20

Click here to load reader

Prostatitis

  • Upload
    dhiney

  • View
    401

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Prostatitis

Citation preview

PROSTATITISDEFINISI.

Prostatitis adalah infeksi atau perdangan pada kelenjar prostat yang memperlihatkan beragam sindrom klinis dengan berbagi bentuk. Isitilah prostattitis didifinisikan sebagai peradangan mikroskopik dari jaringan kelenjar prostat, yang menacakup berbagai kondisi klinis.1,2,7Klasifikasi

National Institutes of Health ( NIH ) telah mengakui dan menetapkan sebuah kalisifikasi untuk prostatitis pada tahun 1999, antara lain:2,3,5

ETIOLOGI.

Prostatitis Bakteri Akut.1,2 Infeksi secara Asending melalui Uretra.

Refluks Urin kesaluran Prostat.

Ekstension lansung atau limfatik yang menyebar dari dubur.

Penyabab 80% Prostatitis adalah bakteri geram negatif ( Escherichia coli, Enterobacter, Serratia, Pseudomonas, Enterococcus, and Proteus species). Sedangkan untuk infeksi campuran jarang terjadi. Salah satu laporan terjadinya Prostatitis yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten methicillin yang terdapat pada pasien diabetes.Prostatitis Bakteri Kronis.2 Disfungis berkemih, baik secara structural atau fungsional.

E. coli bertanggung jawab atas 75 80 % penyebeb dari kasus Prostatitis Bakteri Kronis.

C trachomatis, Ureaplasma species, Trichomonas vaginalis Organism yang jarang seperti M tuberculosis dan Coccidioides, Histoplasma, dan Candida species juga harus diperhatikan. Tuberculosis Prostatitis dapat juga ditemukan pada pasien dengan tuberculosis ginjal.

Human Imunodeficiensy Virus ( HIV )

Sitomegalovirus.

Kondisi Inflamasi seperti sarkoidosis.

Prostatitis Kronis dan Sindrom Nyeri Pelvis Kronis.2, Sekitar 5 8 % pria dengan sindrom ini memiliki bakteri pathogen yang diisolasi dari air seni atau cairan prostat. Etiologi belum dipahami dengan baik tetapi mungkin akibat dari infeksi yang menginisiasi inflamasi yang menyebabkan cedera neurologis dan akhirnya menghasilkan disfungsi dasar panggul.

Fungsional atau structural kadung kemih yang patologis, seperti obstruksi leher vesikalis primer, pseudodyssynergia ( kegagalan sfringter eksternal untuk relaksasi saat berkemih ), gangguan kontraktilitas otot detruksor ( acontractile detrusor muscle ) Obstruksi saluran ejakulasi.

Peningkatan tekanan di sisi ( sampaing ) dinding panggul. Inflamasi prostat yang nonspesifik.

Asymtomatic Prostatitis Inflamasi.2

Penyebab hampir mirip dengan Inflamsi Prostatitis Kronis tetapi tanpa gejala.

EPIDEMIOLOGI

Prostatitis adalah salah satu penyakit yang paling umum dalam praktek urologi di Amerika Serikat, hampir 2 juta kunujungan serta rawat jalan pertahun, terdapat prostatitis bakteri kronis dan sindrom nyeri pinggang kronis yang paling terdiagnosis. Dari hasil diagnosis prostatitis terdapat sekitar 25 % dari pasien laki laki menunjukkan gejala genitourinary.Insidensi prostatitis bakteri, menyebar bersamaan dengan penyakit, meningkat di negara negara terbelakang. Daerah dengan tingkat penyakit seksual yang tinggi memiliki insidensi terkena prostatitis yang lebih tinggi dengan prostatitis bakteri akut.1,2,3,5 1. Mortalitas / Morfibilitas.

Prostatitis sangat rentan pada Pasien yang memiliki keadaan khusus diantaranya mereka yang memiliki riwayat Diabetes Millitus, pasien Dialysis untuk Gagal Ginjal Kronis, pasien yang Immunocompromised, dan pasien pasca oprasi yang memiliki instrumentasi uretra. Pada pasien ini, prostatitis dapat meyebabkan Urosepsis dengan kematian terkait signifikan.22. Seks.Prostatitis hanya menyerang laki laki saja.23. Usia.

Pada pasien yang usianya < 35 tahun, varian yang paling umum dari sindrom ini adalah prostatitis bakteri akut.

Pasien usia muda sering terkait dengan Penyakit HIV 2,4Patogenesis.

Patogenesis Prostatitis secara umum belum bisa ditentukan. Pada Prostatitis Bakteri, biasanya lazim terjadi penyebaran bakteri secara sexual, tetapi biasa juga secara hematogen, limfogen dan penyebaran infeksi secara lansung dari anatomi sekitar harus dipertimbangkan. Meskipun beberapa teori yang telah dikemukan, tetapi belum ada yang secara lansung dapat dibuktikan. Riwayat penyakit menular seksual berkaitan dengan peningkatan resiko untuk terjadinya gejala prostatitis.2,4Kehadiaran sel sel inflamsi akut pada epitel kelenjar prostat dan lumens, dengan sel inflamsi kronis di jaringan periglandular, yang merupakan ciri dari prostatitis. Namun kehadiaran dan peningkatan jumlah sel sel inflamasi di urine atau cairan prostat tidak berkorelasi dengan keparahan dari gejala fisik pada pasien.2

Manifestasi Klinis.1,2,3,4,5,7A. Anamnesis.

1. Prostatitis Bakteri Akut.

Demam.

Panas Dingin.

Rasa Tidak Enak.

Arthralgias.

Mialgia.

Nyeri perirenal Prostat.

Disuria.

Gejala Obstruksi saluran kencing, termasuk frekuensi, urgensi, disuria, nokturia, aliran lemah, dan rasa tidak puas berkemih.

Nyeri Pinggang dan Nyeri perut sedikit.

Pada pemeriksaan fisis dengan colok dubur, prostat teraba bengkak, hangat dan nyeri (pada keadaan ini tidak diperkenankan melakukan masase prostat untuk mengeluarkan getah kelenjar prostat karena dapat manimbulkan rasa sakit dan akan memacu terjadinya bakteremia, bahkan bila tidak tertangani secara tepat dapat menimbulkan abses prostat atau menimbulkan urosepsis)

2. Prostatitis Kronis Bakteri

Intermiten disuria

Infeksi saluran kemih berulang.

Biasanya tidak ada gejala sistemik.

Gejala Obstruksi intermiten dari saluran kencing.

Nyeri saat ejakulasi atau hematospermi.

Pada pemeriksaan colok dubur ( DRE ) mungkin teraba krepitasi yang merupakan tanda dari suatu kalkulosa prostat.3. Prostatatitis Kronis dan Sindrom Nyeri Pelvik Kronis. Panggul terasa sakit dan ketidak nyamanan di daerah perineum, suprapubik, coccygeal, uretra, dan testis selama lebih dari 3 6 bulan sebelumnya. Gejala obstruksi saluran kencing, termasuk frekuensi, disuria, dan rasa tidak puas berkemih.

Sakit saat ejakulasi

Disfungsi ereksi.

4. Asymtomatic Prostatitis Inflamsi.

Tidak terdapat gejala dan tanda dari suatu prostatitis.

Adanya proses inflamasi pada prostat diketahui dari spesimen yang kemungkinan didapat dari cairan semen pada saat analisis semen dan jaringan prostat yang didapatkan pada biopsy maupun pada saat operasi prostat

Sebagian besar prostatitis yang tanpa menunjukkan gejala seperti pada kategori ini tidak memerlukan terapi, tetapi didapatkannya sel-sel inflamasi pada analisis semen seorang pria yang mandul perlu mendapatkan terapi antibiotikPemeriksaan Laboratorium.21. Hitung Darah Lengkap, cultur darah merupakan indikasi untuk casus dari pasien keracunan akut atau curigai septicemia.2. Urine, untuk mendapatkan nilai kuantitatif untuk menghitung jumlah sel darah putih dan bakteri, kehadiran lemak tubuh, dan makrofag.

3. Kultur Urine, untuk mengidentifikasi jika ada organisme kausatif dalam urine.

4. Kimia, menetukan kandungan elektrolit, termasuk nilai BUN dan kreatinin pada pasien dengan retansi urine atau obstruksi.

5. PSA ( Prostate specific antigen ), peradangan prostat dapat menyebabkan elevasi prostat spesifik antigen serum ( PSA ), dimana digunakan terutama sebagai alat skrining dari kanker dan tidak secara rutin digunakan dalam diagnosis prostatitis.

Imaging Study.1,2,51. Ultrasonography Trans abdominal untuk menilai volume urin yang tertahan.

2. Ultrasonografi transrectal.

Krakteristik fitur dari penebalan kapsul dan kalkuli prostat.

Melihat penebalan dan pembesaran dari septa dari vesikula seminalis.

Interpretasi sangat subyektif dan oleh karenanya diperlukan tenaga ahli, diagnosis klinis memerlukan korelasi dari pemeriksaan colok dubur ( DRE )

3. Pada prostatitis akut, yang ditandai dengan peningkatan warna di daareh uretra prostat, sekitar saluran ejakulasi, dan dekat dengan vesika seminalis yang dapat dilakukan dengan USG Doppler warna.

4. Computed tomography ( CT scan ) di daerah pelvis mengkin berguna dalam evaluasi abses prostat atau curiga adanya neoplasma.

5. Cystoscopy berguna dalam tindak lanjut dari kasus kasus refrakter untuk menyingkirkan neoplasma yang ada di vesika urinaria atau sistitis interstisial.

Pemeriksaan Lainnya.2,3,7 Fractional Urine Examination.

Penggunaan sebagaian specimen urine mungkin dapat berguna dalam mendiagnosis prostatitis. Meskipun tidak praktis dibagian unit gawat darat, biasanya teknik ini digunakan oleh urolog jika diagnosis prostatitis belum bisa ditegakkan dan masih belum jelas.

Untuk menentukan penyebab suatu prostatitis, diambil contoh urine dan getah kelenjar prostat yang dianalisis secara mikroskopik dan dilakukan kultur guna mencari kuman penyebab infeksi. Uji 4 tabung itu sendiri terdiri atas:

1. 10 cc pertama adalah urine yang dikemihkan pertama kali (VB1) yang dimasukkan, guna menilai keadaan mukosa uretra

2. Urine porsi tengah (VB2) yang dimaksudkan untuk menilai keadaan mukosa kandung kemih

3. Getah postat yang dikeluarkan melalui masase prostat atau expressed prostatic secretion (EPS), guna menilai keadaan kelenjar prostat

4. Urine yang dikemihkan setelah masase prostat.5. Keempat contoh ini dianalisis secara mikroskopik dan dilakukan kultur untuk mencarai kuman penyebab infeksi.

Prostatitis Bakteri Kronis dapat didiagnosis jika kultur dari EPS dan sempel V3 menghasilkan bakteri yang sama dengan specimen pertama kosong dan jumlah koloni dari kultur paling tidak 10 kali lebih besar dari specimen pertama yang kosong.

Tindakan.2 Keteterisasi Suprapubik, mungkin diperlukan pada obstruksi parah dan harus ditempatkan dengan konsultasi ahli urologi.

Biopsi jarum atau aspirasi, biasnya dalam kasus abses prostat, tempat yang berfluktuasi dapat dikeringkan dibawah anestesi local melalui rute pemberian secara perirenal, serta diikuti masuknya kateter pigtail.

Dapat dilakukan pengujian urodinamik.

Cystoscopy mungkin dapat dilakukan untuk mengesampingkan Kanker Vesika Urinaria dan Sistitis Intertisial.Tatalaksana 1. Prostatitis Bakteria Akut 4Fluoroquinolones digunakan untuk pengobatan pada pasien prostatitis bakteri akut, dimana pengobatan awal diberikan melalui intaravena. Antibiotic alternative lain yang dapat diberikan pada pasien ini antara lain ampicilli/ gentemycin yang digunakan secara kombinasi, doksisiklin, dan trimethoprim-sulfat. Pengobatan diberikan selama 4 - 6 minggu dan pengobatan diselesaikan dengan pemberian obat secara oral setelah gejala akut berkurang dimana tujuannya untuk mencegah timbulnya prostatitis bakteri kronis atau abses prostat. Laki laki dengan retensi urine, penggunaan kateter uretral dapat meningkatkan resiko dari kemungkinan pembentukan dari abses prostat, oleh karena itu, perlu suatu pertimbangan pemasangan catetar suprapubic pada pasien.

2. Prostatitis Bakteri Kronis. 4,6 Meskipun dengan terapi, dasar pengobatan untuk Prostatitis Bakteri Kronis masih kurang optimal. Antibiotic yang diberikan tidak dapat mencapai konsentrasi dan menembus barier plasma epithelium dan masuk kedalam sel kelenjar prostat. Pemberian Fluoroquinolones memberikan hasil yang baik dalam hal tersebut. Antibiotic alternative lain yang dapat diberikan carbenicillin, doksisiklin, minoksiklin dan sefaleksin. Jangka waktu perawatan dapat diberikan minimal 4 minggu sampai 4 bulan.

3. Prostatitis ( Sindrom Nyeri Pelvis Kronis )4Sedikit bukti untuk mendukung pemakain antibiotic atau alpha bloker dalam mengontrol, bagaimanapun praktisi menetukan pengobatan selalu dengan pengalaman. Usaha pengobatan yang diberikan biasanya bersifat pengobatan symtomatis selagi menunggu hasil diagnosis ditegakkan.

Obat 2,4,6Terapi antibiotic sangat penting dalam pengobatan perostatitis bakteri akut. Jika pasien mengalami gejala sistemik maka diberikan masukan untuk antibiotic intravena, hidrasi, dan analgesia. Jika pasien memeiliki tanda tanda retensi urine atau gejala obstruksi, maka diindikasikan untuk pemasangan kateter Foley.

Terapi untuk Prostatitis Kronis Bakteri bervariasi dalam hal jenisdan durasi obat antibiotic yang digunakan serta obat adjunctivedari pengobatan biasanya. Perawatan terdiri dari 4 8 minggu untuk antibiotic yang dapat menembus prostat, seperti fluoroquinolone atau trimetroprim sulfametoksazol.

Prostatitis Kroni, sindrom nyeri pelvis kronis, dan protatitis inflamasi asimtomatik dapat diobati dengan alpha bloker atau diazepam dengan tirah baring.

Antibiotik.2,4,6Antibiotic empiris harus disesuaikan dalam mengobati pathogen gram negatif, dimana N gonorrhoeae dan C trachomatis adalah diduga marupakan pathogen primer, juga harus diperhatikan, terutama pada pasien muda dari 35 tahun.

Untuk pengobatan prostatitis bakteri kronis, dimana Enterobacteriaceae, enterococci, dan P aeruginosa adalah pathogen umum, pertimbangkan pemberian trimethoprim/sulfamethoxazole (Bactrim) atau fluoroquinolones selama 28 hari atau lebih sebagai agen empiris.

Untuk prostatitis nonbacterial disebabkan oleh Chlamydia dan spesies Ureaplasma, yang sulit untuk dikultur, pecobaan empiris dari doksisiklin atau eritromisin harus sesuai institusi.

Obat Antibiotik yang bisa diberiakan antara lain:

a. Levofloxacin ( Levaquin )

Ditunjukkan untuk mengobati prostatitis bakteri kronis dan akut yang disebabkan oleh E. coli, faecalis E, atau epidermidis S. dimana memiliki konsentrasi yang baik dalam prostat. Ini adalah stereoisomer L dari oflaksasin / induk D senyawa L, D bentuk yang tidak aktif. Penggunaan baik monoterapi memiliki cakupan yang luas terhadap spesies Pseudomonas, serta aktivitasnya sangat baik terhadap pneumococcus. Dimana obat ini akan menghambat aktivasi grainase. Dimana obat ini akan menghambat aktivasi grainase DNA. Dosis yang diberikan untuk dewasa biasanya 500 mg PO selama 14 28 hari dan untuk anak anak dibawah 18 tahun tidak dinajurkan.

b. Ofloksasin ( Floxin )

Kuinolon yang merupakan turunan asam karboksilat piridin dengan spectrum luas dan memiliki efek bakterisidal. Dosis dewasa yang diberikan 400 mg PO sekali, kemudian 300 mg PO selama 14 28 hari dan dosis untuk anak anak usia dibawah 18 tahun tidak dianjurkan.

c. Ciprofloxacin ( cipro, cipro XR )

Fluoquinolon berkerja mengahambat sintesis DNA bakteri sehingga mengakibatkan pertumbuhan dengan girase DNA dan tropoisomerase, yang dibutuhkan untuk replikasi, transkripsi, dan translasi bahan genetic terhambat. Kuinolon mempunyai aktivitas luas terhadap organisme aerobic gram positif dan gram negatif, tetapi tidak memiliki aktifitas terhadap bakteri anaerob. Pengobatan dilanjutkan selama minimal 2 hari setelah tanda dan gejala telah menghilang. Dosis dewasa yang diberikan antara lainnya 500 mg PO untuk 14 28 hari dan dosis untuk anak anak usia dibawah 18 tahun tidak dianjurkan.

d. Trimetoprim / Sulfametoksazol DS ( Bactrim )

Trimetoprim menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam dihydrofilic. Dosis dewasa sekitar 1 dosis tablet 160 mg TMP selama 10 28 hari dan dosis untuk anak anak usia dibawah 2 tahun tidak dianjurkan.

e. Seftriakson ( Rocephin )

Sefalosporin generasi ketiga dengan spectrum luas, aktivitas terhadap garam negatif, efikasi lebih rendah terhadap organism gram positif, kemajuran lebih tinggi pada organism resisten. Dosis dewasa diberikan IM dengan dosis 250 mg sekali ( dalam hubungannya dengan doksisiklin 100 mg PO selama 10 hari ).

f. Doxycycline ( Bio Tab, Doryx, Vibramycin )

Menghambat sintesis protein dan dengan demikian menghambat pertumbuhan bakteri yang berikatan dengan cara mengikat 30 S dan kemungkinan 50 S subunit ribosom bekteri yang rentan. Membelok pemisahan tRNA peptidil dari ribosom. Dosis dewasa sekitar 100 mg PO selama 10 hari dan digunakan bersama dengan ceftriaxone 250 mg IM sekali dan dosis untuk anak anak usia dibawah 8 tahun tidak dianjurkan.

Antagonis Alpha Adrenergik 2,3,6

Obat ini digunakan dalam pengobatan BPH, penelitian menunjukkan bahwa kombinasi alpha bloker dengan antibiotic dapat mengurangi resiko kekambuhan prostatitis pada prostatitis kronis. Alpha bloker memperbaikai obstruksi bladder outlet dan dengan demikian memperbaiki disfungsi dari proses miksi yang mungkin terkait dari patogenesis prostatitis.

a. Terazosin ( hytrin )

Senyawa Quinazoline berperan menetralkan alpha1- yang diinduksi kontraksi adrenergic leher vesika urinaria, memfasilitasi aliran urine yang sebelumnya dihambat oleh peradangan prostat. Dosis dewasa biasnya 1 mg Pos dan efeknya ditingkatkan perlahan tetapi tidak melebihi 10 mg / hari, dan untuk anak anak tidak dianjurkan.

b. Tamsulosin ( Flomax )

Sebuah adrenergic alpha bloker, yang target khususnya reseptor a1. Dosis dewasa yang diberikan 0,4 0,8 mg.

PENCEGAHAN.2 Pencegahan terhadapa penyakit menular seksual ( PMS ) juga dapat memberikan perlindungan terhadap penyebaran organism yang terkait bakteri akut, perkembangan Prostatitis Kronis, dan kecurigaan penyebaran Prostatitis non bacterial. Dari sebuah laporan laki laki terdapat hubungan antara stress psikologis dengan timbulnya gejala prostatitis krosis. Pengenalan gejala mendasar dari penyakit psikomotirik dalam kasus kasus kronis dan menyediakan tempat rujukan kejiwaan yang tepat, dan mengurangi perawatan dari angka kekambuahan.

KOMPLIKASI.2,5 Prostatitis Kronis.

Sekitar sepertiga pasien akan memperlihatkan kekambuhan Prostatitis Bakteri Kronis setelah pengobatan awal. Obstruksi kandung kemih atau retensi urine.

Abses, biasnya pada pasien yang memiliki riwayat immunocompromised.

Infertilitas kerena terdapatnya jaringan parut pada uretra.

Cystitis berulang.

Pielonefritis.

Kerusakan ginjal.

Sepsis.

PROGNOSIS.2,5 Prognosis baik pada Prostatitis Bakteri Akut yang pertama dengan terapai antibiotic yang agresif dan kepatuhan berobat pasien yang baik.

Dalam kasus Prostatitis Kronis berulang yang disertai dengan eksaserbasi akut, factor penyebab dasarnya harus ditentukan untuk mempengaruhi hasil. DAFTAR PUSTAKA.

1. Tanagho, E.A, et al. 2004. Lange: Smiths General Urology. Sixteenth edition. Penerbit Mc Graw Hill : San Fransisco

2. Hedayati, Tarlan, MD. Prostatitis, 20 Mei 2010 viewed at 6 Oktober 2010 Available in . http://emedicine.medscape.com/article/785418-overview3. Schaeffer, Anthony J, M.D. Chronic Prostatitis and the Chronic Pelvic Pain Syndrome. 23 March 2007 viewed at 6 Oktober 2010.

Available in: http://server.fk-unram.edu/index.php?option=com_remository&Itemid=72&func=startdown&id=8504 4. Potts, Jeannette M, MD. 2004. Essential Urology A Guide to Clinical Practice. Human Press, Totowa: New Jersey5. McPhee, Stephen J, dkk. 2009. Curren Medical Diagnosis and Traatment. Penerbit Mc Graw Hill : San Fransisco

6. Eardley, Ian.dkk. 2006. Drug Treatment In Urology. Penerbit Blackwell Publishing Ltd: USA.Available in. http://www.blackwellpublishing.com7. Purnomo, basuki B., 2009. dasar-dasar Urologi ed 2. Sagung seto: Jakarta