8
Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan , menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan . Pada periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan . Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi . Tanggung jawab ibu mulai bertambah. Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut: 1. Fungsi menjadi orang tua 2. Respon dan dukungan dari keluarga 3. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan 4. Harapan , keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain: 1. Fase taking in 2. Fase taking hold 3. Fase letting go Fase Taking In Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan . Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan , kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi . Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah: 1. Kekecewaan pada bayinya 2. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami 3. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya 4. Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya

Psikologis Ibu Nifas II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

iby

Citation preview

PERAWATAN MASA NIFAS

Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.

Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut:

1. Fungsi menjadi orang tua2. Respon dan dukungan dari keluarga3. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan4. Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkanFase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:

1. Fase taking in2. Fase taking hold3. Fase letting goFase Taking InFase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:

1. Kekecewaan pada bayinya

2. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami

3. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya

4. Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya

Fase Taking HoldFase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya. Tugas bidan antara lain: mengajarkan cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan, senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.Fase Letting GoFase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.

Hal-hal yang harus dipenuhi selama nihas adalah sebagai berikut:

1. Fisik.Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih

2. Psikologi.Dukungan dari keluarga sangat diperlukan

3. Sosial.Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu merasa kesepian

4. Psikososial. Kesedihan dan Duka Cita

Berduka yang paling besar adalah disebabkan karena kematian bayi meskipun kematian terjadi saat kehamilan. Perawat harus memahami psikologis ibu dan ayah untuk membantu mereka melalui pasca berduka dengan cara yang sehat.

Berduka adalah respon psikologis terhadap kehilangan. Proses berduka terdiri dari tahap atau fase identifikasi respon tersebut. Tugas berduka, istilah ini diciptakan oleh Lidermann, menunjukkan tugas bergerak melalui tahap proses berduka dalam menentukan hubungan baru yang signifikan. Berduka adalah proses normal, dan tugas berduka penting agar berduka tetap normal. Kegagalan untuk melakukan tugas berduka, biasanya disebabkan keinginan untuk menghindari nyeri yang sangat berat dan stress serta ekspresi yang penuh emosi. Seringkali menyebabkan reaksi berduka abnormal atau patologis.

Tahap-tahap berduka:

1. Syok2. Berduka3. ResolusiSyokMerupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi perilaku dan perasaan meliputi: penyangkalan, ketidakpercayaan, putus asa, ketakutan, ansietas, rasa bersalah, kekosongan, kesendirian, kesepian, isolasi, mati rasa, intoversi (memikirkan dirinya sendiri) tidak rasional, bermusuhan, kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif, tindakan mekanis, mengasingkan diri, berkhianat, frustasi, memberontak dan kurang konsentrasi.

Manifestasi klinis:

1. Distress somatik yang berlangsung selama 20-60 menit

2. Menghela nafas panjang3. Penurunan berat badan4. Anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan, dan gelisah

5. Penampilan kurus dan tampak lesu

6. Rasa penuh di tenggorokan, tersedak, nafas pendek, nyeri dada, gemetaran internal

7. Kelemahan umum dan kelemahan tertentu pada tungkai

BerdukaAda penderitaan, fase realitas. Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya terhadap realitas yang harus ia lakukan terjadi selama periode ini. Contohnya orang yang berduka menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa ada orang yang disayangi atau menerima fakta adanya pembuatan penyesuaian yang diperlukan dalam kehidupan dan membuat perencanaan karena adanya deformitas.Nyeri karena kehilangan dirasakan secara menyeluruh dalam realitas yang memanjang dan dalam ingatan setiap hari, setiap saat dan peristiwa yang mengingatkan. Ekspresi emosi yang penuh penting untuk resolusi yang sehat. Menangis adalah salah satu bentuk pelepasan yang umum. Selain masa ini, kehidupan orang yang berduka terus berlanjut. Saat individu terus, melanjutkan tugas berduka. Dominasi kehilangna secara bertahap menjadi ansietas terhadap masa depan

ResolusiFase menentukan hubungan baru yang bermakna. Selama periode ini seseorang yang berduka menerima kehilangan, penyesuaian telah komplet dan individu kembali pada fungsinya secara penuh. Kemajuan ini berasal dari penanaman kembali emosi seseorang pada hubungan lain yang bermakna.

Manifestasi perilaku reaksi berduka abnormal atau patologis meliputi:

1. Menghindari dan distorsi pernyataan emosi berduka normal2. Depresi agitasi, kondisi psikosomatik, mengalami gejala penyakit menular atau terakhir yang diderita orang yang meninggal

3. Aktivitas yang merusak keberadaan sosial ekonomi individu

4. Mengalami kehilangan pola interaksi sosialTanggung jawab utama bidan dalam peristiwa kehilangan adalah membagi informasi tersebut dengan orang tua. Bidan juga harus mendorong dan menciptakan lingkungan yang aman untuk pengungkapan emosi berduka. Jika kehilangan terjadi pada awal kehamilan. Bidan dapat dipanggil untuk berpartisipasi dalam perawatan.

Kemurungan Masa NifasKemurungan masa nifas disebabkan perubahan dalam tubuh selama kehamilan, persalinan dan nifas. Kemurungan dalam masa nifas merupakan hal yang umum, perasaan-perasaan demikian akan hilang dalam dua minggu setelah melahirkan. Tanda-tanda dan gejala kemurungan masa nifas antara lain: emosional, cemas, sedih, khawatir, mudah tersinggung, cemas, hilang semangat, mudah marah, sedih tanpa sebab, sering menangis.

Etiologi: perubahan yang terjadi dalam kehamilan, perubahan cara hidup, perubahan hormonal.Kemurungan dapat menjadi semakin parah akibat ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stress, maupun kecemasan.Penatalaksanaan: bicarakan apa yang dialami ibu, temani ibu, beri kesempatan ibu untuk bertanya, berikan dorongan ibu untuk merawat bayinya, biarkan ibu bersama dengan bayinya, gunakan obat bila perlu.

Terciptanya Ikatan Ibu Dan BayiMencipyakan ikatan ibu dan bayi dilakukan segera setelah kelahiran dengan cara memotivasi pasangan orang tua untuk memegang dan menyentuh bayinya, memberi komentar positif, meletakkan bayi di samping ibunya.

Post Partum Blues

Keadaan dimana ibu merasa sedih berkaitan dengan bayinya disebut baby blues. Penyebabnya antara lain: perubahan perasaan saat hamil, perubahan fisik dan emosional. Perubahan yang ibu alami akan kembali secara perlahan setelah beradaptasi dengan peran barunya.

Gejala baby blues antara lain:

1. Menangis

2. Perubahan perasaan

3. Cemas

4. Kesepian

5. Khawatir dengan bayinya

6. Penurunan libido

7. Kurang percaya diri

Hal-hal yang disarankan pada ibu adalah sebagai berikut:

1. Minta bantuan suami atau keluarga jika ibu ingin istirahat2. Beritahu suami tentang apa yang dirasakan oleh ibu

3. Buang rasa cemas dan khawatir akan kemampuan merawat bayi4. Meluangkan waktu dan cari hiburan untuk diri sendiri

Ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi, interaksi sosial, kurang kemandirian. Hal ini akan mengakibatkan depresi pasca persalinan (depresi post partum). Depresi masa nifas merupakan gangguan afeksi yang sering terjadi pada masa nifas, dan tampak dalam minggu pertama pasca persalinan. Insiden depresi post partum sekitar 10-15 persen. Post partum blues disebut juga maternity blues atau sindrom ibu baru. Keadaan ini merupakan hal yang serius, sehingga ibu memerlukan dukungan dan banyak istirahat. Adapun gejala dari depresi post partum adalah:

1. Sering menangis

2. Sulit tidur

3. Nafsu makan hilang

4. Gelisah

5. Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol

6. Cemas atau kurang perhatian pada bayi7. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi8. Pikiran menakutkan mengenai bayi9. Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri

10. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)11. Penurunan atau peningkatan berat badan12. Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar

Beberapa faktor predisposisi terjadinya depresi post partum adalah sebagai berikut:

1. Perubahan hormonal yang cepat (yaitu hormon prolaktin, steroid, progesteron dan estrogen)

2. Masalah medis dalam kehamilan (PIH, diabetus melitus, disfungsi tiroid)

3. Karakter pribadi (harga diri, ketidakdewasaan)

4. Marital dysfunction atau ketidakmampuan membina hubungan dengan orang lain

5. Riwayat depresi, penyakit mental dan alkoholik

6. Unwanted pregnancy7. Terisolasi

8. Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga, kelahiran anak dengan kecacatan/penyakitJika ibu mengalami gejala-gejala di atas, maka segeralah memberitahu suami, bidan atau dokter. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan atau konsultasi dengan psikiater. Perawatan di rumah sakit akan diperlukan apabila ibu mengalami depresi berkepanjangan.

Beberapa intervensi yang dapat membantu ibu terhindar dari depresi post partum antara lain:

1. Pelajari diri sendiri

2. Tidur dan makan yang cukup

3. Olahraga

4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan5. Beritahukan perasaan Anda

6. Dukungan keluarga dan orang lain

7. Persiapan diri yang baik

8. Lakukan pekerjaan rumah tangga

9. Dukungan emosional

10. Dukungan kelompok depresi post partum11. Bersikap tulus ikhlas dalam menerima peran barunya

DEPRESI BERATDepresi berat disebut juga dengan sindrom depresif non psikotik pada kehamilan sampai beberapa minggu/bulan setelah kelahiran.Gejala-gejala depresi berat antara lain:

1. Perubahan mood

2. Gangguan tidur dan pola makan

3. Perubahan mental dan libido

4. Pobhia, ketakutan menyakiti diri sendiri atau bayinya

Penatalaksanaan depresi berat adalah sebagai berikut:

1. Dukungan keluarga dan sekitar

2. Terapi psikologis3. Kolaborasi dengan dokter

4. Perawatan rumah sakit5. Hindari rooming in dengan bayinyaPSIKOSIS POST PARTUMInsiden psikosis post partum sekitar 1-2 per 1000 kelahiran. Rekurensi dalam masa kehamilan 20-30 persen. Gejala psikosis post partum muncul beberapa hari sampai 4-6 minggu post partum.Faktor penyebab psikosis post partum antara lain:

1. Riwayat keluarga penderita psikiatri

2. Riwayat ibu menderita psikiatri

3. Masalah keluarga dan perkawinan

Gejala psikosis post partum sebagai berikut:

1. Gaya bicara keras

2. Menarik diri dari pergaulan

3. Cepat marah

4. Gangguan tidur

Penatalaksanaan psikosis post partum adalah:

1. Pemberian anti depresan

2. Berhenti menyusui3. Perawatan di rumah sakit