34
BAB III DESKRIPSI OBYEK DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Umum Kantor Pos Lalu Bea Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Jogyakarta Dalam rangka melaksanakan pembangunan maka diperlukan sejumlah dana untuk membiayai pengeluaran negara tersebut. Untuk peningkatan penerimaan negara terutama dari sumber non migas, penerimaan pajak yang diantaranya adalah bea masuk dan cukai, dana tabungan masyarakat, pengembangan modal, peningkatan ekspor barang, devisa negara dan pinjaman luar negeri serta hibah. Keberadaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki peranan penting dalam mewujudkan target penerimaan negara melalui pemungutan bea masuk atau keluar daerah pabean sehingga kerugian negara akibat praktek perdagangan illegal dapat dicegah dan perlindungan terhadap masyarakat atas masuknya

Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

BAB III

DESKRIPSI OBYEK DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Umum Kantor Pos Lalu Bea Pada Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai Tipe B Jogyakarta

Dalam rangka melaksanakan pembangunan maka diperlukan

sejumlah dana untuk membiayai pengeluaran negara tersebut. Untuk

peningkatan penerimaan negara terutama dari sumber non migas,

penerimaan pajak yang diantaranya adalah bea masuk dan cukai, dana

tabungan masyarakat, pengembangan modal, peningkatan ekspor barang,

devisa negara dan pinjaman luar negeri serta hibah.

Keberadaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki peranan

penting dalam mewujudkan target penerimaan negara melalui pemungutan

bea masuk atau keluar daerah pabean sehingga kerugian negara akibat

praktek perdagangan illegal dapat dicegah dan perlindungan terhadap

masyarakat atas masuknya barang-barang terlarang atau pembahasan yang

berkaitan denngan ekspor-impor barang dapat diwujudkan.

Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 444/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai Tipe B Jogyakarta merupakan instansi vertikal Direkorat Jenderal

Bea dan Cukai yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor

Wilayah VI Direktorat Bea dan Cukai Semarang, yang mempunyai tugas

Page 2: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

melaksanakan pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan cukai daerah

wewenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kantor Pelayan Bea dan Cukai Tipe B Jogyakarta yang berada di

jalan Solo Km. 9 – 10 diresmikan oleh bapak Tahir pada tanggal 19 Juli

1979, yang sebelumnya berkedudukan di Gedung Keuangan dan Kas

Negara di jalan Kusumanegara 11 Yogyakarta.

Setelah kurun waktu 12 tahun melalui Keputusan Menteri

Keuangan tahun 1991, Kantor Pos Yogyakarta ditunjuk sebagai Kantor

Pos Lalu Bea. Dengan adanya penunjukkan atau penetapan tersebut maka

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Jogyakarta menetapkan beberapa

pegawainya di Kantor Pos, dalam rangka pelayanan pelalubeaan Paket

Pos.

Pada awalnya Kantor Pos Lalu Bea bertempat di Gedung Kantor

Pos besar jalan Senopati no. 1 Yogyakarta. Karena jumlah paket yang

semakin meningkat dan keterbatasan tempat maka Kantor Pos Lalu Bea

dipindah ke Kantor Pos Sentral Pengolahan Pos (SPP) Plemburan

Yogyakarta sampai sekarang.

Salah satu perwujudan dari pengawasan kepabeanan yang

merupakan salah satu bidang yang digeluti oleh Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai adalah pemberantasan perdagangan illegal seperti yang tercantum

dalam 5 (lima) Komitmen Harian Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

sebagai berikut:

a. Tingkatkan pelayanan

b. Tingkatkan transparansi, keadilan dan konsistensi

31

Page 3: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

c. Pastikan penggunaan jasa bekerja sesuai ketentuan

d. Hentikan perdagangan illegal

e. Tingkatkan integritas

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Jogyakarta mempunyai

wilayah kerja meliputi:

a. Bandar Udara Adisucipto Jogyakarta

b. Kantor Pos Bantu Bea Jogyakarta

c. Kantor Pos Bantu Bea Magelang

Sekaligus memiliki 6 (enam) Pos Pengawasan yang tersebar

dibeberapa wilayah Yogyakarta, antara lain:

a. Sleman

b. Wates

c. Bantul

d. Wonosari

e. Bandara I

f. Bandara II

Wilayah-wilayah di atas ditetapkan sebagai kawasan pabean, dimana

semua barang sepenuhnya berada dibawah pengawasan Kantor Pelayanan

Bea dan Cukai Tipe B Jogyakarta.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan unsur pelaksana dari

sebagian tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan yang berada

langsung dibawah Menteri. Berikut ini dikemukakan tugas pokok dan

32

Page 4: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sesuai dengan keputusan menteri

keuangan republik Indonesia No. 444/KMK.01/2001, sebagai berikut:

a. Tugas Pokok

Tugas pokok Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah

melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Keuangan di bidang

pemungutan pajak negara, dalam bentuk bea, cukai dan pemungutan

pajak lainnya serta mengamankan kebijaksanaan pemerintah yang

berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran barang ke atau dari

wilayah Indonesia sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

Menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut di atas, maka

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai fungsi:

1) Perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan

pembinaan, serta pemberian kemudahan perpajakan di bidang bea

dan cukai sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

Menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

2) Pelaksanaan pemungutan bea dan cukai serta pungutan lainnya

yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

berdasarkan peraturan perundang-undangan;

3) Pengamanan teknis atas pelaksanaan pemungutan bea dan cukai

serta kelancaran arus barang yang dimasukkan dan dikeluarkan

ke atau wilayah Indonesia sesuai dengan kebijaksanaan yang

33

Page 5: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

4) Pencegahan dan penyidikan pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan bea dan cukai serta peraturan perundang-

undangan lainnya yang pelaksanaannya dibebankan kepada

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Sebagai instansi vertikal Departemen Keuangan, Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai mempunyai 12 Kantor Wilayah di seluruh

Indonesia. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membawahi

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A, B, dan C dengan ruang lingkup

tugas pabean dan cukai. Dibawah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai

terdapat Kantor Pos Bantu dan Pos Pengawasan. Kantor Bantu Pelayanan

Bea dan Cukai adalah unit organisasi non struktural yang merupakan

tempat pelaksanaan sebagian tugas pelayanan Kepabeanan dan Cukai yang

berada di lingkungan Kantor Pelayanan. Kantor Bantu Pelayanan Bea dan

Cukai mempunyai tugas melaksanakan urusan kepabeanan dan cukai

berdasarkan pelimpahan wewenang dari Kantor Pelayanan dan dipimpin

oleh seorang pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan. Pos

Pengawasan Bea dan Cukai adalah unit organisasi non struktural yang

merupakan tempat kegiatan pengamatan dan pengawasan lalu lintas

barang impor, ekspor dan barang kena cukai (BKC) yang berada di

lingkungan Kantor Pelayanan.

34

Page 6: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

3. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B

Jogyakarta

Tugas pokok Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Jogyakarta

adalah melaksanakan pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan cukai

dalam daerah wewenangnya yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta,

berdasarkan peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai serta

kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea dan

Cukai.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana telah disebutkan di atas,

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Jogyakarta menyelenggarakan

fungsi:

a. Pelaksanaan intelijen, patroli, dan operasi pencegahan pelanggaran

peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai, serta pelayanan

kepabeanan atas sarana pengangkut dan pemberitahuan pengangkutan

barang;

b. Penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai;

c. Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan

senjata api;

d. Pelaksanaan pemungutan bea masuk, cukai, dan pungutan negara

lainnya yang dipungut oleh Direktorat jenderal Bea dan Cukai serta

pelaksanaan perbendaharaan penerimaan, penangguhan penagihan, dan

pengembalian bea masuk dan cukai;

e. Pemberian pelayanan teknis dan kemudahan di bidang kepabeanan dan

cukai;

35

Page 7: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

f. Penelitian dokumen pemberitahuan impor dan ekspor barang, nilai

pabean, dan fasilitas impor, pemeriksaan barang dan pemeriksaan

badan;

g. Penetapan klasifikasi barang, tarif bea masuk, nilai pabean, dan sanksi

administrasi berupa denda;

h. Pelayanan atas pemasukan, pemuatan, pembongkaran, penimbunan

barang serta pengawasan pelaksanaan pengeluaran barang ke dan dari

kawasan pabean;

i. Penelitian dokumen cukai, pemeriksaan pengusaha barang kena cukai

dan urusan perusakan pita cukai;

j. Pembukuan dokumen kepabeanan dan cukai serta dokumen lainnya;

k. Pengendalian dan pelaksanaan urusan perizinan kepabeanan dan cukai;

l. Pemeriksaan pabean dan pengawasan pelaksanaan penimbunan dan

pengeluaran barang di tempat penimbunan pabean dan tempat

penimbunan berikat, pengelolaan tempat penimbunan pabean dan

pelaksanaan penyelesaian barang yang dinyatakan tidak dikuasai;

m. Pelaksanaan pengolahan data dan penyajian laporan kepabeanan dan

cukai serta penerimaan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan

cukai;

n. Pelaksanaan administrasi kantor Pelayanan.

4. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B

Jogyakarta beserta Tugas Masing – masing Seksi

36

Page 8: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

a. Struktur organisasi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Jogyakarta

Gambar III. 2.

Struktur Organisasi Kantor Pelayaan Bea dan Cukai Tipe B Jogykarta

Sumber: Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Jogyakarta, 2005

37

Kepala KantorSudardjo, SH.

Kasubbag UmumJuli Tri K., SE., MM

Kelompok Jabatan Fungsional

Kasi P2

Jatman

Kasi Perbendaharaan

Siti Widosari

Kasi Kepabeanan dan Cukai I

Dayu H., Sos., M. PA.

Kasi Kepabeanan dan Cukai II

Beti Ijani H, S. IP., M. Si.

Kasi Kepabeanan dan

Cukai III

Sujatno

Kasi Kepabeanan dan Cukai IV

Parwo

Kasi Kepabeanan

dan Cukai V & VI

Sahran, S. IP

Kasi OKDD

Wharmono Fauzy

Page 9: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

b. Tugas Masing – masing Seksi

1) Kepala kantor bertugas sebagai penanggungjawab pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi kantor pelayanan.

2) Sub Bagian Umum bertugas melakukan urusan kepegawaian,

keuangan, ketatausahaan dan rumah tangga kantor Pelayanan,

penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan

kepabeanan dan cukai, pelaporan dan pemantauan tindak lanjut

hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan

masyarakat, serta penyusunan rencana strategik dan laporan

akuntabilitas.

Sub Bagian Umum terdiri atas Sub seksi Tata Usaha dan

Kepegawaian, Kesekretariatan, Urusan keuangan dan Urusan

Rumah Tangga.

3) Seksi Pencegahan dan Penyidikan (P2) mempunyai tugas

melakukan intelijen, patroli dan operasi pencegahan pelanggaran

peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai, pelayanan

kepabeanan atas sarana pengangkut dan pemberitahuan

pengangkutan barang, pengawasan pembongkaran barang,

perhitungan bea masuk, pajak dalam rangka impor dan denda

administrasi terhadap kekurangan bongkar atau denda

administrasi terhadap kelebihan bongkar, penatausahaan dan

pengurusan hasil penindakan, barang bukti dan uang ganjaran,

pengumpulan data pelanggaran peraturan perundang-undangan

kepabeanan dan cukai, penyiapan pengendalian tindak lanjut hasil

38

Page 10: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

penindakan dan pemantauan tindak lanjut hasil penyidikan di

bidang kepabeanan dan cukai, serta pengelolaan dan

pengadministrasian sarana operasi, sarana komunikasi dan senjata

api Kantor Pelayanan.

4) Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan pemungutan

bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor serta pungutan

negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal, serta

urusan perbendaharaan penerimaan, penangguhan, penagihan,

pengelolaan jaminan dan pengembalian pungutan bea masuk dan

cukai. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Seksi

Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a) Penerimaan, pengadministrasian dan penyetoran penerimaan

pembayaran bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga,

sewa tempat penimbunan pabean dan pungutan negara

lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal.

b) Pelayanan fasilitas penangguhan bea masuk dan administrasi

jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan

penangguhan bea masuk dan jaminan Pengusaha Pengurusan

Jasa Kepabeanan.

c) Pelakssanaan penagihan kekurangan pembayaran bea masuk,

cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan

pabean dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh

Direktorat Jenderal serta pengembalian kelebihan

39

Page 11: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

pembayaran bea masuk, cukai, denda administrasi dan

bunga.

d) Pelayanan permintaan dan pengadministrasian pita cukai.

e) Pembukuan kredit cukai, dan

f) Penyajian laporan realisasi penerimaan bea masuk, cukai dan

pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat

Jenderal.

5) Seksi Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas melakukan

pelayanan teknis dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai,

urusan administrasi perizinan Tempat Penimbunan Berikat dan

perizinan di bidang cukai, penelitian dan pemeriksaan

kelengkapan dan kebenaran pemberitahuan impor, ekspor,

dokumen cukai dan Pengusaha Barang Kena Cukai. Dalam

melaksanakan tugasnya Seksi Kepabeanan dan Cukai melakukan:

a) Pelayanan teknis dan fasilitas di bidang kepabeanan dan

cukai.

b) Pelaksanaan periksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen

pemberitahuan impor, ekspor, dokumen cukai dan

Pengusaha Barang Kena Cukai.

c) Penelitian pemberitahuan nilai pabean, klasifikasi barang,

tarif bea masuk, dan fasilitas impor.

d) Perhitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor

dan ekspor, penetapan klasifikasi barang, tarif bea masuk

dan pabean.

40

Page 12: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

e) Pencacahan pemeriksaan barang dan badan.

f) Penatausahaan dan pengawasan pemasukan, penimbunan

dan pengeluaran barang di tempat penimbunan sementara,

tempat penimbunan berikat dan tempat penimbunan pabean.

g) Urusan penyelesaian barang tidak dikuasai, barang dikuasai

negara dan barang milik negara.

h) Penyiapan pelelangan atas barang tidak dikuasai dan barang

yang dikuasai negara.

i) Urusan pemusnahan barang tidak dikuasai, barang yang

dikuasai negara atau busuk.

j) Urusan pembukuan dokumen cukai.

k) Pemantauan produksi, harga dasar dan kadar barang kena

cukai.

l) Pembukuan barang kena cukai.

m) Perusakan pita cukai.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, seksi

Kepabeanan dan Cukai dibagi menjadi 6 (enam) Sub seksi, yaitu:

a) Sub seksi Kepabeanan dan Cukai I memberikan pelayanan di

bidang Impor.

b) Sub seksi Kepabeanan dan Cukai II memberikan pelayanan

di bidang Ekspor Fasilitas.

c) Sub seksi Kepabeanan dan Cukai III memberikan pelayanan

di bidang Barang Kiriman Pos.

41

Page 13: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

d) Sub seksi Kepabeanan dan Cukai IV memberikan pelayanan

untuk Kawasan Berikat.

e) Sub seksi Kepabeanan dan Cukai V & VI memberikan

pelayanan di bidang Hasil Tembakau, Cukai dan Minuman

Mengandung Etil Alkohol (MMEA).

6) Seksi Operasional Komputer dan Distribusi Dokumen

mempunyai tugas melakukan pengoperasian komputer dan sarana

penunjangnya, pengelolaan kepustakaan data dan file, pelayanan

dukungan teknis komunikasi data, pertukaran data elektronik,

pengolahan data kepabeanan dan cukai, penerimaan, penelitian

kelengkapan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai

yang telah diselesaikan serta penyajian laporan kepabeanan dan

cukai.

7) Kelompok Pejabat Fungsional mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan yang sesuai dengan jabatan fungsionalnya berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti

melaksanakan pemeriksaan barang impor/ekspor dan penelitian

dokumen. Kelompok pejabat fungsional terdiri atas sejumlah

pejabat dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan keahliannya. Setiap kelompok dipimpin

oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk langsung oleh

Direktur Jenderal. Jumlah pejabat fungsional ditentukan

berdasarkan kebutuhan, beban kerja dan jumlah pejabat yang

42

Page 14: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

tersedia. Jenis dan jenjang jabatan pejabat fungsional diatur

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Perkembangan Tugas Pokok dan Fungsi Bea dan Cukai

Perkembangan tugas pokok dan fungsi bea dan cukai dewasa ini,

menunjukkan secara jelas telah terjadi pergeseran titik berat fungsi

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dari fungsi penerimaan ke fungsi

penciptaan kelancaran arus barang dan arus dokumen. Masalah kelancaran

arus barang dan dokumen semakin menonjol terutama di era deregulasi

serta debirokrasi yang telah dijalankan pemerintah selama ini. Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai ikut berperan aktif dalam menunjang kesuksesan

program pembangunan nasional, khususnya yang berkaitan dengan lalu

lintas barang dan dokumen.

Sesuai dengan Undang-undang No. 10 tahun 1995 tentang

Kepabeanan, tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Bea daan Cukai

telah memperlihatkan adanya pergeseran tersebut, dari pengumpul pajak

ke kas negara menjadi:

a. Trade Fasilitator

Yaitu fungsi ekonomi dimana Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

dituntut untuk berperan aktif dalam melindungi, mendorong

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional serta manjadi urat

nadi perdagangan.

b. Controlling

43

Page 15: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

Yaitu fungsi pengawasan dan penegakan hukum dalam melindungi

kepentingan negara dan masyarakat di bidang kesehatan, keamanan,

sosial dan budaya.

Fungsi trade fasilitator dan controlling adalah dua fungsi yang

keduanya sukar untuk dipersatukan. Disatu sisi Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai dituntut untuk mampu menciptakan kelancaran arus barang

impor maupun ekspor, dokumen dan orang. Tetapi disisi lain juga dituntut

untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas barang-barang

yang termasuk dalam kategori larangan dan pembatasan (kuota). (Arfiani;

1999, 33)

B. Pembahasan

1. Proses Penerimaan Barang Kiriman Pos

Proses penerimaan barang kiriman melalui Kantor Pos Lalu bea

Plemburan Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. Barang paket pos dari luar negeri tiba di Kantor Pos Lalu Bea

Plemburan Yogyakarta.

b. Setelah barang kiriman pos tiba, barang disimpan atau disusun di

gudang sesuai dengan urutan kedatangannya oleh petugas kantor pos.

c. Peletakan dan penyusunan barang kiriman tersebut dilakukan dengan

hati-hati untuk menghindari kerusakan dan penumpukkan barang serta

klaim dari pemilik barang.

d. Dokumen pelengkap meliputi keterangan asal barang, air waybill dan

CN 23 (Declaration En Douane) disusun menurut urutan kedatangan

44

Page 16: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

di kantor bea dan cukai yang ada di kantor pos untuk menghindari

penumpukkan barang dan dokumen lama.

Skema alur penerimaan barang kiriman pos luar negeri sampai

penyimpanan barang di gudang kantor pos.

Gambar III. 3.

Proses Penerimaan Barang Kiriman Pos di Kantor Pos Lalu Bea Plemburan

Yogyakarta.

2. Proses Pemeriksaan Barang dan Dokumen Pelengkap Barang Paket

Pos.

Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No. 490/KMK.05/1996

tentang Tatalaksana Impor Barang Penumpang, Awak Sarana Pengangkut,

Pelintas Batas, Kiriman Pos dan Kiriman Melalui Jasa Titipan dan

keputusan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai No. KEP-78/BC/1997

tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Barang Penumpang, Awak

Sarana Pengangkut, Pelintas Batas, Kiriman Melalui Jasa Titipan dan

Kiriman Pos, pemeriksaan barang kiriman dilakukan secara fisik meliputi

keadaan barang apakah termasuk dalam kategori larangan dan pembatasan.

Pemeriksaan barang dilakukan secara fisik sebab tidak adanya fasilitas X-

Ray.

45

Barang Kiriman Pos Luar Negeri

Kantor Pos Lalu Bea

Gudang Kantor Pos Lalu Bea

Barang

Dokumen Pelengkap

Kantor Bea & Cukai yang berada

di Kantor PosDokumen

Page 17: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

Pemeriksaan barang tersebut dilakukan oleh pejabat bea dan cukai

yang disaksikan oleh petugas pos. Petugas pos disini sebagai wakil dari

pemilik barang. Proses pemeriksaan barang secara fisik meliputi:

a. Segel barang kiriman dibuka, isi paket dikeluarkan semua dan diteliti

satu per satu. Tujuannya adalah apakah barang tersebut terkena

peraturan larangan impor sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku atau tidak, menentukan bea masuk, Pajak

Dalam Rangka Impor dan nilai pabeannya.

b. Kemudian Pejabat Bea dan Cukai menuliskan hasil pemeriksaan dan

pencacahan tersebut kelembar PPKP (formulir Pemeriksaan,

Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos) apabila pemeriksaan dan

pencacahan barang sudah jelas.

c. Pejabat Bea dan Cukai memasukkan kembali barang kiriman tersebut

ke dalam box dan disaksikan oleh petugas pos.

d. Pejabat Bea dan Cukai menyegel boks tersebut dan memasukkan boks

ke dalam kantong plastik serta diplombir. Fungsi dari plombir yaitu

untuk menyegel paket guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

dan sebagai bukti bahwa barang kiriman telah diperiksa.

e. Hasil pemeriksaan yang tertuang dalam PPKP dibuatkan Surat Setoran

Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor (SSPCP) oleh pejabat

Bea dan Cukai yang memeriksa. SSPCP terdiri dari 8 (delapan) lembar

bagian, yaitu:

1) Lembar ke-1a untuk Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC)

2) Lembar ke-1b untuk Penyetor atau Wajib Pajak

46

Page 18: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

3) Lembar ke-2a untuk Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara

4) Lembar ke-2b untuk Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara

(KPKN)

5) Lembar ke-2c untuk Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara

(KPKN)

6) Lembar ke-3a untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

7) Lembar ke-3b untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

8) Lembar ke-4 untuk Bank atau Kantor Pos dan Giro

f. Setelah SSPCP selesai diisi maka dilakukan pemisahan lembar SSPCP

yang meliputi:

1) Lembar ke-1a untuk KPBC

Dijadikan satu dengan barang paket yang telah diplombir,

yang akan dibawa ke Kantor Pos tujuan atau ke loket pengambilan

barang paket pos.

2) Lembar ke-1b untuk Penyetor atau Wajib Pajak

Sebagai tanda bukti bahwa bea masuk dan pajak telah

dibayar atau dilunasi.

3) Lembar ke-2a sampai dengan lembar ke-2c untuk KPKN

Sebagai bukti penerimaan negara atau laporan penerimaan

pajak.

4) Lembar ke-3a dan lembar ke-3b untuk KPP

Sebagai bukti negara untuk memungut pajak atas barang

kiriman paket pos luar negeri.

47

Page 19: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

5) Lembar ke-4 untuk Bank atau Kantor Pos dan Giro

Sebagai tanda bukti pembayaran pajak dari wijib pajak

yang dibayarkan melalui bank atau kantor pos.

Skema proses pemeriksaan barang dan dokumen pelengkap paket pos luar

negeri.

Gambar III. 4.

Proses Pemeriksaan Barang dan Dokumen Pelengkap Barang Paket Pos.

3. Perhitungan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI)

Terhadap barang kiriman pos yang nilainya tidak melebihi FOB

USD 50.00 (lima puluh US dolar) untuk setiap orang per alamat kiriman,

diberikan pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor.

Terhadap barang kiriman pos yang melebihi nilai pembebasan

tersebut dikenakan bea masuk dan pajak dalam rangka impor atas nilai

kelebihannya.

Perhitungan bea masuk dan pajak dalam rangka impor dapat

dilakukan dengan mudah dan sederhana, yaitu:

48

Petugas Kantor Pos

Barang Paket dan Dokumen

Pelengkap

Pejabat Bea dan Cukai

PPKP

Periksaan Fisik

Hasil Pemeriksaan Dituangkan

FOB < US $50.00Bebas Bea

FOB > US $50.00Kena Bea

Page 20: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

C (cost*) : ……….

I (insurance) : ……….

F(freight) : ……….+

Nilai Pabean (CIF) = A

Nilai Barang Bebas BM = USD 50.00 –

Kelebihan nilai FOB = B

Nilai Pabean dalam Rupiah : B x NDPBM = Rp C

Bea Masuk : %BM x C = Rp D +

Tarif = Rp E

Nilai Impor**

PPn: % PPn x E = Rp F

PPn BM: % PPnBM x E = Rp G

PPh Ps. 22: %PPh Ps. 22 x E = Rp H

Total Jumlah Pungutan Pabean = Rp D + F + G + H

Catatan:

* Berdasarkan harga transaksi yang sebenarnya.

** Barang impor yang termasuk barang kena cukai, yang nilainya

dihitung berdasarkan ketentuan cukai yang berlaku.

49

Page 21: Proses Penerimaan Brg Kiriman Hlm 15

Contoh Perhitungan Bea Masuk, Cukai, PPn, PPnBM dan PPh Pasal 22

Uraian Jenis

Barang

Tarif Pos/HS Jumlah Harga

Satuan

Total

Harga

Harga Barang

(CIF)

Pembeaan Total

Pembeaan

BM (10%) PPn (10%) PPh Ps. 22

(7,5%)

HP Samsung

N400

8525. 20. 20. 00 2 $54 $108 $70,73

10. 10. 7,5 Rp633,953 Rp63,395 Rp69,735 Rp52,301 Rp185,431

Catatan:

1. $1,00 = Rp 8.963,00

2. CIF $ 70,73 = {FOB($108 – $50) + Fright ($12,38) + Insurance ($0.35)}

Tabel III. 1.

Perhitungan Pembeaan

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, 2004