22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Indonesia sehat tahun 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Promosi kesehatan merupakan sebuah upaya penting yang harus dilakukan tenaga kesehatan dengan berkolabaorasi bersama masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang sehat baik secara fisik maupun mental, Promosi kesehatan ini adalah upaya untuk mendukung pencapaian visi Indonesia sehat 2010 yang telah ditetapkan pemerintah dengan keputusan Menteri kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004. Namun hingga saat ini promosi kesehatan di Indonesia belum mecapai tahap yang maksimal. Masih banyak masyarakat yang tidak sadar kesehatan. Mencegah lebih baik dari mengobati juga masih sebatas semboyan dan belum bisa menjadi sebuah landasan kesadaran di masyarakat. Promosi kesehatan merupakan sebuah proses untuk membuat masyarakat lebih mampu mengontrol, menjaga, dan memperbaiki kesehatan. Biasanya proses ini dilakukan oleh para tenaga kesehatan dengan melakukan Home Care atau kunjungan ke rumah- rumah masyarakat maupun memberikan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan di komunitas maupun desa. Pada saat ini di daerah pedesaan terutama dengan masyarakat berpenghasilan rendah, penyakit yang penularannya berkaitan dengan air dan lingkungan terutama penyakit diare masih endemis dan masih merupakan masalah kesehatan. Di daerah 1

Prokes dan Program Promkes

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Promosi kesehatan

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kebijakan Indonesia sehat tahun 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Promosi kesehatan merupakan sebuah upaya penting yang harus dilakukan tenaga kesehatan dengan berkolabaorasi bersama masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang sehat baik secara fisik maupun mental, Promosi kesehatan ini adalah upaya untuk mendukung pencapaian visi Indonesia sehat 2010 yang telah ditetapkan pemerintah dengan keputusan Menteri kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004. Namun hingga saat ini promosi kesehatan di Indonesia belum mecapai tahap yang maksimal. Masih banyak masyarakat yang tidak sadar kesehatan. Mencegah lebih baik dari mengobati juga masih sebatas semboyan dan belum bisa menjadi sebuah landasan kesadaran di masyarakat.

Promosi kesehatan merupakan sebuah proses untuk membuat masyarakat lebih mampu mengontrol, menjaga, dan memperbaiki kesehatan. Biasanya proses ini dilakukan oleh para tenaga kesehatan dengan melakukan Home Care atau kunjungan ke rumah-rumah masyarakat maupun memberikan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan di komunitas maupun desa.

Pada saat ini di daerah pedesaan terutama dengan masyarakat berpenghasilan rendah, penyakit yang penularannya berkaitan dengan air dan lingkungan terutama penyakit diare masih endemis dan masih merupakan masalah kesehatan. Di daerah tersebut sebagian besar rumah tangga belum mempunyai akses penggunaan air bersih dan sanitasi, karena belum semua rumah dilengkapi sarana. Perilaku hidup bersih dan sehat belum membudaya pada masyarakat pedesaan karena kurang pengertian dan kesadaran pentingnya terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.

Melalui keperawatan komunitas yang berperan dan berfungsi sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, upaya untuk mewujudkan indonesia sehat akan lebih mudah tercapai dengan memberikan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan masalah-masalah kesehatan umum seperti pendidikan hidup bersih dan sehat maupun pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena kesehatan yang muncul pada tempat atau daerah-daerah tertentu.1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah hal-hal apa saja yang berkaitan dengan Promosi Kesehatan dan Program Promosi Kesehatan

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas III yang berupa makalah tentang Promosi Kesehatan dan Program Promosi Kesehatan1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui konsep promosi kesehatan.

2. Untuk mengetahui visi dan misi promosi kesehatan.

3. Untuk mengetahui lingkup promosi kesehatan.4. Untuk mengetahui program dan sasaran promosi kesehatan.5. Untuk mengetahui metode yang di gunakan di promosi kesehatan.6. Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan.7. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat komunitas dalam promosi kesehatan.1.4 Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan mencari sumber dari berbagai literature baik itu buku maupun dari berbagai media elektronik.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan masyarakat agar memilihara dan meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang mendukung, dilakukan dari, oleh, dan untuk masyarakat sesuai budaya setempat.yang ingin dicapai dalam pendekatan ini adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan keterampilan untuk berprilaku hidup bersih dan sehat (DEPKES RI, 2006)

Promosi kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara structural tahun 1984 WHO dalam salah satu divisinya yaitu divisi pendidikan kesehatan (Division Health Education) di ubah menjadi divisi promosi kesehatan dan pendidikan (Devision On Health Promotion And Education). Konsep ini oleh departemen kesehatan RI tahun 2000 mulai disesuaikan dengan merubah pusat penyuluhan kesehatan masayarakat menjadi direktorat promosi kesehatan dan sekarang menjadi pusat promosi kesehatan.

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masalalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan prilaku seseorang. Hal ini berarti promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan berupa perubahan prilaku, baik di dalam masyarakat maupun lingkungan organisasi, lingkungan fisik, non fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Untuk mewujudkan perubahan ke arah prilaku hidup sehat di masyarakat tidak mudah begitu saja di wujudkan. Fakta membuktikan dari pengalaman negara maju dan negara berkembang banyak faktor yang menghambat dan salah satu faktor terbesar yang dirasakan adalah kurangnya faktor pendukun berupa sarana dan prasarana dimasyarakat untuk berprilaku hidup sehat.Walupun kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sanitasi lingkungan, pentingnya gizi yang baik, manfaat imunisasi, pelayanan kesehatan, perumahan sehat, ventilasi rumah, pencahayaan yang baik, dan sebagainya sudah cukup tinggi, tetapi apabila tidak di dukung oleh fasilitas yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi, adanya pelayanan kesehatan, kemudahan memperoleh rumah yang layak dan lain sebagainya. Maka rasanya sangat sulit bagi mereka untuk mewujudkan prilaku hidup sehat sebagaimana yang diharapkan tersebut.

Kebijakan nasional promosi kesehatan telan menetapkan tiga strategi dasar promosikesehatan, yaitu penggerakan dan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi ( depkes RI, 2004). Ketiga strategi tersebut diperkuat oleh kemutraan serta metode dan sarana komunikasi yang tepat. Strategi tersebut harus dilaksanakan secara lengkap dan berkesinambungan dalam merubah prilaku baru masyarakat menjadi lebih baik yang diperlukan oleh program kesehatan. Lingkup promosi kesehatan mencangkup diantara sebagai berikut :

1. Strategi promosi kesehatan yaitu advokasi, bina suasana, dan gerakan (pemberdayaan) masyarakat.

2. Tatanan kegiatan promosi kesahatan yang dilakukan untuk meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat ditatanan keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan sarana kesehatan.

3. Prioritas prilaku yang akan dikembangkan berdasarkan program kesehatan yang dilaksanakan, maka kegiatan dilakukan untuk mengembangkan aspek prilaku sehat tertentu, misalnya yang berkaitan dengan kesehatan KIA, gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM), dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan situasi dimasing-masing tatanan.

2.2 Visi dan Misi Promosi KesehatanVisi Promosi Kesehatan :

1. Willingnes (Mau)

2. Ability (Mampu)

3. Memelihara Kesehatan : mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi diri dari kesehatan & mencari pertolongan pengobatan yang profesional bila sakit.

4. Meningkatkan Kesehatan : mau dan mampu mencegah penyakit, kesehatan perlu ditingkatkan (bersifat dinamis)

Misi Promosi Kesehatan :

1. Advokat (advocate)

Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan

2. Menjembatani (mediate)Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan

3. Memampukan (enable)Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri

2.3 Lingkup Promosi KesehatanOleh karena itu, lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai berikut (Iqi, 2008):1. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan.2. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.3. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.4. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.5. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana, dan lain-lain di berbagai bidang/sektor, sesuai keadaan).6. Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.2.4 Program Promosi Kesehatan1. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).2. KESWAMAS (Kesehatan Jiwa Masyarakat).3. PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).4. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).5. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).6. Imunisasi.7. KB (Keluarga Berencana).8. JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).9. Posyandu Lansia2.5 Sasaran Promosi KesehatanBerdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :1. Sasaran Primer (primary target)

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

Program Kesehatan :

a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

b. Imunisasi.

c. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya. Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.

Program Kesehatan :

a. Kesehatan Kesehatan.

b. Gaya Hidup Sehat.

c. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB).

3. Sasaran Tersier (tertiary target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).Program Kesehatan :

a. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

2.6 MetodeDalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:2.4.1Pengkajian

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:1. Pengumpulan DataKegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi.Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi.Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.

2. Analisa DataAnalisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari:a. Masalah sehat sakitb. Karakteristik populasic. Karakteristik lingkungan3. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/KesehatanKegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakatd. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakatKriteria skala prioritas:a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentuc. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).2.4.2 Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:1. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan2. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan3. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.2.4.3 PelaksanaanPada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:1. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait2. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya3. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakatLevel pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:1. Pencegahan PrimerPencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.2. Pencegahan SekunderPencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.3. Pencegahan TersierPencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.2.7 Strategi Promosi KesehatanStrategi Promkes (WHO, 1984) :

1. Advokasi (advocacy) Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan

2. Dukungan Sosial (social support) Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat

3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment) Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya

Strategi Promkes (Piagam Ottawa, 1986)

1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan

2. Lingkungan yang Mendukung

3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan

4. Keterampilan Individu

5. Gerakan Masyarakat

2.8 Peran dan Fungsi Perawat Komunitas dalam Promosi KesehatanPerawat dipukesmas sebagai perawat kesehatan minimal berperan sebagai pemberi pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan, pendidikan atau penyuluhan kesehatan, penemu kasus penghubung dan kordiantor, pelaksana kondseling keperawatan dan model peran.

Dua peran perarawat kesehatan komunitas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan. Berdasarkan peran tersebut, perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mendukung individu, keluarga ,kelompok dan masyarakat dalam mencapai tujuan perubahan perilaku untuk hidup bersih dan sehat yang merupakan visi dari promosi kesehatan.

2.8.1 Peran Perawat dalam Konteks Sehat / SakitTujuan keperawatan adalah membantu individu meraih kesehatan yang optimal dan tingkat fungsi maksimal yang mungkin diraih setiap individu. Peran perawat dalam konteks sehat atau sakit adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Kaitannya dengan hal tersebut, promosi kesehatan merupakan suatu upaya mengarahkan sejumlah kegiatan guna membantu klien mempertahankan atau meraih derajat kesehatan dan tingkat fungsi setinggi-tingginya serta menikmati kenyamanan. Aktifitas keperawatan yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan klien antara lain : pendidikan dan konseling kesehatan. Lebih lanjut, pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain, pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan.

Terdapat 3 tingkat pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier :1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupaka pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya patogenik. Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit dan trauma. Sevcara umum, pencegahan primer meliputi promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection) Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain pendidikan kesehatan, peningkatan gizi yang tepat, pengawasan pertumbuhan individu, konseling pernikahan dan p[emerikasaan kesehatan berkala. Perlindungan khusus dilakukan melalui imunisasi higiene personal, sanitasi lingkungan, perlindungan bahaya penyakit kerja, avoidment alergic dan nutrisi khusus (misalnya nutrisi untuk ibu hamil, nutrisi untuk bayi) dan lainnya

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada tahap ini, mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit atau mencegah komplikasi, serta mempersingkat fase ketidakmampuan pencegahan sekunder dilakukan melalui upaya diagnosis dini / penangan segera, seperti menemukan kasus, survei penampisan, pemeriksaan selektif.

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier terdiri atas upaya mencegah / membatasi ketidakmampuan serta membantu memulihkan klien yang tidak mampu agar dapat berfungsi secara optimal. Langkah pencegahan ini antara lain dilakukan melalui upaya pembatasan ketidakmampuan (dissability limitation) dan rehabilitasi. Untuk pembatasan ketidakmampuan, langkah yang biasa diambil adalah pelatihan tentang cara perawatan diri dan penyediaan fasilitas. Untuk rehabilitasi, upaya yang dilakukan antara lain pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kondisi klien yang direhabilitasi, penempatan klien sesuai dengan keadaannya (selektive places).

2.8.2 Sebagai pendidik atau penyuluhan kesehatan, fungsi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji kebutuhan klian untuk menentukan kegiatan yang kan dilakukan dalam penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Darai hasing pengkajian diharapkan dapat diketahui tingkat pengetahuan klien, informasi yang dapat diperlukan klien,dan apa yang ingin dikatahui klien.

2. Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan

3. Melaksnakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk memulihkas kesehatan klien antara lain tentang pengobatan, higiene, perawatan, serta gejala dan tanda-tanda bahaya.

4. Menyusun program penyuluhan dan pendidikan kesehatan baik untuk topik sehat ataupun sakit seperti nutrisi, latihan, penyakit, dan pengelola penyakit.

5. Mengajarkan kepada klien informasitentang tahapan perkembangan

6. Membantu klien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari buku-buku,koran,TV,teman dan lain-lain.

2.6.2Sebagai pelaksana konseling keperawatan, perawat melaksanakan fungsi antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan informasi, mendengarkan secara objektif, meberikan dukungan, memberikan asuhandan menjaga kepercayaan yang diberikan klien.

2. Membantu klien untuk mengidentifikasi masalah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3. Memberikan petunjuk kepada klien untuk mencari pendekatan pemecahan masalah dan memilih cara pemecahan masalah yang tepat.

4. Membantu klien menentukan pemecahan masalah yang dapat dilakukan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok dan masyarakat agar memelihara, meningkatakan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang mendukung dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya setempat.

Aktivitas domain pembelajaran meliputi aspek pengetahuan, sikap dan praktik. Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam pelaksanaan promosi kesehatn diperlukan teknik, media, dan alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan.

Strategi dalam plaksanaan promosi kesehatan diantaranya advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat.

3.2 Saran

Peran perawat kesehatan komunitas yaitu memberikan pendidikan, penyuluhan kesehatan, serta konseling keperawatan kepda individu,keluarga, kelompok dan masyarakat yang merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatanDAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2006.Pedoman Promosi Kesehatan Bagi Perewat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI

Helvie,C.O.1998.Advanced Practiced Nursing In The Community.California : Sage Poblication Inc.

Leavell dan Clarak.1979.Preventive Medicine for The Doktor In His Community.Hungtington, New York : Dregos

Notoadmodjo, Suekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal & Nurul Chayatin.2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika

http://www.slideshare.net/082163646064/asuhan-keperawatan-komunitas-masyarakat-urban3