18
Nama : Waranly Roring Nim : 11 300 617 PROPOSAL Pemanfaatan Energi Panas Bumi untuk Sauna di daerah Tompaso Minahas BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dilalui jalur vulkanik yang menyimpan potensi energi panas bumi yang sangat berlimpah. Hal ini ditandai dengan munculnya manifestasi panas bumi sebanyak 244 lokasi yang tersebar di pulau-pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Dari jumlah lokasi tersebut, ada beberapa lokasi yang potensi energinya dapat dimanfaatkan baik untuk pembangkit listrik maupun pemanfaatan langsung energy panas bumi seperti media pengering produk pertanian (coklat, kopi, kopra, teh, biji-bijian)dan perikanan, sterilisasi media tanam, pasteurisasi produk peternakan (susu), pemanas ruangan, pemandian air panas, penyamak kulit dan Iain-lain (ASHRAE, 1987). Sumber energi panas bumi yang tersebar luas hampir di seluruh kepulauan Indonesia tersebut, ada yang memiliki entalpi tinggi, sedang maupun rendah, Menurut diagram Lindall (D.N. Anderson, 1979), surnber energi yang memiliki entalpi tinggi (temperatur ≥ 200° C) pemanfaatannya adalah untuk pembangkit listrik. Sedangkan yang memiliki entalpi sedang hingga rendah (temperatur ≤ 200°C) dapat dimanfaatkan sebagai balneotherapy. Balneologi adalah studi ilmiah tentang air mineral alami. Di Amerika Serikat, ilmu ini kurang terkenal, dan bahkan jarang dipraktekkan. Namun, seluruh Eropa dan Jepang, balneologi dan terapi air panas ini merupakan bagian dari perawatan medis rutin. Resep medis yang diberikan oleh dokter berlisensi untuk pengobatan berbagai macam kondisi, dan pemanfaatan air mineral secara luas didorong untuk digunakan sebagai bagian dari

Proposal Sauna

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal sauna

Citation preview

Nama : Waranly RoringNim: 11 300 617

PROPOSALPemanfaatan Energi Panas Bumi untuk Sauna di daerah Tompaso Minahas

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangIndonesia merupakan negara yang dilalui jalur vulkanik yang menyimpan potensi energi panas bumi yang sangat berlimpah. Hal ini ditandai dengan munculnya manifestasi panas bumi sebanyak 244 lokasi yang tersebar di pulau-pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Dari jumlah lokasi tersebut, ada beberapa lokasi yang potensi energinya dapat dimanfaatkan baik untuk pembangkit listrik maupun pemanfaatan langsung energy panas bumi seperti media pengering produk pertanian(coklat, kopi, kopra, teh, biji-bijian)dan perikanan, sterilisasi media tanam, pasteurisasi produk peternakan (susu), pemanas ruangan, pemandian air panas, penyamak kulit dan Iain-lain(ASHRAE, 1987).Sumber energi panas bumi yang tersebar luas hampir di seluruh kepulauan Indonesia tersebut, ada yang memiliki entalpi tinggi, sedang maupun rendah, Menurut diagramLindall(D.N.Anderson, 1979),surnber energi yang memiliki entalpi tinggi (temperatur 200 C) pemanfaatannya adalah untuk pembangkit listrik. Sedangkan yang memiliki entalpi sedang hingga rendah (temperatur 200C) dapat dimanfaatkan sebagai balneotherapy.Balneologiadalah studi ilmiah tentang air mineral alami.Di Amerika Serikat, ilmu ini kurang terkenal, dan bahkan jarang dipraktekkan.Namun, seluruh Eropa dan Jepang, balneologi dan terapi air panas ini merupakan bagian dari perawatan medis rutin.Resep medis yang diberikan oleh dokter berlisensi untuk pengobatan berbagai macam kondisi, dan pemanfaatan air mineral secara luas didorong untuk digunakan sebagai bagian dari pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit.Balneotherapy adalah studi praktis dan pemanfaatan air untuk kesehatan.

1. Rumusan masalahSauna sebagaimana yang kita ketahui bahwa kita hanya perlu berdiam diri di sebuah ruangan yang telah diatur dengan suhu dan kelembaban tertentu pada beberapa waktu yang telah ditentukan. 1. Kandungan mineral apa saja yang terkandung dalam manifestasi air/uap panas di tompaso dan lahendong ?1. Manfaat apa saja yang bisa di dapat dari kandungan tersebut?

Berdasarkan masalah di atas dapat dilakukan :1. Melakukan penelitian kandungan air manifestasi di daerah penelitian.1. Melakukan identifikasi kandungan dan manfaat unsur kimia tersebut.

1. Tujuan Pemanfaatan sauna ini bertujuan untuk mengadakan pusat balneotherapy di Minahasa, untuk kesehatan masyarakat..1. ManfaatManfaat :1. Mengetahui unsur2 kimia apa saja yg terkandung dari manifestasi2 di daerah minahasa .1. Mengetahui manfaat dari unsur kimia dalam manifestasi..1. Meningkatkan kesehatan masyarakat .

BAB III.Landasan teori

Sistem Panas Bumi

Panas bumi merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan relatif ramah terhadap lingkungan, terutama karena tidak menimbulkan efek rumah kaca. Dalam bukuHandbook of Geothermal Energy,Chilingardkk mendefinisikan energi panas bumi sebagai panas alami di dalam bumi yang terperangkap dan tidak terhubungkan dengan permukaan sehingga bisa diekstraksi secara ekonomi. Energi panas bumi dihasilkan dari ekstraksi panas yang tersimpan di dalam bumi yang berasal dari transfer panas dari sumber magma.Seperti diketahui bahwathermal gradien(landaian suhu) pada kondisi normal adalah sekitar 300C/km, tetapi pada lapangan panas bumi kenaikan suhunya dapat melebihi landaian suhu pada kondisi normal. Aliran panas di dalam bumi pada lapangan panas bumi rata-rata mencapai 1,5 x 10-6cal/cm2/detik dan menghasilkan gradien geotermal sekitar 10C/50 m, sehingga pada kedalaman 1000 2000 m suhunya dapat mencapai 1500 3000C atau lima hingga sepuluh kali dari kondisi normal.Ada beberapa persyaratan mendasar pada suatu sistem panas bumi, yaitu :1.Sumber panas yang cukup besar2.Reservoar yang mengakumulasikan panas3.Penghalang/lapisan tudung (cap rock)Untuk memperkirakan sumberdaya panas bumi dapat dilakukan dengan didasarkanpada data-data geologi dan geofisika, seperti :1.Kedalaman, ketebalandan penyebaran reservoar2.Properti dari formasi batuan3.Salinitas dan geokimia fluida reservoar4.Temperatur, porositas dan permeabilitas formasi batuanLapangan panas bumi ditemukan hampir di seluruh dunia dengan beragam kondisi tatanan geologi. Daerahdengan aliran panas yang tinggi, dimana sistem panas bumi temperatur tinggi berada biasanya berasosiasi dengan zona vulkanisme dan daerah pembentukan pegunungan pada zona tumbukan lempeng. Masing-masing sistem panas bumi yang berbeda akan dicirikan oleh karakteristik dan potensi yang berbeda pula, hal ini akan tercermin pada kondisi kimia fluida. Komposisi kimia pada air dan gas di panas bumi mengandung informasi yang penting mengenai hidrologi lapangan panas bumi dan kondisi di reservoar.Nicholson pada tahun 1993 dalam bukunya yang berjudul Geothermal fluids: Chemistry and exploration Techniques mengungkapkan bahwa secaraumum lapangan panas bumi dapat dikelompokkan menjadi dominasi uap dan dominasi air, temperatur rendah dan temperatur tinggi, sedimen dan vulkanik serta entalpi rendah, sedang dan tinggi. Komposisi fluida panas bumi dapat terdiri dari uap,air ataupun gabungan keduanya. Pada kebanyakan reservoar, komposisi utamanya terdiri dari air dan uap sehingga sering disebut dengan lapangan panas bumi dua fasa. Lapangan dengan dominasi air umumnya lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan dominasi uap. Lapangan dengan dominasi uap hanya ditemukan di empat lokasi di dunia yaitu Larderello di Italia, Geysers di Amerika, Kamojang dan Darajat di Indonesia. Lapangan dengan dominasi uap dapat terjadi di lokasi dengan luas yang cukup besar (sampai puluhan km2) dan secara vertikal kedalaman reservoarnya dapat mencapai lebih dari 3 km, seperti di Geyser California. Pada lapangan yang didominasi air, arus konveksi air membawa panas dari sumber di kedalaman menuju reservoar. Temperatur reservoar dominasi uap bervariasi antara 60 1000C dan kedalamannya bervariasi antara 1500 3000 m. Bahkan di beberapa sistem panas bumi dominasi uap yang memproduksi uap kering, suhu dapat mencapai 2500C dengan tekanan antara 30 35 bars.Air yang ada pada reservoar panas bumi dapat berasal dari berbagai macam jenis air, diantaranya dapat berasal dari air meteorik yang masuk beberapa kilometer ke dalam lapisan batuan melaui rekahan ataupun lapisan yang permeabel, air formasi atau air konat yang terjebak pada proses sedimentasi. Sumber lainnya adalah air laut, air metamorfik dan air magma yang merupakan produk pada proses pembentukan batuan metamorf dan batuan beku. Tetapi secara umum, beberapa penelitian seperti Goguel (1953) dan Craig (1963) dalam Panichi & Gonfiantini (1981) dan Hutasoit & Hendrasto (2007) membuktikan bahwa fluida di beberapa reservoar panas bumi sebagian besar berasal dari air meteorik

Menurut Nicholson (1993) evolusi dari fluida panas bumi dapat digambarkan sebagai berikut :Fluida panas bumi yang umumnya berasal dari air meteorik masuk ke dalam kulit bumi hingga ke lapisan permeabel dan tersirkulasi pada kedalaman 5 7 km.Kemudian fluida ini terpanaskan dan bereaksi dengan batuan induk serta naik ke lapisan atas melalui proses konveksi.Air pada bagian dalam ini utamanya adalah jenis klorida serta jenis lain yang secara langsung ataupun tidak langsung berasal dari air klorida ini. Di kedalaman, kandungan klorida biasanya mencapai 1.000 10.000 mg/kg Cl pada temperatur sekitar 3500C.Ketika fluida panas bumi naik menuju permukaan, tekanan hidrostatiknya akan menurun, sehinggaakan mencapai titik dimana gas dan uap akan terpisah dari fasa cair. Fasa ini dikenal dengan boiling. Titik ini merupakan proses yang sangat penting dalam mengontrol komposisi kimia fluida dan uapPanas Bumi di Tompaso MinahasaLapangan Panasbumi Tompaso terletak kurang lebih 30 km sebelah SelatanKota Manado, Sulawesi Utara atau 10 km di Selatan Lapangan Panasbumi Lahendong.Litologi daerah penelitian tersusun dari batuan volkanik berumur Tersier dan Kuarter. Batuan berumur Tersier merupakan produk dari kompleks G. Lembeyan yang berumur Miosen awal yang berupa perselingan lava dan breksi piroklastik sedangkan batuan yang berumur Kuarter merupakan produk dari hasil aktivitas vulkanik dari G. Lengkoan, G. Tampusu, G. Riendengan, dan G. Sempu. Berdasarkan data Geologi, lapangan Tompaso terbentuk akibat adanya zona subduksi antara lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Sistem panasbumi didominasi oleh air yang dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik dan tektonik. Pada daerah penelitianterdapat 2 pola struktur yaitu pola berarah barat laut-tenggara dan pola baratdaya timur laut. Berdasarkan data Geokimia yaitu dari beberapa manifestasi yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik berupa mataair panas, fumarola dan tanah terubah daerahupflowterletak di Bukit Kasih danoutflowke arah Kawangkoan dan Danau Tondano.Berdasarkan data Geofisika berupa metode Magnetotellurik dari 53 titik pengamatan menjelaskan bahwarata-rata ketebalan batuan penudung sekitar 700 m hingga 900 m dan zonareservoir berada pada kedalaman 1100 m yang dibatasi oleh sesar daerahpenelitian. Jika data Geofisika digabungkan dengan data sumur pengeboran maka batuan yang memiliki nilai tahanan jenis rendah (1-10)ohm.m terdiri dari Breksi Tuff, Breksi Tuff terubah dan Tuff terubah dan tergolong tipe alterasiargilitik, batuan yang memiliki nilai tahanan jenis menengah (10-100)ohm.mterdiri dari Andesit terubah dan Andesit Basaltik terubah yang tergolong padatipe alterasi Transisi sedangkan batuan yang memiliki nilai tahanan jenistinggi (100-1000)ohm.m terdiri dari Breksi Andesit terubah yang tergolong tipealterasi Propilitik. Dari data sumur pengeboran juga diketahui temperaturdaerah penelitian yaitu 2500c dan estimasi cadangan panasbumi sebesar 163 MW

Tipe Fluida Panasbumi dan Karakteristiknya kloridabikarbonat.

Air Klorida (Chloride Water)

Jenis air ini merupakan tipe fluida panasbumi yang Air Sulfat (Sulphate Water) ditemukan pada kebanyakan area dengan sistem tem-Jenis air panasbumi ini dikenal juga dengan Air peratur tinggi. Area yang memiliki mataair panas Asam Sulfat (Acid-Sulphate Water), merupakan flui-yang mengalir dalam skala besar dengan konsentrasi da yang terbentuk pada kedalaman dangkal dan Cl yang tinggi berasal dari reservoir dalam, dan terbentuk sebagai akibat dari proses kondensasi gas merupakan indikasi dari zona permeabel pada area panasbumi yang menuju dekat permukaan. Gas pa-tersebut. Namun demikian, area ini dapat saja tidak nasbumi, dengan kandungan gas dan volatilnya, pada terletak di atas zona upflow utama, karena ada bebe-dasarnya larut dalam kandungan fluida yang terletak rapa kemungkinan lain seperti pengaruh topografi pada zona yang dalam tetapi terpisah dari air klorida. yang juga dapat memberikan dampak besar dalam mengontrol hidrologi.Mataair klorida juga dapat Air sulfat biasanya ditemukan pada batas daerah dan mengidentifikasi daerah permeabel zona tinggi (con-berjarak tidak jauh dari area upflow utama. Jika patahan, erupsi breksi atau konduit). dilihat dari topografi, maka lokasi pastinya terletak jauh di atas water table dan di sekeliling boiling zone, walaupun kebanyakan juga sering ditemukan di dekat permukaan (pada kedalaman H2SO4

Terbentuknya steam heated acid sulphate water berkaitan dengan proses pendidihan/boiling water di reservoir pada temperatur < 300C. Karena tidak bersifat volatil pada temperatur < 300C, maka steam heated acid sulphate water hanya mengandung sangat sedikit Cl -. Fluida ini terbentuk pada tempat yang paling dangkal dari sistem panasbumi sehingga tidak dapat digunakan sebagai indikator keadaan reservoir.

2. Magmatic Acid Sulphate Water Fluida ini berasal dari air magmatik yang me-ngandung gas volatil yang mudah menguap, sehingga H2O, CO2, SO2 dan HCl berkondensasi menjadi fasa cair pada suhu > 800C dan terben-tuk di sekitar magma (kurang lebih kedalaman 1 hingga 1,5 km). Pada air sulfat ini, SO4 berperan sebagai anion utama dan terbentuk akibat proses oksidasi dari kondensasi hidrogen sulfida. Adapun persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

H2S (g) + 2O2 (aq) == 2H(aq) + SO4 (aq) Reaksi berikut dan kondensasi dari karbondioka-sida,

CO2(g) + H2O(l) = H2CO3(aq) = H+(aq) + HCO3-(aq)= 2H+(aq) + CO32-(aq)

Menghasilkan proton dan membentuk air yang sifatnya asam. Peristiwa oksidasi sulfida menjadi ion sulfat menghasilkan pH minimum yaitu 2,8. Apabila air sulfat memiliki kandungan pH lebih rendah dari 2,8 (pH < 2,0), maka gas magmatik berperan besar dalam proses tersebut. Pada sisa-sisa proses oksidasi biasanya dijumpai klorida. Bikarbonat biasanya tidak ada sama sekali dan kalaupun ada akan dijumpai dalam konsentrasi yang sangat kecil sekali,karena pada air yang sangat asam, kandungan karbonat biasanya akan hilang dalam larutan dan berubah menjadi karbondioksida. Pada reaksi yng berlangsung dekat dengan permukaan antara air asam dan batuan-batuan di sekelilingnya, dapat melepaskan silika dan kation logam (Na, K, Mg, Ca, Al, Fe) yang dapat memberikan konsentrasi yang tinggi di dalam air.

AirBikarbonat (Bicarbonate Water)

Air tipe ini banyak mengandung CO2. Jenis tipe fluida ini disebut juga dengan netral bicarbonatesulphate waters, merupakan produk dari proseskondensasi gas dan uap menjadi mataair bawah tanah yang miskin oksigen. Air bikarbonat banyak ditemukan pada area non-volcanogenic dengan temperatur yang tinggi.

Dengan pH yang mendekati netral sebagai akibat reaksi dengan batuan lokal (baik pada reservoir dangkal atau selama proses mengalir ke permukaan). Selama reaksi tersebut, proton banyak yang hilang dan menghasilkan air dengan pH mendekati netral dengan bikarbonat dan sodium sebagai parameter utama. Sulfat kebanyakan hadir dengan bermacam-macam jumlah dan kandungan. Klorida memiliki konsentrasi rendah atau tidak ada sama sekali (Mahon, 1980 dalam Nicholson, 1993). Air tipe ini cendeung mudah bereaksi dan sangat korosif (He-denquist dan Stewart, 1985 dalam Nicholson,1993).

Hasil Analisis Kimia Fluida

Fluida dari ketiga sumber air panas dianalisis untuk mengetahui unsur kimia yang terkandung didalamnya selanjutnya dapat digunakan untuk perhitungan geotermometer. Hasil dari analisis kimia ketiga sumber air panas tersebut ditunjukkan oleh tabel 1 (APN1 = gonoharjo, APN2 = Medini1, APN3 = Medini2).

Tabel 1. Hasil analisis kimia unsur

Keterangan: Kecuali pH dan DHL, semua unsur/senyawa dalam satuan mg/L

1.4.Penelitian Terkait1. Penelitian yang telah dilakukan di ITB, rencana kedepan dan upaya untuk mensukseskan program pengembangan panas bumi di Indonesia. Lokakarya Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi ITB, Bandung 21 Januari 20111.

2. Kerangka Berpikir

Bab III Metodologi3.1 Lokasi Penelitian > Desa Lahendong, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, SULUT PT. Pertamina Geothermal Energy Tomohon

3.2 Alat dan Bahan> Alat : 1. Gps2. Thermometer3. pH meter4. pipet5. tempat sampel air> Bahan :1. sampel air 3.3 Tahapan

3.3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian1. Survey pendahuluan ke lokasi sebelum melakukan penelitian1. Rancangan kegiatan yang akan dilakukan dilapangan (termasuk menyediakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian)1. Menuju ke lokasi kemudian melakukan penelitianPenelitian yang akan dilakukan meliputi : Pengukuran suhu air di lokasi penelitian. Pengambilan sampel air, untuk meneliti kandungan kimia air.

3.3.2 Sumber dan TeknikPengumpulan DataSumber dan teknik pengumpulan data melalui penelitian yang dilakukan dilapangan, yaitu pengumpulan data suhu air, sampel air, dan lainnya yang bersangkutan.

3.3.3 Pengolahan dan Analisis data

Akan dilakukan analisis data suhu air dan sempel air, kemudian di teliti dilaboratorium kimia untuk mengetahui kandungan kimia air tersebut. Dan akan di telilti juga suhu air yang baik untuk permandian dan yang tidak baik, dan kandungan apa saja yang baik bagi kesehatan kulit dan lainya.