26
HALAMAN PERSETUJUAN Telah disetujui dan diterima baik oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir Fakultas Tarbiyah / Pendidikan, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Karimiyah Depok guna melengkapi sebagian tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. atas nama: R I Y A N T I NIM: 080032/080032.AQ.11 Depok, September 2010 Disetujui dan diterima baik oleh: Dosen Pembimbing ………………………. ii

Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir Fakultas

Tarbiyah / Pendidikan, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Karimiyah Depok guna

melengkapi sebagian tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam.

atas nama:

R I Y A N T I

NIM: 080032/080032.AQ.11

Depok, September 2010

Disetujui dan diterima baik oleh:

Dosen Pembimbing

……………………….

ii

Page 2: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya, segala puji bagi Allah, saya memuji-Nya, memohon

pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, dan saya memohon

perlindungan kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal

perbuatan.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, saya telah

berhasil menyelesaikan pembuatan proposal penelitian yang berjudul

Konsep PAUD dalam Mempersiapkan anak untuk Masuk Sekolah

Dasar.

Sistematika penulisan proposal ini dilakukan dengan mengacu pada format

baku yang telah diberikan. Namun, saya yakin bahwa penulisan proposal

ini masih jauh dari sempurna untuk itu saya mengharapkan masukan-

masukan yang konstruktif terutama dari Dosen Pembimbing

yaitu .................................................

Atas masukan-masukan dan saran-saran yang diberikan saya mengucapkan

banyak terima kasih dan semoga dapat menjadi bahan untuk

menyempurnakan proposal ini.

Sawangan, September 2010

PENYUSUN

iii

Page 3: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah................................................... 7

C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 8

BAB II PROSEDUR PENELITIAN......................................................... 10

A. Metode dan Teknik Penelitian.................................................... 10

B. Sistematika Penulisan.................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 13

iv

Page 4: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional merupakan paradigma baru dalam Sistem Pendidikan Nasional

dimana perhatian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (selanjutnya

disebut PAUD) mendapatkan tempat yang khusus didalamnya. Pada

Bagian Ketujuh, Pasal 28, disebutkan bahwa:

(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang

pendidikan dasar.

(2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur

pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.

(3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk

taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang

sederajat.

(4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk

kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk

lain yang sederajat.

(5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk

pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan.

(6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan

peraturan pemerintah.

Berdasarkan penjelasan pada pasal tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa konsep PAUD memiliki peranan yang penting dalam

mempersiapkan anak-anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi

(Sekolah Dasar). Hal tersebut berarti bahwa PAUD telah menjadi bagian

integral dalam Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini mendapat

perhatian besar dari pemerintah.

Page 5: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

2

Secara eksplisit, pasal tersebut menyebutkan bahwa terdapat 4

(empat) unsur pokok yang harus dipenuhi dalam pengembangan anak usia

dini yaitu:

1) pertama, pembinaan anak usia dini merupakan pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun;

2) kedua, pengembangan anak usia dini dilakukan melalui rangsangan

pendidikan;

3) ketiga, pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu

pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan rohani (holistik); dan

4) keempat, pengembangan dan pendidikan anak usia dini merupakan

persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pasal tersebut juga menegaskan bahwa PAUD dapat dilaksanakan

melalui tiga jalur. Pertama, melalui jalur pendidikan formal, seperti

taman kanak-kanak, RA, atau bentuk lain yang sederajat. Kedua, melalui

jalur pendidikan nonformal, seperti kelompok bermain, taman penitipan

anak, atau bentuk lain yang sederajat. Ketiga, melalui jalur pendidikan

informal, yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang

diselenggarakan lingkungan.

Lebih jauh, Hariman Bahtiar1 menyebutkan bahwa konsep PAUD

merupakan adopsi dari konsep Early Child Care and Education (ECCE).

Konsep ini membahas upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

sejak anak berusia 0 tahun bahkan sejak pralahir hingga usia 8 tahun.

Prioritas terhadap PAUD merupakan investasi bagi masa depan bangsa. Ini

bisa dipahami karena pendidikan pada anak usia dini merupakan masa-

masa emas (golden age) bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, periode

ini tidak dapat diulang, dan berlangsung sekali seumur hidup. Hasil

penelitian menunjukkan, 50 persen kapabilitas kecerdasan manusia terjadi

hingga kurun waktu 4 tahun pertama sejak kelahirannya. Setelah itu, 80

persen kecerdasan itu terjadi saat anak berusia 8 tahun, dan titik

kulminasinya terjadi pada saat mereka berusia 18 tahun. Oleh karena itu,

1 Bahtiar, M. Hariman, “Paud dan Keunggulan Generasi”

Page 6: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

3

jika menginginkan tercapainya keunggulan bangsa, perhatian pada tahap

pendidikan ini harus menjadi prioritas utama.

Alex Sobur2 menyebutkan bahwa aspek-aspek perkembangan anak

meliputi:

1) Perkembangan Fisik, perkembangan fisik adalah perubahan –

perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan

motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh/fisik ditandai

dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan

otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh

remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah

pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah

kematangan. Menurut Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) dalam

Alex Sobur menyebutkan empat aspek perkembangan fisik yaitu: a)

sistem syaraf (perkembangan kecerdasan dan emosi); b) otot – otot

(kekuatan dan kemampuan gerak motorik); c) kelenjar endokrin

(perubahan – perubahan pola tingkah laku baru); dan d) struktur

fisik/tubuh (perubahan tinggi, berat, dan proporsi).

Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar

dan motorik halus.

a) Perkembangan motorik kasar, meliputi kemampuan anak untuk

duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan

motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota

tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh.

Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan

anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju

perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak

lainnya.

2 Sobur, Alex, Drs., M.Si. 2003. Psikologi umum. Bandung : Pustaka Setia.

Page 7: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

4

b) Perkembangan motorik halus, meliputi perkembangan gerakan

anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota

tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh

kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis,

menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan

motorik halus.

2) Perkembangan Intelegensi/Kognitif

Perkembangan intelegensi/kognitif adalah perubahan kemampuan

mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget

(dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa

remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak

yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk

eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget

menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi

formal (suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara

abstrak).

Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang

sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang

diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada

remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk

berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir

sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan

untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).

3) Perkembangan Emosi

Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk

mencintai; merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta

bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi

oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi

Page 8: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

5

yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya.

Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan

belajar untuk menyayangi.

Pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik individu :

a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan.

b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena

suatu kegagalan.

c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila

individu dalam keadaan gugup.

d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri

hati.

Selain ketiga aspek tersebut, ada satu aspek lagi yang turut

menyertai perkembangan seorang anak yaitu aspek psikososial 3. Aspek

psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan

lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain

bersama teman-teman sebayanya.

Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan

pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar

keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang. Rangsangan atau

latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya,

rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memperhatikan

kesiapan anak, bukan dengan paksaan.

Perhatian terhadap keempat aspek inilah yang akan membantu

mengoptimalkan tumbuh kembang anak agar masa-masa keemasan yang

hanya terjadi sekali seumur hidup ini tidak terlewatkan secara sia-sia.

Disinilah pentingnya konsep PAUD dalam membantu mempersiapkan anak

untuk menghadapi tingkat pendidikan yang lebih tinggi (sekolah dasar).

3 Anneahira, “Perkembangan Anak”, http://www.anneahira.com/kesehatan-anak/index.htm

Page 9: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

6

Fakta di lapangan membuktikan pentingnya konsep PAUD dalam

mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan banyaknya Sekolah Dasar

(SD) yang mempersyaratkan ijazah atau sertifikat PAUD sebagai syarat

masuk ke Sekolah Dasar. Mengutip berita dari Harian Umum Pelita yang

terbit pada hari Selasa, tanggal 28 September 2010, diberitakan bahwa

”Pemerintah Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalimantan Tengah

(Kalteng) menekankan pentingnya Pendidikan Usia Dini atau Pendidikan

di tingkat Taman Kanak Kanak (TK) dalam rangka mengembangkan

kreatifitas dan potensi anak. Oleh sebab itu maka Pemerintah Kabupaten

Mura akan membuat Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang

syarat masuk ke sekolah jenjang Sekolah Dasar (SD) yaitu calon siswa SD

harus terlebih dahulu lulus Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau TK

yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat dari PAUD atau TK.

Pentingnya konsep PAUD dalam masa keemasan tumbuh kembang

anak ini sejalan dengan definisi yang diberikan oleh Departemen

Pendidikan Nasional Indonesia mengenai PAUD yaitu sebagai upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan dengan memberi rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut4.

Kenyataan tersebut menggelitik penulis untuk mengetahui lebih

jauh mengenai Konsep PAUD dalam Mempersiapkan anak untuk

Masuk Sekolah Dasar. Alasan-alasan yang mendorong perlunya diadakan

penelitian / penelaahan lebih jauh adalah:

1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 28 secara khusus menyebutkan tentang Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) yang membuktikan bahwa konsep PAUD

memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak sehingga

4 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1, Pasal 1, ayat 14.

Page 10: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

7

siap secara fisik dan mental untuk menghadapi jenjang pendidikan

yang lebih tinggi (Sekolah Dasar).

2) Banyaknya Sekolah Dasar yang mempersyaratkan calon siswanya

untuk memiliki ijazah / sertifikat dari PAUD / Taman Kanak-kanak;

3) Kualitas materi pelajaran siswa kelas 1 SD yang semakin tinggi

sejalan dengan semakin tingginya level kompetensi yang ditetapkan

untuk setiap bidang mata pelajaran5. Saat ini, siswa SD kelas 1 tidak

lagi belajar ”mengeja (dimasa lalu para orang tua mungkin masih ingat

ketika mereka belajar mengeja ”... ini ibu Budi...”)” namun sudah

belajar membaca. Selain itu, materi ujian untuk siswa SD kelas 1

bahkan dalam bentuk esai / isian sehingga siswa-siswa yang belum

bisa membaca pasti akan mengalami kesulitan;

4) Masa-masa keemasan (the golden age) tumbuh kembang anak yang

hanya sekali seumur hidup mengharuskan para orang tua, masyarakat

dan pemerintah untuk lebih peduli karena pendidikan pada masa ini

akan memiliki peran yang sangat signifikan untuk tahapan pendidikan

selanjutnya;

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Fakta mengenai pentingnya PAUD bagi seorang anak merupakan

hal yang tidak terbantahkan. Namun agar pembahasan dalam penelitian ini

fokus pada inti permasalahannya maka penulis merasa perlu untuk

membuat batasan dan rumusan permasalahan yang hendak dibahas, yaitu

sebagai berikut:

1. Apakah sebenarnya konsep yang diterapkan PAUD dalam membantu

mengoptimalkan tumbuh kembang anak sehingga siap menghadapi

jenjang pendidikan selanjutnya (Sekolah Dasar)?

5 Karsidi, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo

Page 11: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

8

2. Apa saja aspek-aspek perkembangan anak yang perlu diketahui agar

implementasi konsep PAUD dapat berjalan selaras dengan

perkembangan anak itu sendiri?

3. Bagaimanakah implementasi konsep PAUD tersebut dalam sistem

pendidikan yang ada saat ini?

4. Apakah kendala-kendala yang dihadapi untuk mewujudkan hal

tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini ini

adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui konsep PAUD dalam membantu mengoptimalkan

tumbuh kembang anak pada masa-masa keemasan perkembangan

anak;

b. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan anak yang dapat

dioptimalkan sehingga implementasi konsep PAUD memperoleh

hasil yang diharapkan yaitu siap secara fisik dan mental untuk

menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Sekolah Dasar);

c. Untuk mengetahui mengenai fakta-fakta yang ada di lapangan

terkait dengan implementasi konsep PAUD dalam sistem

pendidikan yang ada saat ini;

d. Untuk mengetahui mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam

mengimplementasikan konsep PAUD.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai

berikut:

a. Memperoleh informasi mengenai konsep PAUD dalam membantu

mengoptimalkan tumbuh kembang anak pada masa-masa

keemasan perkembangan anak sehingga dapat dipergunakan

Page 12: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

9

sebagai acuan oleh para tenaga kependidikan maupun masyarakat

umum;

b. Mengetahui aspek-aspek penting dalam perkembangan anak

sehingga anak dapat siap baik secara fisik maupun mental untuk

menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Sekolah Dasar);

c. Memperoleh informasi mengenai fakta-fakta di lapangan terkait

dengan implementasi konsep PAUD dalam sistem pendidikan yang

ada saat ini;

d. Memperoleh informasi mengenai kendala-kendala yang dihadapi

dalam mengimplementasikan konsep PAUD.

Page 13: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

10

BAB II

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan Teknik Penelitian

1) Metode Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu

penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu

populasi (Supriadi, 2008 : 8 dalam Nurhaman 2010).

Penelitian deskriptif bermaksud memberikan gambaran suatu gejala

sosial tertentu, sudah ada informasi mengenai gejala sosial seperti yang

dimaksudkan dalam permasalahan penelitian, namun dirasa belum

memadai (Manasse Malo et al. 2005 : 2.9 dalam Nurhaman 2010).

Dengan penelitian ini, penulis berusaha untuk meneliti mengenai

pentingnya konsep PAUD dalam membantu mengoptimalkan tumbuh

kembang anak pada masa-masa keemasan perkembangan anak sehingga

anak siap baik secara fisik maupun mental untuk menempuh tingkat

pendidikan yang lebih tinggi (Sekolah Dasar).

1) Teknik Pengumpulan Data

Data untuk penelitian ini akan diperoleh melalui studi literatur.

Melalui studi literatur ini penulis akan mempelajari dan menelaah

berbagai literatur, bahan bacaan, laporan-laporan, kebijakan yang

terkait dengan pendidikan terutama pendidikan anak usia dini serta

hal-hal terkait lainnya. Termasuk dalam studi literatur ini adalah

dengan melakukan pencarian data melalui internet (Isur Surwiti,

2007 : 36 dalam Nurhaman 2010).

2) Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:

Page 14: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

11

a. Penyortiran data (data sorting), kegiatan ini dimaksudkan untuk

menyortir data-data yang telah dikumpulkan kedalam kelompok-

kelompok data yang sesuai dengan peruntukannya sehingga

memudahkan untuk proses penelaahan lebih lanjut;

b. Verifikasi data, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengecek

kesesuaian data yang diperoleh dengan materi yang dibutuhkan

dalam tulisan sehingga sesuai dengan alur penulisan yang telah

ditetapkan;

c. Validasi, tahap ini merupakan tahap akhir yang akan dilakukan

untuk memastikan bahwa data yang diperoleh / dijadikan bahan

penulisan benar-benar valid dan sesuai dengan kebutuhan penulis

dan sesuai dengan tema penelitian.

B. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan secara singkat tentang latar belakang

penelitian, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang relevan

dengan tema yang dipilih dalam penelitian ini serta berfungsi

sebagai pemandu sehingga proses penelitian lebih fokus dan

terarah.

Bab III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang

digunakan serta langkah-langkah penelitian yang meliputi

pendekatan yang digunakan, lokasi penelitian, sumber data,

Page 15: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

12

prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan

keabsahan data serta tahapan-tahapan penelitian.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini merupakan bagian pokok dalam penelitian ini yang

menguraikan mengenai pembahasan mendalam mengenai

objek penelitian, penyusunan dan pengujian hipotesa

penelitian melalui proses analisis sesuai dengan disain

penelitian yang telah dirancang pada metodologi penelitian

sehingga diperoleh kesimpulan atau hipotesa akhir.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang

diajukan sesuai dengan temuan hasil penelitian.

Page 16: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Bagian Ketujuh Pendidikan Anak Usia Dini, Pasal 28;

2. Karsidi, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan

MI, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo;

3. Anonim, Dilema Tumbuh Kembang PAUD di Indonesia, Situs

jugaguru.com, 04 September 2008,

http://www.jugaguru.com/column/21/tahun/2008/bulan/09/tanggal/04/i

d/791/ , (diakses pada 28 September 2010);

4. Bahtiar, M. Hariman, “Paud dan Keunggulan Generasi”, 22 Juni 2009,

http://www.ahmadheryawan.com/opini-media/pendidikan/4723-paud-

dan-keunggulan-generasi.pdf , (diakses: 29 September 2010);

5. Sobur, Alex, Drs., M.si., “Psikologi umum. Bandung”, 2003: Pustaka

Setia, http://file.upi.edu/ai.php , (diakses: 29 September 2010);

6. Anneahira.com, “Perkembangan Anak”, http://www.anneahira.com

/kesehatan-anak/index.htm, (diakses: 29 September 2010);

7. Nurhaman, 2010, Persepsi Masyarakat Terhadap Program Imbal

Swadaya Kelurahan Tengah, STIE Dewantara, Bogor.

Page 17: Proposal Penelitian Konsep PAUD 28-09-2010

14

BAB I.............................................................................................1PENDAHULUAN..............................................................................1A. Latar Belakang...........................................................1B. Batasan dan Rumusan Masalah.................................7C. Tujuan Penelitian.......................................................8D. Manfaat Penelitian.....................................................8BAB II..........................................................................................10PROSEDUR PENELITIAN...............................................................10A. Metode dan Teknik Penelitian..................................10B. Sistematika Penulisan..............................................11DAFTAR PUSTAKA........................................................................13

Tugas Kelompok: Manajemen Pendidikan

Bagaimana Mengelola sebuah Lembaga Pendidikan [14]