31
PROPOSAL PROYEK INOVASI SELF CARE PRAKTEK KEPERAWATAN KOMPREHENSIF DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH PACET MOJOKERTO Disusun Oleh : Lilik Setyaningsih, S.Kep Nim 131131130 Teguh Heri K,S.Kep Nim 131131172 Mursidi,S.Kep Nim 131131157 Suwanto,S.Kep Nim 131131116 Bambang Yuliadi,S.Kep Nim 131131127 M.Junaid,S.Kep Nim 131131154 Pria Santoso,S.Kep Nim 131131153 Wujang Bayu P,S.Kep Nim 131131111 Octo Zulkarnain,S.Kep Nim 131131173 Akbar Mutholib,S.Kep Nim 131131121

proyek inovasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: proyek inovasi

PROPOSAL

PROYEK INOVASI SELF CAREPRAKTEK KEPERAWATAN KOMPREHENSIF

DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAHPACET MOJOKERTO

Disusun Oleh :Lilik Setyaningsih, S.Kep Nim 131131130Teguh Heri K,S.Kep Nim 131131172Mursidi,S.Kep Nim 131131157Suwanto,S.Kep Nim 131131116Bambang Yuliadi,S.Kep Nim 131131127M.Junaid,S.Kep Nim 131131154Pria Santoso,S.Kep Nim 131131153Wujang Bayu P,S.Kep Nim 131131111Octo Zulkarnain,S.Kep Nim 131131173Akbar Mutholib,S.Kep Nim 131131121Lallu Welly V.H,S.Kep Nim 131131162Satria Yudha Kusuma,S.Kep Nim 131131161M.Hartono,S.Kep Nim 131131152

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2013

Page 2: proyek inovasi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun disebabkan oleh kuman

kusta (Mycobacterium Leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan

tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat. lnfeksi Mycobacterium Leprae pada

kebanyakan orang bersifat asimtomatik dan sebagian kecil memperlihatkan gejala

yang mempunyai kecenderungan untuk menjadi cacat khususnya pada mata,

tangan dan kaki (Dali, 2003). Kusta dianggap sebagai penyakit yang menakutkan

oleh sebagian besar masyarakat karena adanya ulcerasi, mutilasi dan deformitas.

Kecacatan yang terjadi pada pasien kusta akan tetap ada sepanjang hidupnya,

sehingga akan menjadi beban psikologis dan sosial yang akibatnya tidak

mendapatkan tempat di masyarakat.

Perawatan diri merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya

kecacatan, upaya pencegahanya dengan memberikan penyuluhan, peragaan dan

buku pedoman tindakan perawatan diri pada setiap pasien kusta agar dapat

melakukanya sendiri di rumah (Depkes RI,2006). Data dari Ruamg Melati

menunjukkan bhwa belum ada sistim monitoring kepatuhan pelaksannan self care.

Data dari pasien rawat inap didapatkan 30 orang pasien mengalami cacat tingkat

2 dari 30 pasien yang menjalani rawata inap (100%). Data kuesioner sebagian

besar pasien membutuhkan sistim self care secara komprehensif yaitu adanya

buku petunjuk, penjelasan, demonstrasi dan monitoring pelaksanaan self care

Page 3: proyek inovasi

Perawatan diri penderita kusta pada prinsipnya mencegah agar tidak terjadi

cacat dengan 3 M (memeriksa, melindungi dan merawat). Upaya perawatan diri

dapat dilakukan pasien sendiri sehingga lebih efektif karena penderita sendiri

bertanggungjawab atas kondisinya. Menurut teori Self Care dari Orem

memandang bahwa seorang individu akan selalu menginginkan adanya

keterlibatan dirinya terhadap perawatan diri, dan bahwa individu tersebut

mempunyai keinginan untuk dapat merawat dirinya dengan mandiri. Untuk

melakukan perawatan diri harus dilakukan secara rajin dan berkesinambungan

sehingga diperlukan kepatuhan sesuai dengan apa yang telah disepakati.

Kepatuhan pasien adalah perilaku pasien sesuai dengan

ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan

(Niven,2002). Gangguan saraf yang terjadi pada pasien kusta

memerlukan perawatan diri sesuai dengan ketentuan agar tidak

terjadi kecacatan.

Permasalahan diatas memerlukan dilakukan inovasi tentang kepatuhan

perawatan diri dengan memberikan kartu monitoring pelaksaanaan perawatan diri

yang dilakukan oleh pasien kusta di Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Pacet

Mojokerto.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum:

Setelah dilakukan inovasi self care dapat dilakukan secara

komprehensif.

1.2.2 Tujuan khusus:

Setelah dilakukan self care secara komprehensive diharapkan seluruh

tim keperawatan mampu :

Page 4: proyek inovasi

1) Memberikan penjelasan self care

2) Mendemonstrasikan self care

3) Monitoring pelaksanaan self care.

1.3 Manfaat

1. Bagi Perawat

1) Menumbuhkan cara berfikir yang inovatif.

2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah klien.

3) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

4) Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional..

2. Bagi Klien

1) Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal

2) Masalah klien dapat teratasi.

3. Bagi Rumah Sakit

Meningkatnya pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.

Page 5: proyek inovasi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepatuhan

2.1.1.Pengertian

Kepatuhan adalah tingkat kesesuaian perilaku seseorang terhadap norma

atau kesepakatan dengan pihak lain (Kamisa, 2000). Kepatuhan pasien berkenaan

dengan kemauan dan kemampuan dari individu untuk mengikuti cara sehat yang

berkaitan dengan nasehat, aturan pengobatan yang ditetapkan, mengikuti jadwal

pemeriksaan dan rekomendasi hasil penyelidikan.

2.1.2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

1. Faktor Internal

a. Tingkat kebutuhan pasien

b. Pasien yang merasa terapi yang dilakukan merupakan

kebutuhannya untuk sembuh akan lebih patuh daripada pasien yang

tidak memiliki harapan untuk sembuh.

c. Derajat penyakit

d. Semakin tinggi derajat kesehatan seseorang semakin tinggi pula

tingkat kepatuhan pada terapi yang dilakukan.

e. Efek samping terapi

f. Jika terapi yang diberikan menimbulkan efek samping yang tidak

sesuai dengan kepentingan atau kebutuhan pasien maka pasien

cenderung tidak patuh.

Page 6: proyek inovasi

2. Faktor Eksternal

a. Tenaga Medis

b. Pemberian motivasi oleh tenaga medis yang baik akan memberikan

motivasi pada pasien untuk melaksanakan terapi secara patuh.

c. Keluarga

d. Keluarga akan memberikan motivasi terbesar bagi pasien untuk

melaksanakan terapi dengan patuh.

e. Masyarakat

f. Pengkondisian di masyarakat kadang menghalangi pasien untuk

melaksanakan terapi secara patuh misalnya saat seseorang dilarang

merokok akan tetapi dorongan dari pergaulan di masyarakat

menyebabkan pasien tidak patuh.

2.2 Perawatan Diri

Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa

setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga

membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan

kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri). Orang

dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang

sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka.

Orem mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu:

1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal):

Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus

kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk

kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan

Page 7: proyek inovasi

pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk

perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan

lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.

2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri

pengembangan):

Kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan

proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi

tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan

kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini

berguna untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus

hidup.

3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri

penyimpangan kesehatan):

Kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau

keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan

cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan

pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta

pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan

seseorang untuk melakukan self care.

Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat

ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu ada

3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu:

Page 8: proyek inovasi

1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan

dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi (sistem pengganti

keseluruhan).

2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (sistem

pengganti sebagian).

3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem

dukungan/pendidikan).

2.3 Konsep Perawatan Diri Pada Kusta

2.3.1 Mata

1 Memeriksa mata dengan sering bercermin, apakah ada kemerahan atau

benda masuk kemata.

2 Melindungi mata dari debu dan angin yang dapat mengeringkan mata

dengan memakai kacamata

3 Sering mencuci mata dengan air bersih

4 Waktu istirahat tutup mata dengan sepotong kain basah.

Page 9: proyek inovasi
Page 10: proyek inovasi
Page 11: proyek inovasi

2.3.2 Tangan

1 Periksa tangan dengan teliti apakah ada luka atau lecet sekecil apapun

2 Lindungi tangan dari benda yang panas, kasar ataupun tajam dengan

memakai kaos tangan tebal atau alas kain.

3 Jika ada luka, memar atau lecet rawat dan istirahatkan bagian tangan

sampai sembuh.

4 Untuk kulit yang kering rendam dengan air dingin selama 20 menit

5 Olesi dengan minyak kelapa untuk menjaga kelembaban kulit.

6 Tangan yang bengkok gunakan tangan yang lain untuk meluruskan

sendi – sendinya dan mencegah jangan sampai terjadi kekakuan.

7 Bila ada kelemahan jari kuatkan dengan cara taruh tangan diatas meja

atau paha, pisahkan dan rapatkan jari berulang - ulang, ikat jari dengan

2 – 3 gelang karet lalu pisahkan dan rapatkan berulang – ulang.

Page 12: proyek inovasi
Page 13: proyek inovasi
Page 14: proyek inovasi

2.3.3 Kaki

1 Periksa apakah ada luka

2 Kaki yang semper dengan memakai sepatu supaya jari – jari tidak

terseret dan angkat lutut tinggi waktu berjalan.

3 Kaki yang semper rawat dengan duduk kaki diluruskan, pakai kain

oanjang atau sarung yang disangkutkan pada bagian depan kaki dan

tarik ke arah tubuh.

4 Kulit kaki yang tebal dan kering rendam dengan dengan air dingin

selama 20 menit, gosok bagian yang menebal dengan batu gosok

kemudian olesi dengan minyak kelapa untuk menjaga kelembaban kulit.

5 Lindungi kaki dengan selalu memakai alas kaki yang empuk, keras dan

dibagian bawah agar benda tajam tidak tembus.

6 Jika ada luka rawat dan istirahatkan sampai sembuh.

Page 15: proyek inovasi
Page 16: proyek inovasi
Page 17: proyek inovasi
Page 18: proyek inovasi

BAB 3

RENCANA KEGIATAN SELF CARE

3.1 Pelaksanaan Kegiataan

Topik : Self Care

Sasaran : Pasien Ruang Melati A

Tanggal : 28 Januari 2013 – 16 Pebruari 2013

Tempat : Ruang Melati A RSK Sumberglagah

Materi :

1. Pemberian Leaflet

2. Penjelasan materi self care

3. Demonstrasi self care

4. Pemberian kartu monitoring

3.2 Pengorganisasian

Pembimbing Akademik

1. IkaYuni W., S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB

Pembimbing Ruangan

1. Hari Purnomo S.Kep.Ns M.Kes

2. Roni Susanto S.Kep.,Ns

3.3 Metode

Metode yang digunakan dalam self care adalah pemberian leaflet,

penjelasan materi self care, demonstrasi self care, pemberian kartu monitoring

3.4 Media

1. Leaflet

2. Alat self care (tempat rendam, minyak kelapa/vaselin)

3. Kartu monitoring

Page 19: proyek inovasi

3.5 Mekanisme Kegiatan

KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA WAKTU

1. Memberikan leaflet pada

setiap pasien

2. Menjelaskan materi self

care

3. Mendemonstrasikan

langkah langkah self care

4. Memberikan kartu

monitoring pelaksannaan

self care

5. Melakukan evaluasi

pelaksanaan self care

Melati A Perawat PJ

pasien

28 Januari 2013

28-30

Januari 2013

28-30

Januari 2013

31 Januari 2013

1-16

Pebruari 2013

3.6 Kriteria Evaluasi

1. Struktur

1) Penyusunan proposal

2. Proses

1) Kelancaran kegiatan

2) Peran serta perawat penanggungjawab

3. Hasil

1) Sel care dapat diterima dan dipahami oleh klien / keluarga

2) Pasien melakukan self care dengan benar dan teratur.

Page 20: proyek inovasi

REKAPITULASI HASIL KEGIATAN SELF CARE

No Nama Pasien Diagnosa Nama Perawat PJEvaluasi Pelaksanaan Self care Kesimpulan Pelaksaan

Self careMata Tangan Kaki

1 Tn Tohir

2 Tn. Suryadi

3 Tn. Suryani

4 Tn. Kasimin

5 Tn Didik

6 Tn. Abdul Korik

7 Tn. Setiono

8 Tn. Rasmidi

9 Tn. Slamet

10 Ny. Warningsih

11 Ny. Sriyatin

12 Tn. Misuyanto

13 Tn. Susanto

Page 21: proyek inovasi

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2006. Buku Pedoman Nasional Pemberarrtasan Penyakit Kusta..

Jakarta. Depkes Rl

Djuanda, Adhi. 2007. llmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI.

Effendi, Nasrul. 2001. Dasar - Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakafta: ECG.

permata.or.id/id/tentang-kusta.html –

diaksese tangal 26 Januari 2013 jam 12.00

www.sith.itb.ac.id/profile1/pdf/bisel/Kusta

diakses tanggal 26 Januari 2013 jam 13.00