75
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan SDKI tahun 2007, dari seluruh persalinan 64 % tidak mengalami komplikasi, persalinan lama 31 %, perdarahan berlebih 7 %, infeksi 5 %. Untuk Bayi meninggal dalam satu bulan setelah dilahirkan 39 % karena komplikasi termasuk persalinan lama 30 %, perdarahan berlebih 12 %, dan infeksi 10 % (Pusdiknakes, 2007). Partus lama merupakan indikasi yang paling utama untuk melakukan persalinan dengan tindakan. Hal ini sering disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus his yang tidak adekuat pada saat persalinan kala I, selain faktor nutrisi saat hamil, disporporsi kepala panggul dan kelainan letak(Bobak,2004). Angka kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. 1

Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan SDKI tahun 2007, dari seluruh persalinan 64 %

tidak mengalami komplikasi, persalinan lama 31 %, perdarahan berlebih

7 %, infeksi 5 %. Untuk Bayi meninggal dalam satu bulan setelah

dilahirkan 39 % karena komplikasi termasuk persalinan lama 30 %,

perdarahan berlebih 12 %, dan infeksi 10 % (Pusdiknakes, 2007). Partus

lama merupakan indikasi yang paling utama untuk melakukan

persalinan dengan tindakan. Hal ini sering disebabkan oleh gangguan

kontraksi uterus his yang tidak adekuat pada saat persalinan kala I,

selain faktor nutrisi saat hamil, disporporsi kepala panggul dan kelainan

letak(Bobak,2004). Angka kematian dan kesakitan ibu di Indonesia

masih merupakan masalah besar. Berdasarkan data Survey Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia 228/100.000 kelahiran hidup (KH).Tingginya angka kematian

ini terjadi pada masa intra natal dan post natal dengan penyebab utama

perdarahan dimana salah satu faktor penyebab perdarahan adalah

pengelolaan persalinan pada kala satu yang tidak adekuat. MDGs 2015

merupakan upaya global dengan salah satu tujuannya meningkatkan

kesehatan ibu dan anak dengan cara mengurangi AKI. Program

1

Page 2: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Indonesia sehat 2015 bertujuan menurunkan AKI menjadi 102/100.000

KH (Depkes RI,2008).

Persalinan adalah suatu proses alamiah yang ditandai dengan

terjadinya kontraksi uterus yang menyebabkan pendataran dan dilatasi

serviks yang nyata serta diikuti dengan pengeluaran janin dan plasenta

dari tubuh ibu (Sarwono, 2010). Proses persalinan terdiri dari empat

kala yaitu kala I sampai kala IV. Kala I persalinan dimulai sejak adanya

kontraksi uterus yang teratur hingga serviks membuka lengkap. Kala I

terdiri dari dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Ada tiga faktor

utama yang mempengaruhi proses persalinan yaitu power, passage,

pasanger, psikologis dan penolong, (Sarwono,2010).

Power merupakan tenaga yang mendorong janin keluar , yang

termasuk power adalah his dan tenaga mengejan karena dengan adanya

his menimbulkan perubahan pada serviks yaitu penipisan dan

pembukaan. His yang adekuat pada kala satu fase aktif persalinan

menimbulkan nyeri bagi ibu sehingga metabolisme tubuh meningkat.

Asupan nutrisi diutamakan untuk pemenuhan energi yang dibutuhkan

untuk kontraksi uterus. Proses persalinan kala I fase aktif memerlukan

banyak energi sehingga kebutuhan nutrisi kala I perlu mendapat

perhatian yang khusus dari pengelola persalinan. Pada fase aktif

persalinan terjadi penghambatan pengosongan lambung sehingga jika

diberikan makanan padat maka zat-zat nutrisi tidak diserap. Kebutuhan

2

Page 3: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

nutrisi dipenuhi dengan memberikan makanan yang mudah dicerna dan

diserap dan tidak mengeluarkan sisa atau residu (Bobak, 2004).

Pemenuhan nutrisi ibu bersalin kala I bisa diperoleh atau

dipenuhi dengan memberikan makanan cair. Makanan cair adalah

makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental. Menurut

konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis, yaitu makanan

cair jernih, makanan cair penuh dan makanan cair kental. Makanan cair

jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cair jernih pada suhu

ruangan dengan kandungan sisa ( residu ) minimal dan tembus pandang

bila diletakkan dalam wadah bening. Bahan makanan yang termasuk

makanan cair jernih antara lain teh, sari buah, sirop, air gula, kaldu

jernih, serta cairan mudah cerna lainya. Makanan cair cair penuh

contohnya yaitu susu dengan berbagai macam rasa. Contoh makanan cair

penuh yaitu jus buah seperti jus alpukat( Almatsier, 2004).

Beberapa pakar merekomendasikan sebaiknya makanan cair

perlu diberikan oleh pengelola persalinan. Broad dan Newton (2007)

mencatat bahwa makanan dan minuman digunakan selama persalinan

sebagai makanan dan obat. Dalam banyak kasus, makanan dan minuman

diberikan sebagai treatment untuk mengurangi rasa nyeri, mempercepat

persalinan,menguatkan kontraksi uterus dan untuk meningkatkan

relaksasi sehingga tidak terjadi persalinan lama.

Penelitian Kusumawati 2006 tentang faktor risiko yang

berpengaruh terhadap persalinan dengan tindakan, dimana salah satu

3

Page 4: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

faktor adalah pemberian nutrisi pada kala I yang tidak adekuat bisa

menyebabkan partus lama oleh karena gangguan kontraksi (his yang

tidak adekuat ). Menurut Fraser (2009), terjadi pergeseran asuhan dari

tidak boleh memberikan makanan dan minuman pada ibu selama

persalinan,berubah menjadi diberikan makanan dan minuman yang

mudah dicerna dan sesuai dengan kebutuhan energi ibu bersalin. Hal

tersebut sudah dilaksanakan dalam penerapan asuhan kebidanan ibu

bersalin namun belum tertuang sebagai suatu kebijakan.

Susu cokelat adalah makanan cair penuh yang mengandung 150

kkal dalam 200 ml sedangkan teh manis adalah makanan cair jernih

yang mengandung 78,06 kkal dalam 200 ml. Tujuan pemberian

makanan cair pada ibu bersalin adalah memudahkan metabolisme

sehingga tidak menimbulkan residu yang berlebihan pada saat

persalinan. Pedoman kebidanan dari American Society of

Anaesthesiologist tahun 2007 menyatakan bahwa asupan makanan padat

dihindari sedangkan makanan cair bening seperti air, teh, susu dan

makanan cair lainnya secara tidak langsung menurunkan aspirasi asam

paru dan menghasilkan energi yang mempengaruhi kontraksi selama

persalinan dan mencegah terjadinya muntah. Berdasarkan uji coba

terkontrol secara acak mengevaluasi pengaruh asupan kalori pada

proses persalinan didapatkan bahwa asupan makanan cair memberikan

pengaruh tiga kali lipat peningkatan kemajuan proses persalinan().Hasil

4

Page 5: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

studi pendahuluan di Bidan Praktek Mandiri Ida Ayu Putu Tirtawati

ditemukan dari 10 ibu bersalin yang mengkonsumsi teh manis, tujuh

orang( 70%) lama kala I fase aktif berlangsung selama tiga jam.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang pengaruh pemberian makanan cair terhadap lamanya

kala I fase aktif pada ibu bersalin primigravida di BPM Ida Ayu Putu

Tirtawati dan BPM Rangi Artini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah penelitian adalah Bagaimana pengaruh pemberian makanan

cair terhadap lamanya kala I fase aktif pada ibu bersalin primigravida di

BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi Artini

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan cair terhadap

lamanya kala I fase aktif pada ibu bersalin primigravida di BPM Ida

Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi Artini tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pemberian susu cokelat dan teh manis pada ibu

bersalin primigravida kala I fase aktif.

5

Page 6: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

b. Mengidentifikasi lamanya kala I fase aktif .

c. Menganalisis pengaruh pemberian susu cokelat

dan teh manis terhadap lamanya kala I fase aktif pada ibu

bersalin primigravida.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Mengetahui bahan makanan yang tepat untuk diberikan pada ibu

bersalin primigravida kala I fase aktif, sehingga mencegah kelelahan

pada kala I. Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk

perencanaan pengelola persalinan terhadap ibu bersalin dan kebijakan

pemerintah.

2. Manfaat Teoritis

Menyediakan informasi dan data untuk penelitian lanjutan yang

berhubungan dengan pemberian makanan cair pada kala I fase aktif.

6

Page 7: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Pengertian

Persalinan normal adalah serangkaian kejadian yang berakhir

dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan,

disusul dengan pengeluaran plasenta secara lengkap dan selaput janin

dari tubuh ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada

usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit.

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan

perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan

lahirnya plasenta secara lengkap ( JNPK-KR, 2008).

2. Kala Persalinan

a. Kala I

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir

bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka

(dilatasi) dan mendatar (efficement). Darah berasal dari pecahnya

pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran

ketika serviks mendatar dan membuka. Ada dua fase pembukaan pada

kala 1 yaitu fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,

7

Page 8: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

sampai pembukaan tiga sentimeter (cm) berlangsung selama 7-8 jam.

Fase aktif berlangsung selama enam jam dan dibagi menjadi atas tiga

subfase yaitu periode akselerasi berlangsung selama dua jam menjadi

pembukaan empat sentimeter , periode dilatasi maksimal berlangsung

selama dua jam pembukaan berlangsung cepat menjadi sembilan

sentimeter, periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu dua jam

pembukaan menjadi sepuluh sentimeter atau lengkap. Lama kala I

untuk primigravida dua belas jam sedangkan multigravida delapan

jam. Kemajuan pembukaan satu sentimeter satu jam bagi primi dan

dua sentimeter satu jam bagi multi, walaupun ketentuan ini

sebetulnya kurang tepat (Sarwono 2010). Kala satu persalinan ketika

telah tercapai kontraksi uterus dalam frekuensi,intensitas,dan durasi yang

cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang

progresip.kala satu selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar

10 cm). Sehinga mungkin kepala janin lewat.oleh karena itu kala satu

persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks (Sarwono,

2010).

Kala satu fase laten sebelum kala satu fase aktif dan dapat

berlangsung 6 sampai 8 jam pada ibu primi gravida untuk dilatasi serviks

dari 0cm hinga 3 sampai 4 cm dan kanal serviks memendek dari 3cm

menjadi kurang atau sama dengan 0,5 cm. Kala satu fase aktif adalah saat

ketika serviks mengalami dilatasi yang lebih cepat. Saat ini dimulai ketika

servik berdilatasi 3-4 cm dan jika terdapat kontraksi ritmik,kala satu ini

8

Page 9: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

akan selesai jika serviks sudah mengalami dilatasi penuh (10 cm ). Fase

transsisional adalah kala persalinan ketika serviks berdilatasi dan sekitar

8cm sampai dilatasi penuh (atau sehinga kontraksi ekspulsi yang terjadi

pada kala dua mulai dirasakan ibu).sering kali insensitas aktivitas uterus

berhenti sejenak pada saat ini.

1) Durasi kala satu persalinan

Lama persalinan sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh paritas,

interval kelahiran, status psikologis, presentasi dan posisi janin,bentuk dan

ukuran pelvikmaternal, serta karekteristik kontraksi uterus.jelas sekali

bahwa bagian terbesar persalinan adalah kala satu;fase aktif biasanya akan

selesai dalam 6-12 jam .Rata-rata lamanya fase aktif ( dilatasi 4-10 cm)

adalah 7,7 jam pada ibu primipara( tetapi dapat terjadi sampai 17,5 jam)

dan 5,6 jam pada ibu multipara ( sekali lagi dapat terjadi hingga 13,8

jam).Rata-rata ibu nulipara membutuhkan waktu yang lebih lama

dibandingkan ibu multipara, yang dapat diperkirakan dapat mencapai kala

dua yang lebih cepat.

2) Faktor yang mempengaruhi persalinan

a) Kontraksi Uterus

Kontraksi uterus bermula di fundus dekat salah satu koruna dan

menyebar kesamping dan kebawah. Kontraksi tersebut berlangsung paling

lama dan paling kuat difundus, tetapi puncaknya terjadi secara bersamaan

diseluruh uterus dan kontraksi tersebut akan menghilang dari semua

9

Page 10: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

bagian uterus juga secara bersamaan.Pola ini memungkinkan serviks untuk

berdilatasi dan fundus berkontraksi secara kuat untuk mengeluarkan janin.

Polaritas merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

keselarasan neuromuscular yang terdapat diantara dua kutub atau bagian

uterus selama persalinan .selama setiap kontraksi uterus,kedua kutub ini

bekerja secara selaras.kutub bagian atas berkontraksi secara kuat dan

melakukan retraksi untuk mengeluarkan janin; kutub bagian bawah agak

berkontraksi dan berdilatasi agar pengeluarkan janin dapat terjadi. Jika

polaritas tidak teratur, kemajuan persalinan akan terhambat.

Otot uterus memiliki sifat yang unik.selama persalinam, kontraksi

tidak menghilang keselurahan,tetapi serat otot mempertahankan sebagian

kontraksi yang semakin singkat tersebut,dan tidak benar-benar relaks hal

ini disebut retraksi.Retraksi membantu kemajuan mengeluarkan

janin ;segmen atas uterus secara bertahap menjadi lebih pendek dan lebih

tebal dan kavumnya menghilang. Persalinan bersifat individ dan tidak

selalu sesuai harapan, tetapi pada umumnya, sebelum persalinan dimulai

kontraksi uterus akan terjadi setiap 15-20 menit dan dapat berlangsung

selama sekitar 30 detik, kontraksi ini sering agak lemah dan bahkan tidak

dirasakan oleh ibu. Kontraksi ini biasanya terjadi dengan irama yang

teratur dan jarak antara kontraksi secara bertahap semakin berkurang;

sementara itu, lama dan kekuatan kontraksi secara bertahap melewati fase

laten dan masuk kedalam kala satu fase aktif. Pada akhir kala

10

Page 11: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

satu ,kontraksi terjadi pada interval 2-3 menit, berlangsung selama 50-60

menit dan sangat kuat.

b) Jalan lahir

(1) Penipisan serviks

Penipisan yang dimaksud adalah masuknya kanal serviks ke dalam

uterus bagian bawah.Menurut pandangan obstetric konvensional, proses

ini terjadi dari atas ke bawah ,sehingga serat otot yang mengelilingi os

internal tertarik ke atas oleh segmen atas uterus yang mangalami retraksi

dan serviks menyatu ke dalam uterus bagian bawah.Kanal serviks melebar

sejajar dengan os internal, sedangkan kondisi eksternal tetap tidak

berubah

Namun demikian,mekanisme lain penipisan serviks juga

dikemukakan,yaitu jaringan dalam region os eksternal tertarik lebih dulu

dengan gerakan ke arah luar dan tidak berputar,servik menipis dari

eksternal ke arah atas, sehingga yang tertarik paling akhir adalah interna.

Penipisan dapat terjadi di akhir kehamilan atau dapat juga tidak terjadi

hingga persalinan di mulai.Pada wanita nulipara,serviks biasanya tidak

akan berdilatasi hingga penipisan sempurna,sedangkan pada wanita

multipara,penipisan dan dilatasi dapat terjadi secara bersamaan dan kanal

kecil dapat teraba di awal persalinan..

(2) Dilatasi cerviks

Dilatasi serviks adalah proses melebarnya os uterus dan celah yang

tertutup rapat menjadi lubang yang cukup besar untuk memungkinkan

11

Page 12: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

keluarnya kepala janin.Dilatasi diukur dalam centimeter dan dilatasi

lengkap adalah sekitar 10 cm.

Dilatasi terjadi akibat kerja uterus dan tekanan dari kantong

membrane yang utuh dan atau bagian presentasi janin.Kepala janin yang

terfleksi dengan baik secara berlahan mendekat kearah serviks

menyebabkan terjadinya dilatasi yang efisien.Tekanan yang terjadi secara

merata pada serviks menyebabkan fundus uterus berespon dengan

kontraksi dan retraksi. Show.sebagai akibat dilatasi serviks, operculum

yang membentuk plug serviks selama kehamilan,sekarang menghilang.ibu

mungkin melihat adanya rabas mucoid bernoda darah beberapa jam

sebelum atau setelah persalinan dimulai.Darah tersebut berasal dari

kapiler yang rupture di dalam desidua parietal tempat korion terpisah dari

serviks yang berdilatasi.Hanya noda darah yang seharusnya yang terlihat

pada mukoid; perdarahan segar merupakan hal yang tidak normal pada

kala ini meskipun di akhir kala satu,selama periode transisi sering kali

terdapat sedikit perdarahan merah segar yang muncul pada kala

dua.Keduanya disebut sebagai ‘show’.

c). Bayi

Faktor yang mempengaruhi persalinan selain kedua factor diatas

adalah gerakan bayi saat proses persalinan. Gerakan gerakan bayi pada

persalinan yaitu turunnya kepala, flexi, putaran paksi dalam, extensi,

putaran paksi luar dan expulsi.

12

Page 13: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

d). Psikologis

Kemajuan di bidang kebidanan dan kedokteran untuk meringankan

proses persalinan sudah mengalami banyak kemajuan, namun kehidupan

psikis wanita yang tengah bersalin sejak zaman purba hingga zaman

modern sekarang masih banyak diliputi oleh macam macam ketakutan.

Ketakutan ini muncul dalam bentuk kecemasan dan ketakutan pada dosa

dosa atau kesalahan sendiri. Rasa berdosa ini membuat wanita yang

bersangkutan merasa takut jika saat melahirkan bayinya cacat jasmani.

Lancar tidaknya proses persalinan banyak bergantung pada kondisi

biologis, khususnya kondisi fisik seorang wanita. Hampir tidak ada

tingkah laku manusia terutama yang disadari dan proses biologisnya yang

tidak dipengaruhi oleh proses psikis. Membesarnya Janin dalam

kandungan mengakibatkan calon ibu mudah lelah, tidak nyaman, tidak bisa

tidur nyenyak, kesulitan bernafas dan lain lain. Semua pengalaman

tersebut mengakibatkan rasa tegang, ketakutan, kecemasan dan konflik

batin terlebih saat mendekati kelahiran. Rasa gelisah oleh ketakutan

memperlambat kelahiran bayi dan terjadi perpanjangan masa kehamilan

(Kartono, 1992).

e). Penolong

Dasar Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan

aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, upaya pencegahan

komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi dan asfiksia.

Terdapat lima aspek dasar yang penting dilaksanakan oleh seorang

13

Page 14: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

pengelola persalinan dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman.

Aspek tersebut adalah sebagai berikut : pengambilan keputusan klinik,

asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, dokumentasi dan

rujukan (Sarwono, 2010).

b. Kala II

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, lebih

lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang

panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang

secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada

rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tekanan anus

terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka

dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan

lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi

lamanya 1,5 -2 jam, dan pada multi 0,5 - 1 jam (Sarwono 2010 ).

c. Kala III

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus

teraba keras dengan fundus uteri setingkat pusat, dan berisi plasenta

yang menjadi tebal dua kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian,

timbul his pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 1-5 menit

seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir

spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.

Seluruh proses biasanya berlangsung 1-30 menit setelah lahir bayi.

14

Page 15: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-

200 cc (Sarwono,2010 ).

d. Kala IV

Adalah pengawasan selama dua jam setelah bayi dan plasenta

lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya

postpartum. Asuhan dan pemantauan pada kala empat antara lain :

1) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus

berkontraksi baik dan kuat.

2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan secara melintang dengan

pusat sebagai patokan.

3) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum.

5) Evaluasi keadaan umum.

6) Dokumentasi semua asuhan dan temuan selama persalinan kala

empat dibagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan

atau setelah penilaian dilakukan (JNPK-KR,2008).

3. Pemantauan kemajuan persalinan kala I

Pada saat kala I fase aktif pemantauan terhadap kemajuan

persalinan, kondisi ibu dan janin dilakukan dengan menggunakan

Partograf. Partograf adalah sebuah alat bantu yang digunakan untuk

mencatat hasil pemeriksaan terhadap kemajuan persalinan, kondisi ibu

15

Page 16: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

dan janin, serta menilai apakah persalinan tersebut berjalan normal atau

tidak. Pada saat fase laten pencatatan di lakukan di lembar rekam

medis.

a. Kemajuan persalinan

Untuk mengetahui kemajuan persalinan dilakukan pemeriksaan

dan observasi terhadap :

1) Pembukaan serviks

Pembukaan serviks diperiksa setiap empat jam. Pembukaan

serviks diperiksa dengan melakukan pemeriksaan dalam. Hasil

pemeriksaan dicatat pada rekam medis ibu bersalin jika ibu sedang

dalam fase laten, dan pada lembar partograf pada fase aktif.

2) Turunnya kepala janin dinilai dengan melakukan pemeriksaan

abdomen, bisa juga dengan melakukan pemeriksaan dalam, tetapi

pemeriksaan abdomen lebih disarankan karena lebih nyaman. Nilai

penurunan kepala janin dengan hitungan perlima bagian kepala janin

yang bisa di palpasi di atas simfisis pubis. Hasil pemeriksaan ditulis

sebagai berikut :

a) 5/5 jika keseluruhan kepala janin dapat diraba di atas simfisis pubis.

b) 4/5 jika sebagian besar kepala janin berada di atas simfisis pubis.

c) 3/5 jika hanya tiga dari lima jari bagian kepala janin teraba di atas

simfisis pubis.

16

Page 17: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

d) 2/5 jika hanya dua dari lima jari bagian kepala janin di atas simfisis

pubis.

e) 1/5 jika hanya sebagian kecil kepala dapat diraba di atas simfisis

pubis.

f) 0/5 jika kepala janin tidak teraba dari luar atau seluruhnya sudah

melalui simfisis pubis.

Penurunan kepala janin diperiksa setiap empat jam, kemudian

dicatat pada rekam medis atau pada partograf pada fase aktif.

3) Kontraksi uterus

Kontraksi uterus diperiksa setiap tiga puluh menit dengan

menggunakan jam yang berisi jarum detik. Tangan pemeriksa

diletakkan di atas uterus secara hati-hati kemudian dirasakan jumlah

kontraksi yang terjadi dalam sepuluh menit. Tentukan lama kontraksi

uterus. Pada fase aktif minimal terjadi dua kontraksi dalam sepuluh

menit, lama kontraksi 40 detik.

b. Kondisi ibu

Penilaian tentang kondisi ibu berdasarkan hasil pemeriksaan :

1) Tekanan darah, nadi, dan suhu badan

Penilaian tekanan darah setiap empat jam dan lebih sering jika di

anggap ada penyulit. Nadi dinilai setiap 30 menit atau lebih sering jika

dianggap ada penyulit. Temperatur tubuh ibu diukur setiap empat jam

atau setiap satu jam jika dianggap ada penyulit.

17

Page 18: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

2) Volume urine, protein dan aseton

Produksi urine ibu di ukur dan dicatat setiap dua jam (setiap kali

ibu berkemih). Jika memungkinkan setiap kali ibu berkemih, lakukan

pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam urine.

3) Obat dan cairan

Obat-obatan dan cairan yang diberikan pada ibu dipantau dan

dicatat.

c. Kesejahteraan janin

Penilaian kesejahteraan janin pada partograf adalah pencatatan

denyut jantung, air ketuban dan penyusupan tulang kepala janin.Kisaran

normal denyut jantung janin yang normal pada partograf adalah 120-

160 x/mnt, air ketuban yang normal berwarna jernih dan penyusupan

tulang kepala janin yang normal adalah apabila tulang tulang kepala

janin terpisah dan sutura dengan mudah dapat dipalpasi (Sarwono,

2010).

4. Nutrisi

Nutrisi dibutuhkan ibu selama proses persalinan adalah energi dan

energi yang terkandung dalam karbohidrat.makanan rendah

lemak ,misalnya roti panggang, sereal, yogurt, jus buah, teh, biscuit, dan

kaldu murni sangat mudah di cerna, es krim dan agar-agar juga dapat

menyegarkan. Cairan tidak dibatasi, meskipun ibu cendrung mengurangi

minum selama kemajuan persalinan. Terdapat berbagai pendapat dan

18

Page 19: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

kebijakan yang berbeda-beda di setiap rumah sakit. Di sebagian besar unit

martenitas, terdapat sedikit resiko bahwa ibu dalam persalinan normal

akan memerlukan anastesi umum.Beberapa rumah sakit akan memproleh

ibu tersebut untuk mengonsumsi makanan rendah lemak dan rendah residu

sesuai selera untuk mamberinya energi dan memastikan bahwa ibu tidak

lapar. Namun demikian, di beberapa rumah bersalin, ibu dipuasakan

setelah persalinan di mulai dan ia hanya di perbolehkan mengisap es batu.

Kebijakan tersebut berasal dari adanya kekhawatiran yang menyatakan

bahwa makan dan minum selama persalinan akan menyebabkan ibu

mengalami peningkatan resiko regurgitasi dan aspirasi isi lambung. Isi

lambung yang teraspirasi dapat terdiri atas makanan yang tidak tercerna

dan dapat menyebabkan obstruksi jalan napas.Jika ibu berpuasa, asam

lambung yang sangat kuat dapat menyebabkan pneoumonitis kimiawi jika

terinhalasi. Sfingter jantung menjadi kurang efisien karena efek

progesterone, menyebabkan terjadi kebocoran pasif isi lambung ke dalam

faring saat hilangnya kesadaran akibat anastesia umum. Hal ini jika di

kombinasikan dengan edema faring yang sangat sering terjadi pada

kehamilan.Dalam rangka menurunkan volume dan keasaman lambung ibu

bersalin,antasida dapat di berikan.

a. Kebutuhan glikogenik dan cairan

Kontraksi hebat otot uterus selama persalinan membutuhkan suplai

glukosa kontinyu. Jika hal ini tidak tidak di peroleh dari diet,tubuh akan

19

Page 20: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

mulai memetabolisme cadangan protein dan lemak yang ada dalam rangka

memenuhi kebutuhan glukosa (gluconeogenesis).

b. Manfaat Glukosa dalam Rangsangan Kontraksi Uterus

Sebagian besar jaringan tubuh memerlukan kebutuhan minimal

terhadap glukosa. Kebutuhan minimal terhadap glukosa ini besar pada

beberapa jaringan, seperti misalnya otak. Sementara pada beberapa

jaringan lain hampir total misal, eritrosit. Glikolisis merupakan lintasan

utama bagi pemakaian glukosa dan berlangsung di dalam sitosol semua

sel. Lintasan glikolisis merupakan lintasan yang unik karena dapat

menggunakan oksigen bila memang tersedia melalui rantai respirasi di

dalam mitokondria (aerob), atau bisa pula bekerja dalam keadaan tanpa

oksigen (anaerob). Meskipun demikian, untuk mengoksidasi glukosa di

luar atau sudah stadiun akhir piruvat pada glikolisis, diperlukan bukan

hanya molekul oksigen tetapi juga sistem enzim mitokondrial seperti

kompleks piruvat dehidrogenase, siklus asam sitrat, dan rantai respirasi

(Roberth, 2003). Salah satu makna biomedis glikolisis yang sangat

menentukan adalah kemampuan ATP dalam keadaan tanpa oksigen

karena lintasan ini memungkinkan otot rangka bekerja pada tingkat

kinerja yang sangat tinggi saat oksidasi aerob tidak mencukupi, dan

memungkinkan jaringan yang memiliki kemampuan glikolosis

bermakna tetap bertahan hidup melewati kondisi anoksia

(Roberth,2003).

20

Page 21: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di

dalam tubuh. Unsur ini terutama terdapat di hati (sampai 6%), otot dan

jarang melampaui jumlah 1%. Namun, karena massanya yang jauh lebih

besar, jumlah simpanan glikogen di dalam otot bisa mencapai tiga

hingga empat kali jumlahnya di hati. Glikogen otot berfungsi sebagai

sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di

dalam otot itu sendiri. Glikogen hati sangat berhubungan dengan

simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar

glukosa darah, khususnya pada saat-saat diantara waktu makan. Setelah

12-18 jam puasa, hampir seluruh simpanan glikogen hati terkuras,

sedangkan glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah

seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama (Roberth, 2003).

Glukoneoginesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada

saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam

makanan. Pasokan glukosa yang terus-menerus diperlukan sebagai

sumber energi, khususnya bagi sistem saraf dan eritrosit. Kegagalan

pada glukoneoginesis biasanya berakibat fatal. Kadar glukosa darah di

bawah nilai yang kritis akan menimbulkan disfungsi otak yang dapat

mengakibatkan koma dan kematian. Glukosa merupakan satu-satunya

bahan bakar yang memasok energi bagi otot rangka pada keadaan

anaerob (Roberth,2003).

21

Page 22: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

B. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Bersalin

1. Makanan biasa/padat

Makanan biasa atau makanan padat sama dengan makanan sehari-

hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur, dan aroma

yang normal. Susunan makanan mengacu pada pola menu seimbang dan

angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat

(Almatsier, 2004).

2. Makanan cair

Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair

hingga kental. Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus

pandang, bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat, tidak

merangsang saluran cerna dan mudah diserap, sangat rendah sisa,

diberikan hanya selama 1-2 hari, porsi kecil dan diberikan sering.

Menurut konsistensinya, makanan cair terdiri atas tiga jenis,yaitu

makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair

kental(Almatsier, 2004).

a. Makanan cair jernih

Makanan Cair Jernih adalah makanan yang disajikan dalam

bentuk cair jernih pada suhu ruangandengan kandungan sisa (residu)

minimal dan tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis

cairan yang diberikan tergantung pada keadaan pasien atau jenis operasi

yang dijalani.

22

Page 23: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Tujuan Diet Makanan Cair Jernih adalah untuk memberikan

makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh

yang mudah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa

(residu),mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus. Syarat –

syarat deit Makanan Cair Jernih adalah sebagai berikut makanan

diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang, bahan

makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat,tidak merangsang

saluran cerna dan mudah diserap, sangat rendah sisa (residu ),diberikan

hanya selama1-2 hari dan porsi kecil dan diberikan saring.

Makanan Cair Jernih diberikan kepada pasien sebelum dan

sesudah operasi tertentu, keadaan mual dan muntah, dan sebagai

makanan tahap awal pasca perdarahan saluran cerna.Nilai gizinya

sangat rendah karena hanya terdiri dari sumber karbohidrat.

Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain teh, sari buah,

sirop, airgula, kaldu jernih, serta cairan mudah cerna lainnya. Makanan

dapat ditambah dengan suplemen energi tinggi dan rendah sisa. Contoh

Pemberian Makanan / Minuman sehari; Pagi teh, pukul 10.00 air bubur

kacang hijau, siang kaldu jernih, air jeruk, pukul 16.00 teh, malam

kaldu jernih, air jeruk (Almatsier, 2004).

b. Makanan Cair Penuh

Makanan Cair Penuh adalah makanan yang berbentuk cair atau

semi cair pada suhu ruangan dengan kandungan serat minimal dan tidak

tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis makanan

23

Page 24: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

yang diberikan bergantung pada keadaan pasien. Makanan ini dapat

langsung diberikan kepada pasien ataus ebagai perpindahan dari

Makanan Cair Jernih ke Makanan Cair Kental.

Tujuan deit Makanan Cair Penuh adalah untuk memberikan

makanan dalam bentuk cair dan setengah cair yang memenuhi

kebutuhan gizi, meringankan kerja saluran cerna. Syarat-syarat deit

Makanan Cair Penuh : tidak merangsang saluran cerna, bila diberikan

lebih dari tiga hari harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan protein.

Kandungan energi minimal 1 kkal/ml. Konsentrasi cairan dapat

diberikan secara bertahap dari setengah, tiga perempat sampai penuh.

Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula rendah atau bebas

laktosa, formula dengan asam lemak rantai sedang, formula dengan

protein yang terhidrolisa, formula tanpa susu, formula dengan serat, dan

sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat

diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B komplek, vitamin C.

Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml. Makanan Cair Penuh diberikan

pada yang mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan, atau

mencernakan makanan padat, misalnya pada operasi mulut atau

tenggorokan, dan atau pada kesadaran menurun. Makanan ini dapat

diberikan melalui oral, pipa, atau enteral (Noso Gastrik Tube) secara

bolus atau drip ( tetes ). Contoh makanan cair penuh : dengan susu

(whole/skim), makanan blender, rendah laktosa, tanpa susu. Bahan

makanan : 1500 kkal (g) Contohnya : maezena (20g), telur ayam (150g),

jeruk (100g), margarin (10g), susu penuh bubuk (120g), susu skim

24

Page 25: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

bubuk (40g), gula pasir (80g), glukosa (0g), cairan (1500ml). Bahan

makanan yang dianjurkan makanan cair dengan susu penuh/skim,

makanan yang di blender, rendah laktosa, tanpa susu

c. Makanan Cair Kental.

Makanan Cair Kental adalah makanan yang mempunyai

konsistensi kental atau semi padat pada suhu kamar, yang tidak

membutuhkan proses mengunyah dan mudah di telan. Menurut keadaan

penyakit, Makanan cair kental dapat di berikan langsung kepada pasien

atau merupakan perpindahan dari makanan cair penuh ke makanan

saring. Tujuan diet makanan cair kental adalah memberikan makanan

yang tidak membutuhkan proses menguyah, mudah di telan, dan

mencegah terjadinya aspirsi, yang memenuhi kebutuhan gizi. Syarat-

syarat diet Makanan Cair Kental adalah sebagai berikut :

(1) Mudah di telan dan tidak merangsang saluran cerna.

(2) Cukup energi dan protein.

(3) Diberikan bertahap menuju ke makanan lunak.

(4) Porsi di berikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam ).

Makanan Cair Kental di berikan kepada pasien yang tidak mampu

mengunyah dan menelan, serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk

kedalam saluran nafas), seperti pada saat penyakit yang di sertai

peradangan, ulkus peptikum, atau gangguan struktural atau motorik

pada rongga mulut. Makanan ini dapat mempertahankan keseimbangan

cairan tubuh (Almatsier, 2004).

25

Page 26: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

3. Kebutuhan ibu bersalin

Kebutuhan kalori ibu bersalin dari berbagai sumber tidak

dicantumkan secara khusus, sehingga kebutuhan kalori ibu bersalin

sama dengan kebutuhan kalori ibu hamil yaitu :

Kebutuhan Kalori : 2500

Rata-rata 24 jam : 2500

Rata-rata 1 jam : 104 kal

Jenis pemberian makanan cair :

a. Makanan cair jernih yaitu teh manis dengan kandungan sebagai

berikut :

No Bahan Makanan Berat (gr) Energi(Kalori)

1 Gula Pasir 10 38,7

2 The 50 66,0

Cara perhitungan :

1 sachet teh = 0,5 gr = 0,66 kalori

1 sendok makan gula pasir = 10 gr = 38,7 kalori

Kebutuhan : 20 gr ( 2 sendok makan gula pasir )

= 77 ,4 kalori

Jumlah = 0,66 kalori + 77,4 kalori = 78,06 kalori

= 1 gelas teh = 200 cc

26

Page 27: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Total kebutuhan 5 – 6 gelas sampai persalinan dengan tambahan

12,97 kalori (Almatsier, 2004)

b. Makanan Cair penuh yaitu susu coklat

Kandungan :

- kalori susu coklat 200 ml adalah 150 kkal

- Lemak jenuh 2,5 gr

- Lemak total 4 gr

- Protein 6 gr

- Karbohidrat total 22 gr

- Gula 14 gr

- Natrium 45 mg

- Kalium 320 mg

Total kebutuhan adalah 2 gelas (400 ml) dalam waktu 3 jam.

Hasil penelitian dari di RS St Thomas London 2001 dan 2006

dimana diambil 2 kelompok secara acak, kelompok diberi makan atau

air saja kelompok disarankan untuk mengkonsumsi makanan cair yaitu

teh, susu atau air dan kelompok lainnya seperti jus buah, susu, sup atau

makanan cair lainnya dikonsumsi selama proses persalinan minimal

enam jam sebelum persalinan, dan bagi ibu inpartu yang dilatasi serviks

kurang dari enam cm. Dari penelitian tersebut ternyata tidak ada

perbedaan yang significan tetapi waktu yang dibutuhkan sampai

melahirkan lebih cepat dari ada perkiraan waktu yang sudah ada, dan

27

Page 28: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

ibu inpartu yang diberikan makanan padat ternyata membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk menyelesaikan persalinan dibanding dengan ibu

inpartu pada fase aktif yang diberikan makanan cair.

28

Page 29: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

1. Identifikasi Variabel

Variabel adalah karakteristik yang dimiliki oleh subyek (benda,

orang, situasi) yang berbeda yang dimiliki oleh kelompok tersebut.

29

Teh (Makanan Cair Jernih)

Lama Kala IFase Aktif

Faktor Yang mempengaruhi :- Psikologi- Penolong

Susu Coklat (Makanan Cair

Penuh)

Page 30: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

(Nursalam, 2008). Variabel yang diteliti terdiri dari variabel bebas dan

variabel tergantung, yaitu :

a. Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang

nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya

dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya atau

pengaruhnya / dampaknya terhadap variabel lain. (Nursalam, 2008).

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah makanan cair berupa teh

manis dan susu coklat.

b. Variabel tergantung atau terikat (dependent variabel) adalah

variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel terikat

adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya

hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2008). Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah lama kala I fase aktif pada

primigravida.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan semua variabel dan istilah yang

akan digunakan dalam penelitian secara optimal, sehingga

mempermudah pembaca atau penguji dalam mengartikan makna

penelitian (Nursalam, 2008).

30

Page 31: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Tabel 1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 2 3 4 5Variabel Terikat : lamanya kala I fase aktif

Waktu yang dibutuhkan dalam jam untuk mencapai pembukaan lengkap selama persalinan

Observasi 0 – 10 jam Interval

Makanan cair

Makanan berupa minuman seperti susu coklat yang mengandung 150 kkal dan teh manis yang mengandung 78,06 kkal dan dikonsumsi selama kala I persalinan

Lembaran Observasi

- Ya : apabila mengkonsumsi makanan cair (susu coklat) dengan 150 kkal

- Tidak : apabila ibu mengkonsumsi makanan cair(teh manis)dengan 78,06 kkal

Nominal

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pernyataan penelitian (Nursalam, 2008). Adapun hipotesis dalam

penelitian ini adalah “Ada Pengaruh pemberian makanan cair terhadap

lamanya kala I fase aktif pada ibu bersalin primigravida. di BPM Ida

Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi Artini.

31

Page 32: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

32

Page 33: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik Pre

Experiment dengan rancangan post test control group dengan

pendekatan kohort Prospektif. Peneliti melakukan penelitian untuk

melihat pengaruh pemberian makanan cair terhadap lamanya kala I fase

aktif pada ibu bersalin primigravida di BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan

BPM Rangi Artini.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni

tahun 2012 di BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi Artini.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut

masalah yang diteliti. Variabel bisa orang, kejadian, perilaku atau

sesuatu yang lain yang akan dilakukan penelitian (Nursalam, 2003).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu primigravida di

BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi Artini.

33

Page 34: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Sampel Penelitian

a. Unit analisis dan responden

Unit analisis dalam penelitian ini adalah lamanya kala I fase

aktif. Responden dalam penelitian ini adalah ibu inpartu primigravida

Kala I fase aktif yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

b. Jumlah dan Besar Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu

primigravida di BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi Artini

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria sampel yang dapat atau layak

diteliti kriterianya adalah :

a) Ibu inpartu kala I fase aktif primigravida dengan hamil normal.

b) Ibu yang bersedia menjadi responden

2) Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak layak

diteliti kriterianya adalah :

a) Ibu yang didiagnosa mengalami gangguan psikologis.

Penentuan besarnya sampel pada penelitian ini tergantung dari

jenis penelitian yang dilakukan. Untuk penelitian ini jumlah sampelnya

digunakan adalah 15 orang, kelompok pertama 15 orang ibu inpartu

34

Page 35: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

yang mengkonsumsi susu cokelat dan kelompok kedua 15 orang ibu

inpartu yang mengkonsumsi teh manis.

c. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2008). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian adalah non probability sampling

jenis “Quota Sampling” yang menetapkan subyek berdasarkan

kapasitas/daya tampung yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam,

2008).

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

primer yaitu ibu inpartu primigravida kala I yang mengkonsumsi susu

cokelat dan yang mengkonsumsi teh manis serta lamanya kala I fase

aktif.

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan setelah sebelumnya mendapat

izin dari BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi Artini untuk

mengadakan penelitian. Saat pengumpulan data peneliti dibantu oleh

satu orang petugas di BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi

35

Page 36: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Artini. Sebelum melaksanakan penelitian akan dilaksanakan pelatihan

untuk petugas yang membantu peneliti sehingga ada kesamaan persepsi

mengenai alat ukur. Langkah pertama pengumpulan data adalah

menyeleksi calon responden dengan berpedoman pada kriteria inklusi

dan eklusi. Setelah mendapatkan responden yang dikehendaki,

responden dibagi menjadi dua kelompok sampel terdiri dari 15 orang

sebagai kelompok yang mengkonsumsi makanan cair yaitu susu

cokelat dan 15 orang kelompok yang mengkonsumsi teh manis. Setelah

mendapatkan persetujuan kemudian dilakukan pengamatan/observasi

untuk mengetahui lamanya kala I fase aktif.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen atau alat pengumpulan data makanan cair

menggunakan lembar pedoman observasi sedangkan untuk mengetahui

lamanya kala I fase aktif pada persalinan primigravida dengan partograf

dan catatan perkembangan.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Data hasil pengamatan akan diolah dengan beberapa tahapan.

Menurut Hidayat (2009), tahapan pengolahan data antara lain :

a. Editing yaitu melihat apakah data yang sudah terisi atau kurang

lengkap.

36

Page 37: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

b. Coding yaitu memberikan kode angka terhadap data yang terdiri atas

beberapa kategori.

c. Skoring yaitu merupakan kegiatan yang dilakukan dengan memberi

skor berdasarkan jawaban responden.

d. Tabulasi yaitu data yang diperoleh dikelompokkan dan diproses

dengan menggunakan master label menurut sifat dan katagorinya.

e. Entry yaitu upaya untuk memasukkan data kedalam media agar

peneliti mudah mencari bila diperlukan lagi. Data tersebut

dimasukkan kedalam disket/CD yang telah diolah dengan

menggunakan computer.

f. Cleaning yaitu pembersihan data melalui pengecekan kembali data

yang akan dientry apakah data sudah benar atau belum.

Data yang akan diolah adalah data lamanya kala I fase aktif.

2. Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul dan diolah.

Pada penelitian ini teknik analisa data yang digunakan antara lain :

a. Analisis Univariat

Analisis yang dilakukan adalah univariat, yaitu analisis yang

dilakukan pada tiap tabel dari hasil penelitian dan pada umumnya dalam

analisis ini dapat menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap

variabel. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi dari

variabel-variabel yang diamati sehingga dapat mengetahui gambaran

37

Page 38: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

tiap variabel. Adapun data yang dianalisis secara univariat meliputi

umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak yang telah dilahirkan.

b. Analisis bivariat

Uji analisis digunakan pada penelitian ini adalah untuk

mengetahui adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Mengingat jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 30 sampel dan

dari data yang tersedia pada kelompok dan kelompok kontrol

merupakan sampel kelompok tidak berpasangan dan berbentuk data

interval, sebelum dilakukan uji beda maka perlu dilakukan uji prasyarat

yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas. Bila data berdistribusi

normal dilakukan uji parametrik dengan uji Independent t Test. Bila

data tidak berdistribusi normal dilakukan uji non parametrik dengan

Wilcoxon. Data diolah dengan menggunakan komputer. Penarikan

kesimpulan berdasarkan nilai p. Dari hasil uji akan ditentukan apakah

hipotesa diterima atau ditolak. Penentuan hipotesa diterima atau ditolak

adalah dengan membandingkan nilai probability yang didapatkan dari

hasil pengujian dengan nilai signifikansi, pada penelitian ini tingkat

signifikansi ditentukan sebesar 0,05. kesimpulannya apabila nilai

probability lebih besar dari nilai signifikansi (P > 0,05), maka hipotesa

nol diterima dan hipotesa alternatif ditolak berarti tidak ada perbedaan

lamanya kala I fase aktif pada ibu bersalin primigravida yang diberikan

makanan cair dengan makanan padat di BPM Ida Ayu Putu Tirtawati

38

Page 39: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

dan BPM Rangi Artini. Bila nilai probability lebih kecil dari nilai

signifikansi (P < 0,05) maka hipotesa nol di tolak dan hipotesa

alternatif diterima berarti ada perbedaan lamanya kala I fase aktif pada

ibu bersalin primigravida yang diberikan makanan cair.

39

Page 40: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, 2004. Penuntun Diet Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama

Bobak, 2004. Obstetri Patologi Jilid I. Jakarta : EGC.

Hidayat, 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data . Jakarta : Salemba.

JPNK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Kartono,K.,1992, Psikologi Wanita,Bandung : Mandar Maju

Myles, 2009. Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta : EGC

Nursalam, 2003. Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan . Jakarta : CV. Sagu.Konsep Asuhan kebidananng Seto.

_______. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Edisi 2, Jakarta : Salemba Medika.

Pusdiknakes. 2003. Konsep Asuhan kebidanan. JHPIEGO. Jakarta

Roberth,2003. Biokimia harper. Jakarta : EGC

Sarwono, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka..

Sugiyono, 2008. Statistik non parametris untuk penelitian, CV. Alfabeta : Bandung.

Dahlan, S, 2009. Besar sampel dan Pengambilan sampel . Jakarta : Salemba Medika.

Yuli Kusumawati, 2006. Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap persalinan dengan tindakan. Jakarta : Semesta Media.

Williams, 2005. Obstetri. Jakarta : EGC.

40

Page 41: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta waranugraha-

Nya Usulan Penelitian dengan judul “Pengaruh pemberian makanan cair

terhadap Lama Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin primigravida di

BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi Artini dapat penulis

selesaikan tepat pada waktunya. Usulan penelitian ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan D-IV Kebidanan

Klinik Poltekkes Denpasar.

Usulan penelitian ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan

bantuan dari semua pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. I Gede Sudarmanto, B.Sc., M.Kes, selaku Direktur

Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah memberikan

kesempatan untuk mengikuti pendidikan D-IV Kebidanan

Klinik.

2. Ni Nyoman Sumiasih, SKM., M.Pd, selaku Ketua Jurusan

Kebidanan Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah

memberikan kesempatan dalam menyelesaikan usulan penelitian

ini.

3. Ni G.K. Sriasih, SST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV

Kebidanan Klinik Poltekkes Denpasar yang telah memberikan

kesempatan untuk menyelesaikan usulan penelitian.

41

iv

Page 42: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

4. Ni Ketut Somoyani, SST.,M.Biomed, selaku pembimbing utama

yang telah meluangkan waktu dalam membimbing penulisan

usulan penelitian ini.

5. Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb, selaku pembimbing pendamping

yang telah meluangkan waktu dalam membimbing penulisan

usulan penelitian ini.

6. Seluruh teman yang membantu dalam proses penyusunan

sehingga usulan penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada

waktunya.

7. Suami dan anak-anak tercinta yang selalu mendukung dan

memberi semangat selama penyusunan proposal penelitian ini.

Peneliti telah berusaha menuangkan seluruh pemikiran ke dalam

usulan penelitian ini, namun dengan segala keterbatasan tentunya akan

masih banyak ada kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat peneliti

harapkan guna penyempurnaan usulan penelitian ini.

Denpasar, Maret 2012

Peneliti

42v

Page 43: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................. 7

A. Persalinan ....................................................................... 7

B. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Bersalin.................................. 22

BAB III KERANGKA KONSEP ...................................................... 29

A. Kerangka Konsep ........................................................... 29

B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional ......... 29

C. Hipotesis ......................................................................... 31

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 32

A. Jenis Penelitian .............................................................. 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 32

43vi

Page 44: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

C. Populasi dan Sampel ..................................................... 32

D. Metode Pengolahan Data dan Instrumen Penelitian. 34

E. Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

44vii

Page 45: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN CAIR TERHADAP LAMA KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA

Studi dilakukan di BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi ArtiniTahun 2012

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan PendidikanDiploma IV Kebidanan Klinik Poltekkes Denpasar

Jurusan Kebidanan KlinikProgram Reguler

Oleh :

Ida Ayu Putu TirtawatiNIM. PO7124211015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN D-IV KEBIDANAN KLINIKDENPASAR

2012

45i

Page 46: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN CAIR TERHADAP LAMA KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA

Studi dilakukan di BPM Ida Ayu Putu Tirtawati dan BPM Rangi Artini Wilayah Kerja Puskesmas

Denpasar Barat II Tahun 2012

Oleh :

Ida Ayu Putu TirtawatiNIM. PO7124211015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN D-IV KEBIDANAN KLINIKDENPASAR

2012

46

Page 47: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

LEMBAR PERSETUJUAN

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN CAIR TERHADAP LAMA KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA

TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN

Pembimbing Utama

Ni Ketut Somoyani, SST.,M.BiomedNIP.196904211989032001

Pembimbing Pendamping

Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb.NIP.198101302002122002

MENGETAHUIKETUA JURUSAN KEBIDANAN PRODI D IV KEBIDANAN KLINIK

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

Ni Nyoman Sumiasih., SKM.,M.Pd.Nip : 195407131978112001

47ii

Page 48: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Lampiran : 2

PEDOMAN PENGUMPULAN DATAPENGARUH PEMBERIAN MAKANAN CAIR TERHADAP LAMA

KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA

I. Karakteristik Responden

1. Umur : …………..Tahun

2. Pendidikan :

SD/ Tidak Sekolah

SMP

SMA

PT

3. Pekerjaan :

Ibu rumah tangga

PNS

Swasta

Lain-lain, Sebutkan,………………..

4. Jumlah anak…………orang

II. Lamanya Kala I fase aktif ……..jam

III. Makanan cair : susu coklat dan teh

48

Page 49: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

Lampiran 1

Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei JuniI II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

1. Tahap Persiapan Penelitiana. Arahan penyusunan proposalb. Pengkajian masalah penelitianc. Pengumpulan bahan pustakad. Bimbingan penyusunan proposale. Pendaftaran seminarf. Seminar proposalg. Perbaikan proposal2. Tahap pelaksanaana. Pengajuan permohonan ijin

penelitianb. Pengadaan alatc. Pengumpulan datad. Pengolahan datae. Penyusunan laporan penelitian

49

Page 50: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

f. Ujian Karya Tulis Ilmiahg. Bimbingan perbaikan proposal

penelitian (Skripsi)h. Menulis naskah publikasi

Lampiran 1JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN

50

Page 51: Proposal teh dan coklat dalam persalinan kala I

51