24

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 · Pengawet Makanan Pengganti Formalin 25 2 Budi Raharjo Kajian Pengaruh Pengeringan Dan ... Selama Penyimpanan Pada Suhu ... Kajian Variasi

  • Upload
    lamliem

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

PERTETA 2012

PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM

PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN BERKELANJUTAN

BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Diselenggarakan oleh:

PERTETA Cabang Bali dan

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana

Tanggal 13-14 Juli 2012

Diterbitkan oleh:

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana

Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung, Bali

Telp./Fax No. 0361-701801

����������� ������� ���������������������������� � ����!

���

TIM PENYUNTING

Prof. Ir. I Made Supartha Utama, MS., Ph.D.

Dr. Ir. Ida Bagus Putu Gunadnya, MS.

Dr. Ir. I Wayan Widia, MSIE.

Dr. Ir. P.K. Diah Kencana, MS.

Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D.

Dr. Ir. Yohanes Setiyo, MP.

Dr. Sumiyati, S.TP., MP.

Ir. I Wayan Tika, MP.

Ir. I Made Nada, M.Erg.

Ir. I G.N. Apriadi Aviantara, MT.

Ni Luh Yulianti, STP., MSi.

����������� ������� ���������������������������� � ����!

����

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

karuniaNyalah sehingga Buku Prosiding Seminar Nasional Perteta 2012 ini dapat kami

selesaikan dengan baik.

Buku Prosiding ini berisi kumpulan makalah keynote speaker dan abstrak beserta

makalah lengkap para pemakalah Seminar Nasional Perteta 2012 yang diselenggarakan oleh

Perteta Cabang Bali bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana

dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke 50 Universitas Udayana, Hari Ulang Tahun (HUT)

ke 28 dan Badan Kekeluargaan (BK) ke 18 Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas

Udayana, dan dilaksanakan pada Tanggal 13-14 Juli 2012, bertempat di Kampus Universitas

Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali. Abstrak dan makalah pada Prosiding Seminar

Nasional Perteta 2012 yang bertemakan “Peran Keteknikan Pertanian dalam Pembangunan

Industri Pertanian Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal” ini dikelompokkan ke dalam lima

bidang, yaitu: 1) bidang Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP), 2) bidang

Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), 3) bidang Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian

(SMP), 4) bidang Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM), dan 5) bidang Emerging

Technology (ET).

Pada kesempatan ini, panitia Seminar Nasional Perteta 2012 mengucapkan terimakasih

kepada Rektor Universitas Udayana, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Ketua Program

Studi Teknik Pertanian FTP-Unud, Ketua Perteta Cabang Bali, dan Ketua Perteta Pusat atas

dukungan moril dan materiil sehingga terwujudnya prosiding ini. Terimakasih juga kami

sampaikan kepada para sponsor (PT Cakrawala Angkasa, PT Wisu Varia Analitika, PT Ditek

Jaya, dan PT Almega Sejahtera), keynote speaker, para pemakalah dan peserta yang

berpartisipasi secara aktif pada seminar nasional ini. Tak lupa terimakasih juga disampaikan

kepada para panitia dan mahasiswa yang telah bekerja keras mempersiapkan segala

sesuatunya sehingga prosiding ini dapat diselesaikan dengan baik.

Semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi

Denpasar, 31 Oktober 2012

Ketua Panitia

Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D.

����������� ������� ���������������������������� � ����!

���

SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS PUSAT

PERHIMPUNAN TEKNIK PERTANIAN INDONESIA

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012

DENPASAR 12-14 JULI 2012

Pertama-tama marilah kita sampaikan puji dan syukur atas rahmat dan karuniaNya,

sehingga Seminar Nasional PERTETA 2012 telah berlangsung dengan baik dan sukses. Hal

ini tidak lain karena kesiapan teman-teman PERTETA Cabang Bali dan teman-teman di

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana serta partisipasi dari teman-teman

PERTETA dari seluruh Indonesia. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih atas segala

kerja keras dari teman-teman panitia di Denpasar dan juga para peserta dari seluruh penjuru

tanah air.

Sebagai pertanggungjawaban dan akuntabilitas dari suatu kegiatan seminar adalah

laporan tertulis dalam bentuk Prosiding. Prosiding ini dibuat setelah seminar berlangsung,

melalui serangkaian presentasi dan penyesuaian penulisan makalah sesuai dengan format

yang telah diatur oleh panitia. Secara umum seluruh makalah telah berusaha untuk

menyesuaikan dengan tema yang diambil dalam seminar ini, yaitu “Peran Keteknikan

Pertanian dalam membangun Industri Pertanian Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal”.

Semoga Prosiding ini dapat berguna untuk kita semua, seluruh anggota dan masyarakat

umum dalam memahami lebih jauh tentang Keteknikan Pertanian di Indonesia. Selain itu

media ini juga diharapkan menjadi acuan bagi pengembangan Ilmu Keteknikan Pertanian

kedepan.

Terakhir, saya ingin menyampaikan sekali lagi terima kasih, kepada seluruh panitia

seminar, khususnya Tim Prosiding, yang telah dengan baik menuntaskan kerja akhir dari

Prosiding Seminar PERTETA 2012 ini.

Salam,

Dr. Sam Herodian

����������� ������� ���������������������������� � ����!

��

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL

PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI

PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Pelindung : Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. G.P. Ganda Putra, MP.

Steering Committee:

1. Dr. Sam Herodian (Ketua Umum Perteta)

2. Dr. Desrial (IPB)

3. Dr. Lilik Soetiarso (UGM)

4. Dr. Bambang Susilo (UB)

5. Dr. Ida Bagus Putu Gunadnya (UNUD)

Organizing Committee:

1. Ketua : Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D.

2. Wakil Ketua : I Wayan Tika, MP.

3. Bendahara : Ni Luh Yulianti, S.TP. M.Si.

4. Seksi Kesekretariatan dan Makalah

a. Prof. Dr. Ir. I Made Supartha Utama, MS.

b. Dr. Ir. P.K. Diah Kencana, MS

c. Dr. Sumiyati, S.TP., MP.

d. Ni Nyoman Sulastri, S.TP., M.Agr.

5. Seksi Acara

a. Dr. Ir. Yohanes Setiyo, MP.

b. Dr. Ir. Wayan Widia, MSIE.

c. Gede Arda, S.TP., M.Sc.

d. Ir. I Putu Sarjana, M.Erg.

6. Seksi Konsumsi

a. I.A. Rina Pratiwi P., S.TP., MP.

b. I Putu Surya Wirawan, S.TP., M.Si.

7. Seksi Transportasi, Perlengkapan, dan Dokumentasi

a. Ir. I G.N. Apriadi Aviantara, MT

b. Ir. I Made Nada, M.Erg.

c. I Putu Gede Budisanjaya, S.TP.

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

vi

DAFTAR ISI

Deskripsi Hal

Halaman Judul ………………………………………………………………………... i

Tim Penyunting ………………………………………………………………………. ii

Kata Pengantar ……………………………………………………………….……… iii

Sambutan Ketua PERTETA Pusat ................................................................................ iv

Susunan Panitia …………………………………………………………………….... v

Daftar Isi ........................................................................................................................ vi

Daftar Makalah .............................................................................................................. vii

Keynote Speaker 1 : Bambang Palgoenadi 1

Keynote Speaker 2: Wayan Windia 14

Keynote Speaker 3: Made Merta 20

Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP) 25

Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) 197

Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP) 377

Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM) 463

Bidang 5. Emerging Technology (ET) 613

Makalah Poster 747

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

vii

DAFTAR MAKALAH

Keynote Speaker

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Bambang Palgoenadi Mekanisasi Perkebunan 1

2 Wayan Windia Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Sumberdaya

Alam Untuk Keberlanjutan Sistem Pertanian

14

3 Made Merta Kearifan Lokal dalam Adopsi Teknologi untuk

Menunjang Pembangunan Industri Pertanian

Berkelanjutan

20

Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Bima Sakti Novi Tri N. Proses Pembuatan Dan Pemurnian Asap Cair

Dari Tempurung Kelapa, Sebagai Bahan

Pengawet Makanan Pengganti Formalin

25

2 Budi Raharjo Kajian Pengaruh Pengeringan Dan Penggilingan

Terhadap Mutu Gabah Dan Beras Varietas Inpari

1 Di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

33

3 Budi Raharjo Pengaruh Penyimpanan Hermetik Pada Berbagai

Varietas Padi Terhadap Populasi Serangga Hama

39

4 Dewi Maya Maharani Kinetika Perubahan Tegangan Kontak

Maksimum Kacang Goreng Selama Penyimpanan

50

5 Emmy Darmawati Kajian Identifikasi Chilling Injury Pada Buah

Alpukat Secara Non Destructive Menggunakan

Gelombang Ultrasonik

59

6 I Made Supartha Utama Penundaan Pre-Cooling Berpengaruh Terhadap

Susut Bobot, Mutu Visual Dan Masa Simpan

Brokoli Di Dalam Kotak Styrofoam Diisi Es

Curah

70

7 I Nengah Kencana

Putra

Reduction Of Oxalate Content At The Processing

Of Cocoyam (Xanthosoma Sagittifolium) Flour

By Immersion Method

79

8 I.S. Tulliza Pengaruh Tebal Tumpukan Dan Kecepatan

Pengeringan Terhadap Mutu Benih Padi Oryza

Sativa Hasil Pengeringan Dengan Box Dryer

86

9 Joko Nugroho W.K. Proses Pengeringan Singkong Parut Dengan

Menggunakan Pneumatic Dryer

96

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

viii

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

10 Joko Nugroho W.K. Pengeringan Umbi Kimpul (Xanthosoma

Sagittifolium Schott) Sawut Menggunakan

Pneumatic Dryer

105

11 Junaedi Muhidong Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Tingkat Penjamuran Biji Kakao Selama Penyimpanan

113

12 Mulyati M. Tahir Perubahan Mutu Bumbu Picung (Pangium Edule

Reinw) Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang

120

13 Rokhani Hasbullah Disinfestasi Lalat Buah Pada Buah Belimbing (Averrhoa Carambola L) Dengan Perlakuan Uap

Panas (Vapor Heat Treatment)

129

14 Roni Parulian Damanik Analisa Penggunaan Air Pengencer (Dilution Water) Pada Press Stasion Dan Clarification

Station Terhadap Kenaikan Minyak

138

15 Supratomo Karakteristik Pemanasan Ohmic Selama Proses

Alkalisasi Rumput Laut Jenis Eucheuma Cottonii

145

16 Surya Abdul Muttalib Identifikasi Aroma Campuran (Blending) Kopi Arabika Dan Robusta Dengan Electronic Nose

Menggunakan Sistem Pengenalan Pola

154

17 Y. Aris Purwanto Penentuan Titik Kritis Susut Pasca Panen Pisang

(Studi Kasus Di Sentra Produksi Pisang, Cianjur)

164

18 Yusron Sugiarto Studi Performansi, Stabilitas Dan Mikrobial Pada Digester Hibrid Terhadap Fluktuasi Limbah Cair

Tapioka

171

19 Ida Bagus Putu

Gunadnya

Penggunaan Giberelin Setelah Panen

Mempengaruhi Karakteristik Buah Melon Selama

Penyimpanan

179

20 Jumriah Langkong Kajian Daya Patah Dan Kerenyahan Kripik

Kentang (Solanum Tuberosum Linn)

Berdasarkan Ketebalan Dan Lama Penggorengan

187

Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman.

1 Ade Moetangad

Kramadibrata

Kajian Perubahan Karakteristik Fisika-Mekanika

Tanah Pada Beberapa Energi Pemadatan Tanah

197

2 Andreas W. Krisdiarto, Keterkaitan Infrastruktur Jalan Dan Hujan

Terhadap Angka Restan Tbs Pada Perkebunan

Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq)

211

3 Asep Sapei Perkolasi Lahan Sawah Dengan Lapisan Kedap

Buatan (Artificial Impervious Layer / Hardpan)

Dalam Kerangka Irigasi Hemat Air

221

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

ix

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman.

4 Bambang Rahadi Penilaian Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Batu Terhadap Laju Erosi

228

5 Chandra Setyawan Analisis Pengelolaan Tata Guna Lahan Untuk Pengendalian Erosi Di Das Hulu Waduk Sempor

235

6 Fajri Anugroho The Effects Of Solid Compost And Combined

With Liquid Compost On Growth Of Leek

(Allium Porrum L.)

241

7 Gatot Pramuhadi Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Aplikasi Big

Gun Sprinkler Di Kebun Tebu Lahan Kering

253

8 I Wayan Tika Analisis Surplus Air Irigasi Sebagai Dampak

Aplikasi Teknik Ngenyatin Pada Subak Sungi I

260

9 Indarto Deteksi Kecenderungan Data Hujan Di Jawa

Timur Menggunakan Mann-Kendall Test

267

10 Mahmud Achmad The Analysis Of Hydrology And Sedimentation

During Flash Flood Event In Mamasa Catchment

279

11 Murtiningrum Prediksi Debit Sungai Bedog Dengan Model

Arima Sebagai Dasar Penentuan Pola Tanam

Daerah Irigasi Cokrobedog

288

12 Nugroho Tri Waskitho Modal Manusia Pengelola Dalam Pengelolaan

Das Brantas

300

13 Nuraeni Dwi

Dharmawati

Kajian Variasi Lama Perendaman Pada

Pembuatan Kompos Cair Dari Tandan Kosong

Kelapa Sawit

308

14 Siti Suharyatun Laju Perubahan Lengas Tanah Pada Sistem

Lorong Pengatus Dangkal Di Tanah Sawah

316

15 Sitti Nur Faridah Analisis Sebaran Spasial Iklim Klasifikasi

Schmidt-Ferguson

324

16 Sophia Dwiratna NP. Penerapan Metode Two-Tier Dalam Pemodelan Stokastik Curah Hujan Bulanan

333

17 Suhardi Model Pendugaan Perubahan Muka Airtanah

Selama Pemompaan

341

18 Suhardjo Widodo Pemetaan Dan Perencanaan Jaringan Distribusi Air : Studi Kasus Di Dusun Krajan Desa

Sidomulyo

349

19 Bambang Aris Sistanto Kajian Interval Pemberian Air Irigasi Dan Teknik

Aplikasi Hidrogel Yang Tepat Pada Media

Tanam Terhadap Efisiensi Penggunaan Air, Serta

Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada

(Lactuca Sativa L) Varietas New Red Fire

364

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

x

Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Hilda Julia Manajemen Pengendalian Sedimen Das Hulu

Waduk Sempor

377

2 Joko Sumarsono Pemodelan Matematika Pola Rembesan Emitter

Sistem Penyiram Tetes (Drip Irrigation) Pada

Tanah Inceptisol

390

3 Joto Wahyudi Analisis Oil Losses Pada Fiber Dan Broken Nut

Di Unit Screw Press Dengan Variasi Tekanan

399

4 Leopold O. Nelwan Simulasi Algoritma Pengendalian Pada

Pengeringan Udara Alamiah Jagung Pipilan

405

5 Luh Putu Wrasiati Aplikasi Analisis Indeks Efektivitas Dalam

Menentukan Ekstrak Bunga Kamboja Cendana

Yang Paling Berpotensi Untuk Dikembangkan

Sebagai Antioksidan Alamiah

414

6 Siswoyo Soekarno Power Efficiency Study Of Electric Generator

Using Micro-Hydro Power With Pelton Turbine

422

7 Wilson Palelingan

Aman

Dukungan Ibikk Permesinan Agroindustri

Jurusan Teknologi Pertanian Unipa Untuk

Meningkatkan Penggunaan Alsintan Di Papua

Barat

431

8 Yohanes Setiyo Optimalisasi Produktivitas Kentang Granola G3

Dengan Implentasi Teknologi Mulsa Plastik Dan

Proses Bioremidiasi Secara In-Situ

439

9 Sri Mudiastuti Modifikasi Bentuk Green House Berventilasi

Ganda Pada Tanaman Bunga Chrysantemum.

Berdasarkan Analisis Termal Dalam Bangunan

447

Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Abadi Jading Pengembangan Rancangan Agitator Untuk

Mengoptimumkan Aliran Bahan Pada Alat

Pengering Pati Sagu Model Agitated-Vibro Cross

Flow Fluidized Bed (Agrocffb)

463

2 Ansar Analisis Performansi Mesin Pengupas Kulit Ari

Biji Kedelai Sistem Kering

470

3 Arifin Dwi Saputro Design And Application Of Aflatoxin Rapid

Detector To Detect And Measure The Content Of

Aflatoxin In Agricultural Products

475

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

xi

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

4 Asep Yusuf Proses Penyosohan Sorgum Menggunakan Mesin

Penyosoh Tep-3 Untuk Mendukung Sorgum

Sebagai Bahan Pangan

481

5 Bambang Purwantana Pengembangan Kompor Gas Bertekanan Rendah Untuk Pembakaran Gas Hasil Gasifikasi

Biomassa

490

6 Bambang Purwantana Pembersihan Dan Pendinginan Gas Hasil

Gasifikasi Biomassa Menggunakan Sprayer Air

498

7 Bandul Suratmo Pengaruh Cerobong Terhadap Kinerja Tungku 508

8 Bandul Suratmo Kajian Pemisahan Beras Dengan Gaya

Sentrifugal

516

9 Cahyawan Catur Edi

Margana

Sifat Aerodinamika Biji Jarak Dan Penerapannya

Untuk Sistem Blower Pada Mesin Pengupas Biji

Jarak Kepyar (Ricinus Communis L)

525

10 Desrial Desain Pemanas Tipe Elektrik Untuk

Pemanfaatan Bbn Minyak Nyamplung Sebagai

Bahan Bakar Unit Generator Listrik

540

11 Dyah Wulandani Pengaruh Ukuran Jarak Antar Lubang

Pada “Obstacle” Tipe Plat Berlubang Dalam

Reaktor Biodiesel Terhadap Laju Reaksi

Produksi Biodiesel Non Katalitik

546

12 Eko Budi Bowo

Leksono

Perancangan Alat Pengecer Arang Bagas Pada

Barisan Tanaman Tebu

554

13 Elita R. Widjaya Rekayasa Alat Pencacah Sawit Dengan Jenis

Pisau Circular

567

14 I Made Nada Kajian Kesesuaian Lingkungan Kerja Fisik

Terhadap Pekerja Pada Penyosohan Beras ‘Su’

Di Desa Babahan Penebel Tabanan

574

15 Indya Dewi Analisis Ergonomi Pada Penyiapan Lahan Sawah

Lebak Menggunakan Alat Tradisional Tajak Di

Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan

579

16 M. Muhaemin Pengembangan Model Mesin Grading Tomat

Berdasarkan Evaluasi Secara Visual

588

17 Nursigit Bintoro Perpindahan Panas Dan Massa Proses

Pengeringan Mekanis Metode Dryeration Dengan

Menggunkan Silo Beraerator

597

18 Tri Tunggal Rancangan Mesin Penghancur Sisa Tanaman

Menggunakan Gergaji Putar (Rotary Saw)

605

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

xii

Bidang 5. Emerging Technology (ET)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Asri Widyasanti Pasteurisasi Ohmic Jus Campuran Jeruk- Wortel:

Pengukuran Konduktivitas Listrik Keseluruhan

Dan Optimasi Model Prediksi Matematika

613

2 Bambang Susilo Efek Penerapan Gelombang Ultrasonik Pada

Esterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha

Curcas L.)

625

3 Cahyawan Catur Edi

Margana

The Evaluation Of Fuel Conversion From

Kerosene To Coal For Tobacoo Curing Based

On The Technical And Environmental Aspects In

Lombok, West Nusa Tenggara

632

4 Cicih Sugianti Kajianpengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap

Mortalitas Lalat Buah Dan Mutu Buah Mangga

Gedong (Mangifera Indica. L) Selama

Penyimpanan

648

5 Dimas Firmanda Al

Riza

Desain Dan Simulasi Fotobioreaktor Dengan

Tenaga Surya Untuk Budidaya Mikroalga

657

6 Gatot Pramuhadi Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Aplikasi

Herbisida Di Kebun Tebu Lahan Kering

665

7 I Dewa Made Subrata Modifikasi Mekanisme Pengendali Traktor

Empat Roda Untuk Menunjang Percepatan

Otomatisasi Dibidang Pertanian

675

8 I Wayan Astika Pengukuran Tingkat Warna Daun Padi Dengan

Telepon Seluler Android

683

9 I Wayan Astika Penentuan Intensitas Cahaya Dan Ketinggian

Terbang Pesawat Yang Optimal Untuk Pemetaan

Tingkat Warna Daun Padi

694

10 Leopold O. Nelwan Kajian Termal Pada Kolektor Datar Surya Semi

Tertutup Untuk Berbagai Kemiringan

704

11 Mohammad Agita

Tjandra

Survei Gps Dengan Metoda Statik Untuk

Kawasan Sekitar Sungai Batang Kuranji, Kota

Padang

713

12 Mursalim Studi Laju Pengeringan Semi-Refined

Carrageenan (Src) Yang Diproduksi Secara

Konvensional Dan Secara Ohmic

718

13 P.A.S. Radite Pengolahan Data Posisi Real Time Dari Rtk-

Dpgs Berbasis Mikrokontroler

728

14 Rahmat Sabani Analisa Penyediaan Dan Pemanfaatan Energi

Panas Pada Pengeringan Lapis Tipis Produk

Pertanian Menggunakan Kolektor Surya Kaca

Ganda

735

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

xiii

Makalah Poster

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 I Made Anom S.

Wijaya

Variasi Spatial Unsur Hara N, P, Dan K Pada

Lahan Padi Sawah (Studi Kasus Di Kabupaten

Klungkung)

747

2 Ida Ayu Rina Pratiwi

Pudja

Pengaruh Teknik Pre-Cooling Terhadap Warna

Bunga Melati Selama Penyimpanan

756

3 Ida Ayu Mahatma

Tuningrat

Pemilihan Prioritas Pengembangan Buah

Unggulan Yang Dihasilkan Di Bali

764

4 K. A. Nocianitri Pengaruh Suhu Dan Waktu Ekstraksi Terhadap

Rendemen Dan Karakteristik Pektin Kulit Buah

Kakao (Theobroma Cacao L.)

777

5 Lilik Pujantoro Kajian Pengaruh Fisis Teknik Pengemasan

Selama Transportasi Terhadap Mutu Eksternal

Dan Internal Telur Ayam Buras

783

6 Ni Wayan Wisaniyasa The Utilization Of Local Tubers As An

Alternative Food Substitute Rice

797

7 Sumiyati Pengembangan Model Agroekowisata Sebagai

Upaya Pelestarian Lingkungan Subak

803

8 Ni Luh Yulianti Kajian Lama Perendaman Dan Tingkat

Konsentrasi Larutan Cacl2 Terhadap Tekstur

Dan Kecerahan Rebung Tabah (Gigantochloa

Nigrociliata(Buse)Kurz) Fresh-Cut Pada

Kemasan Vakum Suhu Dingin

813

9 I Putu Surya Wirawan The Effect Of The Mowing Height On Mowing

Torque And Quality Of Turfgrass Tiff Way 146

821

10 S.A. Lindawati Evaluasi Subyektifitas dan Obyektifitas Produk

Olahan Daging Itik Afkir

824

����������� ������� ���������������������������� � ����!

�������

��

PENGEMBANGAN MODEL AGROEKOWISATA SEBAGAI

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN SUBAK

Sumiyati 1)*

, Lilik Sutiarso 2)

, Wayan Windia 3)

and Putu Sudira 2)

1)

Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Bali. 2)

Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 3 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali.

*email: [email protected]

ABSTRACT

Along with the development of the tourism in Bali, one of the phenomena occurs was

that the land conversion to the non-agricultural land and pollution, and increased water

demand not only for irrigation. These conditions affect the sustainability of the subak system.

One strategy to support the sustainability of the subak system is the synergy between

agriculture (Subak) to tourism, which developed agroecotourism on the subak system.

It must consider the physical and social environment. The purpose of this study is to analyze

the existing condition of Subak in Bali and if it made the development agroecotourism on the

subak systems. This is about the quality of irrigation water, the physical condition of

irrigation facilities, subak system facilities, and socio-cultural conditions of subak system.

Water quality in Anggabaya and Subak Subak Lodtunduh, and Subak Padanggalak with the

development of Kertalangu agrotourism, is in good condition. It could be argued that if made

the development of agroecotourism on the subak systems, irrigation water quality can still be

maintained in good condition are used for agriculture. The value of physical conditions on

Subak Anggabaya was 2.00 (moderate) and at the Subak Lodtunduh is 2.00. With the

development of agroecotourism on the subak systems be 2.21 on Subak Anggabaya and 2.23

on Subak Lodtunduh. Socio cultural conditions on subak system management to support the

development of agroecotourism area, at Subak Anggabaya was 2.00 (moderate) and at the

Subak Lodtunduh is 2.23 (between moderate and good). With expected agroecotourism

visitors activities can provide positive influence (3.00) to the local community and the socio

cultural conditions of subak system can increase or better.

Key words : subak, agroecotourism, fuzzy logic, study of environment aspect.

PENDAHULUAN

Sampai saat ini, Pulau Bali masih menjadi tujuan wisata utama di Indonesia. Namun,

seiring dengan berkembangnya pariwisata di Bali, salah satu fenomena yang terjadi adalah

alih fungsi lahan ke arah non pertanian sehingga menurunkan jumlah subak yang ada di Bali

(Tabel 1.) dan pencemaran. Di samping itu, kebutuhan air meningkat bukan saja untuk

irigasi, tetapi juga untuk sektor-sektor di luar irigasi seperti hotel, villa, restoran, dan

beberapa wisata alam misalnya rafting dan sebagainya, serta PDAM. Kondisi tersebut dapat

mempengaruhi keberlanjutan sistem subak. Salah satu strategi untuk mendukung

keberlanjutan sistem subak adalah dengan mensinergikan antara pertanian (subak) dengan

pariwisata yaitu mengembangkan agroekowisata pada sistem subak.

����������� ������� ���������������������������� � ����!

�������

���

Tabel 1. Jumlah subak di kabupaten-kabupaten di Bali

Kabupaten Jumlah Subak

2003 2006 2007 2008

Jembrana 95 83 81 81

Tabanan 348 222 222 222

Badung 113 114 114 116

Denpasar 46 39 37 37

Gianyar 465 515 513 512

Klungkung 46 45 42 42

Bangli 51 105 104 104

Karangasem 140 140 138 138

Buleleng 296 295 294 294

Jumlah 1600 1558 1545 1546

Sumber : Dinas Kebudayaan Propinsi Bali (2008).

Subak adalah suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik sosio-agraris-

religius, yang merupakan perkumpulan petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah.

Oleh karena itu, dalam pengembangan agroekowisata pada sistem subak untuk mendukung

keberlanjutannya perlu memperhatikan kondisi lingkungan fisik dan sosial. Kondisi

lingkungan fisik diantaranya adalah kualitas air irigasi, kondisi fisik irigasi dan fasilitas

subak. Sedangkan kondisi sosial budaya sistem subak dapat dilihat dari kondisi kelembagaan

dan kemasyarakatan sistem subak.

Seiring dengan pengembangan agroekowisata pada sistem subak, parameter-parameter

kualitas air irigasi seharusnya tetap dipertahankan berada di bawah kadar maksimum yang

diperkenankan untuk pertanian. Sedangkan kondisi fisik irigasi dan fasilitas subak tidak

terganggu dengan adanya pengembangan agroekowisata pada sistem subak, bahkan

diharapkan mengalami perbaikan untuk memenuhi rasa keindahan dan kenyamanan

pengunjung. Di samping itu, sistem sosial budaya masyarakat subak diharapkan kondisinya

membaik dengan adanya pengaruh positif dari pengembangan agroekowisata.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi subak yang existing di

Bali serta apabila dilakukan pengembangan agroekowisata berbasis sistem subak mengenai

kualitas air irigasi, kondisi fisik irigasi, fasilitas sistem subak, dan kondisi sosial budaya

sistem subak.

METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan pada Subak Lodtunduh yang berada di Desa Singakerta,

Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, serta Subak Anggabaya yang berada di

Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali.

Data-data tentang agroekowisata diperoleh dengan melakukan survei pada tempat-

tempat yang mengembangkan sistem sejenis, diantaranya Banjar Beng Kaja, Tabanan dan

Agrowisata Kertalangu, di Subak Padanggalak, Sanur. Diagram causal “Kajian Aspek

Lingkungan dalam Pengembangan Agroekowisata pada Sistem Subak” disajikan pada

Gambar 1.

Analisis kualitas air irigasi

Parameter-parameter yang di analisis untuk mengetahui kualitas air irigasi adalah

BOD, COD, Phenol, Sianida, pH, Besi, Khromium, Tembaga, Timbal, Seng, dan Kadmium.

����������� ������� ���������������������������� � ����!

�������

���

Analisis kondisi fisik irigasi dan fasilitas sistem subak

Data yang diperlukan untuk analisis jaringan irigasi adalah kondisi dan fungsi saluran

(telabah), bangunan bagi (tembuku) dan drainase (pengutangan). Kondisi dan fungsi fasilitas

subak ditunjukkan oleh kondisi dan fungsi dari pura subak, balai subak, dan jalan subak. Data

fasilitas agroekowisata meliputi data tentang jalur tracking, data fasilitas penunjang

agroekowisata seperti akomodasi, penjualan souvenir, resto, dan toilet. Data kondisi dan

fungsi jaringan irigasi subak diolah dengan menggunakan pendekatan logika fuzzy, untuk

mengkuantifikasikan kondisi kekaburan.

Pendekatan logika fuzzy telah digunakan pada beberapa penelitian diantaranya untuk

menentukan faktor yang paling dominan berpengaruh pada keberlanjutan sistem irigasi (Arif,

2000), mengelompokkan dan mengurutkan kinerja DI pasca PIK (Murtiningrum, 2005), serta

penilaian kinerja jaringan irigasi tersier (Murtiningrum, dkk., 2007).

Analisis penilaian kinerja fisik sistem subak dilakukan dengan menggunakan

pendekatan logika fuzzy (fuzzy logic) untuk mengkuatifikasi kondisi kekaburan. Karena

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kinerja sistem irigasi subak seringkali bersifat

kabur dan tidak dapat digolongkan dengan pasti, maka pendekatan logika fuzzy secara relatif

akan dapat dipakai untuk menempatkan persoalan-persoalan tersebut berdasarkan pada

kepentingan menurut kondisi pengamatan kondisi jaringan irigasi, fasilitas subak dan

agroekowisata. Teori kekaburan menyediakan teknik sistematis untuk mengkuatifikasi tolok

ukur kinerja sistem irigasi yang kabur karena batas-batas nilainya tidak tegas.

Analisis data dilakukan menggunakan program fuzzy pada software Matlab. Langkah

pertama penggunaan program fuzzy tersebut adalah membuka FIS editor, kemudian

merancang berapa input dan output yang akan digunakan dalam analisa yang dilakukan.

Langkah selanjutnya adalah membuat range value yang yang dikehendaki dan penamaan

pada masing-masing membership. Tahapan berikutnya adalah menyusun aturan (rules) sesuai

dengan kondisi sistem. Selanjutnya dapat diinput nilai-nilai input dari rules tersebut dan

dapat diketahui nilai outputnya.

����������� ����������������������������������� � ����!

� �

�������

� �

��"#��$��������������������������������������������������������������������������������������������

����������� ������� ���������������������������� � ����!

�������

���

Analisis kondisi sosial budaya sistem subak

Data yang diperlukan untuk analisis kondisi sosial budaya sistem subak meliputi

kemasyarakatan dan kelembagaan. Parameter kemasyarakatan sistem subak meliputi

kepentingan bersama terhadap pura, keamanan, pengaruh budaya wisatawan. Sedangkan

parameter kelembagaan meliputi gotong royong, sistem pembagian air, kepentingan bersama

terhadap air, sanksi sosial, sanksi finansial, koordinasi, dan kualitas sumber daya manusia.

Data kondisi sosial budaya sistem subak kemudian diolah dengan menggunakan pendekatan

logika fuzzy.�

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas air irigasi

Hasil analisa kualitas air pada subak yang belum dikembangkan agroekowisata yaitu

Subak Anggabaya (AGBY) dan Subak Lodtunduh (LTDH), serta subak yang telah

dikembangkan agrowisata yaitu Subak Padanggalak (PDGL), dengan parameter-parameter

BOD, COD, Phenol, Sianida, pH, Besi, Khromium, Tembaga, Timbal, Seng, dan Kadmium

disajikan pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa kualitas air pada subak sampel yaitu Subak

Anggabaya dan Subak Lodtunduh, berada pada kondisi baik. Nilai-nilai parameter kualitas

air yang diukur masih menunjukkan angka di bawah kadar maskimum yang diijinkan untuk

kegiatan pertanian.

Tabel 2. Hasil analisa kualitas air pada subak sampel

Parameter

kualitas air

Satuan

Sebelum dikembangkan

agroekowisata

Setelah

dikembangkan

agrowisata

Kadar

maksimum

(untuk

pertanian) AGBY LTDH PDGL

BOD mg/l 2,33000 2,36000 2,9650 20

COD mg/l 6,99000 7,09500 8,8950 30

Phenol mg/l ≤0,00100 ≤0,00100 0,0010 0,2

Sianida mg/l 0,00350 0,00870 0,0065 0,02

pH - 7,25500 7,28000 7,0750 5 – 9

Besi mg/l 0,10500 0,09000 0,4150 5,0

Khromium mg/l ≤0,00100 ≤0,00100 0,0010 1

Kadmium mg/l ≤0,00400 ≤0,00400 0,0040 0,01

Timbal mg/l 0,38720 0,48265 0,6304 1

Seng mg/l 0,63035 0,17095 0,1839 2

Tembaga mg/l 0,06540 0,05965 0,0507 0,2

Kualitas air pada Subak Padanggalak dengan pengembangan agrowisata Kertalangu

juga dalam kondisi baik dimana nilai-nilai parameter kualitas air yang diukur masih

menunjukkan angka di bawah kadar maskimum yang diijinkan untuk kegiatan pertanian.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apabila dilakukan pengembangan

agroekowisata berbasis sistem subak, kualitas air irigasi masih dapat dipertahankan dalam

kondisi baik digunakan untuk pertanian. Pengembangan agroekowisata diharapkan dapat

mendukung program Propinsi Bali yaitu Bali Green and Clean yang di dideklarasikan oleh

Gubernur Provinsi Bali pada 22 Februari 2010 bertepatan dengan pembukaan Konferensi ke-

����������� ������� ���������������������������� � ����!

�������

���

11 UNEP di Nusa Dua, Bali. Visi dari program Bali Green and Clean adalah penciptaan

lingkungan Bali yang bersih, sehat, nyaman, lestari dan indah.

Pengembangan subak ke arah agroekowisata sangat mendukung program tersebut,

karena dalam kegiatan agroekowisata akan memperhatikan kualitas daripada kuantitas, serta

menerapkan prinsip-prinsip dalam ekowisata yang diantaranya adalah kepedulian terhadap

lingkungan (ecological friendly). Dalam pengembangan agroekowisata berbasis sistem subak

salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah keberlanjutan sistem subak sebagai wujud

kelestarian alam dan budaya serta kesejahteraan masyarakat.

Hal tersebut sesuai pula dengan Visi Dinas Pariwisata Propinsi Bali yaitu terwujudnya

pariwisata budaya yang berkualitas, berkelanjutan dan mempunyai daya saing berdasarkan

Tri Hita Karana. Misi Dinas Pariwisata Propinsi Bali adalah :

a. terwujudnya pariwisata budaya yang berbasis kerakyatan;

b. terwujudnya profesionalisme pengelolaan kepariwisataan; dan

c. terwujudnya pelayanan yang baik di bidang kepariwisataan.

Kondisi fisik irigasi dan fasilitas sistem subak

Data kondisi fisik irigasi dan fasilitas sistem subak yang diolah dengan menggunakan

pendekatan logika fuzzy, disajikan pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa kondisi fisik sistem Subak Anggabaya

adalah 2,02 (sedang) dan Subak Lodtunduh adalah 2,00 (sedang). Kondisi irigasi Subak

Anggabaya pada umumnya baik, hanya saluran irigasi yang terganggu oleh rumput walaupun

masih dapat berfungsi dengan baik. Kondisi fasilitas Subak Anggabaya pada umumnya agak

baik (antara sedang dan baik) namun dapat berfungsi dengan baik.

Pada Subak Lodtunduh, pengelolaan irigasi pada umumnya baik, hanya saluran irigasi

yang terganggu oleh rumput dan saluran drainase sebagian kecil mengalami kerusakan,

namun masih dapat berfungsi dengan baik. Kondisi fasilitas Subak Lodtunduh pada

umumnya agak baik (antara sedang dan baik) namun dapat berfungsi dengan baik. Hanya

jalan subak yang merupakan pematang sawah petani anggota subak, beberapa tempat

mengalami longsor dan licin sehingga agak sulit dilalui.

Pengembangan agroekowisata pada sistem subak, dapat meningkatkan kondisi fisik

sistem subak seperti pada Tabel 3, yaitu Subak Anggabaya meningkat menjadi 2,21 (sedang)

dan Subak Lodtunduh menjadi 2,23 (sedang).

Agroekowisata yang dikembangkan pada sistem subak disini adalah suatu usaha wisata

yang dikelola subak dengan obyek wisata wilayah pertanian subak serta manajemen

pengelolaan memperhatikan prinsip-prinsip ekowisata. Berkaitan dengan hal tersebut,

fasilitas agroekowisata dianggap baik apabila memenuhi prinsip-prinsip ekowisata.

Diantaranya adalah fasilitas jogging track memanfaatkan pematang sawah alami namun

tertata, akomodasi di rumah-rumah penduduk petani anggota subak, menu makanan lokal

setempat dan penyediaan makanan dilakukan oleh anggota subak serta tempat penyajian

dapat dilakukan di rumah penduduk petani anggota subak atau di balai subak. Pengadaan

souvenir oleh penduduk petani anggota subak. �

����������� ������� ���������������������������� � ����!

�������

���

Tabel 3. Kondisi fisik kajian aspek lingkungan dalam pengembangan agroekowisata pada

sistem subak

Parameter/variabel Satuan Simbol Value AGBY Value LTDH

Kondisi Jaringan irigasi Fuzzy value KONJI 2,67 2,48

Fungsi Jaringan irigasi Fuzzy value FSJI 2,74 2,74

Kondisi dan fungsi Jaringan

Irigasi

Fuzzy value KFJI 2,53 2,5

Kecukupan Air Irigasi Value KCAI 3,00 3,00

Kondisi Irigasi Subak Fuzzy value KFJIS 2,21 2,18

Kondisi dan Fungsi Pura

Subak

Fuzzy value KFPRS

B

2,57 2,00

Kondisi dan Fungsi Balai

Subak

Fuzzy value KFBLS

B

2,57 2,00

Kondisi dan Fungsi Jalan

Subak

Fuzzy value KFJLSB 2,18 1,82

Kondisi dan Fungsi Fasilitas

subak

Fuzzy value KFFS 2,25 2,00

Kondisi fisik sistem subak

(exsisting, belum

beroerientasi agroekowisata)

Fuzzy value 2,02 2,00

Fasilitas Agroekowisata

Pendukung

(kondisi existing)

Fuzzy value FAEWP 1,26 1,26

Fasilitas Agroekowisata

Utama

(kondisi existing)

Fuzzy value FAEWU 1,82 1,82

Fasilitas Agroekowisata

(kondisi existing)

Fuzzy value FAEW 1,45 1,45

Kondisi fisik sistem subak

AEW (FAEW kondisi

existing)

Fuzzy value KFSSB 2,00 2,00

Fasilitas Agroekowisata

Pendukung

(kondisi ideal)

Fuzzy value FAEWP 2,74 2,74

Fasilitas Agroekowisata

Utama

(kondisi ideal)

Fuzzy value FAEWU 2,67 2,74

Fasilitas Agroekowisata

(kondisi ideal)

Fuzzy value FAEW 2,53 2,55

Kondisi fisik sistem subak

AEW (FAEW kondisi ideal)

Fuzzy value KFSSB 2,21 2,23

Dengan pengembangan agroekowisata tersebut, diharapkan kedepannya dapat

meningkatkan kondisi fisik sistem subak. Fasilitas irigasi dan fasilitas subak juga merupakan

obyek atraksi agroekowisata, sehingga dengan berkembangnya agroekowisata kondisi dan

fungsinya akan diadakan perbaikan-perbaikan untuk dapat memenuhi keindahan dan

kenyamanan wisatawan.

����������� ������� ���������������������������� � ����!

�������

���

Kondisi sosial budaya sistem subak

Parameter kemasyarakatan dan parameter kelembagaan yang diolah dengan menggunakan

pendekatan logika fuzzy, disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Matrik kondisi sosial budaya kajian aspek lingkungan dalam pengembangan

agroekowisata pada sistem subak

Parameter/variabel Satuan Simbol Value

AGBY

Value

LTDH

Kepentingan bersama terhadap

pura

Fuzzy value KBTPR 2,23 2,74

Keamanan Value AMAN 2,75 3,00

Pengaruh budaya wisatawan Value PBDWS 2,00 2,00

Kemasyarakatan Fuzzy value MASYA 2,01 2,55

Gotong royong Fuzzy value GORON

G

2,18 2,74

Kepentingan bersama terhadap air Fuzzy value KBAIR 2,00 2,60

Sanksi sosial Fuzzy value SASOS 2,00 1,26

Sanksi finansial Fuzzy value SAFIN 2,74 2,67

Sanksi-sanksi Fuzzy value SANKSI 2,00 1,95

Koordinasi Fuzzy value KOORD 2,18 2,74

Kualitas SDM Fuzzy value SDM 2,18 2,00

Kelembagaan Fuzzy value LMBG 2,00 2,00

Kondisi Sosial Budaya Fuzzy value SOSBUD 2,00 2,23

Matrik penilaian kondisi sosial budaya masyarakat subak dan analisanya

menggunakan pendekatan logika fuzzy disajikan pada Tabel 4. Kegiatan-kegiatan pokok

pada sistem irigasi pada umumnya seperti (i) operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, (ii)

mobilisasi sumberdaya yang meliputi pengerahan tenaga dan penggalian dana, dan (iii)

penanganan konflik (Sutawan, 2008). Sistem irigasi subak memiliki perbedaan dengan sistem

irigasi pada umumnya di tempat-tempat lain. Pada sistem irigasi subak, selain kegiatan-

kegiatan pokok tersebut, subak juga memiliki fungsi yang sangat penting yaitu berkaitan

dengan ritual keagamaan. Dalam penelitian ini, komponen tersebut dianalisis pada point

kepentingan bersama terhadap pura yang meliputi dua variabel yaitu rutinitas upacara agama

dan keaktifan anggota dalam kegiatan upacara agama.

Subak sampel yaitu Subak Anggabaya dan Subak Lodtunduh memiliki nilai rutinitas

upacara agama dan keaktifan anggota dalam kegiatan upacara agama pada kategori baik. Hal

ini berarti bahwa pelaksanaan ritual keagamaan pada kedua subak didukung oleh keaktifan

anggota subak.

Penyelenggaraan ritual keagamaan pada sistem subak sebagai suatu sistem irigasi

yang bercorak sosio-agraris-religius, merupakan pengejawantahan dari prinsip Tri Hita

Karana (THK) dalam kaitannya dengan upaya membina hubungan yang harmonis dengan

Sang Pencipta. Dalam upaya pengembangan subak berorientasi agroekowisata, kegiatan

ritual keagamaan dapat menjadi salah satu daya tarik wisata.

Sistem subak sebagai suatu sistem yang mengelola irigasi pada lahan pertanian

memiliki metode pendistribusian air yang khas. Pelaksanaan sistem alokasi dan distribusi air

dilakukan secara kontinyu dan bersifat proporsional. Dengan sistem alokasi dan distribusi air

tersebut, anggota subak masing-masing memiliki kepentingan terhadap air irigasi yang

dialirkan.

Kondisi kepentingan anggota subak terhadap air irigasi dicerminkan oleh kegiatan

gotong-royong yang dapat diketahui dari rutinitas dan keaktifan anggota dalam kegiatan

����������� ������� ���������������������������� � ����!

�������

����

gotong-royong. Kegiatan gotong-royong dilaksanakan dalam operasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi, dilaksanakan oleh anggota subak yang berkepentingan terhadap air irigasi

yang melalui fasilitas irigasi dimaksud.

Unit ukuran air yang digunakan disebut tektek. Satu tektek air irigasi di subak, pada

dasarnya bermanfaat untuk mengairi areal sawah seluas satu bit tenah (areal sawah yang

bibitnya satu tenah/sekitar 10 kg atau dengan luas areal sawah sekitar 0,30–0,35 ha). dan

harus menyumbangkan tenaga kerja sebanyak satu ayahan (satu unit/satu orang tenaga kerja)

pada setiap aktivitas subak yang bersangkutan. Dengan demikian, kalau seorang anggota

subak memiliki sawah dua bit tenah, maka yang bersangkutan mendapat air irigasi dua tektek,

dan harus menyumbangkan tenaga kerja sebanyak dua ayahan pada setiap aktivitas subak.

Oleh karenanya, petani yang bersangkutan harus menggunakan tenaga orang lain sebagai

tenaga kerja tambahan.

Sebagai suatu organisasi pengelola air irigasi, subak juga memiliki aturan-aturan (awig-

awig). Dalam awig-awig subak juga mengatur tentang sanksi-sanksi bagi anggota subak yang

melanggar aturan. Sanksi yang diberikan dapat berupa sanksi finansial maupun sanksi sosial,

tergantung pada pelanggaran yang dilakukan. Keberadaan aturan tentang sanksi pada Subak

Anggabaya sudah� diwujudkan dalam bentuk tertulis, sedangkan pada Subak Lodtunduh

masih merupakan aturan tidak tertulis, namun ditaati oleh anggota subak.

Miller dkk. (1996) dalam Windia (2006) menyatakan bahwa berkait dengan adanya

perubahan global dan dengan segala pengaruhnya pada kehidupan manusia, maka peranan

kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya alam akan semakin penting. Lembaga subak

dalam pengelolaan air irigasi mengadakan koordinasi antar tempek dan subak.

Dalam pelaksanaan tugas kelembagaan pembagian tugas dilakukan dengan

proporsional sesuai tugas masing-masing dan segala sesuatu keputusan dalam subak diambil

dengan cara musyawarah melalui rapat subak. Pelaksanaan pengelolaan subak tidak terlepas

dari kualitas sumberdaya manusia pada subak yang bersangkutan. Kualitas sumberdaya

manusia dapat diketahui dari tingkat pendidikan anggota subak serta pelatihan dan

penyuluhan yang dilakukan pada subak yang bersangkutan.

Kondisi sosial budaya pada Subak Anggabaya 2,00 dan Subak Lodtunduh adalah 2,23.

Kondisi tersebut diperoleh dalam keadaan tidak ada pengaruh budaya wisatawan (2,00).

Dalam kegiatan agroekowisata yang akan memperhatikan kualitas daripada kuantitas, maka

diharapkan pengunjung dapat memberikan pengaruh positif (3,00) kepada masyarakat lokal.

Dengan demikian maka indeks kondisi sosial budaya masyarakat subak dapat meningkat atau

menjadi lebih baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengembangan agroekowisata pada sistem subak di kaji dari aspek lingkungan

(lingkungan fisik dan sosial budaya) dapat dilaksanakan dan tidak mengganggu eksistensi

subak bahkan diharapkan dapat mendukung keberlanjutan sistem subak.

Kualitas air pada subak sampel yaitu Subak Anggabaya dan Subak Lodtunduh, serta

Subak Padanggalak dengan pengembangan agrowisata Kertalangu berada pada kondisi baik.

Dapat dikatakan bahwa apabila dilakukan pengembangan agroekowisata pada sistem subak,

kualitas air irigasi masih dapat dipertahankan dalam kondisi baik digunakan untuk pertanian.

Nilai kondisi fisik sistem subak pada Subak Anggabaya adalah 2,00 (sedang) dan pada

Subak Lodtunduh adalah 2,00. Dengan pengembangan agroekowisata menjadi 2,21 pada

Subak Anggabaya dan 2,23 pada Subak Lodtunduh.

Kondisi sosial budaya pengembangan kawasan agroekowisata pada Subak Anggabaya

adalah 2,00 (sedang) dan pada Subak Lodtunduh adalah 2,23 (antara sedang dan baik).

Dengan kegiatan agroekowisata diharapkan pengunjung dapat memberikan pengaruh positif

����������� ������� ���������������������������� � ����!

�������

����

(3,00) kepada masyarakat lokal dan kondisi sosial budaya masyarakat subak dapat meningkat

atau menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, S. S. 2000. Keberlanjutan Sistem Irigasi Dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua (Studi Kasus di Pulau Jawa dan Bali). Laporan Pelaksanaan RUT VI.1 Tahun 1999/2000. P3PK

UGM. Yogyakarta.

Dinas Kebudayaan Propinsi Bali. 2008. Data Subak dan Subakabian Kabupaten/Kota Se-Bali Tahun

2006 – 2008. Denpasar.

Murtiningrum. 2005. Evaluasi Kinerja Daerah Irigasi Pasca PIK di Jawa Timur dengan Teori Set

Kekaburan. Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian. Bandung.

Murtiningrum, Dewi A.A., dan Dadang R. 2007. Penilaian Kinerja Jaringan Irigasi Tersier Menggunakan Teori Himpunan Kekaburan. Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian.

Yogyakarta.

Sutawan, N. 2008. Organisasi dan Manajemen Subak di Bali. Penerbit Pustaka Bali Post, Denpasar.

Windia, W. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak yang Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana.

Penerbit Pustaka Bali Post, Denpasar.