Proposal Bab 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi

Citation preview

BAB II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tinjauan PustakaII.1.A. NeoplasiaNeoplasia adalah pertumbuhan jaringan yang relatif otonom; pertumbuhan yang berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan jaringan normal dan pada beberapa macamnya tetap ada setelah penghentian stimulus yang menginduksinya. Semua neoplasia baik yang benigna ataupun maligna memiliki dua komponen dasar, yaitu neoplastic cell berproliferasi yang membentuk parenkimnya, dan stroma pendukung yang tersusun oleh jaringan ikat dan pembuluh darah (Kumar et al, 2003).Neoplasia terbagi menjadi dua jenis, yaitu neoplasia benigna dan neoplasia maligna. Neoplasia benigna adalah neoplasia yang kebanyakan tidak tumbuh agresif ke dalam jaringan normal, tidak merusak jaringan normal, tumbuh lambat, tidak menyebar jauh ke bagian tubuh lainnya, memiliki diferensiasi yang baik, memiliki kapsul fibrosa, dan memiliki prognosis yang baik di kebanyakan kasus. Bukan berarti neoplasia benigna tidak dapat menjadi masalah yang serius. Tergantung letaknya dan jaringan di sekitarnya. Neoplasia benigna bisa menekan saluran-saluran di sekitarnya dan jika berada di otak maka dia dapat menekan otak bagian lainnya. Sedangkan neoplasia maligna adalah neoplasia yang tumbuh dengan cepat, mengandung sel-sel anaplastik (banyak terdapat diferensiasi), menyerang dan merusak jaringan di sekitarnya, menyebar jauh ke bagian tubuh lainnya. Neoplasma maligna mempengaruhi ekspektansi hidup pasien, sedangkan neoplasma benigna tidak (Artner, 2001).II.1.B. Kanker PayudaraKanker payudara adalah tumor ganas yang berawal dari sel-sel di payudara. Sebuah tumor ganas adalah sekumpulan sel kanker yang tumbuh menginvasi jaringan sekitar atau menyebar (metastasis) ke area tubuh yang jauh. Penyakit ini hamper seluruhnya terjadi pada wanita, tetapi pria juga bisa terkena (American Cancer Society, 2011). Terdapat banyak faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara. Rata-rata resiko wanita terkena kanker payudara di Amerika Serikat adalah 12 persen. Dua gen utama yang rentan untuk terjadinya kanker payudara adalah BRCA1 dan BRCA2. wanita yang memiliki gen-gen tersebut memiliki kemungkinan sebesar 60%-80% untuk terkena kanker payudara. Banyak studi yang mengidentifikasi bahwa faktor keturunan juga meningkatkan kemungkinan untuk membawa mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 (Armstrong et al, 2000). Menurut American Cancer Society, selain gen BRCA2 dan BRCA2, terdapat juga gen-gen lainnya yang bisa meningkatkan kejadian kanker payudara yaitu ATM, p53, CHEK2, PTEN, dan CDH1. Selain dari faktor genetik, juga ada faktor-faktor lainnya seperti faktor jenis kelamin, faktor usia, faktor ras dan etnik, faktor riwayat keluarga, riwayat menderita kanker terdahulu, periode menstruasi, paparan radiasi, dan juga banyak faktor lifestyle seperti alkoholisme, obesitas, aktivitas fisik, diet, dan merokok (American Cancer Society, 2011).

Berawal dari faktor resiko untuk kanker payudara, yaitu adanya karsinogen dari lingkungan, eksposur terhadap radiasi, dan infeksi virus, ditambah paparan estrogen yang berlebihan dan defisiensi pada pengaturan integritas genomik seperti mutasi germ-line pada gen BRCA1, BRCA2, ATM, p53, CHEK2, NBS, serta polimorfisme pada gen-gen yang bertanggungjawab terhadap perbaikan DNA, apoptosis, dan kontrol siklus sel. Hal-hal tersebut akan mengarah kepada peristiwa somatik genetik, seperti terjadinya instabilitas genetik seperti instabilitas kromosom, metilasi, mikrosatelit, nukleotida, dan mitokondria, serta terjadinya perubahan pada jalur genetik spesifik seperti aktivasi onkogen-onkogen dan inaktivasi gen-gen supresor. Terjadinya peristiwa somatik genetik itu akan memicu terjadinya kanker payudara (Imyanitov, 2004).II.1.C. Cengkeh (Syzygium aromaticum)Cengkeh (Syzygium aromaticum) biasa digunakan sebagai bumbu untuk menghasilkan rasa yang eksotik pada makanan. Cengkeh juga digunakan pada pengobatan tradisional di India untuk menyembuhkan penyakit-penyakit pada sistem respirasi dan pencernaan. Infus cengkeh encer ditemukan dapat menginhibisi pathogen Campylobacter jejuni, Salmonella enterides, dan Escherichia coli.. karena sifat antiseptik dan antibiotiknya, cengkeh digunakan untuk menyembuhkan sakit gigi dan sebagai bahan pembuatan sebuah pasta gigi dan obat kumur populer di India. Sebuah zat antivirus herpes, eugenin, telah dimurnikan dari cengkeh, yang terbukti dapat menginhibisi sintesis DNA virus. Sebagai tambahan, ekstrak air dari cengkeh terbukti memiliki efek inhibisi terhadap enzim protease virus hepatitis C. Eugenol, komponen utama dari cengkeh terbukti dapat mencegah peroksidase lemak dan juga diketahui sebagai pembersih radikal oksigen aktif. Banyak minyak esensial yang berbeda yang telah diidentifikasi dari cengkeh. Salah satu yang paling banyak adalah eugenol (81.1%). Bagaimanapun, aktivitas ekstrak cengkeh ataupun eugenol dalam pencegahan kanker masih belum diketahui (Banerjee et al, 2006).

Dilaporkan bahwa kuncup bunga dari cengkeh digunakan masyarakat sebagai obat-obatan diuresis, odontalgia, obat perut, tonicardiac, sebagai bumbu, dan sebagai stimulan. Banyak senyawa dari cengkeh yang memiliki aktivitas inhibisi pertumbuhan terhadap patogen mulut, yaitu 5,7-dihydroxy-2-methylchromone-8-C--D-glucopyranoside, biflorin, kaempferol, rhamnocitrin, myricetin, gallic acid, ellagic acid, dan oleanolic acid (Nassar et al, 2007).II.1.D. Potensi Senyawa Isoflavon

Isoflavon adalah subgrup dari phytoestrogens, substansi tanaman alami yang mirip dengan 17--estradiol dan dapat terikat ke reseptor estrogen (ER). Isoflavon memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap ER daripada ER dan memiliki potensigenomic dan non-genomic pada jalur pensinyalan estrogen. Sebagai tambahan, isoflavon juga berinteraksi dengan metabolisme hormon-hormon steroid. Karena itu, aksi dari isoflavon itu kompleks dan mungkin berhubungan dengan banyak faktor yang belum teridentifikasi dengan memuaskan. Akhir-akhir ini, isoflavon dilaporkan bermanfaat untuk kesehatan seperti pencegahan beberapa kanker yang terkait dengan hormon, penyakit kardiovaskular, osteoporosis, manifestasi menopause yang merugikan, dan penurunan kemampuan kognitif yang terkait usia. Tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa mengkonsumsi genistein dosis tinggi, yang juga merupakan varietas dari isoflavone, dapat meningkatkan proliferasi sel tumor estrogen-dependent. (Pilsakova et al, 2010).

Isoflavon dilaporkan memiliki peran sebagai antioksidan, antifungal, antibakterial, antiinflamasi, aktivitas estrogenik, dan antikanker. Penelitian-penelitian sebelumnya melaporkan bahwa beberapa varietas isoflavon seperti daidzein dapat menginhibisi proliferasi dan invasi sel kanker payudara SK-BR-3 (Sehdev et al, 2009) dan biochanin A juga menyebabkan apoptosis pada sel-sel kanker payudara (Jin et al, 2009).II.2. Landasan Teori

Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya, telah dibuktikan bahwa senyawa isoflavon adalah suatu senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antikanker pada berbagai jenis kanker. Senyawa 7-O-karboksimetil-5-hidroksi-3,4dimetoksiisoflavon sebagai senyawa turunan isoflavon hasil sintesis berkemungkinan memiliki aktivitas antikanker.II.3. Hipotesis

Terdapat aktivitas sitotoksik yang tinggi dari senyawa turunan isoflavon, 7-O-karboksimetil-5-hidroksi-3,4dimetoksiisoflavon terhadap sel MCF-7 dan T47D. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IC50 yang rendah.II.4. Kerangka Teori

Kerangka teori dari penelitian ini adalah:

1. Eugenol memiliki aktivitas sitotoksik terhadap cell line

2. Senyawa 7-O-karboksimetil-5-hidroksi-3,4dimetoksiisoflavon merupakan senyawa turunan dari eugenol.3. Senyawa 7-O-karboksimetil-5-hidroksi-3,4dimetoksiisoflavon diduga memiliki aktivitas sitotoksik terhadap cell line II.5. Kerangka Konsep

1. Variabel Bebas: konsentrasi larutan senyawa 7-O-karboksimetil-5-hidroksi-3,4dimetoksiisoflavon2. Variabel Tergantung: aktivitas sitotoksik 7-O-karboksimetil-5-hidroksi-3,4dimetoksiisoflavon terhadap cell line MCF-7 dan T47D yang ditunjukkan dengan nilai.3. Variabel Pengganggu Terkendali: jumlah sel MCF-7 dan T47D pada suhu inkubasi 370 C dengan 5% CO2.