Moro 9.251 8.629 17.880

Durai 3.173 2.865 6.038

Kundur 14.410 14.644 29.054

Kundur Utara 5.901 5.634 11.535

Kundur Barat 8.625 8.268 16.893

Ungar 2.910 3.073 5.983

Belat 3.356 3.099 6.456

Karimun 22.638 21.986 44.624

Buru 4.693 4.354 9.047

Meral 19.924 18.716 38.640

Tebing 12.503 12.285 24.788

Meral Barat 6.448 5.732 12.181

Kab. Karimun 113.832 109.285 223.117

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

dikenal sebagai Rasio Jenis Kelamin (RJK). Indikator ini digunakan

untuk menggambarkan banyaknya jumlah penduduk laki-laki yang

ada untuk setiap 100 orang penduduk perempuan. Nilai-nilai RJK

yang ekstrim perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan

kerawanan sosial.

Page 34: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |17

Gambar 2.4. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014

Rasio jenis kelamin Kabupaten Karimun sebesar 104.

Sementara itu rasio jenis kelamin tertinggi Kabupaten karimun

berada di kecamatan Meral Barat dengan nilai 113, dan yang paling

rendah berada di Kecamatan Ungar dengan nilai 94. Dengan

demikian terdapat kecenderungan bahwa terdapat tingkat kelahiran

atau migrasi penduduk laki-laki yang tinggi di Kecamatan Meral

Barat dan sebaliknya terjadi di Kecamatan Ungar.

Pertumbuhan Penduduk

Terjadinya perbedaan jumlah penduduk, kepadatan, dan

disparitas rasio jenis kelamin antar wilayah tersebutdisebabkan oleh

perbedaan potensi wilayah, dan pertumbuhan penduduk alamiah.

107 109 99 105 104 94 108 103 107 106 102 1130

20

40

60

80

100

120

Kab. Karimun

Page 35: profil perempuan 2014

18|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Pertumbuhan penduduk secara alami dipengaruhi oleh kelahiran,

kematian, migrasi masuk dan keluar.

Tabel 2.3. Jumlah Kelahiran, Kematian, dan Migrasi Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan dan Sebab Tahun 2014

Kecamatan Lahir Mati Datang Pindah

L P L P L P L P

Moro 209 199 13 10 337 394 459 542

Durai 114 86 1 2 86 116 130 155

Kundur 380 321 7 7 700 813 941 1116

Kundur Utara 132 138 3 1 338 392 544 632

Kundur Barat 234 187 4 4 434 503 446 574

Ungar 52 65 5 4 126 164 103 118

Belat 112 58 2 0 177 252 136 181

Karimun 1.044 982 43 22 1589 1669 2024 2132

Buru 116 93 0 0 242 283 307 352

Meral 469 455 31 16 1285 1411 1543 1631

Tebing 352 342 19 9 889 924 884 957

Meral Barat 222 206 19 8 459 472 243 255

Kab. Karimun 3.438 3.130 147 83 6662 7393 7760 8645

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karimun

Pada Tahun 2014, tingkat kelahiran penduduk Kabupaten

Karimun mencapai 6.568 jiwa, dimana 3.438 orang diantaranya

merupakan laki-laki dan 3.130 orang diantaranya perempuan.

Dengan demikian untuk setiap 100 bayi perempuan yang dilahirkan,

terdapat 110 bayi laki-laki yang juga dilahirkan. Jumlah kelahiran

tertinggi berada di Kecamatan Karimun, sementara jumlah kelahiran

paling rendah berada di kecamatan Ungar.

Page 36: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |19

Jumlah kematian penduduk Kabupaten karimun pada tahun

2014 tercatat sebesar 230 orang, dimana 147 diantaranya

merupakan penduduk laki-laki dan 83 penduduk perempuan.

Dengan demikian rasio kematian penduduk Kabupaten Karimun

adalah 1,77 laki-laki untuk setiap 1 perempuan. Sementara itu,

perbandingan antar jumlah kelahiran dan kematian adalah sebesar

28 penduduk baru untuk setiap penduduk yang meninggal.

Jumlah migrasi masuk di kabupaten Karimun tahun 2014

sebesar 14.055 jiwa. Dari jumlah tersebut 6.662 orang merupakan

penduduk laki-laki dan 7.393 merupakan penduduk perempuan.

Dengan demikian rasio migrasi masuk antara penduduk perempuan

terhadap laki-laki adalah sebesar 1,11. Hal ini menarik mengingat

karakter lapangan kerja yang tercipta di kabupaten Karimun saat ini

diominasi oleh sektor industri. Maka menjadi pertanyaan apakah

penduduk perempuan yang datang ini dapat terserap pada

lapangan kerja yang ada, atau hanya menjadikan Kabupaten

Karimun sebagai tempat transit sementara.

Dugaan Kabupaten Karimun sebagai tempat transit

terkonfirmasi oleh jumlah migrasi keluar wilayah yang lebih besar

dibandingkan dengan migrasi masuk. Pada tahun 2014 jumlah

migrasi masuk mencapai 16.405 jiwa. Dari jumlah tersebut 7.760

orang diantaranya merupakan laki-laki, dan 8.645 perempuan.

Dengan demikian secara keseluruhan Kabupaten Karimun

mengalami out migration sebesar 2.350 jiwa.

Page 37: profil perempuan 2014

20|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Wilayah dengan migrasi masuk terbesar berada di

kecamatan Karimun dan Meral dengan proporsi masing-masing

sebesar 23 dan 19 persen. Wilayah dengan migrasi masuk paling

sedikit berada diKecamatan Durai. Hal yang sama terjadi pada

migrasi keluar, dimana wilayah dengan jumlah migran terbesar

berada di Kecamatan Karimun dan Meral. Namun demikian, jumlah

migrasi keluar paling rendah berada di Kecamatan Ungar.

Gambar 2.5. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 (%)

Berdasarkan Tabel 2.3. diketahui bahwa pertumbuhan

Penduduk Kabupaten Karimun sebagian besar dipengaruhi oleh

angka kelahiran yang cukup tinggi. Pada tahun 2014, laju

pertumbuhan penduduk tertinggi Kabupaten Karimun berada di

kecamatan Meral Barat sebesar 4,21 persen. Sementara itu laju

0,34

1

0,23-0,91

1,04

1,81

2,47

1,37

0,43 0,61

1,52

4,21

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Kab. Karimun

Page 38: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |21

pertumbuhan paling rendah berada di Kecamatan Kundur Utara

sebesar -0,91 persen. Artinya setiap tahun jumlah penduduk

Kecamatan Kundur Utara justru semakin berkurang. Hal ini tentu

perlu menjadi perhatian bagi pengambilan kebijakan, khususnya

dalam kerangka pengembangan wilayah kedepannya.

Tabel 2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%)

Kecamatan Laki-laki Perempuan

Moro 0,36 0,32

Durai 0,97 1,02

Kundur 0,42 0,05

Kundur Utara (0,59) (1,24)

Kundur Barat 1,16 0,92

Ungar 1,13 2,45

Belat 2,09 2,88

Karimun 1,17 1,59

Buru 0,49 0,36

Meral 0,42 0,81

Tebing 1,29 1,75

Meral Barat 3,18 5,39

Kab. Karimun 0,89 1,14

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Jika ditelusuri lebih jauh, pertumbuhan penduduk di

Kabupaten Karimun didominasi oleh penduduk perempuan. Hal ini

diketahui dari angka pertumbuhan penduduk perempuan yang

mencapai 1,14 persen, dibandingkan dengan penduduk laki-laki

yang hanya sebesar 0,89 persen. Situasi ini tentu membawa

Page 39: profil perempuan 2014

22|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

implikasi bahwa meskipun saat ini jumlah penduduk laki-laki lebih

banyak dibandingkan perempuan, namun pada masa yang akan

datang hal tersebut akan berbalik. Kondisi demikian perlu

mendapatkan perhatian, terutama dalam hal peningkatan kualitas

pendidikan dan kesehatan bagi perempuan.

Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin tahun 2014

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

0-4 10.990 10.456 21.446

5-9 12.461 11.876 24.337

10-15 12.499 11.865 24.364

15-19 9.187 8.203 17.390

20-24 6.795 6.249 13.044

25-29 8.370 9.175 17.545

30-34 9.881 10.287 20.168

35-39 9.838 9.486 19.324

40-44 8.469 8.150 16.619

45-49 7.636 6.627 14.263

50-54 5.928 5.416 11.344

55-59 4.455 4.044 8.499

60-64 2.897 2.902 5.799

65-69 2.017 2.055 4.072

70-75 1.352 1.299 2.651

75+ 1.057 1.195 2.252

Jumlah 113.832 109.285 223.117

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Selain mengetahui laju pertumbuhan, informasi mengenai

struktur umur penduduk juga sangat penting dalam perencanaan

Page 40: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |23

kebijakan pembangunan. Berdasarkan data jumlah penduduk

menurut kelompok umur pada tabel 2.5. dapat disusun suatu

piramida penduduk. Pada tahun 2014 diketahui bahwa piramida

penduduk Kabupaten Karimun menonjol di dua titik, yaitu pada

penduduk kelompok umur 5-14 tahun dan 25-39 tahun. Kondisi

tersebut memberikan informasi terkait dua hal.

Gambar 2.6. Piramida Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014

Pertama, Angka kelahiran yang cukup tinggi selama satu

dekade terakhir menyebabkan jumlah penduduk berada pada

kelompok umur 5-14 tahun menjadi cukup besar. Kondisi ini perlu

diantisipasi oleh pemerintah melalui penyediaan sarana prasarana

pendidikan yang memadai. Kedua, telah terjadi migrasi keluar dalam

skala yang cukup besar pada penduduk kelompok umur 15-24

tahun. Dalam hal ini, migrasi yang dilakukan dalam rangka

15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000

0-45-9

10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-75

75+

Perempuan Laki-laki

Page 41: profil perempuan 2014

24|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

bersekolah/kuliah, sehingga sangat mungkin bahwa mereka ini akan

kembali pada beberapa waktu mendatang.

Tabel 2.6. Distribusi Penduduk Usia Produktif Kabupaten Menurut Jenis Kelamin Karimun Tahun 2014 (%)

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

0-14 31,58 31,29 31,44

15-64 64,53 64,55 64,54

65+ 3,89 4,16 4,02

Jumlah 100 100 100

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Struktur umur penduduk Kabupaten Karimun membawa

konsekuensi bagi tingkat produktivitas penduduk. Jika ditelaah lebih

lanjut berdasarkan Tabel 2.5. penduduk dapat dikelompokkan

menjadi tiga bagian yaitu penduduk muda (0-14 tahun), penduduk

usia produktif (15-64 tahun) dan penduduk tua (diatas 65 tahun).

Kondisi di Kabupaten Karimun menunjukkan bahwa jumlah

penduduk usia produktif mencapai 64,54 persen. Artinya Angka

ketergantungan (Dependency Ratio) mencapai 64,94 persen.

Semakin besar nilai Dependency Ratio maka dapat dikatakan

bahwa jumlah penduduk tidak produktif yang menjadi tanggungan

penduduk usia produktif semakin tinggi, sehingga tinggat

kesejahteraan menjadi berkurang. Sebaliknya, jika nilai Dependency

Ratio semakin rendah, maka semakin banya penduduk usia

produktif yang dapat terlibat dalam kegiatan ekonomi dan

Page 42: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |25

menghasilkan pendapatan. Konsep inilah yang melatarbelakangi

adanya Bonus Demografi.

Gambar 2.7. Rasio Ketergantungan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%)

Selanjutnya, pembahasan terkait dengan berbagai

pencapaian pembangunan yang berbasis gender dilaksanakan

menurut wilayah tempat tinggal. Untuk menetukan apakah suatu

wilayah tertentu termasuk daerah perkotaan atau pedesaan

digunakan suatu indikator komposit (indikator gabungan) yang skor

atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel:

kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan

akses ke fasilitas umum. Semakin baik skor yang didapatkan, maka

wilayah tersebut digolongkan sebagai perkotaan dan sebaliknya.

Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Karimun

yang tinggal di wilayah perkotaan sebanyak 136.924 jiwa atau 60,83

48,94 48,48 48,71

6,03 6,45 6,23

44,00

46,00

48,00

50,00

52,00

54,00

56,00

L P L+P

Young Dependency ratio Old Dependency Ratio

Page 43: profil perempuan 2014

26|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

persen. Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki yang tinggal di

daerah perkotaan sebesar 60,64 persen, sedangkan penduduk

perempuan mencapai 61,02 persen. Hal ini menunjukkan bahwa

dari segi kepadatan penduduk dan keberadaan fasilitas umum,

Kabupaten Karimun termasuk kedalam wilayah yang cukup maju.

Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Klasifikasi Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Wilayah Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Perkotaan 69.554 67.370 136.924

Perdesaan 44.278 41.915 86.193

Total 113.832 109.285 223.117

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Rumah Tangga

Jumlah rumah tangga di kabupaten karimun pada tahun

2014 mencapai 54.233 jiwa. Dari jumlah terbesar berada di

Kecamatan Karimun sebanyak 11.048 rumah tangga atau 20,37

persen. Sementara itu jumlah rumah tangga terkecil berada di

Kecamatan Durai sebanyak 1.502 atau 2,77 persen.Rata-rata setiap

rumah tangga di Kabupaten Karimun terdiri atas 4-5 orang. Wilayah

dengan yang memiliki rata-rata jumlah anggota rumah tangga

tertinggi berada di Kecamatan Meral Barat , sementara rata-rata

jumlah anggota rumah tangga paling sedikit berada di Kecamatan

Kundur.

Page 44: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |27

Tabel 2.8 Jumlah Rumah Tangga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga di kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014

Kecamatan Jml Rumah Tangga Rata-rata Jml ART

Moro 4.456 4,08

Durai 1.502 4,22

Kundur 7.629 3,86

Kundur Utara 2.848 4,07

Kundur Barat 4.176 4,10

Ungar 1.415 4,19

Belat 1.581 4,13

Karimun 11.048 4,00

Buru 2.342 4,00

Meral 8.760 4,39

Tebing 5.874 4,11

Meral Barat 2.602 4,53

Kab. Karimun 54.233 4,11

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Banyaknya anggota rumah tangga akan berpengaruh pada

biaya hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga. Secara

umum, biaya hidup akan lebih kecil pada rumah tangga dengan

jumlah anggota rumah tangga yang sedikit bila dibandingkan

dengan rumah tangga yang beranggotakan lebih banyak.Struktur

sosial yang menempatkan laki-laki sebagai kepala rumah tangga

masih mengakar kuat pada sebagian besar masyarakat Indonesia.

Hal ini terlihatdari tingginya persentase rumah tangga yang

dikepalai oleh laki-laki yaitu 87,93 persen.

Page 45: profil perempuan 2014

28|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Hasil Susenas 2014 menunjukkan bahwa jumlah rumah

tangga yang dikepalai oleh perempuan hanya sebesar 12,07 persen.

Persentase kepala rumah tangga perempuan di perkotaan

dibandingkan perdesaan relatif sama, yaitu sebesar 12,41 persen

berbanding 11,55 persen. Sebagian besar rumah tangga dengan

kepala rumah tangga laki-laki, memiliki anggota rumah tangga yang

masih lengkap sehingga perempuan sebagai istri dalam rumah

tangga berperan sebagai ibu rumah tangga.

Tabel 2.9. Jumlah Kepala Rumah Tangga Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan jenis Kelamin Tahun 2014

Wilayah Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Perkotaan 28.919 4.097 33.016

Perdesaan 18.766 2.451 21.217

Total 47.685 6.548 54.233

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Kondisi ini terlihat dari rata-rata jumlah anggota rumah

tangga dengan kepala rumah tangga perempuan adalah 3,18 atau

tiga orang, sedangkan kepala rumah tangga laki-laki adalah 4,28

atau 4 orang. Mayoritas kepala rumah tangga perempuan adalah

janda yang ditinggal suaminya karena cerai hidup atau cerai mati.

Bagi yang cerai hidup, mantan suami mereka berada di rumah

tangga lain sehingga anggota berkurang satu dan jumlah anggota

rumah tangganya tentu lebih kecil.

Page 46: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |29

3. Kesehatan

Kualitas hidup manusia akan dapat dinikmati jika berada

dalam keadaan yang sehat. Keberhasilan pembangunan bidang

kesehatan secara umum dapat diukur berdasarkan beberapa

indikator status kesehatan, seperti angka kesakitan. Angka kesakitan

(morbidity rate) yaitu penduduk yang mengalami keluhan

kesehatan. Upaya peningkatan pelayanan kesehatan dapat dilihat

melalui perilaku apakah berobat, keluhan sakit, dan kalau berobat,

dimana tempat berobatnya.

Keluhan Kesehatan

Kesehatan perempuan perlu mendapat perhatian khusus

karena perempuan mempunyai peran penting dalam melahirkan

generasi penerus yang berkualitas. Perempuan berperan mendidik

anak dalam suatu rumah tangga. Namun, masih banyak perempuan

yang kurang mendapat perhatian terutama di bidang kesehatan.

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami keluhan Kesehatan Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Tempat Tinggal Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Perkotaan 11.336 11.167 22.503

Perdesaan 5.466 6.540 12.007

Total 16.802 17.708 34.510

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Page 47: profil perempuan 2014

30|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Karimun

yang mengalami keluhan kesehatan mencapai 34.510 orang atau

15,47 persen. Dari jumlah tersebut, penduduk perempuan lebih

banyak mengalami keluhan kesehatan dibandingkan dengan

penduduk laki-laki. Selain itu penduduk yang tinggal di daerah

perkotaan juga lebih banyak yang mengalami keluhan kesehatan

dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perdesaan. Namun jika

di wilayah perkotaan penduduk laki-laki lebih rentan mengalami

keluhan kesehatan, maka di wilayah perdesaan justru terjadi

sebaliknya. Penduduk perempuan lebih banyak mengalami keluhan

kesehatan dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan Yang Menyebabkan Gangguan Kegiatan Sehari-Hari Menurut Wilayah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Jenis Kelamin Perkotaan Perdesaan Total

Laki-laki 1.593 647 2.240

Perempuan 279 96 375

Jumlah 1.872 743 2.615

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Dari seluruh penduduk yang mengalami keluhan kesehatan

tersebut, hanya terdapat sebagian kecil saja keluhan yang

menyebabkan terganggunya kegiatan sehari hari. Misalnya keluhan

yang menyebabkan perlu istirahat sehingga tidak dapat bekerja

maupun sekolah. Pada tahun 2014, jumlah keluhan kesehatan yang

menyebabkan terganggunya kegiatan terjadi pada 2.165 penduduk.

Page 48: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |31

Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki lebih rentan terganggu

kegiatannya, sementara itu penduduk yang tinggal di perkotaan

juga lebih banyak yang terganggu kegiatannya. Secara khusus

terlihat bahwa penduduk laki-laki yang tinggal di perkotaan

merupakan entitas terbanyak yang mengalami gangguan kegiatan

akibat keluhan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit

yang dialami sangat serius dan bersifat degeneratif seperti jantung,

stroke, dan lain sebagainya.

Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami Gangguan Kesehatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014

Jenis Keluhan Kesehatan

Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Panas 9.152 6.655 15.797

Batuk 8.355 8.153 16.511

Pilek 6.841 7.475 14.324

Asma/Sesak Nafas 467 1.410 1.874

Diare 911 568 1.495

Sakit Kepala Berulang 1.434 4.033 5.466

Sakit Gigi 569 732 1.294

Lainnya 4.963 6.317 11.290

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Jika ditinjau menurut jenis penyakit yang diderita, penduduk

laki-laki cenderung mengalami gangguan kesehatan seperti panas,

batuk, dan diare. Sementara penduduk perempuan cenderung

mengalami penyakit pilek, asma, sakit kepala berulang, sakit gigi,

Page 49: profil perempuan 2014

32|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

dan penyakit lainnya. Jenis penyakit yang paling sering menjadi

keluhan penduduk Kabupaten Karimun adalah batuk, diikuti dengan

panas, dan pilek. Sementara itu jenis penyakit yang jarang dialami

adalah sakit gigi, diare, serta asma/sesak napas.

Gambar 3.1. Perbandingan Peta Sebaran Jenis Penyakit Yang Dikeluhkan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%)

Dari seluruh jenis penyakit yang tertera pada Tabel 3.3.,

rata-rata lamanya hari terjadinya gangguan kesehatan bagi seluruh

penduduk adalah 7,35 hari. Rata-rata hari terjadinya gangguan

kesehatan bagi penduduk perempuan relatif lebih lama

dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Sementara itu, rata-rata

hari terjadinya gangguan kesehatan bagi penduduk yang tinggal di

perdesaan relatif lebih lama dibandingkan dengan mereka yang

tinggal di perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan dan

perhatian khusus terhadap peningkatan kualitas kesehatan bagi

0

2

4

6

8Panas

Batuk

Pilek

Asma/Sesak Nafas

Diare

Sakit Kepala …

Sakit Gigi

Lainnya

Laki-laki

Perempuan

Page 50: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |33

penduduk perempuan dan mereka yang tinggal di perdesaan.

Misalnya melalui peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan

infrastruktur hingga ke desa-desa.

Tabel 3.4. Rata-Rata Jumlah Hari Lamanya Terjadi Gangguan Kesehatan Di Kabupaten Karimun Menurut Wilayah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Jenis Kelamin Perkotaan Perdesaan Total

Laki-laki 5,42 11,12 7,11

Perempuan 10,36 2,46 8,28

Jumlah 6,46 9,52 7,35

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Akses Untuk melakukan pengobatan

Tingkat keparahan suatu penyakit dapat dilihat menurut

cara pengobatan yang dilakukan. Pada tahun 2014, jumlah

penduduk yang mengobati sendiri penyakitnya dalam satu bulan

terakhir mencapai 20.912 orang atau 60,6 persen. Dari jumlah

tersebut, penduduk perempuan cenderung untuk mengobati sendiri

penyakitnya dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Hal ini terlihat

dari jumlah penduduk perempuan yang mengobati sendir

penyakitnya mencapai 11.100 orang dibandingkan dengan

penduduk laki-laki yang hanya 9.812 orang.

Situasi yang sama terlihat dari banyaknya penduduk yang

pernah berobat jalan dalam enam bulan terkahir, dan penduduk

yang pernah rawat inap dalam satu tahun terakhir. Jumlah

penduduk yang mendapatkan pelayan kesehatan tersebut sama-

sama didominasi oleh penduduk perempuan. Hal ini menunjukkan

Page 51: profil perempuan 2014

34|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

besarnya kesadaran penduduk perempuan mengenai kualitas

kesehatan. Maka tidak heran bahwa penduduk perempuan memiliki

rata-rata angka harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan

dengan laki-laki.

Tabel 3.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Pengobatan yang Dilakukan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014

Jenis Pengobatan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Pernah Mengobati Sendiri

Dlm 1 Bulan

9.812 11.100 20.912

Pernah Berobat Jalan Dlm 6

Bln Terakhir

9.546 11.354 20.901

Pernah Rawat Inap Dlm 1 Th

Terakhir

982 2.328 3.310

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Jika ditinjau menurut tempat berobat jalan yang dipilih oleh

sebagian besar penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, baik

laki-laki maupun perempuan sama-sama memilih dokter dan

poliklinik untuk memeriksakan kesehatannya. Pada tempat

berikutnya, penduduk memilih puskesmas sebagai tempat berobat

jalan yang lebih diminati. Yang menarik, frekuensi penduduk

perempuan yang memilih berobat jalan di RS pemerintah lebih

tinggi dibandingkan laki-laki. Selama ini terdapat stereotipe bahwa

perobatan di RS ditujukan pada penyakit yang bersifat ganas/kronis.

Maka perlu diteliti lebih lanjut apakah perempuan memiliki jenis

penyakit yang lebih berat dibandingkan dengan laki-laki.

Page 52: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |35

Gambar 3.2. Peta Distribusi Sarana Kesehatan Yang Dipilih Masyarakat Kabupaten Karimun Untuk Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%)

Ancaman HIV/AIDS

Salah satu ancaman bidang kesehatan bagi penduduk

perempuan adalah penyebaran virus HIV/AIDS. Posisi Kabupaten

Karimun sebagai daerah perbatasan sangat rentan dengan pola

hubungan seksual yang tidak sehat. Masih maraknya praktek

prostistusi pada akhirnya membawa dampak penyebaran hingga ke

tingkat ibu rumah tangga dan anak.Pada tahun 2014 penemuan

kasus infeksi menular seksual mencapai 1.343 kasus. Angka ini

mengalami kenaikan sebesar 67,46 persen dibandingkan dengan

tahun 2010.

0

10

20

30

40

50

RS pemerintah

RS swasta

Praktek doketr/Polikli

nik

Puskesmas/Pustu

Praktek Nakes

praktek Batra

Laki-laki

Perempuan

Page 53: profil perempuan 2014

36|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Tabel 3.6. Perkembangan Jumlah Kasus Infeksi Menular Seksual di Kabupaten Karimun Tahun 2010-2014

Tahun Kasus Baru Infeksi Menular

Seksual (IMS) HIV AIDS HIV/AIDS

2014 80 28 108 1.343

2013 84 36 120 1.545

2012 60 77 137 858

2011 72 49 121 1.084

2010 65 76 141 802

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun

Meningkatnya penemuan kasus infeksi menular seksual

patut diwaspadai karena dapat membuka jalan pada meningkatnya

jumlah kasus HIV/AIDS. Pada tahun 2014 jumlah kasus baru

HIV/AIDS mencapai 108 kasus. Angka ini memang menunjukkan

tren yang menurun dibandingkan dengan tahun 2010. Penurunan

penemuan kasus baru HIV/AIDS bisa jadi merupakan bagian dari

puncak gunung es. Namun demikian hal ini tidak dapat dilepaskan

dari kerja keras pemerintah untuk mengatasi penyebarluasan

penyakit mematikan tersebut.

Pada tahun 2010, jumlah kematian akibat HIV/AIDS

mencapai 11 kasus dengan prevalensi penderita meninggal sebesar

7,80 persen. Angka ini terus mengalami penurunan selama lima

tahun terakhir. Pada tahun 2014 jumlah kematian menurun menjadi

delapan kasus dengan prevalensi penderita untuk meninggal

sebesar 7,41 persen. Pemeriksaan yang terlambat kan kurangnya

Page 54: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |37

ketersediaan obat-obatan merupakan beberapa faktor yang

menghambat turunnya angka kematian akibat HIV/AIDS.

Gambar 3.3. Perkembangan Jumlah Kematian Akibat HIV/AIDS dan Prevalensi Penderita HIV/IDS Meninggal (%) di Kabupaten Karimun Tahun 2014

0

2

4

6

8

10

12

2010 2011 2012 2013 2014

1112

87

87,80

9,92

5,84 5,83

7,41

Meninggal

Pervalensi meninggal (%)

Page 55: profil perempuan 2014

38|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 56: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |39

4. Keluarga Berencana

Masalah kesehatan perempuan terutama yang berkaitan

dengan kesehatan reproduksi tidak bisa dilepaskan dari isu gender.

Gender mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki

dan perempuan. Selama ini kesehatan reproduksi selalu di

asumsikan sebagai “urusan perempuan”. Hal ini tidak terlepas dari

pemahaman sebagian besar anggota masyarakat mengenai istilah-

istilah: akseptor; Keluarga Berencana; aborsi; pemeriksaan

kehamilan; kemandulan; dan kematian ibu yang selalu dikaitkan

dengan perempuan, sebagai target sasaran maupun pelaku dalam

permasalah tersebut.

Perkawinan Dan Hak Reproduksi

Sebagaimana perempuan, laki-laki juga memiliki persoalan

kesehatan reproduksi dalam siklus hidupnya. Kesehatan reproduksi

tidak terpisahkan dari hubungan laki-laki dan perempuan. Namun

demikian, keterlibatan, motivasi serta partisipasi laki-laki dalam

kesehatan reproduksi masih sangat kurang. Rendahnya keterlibatan

laki-laki antara lain disebabkan oleh kurangnya informasi

berdasarkan perspektif laki-laki yang dapat digunakan untuk

membantu merancang program-program yang sesuai,

ketidaknyamanan laki-laki karena selama ini mereka tidak termasuk

ke dalam pelayanan, keterbatasan metode kontrasepsi yang ada

Page 57: profil perempuan 2014

40|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

untuk laki-laki, sikap negatif dari para pembuat kebijakan dan

penyedia pelayanan terhadap laki-laki, serta sumber daya yang

terbatas, seperti kurangnya staf laki-laki terlatih, klinik untuk laki-

laki, jam-jam yang sesuai atau pelayanan yang berbeda untuk laki-

laki.

Dalam perkembangannya kemudian, perempuan lebih

banyak menerima tekanan, hanya karena secara kodrati perempuan

dianggap lemah dan tak berdaya. Persepsi tersebut pada akhirnya

menyulitkan perempuan untuk mendapatkan akses pada berbagai

segi kehidupan, utamanya bidang kesehatan yang menentukan

kehidupan dan kematian perempuan. Saat ini persoalan kesehatan

reproduksi perempuan seringkali dianggap sebagai isu sekunder.

Dalam situasi apaupun, perempuan harus paham terhadap

hak-hak reproduksinya antara lain hak untuk memutuskan dan

bertanggung jawab terhadap jumlah, jeda dan waktu

untuk mempunyai anak serta hak atas informasi yang berkaitan

dengan hal tersebut, hak untuk mendapatkan kehidupan seksual

dan kesehatan reproduksi yang terbaik, hak untuk

mendapatkan pelayanan dan informasi agar hal tersebut dapat

terwujud dan hak untuk membuat keputusan yang berkenaan

dengan reproduksi yang bebas dari diskriminasi, pemaksaan

dan kekerasan.

Dari hasil Susenas 2014 diketahui bahwa jumlah penduduk

berusia 10 tahun keatas sebanyak 177.334 jiwa dimana 90.381

orang merupakan penduduk laki-laki dan 86.953 orang merupakan

Page 58: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |41

penduduk perempuan. Dari jumlah tersebut 38,74 persen

diantaranya berstatus belum kawin, 55,80 persen berstatus kawin,

1,25 persen berstatus cerai hidup, dan 4,21 persen berstatus cerai

mati. Jumlah penduduk Laki-laki belum kawin berjumlah lebih

banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Sementara itu,

jumlah penduduk perempuan berstatus cerai hidup dan cerai mati

lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-laki.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Status Perkawinan, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Status

Kelompok Umur

10-19 20-29 30-39 >39 10 Th keatas

L P L P L P L P L P

Belum

kawin

21.686 19.819 11.151 7.697 5.218 1.426 1.143 846 39.045 29.660

Kawin - 249 4.014 7.234 14.251 17.568 30.961 24.463 49.366 49.589

Cerai

hidup

- - - 495 126 530 338 713 470 1.739

Cerai

mati

- - - - 124 251 1.369 5.666 1.509 5.965

Jumlah 21.686 20.068 15.165 15.424 19.719 19.773 33.811 31.688 90.381 86.953

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Tingkat perkawinan dan perceraian di Kabupaten Karimun

dapat dikatakan termasuk cukup tinggi. Pada tahun 2014 jumlah

pernikahan yang tercatat di Kabupaten Karimun mencapai 1.753

kejadian. Jumlah pernikahan terbanyak berada di Kecamatan

Karimun dengan 322 kejadian, disusul Kecamatan meral, Tebing,

dan kundur. Namun disamping tingginya pernikahan, kasus

Page 59: profil perempuan 2014

42|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

pemberian talak serta putusan perceraian yang terjadi juga cukup

mengkhawatirkan. Pada tahun tersebut tercatat jumlah talak yang

dijatuhkan mencapai 78 kejadian, sementara kasus perceraian

mencapai 270 kasus. Dalam hal ini, Kecamatan Meral mencatat

jumlah kasus tertinggi pada dua kejadian tersebut. Hal ini

mengindikasikan kurangnya kematangan dan kemampuan sebagian

penduduk dalam mengelola rumah tangganya.

Tabel 4.2. Banyaknya Nikah, Talak, dan Cerai Menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2014

Kecamatan Nikah Talak Cerai

Moro 134 1 20

Durai 41 0 4

Kundur 223 3 29

Kundur Utara 89 4 13

Kundur Barat 133 3 20

Ungar 58 2 7

Belat 64 1 5

Karimun 322 16 59

Buru 99 1 9

Meral 276 23 59

Tebing 230 19 36

Meral Barat 84 5 9

Kab. Karimun 1.753 78 270

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun

Selain permasalahan cerai dan talaq yang terjadi karena

kurangnya kematangan mengelola rumah tangga, perkara seperti

poligami, dan dispensasi nikah turut berpengaruh kepada keutuhan

rumah tangga dalam jangka panjang. Sering terjadi dispensasi nikah

Page 60: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |43

yang dimohonkan karena pihak yang akan menikah belum cukup

umur, maupun akibat keterpaksaan menikah. Arus globalisasi telah

turut mengubah budaya, dimana masyarakat cenderung permisif

terhadap pergaulan bebas. Hal ini tanpa disadari akan merusak

tatanan keluarga dan rumah tangga di masa yang akan datang.

Tabel 4.3. Jumlah Perkara Yang Diterima dan Diputuskan oleh Pengadilan Agama Tanjungbalai Karimun Tahun 2014

Jenis Perkara Perkara diterima Perkara diputuskan

Poligami 1 1

Dispensasi Nikah 28 25

Pengesahan Nikah 4 4

Persetujuan Talaq 130 119

Gugatan Cerai 360 305

Pengangkatan Anak 5 5

Sumber: Pengadilan Agama Kabupaten Karimun

Penduduk yang berstatus kawin, sewajarnya membentuk

suatu rumah tangga tersendiri, dengan diikuti oleh anak-anaknya,

maupun orang tua yang berstatus cerai hidup/cerai mati. Namun

ada kalanya suami sebagai kepala rumah tangga harus tinggal di

wilayah lain yang tidak memungkinkan untuk pulang setiap hari atau

beberapa saat sehingga menurut konsep kependudukan harus

dikeluarkan dari rumah tangga tersebut. Hal ini kemudian

menyebabkan status kepala rumah tangga kemudian beralih kepada

perempuan.

Page 61: profil perempuan 2014

44|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Pada tahun 2014 jumlah kepala rumah tangga perempuan di

kabupaten Karimun sebanyak 6.548 orang. Jumlah perempuan

berstatus kawin yang menjadi kepala rumah tangga mencapai 1.462

orang atau 22,33 persen. Jumlah itu merupakan yang kedua

terbesar dibawah perempuan berstatus cerai mati yang mencapai

4.058 orang atau 64,97 persen. Sementara perempuan kepala

rumah tangga berstatus belum kawin dan cerai hidup jumlahnya

masing-masing hanya 5,41 dan 10,28 persen. Oleh karena itu

menarik untuk diketahui apakah perempuan mampu menjalankan

rumah tangga sebaik laki-laki, mengingat secara konsepkepala

rumah tangga bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan

seluruh anggotanya.

Tabel 4.4. Jumlah Kepala Rumah Tangga Perempuan Di Kabupaten Karimun Menurut Status Perkawinan Dan Wilayah Tempat Tinggal Tahun 2014

Status kawin Perkotaan Perdesaan Total

Belum Kawin 171 188 354

Kawin 698 787 1.462

Cerai hidup 539 122 673

Cerai mati 2.689 1.353 4.058

Jumlah 4.097 2.451 6.548

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Page 62: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |45

Perempuan yang berada pada rentang usia 15-49 tahun

dikategorikan sebagai wanita yang produktif secara seksual. Pada

tahun 2014, jumlah wanita yang berada pada rentang usia 15-49

tahun sebesar 58.177 orang. Dari jumlah tersebut, 38.147 orang

atau 65,57 persen diantaranya berstatus kawin/aktif secara seksual

dalam hal ini sering disebut sebagai Pasangan Usia Subur (PUS).

Sementara itu 20.030 orang atau 34,43 persen sisanya berstatus

tidak kawin/tidak aktif secara seksual dan dikenal sebagai kelompok

Wanita Usia Subur (WUS).

Tabel 4.5. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Perempuan Usia Subur (WUS) di kabupaten Karimun Menurut Tempat Tinggal Tahun 2014

Kategori Perkotaan Perdesaan Kota+Desa

PUS 24.116 14.031 38.147 WUS 11.747 8.283 20.030

Jumlah 35.863 22.314 58.177

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Jumlah PUS merupakan ukuran produktifitas yang penting

untuk diketahui mengingat kaitannya dengan tingkat kelahiran.

Jumlah perempuan usia produktif di perkotaan mencapai 35.863

orang, atau 61,64 persen dari keseluruhan. Jika dibandingkan

jumlah PUS di daerah perkotaan ternyata mencapai 64,24 persen,

lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang hanya sebesar 62,88

persen.

Page 63: profil perempuan 2014

46|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Gambar 4.1. Perbandingan Jumlah PUS dan WUS di Kabupaten Karimun Tahun 2014

Tingginya laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karimun

yang sebagin besar disumbangkan oleh kelahiran, salah satunya

merupakan dampak dari waktu perkawinan di usia muda. Semakin

muda seorang perempuan melakukan perkawinan, maka semakin

panjang masa produktifnya, sehingga semakin banyak anak yang

mungkin dilahirkan. Namun demikian, terdapat resiko dari

perkawinan di usia muda, diantaranya adalah kurangnya kesiapan

secara fisik dan mental sebagai seorang ibu. Hal ini seringkali

mengakibatkan bahwa keluarga yang dibina dan anak yang

dibesarkan tidak dapat berkembang secara optimal.

67,24 62,88 65,57

32,76 37,12 34,43

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Perkotaan Perdesaan Kota+Desa

WUS

PUS

Page 64: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |47

Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur Kawin PertamaTahun 2014

Kelompok umur

Perkotaan Perdesaan Total

<18 6.465 8.961 15.243

18-24 34.467 20.327 54.833

25-34 12.489 3.592 16.234

>35 182 470 643

Jumlah 53.603 33.350 86.953

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Pada tahun 2014, jumlah perempuan yang pertama kali

kawin dibawah usia 18 tahun mencapai 15.243 orang atau 17,53

persen. Jumlah perempuan yang kawin pertama kali pada umur 18-

24 tahun sebanyak 54.833 orang atau 63,06 persen. Sementara

jumlah perempuan yang pertama kali kawin pada umur 24-34 tahun

mencapai 18,67 persen. Dari jumlah tersebut perempuan di

perdesaan yang umur kawin pertamanya dibawah 18 tahun

mencapai 26,87 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan

perempuan perkotaan yang jumlahnya hanya 12,06 persen.

Sebaliknya, penduduk di perkotaan yang melakukan perkawinan

pertama di usia 25-34 tahun mencapai 23,30 persen, jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan perdesaan yang hanya sebesar 10,77

persen.

Page 65: profil perempuan 2014

48|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Tabel 4.7. Rata-rata Jumlah Tahun Dalam Ikatan Perkawinan, dan Jumlah Anak Kandung Lahir Hidup Pada Penduduk Perempuan Pernah Kawin di Kabupaten Karimun Tahun 2014

Nilai Rata-rata Perkotaan Perdesaan Total

Jumlah tahun dlm ikatan

perkawinan

18,91 22,08 20,08

A.k lahir hidup (laki-laki) 1,53 1,75 1,61

A.k lahir hidup (perempuan) 1,41 1,83 1,57

A.k lahir hidup (laki-

laki+perempuan)

2,94 3,59 3,18

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Dampak dari usia kawin pertama yang muda di perdesaan

menyebabkan lamanya terikat dalam perkawinan menjadi lebih

panjang dibandingkan perempuan di perkotaan. Sebagai

konsekuensinya, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan juga menjadi

lebih banyak dibandingkan dengan perempuan di perkotaan.

Pada tahun 2014 secara keseluruhan rata-rata jumlah anak

yang dilahirkan hidup mencapai 3,18 atau 3-4 orang anak. Rata-rata

anak laki-laki yang dilahirkan hidup lebih banyak daripada anak

perempuan dengan perbandingan 1,61:1,57. Di daerah perkotaan

rasio jumlah anak laki-laki dan perempuan yang dilahirkan sejalan

Rasio secara keseluruhan. Namun di daerah perdesaan, rasio

tersebut justru berkebalikan dimana rata-rata anak laki-laki dan

perempuan yang dilahirkan adalah 1,75:1,83.

Page 66: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |49

Keluarga Berencana

Tingkat kelahiran yang tinggi dapat dikendalikan dan

diantisipasi melalui program keluarga berencana. Program KB

berfungsi untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk dan

mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi di Indonesia.

Indikator yang digunakan meliputi persentase perempuan usia

subur yang sedang menggunakan alat/cara KB, persentase

perempuan usia subur yang pernah menggunakan alat/cara KB,

jenis-jenis alat KB yang digunakan. Sementara itu usia perkawinan

pertama dapat mempengaruhi seseorang dalam status pemakaian

alat/cara KB.

Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Perempuan Pernah Kawin Menurut Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%)

Kelompok Umur

Sedang menggunakan

Tidak menggunakan lagi

Tidak pernah menggunakan

Jumlah

15-25 4.880 3.681 5.891 14.452

25-29 5.000 2.174 2.001 9.175

30-39 10.259 4.894 4.620 19.773

40-49 3.348 5.754 5.675 14.777

Jumlah 23.487 16.503 18.187 58.177

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Salah satu instrumen utama yang digunakan untuk tujuan

tersebut adalah alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi di

Kabupaten Karimun masih perlu mendapatkan perhatian khusus.

Page 67: profil perempuan 2014

50|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Hal ini terlihat dari jumlah perempuan yang menggunakan alat

kontrasepsi hanya sebanyak 23.487 orang atau 40,37 persen.

Karena pada saat yang sama, jumlah perempuan yang tidak pernah

menggunakan sama sekali justru mencapai 18.187 orang atau 31,26

persen. Selain itu, jumlah perempuan yang tidak lagi menggunakan

alat kontrasepsi juga cukup banyak yaitu 16.503 orang atau 28,37

persen.

Jumlah pengguna alat kontrasepsi terbanyak berada pada

kelompok umur 25-29 dan 30-39 tahun masing-masing sebesar 54,5

dan 51,88 persen. Hal ini dapat dimaklumi mengingat pada rentang

umur tersebut pasangan biasanya sudah memiliki anak atau

menunda kehamilan dengan alasan pekerjaan maupun kondisi

ekonomi keluarga. Proporsi terbesar perempuan yang tidak pernah

menggunakan alat kontrasepsi terdapat pada kelompok umur 15-24

dan 40-49 tahun. Pada usia 15-24 biasanya pasangan ingin cepat

memiliki keturunan, sementara pada usia 40-49 biasanya

perempuan sudah memasuki masa menopause sehingga merasa

tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi.

Jika ditinjau menurut alat kontrasepsi yang digunakan,

terdapat dua jenis alat yang populer dikalangan penduduk

kabupaten Karimun. Dua jenis alat tersebut adalah Suntikan KB dan

pil KB, dengan jumlah pengguna masing-masing 46,61 dan 42,79

persen. Artinya kedua jenis alat KB tersebut menguasai 90 persen

alat KB yang digunakan oleh penduduk Kabupaten Karimun.

Dominasi penggunaan alat tersebut disebabkan oleh harganya yang

Page 68: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |51

cukup murah, dan cara pemakaiannya yang sangat mudah. Kedua

jenis alat tersebut populer digunakan oleh seluruh kelompok umur.

Tabel 4.9. Jumlah Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Kelompok Umur Tahun 2014

Jenis Alat Kontrasepsi Kelompok Umur

15-25 25-29 30-39 40-49 Jumlah

MOW/tubektomi - - - 28 28 AKDR/IUD/spiral - 136 614 147 897 Suntikan KB 3.065 2.939 4.809 1.265 12.078 Susuk KB/norplan/ implan/alwalit

- - 316 233 549

Pil KB 1.815 1.764 4.427 1.577 9.584 Kondom/karet KB - 161 93 53 307 tradisional - - - 44 44

Jumlah 4.880 5.000 10.259 3.348 23.487

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Jika ditinjau menurut alat kontrasepsi yang digunakan,

terdapat dua jenis alat yang populer dikalangan penduduk

kabupaten Karimun. Dua jenis alat tersebut adalah Suntikan KB dan

pil KB, dengan jumlah pengguna masing-masing 46,61 dan 42,79

persen. Artinya kedua jenis alat KB tersebut menguasai 90 persen

alat KB yang digunakan oleh penduduk Kabupaten Karimun.

Dominasi penggunaan alat tersebut disebabkan oleh harganya yang

cukup murah, dan cara pemakaiannya yang relatif mudah

dibandingkan jenis alat kontrasepsi lainnya.

Page 69: profil perempuan 2014

52|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Gambar 4.2. Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Pendidikan Tahun 2014

Selain karena faktor harga dan kemudahan, alasan lain yang

menyebabkan pil KB dan suntik KB menjadi sangat populer adalah

kurangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan metode

kontrasepsi lainnya. Hal ini terlihat dari Gambar 4.2., dimana 67,58

persen pengguna KB suntik berpendidikan SMP kebawah. Pada

metode pil KB, jumlah pengguna berpendidikan SMP kebawah lebih

besar bahkan mencapai 83,47 persen.

Hal yang berbeda terlihat dari pengguna KB yang relatif lebih

modern ataupun permanen yang sebagian besar berpendidikan

tinggi. Lebih dari 81 persen pengguna MOW berpendidikan SMA

keatas. Sebagaimana halnya pengguna AKDR/IUD/Spiral yang dipilih

oleh 65 persen pengguna KB berpendidikan SMA keatas. Dalam hal

ini faktor pendidikan sangat mempengaruhi pemilihan alat

kontrasepsi yang digunakan.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TT SD SD Sederajat SMP Sederajat SMA Sederajat Akademi/PT

Page 70: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |53

Gambar 4.3. Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Pekerjaan Tahun 2014

Perbedaan pemilihan alat kontrasepsi, juga didasarkan pada

aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh penduduk perempuan.

Pada penduduk yang bekerja, kecenderungan alat kontrsepsi yang

dipilih adalah yang lebih moderen dan bersifat permanen. Hal ini

terlihat dari pengguna MOW dan AKDR/IUD/Spiral yang sebagian

besar bekerja. Sementara itu alat kontrasepsi kondom/karet KB

biasanya dipilih oleh orang yang bekerja karena relatif lebih praktis.

Di sisi lain, alat kontrasepsi yang murah dan mudah didapatkan

seperti suntik KB, susuk, dan pil KB lebih populer digunakan

dikalangan perempuan yang tidak bekerja.

Pencegahan dan pengaturan kehamilan tidak hanya

dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Karena pada

kenyataannya, jumlah perempuan yang tidak mengikuti KB dan

tidak ingin memiliki anak, dikenal sebagai Unmet Need, juga cukup

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Tidak

Bekerja

Page 71: profil perempuan 2014

54|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

besar. Pada tahun 2014 jumlah Unmet Need sebesar 20.696 orang

yang terdiri atas 2.781 orang yang menginginkan untuk memiliki

anak dalam jangka waktu lebih dari 2 tahun, dan 17.915 orang yang

tidak menginginkan anak sama sekali. Jumlah ini mencakup 59,66

persen dari mereka yang tidak mengikuti program KB.

Tabel 4.10. Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Karimun Yang Tidak Mengikuti Program KB Menurut Kelompok umur dan Keinginan Mempunyai Anak Tahun 2014

Kelompok

Umur

Ya, segera

(<2 tahun)

Ya, kemudian

(>=2 tahun) Tidak jumlah

15-25 6.545 - 3.027 9.572

25-29 2.881 403 891 4.175

30-39 4.099 2.175 3.240 9.514

40-49 469 203 10.757 11.429

Jumlah 13.994 2.781 17.915 34.690

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Jika ditinjau menurut kelompok umur, alasan yang banyak

dikemukakan oleh perempuan yang mengalami Unmet Need pada

kelompok umur 15-24 tahun adalah ketakuatan akan efek samping

dari penggunaan alat kontrasepsi. Alasan yang sama juga

dikemukakan oleh perempuan yang mengalami Unmet Need pada

kelompok umur 30-39 tahun. Sementara itu, alasan terkait fertilitas

lebih banyak dikemukakan oleh mereka yang berada pada kelompok

umur 25 hingga 49 tahun. Pada kelompok umur 40-49, banyak

perempuan yang mengalami Unmet Need karena mereka merasa

Page 72: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |55

sudah tidak produktif lagi secara seksual. Diperlukan adanya

penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Tabel 4.11. Jumlah Unmet Need Menurut Kelompok Umur dan Alasan Tidak Mengikuti KB Tahun 2014

Kelompok Umur 15-24 25-29 30-39 40-49 Jumlah

Alasan fertilitas - 2.425 2.604 7.676 12.705

Tidak setuju KB - - 155 72 228

Tidak tahu alat/cara KB - - - 21 21

Takut efek samping alat/cara KB

2.026 - 2.090 230 4.346

Tidak tahu - - 116 510 626

Lainnya 7.546 1.749 4.548 2.920 16.764

Jumlah 9.572 4.175 9.514 11.429 34.690

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Tabel 4.12. Jumlah Unmet Need Pada Tabel 3.10. Menurut Jenis Alasan Lainnya

Alasan 15-25 25-29 30-39 40-49 15-49

Baru Melahirkan 5.997 - - 50 6.047

Tidak Terikat

Pernikahan

- - 1.586 155 1.741

Kondisi

Badan/Penyakit

- - 544 311 854

Merasa Cukup - - 256 1.551 1.807

Tidak Berminat - - 1.479 552 2.031

Lainnya 1.549 1.749 684 300 4.283

Jumlah 7.546 1.749 4.548 2.920 16.764

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Page 73: profil perempuan 2014

56|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Pengetahuan mengenai Unmet Need menurut kelompok

umur sangat penting karena bagi mereka yang masih ingin memiliki

keturunan, kehamilan di usia terlalu muda maupun terlalu tua

memiliki kosekuensi yang cukup serius. Pada kehamilan yang terlalu

muda, biasanya organ reproduksi sang ibu belum siap, sehingga

rentan mengalami komplikasi. Sementara pada kehamilan pada usia

yang terlalu tua dikhawatirkan terjadi resiko preklamsia, atau

kelahiran secara sesar. Hal-hal tersebut jika tidak ditangani dengan

baik dapat membahayakan baik bagi ibu maupun bayi.

Tabel 4.13. Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Puskesmas dan Sebab

No Puskesmas Sebab Kematian Ibu

Hamil Bersalin Nifas Jumlah

1 Tanjung Balai - 1 1 2

2 Meral - 1 2 3

3 Tebing 2 - - 2

4 Buru - 1 - 1

5 Tanjung Batu 1 1 1 3

6 Tanjung Berlian - - - -

7 Kundur Barat - - - -

8 Moro - - - -

9 Durai 1 1 - 2

Kab. Karimun 4 5 4 13

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun

Page 74: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |57

Kesehatan Ibu dan Bayi

Salah satu dampak dari kehamilan beresiko tersebut adalah

kematian ibu. Pada tahun 2014 jumlah kematian ibu mencapai 13

orang. Dari jumlah tersebut, jumlah kematian terbanyak berada di

Kecamatan Meral dan kundur. Sementara di tiga kecamatan yaitu

Kundur Utara, Kundur Barat, Moro tidak terdapat laporan kematian

ibu. Jika ditinjau dari penyebab, empat kematian terjadi pada saat

kehamilan, empat orang pada saat bersalin, dan empat orang pada

saat nifas.

Gambar 4.4. Perkembangan Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Karimun Tahun 2010-2014

Perkembangan jumlah kematian ibu sejak 2010 mengalami

fluktuasi dengan titik puncak berada di tahun 2014. Sempat

mengalami penurunan pada tahun 2011 hingga 2013 dari 11 kasus

menjadi 7 kasus, namun kembali mengalami kenaikan pada tahun

272,2 152,6 138,4 147,27 266,85

11

7 7 7

13

0

50

100

150

200

250

300

0

2

4

6

8

10

12

14

2010 2011 2012 2013 2014

AKI/100.000 KH Jml Kematian Ibu

Page 75: profil perempuan 2014

58|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

2014. Hal ini turut berimbas pada Angka Kematian Ibu (AKI), dimana

fluktuasi juga terjadi dengan titik terrendah di tahun 2012 sebesar

138,4. Sementara itu meskipun jumlah kematian ibu cukup tinggi,

namun besar AKI 2010 masih tetap tertinggi selama lima tahun

terakhir.

Tabel 4.14. Jumlah Balita di Kabupaten Karimun Menurut Tenaga Penolong Persalinan dan Jenis Kelamin (%)

Penolong persalinan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Dokter 3.835 3.798 7.637

Bidan 6.347 6.625 12.983

Tenaga paramedis lain 135 - 133 Dukun bersalin 673 33 694

Jumlah 10.990 10.456 21.446

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Kematian beresiko tinggi pada saat persalinan dapat terjadi

akibat kurangnya persalinan dengan tenaga penolong non-medis.

Pada tahun 2014, masih terdapat 3,23 persen kelahiran yang

ditangani oleh tenaga non-medis seperti dukun bersalin. Sementara

itu sebagian besar persalinan ditangani oleh tenaga medis seperti

bidan jumlahnya mencapai 60,54 persen. Masih adanya persalinan

dengan tenaga penolong non-medis ini perlu mendapatkan

perhatian dan antisipasi melalui penyuluhan maupaun

pendampingan dari tenaga medis. Selain itu, jumlah fasilitas perlu

ditingkatkan mengingat banyak penduduk luar dari pulau Karimun

memiliki akses terbatas akibat kendala transportasi.

Page 76: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |59

5. Pendidikan

Pembangunan Sumber Daya Manusia memegang peranan

yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi. Paling tidak ada

dua alasan mengapa pemerintah menempatkan pembangunan

sumber daya manusia sebagai isu pokok dalam pembangunan

nasional bersama-sama dengan isu pembangunan ekonomi

(Tjitoherijanto, 1997). Pertama, pendekatan pertumbuhan ekonomi

nampaknya kurang berhasil dalam mengurangi tingkat kemiskinan

absolut maupun relatif.

Sebaliknya, pendekatan pembangunan sumber daya

manusia menjanjikan adanya pertumbuhan ekonomi yang dibarengi

oleh pemerataan pendapatan. Kedua, pada era globalisasi saat ini

keberhasilan suatu bangsa di ajang internasional tidak lagi

ditentukan oleh keunggulan komparatif seperti kekayaan sumber

daya alam yang dimiliki, akan tetapi akan lebih ditentukan oleh

keunggulan kompetitif, yang dalam hal ini akan sangat ditentukan

oleh kualitas sumber daya manusianya. Karenanya pendidikan

sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia menjadi instrumen yang sangat penting.

Peningkatan kualitas SDM bertitik tolak pada upaya

pembangunan bidang pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan

akan terbentuk SDM yang berkualitas bagi pembangunan.

Mengenai pentingnya pendidikan ada suatu teori yang cukup

Page 77: profil perempuan 2014

60|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

terkenal yaitu teori Human Capital. Teori ini berangkat dari suatu

anggapan bahwa seseorang dapat meningkatkan pendapatannya

melalui peningkatan pendidikan.

Terlebih, di era pembangunan yang berwawasan otonomi

daerah saat ini, yaitu pembangunan dari bawah (bottom up) sebagai

lawan dari paradigma top down (dari atas), menempatkan

partisipasi masyarakat sepenuhnya, baik sebagai subjek maupun

sebagai objek pembangunan. Sebagai subjek pembangunan,

penduduk harus mampu sebagai penggerak pembangunan

sedangkan sebagai objek pembangunan penduduk juga harus

mampu menikmati pembangunan itu sendiri. Dalam kaitan ini,

peningkatan kualitas penduduk senantiasa harus terus ditingkatkan

agar peningkatan pembangunan bisa terlaksana dan dalam hal ini

pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam upaya

peningkatan kualitas penduduk tersebut.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia karena baik buruknya kualitas sumber daya

manusia suatu bangsa sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya

pendidikan penduduknya. Disamping itu pendidikan juga menjadi

salah satu indikator yang menentukan Indek Pembangunan manusia

(Human Development Index–HDI) dan Gender Development Index

(GDI) dari suatu negara. Pendidikan dapat memberikan nilai-nilai

kognitif, afektif dan psikomotorik kepada setiap individu disamping

juga dapat digunakan sebagai alat untuk mentranspormasikan nilai-

nilai yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

Page 78: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |61

bernegara. Oleh karena itu pendidikan bagi setiap individu baik laki-

laki maupun perempuan sangatlah penting.

Pada hakikatnya, pendidikan itu adalah suatu

usaha/bimbingan atau proses pertolongan yang diberikan secara

terus-menerus oleh seseorang atau kelompok orang (sudah dewasa)

kepada orang lain (belum dewasa) dalam arti luas. Untuk itu, tujuan

pendidikan adalah mendewasakan seseorang dalam arti luas,

sehingga pada akhirnya si terdidik mampu berdiri sendiri dan

mampu bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

Secara lebih jelas tujuan pendidikan nasional di Indonesia

seperti tertuang dalam GBHN adalah membentuk manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, cerdas, terampil, tinggi budi pekertinya, kuat

kepribadiannya, tebal semangat kebangsaannya, dan cinta tanah

air, merupakan manusia pembangunan yang dapat membangun

dirinya dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan

bangsanya.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam

rangka mengembangkan pendidikan di Indonesia, baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Demikian pula partisipasi masyarakat

dalam pendidikan terus meningkat. Kesemuanya itu berangkat dari

kesadaran akan pentingnya pendidikan baik bagi pemerintah

maupun masyarakat. Bagi pemerintah keuntungan yang akan

diperoleh dari investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa

pendidikan merupakan salah satu cara dalam rangka memerangi

Page 79: profil perempuan 2014

62|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

kemiskinan, mengurangi ketimpangan pendapatan dan

meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Sedangkan bagi

masyarakat,pendidikan yang semakin baik merupakan modal dalam

memperebutkan kesempatan kerja, sehingga pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan mereka.

Kualitas Pendidikan

Kaum perempuan sebagai salah satu bagian dari sumber

daya manusia sangat diharapkan peranannya untuk dapat

mempercepat kesejahteraan rakyat. Melalui pendidikan, kaum

perempuan juga diharapkan dapat berdiri sejajar dan menjadi mitra

yang handal bagi kaum laki-laki dalam segala aspek kehidupan.

Namun mengingat adanya adat istiadat dan kendala klasik di masa

lalu menyebabkan keinginan untuk memacu pendidikan perempuan

selalu terhalang. Hal ini menyebabkan pendidikan kaum perempuan

relatif lebih rendah dibandingkan kaum laki-laki.

Persamaan memperoleh kesempatan pendidikan adalah

hak asasi yang melekat pada perempuan sebagai warga negara agar

dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan dan

keahlian, sehingga dapat memberikan kontribusi yang sama untuk

memacu pembangunan. Pada era globalisasi saat ini, perlahan

paradigma mengenai pendidikan kaum perempuan mulai

mengalami perubahan. Pandangan orang tua yang hanya

menganggap bahwa anak perempuan cukup bersekolah sampai

tingkat Sekolah Dasar (SD) saja sudah mulai berubah. Banyak

masyarakat sekaligus orang tua yang sekarang berkeinginan kuat

Page 80: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |63

agar anak-anak mereka, baik laki-laki maupun perempuan, dapat

melanjutkan sekolah sampai jenjang yang tinggi. Pada saat ini dapat

disimpulkan bahwa kaum perempuan memiliki kesempatan yang

sama dengan kaum laki-laki untuk mendapatkan pendidikan yang

layak dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Salah satu hal yang mendukung kesimpulan tersebut adalah

pencapaian kemampuan baca tulis penduduk yang diukur

menggunakan indikator Angka Melek Huruf (AMH). Indikator ini

menggambarkan proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang

memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana

dalam huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa,

kanji, dll) terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.

Beberapa kegunaan dari indiator ini antara lain sebagai alat

ukur untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang melek

huruf. Dengan demikian, dapat dikaji seberapa banyak penduduk di

suatu wilayah yang memeiliki kemampuan dasar kemampuan dasar

untuk memperluas akses informasi, menambah pengetahuan dan

ketrampilan, memudahkan komunikasi, serta mempromosikan

pemahaman yang lebih baik sehingga penduduk tersebut mampu

meningkatkan kualitas hidup diri, keluarga, maupun negaranya di

berbagai bidang kehidupan.

Selain itu AMH juga dapat digunakan sebagai tolok ukur

target perencanaan dan evaluasi program pemberantasan buta

huruf dan alat evaluasi program pemberantasan buta huruf.

Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi program

Page 81: profil perempuan 2014

64|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

pemberantasan kemiskinan, program pembangunan di bidang

kesehatan dan program pembangunan manusia lainnya, serta dapat

digunakan untuk mengidentifikasi jenis media informasi dan

komunikasi yang dapat diakses masyarakat.

Tabel 5.1. Angka Melek Huruf Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur Tahun 2014 (%)

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

7-12 100,00 98,96 99,53

13-15 98,48 99,01 98,72

16-18 100,00 100,00 100,00

19-24 100,00 100,00 100,00

25-64 99,01 98,99 99,00

>65 85,78 91,66 88,65

10 th Keatas 98,59 98,73 98,66

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Pencapaian indikator AMH di Kabupaten karimun

menunjukkan besaran yang seimbang antara penduduk laki-laki dan

perempuan. Pada tahun 2014, angka melek huruf penduduk berusia

7 tahun keatas mencapai 98,66 persen. Pada penduduk perempuan

pencapaian angka melek huruf yang mencapai 98,73 persen bahkan

lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang mencapai 98,59

persen. Pencapaian angka melek huruf yang masih rendah, berada

pada penduduk kelompok umur 65 tahun keatas yang hanya

sebesar 88,65 persen. Kemampuan baca tulis perempuan lebih baik

dibandingkan laki-laki.

Page 82: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |65

Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berusia 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Tingkat Pendidikan Laki-laki

Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Tdk Tamat SD/ Tdk Pernah Sekolah

10.708 11.889 22.569

SD sederajat 25.947 23.253 49.230

SMP sederajat 17.505 15.442 32.973

SMA sederajat 19.794 19.277 39.067

Diploma I-III 810 2.054 2.842 Sarjana 2.840 2.873 5.710 S2/S3 279 300 579

Jumlah 77.882 75.088 152.970

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Pencapaian angka melek huruf merupakan produk dari

pembangunan bidang pendidikan. Berdasarkan Tabel 5.1. diketahui

bahwa rata-rata tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Karimun

masih cukup rendah. Dari 152.970 orang penduduk Kabupaten

Karimun berusia 15 tahun keatas, jenis pendidikan terbanyak yang

ditamatkan adalah setingkat SD sederajat. Penduduk berpendidikan

SD sederajat sebesar 49.230 orang atau 32,18 persen. Lebih jauh,

jumlah penduduk berpendidikan SMP kebawah bahkan mencapai

68,49 persen. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kualitas

dan jalannya pembangunan di daerah.

Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Karimun

yang berpendidikan SMA keatas hanya sebanyak 48.198 orang atau

31,51 persen. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

Page 83: profil perempuan 2014

66|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk laki-laki dan

perempuan. Namun terdapat hal yang menggembirakan dari kiprah

kaum perempuan dalam pencapaian pendidikan. Secara absolut,

jumlah perempuan berpendidikan tinggi jauh lebih banyak

dibandingkan dengan laki-laki. Misalnya jumlah perempuan

berpendidikan diploma yang jumlahnya mencapai 2.054. yang

berada jauh dibandingkan dengan laki-laki yang hanya sebanyak 810

orang. Bahkan jumlah penduduk perempuan berpendidikan

pascasarjana S2/S3 yang mencapai 300 orang melampaui jumlah

laki-laki yang hanya sebanyak 279 orang.

Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun yang Tidak Pernah Sekolah Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Wilayah Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Perkotaan 4.080 2.025 6.105

Perdesaan 5.672 4.203 9.875

Total 9.752 6.228 15.980

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Salah satu hal yang menjadi perhatian pemerintah adalah

banyaknya penduduk Kabupaten Karimun yang tidak pernah

sekolah atau tidak tamat SD. Pada tahun 2014, dari 22.569 orang

penduduk yang tidak memiliki ijazah SD, 15.980 orang diantaranya

merupakan mereka yang tidak pernah bersekolah sama sekali. Dari

Page 84: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |67

jumlah tersebut, jumlah penduduk tidak sekolah yang berada di

daerah perdesaan mencapai 61,80 persen, lebih tinggi dibandingkan

dengan perkotaan. Jika dilihat menurut jenis kelamin, penduduk

perempuan di perkotaan yang tidak pernah sekolah memiliki jumlah

lebih sedikit dibandingkan dengan perkotaan. Namun di daerah

perdesaan yang terjadi adalah sebaliknya, penduduk perempaun

tidak pernah sekolah justru lebih banyak dibandingkan dengan

kaum laki-laki.

Keterbukaan peluang untuk mengakses pendidikan secara

umum dapat digambarkan melalui indikator Angka Partisipasi

Sekolah (APS). Indikator ini menggambarkan proporsi dari semua

anak yang masih sekolah pada suatu kelompok umur tertentu

terhadap penduduk dengan kelompok umur yang sesuai. Misalnya

Jumlah penduduk 7-12 tahun yang masih sekolah, terhadap

keseluruhan jumlah penduduk berumur 7-12 tahun. Pada kelompok

umur mana peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS

pada setiap kelompok umur.

Tabel 5.4. Pencapaian Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%)

Jenjang Pendidikan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

SD sederajat 100,00 98,96 99,53

SMP sederajat 97,25 99,01 98,07

SMA sederajat 71,20 79,73 75,62

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Page 85: profil perempuan 2014

68|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Pencapaian APS Kabupaten Karimun tahun 2014 sebesar

99,53 persen pada tingkat SD, 98,07 persen pada tingkat SMP, dan

75,62 persen pada tingkat SMA. Jika dibandingkan menurut jenis

kelamin, terlihat bahwa pencapaian APS penduduk laki-laki lebih

baik dibandingkan perempuan pada jenjang SD sederajat,

sementara pada jenjang SMP keatas, justru terjadi sebaliknya. Hal

ini terlihat dari pencapaian APS di tingkat SMP sebesar 99,01

persen, artinya dari 100 orang penduduk usia 13-15 tahun, 99 orang

diantaranya telah bersekolah. Sedangkan di tingkat SMA sederajat,

pencapaian APS penduduk perempuan sebesar 79,73 persen juga

lebih baik dibandingkan laki-laki yang hanya sebesar 71,20 persen.

Pemanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang

pendidikannya oleh penduduk usia sekolah ditunjukkan melalui

indikator Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Murni

menggambarkan proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang

pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk

pada kelompok umur tersebut. Misalnya, penduduk kelompok umur

7 sampai 12 tahun seharusnya bersekolah di jenjang Sekolah Dasar

(SD), penduduk usia 13 sampai 15 tahun bersekolah di jenjang

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan seterusnya. Jika APM

mencapai 100, berarti seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah

tepat waktu.

Pencapaian APM Kabupaten Karimun untuk tingkat SD

sederajat mencapai 99,19 persen. Artinya hampir seluruh penduduk

usia 7-12 tahun telah bersekolah di tingkat sekolah dasar.

Page 86: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |69

Sementara pada tingkat SMP sederajat, APM mencapai 81,03

persen, artinya delapan dari 10 orang anak berusia 13-15 tahun

telah bersekolah di jenjang SMP. Sedangkan pada tingkat SMA,

besaran APM mencapai 64,49 persen. Jika dibandingkat menurut

jenis kelamin, terlihat bahwa APM penduduk laki-laki pada seluruh

jenjang pendidikan lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Tabel 5.5. Pencapaian Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%)

Jenjang Pendidikan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

SD sederajat 99,38 98,96 99,19

SMP sederajat 82,57 79,24 81,03

SMA sederajat 67,81 63,34 65,49

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Untuk menunjukkan berapa besar umumnya tingkat

partisipasi penduduk pada suatu tingkat pendidikan, seberapa besar

kapasitas sistem pendidikan dapat menampung siswa dari kelompok

usia sekolah tertentu, dan sebagai indikator pelengkap dari

indikator Angka Partisipasi Murni (APM), dapat digunakan indikator

Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka Partisipasi Kasar merupakan

perbandingan antara jumlah penduduk yang masih bersekolah di

jenjang pendidikan tertentu (tanpa memandang usia penduduk

tersebut) dengan jumlah penduduk yang memenuhi syarat resmi

penduduk usia sekolah di jenjang pendidikan yang sama. Misalnya

jumlah penduduk yang bersekolah di jenjang sekolah dasar,

Page 87: profil perempuan 2014

70|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

terhadap penduduk kelompok umur 7 sampai 12 tahun yang

memang seharusnya bersekolah di jenjang tersebut.

Tabel 5.6. Pencapaian Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%)

Jenjang Pendidikan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

SD sederajat 109,74 111,27 110,43 SMP sederajat 84,93 90,11 87,33 SMA sederajat 80,09 75,95 77,94

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Melalui indikator ini dapat ditunjukkan besarnya penduduk

yang bersekolah pada suatu jenjang namun usianya belum

mencukupi atau bahkan melebihi dari usia sekolah yang seharusnya.

Pencapaian APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat

partisipasi sekolah, tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah

pada jenjang pendidikannya. Pencapaian APK Kabupaten Karimun

tahun 2014 menunjukkan nilai yang berbeda pada penduduk

perempuan di tingkat pendidikan dasar.

Pada tingkat SD, pencapaian APK penduduk perempuan

sebesar 111,27 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki

yang hanya sebesar 109,74 persen. Di tingkat SMP juga terjadi hal

yang serupa dimana APK perempuan yang mencapai 90,11 persen

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang hanya sebesar

84,93 persen. Hanya pada tingkat SMA sederajat, pencapaian APK

perempuan lebih rendah dibandingkan dengan penduduk laki-laki.

Page 88: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |71

Nilai APK yang lebih dari 100 persen terjadi karena populasi murid

yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu mencakup

anak di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan tersebut.

Penyebabnya adalah adanya pendaftaran siswa usia dini,

pendaftaran siswa yang telat bersekolah, atau pengulangan kelas.

Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu

menampung penduduk usia sekolah lebih dari target yang

sesungguhnya.

Hambatan Dalam Pendidikan

Untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang

pendidikan dan untuk melihat keterjangkauan pendidikan maupun

pemerataan pendidikan pada masing-masing kelompok umur (7-12,

13-15 dan 16-18 tahun) diperlukan pengetahuan mengenai

besarnya angka putus sekolah (AptS). Indikator ini menggambarkan

proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak

bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang

pendidikan tertentu. Adapun kelompok umur yang dimaksud adalah

kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun.

Tabel 5.7. Tingkat Putus Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%)

Jenjang Pendidikan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

SD sederajat 0,00 0,00 0,00 SMP sederajat 1,26 0,00 0,67 SMA sederajat 40,44 23,76 31,32

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Page 89: profil perempuan 2014

72|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Semakin tinggi angka putus sekolah menggambarkan kondisi

pendidikan yang tidak baik dan tidak merata. Begitu sebaliknya jika

angka putus sekolah semakin kecil maka kondisi pendidikan di suatu

wilayah semakin baik. Berdasarkan hasil Susenas 2014 diketahui

bahwa pencapaian AptS tingkat SD di Kabupaten Karimun

menggambarkan kondisi yang sangat baik, dimana tidak ditemukan

adanya anak usia 7-12 tahun yang mengalami putus sekolah. Pada

tingkat SMP, tidak ditemui adanya anak sekolah perempuan yang

mengalami putus sekolah. Sementara pada tingkat SMA, AptS cukup

tinggi mencapai 31,32 persen, dimana AptS penduduk laki-laki

sebesar 40,44 persen, sedangkan perempuan sebesar 23,76 persen.

Tabel 5.8. Jumlah Penduduk Usia 7-18 Tahun Putus Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Alasan dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Alasan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Tidak ada biaya 378 251 629 Bekerja/mencari nafkah 629 737 1.366

Menikah/mengurus rumah tangga

- 85 85

Merasa pendidikan cukup 411 80 491

Cacat 108 152 260 Menunggu pengumuman 302 59 361 Lainnya 189 221 410

Jumlah 2.017 1.585 3.602

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Untuk menjawab mengapa terjadi putus sekolah pada

penduduk kelompok umur 7 sampai 18 tahun, terdapat beberapa

Page 90: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |73

alasan yang biasanya dikemukakan. Berdasarkan hasil Susenas 2014

diketahui bahwa alasan terbesar yang dikemukakan oleh 1.366

orang atau 37,92 persen adalah karena harus bekerja/mencari

nafkah. Alasan lain yang cukup banyak dikemukakan seperti tidak

ada biaya disampaikan oleh 629 orang atau 17,46 persen. Yang

menarik, alasan putus sekolah karena bekerja pada penduduk

perempuan proporsinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan

penduduk laki-laki. Sementara itu, masih banyak juga ditemui

penduduk laki-laki yang merasa bahwa pendidikan yang dimilikinya

sudah cukup. Jumlah penduduk yang mengemukakan alasan

tersebut mencapai 20,38 persen, jauh diatas penduduk perempuan

yang hanya sebesar 5,05 persen.

Putus sekolah bukanlah akhir dari pembelajaran. Informasi

dan pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber lainnya

seperti internet. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi

informasi, aksesibilitas terhadap internet menjadi semakin mudah

dan murah. Maka tidak heran jika jumlah penduduk yang

mengakses internet semakin semakin meningkat setiap tahunnya.

Tabel 5.9. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kegiatan Akses Internet dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Akses Internet Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Ya 23.048 18.955 42.007 Tidak 79.794 79.874 159.664

Total 102.842 98.829 201.671

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Page 91: profil perempuan 2014

74|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 92: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |75

6. Ekonomi dan Ketenagakerjaan

Diskriminasi terhadap perempuan merupakan isu yang

terkait erat dengan isu-isu dalam dunia ketenagakerjaan. Hal ini

menjadi perhatian besar bagi berbagai organisasi internasional,

khususnya badan dunia seperti International Labor Organization

(ILO). Dalam Rencana Aksi Tripartit tentang Pekerjaan yang Layak

2002-2005, ILO berupaya membangun komitmen yang lebih besar

lagi dalam rangka menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan

di seluruh bidang kegiatan ILO dan para mitra sosialnya sebagai

salah satu strategi dalam pengarustutamaan gender.

Salah satu cara untuk mengukur kemajuan implementasi

strategi tersebut adalah dengan melihat kedudukan dan tingkat

perkembangan peranan perempuan dalam lingkup keluarga,

masyarakat dan negara. Indikator dari kedudukan dan peranan

perempuan tersebut antara lain ditentukan oleh kedudukan hukum,

tingkat pendidikan, derajat kesehatan, ketenagakerjaan dan

peranannya dalam politik dan pemerintahan. Persamaan hak dan

kewajiban antara laki-laki dan perempuan telah dijamin oleh UUD

1945 pasal 27 (1) yang dikuatkan lagi oleh GBHN.

Secara khusus pasal 31 UUD 1945 dan dimantapkan lagi

melalui Sistem Pendidikan Nasional 1989 membuka kesempatan

yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh

pendidikan. Kesenjangan gender yang terjadi selalu merugikan

Page 93: profil perempuan 2014

76|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

pihak perempuan. Kaum perempuan masih menghadapi beragam

masalah dalam mengakses pendidikan dan pelatihan, dalam

mendapatkan pekerjaan, dan dalam memperoleh perlakuan yang

sama di tempat kerja.

Kendala-kendala tersebut dapat menimbulkan pelanggaran

terhadap hak-hak dasar serta menghambat kesempatan kaum

perempuan. Pada gilirannya, hal ini akan merugikan masyarakat dan

perekonomian Indonesia mengingat hilangnya kontribusi besar yang

dapat diberikan kaum perempuan melalui tempat kerja.

Permasalahan yang terkait dengan kesetaraan gender masih kerap

kali terjadi di dalam dunia kerja Indonesia.Hal ini terbukti dengan

masih sedikitnya jumlah perempuan yang menduduki posisi-posisi

penting di dunia kerja tersebut.

Sebagai catatan, sejak tahun 2002 terdapat perubahan pada

konsep ketenagakerjaan yang digunakan BPS . Menurut konsep

sebelumnya, penduduk yang menganggur adalah penduduk yang

tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Sedangkan menurut

konsep terbaru, pengangguran adalah penduduk yang sedang

mencari pekerjaan (belum bekerja) ditambah penduduk yang

sedang mempersiapkan usaha (tidak bekerja), ditambah penduduk

yang sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja serta

penduduk yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus

asa). Dengan konsep baru ini jumlah penduduk yang menganggur

meningkat. Namun hal ini dirasakan lebih realistis dalam

menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.

Page 94: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |77

Penduduk Usia Kerja

Kondisi ketenagakerjaan di suatu daerah dipengaruhi oleh

dinamika kependudukan, diantaranya adalah perkembangan pada

penduduk yang termasuk penduduk usia kerja (PUK) atau dalam hal

ini digunakan batasan penduduk yang berumur 15 tahun keatas.

PUK dibagi menjadi tiga kelompok usia yaitu 15-24, 25-54 dan 55+.

Kelompok usia 15-24 tahun adalah kelompok usia yang sudah

dikategorikan menjadi kelompok usia kerja meskipun semestinya

mereka masih harus sekolah. Kelompok usia 25-54 tahun adalah

mereka yang produktif dalam pasar kerja, dan usia 55+ adalah

mereka yang dianggap sudah kurang produktif lagi dalam pasar

kerja.

Tabel 6.1. Komposisi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%)

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

15 – 24 20,52 19,25 19,90

25 - 54 64,36 65,44 64,89

55 + 15,12 15,31 15,21

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Jumlah Penduduk

Usia 15 + 77.882 75.088 152.970

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Berdasarkan Tabel 6.1. diketahui bahwa jumlah penduduk

berusia 15 tahun keatas mencapai 152.970 jiwa, terdiri atas 77.882

laki-laki dan 75.088 perempuan. Dari jumlah tersebut, total

Page 95: profil perempuan 2014

78|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

penduduk usia kerja yang masih produktif mencapai 64,89 persen.

Sementara itu penduduk usia kerja yang tergolong kurang produktif

baik yang masih merupakan usia sekolah maupun yang sudah

tergolong usia mendekati tua masing-masing mencapai 19,90

persen dan 15,21 persen.

Meskipun jumlah penduduk usia kerja laki-laki lebih besar

daripada penduduk perempuan, namun ditinjau menurut struktur

umur tidak terdapat perbedaan yang nyata jumlah penduduk usia

produktif, antara penduduk laki-laki dan perempuan. Artinya, baik

penduduk laki-laki maupun perempuan di Kabupaten Karimun

sebenarnya memiliki modal dasar yang sama untuk terjun dan

terlibat dalam dunia kerja.

Dalam tabel 6.1. terlihat bahwa jumlah penduduk berusia

15 tahun keatas berjumlah 147.859 jiwa, terdiri atas 75.659 laki-laki

dan 72.201 perempuan. Dari jumlah tersebut, total penduduk usia

kerja yang masih produktif mencapai 63,03 persen. Sementara itu

penduduk usia kerja yang tergolong kurang produktif baik yang

masih merupakan usia sekolah maupun yang sudah tergolong usia

mendekati tua masing-masing mencapai 23,61 persen dan 13,36

persen.

Meskipun jumlah penduduk usia kerja laki-laki lebih besar

daripada penduduk perempuan, namun ditinjau menurut struktur

umur tidak terdapat perbedaan yang nyata jumlah penduduk usia

produktif, antara penduduk laki-laki dan perempuan. Artinya, baik

penduduk laki-laki maupun perempuan di Kabupaten Karimun

Page 96: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |79

sebenarnya memiliki modal dasar yang sama untuk terjun dan

terlibat dalam dunia kerja.

Struktur Penduduk Usia Kerja

Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pasar kerja

bukanlah terjadi secara kebetulan, karena peranan perempuan

dalam pasar tenaga kerja secara tradisional sebenarnya cukup

besar. Terutama di daerah perdesaan dan khususnya sektor

pertanian. Peningkatan persentase perempuan kerja disebabkan

oleh dua faktor utama, yaitu peningkatan dari sisi penawaran dan

sisi pemintaan (Tjiptoherijanto, 1997). Pertama, dari sisi penawaran

peningkatan tersebut disebabkan antara lain oleh semakin

membaiknya tingkat pendidikan perempuan dan disertai pula

dengan menurunnya angka kelahiran.

Perkembangan terhadap kedua hal tersebut kemudian

mendapat momentum dengan semakin besarnya penerimaan sosial

atas perempuan yang bekerja di luar rumah. Faktor kedua, dari sisi

permintaan, perkembangan perekonomian (dari sisi produksi) yang

secara spesifik memerlukan tenaga kerja perempuan, seperti halnya

industri sarang walet. Sedangkan fenomena lain yang makin

mendorong masuknya perempuan ke lapangan kerja adalah karena

makin tingginya biaya hidup bila hanya ditopang oleh satu

penyangga pendapatan keluarga (one earner household). Fenomena

ini mulai muncul ke permukaan dan terlihat jelas terutama pada

keluarga yang berada di daerah perkotaan.

Page 97: profil perempuan 2014

80|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Dalam publikasi ini batasan usia kerja yang digunakan

adalah adalah 15 tahun keatas. Karena jenis kegiatan yang dilakukan

oleh setiap penduduk pada kelompok umur ini berbeda-beda, maka

secara umum Penduduk Usia Kerja (PUK) tersebut dapat dibagi

menjadi dua kelompok yaitu Angkatan Kerja (AK) dan Bukan

Angkatan Kerja (BAK). Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja

yang terlibat dalam kegiatan ekonomi yaitu penduduk yang bekerja

dan penduduk yang mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk

Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang mengurus rumah tangga,

sekolah dan lainnya (pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima

deposito/bunga bank, jompo atau alasan lain.

Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Tahun 2014

Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Angkatan Kerja (%) a. Bekerja 62.301 29.160 91.461 b. Mencari pekerja 3.887 2.616 6.503 Bukan Angkatan Kerja (%)

a. Sekolah 5.254 5.505 10.759 b. Mengurus rumah tangga 1.077 36.028 37.105 c. Lainnya 5.441 1.861 7.302

Jumlah (%) 77.960 75.170 153.130

Jumlah Angkatan Kerja 66.188 31.776 97.964

TPAK (%) 84,90 42,27 63,97

Tk Pengangguran Terbuka (%) 5,87 8,23 6,64

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Page 98: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |81

Pada tahun 2014, jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten

Karimun yang tergolong dalam angkatan kerja mencapai 97.964

orang. Dengan demikian, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

mencapai 63,97 persen. Dari jumlah tersebut, 59,73 persen

diantaranya merupakan mereka yang bekerja, sementara 4,25

persen sisanya tergolong sedang mencari pekerjaan,

mempersiapkan usaha, atau menganggur. Sementara itu golongan

bukan angkatan kerja jumlahnya mencapai 55.166 orang,

didominasi oleh kegiatan mengurus rumah tangga yang mencapai

24,23 persen, disusul oleh sekolah sebesar 7,03 persen dan lainnya

sebesar 4,77 persen.

Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara penduduk

laki-laki dan perempuan dalam struktur ketenagakerjaan. Pada

penduduk laki-laki, tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai

84,90 persen sedangkan perempuan hanya sebesar 42,27 persen

atau separuhnya. Senada dengan itu, jumlah penduduk laki-laki

yang bekerja juga mencapai 79,91 persen, dua kali lipat

dibandingkan dengan perempuan yang hanya sebanyak 38,79

persen. Penduduk perempuan lebih banyak yang termasuk kedalam

bukan angkatan kerja, khususnya mengurus rumah tangga. Mereka

yang tergolong kedalam jenis ini jumlahnya mencapai 47,93 persen

dari jumlah PUK perempuan.

Lapangan Kerja Utama

Jumlah penduduk bekerja yang dirinci menurut lapangan

pekerjaan, sering digunakan sebagai indikator untuk mengetahui

Page 99: profil perempuan 2014

82|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

tingkat kemakmuran di suatu wilayah. Sektor-sektor yang biasa

digunakan sebagai tolok ukur adalah sektor pertanian, industri, dan

jasa-jasa. Pada daerah dengan tingkat kemakmuran yang tinggi,

biasanya jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian relatif

sedikit.

Sebaliknya pada daerah tersebut penduduk yang bekerja di

sektor industri dan jasa-jasa relatif besar. Sedangkan jika sebagian

besar penduduk di suatu daerah bekerja di sektor pertanian,

sementara yang bekerja pada sektor industri dan jasa-jasa pada

umumnya relatif rendah maka daerah tersebut memiliki tingkat

kemakmuran yang rendah (Utomo, 2006).

Tinjauan mengenai kesetaraan gender dalam dunia kerja

tidak terlepas dari analisis terhadap peranan perempuan pada

bidang perekonomian. Selama dua dekade terakhir ini diperkirakan

jumlah tenaga kerja perempuan terserap di sektor industri sebagai

buruh mengalami kenaikan sekitar 4,3 persen setiap tahunnya.

Menurut Sayogjo (1989), peningkatan itu terjadi paling-tidak karena

dua faktor: Pertama, karena sektor industri, seperti industri rokok,

tekstil, konfeksi dan industri makanan serta minuman untuk

sebagian menuntut ketelitian, ketekunan dan sifat-sifat lain yang

umumnya merupakan ciri kaum perempuan. Kedua, karena tenaga

kerja perempuan dipandang lebih penurut dan murah sehingga

secara ekonomis lebih menguntungkan bagi pengusaha.

Pendapat ini terbukti dari gambaran peranan perempuan

dalam sektor perekonomian di Kabupaten Karimun. Secara umum

Page 100: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |83

pekerjaan yang digeluti sebagian besar penduduk Kabupaten

Karimun berada pada sektor pertanian. Konsep pertanian pada

sektor ini meliputi sektor pertanian, peternakan, perburuan dan

kehutanan, serta sektor perikanan. Meskipun terjadi penurunan

jumlah tenaga kerja akibat pergeseran pembangunan sektor

ekonomi, namun hingga tahun 2014 struktur tersebut dapat

dipertahankan.

Pada tahun 2014, jumlah penduduk yang bekerja di sektor

pertanian mencapai 21.950 orang atau 23,94 persen. Lapangan

usaha lain yang banyak menyerap tenaga kerja adalah

peradagangan, hotel dan restoran. Jumlah tenaga kerja yang diserap

oleh sektor ini mencapai 22,34 persen. Sektor lain yang juga

menyerap tenaga kerja cukup besar adalah jasa kemasyarakatan

dan perorangan dengan besaran mencapai 19,84 persen.

jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa

peranan perempuan dalam kegiatan perekonomian masih belum

merata. Hal ini dibuktikan dengan lapangan usaha yang digeluti oleh

perempuan di Kabupaten Karimun yang masih terbatas pada

beberapa sektor tertentu. Partisipasi tertinggi perempuan dalam

perekonomian Kabupaten Karimun berada pada sektor

Perdagangan, rumah makan dan akomodasi sebesar 35,82 persen,

disusul dengan sektor jasa sebesar 27,83 persen, dan sektor

pertanian sebesar 84,74 persen. Dominasi ketiga sektor tersebut

mencapai 88,75 persen.

Page 101: profil perempuan 2014

84|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Tabel 6.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan

15.750 6.200 21.950

Pertambangan dan Penggalian 3.009 302 3.311

Industri 4.418 2.677 7.095

Listrik, Gas dan Air Minum 993 20 1.013

Konstruksi 12.780 148 12.928

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

9.956 10.530 20.486

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

4.948 646 5.594

Lembaga Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Jasa Perusahaan

439 694 1.133

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

10.008 8.181 18.189

Jumlah 62.301 29.398 91.699

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Selain ketiga sektor tersebut, proporsi penduduk

perempuan yang bekerja pada sektor lain dapat dikatakan cukup

minim jika dibandingkan dengan pekerja laki-laki, misalnya pada

sektor pertambangan dan penggalian, konstruksi, serta transportasi

dan informasi komunikasi. Hal ini tentu tidak terlepas dari adanya

pandangan bahwa jenis-jenis pekerjaan tersebut adalah pekerjaan

yang mengandung resiko yang tinggi, sehingga lebih cocok

dikerjakan oleh laki-laki.

Page 102: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |85

Selama tahun 201-2014 telah terjadi peralihan lapangan

usaha yang digeluti oleh perempuan. Penurunan jumlah pekerja

perempuan terjadi pada sektor pertanian, listrik, gas, air, serta jasa.

Namun terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja perempuan yang

cukup siginfikan khususnya pada sektor yang membutuhkan

pendidikan dan keterampilan seperti pertambangan dan

penggalian, industri, transportasi dan telekomunikasi, serta lembaga

keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa hambatan yang terkait

dengan gender telah berkurang dan kiprah perempuan dapat

semakin diperhitungkan.

Gambar 6.1. Perbandingan Lapangan Usaha Kaum Perempuan Tahun 2010 dan 2014 (%)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2010 2014

Page 103: profil perempuan 2014

86|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Karakteristik Pekerja

Dalam sudut pandang kapitalisme, kedudukan seseorang

ditentukan oleh penguasaan alat produksi. Atau dengan kata lain,

kedudukan seseorang ditentukan oleh kemampuannya untuk

menghasilkan produksi berdasarkan pekerjaannya. Dengan

demikian, pembagian kerja dalam perusahaan ditentukan oleh

dorongan efisiensi produksi dalam hubungannya untuk

memaksimalkan keuntungan (Giddens, 1987). Penempatan posisi

seseorang dalam struktur ketenagakerjaan ditentukan oleh tingkat

produktifitas serta ketrampilannya, yang selanjutnya akan

memperlihatkan variasi upah yang berbeda berdasarkan tingkat

produktifitasnya.

Dampak dari pemahaman tersebut membawa konsekuensi

bahwa siapa yang mampu bekerja lebih keras dalam jangka waktu

yang panjang akan menghasilkan produksi yang lebih banyak dan

akan memperoleh upah yang lebih besar. Hal inilah yang

menempatkan posisi perempuan pada kedudukan yang kurang baik

dalam struktur ketenagakerjaan.

Perempuan dari golongan ekonomi lemah yang secara

umum identik dengan kemiskinan dan tingkat pendidikan maupun

ketrampilan rendah. Maka ketika perempuan memutuskan untuk

terlibat bekerja di sektor publik maka ia harus mau menerima jenis

pekerjaan apa saja yang ditawarkan.

Situasi ini menempatkan perempuan pada pekerjaan yang

tidak memerlukan keterampilan khusus dan umumnya berupah

Page 104: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |87

rendah. Sedangkan kesulitan ekonomi akibat upah rendah tersebut

memaksa mereka untuk tetap melaksanakan sendiri tugas-tugas

rumah tangga, karena untuk menggaji orang lain merupakan hal

yang sangat sulit (Sudarwati, 2009).

Tabel 6.4. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kedudukan Dalam Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Kedudukan Dalam Usaha Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Berusaha sendiri 10.366 6.600 16.966

Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak dibayar

8.552 3.049 11.601

Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar

2.588 63 2.651

Buruh/karyawan/pegawai 32.525 11.926 44.451

Pekerja bebas di pertanian 2.712 166 2.878

Pekerja bebas di non pertanian 4.940 1.195 6.135

Pekerja keluarga/tak dibayar 618 6.399 7.017

Jumlah 62.301 29.398 91.699

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Lemahnya nilai tawar perempuan dalam ketenagakerjaan

tersebut terlihat dari jenis kedudukan dalam pekerjaan. Serapan

sektor formal terhadap pekerja perempuan pada tahun 2014 hanya

sebesar 40,78 persen, sangat jauh dibandingkan dengan laki-laki

yang jumlahnya mencapai 56,36 persen. Sebagian besar perempuan

yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan secara formal memutuskan

untuk berusaha sendiri maupun menjadi pekerja keluarga/pekerja

tidak dibayar. Harus diakui bahwa pekerja perempuan lebih

Page 105: profil perempuan 2014

88|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

menyukai adanya kepastian dalam bekerja. Hal ini terlihat dari

jumlah pekerja bebas perempuan baik di pertanian maupun non

pertanian yang hanya sebesar 5,62 persen.

Produktivitas Pekerja Perempuan

Kesulitan perempuan untuk berkiprah di sektor formal

selain dipengaruhi oleh beberapa keterbatasan produktivitas yang

dimilikinya. Hal ini terjadi karena secara moral dan tanggungjawab

perempuan bukan hanya di tempat kerja, namun juga terhadap

keluarga. Pekerja perempuan memiliki rata-rata jam kerja per

minggu yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Lebih dari separuh

pekerja perempuan di Kabupaten Karimun pada tahun 2014

memiliki jam kerja antara 35-59 jam per minggu. Namun masih

banyak terdapat pekerja perempuan berstatus setengah

pengangguran yang jumlahnya mencapai 42,22 persen.

Tabel 6.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jam Kerja Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Jam Kerja Seminggu Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

<10 840 875 1.715

10-34 14.555 11.654 26.209

35-59 43.137 15.321 58.458

60+ 3.769 1.548 5.317

Jumlah 62.301 29.398 91.699

Rata2 jam kerja (Jam) 42,47 37,53 40,88

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Page 106: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |89

Selain masalah jam kerja, status sosial di masyarakat yang

menempatkan laki-laki sebagai pemberi nafkah utama dalam

keluarga membuat masa kerja seorang perempuan menjadi lebih

singkat dibandingkan laki-laki. Pada tahun 2014, rata-rata masa

kerja seorang perempuan pada suatu bidang pekerjaan adalah 7

tahun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan pekerja

laki-laki yang mencapai 9 tahun. Dalam artian, pekerja perempuan

di Kabupaten karimun belum dapat diandalkan untuk bisa bekerja

dalam waktu yang lama.

Tabel 6.6. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Lamanya Masa Kerja dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Masa Kerja (Tahun) Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

0-4 20.634 14.082 34.250

5-9 15.401 8.270 23.557

10-14 9.931 2.334 12.517

15-19 6.735 2.437 9.252

>20 9.601 2.278 12.123

Jumlah 62.301 29.398 91.699

rata2 masa kerja (thn) 9,95 7,05 9,12

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Untuk masa kerja dibawah lima tahun, jumlah pekerja

perempuan mencapai 47,9 persen, sedangkan pekerja laki-laki

hanya 33,12 persen. Sementara untuk lama pekerjaan diatas 20

tahun, jumlah pekerja perempuan hanya besesar 7,75 persen,

separuh dari jumlah pekerja laki-laki yang jumlahnya mencapai

Page 107: profil perempuan 2014

90|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

15,41 persen. Hal ini terjadi karena seringkali banyak pertimbangan

yang membuat seorang perempuan berhenti dari pekerjaannya,

misalnya soal anak. Di sisi lain, posisi tawar pekerja perempuan yang

lemah juga seringkali dimanfaatkan pengusaha untuk

memberhentikan secara sepihak.

Elson dan Pearson (1984) menyatakan bahwa penggunaan

tenaga kerja perempuan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu

sesungguhnya adalah strategi pengusaha untuk mendapatkan

tenaga kerja yang murah. Kedua ahli tersebut dengan tegas

menyatakan tidak benar apabila pembagian kerja timbul karena

kaum perempuan dianggap paling cocok untuk pekerjaan tertentu.

Dalam kenyataannya, hal itu hanya sekedar mitos belaka

atau sengaja “dimitoskan”. Pihak pengusaha cenderung mencari

tenaga kerja perempuan yang berusia muda dengan pertimbangan

dapat menekan pengeluaran. Sebagaimana hasil penelitian dari

Mather (1982), bahwa banyak perusahaan mencari tenaga kerja

perempuan yang berumur 13-20 tahun dengan tujuan menekan

pengeluaran. Disamping dapat memberi upah murah, pengusaha

juga merasa lebih dapat menghemat uang perusahaan karena tidak

perlu memberi tunjangan sosial akibat tidak adanya tanggungan

keluarga.

Hal ini berbeda bila perusahaan memperkerjakan tenaga

kerja pria, yang selain lebih mahal juga memiliki anggota keluarga

yang harus diberi tunjangan, entah itu istri atau anak. Secara lebih

rinci, Manning (1980) mengemukakan dua keuntungan yang

Page 108: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |91

diperoleh pengusaha bila mereka memperkerjakan kaum

perempuan. Pertama, kaum perempuan lebih telaten dan lebih

penurut sehingga tidak banyak menimbulkan kesulitan dalam

menerapakan langkah kebijaksanaan perusahaan. Kedua, angkatan

kerja perempuan sangat banyak dari segi upah relatif lebih murah

daripada kaum pria sehingga karenanya dapat menekan biaya

produksi.

Tabel 6.7. Perbandingan Indeks Pendapatan Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun KeatasYang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (Rata-rata Pendapatan = 100)

Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan

126.35 33.27

Pertambangan dan Penggalian 101.93 80.75

Industri 128.31 53.28

Listrik, Gas dan Air Minum 100.54 91.44

Konstruksi 100.37 68.46

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 115.41 85.43

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 93.60 149.04

Lembaga Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Jasa Perusahaan

104.81 96.96

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 120.58 74.82

Seluruh Lapangan Usaha 117.48 62.96

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Hal ini dibuktikan melalui perbandingan pendapatan antara

pekerja laki-laki dengan perempuan. Jika rata-rata indeks

pendapatan setiap orang bernilai 100, maka secara umum indeks

pendapatan pekerja laki-laki mencapai 117,48. Sementara

Page 109: profil perempuan 2014

92|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

perempuan hanya mendapatkan separuhnya yaitu 62,92. Terdapat

beberapa sektor dimana disparitas pendapatan antara pekerja laki-

laki dan perempuan begitu kentara. Disparitas yang terbesar terjadi

pada sektor pertanian, dimana indeks pendapatan laki-laki

menyentuh angka 126,35 sementara perempuan hanya

mendapatkan seperempatnya yaitu 33,27. Hanya di sektor

transportasi, pergudangan dan telekomunikasi saja pendapatan

perempuan bisa lebih baik dibandingkan dengan pekerja laki-laki.

Ketimpangan pendapatan yang berasal dari akumulasi

rendahnya produktivitas serta nilai tawar inilah yang menyebabkan

perempuan lebih banyak masuk ke dalam kelompok bukan

angkatan kerja. Namun jika memperhatikan besarnya angka

pengangguran penduduk perempuan yang mencapai 8,23 persen,

maka dapat diketahui bahwa keinginan perempuan untuk bekerja

masih cukup besar, meskipun dalam kenyataannya seringkali diliputi

rasa pesimis. Jika seluruh pengangguran terbuka laki-laki

menganggur karena sedang mencari pekerjaan, maka hanya 48,28

persen saja perempuan yang melakukan hal yang sama. Terdapat

45,37 persen perempuan yang merasa tidak mungkin untuk

mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Page 110: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |93

Tabel 6.8. Jumlah Pengangguran Terbuka di KabupatenKarimun Menurut Alasan dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Alasan Menganggur Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Mencari Pekerjaan 3.887 1.263 5.150

Merasa Tidak mungkin

Mendapatkan Pekerjaan

- 1.187 1.187

Sudah Punya Pekerjaan

Tetapi Belum Mulai Bekerja

- 166 166

Jumlah 3.887 2.616 6.503

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Rasa pesimis kaum perempuan ini perlu mendapat

perhatian dari pemerintah. Adanya affirmative action yang tepat

untuk mengembangkan ekonomi berwawasan gender diperlukan

untuk memastikan bahwa penduduk perempuan dapat ikut ambil

bagian dalam pembangunan. Jika memperhatikan jumlah pencari

kerja di kabupaten Karimun selama ini masih didominasi oleh

mereka-mereka yang baru lulus sekolah/kuliah. Hal ini terlihat dari

tingginya jumlah pencari kerja pada waktu-waktu tertentu seperti

pertengahan tahun yang merupakan waktu kelulusan.

Page 111: profil perempuan 2014

94|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Tabel 6.9. Jumlah Pencari Kerja di Kabupaten Karimun Menurut Bulan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Bulan 15-19 20-54 >54

L+P L P L P L P

Januari 6 1 22 9 - - 38

Februari 6 2 20 14 - - 42

Maret 3 - 18 7 - - 28

April 3 1 21 4 - - 29

Mei 4 1 26 31 1 - 63

Juni 12 4 57 63 - - 136

Juli - - 15 13 - - 28

Agustus 20 10 70 50 - - 150

September 9 9 47 30 - - 95

Oktober 4 4 18 10 - - 36

November 3 2 14 16 - - 35

Desember 4 2 31 20 - - 57

Jumlah 74 36 359 267 1 0 737

Sumber: Dinas Tenaga kerja Kabupaten Karimun

Page 112: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |95

7. Sektor Publik

Kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan

ditandai oleh masih rendahnya peluang yang dimiliki perempuan

untuk bekerja dan berusaha, serta rendahnya akses mereka

terhadap sumber daya ekonomi, seperti teknologi, informasi, pasar,

kredit dan modal kerja. Meskipun penghasilan perempuan pekerja

memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap penghasilan

dan kesejahteraan keluarga perempuan masih dianggap pencari

nafkah tambahan bahkan pekerja keluarga tak dibayar.

Kesemuanya ini berdampak pada masih rendahnya partipasi,

akses dan kontrol yang dimiliki serta manfaat yang dinikmati

perempuan dalam pembangunan. Hal ini ditandai oleh rendahnya

tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dari tahun ketahun

secara nasional maupun regional, keadaan ini diperburuk oleh

ketimpangan gender khususnya di sektor publik.

Bidang politik

Tingkat kesadaran kaum perempuan untuk berpolitik relatif

lebih baik dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Hal ini

dibuktikan dari tingkat partisipasi dalam pemilihan presiden tahun

2014, dimana partisipasi pemilih perempuan secara umum

mencapai 62,19 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan

partisipasi pemilih laki-laki yang hanya sebanyak 56,26 persen.

Page 113: profil perempuan 2014

96|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Tingkat partisipasi tertinggi berada di Kecamatan Moro sebesar

70,26 persen, sementara yang paling rendah berada di Kecamatan

Karimun sebesar 53,65 persen. Hal ini membuktikan bahwa

kepedulian kaum perempuan untuk menciptakan pemerintahan dan

memilih pemimpin tidak bergantung kepada kualitas pendidikan

maupun status ekonomi. Karena di wilayah yang memiliki ekonomi

dan sumber daya manusia lebih baik seperti kecamatan Karimun,

justru menghasilkan tingkat partisipasi paling rendah.

Tabel 7.1. Tingkat Partisipasi Pemilihan Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin (%)

Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Moro 65,75 70,26 67,92

Durai 57,49 65,17 61,20

Kundur 53,56 60,85 57,21

Kundur Utara 56,11 66,56 61,12 Kundur Barat 63,01 69,57 66,20 Belat 54,75 63,35 58,89

Ungar 50,15 66,20 58,10 Karimun 50,68 53,65 52,13

Buru 48,97 58,28 53,48

Meral 55,82 61,26 58,45 Tebing 60,01 65,33 62,62

Meral Barat 64,98 69,19 66,99

Kab. Karimun 56,26 62,19 59,15

Sumber: Komisi pemilihan umum

Sangat disayangkan bahwa kesadaran kaum perempuan

yang baik dalam mengantisipasi isu-isu politik tidak diimbangi

Page 114: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |97

dengan kemampuan untuk menjalankan politik tersebut pada

lembaga formal. Mereka tidak memiliki kepercayaan terhadap

kaumnya sendiri untuk maju sebagai anggota legislatif. Pada tahun

2014 jumlah dari 346 orang daftar calon tetap legislatif, sekitar 120

orang di antaranya adalah perempuan atau 35 persen. Namun yang

sampai terpilih menjadi anggota legislatif hanya tiga orang atau

hanya 2,5 persen dari total calon perempuan.

Gambar 7.1. Persentase Anggota Legislatif Perempuan di DPRD Kabupaten Karimun Tahun 2003-2019 (%)

Pada periode 2014-2019 tingkat keterwakilan kaum

perempuan di bidang legislatif baru mencapai 10 persen, masih jauh

dibawah harapan sebesar 30 persen. Dari 10 partai peserta pemilu

legislatif tahun 2014, hanya dua partai yang berhasil meloloskan

caleg perempuan yaitu Golkar dan PKB. Selain kurangnya rasa

percaya diri terhadap sesama perempuan, hal ini menunjukkan

0

2

4

6

8

10

2003-2008 2009-2014 2014-2019

4,00

6,67

10,00

Page 115: profil perempuan 2014

98|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

kurangnya kiprah kaum perempuan di masyarakat sehingga sesama

para calon legislatif tersebut tidak mengenal dan dikenal oleh

pemilih.

Tabel 7.2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Karimun 2014-2019 Menurut Asal Fraksi dan Jenis Kelamin

Fraksi Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Golkar 4 2 6

Demokrat 3 - 3

Hanura 3 - 3

Gerindra 3 - 3

PKS 3 - 3

PKB 2 1 3

PDI Plus 5 - 5

Amanat Persatuan 4 - 4

Jumlah 27 3 30

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Karimun

Pemerintahan

Kiprah kaum perempuan Kabupaten Karimun di bidang

pemerintahan menunjukkan peranan yang cukup menggembirakan.

Pada tahun 2014, jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan

pemerintah daerah Kabupaten Karimun mencapai 4.175 orang.

Jumlah pegawai negeri sipil perempuan mencapai 2.280 orang, lebih

besar dibandingkan dengan pegawai laki-laki yang hanya sebesar

1.895 orang. Yang lebih membanggakan, jumlah pegawai negeri sipil

perempuan yang ada berada pada golongan yang cukup tinggi,

Page 116: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |99

terbukti dari jumlah pegawai perempuan dengan golongan III dan IV

yang jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel 7.3.Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Golongan dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014)

Golongan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Golongan IV 284 425 709

Golongan III 717 1.012 1.729

Golongan II 782 818 1.600

Golongan I 112 25 137

Jumlah 1.895 2.280 4.175

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karimun

Namun demikian, keunggulan dalam hal jumlah dan

banyaknya pegawai perempuan yang memiliki golongan tinggi

tersebut belum menjamin mereka untuk mendapatkan kiprah yang

sama dalam hal jabatan. Pada tahun 2014 jumlah pegawai

perempuan yang menduduki jabatan hanya sebanyak 201 orang.

Angka ini hanya separuh dari total jumlah pejabat laki-laki yang

mencapai 406 orang. Yang lebih menyedihkan lagi, adalah semakin

tinggi jabatan, maka jumlah perempuan semakin kecil. Diluar

adanya bias gender dalam menunjuk pejabat karier, hal ini

menunjukkan kurangnya kemampuan pegawai perempuan dalam

hal kepempinan.

Page 117: profil perempuan 2014

100|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

Tabel 7.4. Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Jabatan dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014)

Jabatan Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Eselon II 31 2 33

Eselon III 122 35 157

Eselon IV 248 158 406

Eselon V 5 6 11

Jumlah 406 201 607

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karimun

Maka tidak heran jika kemudian muncul pertanyaan

mengenai dimana sesungguhnya letak kemampuan perempuan

dalam hal pemerintahan. Jawabannya terletak pada fungsi yang

dipilih sebagai jalur karir pegawai perempuan. Karena ternyata

jumlah pegawai perempuan yang besar itu lebih banyak berprofesi

sebagi guru dan tenaga kesehatan. Dari jumlah 1.898 orang guru

sekolah negeri di kabupaten Karimun, 1.296 orang atau 68,28

persen diantaranya merupakan guru perempuan. Selain itu dari 352

orang tenaga kesehatan, 276 orang atau 78,41 persen diantaranya

merupakan perempuan. Sementara urusan teknis yang terkait

dengan penugasan bersifat umum maupun adminsitrasi lebih

banyak dikerjakan oleh pegawai laki-laki. Jumlahnya pegawai

perempuan yang menggeluti bidang ini hanya sebanyak 507 orang

atau 38,47 persen.

Page 118: profil perempuan 2014

P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |101

Tabel 7.5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Fungsi dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014)

Fungsi Laki-laki Perempuan Laki-laki

+Perempuan

Guru 602 1.296 1.898

Tenaga Kesehatan 76 276 352

Tenaga Teknis 811 507 1.318

Pejabat Struktural 406 201 607

Jumlah 1.895 2.280 4.175

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karimun

Kiprah Perempuan di Masyarakat

Menjadi Pegawai Negeri Sipil, hanyalah secuil dari kiprah

perempuan di masyarakat. Secara umum, mereka yang berkipran di

bidang administrasi pemerintahan jumlahnya hanya sebesar 3,57

persen. Banyak perempuan Kabupaten Karimun yang telah turut

berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan kemampuannya

masing-masing. Kiprah terbesar perempuan di Kabupaten Karimun

saat ini masih berpusat di sektor swasta, dan pertanian.

Meskipun masih terdapat ketertinggalan perempuan dalam

beberapa bidang, namun hal ini bukan disebabkan oleh kebijakan

yang tidak berpihak pada perempuan, melainkan ketidakmampuan

kaum perempuan itu sendiri. Misalnya di sektor bisnis, jumlah

perempuan yang menjadi pengusaha sudah mencapai 3.483 orang

atau 11,85 persen. Meskipun jumlahnya cukup besar, namun skala

usaha yang bersifat mikro kecil dinilai belum mampu mengangkat

peranan perempuan di masyarakat secara umum. Kedepan, kaum

Page 119: profil perempuan 2014

102|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4

perempuan harus mampu meningkatkan kualitasnya, agar mampu

bersaing secara sehat dan menghasilkan karya yang terbaik bagi

Kabupaten Karimun.

Tabel 7.6. Jumlah Penduduk Perempuan Menurut Tempat Bekerja di Kabupaten Karimun Tahun 2014

Sektor Publik Jumlah Persentase

Pertanian 6.220 21,16

Swasta 12.229 41,60

Pengusaha 3.483 11,85 Pedagang 2.553 8,68 PNS pemerintahan 1.049 3,57 Tenaga Pendidikan 1.802 6,13 Tenaga Kesehatan 594 2,02

jasa 1.468 4,99

Jumlah 29.398 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Karimun