130
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI MELALUI PENGGUNAAN KOMBINASI METODE EKSPERIMEN DENGAN METODE MIND MAPPING BERVISI SETS PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NU 05 BRANGSONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia Oleh Nurul Faizah NIM : 053711238 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

PTK KIMIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

OK

Citation preview

Page 1: PTK KIMIA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA

MATERI POKOK LAJU REAKSI MELALUI PENGGUNAAN

KOMBINASI METODE EKSPERIMEN DENGAN METODE MIND

MAPPING BERVISI SETS PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NU 05

BRANGSONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Kimia

Oleh

Nurul Faizah

NIM : 053711238

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: PTK KIMIA

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurul Faizah

NIM : 053711238

Jurusan/Program Studi : Tadris Kimia

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah penelitian/karya saya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 14 Juni 2012

Saya yang menyatakan,

Nurul Faizah

NIM. 053711238

Page 3: PTK KIMIA

iii

Page 4: PTK KIMIA

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 14 Juni 2012

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu ‘alakum wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI MELALUI

PENGGUNAAN KOMBINASI METODE EKSPERIMEN

DENGAN METODE MIND MAPPING BERVISI SETS

PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NU 05 BRANGSONG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama : Nurul Faizah

Nim : 053711238

Jurusan : Tadris

Progam Studi : Tadris Kimia

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam bidang Munaqosah.

Wassalamu ‘alaikum wr. Wb

Page 5: PTK KIMIA

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, 14 Juni 2012

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu ‘alakum wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI MELALUI

PENGGUNAAN KOMBINASI METODE EKSPERIMEN

DENGAN METODE MIND MAPPING BERVISI SETS

PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NU 05 BRANGSONG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama : Nurul Faizah

Nim : 053711238

Jurusan : Tadris

Progam Studi : Tadris Kimia

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam bidang Munaqosah.

Wassalamu ‘alaikum wr. Wb

Page 6: PTK KIMIA

vi

MOTTO

Sholawat Penambah Ketenangan Hati

&

Harap Antri

Page 7: PTK KIMIA

vii

ABSTRAK

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Pokok

Laju Reaksi Melalui Penggunaan Kombinasi Metode Eksperimen

dengan Metode Mind Mapping Bervisi SETS Pada Siswa Kelas XI

IPA SMA NU 05 Brangsong Tahun Pelajaran 2011/2012.

Nama : Nurul Faizah

NIM : 053711238

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan kombinasi antara metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran kimia materi pokok Laju Reaksi. Studi kasus siswa

kelas XI SMA NU 05 Brangsong tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 19

siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan menggunakan

kombinasi antara metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.

Metode ini merupakan suatu metode yang memanfaatkan imajinasi dan asosiasi

dengan belajar melihat gambaran secara keseluruhan yang dikaitkan dengan aspek

Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling

mempengaruhi secara timbal balik dan dikombinasikan dengan praktikum yang dapat

membantu siswa untuk belajar lebih cepat, mudah dan efisien sehingga hasil belajar

siswa dapat meningkat lebih baik. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lembar mind mapping

bervisi SETS, lembar observasi keaktifan siswa, lembar observasi kinerja guru dan

evaluasi belajar di tiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa dan hasil

kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes evaluasi di tiap akhir siklus.

Sedangkan keberhasilan keaktifan siswa diperoleh dengan metode observasi.

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus

II. Pada tahap prasiklus, keaktifan siswa mencapai 52,63% dan rata-rata hasil belajar

66,63 dengan ketuntasan belajar 52,63%, pada tahap ini tidak menggunakan

kombinasi antara metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.

Kemudian dilaksanakan tindakan pada siklus I, dengan kombinasi antara metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS, siswa menjadi aktif dan

pemahaman konsep siswa lebih optimal. Keaktifan belajar siswa meningkat menjadi

68,75% dan rata-rata hasil belajar 69,47 dengan ketuntasan klasikal sebesar 64,73%.

Sedangkan pada siklus II setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan, pada siklus

II keaktifan siswa mengalami peningkatan yaitu 88,15% dengan rata-rata hasil

belajar adalah 76,84 dan ketuntasan klasikal sebesar 89,47%. Dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa dengan kombinasi antara metode eksperimen dengan

metode mind mapping bervisi SETS, keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat.

Dengan demikian, diharapkan dari hasil penelitian ini akan bisa memberikan

sumbangsih dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, serta informasi sekaligus

masukan bagi civitas akademika Fakultar Tarbiyah IAIN Walisongo khususnya dan

segenap praktisi pendidikan pada umumnya, guna menciptakan satu pola pendidikan

yang senatiasa sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Page 8: PTK KIMIA

viii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحمن الرحيم

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih,

tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan

judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Pokok Laju

Reaksi Melalui Penggunaan Kombinasi Metode Eksperimen dengan Metode

Mind Mapping Bervisi SETS Pada Siswa Kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong

Tahun Pelajaran 2011/2012. “ dengan baik.

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang jurusan Tadris Kimia. Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat

bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini

dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Suja’i, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam

rangka penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Atik Rahmawati M. Si, selaku Ketua Prodi Tadris Kimia Fakultas Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah

memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

3. Ibu Ratih Rizki Nirwana, S,Si M.Pd, selaku Pembimbing I, yang telah

memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan

skripsi ini.

4. Drs Mahfud Junaedi M Ag, selaku Pembimbing II, yang telah memberikan waktu

dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan skripsi ini.

5. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

6. Bapak Drs. H. Mawardi, selaku Kepala sekolah SMA NU 05 Brangsong Kendal

yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

Page 9: PTK KIMIA

ix

7. Bapak Heri Supriyanto, ST, selaku guru kimia SMA NU 05 Brangsong Kendal,

yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

8. Imamku tercinta Muhammad Zen, yang selalu ada dikala senang maupun susah

terima kasih untuk kasih sayang, do’a, motivasi dan semuanya serta Buah hatiku

tersayang Uyun Najwa Zen, terima kasih dik untuk kasih sayangnya doa ibu

selalu menyertaimu.

9. Kedua orang tua (H.Musyafak dan Hj.Sunantin) & (Muhammad Toha dan Siti

Zaenabah) tercinta, yang senantiasa memberikan do’a dan kasih sayangnya.

10. Kakak-kakaku, (almarhum Muthrofin & Miftakhul yazid terima kasih kak untuk

kasih sayang yang singkat ini semoga Yang Khaliq mengikhlaskan surganya

untukmu), Kak In, Mbak Dah, Mbak Nung, Mbak Iroh, Kak Ring, Mbak Nur,

Kak Rif terimakasih untuk do’a dan kasih sayangnya.

11. Keluarga besar PSHT IAIN Walosongo semarang,( mas Akmal, Mugni, Anshori,

Eli, Wahdah, Yumi, Qoqo dan saudara-saudaraku yang tidak dapat penulis tulis

namanya satu per satu) terima kasih untuk do’a dan semangatnya serta selalu

memayu hayuning bawono.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan hasil

yang telah didapat. Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga

bermanfaat adanya dan mendapat ridho dari-Nya, Amin Yarabbal ‘aalamin.

Semarang, 14 Juni 2012

Penulis

Nurul Faizah

NIM. 053711238

Page 10: PTK KIMIA

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Pernyataan Keaslian ..................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ................................................................................... iii

Nota Pembimbing......................................................................................... iv

Halaman Motto ............................................................................................ vi

Halaman Abstrak .......................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................. viii

Halaman Daftar Isi ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 4

1. Tujuan Penelitian ................................................... .... 4

2. Manfaat Penelitian ................................................. .... 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka ....................................................................... 6

B. Kerangka Teoritik................................................................... 7

1. Definisi Belajar dan Hasil Belajar serta Faktor yang

Mempengaruhinya .......................................................... 7

2. Metode Eksperimen ......................................................... 12

3. Metode Mind Mapping..................................................... 12

4. Visi SETS ......................................................................... 17

5. Metode Mind Mapping bervisi SETS ............................... 19

6. Pengertian Kimia.............................................................. 21

7. Laju Reaksi ...................................................................... 21

C. Hipotesis Tindakan ................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................... 30

B. Subjek Penelitian ................................................................... 32

Page 11: PTK KIMIA

xi

C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 33

D. Kolaborator ............................................................................. 34

E. Desain Penelitian ................................................................... 35

F. Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 44

G. Indikator Keberhasilan .......................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pra Siklus ............................................................................... 48

B. Hasil Penelitian ...................................................................... 49

1. Siklus I ............................................................................. 49

2. Siklus II ............................................................................ 58

C. Pembahasan ........................................................................... 71

BAB V KESIMPULAN , SARAN, DAN PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 75

B. Saran ...................................................................................... 75

C. Penutup .................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PTK KIMIA

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 4 : Kisi-kisi Instrumen Tes Ketuntasan Belajar Siklus I

Lampiran 5 : Instrumen Tes Ketuntasan Belajar Siklus I

Lampiran 6 : Kisi-kisi Instrumen Tes Ketuntasan Belajar Siklus II

Lampiran 7 : Instrumen Tes Ketuntasan Belajar Siklus II

Lampiran 8 : Kunci Jawaban Tes Ketuntasan Belajar Siklus I

Lampiran 9 : Kunci Jawaban Tes Ketuntasan Belajar Siklus II

Lampiran 10 : Indikator Keberhasilan Keaktifan Siswa

Lampiran 11 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Lampiran 12 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 13 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 14 : Nilai Pra Siklus Keaktifan Siswa

Lampiran 15 : Hasil Analisis Nilai Keaktifan Siswa Siklus I

Lampiran 16 : Hasil Analisis Nilai Keaktifan Siswa Siklus II

Lampiran 17 : Lembar Observasi Guru Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 18 : Lembar Observasi Guru Pengelolaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 19 : Gambar Mind Mapping bervisi SETS dengan tema Laju Reaksi

Lampiran 20 : Proses Kegiatan Belajar Melalui Penggunaan Metode Eksperimen

dengan Metode Mind Mapping Bervisi SETS

Page 13: PTK KIMIA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Skema dari Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Gambar 2.2 : Keterkaitan antar Unsur SETS

Gambar 2.3 : Metode Grafis untuk Menentukan Laju Rerata

Gambar 2.4 : Teori Tumbukan dengan Kompleks Teraktifasi

Gambar 2.5 : Teori Tumbukan

Gambar 3.1 : Kegiatan Inti Penelitian

Gambar 4.1 : Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Page 14: PTK KIMIA

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping

Tabel 2.2 : Data percobaan antara gas hydrogen dengan nitrogen oksida pada

suhu 8000 C

Tabel 3.1 : Daftar Nama Siswa Kelas XI SMA NU 05 Brangsong

Tabel 3.2 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel 4.1 : Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II

Page 15: PTK KIMIA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

fenomena yang berupa alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta. Konsep-konsep atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.1

Kimia merupakan salah satu dari cabang IPA yang dapat menjadi wahana

bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajarannya menekankan pada pembelajaran pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Namun pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada

secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep

kimia karena guru cenderung dengan metode pembelajaran ceramah dengan

pencatatan materi yang konvensional, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi semakin maju. Sehingga siswa sering bosan dengan pembelajaran kimia

yang berakibat pada hasil belajar kimia.

Kebosanan yang dialami siswa saat pembelajaran kimia yang berkepanjangan

akan mengakibatkan rendahnya hasil kimia pada siswa tersebut. Berbagai upaya

telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kualitas dan kuantitas

sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang menonjol dalam setiap usaha

pembaharuan sistem pendidikan Nasional. Upaya perbaikan, perubahan dan

pembaharuan di bidang pendidikan juga masih merupakan tanggung jawab guru

sebagai salah satu komponen kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satunya

yaitu penggunaan metode pembelajaran. Dalam metode pembelajaran guru

mempunyai peran yang sangat penting, dimana metode yang digunakan harus sesuai

1 Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu. (Jakarta Pusat : Depdiknas), hlm. 4.

Page 16: PTK KIMIA

2

dengan zaman atau kemajuan teknologi serta mampu diterapkan dalam sekolahan

tersebut.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kimia dianggap sebagai perangkat

faktor-faktor yang perlu dihafalkan. Hal tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan

siswa mengenai kegunaan kimia dalam praktek sehari-hari. Sehingga siswa cepat

bosan dan tidak tertarik pada mata pelajaran kimia. Padahal kimia juga bisa dipelajari

dengan pemahaman konsep dan pengetahuan nyata sehingga siswa dapat mengamati

atau mengalami sendiri. Dari observasi awal yang peneliti lakukan diketahui bahwa

hasil belajar kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong pada semester

genap tahun pelajaran 2010/2011 belum memenuhi kriteria ketuntasan baik secara

individual, klasikal maupun didasarkan pada Standar Ketuntasan Minimum (SKM)

mata pelajaran kimia yang telah ditetapkan dalam silabus ini yaitu mencapai

minimum 70 dan sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa di kelas tersebut.

Berdasarkan beberapa tes harian, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPA

masih relatif rendah.

Sebagian siswa kelas XI IPA kurang tertarik dengan pelajaran kimia.

Menurut mereka, kimia merupakan pelajaran yang membahas hal-hal abstrak yang

sulit digunakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga merasa

kesulitan dalam mempelajari kimia, khususnya yang ada hubungannya dengan rumus

dan hitungan. Keengganan siswa dalam menerima pelajaran kimia yang akhirnya

berakibat pada kurang kesiapan siswa dalam menerima pelajaran kimia yang

berujung pada hasil belajar kognitif yang masih di bawah standar ketuntasan belajar

klasikal standar. Adapun keaktifan siswa belum dapat dioptimalkan oleh guru

mengingat ketersediaan media, sarana dan prasarana yang terbatas.

SMA NU 05 merupakan sekolah yang baru didirikan dengan ketersediaan

media, sarana dan prasarana yang masih terbatas. Adanya keterbatasan tersebut

sebagai guru harus mengatur strategi dalam kegiatan belajar mengajar yang tepat.

Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, siswa tidak hanya dituntut untuk

mengetahui konsep & teori akan tetapi siswa juga di tuntut untuk trampil dalam

menerapkan pengetahuan untuk menghadapi masalah dalam kehidupan dan

teknologi. Strategi yang dilakukan guru sebaiknya berorientasi pada tujuan

Page 17: PTK KIMIA

3

pembelajaran, mengembangkan kemampuan akademik dan interaksi sosial. Untuk itu

guru perlu menghadirkan suasana bermakna dalam pembelajaran dengan

keterbatasan yang ada.

Pembelajaran yang bermakna diharapkan dapat menghadirkan pengalaman

yang kongkrit dalam memahami konsep kimia yang menurut sebagian siswa adalah

konsep yang abstrak dan sulit untuk di aplikasikan dalam lingkungan sekitar. Metode

eksperimen merupakan metode yang sifatnya obyektif, baik yang dilakukan di dalam

atau di luar kelas maupun di dalam suatu laboratorium tertentu dan Fungsi dari

metode eksperimen merupakan penunjang kegiatan proses belajar untuk menentukan

prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip - prinsip yang dikembangkan.

Sedangkan Metode Mind Mapping merupakan cara kreatif bagi peserta didik secara

individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, merencanakan penelitian

baru.2 Pembelajaran ini menjadikan mengingat dengan lebih baik (konsentrasi),

karena belajar melihat gambaran secara keseluruhan dengan imajinasi dan asosiasi.

Mind map menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk

menghasilkan hasil yang maksimal. Dengan kombinasi warna, gambar dan cabang-

cabang melengkung, Mind map lebih merangsang secara visual daripada pencatatan

tradisional, yang cenderung linier dan satu warna sehingga ilmu yang diperoleh dari

pembelajaran mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengkaitkan

ilmu yang di dapat dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

Keterkaitan ilmu pengetahuan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat

tersebut bisa di ajarkan pada siswa melalui pendekatan SETS. SETS merupakan

akronim dari Science, Environment, Tecnology, and Society, bila diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi dan

Masyarakat. SETS diturunkan dengan landasan filosofis yang mencerminkan

kesatuan unsur-unsur SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam

susunan akronim tersebut3. Visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang

membawa ke arah pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam

2 Siberman, Melvin L, Active Learning: 101 Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: PUSTAKA

INSAN MADANI, 2007), hlm. 188.

3 http://www.yatikurniawati.com/pendekatan-pembelajaran-bervisi-SETS-dalam-ipa/

Page 18: PTK KIMIA

4

kehidupan ini mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat

(SETS) sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi secara timbal balik.4 Secara

keseluruhan keempat unsur SETS tersebut akan selalu menyatu tak terpisahkan.

Metode Mind Mapping bervisi SETS merupakan suatu metode pembelajaran

yang memanfaatkan imajinasi dan asosiasi dengan belajar melihat gambaran secara

keseluruhan yang dikaitkan dengan aspek Sains, Lingkungan, Teknologi dan

Masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik

yang dapat membantu siswa untuk belajar lebih cepat, mudah dan efisien sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat lebih baik.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka akan dilakukan upaya

pengembangan pembelajaran dengan mengkombinasikan antara metode

pembelajaran dengan visi, yaitu penulis melakukan penelitian dengan judul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Pokok Laju Reaksi Melalui

Penggunaan Kombinasi Metode Eksperimen dengan Metode Mind Mapping Bervisi

SETS Pada Siswa Kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan

masalah dari skipsi ini adalah sebagai berikut: Apakah melalui penggunaan

kombinasi metode eksperimen dengan metode Mind Mapping bervisi SETS pada

materi pokok laju reaksi dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA

SMA NU 05 Brangsong Tahun Ajaran 2011/2012 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Manfaat dan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sesuai dengan latar

belakang dan perumusan masalah yang penulis paparkan yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah penggunaan kombinasi metode eksperimen

dengan metode Mind Mapping bervisi SETS dapat meningkatkan hasil belajar kimia

pada materi pokok laju reaksi pada siswa XI IPA SMA NU 05 Brangsong Tahun

Pelajaran 2011/2012.

4 Binadja Ahmad, Pendidikan SETS dalam Penerapannya dalam Mengajar, makalah disajikan

pada Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS, (Semarang: UNNES, 1999), hlm.3.

Page 19: PTK KIMIA

5

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar kimia siswa

2) Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran

b. Bagi Guru

1) Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan kepada guru tentang

metode pencatatan yang tepat khususnya pokok bahasan laju reaksi.

2) Meningkatkan rangsangan bagi guru untuk menciptakan strategi

pembelajaran yang baik pada mata pelajaran kimia dan menciptakan

pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran untuk

semua pelajaran.

2) Memberikan perbaikan kondisi pembelajaran kimia di kelas XI IPA SMA

NU 05 Brangsong.

Page 20: PTK KIMIA

6

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka sementara yang penulis gunakan sebagai referensi awal

dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Dalam skripsi Evi Lisnayanti (4301405056) jurusan kimia Fakultas MIPA

Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode

Pembelajaran Mind Mapping bervisi SETS terhadap hasil belajar kimia siswa

untuk pokok bahasan Termokimia. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas

XI IPA SMA Negeri Semarang. Sebagai kelas eksperimen adalah kelas XI

IPA 3 sedangkan sebagai kelas kontrol adalah kelas XI IPA 2.Setelah

pembelajaran, rata-rata hasil posttest pada kelas eksperimen sebesar 79 dan

kelas kontrol sebesar 73 dan untuk mengetahui ada tidaknya hasil belajar

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji t. Hasil yang

diperoleh t hitung sebesar 4.689 dan t tabel sebesar 1,67. t hitung > t tabel berarti

bahwa belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Dengan

demikian adanya pengaruh positif dalam pembelajaran dengan menggunakan

metode mind mapping bervisi SETS terhadap hasil belajar siswa.

2. Dalam skripsi Nisa Nur Hidayanti (4301406056) jurusan kimia Fakultas

MIPA Universitas Negeri Semarang yang berjudul Efektifitas Pembelajaran

Bervisi SETS Berbasis Elektronik terhadap Hasil Belajar Kimia Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan SMA Negeri 2 Pemalang. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa rata-rata hasil post test kelas eksperimen sebesar 78

dengan kriteria baik dan kelas kontrol sebesar 74 dengan kriteria cukup baik.

Uji peningkatan hasil belajar di peroleh t hitung > t tabel, artinya setelah

pembelajaran ada peningkatan hasil belajar yang signifikan. Rata-rata nilai

afektif dan psikomotorik kelas eksperimen sebesar 90 dan 91 dengan kriteria

sangat baik. Dengan demikian pembelajaran bervisi SETS berbasis elektronik

efektif membantu ketuntasan hasil belajar dan ada peningkatan hasil belajar

yang signifikan.

Page 21: PTK KIMIA

7

Persamaan dari hasil kedua penelitian di atas adalah pembelajaran dengan

bervisi SETS mempunyai pengaruh yang sangat baik untuk meningkatkan

motivasi dan hasil belajar yang dilakukan dengan penelitian kuantitatif.

Sedangkan perbedaan dari keduanya adalah metode yang digunakan. Oleh karena

itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode maupun visi yang sama

seperti yang digunakan pada penelitian pertama pada kajian pustaka di atas.

Tetapi pada metode dikombinasi dengan metode eksperimen, disesuaikan dengan

materi laju reaksi yang membutuhkan suatu percobaan dalam penyampaian

materi. Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK. Sedangkan pada penelitian

yang kedua pada kajian pustaka di atas, peneliti menggunakan visi SETS sebagai

kajian relevansi dalam melakukan penelitian yang dilakukan pada SMA NU 05

Brangsong. Sehingga pembelajaran dengan mengkombinasikan metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS diharapkan dapat

diterapkan pada pembelajaran kimia dengan materi pokok Laju Reaksi dengan

jenis tindakan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas XI IPA SMA NU 05

Brangsong tahun ajaran 2011/2012 dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Kerangka Teoritik

1. Definisi Belajar dan Hasil Belajar serta Faktor yang Mempengaruhinya

a. Pengertian Belajar

Adapun definisi belajar menurut pakar pendidikan, diantaranya

sebagai berikut:

1) Gagne

“Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai

seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

2) Cronbach

“Learning is shown by a change in behavior as a result of

experience.(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman.

Page 22: PTK KIMIA

8

3) Geoch

“Learning is change in performance as a result of practice”. (Belajar

adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).1

4) Dalam Kitab Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris

”Belajar adalah perubahan perilaku secara sengaja melalui proses

pembelajaran”.

5) Menurut T. Morgan

“Learning is relatively permanent change in behavior which occurs as

result of eksperimence or praktice”.3

Yang artinya adalah sebagai berikut:

“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan

hasil dari pengalaman atau latihan”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk memperoleh pengetahuan,

perubahan tingkah laku yang berasal dari proses pembelajaran atau hasil dari

interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya

sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Pengertian Hasil belajar

Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan

perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan.4 Hasil belajar juga

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan–percakapan potensial

1 Agus Supriono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010), Cet. IV, hlm. 2.

2 M. Muzamil Basir dan M. Malik M. Said, Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris,

(Mekkah: Darul Liwa’,t.th.), hlm. 64.

3 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology,(New York: Pretice Hall,1971), hlm.187

4 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.49

Page 23: PTK KIMIA

9

atau kapasitas yang dimiliki seseorang.5 Berikut ini berapa definisi tentang

hasil belajar atau prestasi belajar antara lain:

1) Menurut Winkel: “Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan

manusia yang berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”6.

2) Hasil belajar menurut Gagne antara lain :

a) Informasi Verbal yaitu kualitas mengungkapkan pengetahuannya

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.

b) Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang.

c) Strategi kognitif yaitu keaktifan menyalurkan aktifitas kognitifnya

sendiri.

d) Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerakan dalam urusan dan koordinasi.

e) Sikap adalah kemampuan untuk menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek.7

Dari definisi di atas, bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang telah

dicapai dalam suatu perubahan adanya proses, latihan atau pengalaman dan

usaha belajar dalam hal ini mewujudkannya berupa hasil.

c. Aspek-Aspek Hasil Belajar

Menurut Benyamin Bloom secara garis besar hasil belajar

diklasifikasikan menjadi tiga antara lain:8

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari,

penerimaan, jawaban atau reaksi, menilai, organisasi dan internalisasi.

5Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), hlm. 102.

6Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm.45.

7Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm 5-6.

8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya)hlm. 22.

Page 24: PTK KIMIA

10

3) Ranah psikomotorik berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak individu yang terdiri dari lima aspek, yakni gerakan

refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Jadi ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan di atas penting diketahui

oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-

alat penilaian, baik tes maupun bukan tes.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi tiga

macam, yaitu :9

1) Faktor-Faktor Stimuli Belajar

Stimuli belajar yaitu segala hal di luar individu yang merangsang,

individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli

dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta suasana lingkungan

eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar.

2) Faktor-faktor metode belajar

Cara mengajar atau lebih dikenal dengan metode pembelajaran ,

menyangkut cara guru memberikan pengalaman belajar siswa sehingga

kemampuannya dapat berkembang, dan belajar dapat berjalan secara

efisien serta bermakna bagi siswa.10

Dalam kegiatan belajar mengajar,

metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan

tujuan yang ingin di capai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak

akan dapat melaksanakan tugasnya apabila dia tidak menguasai satupun

metode mengajar. Metode yang digunakan seorang guru dapat

mempengaruhi proses belajar dari peserta didik, misalnya peta konsep,

digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pokok tentang

tumbuhan atau klasifikasi hewan. Karena dengan peta konsep ini peserta

9 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 109-113.

10Mulyati Arifin,dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia,( Bandung: Jurusan Pendidikan

Kimia Upi, 2000), hlm.118

Page 25: PTK KIMIA

11

didik akan lebih mudah mempelajarinya dan dengan peta konsep yang

dibuat oleh peserta didik tentunya daya ingat peserta didik terhadap materi

tersebut akan lebih baik.

3) Faktor-faktor individual

Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar

seseorang, seperti kondisi kesehatan jasmani dan rohani, kapasitas mental,

usia dan lain sebagainya. Di samping itu faktor lain yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang, dapat

diintisarikan seperti pada gambar 2.1 berikut:11

Gambar 2.1 skema dari faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar

11

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2007).

hlm.107

Faktor

Luar

Dalam

Lingkungan

Instrumental

Alam

Sosial

Kurikulum

Guru/pengajar

Sarana +

Fasilitas

Administrasi/

Manajemen

Fisiologi

Psikologi

Kondisi Fisik

Kondisi Panca

Indra

Bakat/

Motivasi

Minat/

Kemampuan

Kognitif/

Kecerdasan

Page 26: PTK KIMIA

12

2. Metode Eksperimen

Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu

alam, ilmu kimia dan sejenisnya. Biasanya digunakan metode yang sifatnya

obyektif, baik yang dilakukan di dalam atau di luar kelas maupun di dalam suatu

laboratorium tertentu.12

Fungsi dari metode eksperimen merupakan penunjang

kegiatan proses belajar untuk menentukan prinsip tertentu atau menjelaskan

tentang prinsip - prinsip yang dikembangkan.

a. Keuntungan penggunaan metode eksperimen

1. Dapat memberikan gambaran yang kongkrit tentang suatu peristiwa

2. Siswa dapat mengalami proses

3. Siswa dapat mengembangkan ketrampilan inkuiri

4. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah

5. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelaran lebih efektif dan

efisien.

b. Persiapan guru sebelum melaksanakan praktikum

1. Menentukan tujuan praktikum

2. Menyiapkan prosedur praktikum

3. Menyiapkan lembar pengamatan

4. Menyiapkan alat dan zat

5. Menyiapkan lembar observasi kegiatan praktikum13

3. Metode Mind Mapping

Mind Mapping disebut juga peta pikiran. Yakni suatu cara mencatat yang

kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran.14

Peta pikiran

membantu siswa menangkap pikiran dan gagasan pada kertas dengan jelas,

lengkap dan mudah.

12

Ismail, SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAil

Media group, cet.IV, 2009), hlm.20

13Mulyati Arifin,dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia, hlm.122-123

14Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet.

6, hlm. 4.

Page 27: PTK KIMIA

13

Metode ini merupakan visi terhadap keseluruhan otak yang membuat

siswa mampu membuat catatan yang menyeluruh satu pokok bahasan dalam satu

halaman. Dengan metode ini siswa akan mudah mengidentifikasi secara kreatif

apa yang telah mereka pelajari dan apa yang mereka rencanakan dengan dimulai

hal yang paling sederhana, misalkan mereka yang membuat Mind Map yang

bertemakan buah-buahan, maka tema utama adalah buah, selanjutnya buah

dikelompokkan lagi, pengelompokannya berdasarkan warna atau rasanya

sehingga siswa dapat lebih mudah memahami tentang buah.

Mind Mapping (peta pikiran) adalah suatu metode pencatatan yang

berbeda dari bentuk pencatatan secara konvensional.15

Lebih lanjut, peta pikiran

adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan

masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih

mudah memahaminya. Tabel 2.1 tentang perbedaan catatan biasa dengan Mind

Mapping berikut ini menjelaskan perbedaan antara catatan tradisional (catatan

biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (Mind Mapping)

Tabel 2.1 Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping.

Catatan Biasa Peta Pikiran (Mind Mapping)

1. Hanya berupa tulisan-tulisan

saja

2. Hanya dalam satu warna

3. Untuk mereview ulang

memerlukan waktu yang lama

4. waktu yang diperlukan untuk

belajar lebih lama

5. Statis

1. Berupa tulisan, symbol dan gambar

2. Berwarna-warni

3. Untuk mereview ulang diperlukan

waktu yang pendek

4. Waktu yang diperlukan untuk

belajar lebih cepat dan efektif

5. Membuat individu menjadi lebih

kreatif.

Dari uraian tersebut, peta pikiran (Mind Mapping) adalah suatu teknik

mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan

mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan

adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan seseorang untuk

mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun

15

Yovan P. Putra, Memori dan Pembelajaran Efektif, (Bandung: CV Yrama Widya, 2008),

hlm. 257.

Page 28: PTK KIMIA

14

secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya

memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

a. Cara Membuat Mind Map (Peta Pikiran)

Karena mind map begitu mudah dan alami, bahan-bahan untuk

membuat mind map sangatlah sedikit antara lain:

1) Kertas kosong yang tak bergaris

2) Pena dan pensil warna

3) Otak

4) Imajinasi

Cara membuat Mind Mapping adalah sebagai berikut:

1) Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjang nya diletakkan

mendatar. Dimulai dari tengah untuk memberi kebebasan pada otak agar

dapat menyebar ke segala wilayah dan untuk mengungkapkan dirinya

dengan lebih bebas dan alami.

2) Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Sebuah gambar dapat

memberikan seribu makna kata dan membantu dalam menggunakan

imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap

lebih fokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.

3) Menggunakan warna. Bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar.

Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada

pemikiran kreatif, dan menyenangkan.

4) Menghubungkan gambar-gambar utama ke gambar pusat dan hubungkan

cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan

seterusnya. Otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengingatkan

dua atau tiga atau empat hal sekaligus. Sehingga mind mapping akan

lebih mudah di mengerti dan di ingat.

5) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. garis yang

berupa garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang lurus

dan organis, seperti cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.

6) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci tunggal

memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map. Setiap

Page 29: PTK KIMIA

15

kata tunggal atau seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan

hubungannya sendiri. Penggunaan kata tunggal, akan lebih bebas dan

lebih bisa memicu ide serta pikiran baru.

7) Menggunakan gambar. Seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna

seribu kata. Jadi bila mempunyai 10 gambar di dalam mind map maka

mind map tersebut setara dengan 10.000 kata catatan. 16

b. Kiat-kiat untuk membuat Mind Mapping (peta pikiran)

Ada beberapa kiat dalam pembuatan Mind Mapping (peta pikiran) antara lain:

1) Di tengah kertas membuat lingkaran dari gagasan utama

2) Menambahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin kunci

gunakan pulpen warna-warni.

3) Menuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang, kembangkan

untuk menambahkan detail-detail.

4) Menambahkan simbol dan ilustrasi.

5) Menggunakan huruf kapital

6) Menulis gagasan-gagasan penting dengan huruf yang lebih besar.

7) Menghidupkan peta pikiran Anda.

8) Menggarisbawahi kata-kata tersebut dan gunakan huruf-huruf tebal.

9) Sikap kreatif dan berani

10) Menggunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan poin-poin atau

gagasan-gagasan.

11) Membuat peta pikiran secara horisontal.17

c. Fungsi Mind Map (Peta Pikiran)

Menurut Tony Buzan, peta pikiran dapat membantu banyak hal, yaitu :

1) Merencanakan

2) Berkomunikasi

3) Menjadi lebih kreatif

4) Menyelesaikan masalah

16

Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 14-16.

17Bobi De Poter dan Mike Hernacki, Quantum Theacing Student Success (Bandung: PT.

Mizan Pustaka 2003), hlm. 157.

Page 30: PTK KIMIA

16

5) Memusatkan perhatian

6) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

7) Mengingat dengan lebih baik

8) Belajar lebih cepat dan efisien

Menurut Michael Michaliko dalam buku Cracking Creative Mind

Mapping, mengatakan bahwa kegunaan peta pikiran adalah :

1) Mengaktifkan seluruh otak

2) Membereskan akal dari kekusutan mental

3) Memungkinkan kita fokus pada pokok bahasan.

4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian informasi-informasi

yang saling terpisah.

5) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, dan membantu kita dalam

membandingkan.18

d. Tujuan Pembuatan Mind map (Peta Pikiran)

Peta pikiran mengajarkan cara mencatat yang sistematis dan

mendorong aliran proses berfikir yang alami, yakni dengan menciptakan

putaran umpan balik yang positif antara otak dan catatan. Potensi otak

menghasilkan gagasan yang sangat tidak terbatas. Kemampuan ini dicapai

secara maksimal jika membiarkan ide mengembara seperti air yang mengalir,

bebas belum ada keinginan untuk menatanya.19

Tujuan peta pikiran adalah menciptakan atau menangkap pikiran serta

data yang dianggap penting sesuai dengan cara sendiri, sedang membuat

catatan merupakan kegiatan mengorganisasikan pikiran sendiri (kreativ,

inovatif). Mencatat berarti meringkas pikiran orang lain seperti diekspresikan

dalam buku, artikel, ceramah dan sebagainya.20

Tujuan membuat Mind Mapping adalah untuk mengingat segala

sesuatu yang dipikirkan dalam pikiran yang berangkat dari gagas sentral.

18

Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 6.

19P. Pasaribu, T. Lukman, Melipat gandakan Potensi Otak Teknik Praktis Melejitkan Daya

Ingat, (Jakarta: Gramedia 2005), hlm. 69.

20P. Pasaribu, T. Lukman, Melipat gandakan Potensi Otak Teknik Praktis Melejitkan Daya

Ingat, hlm. 70.

Page 31: PTK KIMIA

17

Karena pikiran akan mengeluarkan gagasan lebih cepat dari yang akan ditulis.

Maka tidak boleh ada waktu sela dalam menulis. Jika berhenti akan melihat

pena atau pensil bergetar diatas kertas. 21

e. Manfaat Mind Mapping

Ada beberapa manfaat dalam penggunaan Mind Mapping atau peta

pikiran antara lain:

1) Fleksibel, jika seorang pembicara tiba-tiba teringat untuk menjelaskan

suatu hal tentang pemikiran, Anda dapat dengan mudah menambahkannya

ditempat yang sesuai dalam peta pikiran Anda tanpa harus kebingungan.

2) Dapat memusatkan perhatian, Anda tidak perlu berfikir untuk menangkap

setiap kata yang dibicarakan. Sebaliknya, Anda dapat berkonsentrasi pada

gagasan-gagasannya.

3) Meningkatkan pemahaman, ketika membaca tulisan atau laporan teknik,

peta pikiran akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan

tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.

4) Menyenangkan, imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas. Dan hal itu

menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih

menyenangkan.22

4. Visi SETS

Pembelajaran sains di sekolah sekolah selama ini kebanyakan hanya

menekankan pada pembelajaran sainsnya saja tanpa menghubungkan dengan

unsur lain seperti teknologi, lingkungan maupun masyarakat yang tergabung

dalam SETS. Untuk itulah pembelajaran bervisi SETS memberi penekanan

penting pada kesalingterkaitan antar elemen-elemen SETS.

SETS kepanjangan dari Science, Environment, Technology and Society,

dalam bahasa Indonesia menjadi sains (ilmu pengetahuan), lingkungan, teknologi

dan masyarakat. Pada konteks pembelajaran bervisi dan bervisi SETS, urutan

SETS membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk

teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan Masyarakat (S- kedua) diperlukan

21

Bobi De Poter dan Mike Hernacki, Quantum Theacing Student Success,hlm. 106.

22Bobi De Poter dan Mike Hernacki, Quantum Theacing Student Success, hlm. 172.

Page 32: PTK KIMIA

18

pemikiran tentang berbagai implikasinya dalam Lingkungan (E) secara fisik

maupun mental. Oleh karena itu unsur sains, lingkungan, teknologi dan

masyarakat saling berkaitan satu sama lain.

Visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang membawa ke arah

pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini

mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu

kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik. Sementara visi SETS

merupakan cara pembelajaran dengan cara mengaitkan aspek Sains, Lingkungan,

Teknologi dan Masyarakat yang sesuai secara timbal balik sebagai satu bentuk

keterkaitan intergratif. Dengan demikian, SETS dapat di anggap sebagai simpul

pertemuan (hub) antar berbagai (ilmu) pengetahuan yang telah dan akan diketahui

oleh manusia.23

Keterkaitan antar unsure SETS dijelaskan pada Gambar 2.2

dibawah ini:

Society

Science

Environment Technology

Gambar 2.2 Keterkaitan antar unsur SETS

a. Karakteristik Visi SETS

Ada beberapa karakteristik dari visi SETS, antara lain:

1) Tetap memberi pengajaran sains.

2) Membawa murid ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk

teknologi untuk kepentingan masyarakat.

23

Binadja Achmad,2005c, Pedoman praktis Pengembangan Rencana Pembelajaran

Berdasar Kurikulum 2004 Bervisi dan berpendekatan SETS(Science, Environment, Technology

and Society),Semarang Laboratorium SETS UNNES Semarang . Hlm.8

Page 33: PTK KIMIA

19

3) Meminta murid untuk berfikir tentang bagaimana kemungkinan akibat yang

terjadi dalam proses pentrasferan sains tersebut ke bentuk teknologi.

4) Meminta murid untuk menjelaskan keterkaitan antara unsur sains yang

dibincangkan dengan unsur lain SETS.

5) Membawa murid untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian

daripada menggunakan konsep sains tersebut bila diubah dalam bentuk

teknologi berkenaan.

6) Dalam konteks kontruktivisme, murid dapat diajak berbincang tentang

SETS dari berbagai macam arah dan dari berbagai macam titik awal

bergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa yang

bersangkutan.24

b. Kelebihan Visi SETS

Dianjurkan Visi SETS tersebut adalah karena sejumlah kelebihan

berikut:

1) Visi SETS memberi peluang pada peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan sekaligus kemampuan berfikir dan bertindak berdasarkan data

analisis dan sintesis yang bersifat komprehensif dengan memperhitungkan

aspek sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat sebagai satu kesatuan

tak terpisah.

2) Visi SETS memberi wadah secara mencukupi kepada para pendidik dan

peserta didik untuk menuangkan kemampuan berkreasi dan berinovasi di

bidang minatnya dengan landasan SETS secara kuat.

3) Visi SETS memberi kesempatan pendidik dan peserta didik untuk

mengaktualisasikan diri dengan kelebihan SETS

4) Visi SETS mengukur keberhasilan penyampaian suatu konsep dalam

pembelajaran bervisi SETS dengan adanya suatu evaluasi. Evaluasi bersifat

non konvensional yakni yang ditekankan disini bukan hanya konsep dasar

24

Binadja Ahmad, 1999.Pendidikan SETS Penerapannya pada Pada Pengajaran.Makalah

disajikan dalam Seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerja sama antara SEAMEO RESCAM

dan UNNES, 14-15 Desenber 1999, hlm.6

Page 34: PTK KIMIA

20

tetapi juga pengembangan aplikasi konsep dasar tersebut dan

keterkaitannya dengan unsur-unsur SETS.25

Ciri Pembelajaran bervisi SETS perlu ditampilkan. Yang di maksud di sini,

konsep sains yang dipelajari tidak sekedar diperkenalkan sebagai konsep sains

murni akan tetapi dikaitkan dengan unsur lain dari SETS. Pembelajaran bervisi

SETS dapat bersifat sangat menantang , pengajaran sains bervisi SETS akan sangat

membantu perkembangan intelektual, penalaran, ketrampilan, serta inisiatif dan

kreatifitas siswa.

Di dalam pengajaran menggunakan visi SETS, Siswa diminta

menghubungkaitkan antara unsur SETS. Yang dimaksudkan adalah murid

menghubungkaitkan antara konsep sains yang di pelajari dengan benda-benda

berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga

memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan

konsep tersebut dengan unsur lingkungan, teknologi, masyarakat, baik dalam

bentuk kelebihan ataupun kekurangannya.26

5. Metode Mind Mapping bervisi SETS

Metode Mind Mapping merupakan pembelajaran yang membantu siswa

untuk belajar lebih cepat, mudah dan efisien melalui pengaitan antara konsep yang

telah dimiliki. Pembelajaran itu menjadikan mengingat lebih baik (konsentrasi)

karena belajar melihat gambaran secara keseluruhan dengan imajinasi dan

asosiasi.

Visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang membawa ke arah

pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini

mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu

kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik.27

Secara keseluruhan,

keempat unsur SETS tersebut akan selalu menyatu tak terpisahkan. Metode Mind

Mapping bervisi SETS merupakan suatu metode pembelajaran yang

memanfaatkan imajinasi dan asosiasi dengan belajar melihat gambaran secara

25

Binadja Achmad,2005c, hlm.10

26 Binadja Ahmad, 1999, hlm.24

27 Binadja Ahmad,1999, hlm.7

Page 35: PTK KIMIA

21

keseluruhan yang dikaitkan dengan aspek sains, lingkungan, teknologi dan

masyarakat sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi secara timbal balik

sehingga dapat membantu siswa belajar lebih cepat, mudah dan efisien.

6. Pengertian Kimia

Chemistry is the study of matter and the changes it undergoes.28

Kimia

adalah ilmu tata susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat. Sedangkan ilmu

kimia adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science) yang

mengambil materi (matter) sebagai objek. Yang dikembangkan oleh ilmu kimia

adalah deskripsi tentang materi, khususnya kemungkinan perubahan menjadi

benda lain (transformation of matter) secara permanen serta energi yang terlibat

dalam perubahan termaksud.29

7. Laju Reaksi

a. Kemolaran

Sering dibutuhkan penentuan konsentrasi suatu larutan secara

kuantitatif dan ada beberapa cara untuk memperoleh konsentrasi larutan secara

kuantitatif. Suatu istilah yang sangat berguna yang berkaitan dengan

stoikiometri suatu reaksi dalam larutan disebut konsentrasi molar atau

molaritas, dengan symbol M. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solute

dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang dinyatakan dalam liter.30

Molaritas = 𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡

𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

1) Pelarutan Zat Terlarut Murni

Zat kimia di laboratorium kebanyakan berupa zat padat. Larutan

dibuat dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah

tertentu. Prosedur pembuatan larutan dengan molaritas tertentu dapat

dilakukan dengan cara:

28

Raymond Chang, Chemistry, (America: Northern Arizona University, 2005), 8th

Ed., p.4.

29 I Made Sukarna, JICA Kimia Dasar 1, ( Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES), hlm. 1

30 James E. Brady, KIMIA UNIVERSITAS Asas & Struktur Jilid 1,(Jakarta: Bina rupa

Aksara,1999),Hlm.98

Page 36: PTK KIMIA

22

a) Zat terlarut atau solut ditimbang dengan tepat, dimasukkan kedalam

labu takar.

b) Air yang sudah didestilasi ditambahkan.

c) Labu digoyang dan diputar untuk melarutkan solute.

d) Setelah iti air ditambah lagi, dengan menggunakan pipet tetes, air

ditambah hati-hati sehingga volumenya sampai pada garis yang

mengelilingi leher labu tersebut.

e) Labu ditutup kemudian dikocok agar larutan menjadi homogen.

2) Pengenceran Larutan Pekat

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi

tinggi) dengan cara menambahkan pelarut yang diperoleh volume akhir

yang lebih besar. Melalui proses ini mol solute tetap konstan dan hanya

volumenya yang bertambah. Jika molaritas larutan M dengan volume V,

akan didapatkan jumlah mol dalam solute.

M x V = 𝑚𝑜𝑙

𝐿𝑥𝐿 = 𝑚𝑜𝑙

Karena jumlah mol solute tetap sama selama pengenceran, maka hasil

perkalian molaritas dengan volume senyawa yang semula digunakan

(MiVi) harus sma dengan hasil akhir senyawa tersebut setelah pengenceran

(MfVf). Hal ini menghasilkan persamaan: 31

MiVi = MfVf

b. Konsep Laju Reaksi

1) Pengertian laju reaksi

Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi

ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat

dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju

bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan

dalam mol per liter tetapi untuk reaksi fase gas, satuan tekanan atmosfer,

millimeter merkurium, atau pascal, dapat digunakan sebagai konsentrasi.

31 James E. Brady,KIMIA UNIVERSITAS Asas & Struktur Jilid 1,hlm.102-103

Page 37: PTK KIMIA

23

Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari, atau bahkan tahun, bergantung

apakah reaksi itu cepat ataukah lambat.32

2) Stoikiometri laju reaksi

Bahwa dalam setiap reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan

umum diantaranya: A B

A diumpamakan sebagai reaktan dan B sebagai produk. Persamaan ini

memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul

reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. Sebagai hasilnya

dapat diamati hasilnya dengan cara memantau menurunnya konsentrasi

reaktanatau meningkatnya konsentrasi produk. Menurunnya jumlah

molekul A dan meningkatnya jumlah molekul B seiring dengan

waktu.Secara umum lebih mudah menyatakan laju dalam perubahan

konsentrasi terhadap waktu. Jadi, untuk reaksi di atas laju dapat

dinyatakan sebagai:

Laju =−𝛥[𝐴]

𝛥𝑡 atau Laju =

𝛥[𝐵]

𝛥𝑡

dengan Δ[A] dan Δ[B] adalah perubahan konsentrasi (dalam molaritas)

selama waktu Δt. Karena konsentrasi A menurun selama selang waktu

tersebut, Δ[A] merupakan kuantitas negative. Laju reaksi adalah kuantitas

positif, sehingga tanda minus diperlukan dalam rumus laju agar lajunya

positif. Sebaliknya, laju pembentukan produk tidak memerlukan tanda

minus sebab Δ[B] adalah kuantitas positif (konsentrasi B meningkat

seiring waktu)

Sedangkan untuk penulisan rumus laju untuk reaksi yang lebih

rumit, misalkan, reaksi: 2A B

Dua mol A menghilang untuk setiap mol B yang terbentuk. Dengan

demikian hilangnya A adalah 2 kali lebih cepat dibandingkan laju

terbentuknya B. Penulisan lajunya sebagai:

Laju = - 1

2

∆[𝐴]

∆t atau laju =

∆[𝐵]

∆𝑡

32

Keenan,dkk, Kimia Untuk Universita Jilid 1,(Jakarta: Penerbit Erlangga 1984),hlm. 516

Page 38: PTK KIMIA

24

Untuk reaksi: aA + bB cC + dD

Lajunya reaksinya33

3) Penentuan laju reaksi

Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika

rerata mobil dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka:

Kecepatan rerata = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢𝑕

𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢𝑕=

𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎𝑕𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑘𝑎𝑠𝑖

𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎𝑕𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi

perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu

terjadinya reaksi:

Laju reaksi rerata = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎𝑕𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖

𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎𝑕𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

Jika konsentrasi diukur dalam mol L-1

dan waktu dalam detik, maka laju

reaksi mempunyai satuan mol L-1

s-1

. sebagai contoh reaksi fasa gas:

NO2 (g) + CO(g) NO(g) + CO2 (g)

NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika

sebuah kuar dapat mengukur konsentrasi NO, laju reaksi rerata dapat

diperkirakan dari nisbah perubahan konsentrasi NO, ∆ 𝑁𝑂 tterhadap

interval waktu, ∆𝑡:

Laju rerata = ∆ 𝑁𝑂

∆𝑡=

[𝑁𝑂]𝑓−[𝑁𝑂]𝑖

𝑡𝑓−𝑡𝑖

Perkiraan ini bergantung pada intervak waktu ∆𝑡 yang dipilih, sebab laju

dihasilkannya NO berubah dari waktu ke waktu. Dari data pada gambar

2.3 laju reksi rerata pada 50 detik pertama adalah:

Laju rerata = ∆ 𝑁𝑂

∆𝑡=

0,016−0 𝑚𝑜𝑙 𝐿−1

50 – 0 𝑠= 3,2 𝑥 10−14 𝑚𝑜𝑙 𝐿−1𝑠−1

Selama 50 detik pertama, laju rerata ialah 1,6 x 10-4

mol L-1

s-1

,

dan selama 50 detik ketiga ialah 9,6 x 10-5 mol L-1

s-1

. Jelas bahwa reaksi

melambat dengan berlalunya waktu, dan memang laju rerata bergantung

33

Raimond Cang,Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti jilid 1(Jakarta: Penerbit

Erlangga.2005),hlm.30-31

t

D

dt

C

ct

B

bt

A

a

1111

Page 39: PTK KIMIA

25

pada interval waktu yang dipilih, Gambar 2.3 di bawah ini menunjukkan

metode grafis untuk menentukan laju rerata. Laju rerata ialah lereng garis

lurus yang menghubungkan konsentrasi pada titik awal dan titik akhir

pada suatu interval waktu. Laju sesaat suatu reaksi diperoleh dengan

menganggap waktu yang sangat kecil, ∆𝑡 (dengan demikian nilai ∆ 𝑁𝑂

yang semakin kecil). Sewaktu ∆𝑡 mendekati 0, laju menjadi lereng kurva

pada waktu t. Lereng ini ditulis sebagai turunan [NO] terhadap waktu:

Laju sesaat = 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡∆�〰→0[𝑁𝑂]𝑡+∆𝑡−[𝑁𝑂]𝑡

∆𝑡=

𝑑[𝑁𝑂]

𝑑𝑡

Laju sesaat suatu reaksi pada saat awal ( pada t = 0 ) disebut laju awal

reaksi tersebut.

Gambar 2.3 Metode Grafis untuk menentukan Laju Rerata34

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Factor-faktor yang mempengaruhi kelajuan suatu reaksi kimia antara lain:

1) Sifat pereaksi

Dalam suatu reaksi kimia, terjadi pemutusan ikatan dan

pembentukan ikatan baru, sehingga kelajuan reaksi harus tergantung pada

macam ikatan yang terdapat. Secara percobaan kecepatan reaksi

tergantung pada senyawa-senyawa yang melakukan reaksi bersama.

Sebagai contoh, reaksi permanganate dalam larutan bersifat asam oleh ion

34 David W Oxoby, Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 416-417

Page 40: PTK KIMIA

26

ferro, terjadi sangat cepat.

4MnO akan lenyap secepat penambahan

larutan ferro sulfat, factor yang menentukan adalah kecepatan

bercampurnya larutan. Pada keadaan lain, reduksi ion permanganate

dalam larutan yang bersifat asam oleh asam oksalat, berjalan

tidak cepat. Warna ungu karakteristik dari

4MnO tidak hilang setelah

lama larutan-larutan dicampurkan.

2) Konsentrasi

Percobaan menunjukkan bahwa kelajuan reaksi kimia yang

bersifat homogen tergantung pada konsentrasi pereaksi-pereaksi. Reaksi

homogen merupakan reaksi yang terjadi hanya dalam satu fasa. Reaksi

heterogen berjalan yang meliputi lebih dari satu fasa. Kenyataan bahwa

reaksi heterogen berbanding dengan luas permukaan antara fasa-fasa

pereaksi.

Kelajuan suatu reaksi homogen tergantung pada konsentrasi dari

pereaksi-pereaksi dalam larutan. Larutan dapat berupa cairan atau gas.

Dalam larutan, cairan konsentrasi pereaksi dapat diubah berdasarkan

penambahan pereaksi atau pengambilan pereaksi atau dengan pengubahan

volume dari system atau berdasarkan penambahan atau pengurangan

pelarut. Data reaksi antara gas hydrogen dengan nitrogen oksida pada

table 2.2 dibawah ini merupakan contoh hubungan konsentrasi dengan

laju reaksi.35

Tabel 2.2 Data percobaan antara gas hydrogen dengan nitrogen

oksida pada suhu 8000 C

Percobaan Konsentrasi molar Awal Laju awal

atm/menit NO H2

I 0,006 0,001 0,025

II 0,006 0,002 0,050

III 0,006 0,003 0,075

35 Sardjono Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, (Yogyakarta: UGM,2005)hlm.159-160

422 OCH

Page 41: PTK KIMIA

27

Dari data di atas dapat di ketahui bahwa laju reaksi berlangsung

lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Sehingga kelajuan reaksi

tergantung pada konsentrasi-konsentrasi pereaksi-pereaksi, karena jumlah

tumbukan naik sesuai dengan kenaikan konsentrasi.36

3) Temperatur

Berdasarkan pengamatan pada setiap percobaan kelajuan

menunjukkan bahwa hampir menaikkan kelajuan dari setiap reaksi. Lebih

lanjut, penurunan dalam suhu akan menurunkan kelajuan dan ini tak

tergantung apakah reaksi eksoterm atau endotermis. Perubahan kelajuan

terhadap suhu dinyatakan oleh suatu perubahan dalam tetapan kelajuan

spesifik k. Untuk setiap reaksi, k naik dengan kenaikan suhu. Besarnya

kenaikan berbeda-beda dari satu reaksi dengan reaksi lainnya. 37

4) Katalisator

Katalis adalah zat yang mempengaruhi laju reaksi, yang pada akhir

reaksi didapatkan kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Ada dua

macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi

mempercepat reaksi, dan katalis negatif yang dikenal sebagai inhibitor,

yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperanan

menurunkan energi pengaktifan, dan membuat orientasi molekul sesuai

untuk terjadinya tumbuhan. Hal ini sesuai dengan syarat terjadinya reaksi,

yaitu energi tumbukan molekul-molekul reaktan harus melampaui energi

pengaktifan dan orientasi molekul harus sesuai untuk terjadinya reaksi,

seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4 dibawah ini:

36 Sardjono Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, hlm.170 37

Sardjono Sastrohamidjojo, Kimia Dasar,hlm.165-166

Page 42: PTK KIMIA

28

Gambar 2.4 teori tumbukan dengan kompleks teraktivasi

Kompleks teraktivasi adalah keadaan antara (intermediate), yang

rnempunyai energi tinggi sehingga tak stabil, dan akan cepat berubah

menjadi produk.

Banyak logam yang dapat mengikat cukup banyak molekul

molekul gas pada permukaannya, misalnya: Ni, Pt, Pada. dan V. Gaya

tarik-menarik antara atom logam dengan molekul gas dapat rnemperlemah

ikatan kovalen pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan

itu. Akibatnya molekul gas yang terserap pada permukaan logam mi

menjadi lebih reaktif daripada molekul gas yang tidak terserap. Prinsip mi

adalah kerja dan katalis heterogen, yang banyak dimanfaatkan untuk

mengkatalis reaksi-reaksi gas.

Di beberapa negara maju, kendaraan bermotor telah dilengkapi

dengan katalis dan oksida logam atau paduan logam pada knalpotnya

sehingga dapat mempercepat reaksi antara gas CO dengan udara. Dalam

industri banyak dipergunakan nikel atau platina sebagai katalis pada reaksi

hidrogenasi terhadap asam lemak tak jenuh.

d. Teori Tumbukan

Menurut teori ini, reaksi kimia terjadi karena adanya molekul-molekul

yang saling bertumbukan. Laju suatu tahap reaksi sangat tergantung pada

jumlah tumbukan persatuan waktu, dan fraksi tumbukan efektif. Makin

banyak tumbukan yang terjadi akan makin cepat reaksi berlesung, namun

demikian hanya fraksi tumbukan yang efektif yang memungkinkan reaksi

cepat berlangsung. Yang dimaksud dengan tumbukan yang efektif, adalah

tumbukan antar molekul yang orientasinya sesuai dan memungkinkan untuk

menghasilkan produk. Dengan perkataan lain, hanya bila tumbukan

menghasilkan energi yang dapat melampui energi pengaktifan maka reaksi

akan dapat berlangsung.38

Gambar 2.5 dibawah ini merupakan gambar

tumbukan yang memungkinkan terjadi atau tidaknya suatu reaksi.

38

Crys Fajar Pratama, dkk, Kimia Dasar 2, (Yogyakarta: UNY, 2003), hlm. 51-57.

Page 43: PTK KIMIA

29

Gambar 2.5 teori tumbukan

Gambar di atas yang memungkinkan terjadinya reaksi hanya tumbukan 1yang

merupakan tumbukan efektif. Tumbukan yang menghasilkan zat baru adalah

tumbukan efektif. Tumbukan efektif dapat terjadi jika:

1. Molekul-molekul memiliki energi yang cukup agar dapat mulai bereaksi

dengan memutuskan ikatan kimia lawan, dan molekul itu sendiri ikatan

kimianya akan putus karena tumbukan dari molekul lain lawan. Energi

yang diperlukan ini dinamakan energi aktivasi (Ea), yaitu sejumlah energi

minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk memulai reaksi.

2. Posisi tumbukan harus tepat mengenai sasaran, sehingga ikatan kimia

lawan dan molekul itu sendiri dapat putus. Jadi putusnya ikatan kimia

memerlukan 2 hal penting, yaitu tumbukan dengan Ea dan posisi yang

tepat. Perhatikan gambar di atas, walaupun energi cukup, namun jika

posisinya tidak tepat, tidak semua energi mengenai ikatan, sehingga terjadi

pemborosan energi. Sebaliknya walaupun posisinya tepat mengenai

sasaran, namun jika energi molekul belum mencapai Ea, tumbukannya

akan pelan, sehingga gaya tarik pada ikatan kimia tidak dapat diputus.39

C. Rumusan Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah penggunaan kombinasi metode

eksperimen dengan metode Mind Mapping bervisi SETS pada materi pokok Laju

Reaksi dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA SMA NU 05

Brangsong Tahun Pelajaran 2011/2012.

39

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/laju_reaksi1/teori_tumbukan/

Page 44: PTK KIMIA

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Adapun penjelasan mengenai PTK adalah sebagai berikut:

1. Pengertian PTK

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang didasarkan atas

empat konsep yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflection). Dalam bahasa inggris PTK di artikan dengan

Classroom Action Research (CAR).1 Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah

penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses

belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input (silabus, materi, dan lain-

lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang

terjadi di dalam kelas. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat tiga unsur atau

konsep, yaitu2:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan metodologi

tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang

sama dari guru yang sama pula.

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas

atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau

1Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Bumi Aksara,

2008),Cet.7,hlm.2

2Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas,hlm.58

Page 45: PTK KIMIA

31

peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.3 Bisa juga penelitian tindakan

kelas (PTK) merupakan kajian sistematik upaya perbaikan pelaksanaan praktik

pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam

pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan

tersebut.4

2. Langkah-langkah pelaksanaan PTK

PTK dilakukan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap

seperti berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh

siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada PTK dimana peneliti dan

guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada

kesepakatan antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan

mengamati proses jalannya tindakan.5

b. Tindakan (pelaksanaan)

Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu

tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan,

materi apa yang diajarkan atau dibahas.6

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan (Observasi) adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)

untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan

ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan, catatan lapangan, jurnal

harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, atau alat

3 Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,2009),hlm.16

4 Sukarno,Penelitian Tindakan Kelas prinsip-prinsip dasar dan implementasinya,(Surakarta:

Media Perkasa,2009),hlm.1

5 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet.

VII.hlm. 75.

6 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.

Indeks, 2010), Cet. 3, hlm. 39.

Page 46: PTK KIMIA

32

perekam elektronik. Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif,

misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.7

d. Refleksi

Refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya

evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator yang terkait dengan suatu PTK.

Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai

masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat

ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi.

Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya

ditentukan.8

3. Tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan kelas (PTK)

Tujuan utama PTK adalah memecahkan permasalahan yang nyata

didalam kelas. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru

dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk

memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu

pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan

siswa yang sedang belajar.9

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran adalah:

1) Inovasi pembelajaran

2) Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas

3) Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik10

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA NU 05

Brangsong yang berjumlah 19 siswa semester I tahun ajaran 2011-2012 pada Tabel

3.1 sebagai berikut:

7 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,

(Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010), hlm. 143.

8 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagrama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.

Indeks, 2010), Cet. 3, hlm. 40.

9 Suharsimi Arikunto,dkk Penelitian Tindakan Kelas,hlm.60

10 Susilo Penelitian Tindakan Kelas, hlm.18

Page 47: PTK KIMIA

33

Tabel 3.1. Daftar Nama Siswa Kelas XI SMA NU 05 Brangsong11

No Nama

1 Achmad Nasrul Ulum

2 Aliyah

3 Ana amalia

4 Khoirun Nisak

5 Diah Nuryanti

6 Haryanti

7 Isdalifah

8 Khafidatul Lutfiah

9 Kiswanto

10 Muchtar Sidiq

11 Muhammad Ikhsan

12 Rofiatun

13 Siti Anisah

14 Siti Muasaroh

15 Siti Musfirotun

16 Siti Nuriyanah

17 Slamet Sulton

18 Sri Indarwati

19 Unun Amaliyah

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA NU 05 Brangsong. Sedangkan waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2011, seperti pada Tabel 3.2

sebagai berikut:

Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Tahapan Tanggal/Bulan Alokasi

Waktu Kegiatan

1. Observasi

Awal 03-04 Agustus

2011

2 hari

1. Wawancara dengan guru kimia

kelas IX IPA.

2. Persiapan dan pencarian data

yang mendukung rencana

pelaksanaan penelitian.

2. Siklus I

(pertemuan

I)

03 November

2011

2 x 45

menit 1. Penjelasan tentang materi

yang akan disampaikan

dengan menggunakan

kombinasi metode

eksperimen dengan metode

mind mapping bervisi SETS

2. Pelaksanaan pembelajaran

11

Diperoleh dari dokumentasi SMA NU 05 Brangsong

Page 48: PTK KIMIA

34

dengan kombinasi metode

eksperimen dengan metode

mind mapping bervisi SETS

pada materi kemolaran. 3. Siklus I

(pertemuan

II)

04 November

2011

2 x 45

menit Pelaksanaan pembelajaran

dengan kombinasi metode

eksperimen dengan metode mind

mapping bervisi SETS pada

materi konsep laju reaksi. 4. Siklus I

(pertemuan

III)

10 November

2011

2 x 45

menit Pelaksanaan tes evaluasi siklus I

5.

Siklus II

(pertemuan

I)

11 November

2011

2 x 45

menit 1. Siswa dikelompokkan

menjadi 3-4 anak

2. Siswa melakukan percobaan

secara berkelompok

mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi

3. Siswa mengumpulkan hasil percobaan yang di lakukan.

6. Siklus II

(pertemuan

ke II)

18 November

2011

2 x 45

menit 1. Siswa membuat Mind

mapping bervisi SETS

dengan tema faktor-faktor

yang mempengaruhi laju

reaksi dengan cara

berdiskusi.

2. Setiap kelompok

mempresentasikan hasil

mind mappingnya di depan

kelas.

3. Kelompok yang tidak

menjelaskan diberi

kesempatan bertanya. 7. Siklus II

(pertemuan

ke III)

23 November

2011

2x45

menit Tes evaluasi siklus II

D. Kolaborator

Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau kerjasama antara

praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman,

kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan, dan akhirnya melahirkan

kerjasama tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka

kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat penting.

Dalam PTK, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing

Page 49: PTK KIMIA

35

mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling

melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerjasama (kolaborasi) sangat menentukan

keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan,

melaksanakan penelitian, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun

laporan akhir.12

Kolaborasi dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru

kimia SMA NU 05 Brangsong yaitu bapak Heri Supriyanto.

E. Desain Penelitian

Berdasarkan penjelasan langkah-langkah PTK di atas, maka PTK terdiri atas

rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus ke empat tahapan tersebut

meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan(observasi ), dan refleksi. Gambar

3.1 berikut adalah tahapan-tahapan pelaksanaan dalam PTK

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1 Kegiatan Inti Penelitian13

12

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas,hlm. 63.

13 Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,hlm.74

Permasalahan Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Refleksi I Pengamatan/

pengumpulan

data I

Permasalahan baru hasil

refleksi

Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Refleksi I Pengamatan/

pengumpulan

data I

Dilanjutkan

ke siklus

berikutnya

Apabila permasalahan

belum terselesaikan

Page 50: PTK KIMIA

36

Penelitian ini dirancang dalam tiga tahap yaitu pra siklus, siklus1 dan siklus

2. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Dalam pra siklus ini peneliti melihat hasil belajar kimia pada mid semester

pertama yang pelaksanaannya belum menggunakan kombinasi metode eksperimen

dengan metode mind mapping bervisi SETS. Hasil belajar dan ketuntasan klasikal

pada mid semester pertama kemudian dirata-rata sebagai nilai pra siklus. Untuk

mengetahui tingkat keaktifan siswa peneliti juga menggunakan hasil mid semester

pertama data dari guru pengampu yang tidak menggunakan kombinasi metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.

2. Siklus I

Rincian pada setiap kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini adalah mencari untuk mengatasi

masalah yang timbul berdasarkan observasi awal. Perencanaan yang

dilakukan antara lain:

1) mengidentifikasikan permasalahan bersama guru kelas

2) menyusun rencana pembelajaran

3) menyusun Mind Mapping bervisi SETS yang belum lengkap, dengan

cara: Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari berbagai sumber,

antara lain buku-buku pelajaran yang digunakan di sekolah, internet dan

makalah. Kemudian dikonsultasikan dengan guru kelas dan dosen

pembimbing.

4) merancang dan membuat Mind Mapping bervisi SETS

5) membuat lembar observasi keaktifan siswa

6) membuat lembar observasi keaktifan guru

7) menyusun alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa apakah sudah

tercapai secara optimal.

Page 51: PTK KIMIA

37

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan ke-1

a) Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan

mengondisikan siswa agar siap belajar

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Guru memotifasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi laju reaksi

sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.

d) Guru mengarahkan pada siswa tentang pembelajaran yang akan

dilakukan yaitu dengan kombinasi metode eksperimen dengan metode

mind mapping bervisi SETS.

e) Guru menjelaskan cara pembuatan mind mapping bervisi SETS di

papan tulis dengan tema buah-buahan yaitu dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Memulai dengan membuat gambar yang menggambarkan arti buah-

buahan ditengah white board sebagai gambar sentral

2) Membuat beberapa cabang tebal yang memancar dari gambar

sentral, dengan menggunakan spidol warna yang berbeda-beda pada

setiap cabang

3) Menulis setiap kata kunci tunggal pada setiap cabang dengan huruf

kapital. Misalkan: warna, rasa dan bentuk.

4) Menggambar lagi cabang-cabang lanjutan yang memancar dari tiap

kata kunci tersebut dengan warna sesuai warna cabang sebelumnya.

5) Kemudian menulis kata kunci lagi pada setiap anak cabang tersebut,

yaitu untuk Warna : kuning, hijau, merah, coklat, untuk Rasa :

manis, asam dan untuk Bentuk : bulat, lonjong

6) Dari kata-kata kunci tersebut ditarik cabang-cabang lanjutan lagi

dengan spidol warna yang berbeda atau sesuai warna cabang

sebelumnya dan di beri kata kunci sesuai kata kunci sebelumnya

sebagai contoh, untuk buah yang berwarna kuning antara lain:

jeruk, mangga, pisang, dan seterusnya untuk kata kunci yang lain.

Page 52: PTK KIMIA

38

7) Menambahkan gambar-gambar kecil pada anak cabang yang

mewakili dan menguatkan ide-ide dengan spidol warna dan

imajinasi.

8) Dari gambar sentral diberi cabang tebal lagi dengan warna yang

berbeda dan membuat 4 lingkaran melingkar dengan anak panah

yang saling berhubungan, lingkaran 1 tentang Ilmu Pengetahuan

yang berisi vitamin, lingkaran 2 tentang Lingkungan yang berisi (a.

Buah-buahan berkurang karena di ambil dari lingkungan, b. Sampah

dari kulit buah bermanfaat untuk pupuk kompos), lingkaran 3

tentang Teknologi yang berisi jus buah dan untuk lingkaran ke-4

tentang Masyarakat yang berisi (a. kebutuhan vitamin masyarakat

terpenuhi, b. Pendapatan masyarakat bertambah)

9) Mind mapping bervisi SETS dengan tema buah-buahan sudah jadi.

f) Guru menanyakan pada siswa apakah ada yang belum jelas tentang

mind mapping yang di jelaskannya

g) Guru menjelaskan sedikit tentang kemolaran melalui diskusi informasi

h) Guru membagikan mind Mapping bervisi SETS tentang kemolaran

yang belum lengkap

i) Siswa melengkapi mind mapping bervisi SETS tentang kemolaran yang

belum lengkap tersebut.

j) Siswa yang sudah selesai melengkapi Mind mapping bervisi SETS

tentang kemolaran mempresentasikan di depan kelas

k) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya

l) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa.

m) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS tentang

kemolaran yang dilengkapi siswa

n) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang

materi yang belum jelas

o) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari atau

memberikan konfirmasi tentang hasil eksplorasi dan elaborasi siswa

Page 53: PTK KIMIA

39

p) Guru memotivasi siswa agar tertarik pada materi yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya.

1) Contoh reaksi yang berlangsung cepat yaitu reaksi bom atau petasan

dan reaksi yang berlangsung lambat yaitu perkaratan besi atau

fosilisasi sisa organisme

2) penghitungan laju reaksi berbeda dengan penghitungan laju mobil

yang sedang berjalan

q) Siswa diminta untuk belajar tentang materi berikutnya atau konsep laju

raksi di rumah

r) Guru memberi tugas tentang kemolaran untuk dikerjakan di rumah

s) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam.

2) Pertemuan ke-2

a) Guru memberikan arahan kepada siswa tentang pembelajaran yang

akan dilakukan yaitu dengan mind mapping bervisi SETS

b) Guru menjelaskan sedikit tentang laju reaksi melalui diskusi informasi

c) Guru membagikan Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju

reaksi yang belum lengkap

d) Siswa melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju

reaksi yang belum lengkap tersebut

e) Siswa yang sudah melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang

konsep laju reaksi mempresentasikan di depan kelas

f) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya

g) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum jelas

h) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa

i) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS tentang

konsep laju reaksi yang dilengkapi siswa

j) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum jelas

k) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajaran

l) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan salam

Page 54: PTK KIMIA

40

3) Pertemuan ke-3

Mengadakan tes evaluasi siklus 1

c. Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan dengan

beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan terhadap siswa

a) Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

b) Keaktifan siswa dalam melengkapi mind mapping bervisi SETS dan

dalam proses pembelajaran.

c) Pengamatan terhadap pelaksanaan tes siklus I

2) Pengamatan terhadap guru

a) Menyiapkan kondisi fisik peserta didik

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang telah

disampaikan.

d) Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk belajar.

e) Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah melakukan

diskusi dengan peneliti pada tahap perencanaan yaitu, melakukan

tindakan yang tertera dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

f) Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar mengajar

yang berlangsung dengan materi laju reaksi.

g) Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas

h) Guru memberikan tes pada siswa untuk dapat di ketahui keberhasilan

pertemuan pada siklus I

i) Memberikan tes soal secara individu untuk mengetahui tingkat

pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang ditentukan.

j) Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran dengan metode tersebut.

d. Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja dan

aktivitas peserta didik. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan

Page 55: PTK KIMIA

41

maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I kemudian mendiskusikan

hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan

permasalahan yang muncul dari siklus I.

2) Guru menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan kombinasi metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.

3) Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.

4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan

Kelas (PTK).

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan ke-1

a) Guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok masing-

masing 3-4 siswa dalam satu kelompok

b) Guru memberikan arahan pada siswa tentang petunjuk praktikum

yang akan dilakukan

c) Guru menanyakan kepada siswa apakah masih ada yang belum jelas

dari petunjuk praktikum.

d) Siswa melakukan percobaan secara berkelompok mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi laju reaksi

e) Siswa melakukan praktikum dan guru mengawasinya serta

mengajukan pertanyaan pada tiap kelompok tentang praktikum yang

di lakukan.

f) Siswa mencatat hasil pengamatan pada kembar kerja secara

berkelompok.

g) Siswa mengumpulkan hasil percobaan yang dilakukan

h) Guru menanyakan beberapa pertanyaan lisan tentang praktikum

yang dilakukan untuk menguji kepahaman siswa

Page 56: PTK KIMIA

42

i) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk membuat laporan

praktikum secara kelompok dan akan didiskusikan pada pertemuan

berikutnya

j) Memotivasi siswa agar siswa tertarik pada materi yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya, misalnya:

i. Penyimpanan buah dengan penambahan kalsium karbida dapat

mempercepat matangnya buah karena faktor katalisator

ii. Pada industri semen, batu kapur dihancurkan menggunakan

penghancur sampai halus, hal tersebut merupakan salah satu

konsep laju reaksi tekanan

k) Siswa diberi tugas mencari data tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi untuk didiskusikan pada pertemuan

berikutnya

l) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam

2) Pertemuan ke-2

a) Guru memberikan arahan pada siswa tentang pembelajaran yang

akan dilakukan pada pertemuan ini, yaitu dengan mind mapping

bervisi SETS

b) Guru melakukan sedikit tanya jawab dan penjelasan yang berkaitan

dengan materi sebelumnya dan materi yang akan dipelajari yaitu

faktor-faktor yang mempengarui Laju Reaksi

c) Siswa membuat Mind mapping bervisi SETS dengan tema faktor-

faktor yang mempengarui laju reaksi berdasarkan teori tumbukan

dengan cara berdiskusi dengan data dari internet dan buku panduan

d) Guru berkeliling mengamati pembuatan Mind mapping bervisi

SETS siswa

e) Hasil Mind mapping bervisi SETS siswa di presentasikan di depan

kelas

f) Kelompok yang tidak menjelaskan diberi kesempatan untuk bertanya

Page 57: PTK KIMIA

43

g) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS hasil

kerja siswa

h) Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru

i) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang di pelajari

j) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam

3) Pertemuan ke-3

Melakukan tes evaluasi siklus II

c. Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan

dengan beberapa aspek yang di amati adalah sebagai berikut:

a) Pengamatan terhadap siswa

i. Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM).

ii. Keaktifan siswa dalam membuat mind mapping dengan cara

berdiskusi.

iii. Penilaian terhadap keaktifan siswa (komponen penilaian

autentik)

iv. Pengamatan terhadap pelaksanaan tes siklus II

b) Pengamatan terhadap guru

i. Menyiapkan kondisi fisik siswa

ii. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

iii. Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan

dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang

telah disampaikan.

iv. Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk belajar.

v. Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah

melakukan diskusi dengan peneliti pada tahap perencanaan

yaitu, melakukan tindakan yang tertera dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran.

vi. Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar

mengajar yang berlangsung dengan materi laju reaksi.

Page 58: PTK KIMIA

44

vii. Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas

viii. Guru memberikan tes pada siswa untuk dapat di ketahui

keberhasilan pertemuan pada siklus II

ix. Memberikan tes soal secara individu untuk mengetahui

tingkat pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang

ditentukan.

x. Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran dengan metode

tersebut.

v. Refleksi

Hasil pengamatan pada siklus II dikumpulkan untuk

dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti dan guru kelas. Diharapkan

setelah berakhir siklus II pembelajaran dengan penggunaan

kombinasi metode eksperimen dengan metode mind mapping

bervisi SETS pada materi pokok laju reaksi dapat meningkat

sehingga berpengaruh pada peningkatan keaktifan dan hasil

belajar siswa kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada tiga cara

yaitu:

1. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di

dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

harian, dan sebagainya.14

Melalui metode ini penulis mengumpulkan data

mengenai daftar sasaran penelitian, yaitu daftar nama siswa kelas XI IPA SMA

NU 05 Brangsong. Peneliti juga mengumpulkan berbagai bahan kajian yang

dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan penelitian ini.

14

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2006), hlm. 158.

Page 59: PTK KIMIA

45

2. Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan

pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan.15

Lembar

pengamatan ini digunakan untuk pengambilan data guru selama proses kegiatan

pembelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran melalui

kombinasi metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.

Selain itu, juga digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama mengikuti

kegiatan belajar mengajar. Obervasi ini dilakukan untuk mendapatkan nilai

keaktifan siswa. Indikator keaktifan dalam penelitian ini adalah apabila

keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat ditandai dengan

skor 75% siswa aktif dalam pembelajaran.

3. Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.16

Tes ini digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam belajar kimia pada materi pokok laju reaksi.

Dari hasil pengamatan yang diolah dengan analisis deskriptif untuk

menggambarkan keadaan keberhasilan pembelajaran melalui kombinasi metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.

Apabila data telah terkumpul, data diklasifikasikan menjadi dua kelompok

data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang

dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata

tersebut diisikan untuk sementara karena akan sangat bermanfaat untuk

menyertai dan melengkapi gambaran yang di peroleh dari analisis data

kuantitatif.17

15

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 157

16Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 1995),

hal. 32.

17Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), hal. 239-240.

Page 60: PTK KIMIA

46

G. Indikator Keberhasilan

Dalam menganalisis data untuk mendapatkan hasil belajar digunakan data

keaktifan siswa s dan kerjasama pendidik serta hasil belajar itu sendiri.

a. Perhitungan persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru:

Keberhasilan kinerja guru dinilai dari pengamatan (observasi) dalam

pengelolaan pembelajaran. Kinerja guru dapat dikatakan berhasil apabila

mencapai skor 75%.

Persentase (%)= %100xumSkormaksim

SkorJumlah

b. Perhitungan persentase keaktifan siswa.

Indikator keaktifan dalam penelitian ini adalah apabila keaktifan

peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat ditandai dengan skor

75% siswa aktif dalam pembelajaran.18

Persentase (%)= %100xumSkormaksim

SkorJumlah

Kriteria penafsiran variabel penelitian ini di tentukan :

<30% = keaktifan peserta didik kurang

31% -59 % = keaktifan peserta didik cukup

60% - 75% = keaktifan peserta didik baik

>75 % = keaktifan peserta didik sangat baik

c. Data mengenai hasil belajar

Data mengenai hasil belajar data mengenai hasil belajar diambil dari

kemampuan kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dan di

analisis dalam bentuk rata - rata ketuntasan belajar 19

1) Menghitung rata-rata

Untuk menghitung rata-rata di gunakan rumus:

x

18

E.Mulyasa, KTSP Sebuah Panduan Praktis,(Bandung: Remaja Rosda Karya,2008),hlm. 256.

19 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Transito, 1996), hal. 67.

Page 61: PTK KIMIA

47

Ket :

= Rata-rata nilai

x = Jumlah seluruh nilai

N = Jumlah peserta didik

2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Data yang di peroleh dari hasil belajar peserta didik dapat di

tentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif

prosentase dengan perhitungan :

Prosentase (%) = 20

Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu

menyelesaikan atau mencapai minimal 70 dan sekurang - kurangnya 75%

dari jumlah peserta didik di kelas tersebut.21

20

E.Mulyasa, kurikulum berbasis kompetensi,karakteristik dan implementasi,(Bandung:

Remaja Rosdakarya,2009),hlm.99 21

Data sekolah SMA NU 05 Brangsong.

Page 62: PTK KIMIA

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pra Siklus

Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal 03-04 Agustus 2011, pada

hari pertama peneliti tidak mengikuti proses belajar mengajar karena pada hari

tersebut tidak ada jadwal pelajaran kimia kelas XI IPA. Tetapi peneliti

melakukan wawancara kepada guru pengampu kimia kelas XI IPA yaitu

bapak Heri Supriyanto, ST mengenai hal-hal yang berhubungan dengan obyek

yang akan di teliti. Selain itu peneliti juga meminta data-data yang mendukung

rencana pelaksanaan penelitian seperti daftar siswa dan jadwal pelajaran

kimia kelas XI IPA. Pada hari keduanya peneliti mengikuti proses belajar

mengajar yang ada. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan kegiatan

pembelajarannya masih menggunakan metode ceramah, sehingga komunikasi

antar guru dengan siswa hanya satu arah. Masih ada siswa yang terlihat

mengantuk atau sibuk sendiri dengan temannya terutama 4 siswa paling pojok

belakang. Kegaduhan itu juga di dukung dengan bentuk meja kursi yang ada,

terutama bentuk kursi seperti bangku sekolah TPQ yang tidak ada sandaran

punggungnya sehingga bersandar pada meja belakangnya yang berakibat

kurang fokus menerima materi pelajaran. Nilai pra siklus didapat dari nilai

ujian mid semester yang diadakan sekolah pada semester pertama tahun

pelajaran 2011/2012 yang belum menggunakan metode mind mapping bervisi

SETS.

Penilaian pra siklus terdiri dari nilai kognitif dan keaktifan siswa. Dalam

nilai kognitif masih di bawah standar dari KKM yang ditentukan oleh

sekolah. Nilai rata-rata kelas evaluasi mid semester pertama tahun pelajaran

2011/2012 adalah 66,63 dengan ketuntasan belajar 52,63% dan ini

menunjukkan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada

tahun pelajaran tersebut yaitu 70 dengan ketuntasan belajar 75% (Lampiran

11). Sedangkan ketuntasan keaktifan siswa 57,9% (Lampiran 14).Hal ini juga

Page 63: PTK KIMIA

49

diperoleh dari data yang di berikan oleh Bapak Heri Supriyanto, ST selaku

guru kimia pengampu kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong.

B. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

Proses perencanaan dalam siklus I merupakan persiapan yang

dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan

tersebut meliputi:

1) mengidentifikasi permasalahan yang ada bersama guru kelas.

Melakukan kolaborator dengan guru kelas.

2) menyusun rencana pembelajaran

3) menyusun Mind Mapping bervisi SETS yang belum lengkap,

dengan cara: Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari

berbagai sumber, antara lain buku-buku pelajaran yang digunakan

di sekolah, internet dan makalah. Kemudian dikonsultasikan

dengan guru kelas dan dosen pembimbing.

4) merancang dan membuat Mind Mapping bervisi SETS

5) membuat lembar keaktifan siswa

6) membuat lembar observasi keaktifan guru

7) menyusun alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa apakah

sudah tercapai secara optimal

b. Tindakan

Tindakan pada siklus I berupa pelaksanaan dari rencana yang

telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan kombinasi metode eksperimen dengan metode

Mind mapping bervisi SETS. Deskripsi pelaksanaan tindakan

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Siklus I pada pertemuan I dilaksanakan pada hari kamis,

tanggal 3 November 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

Page 64: PTK KIMIA

50

a. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari

guru yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak

oleh siswa. Kemudian guru menanyakan kepada siswa, siswa

siapa saja yang tidak masuk sekolah. Salah satu siswa

menjawab bahwa semua siswa berangkat. Dilanjutkan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat

mamahami pengertian kemolaran melalui metode mind

mapping bervisi SETS. Guru memotivasi siswa dengan

menjelaskan hubungan materi dengan kehidupan sehari-hari

diharapkan siswa akan tertarik dengan materi yang akan di

sampaikan. Siswa mendengarkan guru dengan sungguh-

sungguh, tetapi ada empat siswa yang duduk di bangku

belakang terlihat asyik berbicara sendiri dengan teman

sebangkunya, sehingga tidak mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru.

b. Kegiatan Inti

Guru memberikan arahan kepada siswa tentang

pembelajaran yang akan di lakukan yaitu mengkombinasikan

metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi

SETS. Kemudian Guru menjelaskan cara pembuatan mind

mapping bervisi bervisi SETS di papan tulis dengan tema buah-

buahan. Digunakan tema buah-buahan supaya siswa lebih

mudah dalam memahami cara pembuatan mind mapping

karena penggunaan kata-kata nya lebih umum dan sering di

temukan dalam kehidupan sehari- hari. Selanjutnya guru

menjelaskan secara garis besar konsep kemolaran. Siswa

terlihat tenang mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi 4

siswa (Aliyah, Ana Amalia, Khoirun Nisa’ dan Sri Indarwati)

di belakang masih ngobrol sendiri dan oleh Guru ditegur,

Page 65: PTK KIMIA

51

siswa tersebut akhirnya diam dan memperhatikan pelajaran

yang di sampaikan Guru.

Kemudian Guru membagi mind mapping bervisi SETS

dengan tema Kemolaran yang belum lengkap untuk di lengkapi

oleh siswa. Sebelum siswa melengkapi mind mapping guru

menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum jelas

dengan mind mapping tersebut. Ada satu siswa yang bertanya,

bagaimana cara melengkapi hubungan SETS dengan materi?

Guru menjelaskan bahwa dalam lingkaran SETS sudah ada

kata kuncinya kemudian untuk tempat- tempat yang kosong di

lengkapi dengan cara menghubungkan kata kunci yang ada

misalnya untuk sience berisi kemolaran dan technology berisi

pembuatan sabun mandi. Maka dampak untuk

environment(lingkungan) misalkan menyebabkan pencemaran

lingkungan dan manfaat social(masyarakat) badan bersih dan

sehat. Selesai menjelaskan guru bertanya apakah sudah paham

dan siswa yang bertanyapun menjawab sudah paham.

Setelah 10 menit berlalu dan terdengar bunyi bel yang

menandakan 1 jam pelajaran telah selesai. Kemudian guru

menanyakan apakah sudah ada yang selesai melengkapi mind

mapping. Siswa yang sudah selesai melengkapi mind mapping

untuk dapat menjelaskannya di depan kelas. Tetapi belum ada

siswa yang selesai melengkapinya dan guru memberi

tambahan waktu 5 menit. Setelah 5 menit, guru meminta siswa

untuk mempresentasikan hasil mind mappingnya di depan

kelas . Siswa pertama yang maju ke depan adalah Kiswanto.

Kiswanto mejelaskan hasil mind mappingnya, setelah selesai

menjelaskan kiswanto memberikan kesempatan kepada teman-

teman untuk bertanya. Isdalifah yang duduk di paling depan

mengajukan pertanyaan. Apa pengertian kemolaran dan apa

satuannya? Jawaban Kiswanto, Kemolaran adalah menyatakan

Page 66: PTK KIMIA

52

jumlah mol zat dalam satuan liter larutan (1 liter larutan bukan

pelarut) dengan satuan 𝑚𝑜𝑙 𝐿−1 sehingga Isdalifah menjadi

paham. Kemudian presentasi dilanjutkan oleh Siti Muasyaroh,

Selesai menjelaskan ada siswa lain yang bertanya yaitu

mukhtar sidik yang menanyakan tentang rumus pengenceran

larutan pekat. Siti Muasyaroh menjawab bahwa rumus

pengenceran larutan pekat adalah n1 = n2 atau V1.M1 = V2.M2,

n = mol zat, V = volum, M = kemolaran. Setelah masyaroh

menjelaskan, Guru memberi kesempatan pada satu siswa lagi

untuk menjelaskan dan menunjuk ana amalia. Siswa ini di

tunjuk karena hampir selama penjelasan materi berlangsung,

ngobrol sendiri dengan temannya.

Setelah Ana menjelaskan mind mapping dan tidak ada

teman lain yang bertanya, guru memberikan soal untuk

menguji kepahaman siswa. Kemudian guru meminta tolong

salah satu siswa untuk mengumpulkan seluruh hasil mind

mapping teman-temanya untuk di periksa dan di nilai

sedangkan siswa yang lain diminta untuk mengerjakan soal-

soal yang di berikan guru. Selesai mengoreksi hasil mind

mapping guru meminta Aliyah untuk menuliskan hasil

jawannya di papan tulis. Jawaban tersebut di koreksi bersama-

sama dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi

yang di pelajari.

c. Penutup

Guru memberikan PR kepada siswa untuk dikumpulkan

peda pertemuan berikutnya. Kemudian Guru memotivasi siswa

dengan menghubungkan materi berikutnya dengan kehidupan

sehari-hari seperti bom atau petasan merupakan contoh reaksi

yang berlangsung cepat sedangkan perkaratan besi berlangsung

lambat. Penjelasan ini diharapkan agar siswa tertarik pada

materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya dan

Page 67: PTK KIMIA

53

belajar di rumah. Sehingga siswa akan lebih siap dalam

menerima materi materi selanjutnya. Guru mengakhiri

pertemuan dengan berpesan kepada siswa agar belajar di

rumah. Selanjutnya Guru mengucapkan salam.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jum’at, 4 November

2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

A. Pendahuluan

Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka

dan dijawab serempak oleh siswa. Kemudian guru

mengadakan presensi kepada siswa dan semua siswa tidak

ada yang absen. Dilanjutkan dengan mengumpulkan PR

yang kemarin diberikan. Kemudian guru menyampaikan

tujuan materi pada pertemuan ini dan memotivasi siswa

mengenai materi laju reaksi.

B. Kegiatan Inti

Guru memberikan arahan pada materi yang akan

disampaikan dengan metode mind mapping bervisi SETS

pada siswa. Kemudian guru menjelaskan secara garis besar

tentang konsep laju reaksi melalui diskusi informasi. materi

laju reaksi, Siswa mendengarkan dengan tenang. Selasai

menjelaskan guru meminta siswa membagikan mind

mapping bervisi SETS dengan tema laju reaksi yang telah

disiapkan guru untuk di lengkapi siswa dan diberi waktu 15

menit. Seluruh siswa terlihat tenang melengkapi mind

mapping dengan menngunakan pensil warna yang sudah

disiapkan sebelumnya. Selesai melengkapi, siswa

mepresentasikan hasil mind mappingnya di depan kelas dan

siswa tersebut adalah yang kemarin belum dapat

kesempatan maju kedepan.

Page 68: PTK KIMIA

54

Dalam pertemuan ini ada 5 anak yang menjelaskannya

di depan kelas dan siswa pertama yang yang maju adalah

Khidhatul lutfiah, Siswa tersebut menjelaskan hasil mind

mappingnya dengan jelas, kemudian Unun Amalia bertanya

Apa rumus laju untuk reaksi berikut gOgO 32 33

ditinjau dari hilangnya reaktan dan munculnya produk?

Lutfiah menuliskan jawaban di papan tulis sambil

menjelaskan bahwa rumus laju untuk reaksi

gOgO 32 23 adalah

t

O

t

OLaju

32

2

1

3

1,

Unun pun akhirnya mengerti. Presentasi diteruskan oleh

siswa berikutnya dan presentasi selalu di akhiri dengan

jawaban pertanyaan yang diajukan siswa lainnya. Selama

presentasi berlangsung siswa terlihat tenang

memperhatikan penjelasan teman-temannya. Lalu Guru

memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa, Seluruh

siswa mengerjakan soal dan guru mengoreksi hasil mind

mapping siswa.

Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa

tentang materi yang belum jelas. dan ada satu siswa yaitu

Siti Anisah yang duduk dibaris ke-2 deretan tengah

bertanya. Mengapa bom atau petasan dapat di contohkan

sebagai hubungan antara SETS dengan laju reaksi dan pak

Heri menjelaskan dengan lengkap kenapa Bom dapat di

contohkan sebagai hubungan SETS dengan laju reaksi.

Akhirnya Siti Anisah serta siswa yang lain menjadi

mengerti. Pada akhir kegiatan inti inti ini Guru bersama-

sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.

C. Penutup

Guru memotivasi siswa dengan menghubungkan materi

berikutnya dengan kehidupan sehari-harii seperti

Page 69: PTK KIMIA

55

penggunaan katalis berupa enzim pada pembuatan roti

sehingga roti yang dihasilkan mengembang dan hasil

produksi bertambah. Penjelasan ini diharapkan agar siswa

tertarik pada materi berikutnya. Kemudian Guru

mengumumkan akan diadakannya ulangan pada pertemuan

berikutnya berkaitan dengan materi kemolaran dan laju

reaksi. Siswa terlihat sedikit gaduh. Guru mengakhiri

pertemuan dengan berpesan kepada siswa agar belajar di

rumah untuk mempersiapkan materi ulangan. Selanjutnya

guru mengucapkan salam.

3) Pertemuan III

Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November

2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a. Pendahuluan

Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka

dan dijawab serempak oleh siswa. Kemudian guru

memberikan pengarahan sebelum evaluasi siklus I

dilaksanakan. Siswa dengan tenang mendengarkan

pengarahan dari guru.

b. Kegiatan Inti

Guru memberikan instruksi agar semua buku

dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan

lembar evaluasi kepada siswa berupa 20 soal pilihan ganda.

Sebelum mengerjakan terlihat para siswa berdoa terlebih

dahulu. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tenang

dan sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi siswa

mengerjakan soal. Saat bunyi bel pertama berbunyi

terdengar sedikit kegaduhan.Pak Heri meminta para siswa

untuk tenang dan kembali mengerjakan soal evaluasi secara

sendiri-sendiri.

Page 70: PTK KIMIA

56

c. Penutup

Setelah Siswa selesai mengerjakan soal, siswa

mengumpulkan lembar jawab. Selanjutnya Guru

mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.

Adapun hasil nilai evaluasi siklus I dapat dilihat pada Lampiran 12.

Berdasarkan nilai evaluasi siklus I dari jumlah siswa sebanyak 19,

diperoleh siswa yang memenuhi kriteria tuntas yaitu yang

memperoleh nilai ≥70 sebanyak 13 siswa, sedangkan yang tidak

tuntas yaitu yang memperoleh nilai ≤70 sebanyak 7 siswa. Dan

nilai rata-rata kelas sebesar 69,21 serta ketuntasan klasikal sebesar

68,42%.

c. Observasi (pengamatan)

Selama proses tindakan berlangsung, peneliti juga melakukan

pengamatan atau observasi terhadap proses tindakan yang telah

dilaksanakan. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran

dengan berpedoman pada format lembar observasi yang telah

disiapkan. Hasil observasi peneliti pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Hasil pengamatan kepada guru

Adapun hasil pengamatan oleh kolaborator terhadap kinerja guru

pada saat pembelajaran dengan mengunakan kombinasi antara metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS di antaranya:

dalam menyiapkan kondisi fisik siswa dan menyampaikan tujuan

pembelajaran sudah baik, tetapi dalam pengulangan materi sebelumnya

masih cukup. Saat memotivasi dan membangkitkan siswa untuk

belajar sudah baik dilihat dari antusias siswa saat pembelajaran

berlangsung. Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah

melakukan diskusi dengan kolaborator pada tahap perencanaan yaitu,

melakukan tindakan yang tertera dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran. Seperti dalam menjelaskan cara pembuatan mind

mapping bervisi SETS sudah cukup baik, namun ketepatan guru dalam

mengelola waktu pembelajaran menggunakan mind mapping bervisi

Page 71: PTK KIMIA

57

SETS ini masih kurang baik atau tidak efisien. Kemampuan guru

dalam menjawab pertanyaan dari siswa sudah baik tetapi Guru kurang

memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas rumah secara

berkelompok. Pemberian tes pada siswa untuk dapat diketahui

keberhasilannya sudah cukup baik sehingga memancing siswa untuk

bertanya. Penyimpulan materi oleh guru cukup jelas di akhir

pembelajaran dengan metode tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran 17.

2) Hasil pengamatan kepada siswa

Pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa saat

pembelajaran berlangsung adalah penilaian keaktifan siswa.

Keaktifan siswa meningakat menjadi 64,44% dengan indikator-

indikator yang telah ditentukan sebelumnya (Lampiran 10&15).

Terjadinya peningkatan keaktifan tersebut karena siswa ikut aktif

dalam proses pembelajaran dimana adanya presentasi dari siswa

dalam menjelaskan materi, yang di lanjutkan dengan sistem tanya

jawab dengan siswa lain. Selain itu siswa juga akut aktif dalam

pembuatan mind mapping bervisi SETS Sehingga baik guru

maupun siswa ikut aktif saat proses pembelajaran berlangsung.

Namun keaktifan siswa tersebut belum menyeluruh dan perlu

adanya perbaikan kembali.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus I berupa perenungan peneliti terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yaitu tentang kelebihan

dan kekurangannya. Dengan memperhatikan hal-hal yang perlu

diambil dan dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya yaitu

siklus II.

Pada pelaksanaan siklus I ini pelaksanaan pembelajaran materi

laju reaksi melalui kombinasi metode eksperimen dengan metode Mind

mapping bervisi SETS masih belum berjalan sesuai rencana tindakan.

Hal ini disebabkan siswa belum memahami mekanisme pembelajaran

Page 72: PTK KIMIA

58

dengan menggunakan metode ini dengan benar. Untuk itu perlu adanya

perbaikan ulang mengenai perencanaan yang nantinya akan digunakan

dalam pembelajaran pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus I adalah:

1) Siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan.

2) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan mind mapping masih

kurang.

3) Kurangnya percaya diri siswa dalam presentasi di depan kelas.

4) Sikap antusias siswa dalam pembelajaran masih kurang.

5) Guru belum menjelaskan prosedur mind mapping bervisi SETS

dengan baik.

6) Guru belum mengelola kelas dengan baik.

7) Perhatian guru kepada siswa dalam pembelajaran kurang merata.

8) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif perlu

ditingkatkan.

9) Keaktifan siswa belum mencapai indikator yang ditentukan.

10) Hasil belajar siswa belum mencapai indikator yang ditentukan.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II berupa kegiatan mempertimbangkan

dan memilih upaya yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah

yang ditemukan pada siklus , diantaranya:

1) mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan

permasalahan yang muncul dari siklus I.

2) menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) melalui kombinasi antara metode eksperimen dengan

metode mind mapping bervisi SETS.

3) melakukan kolaborasi dengan guru kelas.

4) membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

5) menyusun alat evaluasi pembelajaran

Page 73: PTK KIMIA

59

b. Tindakan

Tindakan pada siklus II berupa pelaksanaan dari rencana yang

telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan kombinasi metode eksperimen dengan metode

mind mapping bervisi SETS. Deskripsi pelaksanaan tindakan

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Siklus II pada pertemuan I dilaksanakan pada Hari jumat,

tanggal 11 November 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a. Pendahuluan

Sebelum pelaksanaan tindakan siklus II dimulai, peneliti

bersama guru menyiapkan alat dan bahan yang dibutukkan

dalam kegiatan praktikum yang akan didilakukan. Persiapan

yang dilakukan berupa penyiapan tabung reaksi, bejana air,

Stopwatch, sumbat tabung reaksi, pisau, pualam dan asam

klorida 2M, 1,5M dan 1M. Praktikum dilaksanakan didalam

kelas XI IPA karena SMA NU 05 Brangsong belum

mempunyai laboratorium untuk praktikum kimia.

Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru yang

dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh siswa

Kemudian guru mengadakan presensi kepada siswa. Semua

siswa tidak ada yang absen dalam pertemuan ini. Dilanjutkan

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

melalui percobaan, siswa dapat menafsirkan grafik dari

percobaan yang dilakukan dan trampil dalam melakukan

praktikum. Selain itu guru juga memberikan himbauan kepada

seluruh siswa untuk berhati-hati dalam melakukan praktikum.

b. Kegiatan Inti

Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang terdiri dari

3 – 4 siswa dan membagikan petunjuk praktikum yang akan di

Page 74: PTK KIMIA

60

laksanakan. Kemudian guru menjelaskan secara garis besar

petunjuk praktikum tersebut. Semua siswa terlihat tenang

mendengarkan penjelasan dari guru. Sebelum praktikum di

mulai guru memastikan pada siswa apakah masih ada yang

belum jelas dari pentunjuk praktikum tersebut. Namun tidak

ada pertanyaan dari siswa. Praktikum dilaksanakan oleh siswa

secara berkelompok. Setiap kelompok terlihat berkonsentrasi

dalam praktikum walaupun kadang-kadang terdengar sedikit

suara canda gurau dari para siswa.

Guru mengawasi jalannya praktikum dan sesekali

mengajukan pertanyaan pada setiap kelompok tentang

praktikum yang dilakukan. Seperti yang ditanyakan pada

kelompok 1, yaitu mengapa konsentrasi asam klorida yang

digunakan berbeda? Ana Amalia mewakili kelompok 1

menjawab, karena percobaan ini dilakukan guna mengetahui

pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi dan jawaban

tersebut dibenarkan oleh Guru, dimana percobaan ini

dilakukan untuk memastikan bahwa konsentrasi merupakan

salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Sedangkan kelompok 2 sibuk dengan eksperimennya, dimana

Diah Nuryanti mendapat tugas mengawasi stopwatch, haryanti

menyiapkan bejana air yang berisi aquades, Isdalifah mengisi

tabung reaksi dengan asam klorida yang kemudian diisi dengan

batu pualam lalu disumbat yang akhirnya dimasukkan dalam

bejana air oleh Khafidatul Lutfiah. Setiap kelompok mencatat

hasil praktikum yang dilakukan. Sedangkan kelompok 5 yang

terdiri 3 siswa saja terlihat sedikit kerepotan. Akhirnya

kolaborator membantu kelompok 5 dalam mengisi tabung

reaksi dengan asam klorida yang kemudian diteruskan Unun

Amalia memasukkan keping pualamnya dan segera disumbat

oleh Sri Indarwati yang kemudian dimasukkan dalam bejana

Page 75: PTK KIMIA

61

yang berisi aquades, dan Slamet Sulton segara menyalakan

stopwatchnya. Begitu juga dengan kelompok 3 dan 4

praktikum dilaksanakan dengan pembagian kerja masing-

masing.

Setiap kelompok mencatat hasil percobaannya kemudian

hasil percobaan tersebut dikumpulkan pada Guru yang

sebelumnya sudah ditulis dalam bukunya masing-masing.

Setelah selesai percobaan dan hasil praktikum dikumpulkan

Guru bersama siswa menyimpulkan praktikum tersebut, oleh

Guru kelompok 3 diminta untuk menjelaskan hasil

percobaannya. Kelompok 3 yang diwakili Rofiatun

menjelaskan bahwa dari 3 percobaan tersebut reaksi yang

paling cepat terjadi pada konsentrasi 2M, karena semakin

tinggi konsentrasi maka reaksinya semakin cepat. Kemudian

Guru menambahi, Konsentrasi dan luas permukaan

berhubungan dengan frekuensi tumbukan yang nantinya akan

dijelaskan pada teori tumbukan. Makin besar konsentrasi

makin besar pula kemungkinan partikel saling bertumbukan,

sehingga reaksi bertambah cepat. Sedangkan kelompok 4

diminta untuk menuliskan persamaan reaksi dari percobaan

tersebut. Kemudian Siti Nuriyanah sebagai perwakilan

kelompok 4 maju kedepan dan menuliskan persamaan

reaksinya yaitu:

CaCO2(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

dan Guru membenarkan jawaban tersebut. Kemudian guru

memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membuat

laporan yang yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Selanjutnya didiskusikan dengan materi yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya.

Page 76: PTK KIMIA

62

c. Penutup

Guru memberikan motivasi siswa agar tertarik dengan

materi yang akan di sampaikan pada pertemuan berikutnya,

sebagai contoh fungsi katalis yaitu penambahan kalsium

karbida dalam penyimpanan buah sehingga lebih cepat matang.

Selain itu guru juga memberi tugas siswa untuk mencari data

tentang factor-faktor yang berhubungan dengan laju reaksi dan

penarapannya dalam SETS. Lalu Guru mengakhiri pertemuan

dengan berpesan kepada siswa agar belajar di rumah.

Selanjutnya guru mengucapkan salam.

2) Pertemuan II

Siklus II pada pertemuan II dilaksanakan pada Hari Kamis,

tanggal 11 November 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a. Pendahuluan

Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru

yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh

siswa. Kemudian guru mengadakan presensi kepada siswa.

Semua siswa hadir dalam pertemuan ini. Dilanjutkan guru

menyampaikan tujuan dimana siswa dapat menjelaskan faktor

faktor yang mempengaruhi laju reaksi, membedakan diagram

potensial baik yang menggunakan katalis atau tidak, dan

menjelaskan peranan katalis dan energi pengaktifan dengan

menggunakan diagram. Guru juga memotivasi siswa dengan

contoh-contoh penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari-

hari supaya siswa antusias dalam pembelajaran ini. Semua

siswa terlihat tenang dan antusias dalam memperhatikan

penjelasan guru.

b. Kegiatan Inti

Guru menjelaskan secara garis besar faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi dan teori tumbukan. Sebelum

menjelaskan guru melakukan sedikit tanya jawab mengulas

Page 77: PTK KIMIA

63

materi sebelumnya dan materi yang akan di pelajari.

pertanyaan yang di ajukan di antaranya: sebutkan faktor-faktor

yang mempengaruhi laju reaksi! Pertanyaan ini di jawab oleh

Kiswanto, dengan jawaban faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi adalah konsentrasi, luas permukaaan, suhu dan

katalis. Guru membenarkan jawaban Kiswanto, kemudian

menanyakan kembali kenapa katalis termasuk salah satu

faktor-faktor tersebut? Kemudian Slamet Sulton di tunjuk

untuk menjawab, tetapi Slamet diam karena tidak tahu

jawabannya kemudian ditujukan ke Unun dan Unun pun

menjawab. Karena katalis dapat mempercepat laju reaksi. Guru

membenarkan jawaban unun dan menambahinya, beberapa

reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat di percepat

dengan menambahkan suatu zat ke dalamnya, dan zat tersebut

setelah reaksi selesai tidak berubah. Zat tersebut dinamakan

katalis yaitu suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi

tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal. Semua siswa

terlihat tenang mendengarkan penjelasan dari guru.

Selesai menjelaskan, guru meminta siswa untuk

membentuk kelompok sesuai dengan kelompok pada saat

praktikum kemarin. Setelah semua siswa berkelompok guru

memberi tugas untuk membuat mind mapping bervisi SETS

secara berkelompok dengan tema Laju Reaksi dengan cara

berdiskusi menggunakan data-data dari internet dan buku

panduan. Diskusi pembuatan mind mapping diberi waktu 20

menit. Setiap kelompok berdiskusi dengan teratur dan sedikit

canda gurau dari sebagian siswa. Sedangkan Guru berkeliling

mengamati pembuatan mind mapping bervisi SETS tiap

kelompok. Setelah 20 menit Guru meminta tiap kelompok

untuk mempresentasikan hasil mind mappingnya di depan

kelas secara bergantian sesuai urutan kelompok. Dimulai dari

Page 78: PTK KIMIA

64

kelompok 1, Semua anggota maju kedepan untuk menjelaskan

hasil mind mappingnya. Ana Amalia yang mewakili temannya

menjelaskan hasil mind mapping bervisi SETS dengan tema

laju reaksi. Kelompok lain mendengarkan dengan tenang.

Selesai menjelaskan, kelompok 1 memberi kesempatan

kepada kelompok lain untuk bertanya. Diwakili Diah Nuryanti,

kelompok 2 bertanya: Jelaskan pengaruh kenaikan suhu dalam

suatu reaksi kimia di lihat dari teori tumbukan. Pertanyaan

Diah di jawab oleh Khoirun Nisa’, Kenaikan suhu akan

mengakibatkan reaksi berlangsung semakin cepat. Dalam teori

tumbukan di jelaskan bahwa jika terjadi kenaikan suhu maka

molekul-molekul yang bereaksi akan bergerak lebih cepat,

sehingga energi kinetiknya tinggi dan energi yang dihasilkan

pada tumbukan antar molekul menjadi besar dan cukup di

gunakan untuk berlangsungnya reaksi. Jadi semakin tinggi

suhu semakin banyak energi yang dihasilkan sehingga reaksi

berlansung cepat dan kelompok 2 menjadi mengerti.

Kemudian presentasi dilanjutkan kelompok 2, kelompok

2 menjelaskan hasil mind mappingnya dan disampaikan oleh

Isdalifah. Selesai menjelaskan Isdalifah memberi kesempatan

kepada kelompok lain. Rofiatun dari kelompok 3 bertanya

mengenai contoh peranan katalis dalam kehidupan sehari-hari

dan hubungannya dengan SETS. Pertanyaan dijawab Haryanti

salah satu anggota kelompok 2, Contoh peran katalis dalam

kehidupan sehari-hari adalah catalitic converte pada knalpot

sedangkan hubungannya dengan SETS dijelaskan oleh

Khafidatul Lutfiah anggota kelompok 2 juga. Melalui Gambar

4.1 lingkaran SETS dibawah ini dijelaskan,

Page 79: PTK KIMIA

65

Gambar 4.1 Contoh lingkaran SETS pada Laju Reaksi

Bahwa gas buang kendaraan bermotor merupakan

sumber utama polusi udara yang mengandung gas berbahaya,

antara lain gas CO, gas NO, dan gas NO2. Gas CO berbahaya

karena dapat meracuni darah, sedangkan gas NO dan NO2

bertanggung jawab terhadap terjadinya lubang ozon dan hujan

asam. Selain gas-gas tersebut, asap kendaraan juga

(Social) Kesehatan mayarakat

terjaga

(Science)

Katalisator

(Technology)

Catalitik corverten

(Environment)

Terhindar dari pencemaran

udara,terhindar dari

terjadinya lubang ozon dan

hujan asam yang di

akibatkan oleh gas NO dan

NO2

Page 80: PTK KIMIA

66

mengandung timbel yang berasal dari zat aditif pada bensin.

Berbagai cara telah dilakukan untuk mencegah polusi tersebut,

tetapi belum ditemukan cara yang terbaik. Salah satu cara

untuk menghilangkan polusi timbel dilakukan dengan

mengganti timbel yang bebas timbel.

Untuk mencegah terbentuknya gas-gas berbahaya pada

gas buang kendaraan bermotor, salah satu penelitian yang

dilakukan merekomendasikan untuk mengkondisikan agar

terjadi reaksi antar gas CO dengan gas NO dan reaksi antara

hidrokarbon dengan NO2.

CO(g) + NO(g) CO2(g) + 1

2 NO2(g)

CH4(g) + 2NO2(g) CO2(g) + N2(g) + H2O(g)

Reaksi tersebut hanya dapat berlangsung pada suhu yang

sangat tinggi, sedangkan pada suhu yang sangat tinggi mesin

bekerja tidak efektif. Oleh karena itu, diperlukan suatu katalis

yang dapat mempercepat reaksi tersebut pada suhu rendah.

Dari penelitian telah ditemukan suatu katalis yang

terbuat dari campuran logam platina dan rhodium (Pt-Rh).

Katalis tersebut dipasang pada knalpot kendaraan yang

dibentuk seperti sisir. Dari hasil penelitian tersebut ternyata

katalis tersebut mampu bekerja dengan baik pada suhu 4000C

dan dapat bertahan sampai 50.000 mil (± 80.000 km). Di

negara maju yang sangat memperhatikan masalah lingkungan,

setiap kendaraan diwajibkan untuk memasang katalis ini pada

knalpot, dikenal sebagai catalytic converten. Kemudian

bertanya kembali kepada apakah sudah mengerti dari dari

jawabannya tersebut dan Rofiatun menjadi paham.

Dilanjutkan presentasi dari kelompok 3, selesai hasil

mind mapping kelompok 3 di sampaikan Unun Amalia dari

kelompok 5 menanyakan mengenai hubungan energi

pengaktifan dengan katalistor dalam suatu reaksi kimia.

Page 81: PTK KIMIA

67

Jawaban dari kelompok 3 oleh Muhamad Ikhsan adalah katalis

berperan menurunkan energi aktifasi, lalu muhtar sidik

menambahi bahwa suatu reaksi tanpa katalisator mempunyai

energi aktifasi yang besar, sehingga dengan penambahan

katalisator suatu reaksi kimia mempunyai energi aktifasi dan

reaksipun berlangsung lebih cepat. Setelah kelompok 3,

presentasi di lanjutkan kelompok 4 dan 5. Presentasi berjalan

cukup tenang lancar. Semua kelompok sudah menjelaskan

hasil mind mappingnya. Kemudian guru bersama - sama siswa

membahas kembali sekaligus menyimpulkan materi dari

presentasi yang tadi sudah disampaikan masing-masing

kelompok. Lalu hasil mind mapping yang tadi dikerjakan dan

laporan praktikum pada pertemuan sebelumnya dikumpulkan

untuk diperiksa dan dinilai oleh guru, sepulang sekolah dapat

di ambil di ruang Guru.

a. Penutup

Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi

dan mengumumkan pada pertemuan berikutnya akan diadakan

evaluasi. Siswa terlihat sedikit gaduh, kemudian guru meminta

untuk tenang dan mengumpulkan hasil mind mapping yang

tadi dikerjakan serta laporan praktikum kemarin. Mind

mapping dan laporan praktikum dapat di ambil di kantor

sepulang sekolah. Kemudian Guru membaca salam untuk

mengakhiri pelajaran.

2) Pertemuan III

Pertemuan III siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 23

November 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a. Pendahuluan

Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka

dan dijawab serempak oleh siswa. Kemudian guru

memberikan pengarahan sebelum evaluasi siklus II

Page 82: PTK KIMIA

68

dilaksanakan, siswa dengan tenang mendengarkan pengarahan

dari guru.

b. Kegiatan Inti

Guru memberikan instruksi agar semua buku

dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan

lembar evaluasi kepada siswa berupa 20 soal pilihan ganda.

Sebelum mengerjakan terlihat para siswa berdoa terlebih

dahulu. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tenang dan

sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi siswa

mengerjakan soal. Terlihat 2 siswa di pojok belakang sedikit

berisik dan bekerjasama. Dan pak heri meminta para siswa

untuk tenang dan kembali mengerjakan soal evaluasi secara

sendiri-sendiri.

c. Penutup

Setelah Siswa selesai mengerjakan soal, siswa

mengumpulkan lembar jawab. Kemudian guru mengakhiri

pertemuan dengan salam penutup.

Adapun hasil nilai tes evaluasi siklus 2 pada materi laju reksi

ini, dari 19 siswa diperoleh siswa yang tuntas dengan memperoleh

nilai ≥70 sebanyak 18 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas yaitu

yang memperoleh nilai ≤70 sebanyak 2 siswa. Sedangkan nilai rata-

rata yang diperoleh pada siklus II ini sebesar 76,84 dengan ketuntasan

klasikal 89,47%. Adapun daftar nilai evaluasi peda siklus II dapat

dilihat pada Lampiran 13.

c. Observasi

Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan

atau observasi terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan.

Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan berpedoman

pada format lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi

peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut:

Page 83: PTK KIMIA

69

1) Hasil pengamatan kepada guru

Adapun hasil pengamatan oleh kolaborator terhadap kinerja

guru pada saat pembelajaran dengan menngunakan kombinasi

antara metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi

SETS di antaranya: dalam menyiapkan kondisi fisik siswa dan

menyampaikan tujuan pembelajaran sudah baik, dalam

pengulangan materi sebelumnya masih juga sudah baik. Saat

memotivasi dan membangkitkan siswa untuk belajar sudah baik

dilihat dari antusias siswa saat pembelajaran berlangsung. Guru

melaksanakan apa yang telah disepakati setelah melakukan

diskusi dengan kolaborator pada tahap perencanaan yaitu,

melakukan tindakan yang tertera dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran. Ketepatan guru dalam mengelola waktu

pembelajaran menggunakan metode ini sudah baik dan efisien.

Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari siswa sudah

baik dan cara Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas

rumah secara berkelompok juga sudah baik di tandai laporan

praktikum yang sudah lengkap. Pemberian tes pada siswa untuk

dapat di ketahui keberhasilannya sudah baik sehingga memancing

siswa untuk bertanya. Penyimpulan materi oleh guru sudah jelas

di akhir pembelajaran dengan metode tersebut. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 18.

2) Hasil pengamatan kepada siswa

Pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa saat

pembelajaran berlangsung adalah penilaian keaktifan siswa.

Ketuntasan keaktifan siswa meningkat menjadi 88.15% dengan

indikator-indikator yang telah di tentukan sebelumnya (Lampiran

16). Terjadinya peningkatan keaktifan tersebut, disebabkan siswa

ikut aktif dalam proses pembelajaran dan adanya presentasi dari

siswa dalam menjelaskan materi yang di lanjutkan dengan sistem

tanya jawab dengan siswa lain juga dibentuknya kelompok diskusi

Page 84: PTK KIMIA

70

sehingga mempermudah dalam pembuatan mind mapping bervisi

SETS dan proses pembelajaran berlangsung lebih terarah dimana

seluruh siswa ikut aktif dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Setelah pembelajaran pada siklus II selesai dan telah diketahui

keaktifan maupun hasil belajar siswa maka diperoleh beberapa

refleksi selama siklus II ini berlangsung. Adapun hasil refleksi pada

siklus II adalah sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan prosedur mind mapping bervisi SETS dengan

baik.

2) Pembelajaran melalui kombinasi metode eksperimen dengan

metode mind mapping bervisi SETS telah berjalan sesuai rencana

tindakan. Baik guru maupun siswa telah menjalankan pembelajaran

sesuai dengan mekanisme yang direncanakan sehingga

pembelajaran berlangsung secara optimal.

3) Pengalokasian waktu telah sesuai rencana tindakan sehingga

seluruh waktu dapat dimanfaatkan secara optimal.

4) Siswa yang bertanya pada siklus ini meningkat.

5) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran di akhir pembelajaran

lebih baik dari sebelumnya.

6) Keberhasilan keaktifan siswa telah tercapai yaitu sebesar 88.15%

dimana siklus I masih 68,75%

7) Kemampuan siswa dalam membuat mind mapping bervisi SETS

sudah baik.

8) Tumbuhnya rasa percaya diri siswa dalam diskusi dan presentasi.

9) Sikap antusias siswa saat pembelajaran meningkat.

10) Guru dapat mengelola kelas dengan baik.

11) Perhatian guru kepada siswa dalam pembelajaran sudah merata.

12) Cara guru dalam mengkondisikan siswa sudah lebih baik.

Page 85: PTK KIMIA

71

C. PEMBAHASAN

1. Siklus I

Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari lembar

observasi, pelaksanaan pembelajaran mind mapping bervisi SETS pada

siklus I ini, keaktifan siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih

banyak siswa yang belum ikut aktif dalam pembelajaran, hal ini tidak

terlepas dari kinerja guru juga. Penjelasan guru mengenai metode mind

mapping bervisi SETS sudah baik. Guru memberikan tema buah-buahan

sebagai contoh pembuatan mind mapping supaya siswa mudah mengerti

dan pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar tetapi pengelolaan

waktu dalam proses pembelajaran melalui kombinasi metode eksperimen

dengan metode mind mapping bervisi SETS ini masih kurang optimal,

sehingga siswa belum dapat memahami prosedur pembalajaran

semestinya. Walaupun cara memotivasi dan membangkitkan siswa untuk

belajar sudah baik. Saat proses pembelajaran, siswa diajak untuk

menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak

asing dengan materi yang sedang dipelajari. Kemampuan guru dalam

menjawab pertanyaan dari siswa sudah baik. Tetapi hanya beberapa siswa

saja yang bertanya, masih banyak siswa yang belum aktif karena para

siswa banyak yang belum mengerti tentang proses pambelajaran yang

berlangsung. Pemberian tes untuk menguji kepahaman siswa cukup baik.

Cara guru dalam mengkondisikan siswa saat pembelajaran kurang baik,

terlihat belum semua siswa ikut aktif khususnya ketika presentasi.

Keterampilan guru dalam mengelola kelas sudah baik. Ketepatan guru

dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir kurang baik, disebabkan

waktu yang tidak cukup.

Berdasarkan pengamatan terhadap siswa, banyak siswa yang

kurang siap dalam mengikuti pembelajaran mind mapping bervisi SETS

ini. Banyak siswa yang kerapiannya masih kurang. Selain itu juga siswa

belum memahami benar tentang prosedur pembelajaran dengan

menggunakan metode mind mapping yang dijelaskan oleh guru. Keaktifan

Page 86: PTK KIMIA

72

siswa pada saat pembelajaran juga masih dalam kategori cukup,

dikarenakan belum semua siswa berpartisipasi aktif dalam presentasi. Ada

yang berbicara sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi

pendengar saja. Keberanian siswa dalam presentasi masih dalam kriteria

cukup, hanya siswa tertentu saja yang berani mempresentasikan mind

mappingnya. Hal ini juga disebabkan kurang kesiapan siswa dalam

membawa peralatan yang di perlukan untuk membuat mind mapping

dilihat dari banyak siswa yang masih saling pinjam terutama pensil warna

sehingga waktu yang dibutuhkan bertambah lama dan beberapa mind

mapping belum lengkap. Berdasarkan lembar observasi diperoleh

persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran materi Laju Reaksi pada

siklus I melalui kombinasi metode eksperimen dengan metode Mind

mapping bervisi SETS adalah 68,75%. Hal ini belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75 %.

Berdasarkan nilai ulangan siklus I pada sub materi pokok Laju

reaksi, dari 19 siswa terdapat 6 belum tuntas. Rata-rata hasil belajar aspek

kognitif siswa yang diperoleh dari ulangan pada siklus I sebesar 69,47dan

ketuntasan klasikal sebesar 64,73%. Hasil belajar ini sudah lebih baik dari

keadaan sebelumnya pada saat pra siklus yang rata-ratanya sebesar 66,63

Ini menunjukkan hasil belajar kognitif pada siklus I dengan menggunakan

metode tersebut sudah mengalami peningkatan, namun ketuntasan

klasikalnya belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu

sebesar 75%. Sehingga perlu dilaksanakan siklus II sebagai perbaikan.

2. Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran telah berjalan dengan

lebih baik. Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari

lembar observasi, pelaksanaan pembelajaran melalui kombinasi metode

eksperimen dengan metode Mind mapping bervisi SETS pada siklus II ini

pembelajaran berlangsung lebih terarah, Keberhasilan keaktifan siswa

sudah sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas dari kinerja

guru pula. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat

Page 87: PTK KIMIA

73

pembelajaran sudah baik, terlihat hampir semua siswa ikut aktif khususnya

ketika presentasi karena siswa di bentuk kelompok sehingga keterampilan

guru dalam mengelola kelas lebih baik. Dan pengelolaan waktu dalam

proses pembelajaran dengan metode mind mapping bervisi SETS ini

semakin baik dan efisien, sehingga siswa dapat memahami prosedur

pembalajaran semestinya. Penjelasan guru mengenai metode ini sudah

lebih baik sehingga siswa dapat melaksanakan pembelajaran sesuai

prosedur. Terutama dalam menjelaskan hubungannya dengan SETS. Cara

memotivasi dan membangkitkan siswa untuk belajar lebih baik dari

sebelumnya. Saat proses pembelajaran, siswa diajak untuk

menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak

asing dengan materi yang sedang di pelajari dengan ditambah data yang

diperoleh dari internet. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari

siswa sudah baik. Pemberian tes untuk menguji kepahaman siswa juga

sudah baik. Ketepatan guru dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir

sangat baik, disebabkan waktu yang cukup.

Berdasarkan pengamatan terhadap siswa, banyak siswa yang

sudah siap dalam mengikuti pembelajaran mind mapping bervisi SETS ini.

Banyak siswa yang kerapiannya sudah rapi. Siswa sudah memahami benar

tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode mind

mapping yang dijelaskan oleh guru. Keaktifan siswa pada saat

pembelajaran juga sudah dikategori baik terlihat dari hampir semua siswa

berpartisipasi aktif dalam presentasi. Walaupun masih ada yang berbicara

sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi pendengar

saja.Tetapi pembelajaran lebih kondusif dari sebelumnya. Keberanian

siswa dalam presentasi sudah baik, terlihat dengan semua siswa

mempresentasikan hasil mind mappingnya melalui kelompok masing-

masing. Kesiapan siswa dalam membawa peralatan yang di perlukan untuk

membuat mind mapping ada peningkatan, banyak siswa yang tidak saling

pinjam terutama pensil warna sehingga tidak membutuhkan waktu yang

lama dalam pembuatan Mind mapping. Berdasarkan lembar observasi

Page 88: PTK KIMIA

74

diperoleh persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran materi Laju

Reaksi pada siklus II melalui kombinasi metode eksperimen dengan

metode Mind mapping bervisi SETS adalah 88.15%. Hal ini sudah

mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75 %.

Berdasarkan nilai ulangan siklus I pada materi pokok Laju reaksi,

dari 19 siswa terdapat 2 belum tuntas. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa

yang diperoleh dari ulangan pada siklus II sebesar 76.84 dan ketuntasan

klasikal sebesar 89,47%. Hasil belajar ini sudah lebih baik dari keadaan

sebelumnya pada saat siklus I yang rata-ratanya sebesar 69,47. Ini

menunjukkan hasil belajar kognitif pada siklus II dengan menggunakan

kombinasi metode tersebut sudah mengalami peningkatan, dan ketuntasan

klasikalnya sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu

sebesar 75%. Sehingga tidak perlu dilaksanakan tindakan berikutnya

sebagai perbaikan. Tabel 4.1 dan grafik 4.1 dibawah ini menunjukkan

perbandingan hasil siklus I dan siklus II pada ketuntasan belajar klasial

dan keaktifan siswa.

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II

siklus % Nilai kognitif

Siswa %Nilai keaktifan

Siswa

Siklus I 65% 69%

siklus II 89% 88%

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II

65%

89%

69%

88%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

siklus1 siklus 2

kognitif

keaktifan

Page 89: PTK KIMIA

75

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia

Pada Materi Pokok Laju Reaksi Melalui Penggunaan Kombinasi Metode

Eksperimen dengan Metode Mind Mapping Bervisi SETS Pada Siswa Kelas XI

IPA SMA NU 05 Brangsong Tahun Ajaran 2011/2012” maka dapat diambil

simpulan: bahwa Penerapan pembelajaran aktif menggunakan kombinasi metode

eksperimen dengan metode Mind Mapping Bervisi SETS dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada materi pokok Laju reaksi kelas XI Ipa SMA NU 05

Brangsong kendal. Keberhasilan penerapan kombinasi metode eksperimen dengan

metode Mind Mapping Bervisi SETS sebagai upaya untuk meningkatkan hasil

belajar siswa di kelas XI Ipa SMA NU 05 Brangsong kendal ditunjukkan dengan

adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu keaktifan pada saat proses

pembelajaran. Juga ditunjukkan adanya peningkatan nilai tes akhir dari masing-

masing siklus. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 69,47 serta ketuntasan

klasikal sebesar 64,73%. Sedangkan keaktifan siswa sebesar 68,75% dan kinerja

guru 67,5%. Hasil belajar yang lebih baik dibandingkan pada saat pra siklus yang

rata-ratanya 66,63 dengan ketuntasan belajar 52,63%. Dilihat dari indikator

keberhasilan, siklus I belum berhasil dan perlu perbaikan pada siklus II. Rata-rata

hasil belajar pada siklus II sebesar 76,84 dengan ketuntasan klasikal 89,47%.

Sedangkan keaktifan siswa sebesar 88,15% dan kinerja guru sebesar 82,5%

B. Saran

Berdasarkan pada simpulan diatas maka peneliti mengajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran kimia, proses pembelajaran disarankan menggunakan

model, strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan situasi

di dalam kelas dan materi yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan

kualitas hasil pembelajaran.

Page 90: PTK KIMIA

76

2. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.

C. Penutup

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam pembuatan skripsi ini, tentunya

peneliti tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal itu disebabkan karena

keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca sangat peneliti harapkan untuk perbaikan. Peneliti

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya

dan para pembaca pada umumnya.

Page 91: PTK KIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Binadja, 2005c, Pedoman praktis Pengembangan Rencana

Pembelajaran Berdasar Kurikulum 2004 Bervisi dan berpendekatan

SETS(Science, Environment, Technology and Society),Semarang

Laboratorium SETS UNNES Semarang.

_______, 1999. Pendidikan SETS Penerapannya pada Pada Pengajaran.Makalah

disajikan dalam Seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerja sama antara

SEAMEO RESCAM dan UNNES, 14-15 Desenber 1999.

_______, Pendidikan SETS dalam Penerapannya dalam Mengajar, makalah

disajikan pada Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS, Semarang:

UNNES, 1999.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi

Aksara, 1995.

_______, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Cet.

VII..

_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta,

2006.

Basir, M. Muzamil, dan M. Malik M. Said, Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut

Tadris, (Mekkah: Darul Liwa’,t.th.

Chang, Raymond, Chemistry, America: Northern Arizona University, 2005,8th

Ed.

Cang, Raimond,Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti jilid 1,Jakarta: Penerbit

Erlangga.2005.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/laju_reaksi1/teori_

tumbukan/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/laju_reaksi1/teori_

tumbukan/

http://www.yatikurniawati.com/pendekatan-pembelajaran-bervisi-SETS-dalam-

ipa/

James E. Brady,KIMIA UNIVERSITAS Asas & Struktur Jilid 1, Jakarta: Binarupa

Aksara,1999.

Keenan, dkk, Kimia Untuk Universita Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga 1984.

Page 92: PTK KIMIA

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010.

Mulyati Arifin,dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: Jurusan

Pendidikan Kimia Upi, 2000

Kusumah, Wijaya, dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,

Jakarta: PT. Indeks, 2010, Cet. 3.

Mulyasa, E., KTSP Sebuah Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosda

Karya,2008.

_______, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik Dan Implementasi,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Pasaribu, P., T. Lukman, Melipatgandakan Potensi Otak Teknik Praktis

Melejitkan Daya Ingat, Jakarta: Gramedia 2005.

Pratama, Crys Fajar, dkk, Kimia Dasar 2, Yogyakarta: UNY, 2003.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2007.

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Model Pengembangan Silabus Mata

Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu. (Jakarta

Pusat : Depdiknas), hlm. 4.

Putra, Yovan P., Memori dan Pembelajaran Efektif, Bandung: CV: Yrama Widya,

2008.

Sastrohamidjojo, Sardjono, Kimia Dasar, Yogyakarta: UGM, 2008.

Siberman, Melvin L, Active Learning: 101 Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:

PUSTAKA INSAN MADANI, 2007.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Transito, 1996.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar dan Mengajar, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Sukarna, I Made, JICA Kimia Dasar 1, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES.

Page 93: PTK KIMIA

Sukarno, Penelitian Tindakan Kelas prinsip-prinsip dasar dan

implementasinya,Surakarta: Media Perkasa,2009.

Suprijono, Agus, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008.

Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,2009.

Syaodih, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi progam Strata Satu (S.1), Semarang:

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010.

T. Morgan, Clifford, Introduction to Psychology, New York: Pretice Hall, 1971.

Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2008.

W Oxoby, David, Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I, Jakarta: Erlangga, 2001.

Page 94: PTK KIMIA

Lampiran 1

SILABUS

Nama sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG

Mata pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA / 1

Standar kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari dan industri

Alokasi waktu : 12 Jam pelajaran (2 jam untuk Evaluasi)

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan Ajar

3.1Mendeskripsikan

laju reaksi dengan

melakukan

percobaan tentang

faktor-faktor yang

mempengaruhi laju

reaksi.

Konsentrasi

larutan

Guru menjelaskan

cara pembuatan

mind mapping

bervisi SETS

kepada siswa

dengan tema

buah-buahan

Siswa melengkapi

mind mapping

bervisi SETS

dengan tema

kemolaran yang di

bagikan guru

Siswa

mempresentasikan

hasil mind

mappinnya di

depan kelas

Siswa

mengerjakan soal-

Menjelaskan pengertian

kemolaran

Menghitung konsentrasi

larutan (molaritas dan

pengenceran larutan)

Mendiskrisikan pengertian

Jenis tagihan

Tugas individu

Tugas

kelompok

Ulangan

Bentuk instrumen

Membuat Mind

mapping

bervisi SETS

Performance

(kinerja

&sikap)

Laporan tertulis

Tes tertulis

2 Jam

Sumber

Buku kimia

Mind Mapping

LKS

Lembar praktikum.

Bahan

White board

Spidol

Pensil warna

Kertas HVS

Lembar kerja

Bahan/alat percobaan

Page 95: PTK KIMIA

Konsep laju

reaksi

Factor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi

soal tentang kemolaran

Siswa melengkapi

mind mapping

bervisi SETS

dengan tema laju

reaksiyang di

bagikan guru

Siswa

mempresentasikan

hasil mind

mappinnya di

depan kelas

Siswa

mengerjakan soal-

soal tentang laju

reaksi

Siswa merancang

dan melakukan

percobaan tentang

factor-faktor yang

mempengarui laju

reaksi tentang

pengaruh luas

permukaan bidang

sentuh dan

pengaruh

konsentrasi

terhadap laju

reaksi dalam kerja

kelompok

laju reaksi Menuliskan rumus laju

reaksi

Mengerjakan soal-soal laju

reaksi

Menjelaskan dan

mengelompokkan faktor-

faktor yang mempengaruhi

laju reaksi (luas

permukaan, konsentrasi,

suhu, dan katalis) melalui

percobaan

Menafsirkan grafik dari

data percobaan tentang

faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi

Terampil dalam

menggunakan alat dan

bahan praktikum

2 jam

2 Jam

Page 96: PTK KIMIA

3.2 Memahami teori

tumbukan

(tabrakan) untuk

menjelaskan faktor-

faktor penentu laju

dan orde reaksi serta

terapannya dalam

kehidupan sehari

Teori

tumbumkan

dilaboratorium Siswa

menyimpulkan

factor-faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

siswa membuat

Mind mapping

bervisi SETS

dengan tema

faktor-faktor yang

mempengarui laju

reaksi berdasarkan

teori tumbukan

dengan cara

berdiskusi dengan

data dari internet

dan buku panduan

Guru berkeliling

mengamati

pembuatan Mind

mapping bervisi

SETS siswa

Hasil Mind

mapping bervisi

SETS siswa di

presentasikan di

depan kelas

Kelompok yang

tidak menjelaskan

diberi kesempatan

Menjelaskan pengaruh

konsentrasi, luas

permukaan bidang sentuh,

dan suhu terhadap laju

reaksi berdasarkan teori

tumbukan

Membedakan diagram

energi potensial dari reaksi

kimia dengan

menggunakan katalisator

dan yang tidak

menggunakan katalisator.

Menjelaskan pengertian

peranan katalisator dan

energi pengaktifan dengan

mengunakan diagram.

2 Jam

Sumber

Buku kimia

Mind Mapping

LKS

.

Bahan

White board

Spidol

Pensil warna

Kertas HVS

Page 97: PTK KIMIA

untuk bertanya Guru bersama-

sama siswa

menyimpulkan

materi yang di

pelajari

Page 98: PTK KIMIA

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus I

Nama Sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Laju reaksi

Kelas/Semester : XI IPA/1

Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan : 1 (satu)

A. Standar Kompetensi

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

C. Indikator

1. Menjelaskan pengertian kemolaran

2. Menghitung konsentrasi larutan (molaritas dan pengenceran larutan)

D. Materi Pembelajaran

Kemolaran

E. Model dan metode pembelajaran

Model : Pembelajaran langsung dan kooperatif

Metode : Mind mapping, Tanya jawab, pemberian tugas

F. Kegiatan belajar mengajar

1. Pendahuluan

Apersepsi / motivasi

a) Guru terlebih dahulu menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan

mengkondisikan siswa agar siap belajar

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini, antara lain:

Siswa dapat menjelaskan pengertian kemolaran

c) Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi laju reaksi sangat erat

dengan kehidupan sehari-hari misalnya:

Pembuatan larutan gula

Pengenceran larutan NaCl atau garam dapur

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Guru memberikan arahan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan

dilakukan yaitu dengan metode pencatatan mind mapping bervisi SETS.

b) Guru menjelaskan cara pembuatan mind mapping bervisi SETS di white board,

sebagai contoh buah-buahan, antara lain:

1. Memulai dengan membuat gambar yang menggambarkan arti buah-buahan

ditengah white board sebagai gambar sentral

2. Membuat beberapa cabang tebal yang memancar dari gambar sentral, dengan

menggunakan spidol warna yang berbeda-beda pada setiap cabang

Page 99: PTK KIMIA

3. Menulis setiap kata kunci tunggal pada setiap cabang dengan huruf kapital.

Misalkan: WARNA, RASA, dan BENTUK.

4. Menggambar lagi cabang-cabang lanjutan yang memancar dari tiap kata kunci

tersebut dengan warna sesuai warna cabang sebelumnya.

5. Kemudian menulis kata kunci lagi pada setiap anak cabang tersebut, yaitu

untuk WARNA : KUNING, HIJAU, MERAH, COKLAT, untuk RASA :

MANIS ASAM, dan untuk BENTUK : BULAT, LONJONG

6. Dari kata-kata kunci tersebut ditarik cabang-cabang lanjutan lagi dengan

spidol warna yang berbeda atau sesuai warna cabang sebelumnya dan di beri

kata kunci sesuai kata kunci sebelumnya sebagai contoh, untuk buah yang

berwarna kuning antara lain: JERUK, MANGGA, PISANG, dan seterusnya

untuk kata kunci yang lain.

7. Menambahkan gambar-gambar kecil pada anak cabang yang mewakili dan

menguatkan ide-ide dengan spidol warna dan imajinasi.

8. Dari gambar sentral diberi cabang tebal lagi dengan warna yang berbeda dan

membuat 4 lingkaran melingkar dengan anak panah yang saling berhubungan,

lingkaran 1 tentang SAINS yang berisi vitamin, lingkaran 2 tentang

LINGKUNGAN yang berisi (a. Buah-buahan berkurang karena di ambil dari

lingkungan, b. Sampah dari kulit buah bermanfaat untuk pupuk kompos),

lingkaran 3 tentang TEKNOLOGI yang berisi jus buah dan untuk lingkaran

ke-4 tentang MASYARAKAT yang berisi (a. kebutuhan vitamin masyarakat

terpenuhi, b. Pendapatan masyarakat bertambah)

9. Mind mapping bervisi SETS dengan tema buah-buahan sudah jadi.

c) Guru menanyakan pada siswa apakah ada yang belum jelas tentang mind mapping

yang di jelaskannya

d) Guru menjelaskan sedikit tentang kemolaran melalui diskusi informasi

e) Guru membagikan mind Mapping bervisi SETS tentang kemolaran yang belum

lengkap

Elaborasi

a) Siswa melengkapi mind mapping bervisi SETS tentang kemolaran yang belum

lengkap tersebut.

b) Siswa yang sudah selesai melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang

kemolaran mempresentasikan di depan kelas

c) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya

Konfirmasi

a) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa.

b) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS tentang kemolaran

yang dilengkapi siswa

c) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum jelas

d) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari atau

memberikan konfirmasi tentang hasil eksplorasi dan elaborasi siswa

3. Penutup

a) Guru memotivasi siswa agar tertarik pada materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Contoh reaksi yang berlangsung cepat yaitu reaksi bom atau petasan dan reaksi

yang berlangsung lambat yaitu perkaratan besi atau fosilisasi sisa organisme

penghitungan laju reaksi berbeda dengan penghitungan laju mobil yang sedang

berjalan

b) Siswa diminta untuk belajar tentang materi berikutnya atau konsep laju raksi di rumah

c) Guru memberi tugas tentang kemolaran untuk dikerjakan di rumah

d) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam.

Page 100: PTK KIMIA

G. Sumber / Bahan alat

a. Sumber

LKS

Buku kimia kelas XI

b. Bahan / alat

White board

Spidol

Pensil warna

Kertas HVS

H. Penilaian

Jenis tagihan : tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian

Bentuk instrument : pilihan ganda, essay, tugas membuat mind mapping bervisi SETS

Kendal, 3 November 2011

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heri Supriyanto, ST Nurul Faizah

Page 101: PTK KIMIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus I

Nama Sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Laju reaksi

Kelas/Semester : XI IPA/1

Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan : 2 (dua)

A. Standar Kompetensi

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

C. Indikator

1. Menjelaskan pengertian laju reaksi

2. Menuliskan rumus laju reaksi

3. Mengerjakan soal-soal laju reaksi

D. Materi Pembelajaran

Konsep laju reaksi

E. Model dan metode pembelajaran

Model : Pembelajaran langsung dan kooperatif

Metode : Mind mapping, Tanya jawab, pemberian tugas

F. Kegiatan belajar mengajar

1. Pendahuluan

Apersepsi / motivasi

a) Guru terlebih dahulu menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan

mengkondisikan siswa agar siap belajar

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini, antara lain:

Siswa dapat menjelaskan pengertian laju reaksi

Siswa dapat menuliskan rumus laju reaksi

Siswa dapat mengerjakan soal-soal laju reaksi

c) Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi laju reaksi sangat erat

dengan kehidupan sehari-hari, misalnya:

Contoh reaksi yang berlangsung cepat yaitu reaksi bom atau petasan dan reaksi

yang berlangsung lambat yaitu perkaratan besi atau fosilisasi sisa organisme

penghitungan laju reaksi berbeda dengan penghitungan laju mobil yang sedang

berjalan

d) Siswa diminta mengumpulkan tugas rumah pertemuan kemarin

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Guru memberikan arahan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan

dilakukan yaitu dengan mind mapping bervisi SETS

b) Guru menjelaskan sedikit tentang laju reaksi melalui diskusi informasi

Page 102: PTK KIMIA

c) Guru membagikan Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju reaksi yang

belum lengkap

Elaborasi

a) Siswa melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju reaksi yang

belum lengkap tersebut

b) Siswa yang sudah melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju

reaksi mempresentasikan di depan kelas

c) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya

d) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas

Konfirmasi

a) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa

b) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju

reaksi yang dilengkapi siswa

c) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas

d) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3. Penutup

a) Guru memotivasi siswa agar tertarik pada materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya, misalnya penghitungan laju reaksi berbeda dengan penghitungan laju

mobil yang sedang berjalan

b) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan salam

G. Sumber / Bahan alat

a. Sumber

LKS

Buku kimia kelas XI

b. Bahan / alat

White board

Spidol

Pensil warna

Kertas HVS

H. Penilaian

Jenis tagihan : tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian

Bentuk instrument : pilihan ganda, essay, tugas membuat mind mapping bervisi SETS

Kendal, 4 November 2011

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heri Supriyanto, ST Nurul Faizah

Page 103: PTK KIMIA

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus II

Nama Sekolahan :SMA NU 05 BRANSSONG

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Laju Reaksi

Kelas/Semester : XI IPA/1

Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan : 1 (satu)

A. Standar Kompetensi

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

C. Indikator

1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (luas permukaan, konsentrasi,

suhu, dan katalis) melalui percobaan

2. Menggambarkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi

3. Terampil dalam menggunakan alat dan bahan praktikum

D. Materi Pembelajaran

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan

Apersepsi / motivasi

a) Guru terlebih dahulu menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan

mengkondisikan siswa agar siap untuk melakukan praktikum

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini antara lain:

Siswa dapat menjelaskan dan mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi (luas permukaan, konsentrasi, suhu, dan katalis) melalui percobaan

Siswa dapat menggambarkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi laju reaksi

Siswa terampil dalam menggunakan alat dan bahan praktikum

c) Guru memberikan himbauan untuk berhati-hati dalam melakukan praktikum

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok masing-masing 3-4

siswa dalam satu kelompok

b) Guru memberikan arahan pada siswa tentang petunjuk praktikum yang akan

dilakukan

c) Guru menanyakan kepada siswa apakah masih ada yang belum jelas dari

petunjuk praktikum.

Elaborasi

a) Siswa melakukan percobaan secara berkelompok mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi

Page 104: PTK KIMIA

b) Siswa melakukan praktikum dan guru mengawasinya serta mengajukan

pertanyaan pada tiap kelompok tentang praktikum yang di lakukan.

c) Siswa mencatat hasil pengamatan pada kembar kerja secara berkelompok.

d) Siswa mengumpulkan hasil percobaan yang dilakukan

Konfirmasi

a) Guru menanyakan beberapa pertanyaan lisan tentang praktikum yang dilakukan

untuk menguji kepahaman siswa

b) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk membuat laporan praktikum

secara kelompok dan akan didiskusikan pada pertemuan berikutnya

3. Penutup

a) Memotivasi siswa agar siswa tertarik pada materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya, misalnya:

Penyimpanan buah dengan penambahan kalsium karbida dapat mempercepat

matangnya buah karena faktor katalisator

Pada industri semen, batu kapur dihancurkan menggunakan penghancur sampai

halus, hal tersebut merupakan salah satu konsep laju reaksi tekanan

b) Siswa diberi tugas mencari data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

untuk didiskusikan pada pertemuan berikutnya

c) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran langsung dan kooperatif

Metode : Eksperimen, Mind Mapping, Diskusi, Tanya jawab dan pemberian tugas.

G. Sumber / Bahan alat

a. Sumber

LKS

Buku kimia kelas XI

b. Bahan / alat

White board

Spidol

Bahan dan alat-alat praktikum ( tercantum dalam petunjuk praktikum)

H. Penilaian

Jenis tagihan : tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian

Bentuk instrument : pilihan ganda, tugas membuat mind mapping bervisi SETS, laporan

praktikum

Kendal, 11 November 2011

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heri Supriyanto, ST Nurul Faizah

Page 105: PTK KIMIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus II

Nama Sekolahan :SMA NU 05 BRANSSONG

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Laju Reaksi

Kelas/Semester : XI IPA/1

Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan : 2 (dua)

A. Standar Kompetensi

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar

1. Mendeskripsikan laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

2. Memahami teori tumbukan atau tabrakan untuk menjelaskan fakto-faktor penentu laju

dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator

1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju

reaksi berdasarkan teori tumbukan

2. Membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia dengan menggunakan katalisator

dan yang tidak menggunakan katalisator.

3. Menjelaskan pengertian peranan katalisator dan energi pengaktifan dengan mengunakan

diagram.

D. Materi Pembelajaran

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Teori tumbukan

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan

Apersepsi / motivasi

a) Guru terlebih dahulu menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan

mengkondisikan siswa agar siap belajar

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah:

Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh,

dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan

Siswa dapat membedakan diagram energy potensial dari reaksi kimia dengan

menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator.

Siswa dapat menjelaskan pengertian peranan katalisator dan energi pengaktifan

dengan mengunakan diagram.

c) Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi laju reaksi sangat erat

dengan kehidupan sehari-hari, misalnya

Penyimpanan buah dengan penambahan kalsium karbida dapat mempercepat

matangnya buah karena faktor katalisator

Pembakaran zat dalam tubuh dapat berlangsung pada suhu yang relative rendah

karena pengaruh enzim

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Page 106: PTK KIMIA

a) Guru memberikan arahan pada siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan

pada pertemuan ini, yaitu dengan mind mapping bervisi SETS

b) Guru melakukan sedikit tanya jawab dan penjelasan yang berkaitan dengan

materi sebelumnya dan materi yang akan dipelajari yaitu faktor-faktor yang

mempengarui laju reaksi

Elaborasi

a) Siswa membuat Mind mapping bervisi SETS dengan tema faktor-faktor yang

mempengarui laju reaksi berdasarkan teori tumbukan dengan cara berdiskusi

dengan data dari internet dan buku panduan

b) Guru berkeliling mengamati pembuatan Mind mapping bervisi SETS siswa

c) Hasil Mind mapping bervisi SETS siswa di presentasikan di depan kelas

d) Kelompok yang tidak menjelaskan diberi kesempatan untuk bertanya

Konfirmasi

a) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS hasil kerja siswa

b) Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru

c) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang di pelajari

3. Penutup

a. Memotivasi siswa agar siswa tertarik pada materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya

b. Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : Pembelajaran langsung dan kooperatif

Metode pembelajaran : Mind Mapping, Diskusi, Tanya jawab dan pemberian tugas.

G. Sumber / Bahan alat

a. Sumber

LKS

Buku kimia kelas XI

b. Bahan / alat

White board

Spidol

Pensil warna

Kertas HVS

H. Penilaian

Jenis tagihan : tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian

Bentuk instrument : pilihan ganda, tugas membuat mind mapping bervisi SETS

Kendal, 18 November 2011

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heri Supriyanto, ST Nurul Faizah

Mengetahui,

Kepala Sekolah,

Drs. H. Mawardi

Page 107: PTK KIMIA

Lampiran 4

KISI-KISI TES EVALUASI SIKLUS I

Nama sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG

Mata pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA / 1

Standar kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari dan industri

Alokasi waktu : 2 Jam Pelajaran

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Indikator

Jenjang

C1 C2 C3 C4

3.1Mendeskripsikan

laju reaksi dengan

melakukan

percobaan tentang

faktor-faktor yang

mempengaruhi laju

reaksi.

Konsentrasi

larutan

Konsep laju

reaksi

Menjelaskan pengertian kemolaran

Menghitung konsentrasi larutan (molaritas dan

pengenceran larutan)

Menjelaskan pengertian laju reaksi

Menuliskan rumus laju reaksi

Mengerjakan soal-soal laju reaksi

1

11

2

12

3,4,5,7,8,

9,14

13, 15

16, 17

10

6

18, 19,20

Page 108: PTK KIMIA

Lampiran 5

INSTRUMEN TES KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS I

Pilihan Ganda

1. Kemolaran adalah…..

A. Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan

B. Banyaknya mol zat terlarut dalam setiap liter larutan

C. Perbandingan antara jumlah mol salah satu komponen dalam larutan dengan jumlah mol

total

D. Perbandingan mol zat terlarut dalam kilogram pelarut

E. Banyaknya gram zat terlarut dalam 1 000 000 gram larutan

2. Jika larutan cuka mempunyai konsentrasi 1 M, berarti:…

A. Jumlah asam asetat dalam 1000 mL larutan cuka tersebut adalah 1 mol

B. Jumlah asam asetat dalam 100 mL larutan cuka tersebut adalah 1 mol

C. Jumlah asam asetat dalam 1000 mL larutan cuka tersebut adalah 2 mol

D. Jumlah asam asetat dalam 1000 mL larutan cuka tersebut adalah 2 mol

E. Jumlah asam asetat dalam 1000 mL larutan cuka tersebut adalah 3 mol

3. Natrium hidroksida merupakan salah satu diantara beberapa zat kimia yang digunakan untuk

membuat sabun detergen dan kertas. Jika dua gram kristal murni (Mr NaOH = 40 )

dilarutkan dalam air hingga 250 ml, maka molaritas larutan tersebut adalah…..

A. 0,1 M

B. O,2 M

C. 0,3 M

D. 0,4 M

E. 0,5 M

4. Sebanyak 16,4 grm Ca (NO3)2 dilarutkan dalam air hingga konsentrasi larutan tersebut

adalah 0,4 M, maka volume larutan yang dibutuhkan………

A. 1000 mL

B. 800 mL

C. 500 mL

D. 250 mL

E. 100 mL

5. Lahan pertanian yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan kalsium hidroksida (Ca (OH)2.

jika diperlukan 0,3 M Ca (OH)2 sebanyak 400 mL. berapa gram Ca (OH)2 yang harus

dilarutkan ? (Mr Ca (OH)2 = 74)

A. 8,0

B. 8,4

C. 8,6

D. 8,7

E. 8,9

6. Manakah di antara larutan berikut yang mempunyai kemolaran terbesar?

A. 1 gram NaOH dalam 1 liter larutan

B. 0.01 mol urea dalam 100 mL larutan

C. 10 mL larutan HCl 0.1 M di campur dengan 100 mL air

D. 100 mL larutan NaOH 0.1 M dicampur dengan 100 NaOH 0.01 M

E. 100 mL larutan NaCl 0.01 M di uapkan hingga menjadi 40 mL

Page 109: PTK KIMIA

7. Di sebuah meja praktikum di laboratorium kimia terdapat botol pereaksi dengan label yang

bertuliskan NaOH 4% (m/v), volume 100 ml, dan massa jenisnya = 1,1 grm /ml. berapakah

kemolaran NaOH tersebut. Jika Mr NaOH = 40 ?

A. 5,1

B. 1,2

C. 1,3

D. 1,4

E. 1,5

8. Untuk membuat 200 mL asam sulfat 4 M diperlukan asam sulfat pekat 98% massa jenis 1.8

kg/L sebanyak….( H = 1; O =16; S = 32)

A. 11.1 mL

B. 22.2 mL

C. 33.3 mL

D. 44.4 mL

E. 55.5 mL

9. Kedalam suatu ruang 5 liter dimasukkan 16 gram oksigen dan 28 gram nitrogen. Berapakah

konsentrasi masing-masing gas tersebut….(N =14; O =16 )

A. 0.1 dan 0.2

B. 0.3 dan 0.4

C. 0.1 dan 0.3

D. 0.2 dan 0.4

E. 0.2 dan 0.5

10. Untuk membuat 200 mL larutan NaOH 1 M diperlukan 8 gram kristal NaOH murni.

Penyediaan larutan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) menimbang 8 gram NaOH

2) menyiapkan alat dan bahan

3) mengisi labu ukur dengan air hingga 200 mL

4) melarutkan NaOH dalam kira-kira 150 mL air dalam labu ukur

5) menambah air kedalam labu ukur hingga tepat 200mL

Urutan langkah kerja yang benar adalah….

A. 1, 2, 3, dan 5

B. 2, 1, 3 dan 5

C. 1, 2, 4 dan 5

D. 2, 1, 4 dan 5

E. 2, 1 dan 5

11. Laju reaksi adalah….

A. Proses perubahan zat pereaksi menjadi produk

B. Laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi atau laju pertambahan

konsentrasi molar salah satu produk dalam satu satuan waktu

C. Perbandingan antara jumlah mol salah satu komponen dalam larutan dengan jumlah mol

total

D. Proses perubahan zat pereaksi menjadi produk dalam satuan waktu

E. Banyaknya mol zat terlarut dalam setiap liter larutan

12. Satuan untuk laju reaksi adalah…….

A. M/s

B. M

C. dm 13 L

D. mol/liter sekon

E. kJ/mol

Page 110: PTK KIMIA

13. Rumus laju untuk reaksi berikut gOgO 32 23 dit`injau dari hilangnya reaktan dan

munculnya produk adalah…..

A.

t

O

t

OLaju

32

2

1

3

1

B.

t

O

t

OLaju

32

2

1

3

1

C.

t

O

t

OLaju

32

2

1

3

1

D.

t

O

t

OLaju

32

3

1

2

1

E.

t

O

t

OLaju

32

3

1

2

1

14. Diketahui persamaan reaksi penguraian senyawa SO3 adalah 2SO3(g) → 2SO2 (g) + O2 (g)

berapa perbandingan laju konsentrasi SO3, SO3, O2?

A. 2 : 2 : 1

B. 2 : 1 : 2

C. 1 : 2 : 2

D. 4 : 4 : 1

E. 2 : 2 : 2

15. Laju reaksi: DCBA 322 pada setiap saat dapat dinyatakan sebagai….

A. Bertambahnya konsentrasi A setiap satuan waktu

B. Bertambahnya konsentrasi B setiap satuan waktu

C. Bertambahnya konsentrasi C setiap satuan waktu

D. Bertambahnya konsentrasi A dan B setiap satuan waktu

E. Bertambahnya konsentrasi B dan C setiap satuan waktu

16. Kalsium karbonat larut dalam asam klorida membentuk gas karbon dioksida menurut

persamaan:

gCOlOHaqCaClaqHClsCaCO 2223 2

Cara praktis menentukan laju reaksi ini adalah dengan mengukur….

A. Laju berkurangnya kristal CaCO 3

B. Laju berkurangnya konsentrasi HCl

C. Laju terbentuknya CaCl

D. Laju pembentukan CO 2

E. Laju pembentukan air

17. Ke dalam ruang 2 liter direaksikan a mol gas A dan b mol gas B dengan persamaan reaksi:

gCgBgA 32 setelah reaksi berlangsung 10 sekon terbentuk gas C sebanyak m

mol. Laju reaksi rata-rata dalam 10 detik tersebut adalah……..

A. m/20 mol 11 det ikL

B. b/20 mol 11 det ikL

C. a/20 mol 11 det ikL

D. (a-2m) mol 11 det ikL

E. (b-3m) mol 11 det ikL

Page 111: PTK KIMIA

18. Diketahui reaksi: gCllOHaqMnClsHClsMnO 2222 24 , konsentrasi HCl

setiap detik berkurang sebanyak 0.01 mol L 1 , maka setiap detik……..

A. 2Cl bertambah 0.01 mol L 1

B. OH 2 bertambah 0.01 mol L 1

C. 2MnCl bertambah 0.0025 mol L 1

D. 2MnO bertambah 0.0025 mol L 1

E. 2Cl bertambah 0.025 mol L 1

Untuk soal 19 dan 20, Hubungan SETS dengan kemolaran adalah pembuatan telur asin

sebagai hasil teknologi,

19. Untuk hubungan sainsnya adalah…

A. Kulit telur dapat digunakan sebagai hiasan dinding

B. Protein masyarakat tercukupi

C. Telur dapat bertahan lama

D. Pelarutan NaCl

E. Pendapatan masyarakat bertambah

20. Sedangkan hubungannya dengan lingkungan adalah…..

A. Kulit telur dapat digunakan sebagai hiasan dinding

B. Protein masyarakat tercukupi

C. Telur dapat bertahan lama

D. Pelarutan NaCl

E. Pendapatan masyarakat bertambah

Page 112: PTK KIMIA

Lampiran 6

KISI-KISI TES EVALUASI SIKLUS II

Nama sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG

Mata pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA / 1

Standar kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari dan industri

Alokasi waktu : 12 Jam pelajaran (2 jam untuk Evaluasi)

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Indikator

Jenjang

C1 C2 C3 C4

3.2 Memahami teori

tumbukan

(tabrakan) untuk

menjelaskan faktor-

faktor penentu laju

dan orde reaksi serta

terapannya dalam

kehidupan sehari

Factor-

faktor yang

mempengar

uhi laju

reaksi

Teori

tumbumkan

Menjelaskan dan mengelompokkan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi (luas permukaan, konsentrasi, suhu,

dan katalis) melalui percobaan

Menjelaskan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi laju reaksi

Terampil dalam menggunakan alat dan bahan praktikum

Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang

sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori

tumbukan

Membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia

dengan menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan

katalisator.

Menjelaskan pengertian peranan katalisator dan energi

pengaktifan dengan mengunakan diagram.

1,2

9

14

15

3,4

10,11,20,

17

8,12

7

5

6,16,18

,19

Page 113: PTK KIMIA

Lampiran 7

INSTRUMEN TES KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS II

Pilihan Ganda

1. Faktor-faktor berikut yang tidak dapat mempercepat laju reaksi adalah……

A. konsentrasi awal zat pereaksi

B. suhu

C. luas permukaan sentuhan

D. katalis

E. jumlah zat pereaksi

2. Zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi zat itu sendiri tidak mengalami perubahan

yang kekal disebut dengan….. A. katalisator

B. Konsentrasi

C. Inhibitor

D. Energi

E. Konduktor

3. Logam magnesium dalam bentuk serbuk lebih cepat bereaksi dengan HCl, dibandingkan

dalam bentuk padatan. Faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah…….

A. Konsentrasi

B. Suhu

C. Luas Permukaan

D. Katalis

E. Entalpi

4. Penguraian H2O2 dapat berlangsung menurut reaksi:

2H2O2 (l) → 2H2O (l) + O2 (g)

Untuk itu dilakukan percobaan sebagai berikut:

No Awal reaksi Proses reaksi Akhir reaksi Keterangan 5. 1 H2O2 tak berwarna Tak berwarna Tak berwarna Lambat

2 H2O2 + NaCl tak berwarna Tak berwarna Tak berwarna Lambat

3 H2O2 + FeCl3 jingga Coklat muda Jingga cepat

4 H2O2 + CoCl2 merah muda Hijau-coklat Merah muda cepat

Dari percobaan di atas peran katalis dalam proses reaksi adalah… A. Tidak ikut bereaksi dalam proses reaksi

B. Ikut bereaksi dan tidak diperoleh kembali pada akhir reaksi

C. Ikut bereaksi dan diperoleh kembali pada akhir reaksi

D. Ikut bereaksi dan dan warnanya berubah tetap reaksi berlangsung

E. Tidak ikut bereaksi dan warnanya berubah selama reaksi berlangsung

5. Gambar berikut yang disebut labu ukur adalah..........

A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

E. 5

Page 114: PTK KIMIA

6. Data hasil percobaan menurut reaksi:

CaCO3 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

Percobaan Massa/bentuk zat

CaCO3

Konsentrasi

HCl (mol/L)

Waktu

(menit)

Suhu (0

C)

1 10 gram butiran 1 3,4 25

2 10 gram butiran 1.5 1.1 25

3 10 gram butiran 2 0.33 25

Dari percobaan di atas, laju reaksi di pengaruhi oleh faktor… A. Konsentrasi

B. Sifat-sifat

C. Suhu

D. Luas permukaan

E. Katalis

7. Dari data percobaan di atas grafik yang menunjukkan hubbungan antara konsentrasi HCl

dengan waktu adalah..........

A. A

B. B

C. C

D. D

E. E

8. Diantara pasangan pereaksi berikut, yang diharapkan bereaksi paling cepat adalah… A. 20 mL HCl 0.2 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M pada 30

0 mL

B. 20 mL HCl 0.1 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M + 10 mL air pada 300 mL

C. 20 mL HCl 0.1 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M pada 400 mL

D. 20 mL HCl 0.2 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M pada 400 mL

E. 20 mL HCl 0.2 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M + 20 mL air pada 400 mL

9. Natrium bereaksi hebat dengan air pada suhu kamar sedangkan besi tidak. Hal ini

memperlihatkan bahwa laju reaksi bergantung pada.… A. Suhu

B. Jenis pereaksi

C. Keadaan pereaksi

D. Katalisator

E. Luas permukaan sentuhan

Untuk soal nomor 10, 11 menggunakan data sebagai berikut:

Data hasil percobaan untuk reaksi A + B → hasil

Percobaan Massa/bentuk zat Konsentrasi B

(mol/L)

Waktu

(detik)

Suhu (0

C)

1 5 gram serbuk 0.1 2 25

2 5 gram larutan 0.1 3 25

3 5 gram padatan 0.1 5 25

4 5 gram larutan 0.2 1.5 25

5 5 gram larutan 0.2 1 35

Page 115: PTK KIMIA

10. Pada percobaan 1 dan 3 , laju reaksi di pengaruhi oleh faktor… A. Konsentrasi

B. Sifat-sifat

C. Suhu

D. Luas permukaan

E. katalis

11. Berdasarkan percobaan 4 dan 5, laju reaksi dipengaruhi oleh… A. Konsentrasi

B. Sifat-sifat

C. Suhu

D. Luas permukaan

E. katalis

12. Diketahui reaksi: gCllOHaqMnClsHClsMnO 2222 24 , konsentrasi HCl

setiap detik berkurang sebanyak 0.01 mol L 1 , maka setiap detik……..

A. 2Cl bertambah 0.01 mol L 1

B. OH 2 bertambah 0.01 mol L 1

C. 2MnCl bertambah 0.0025 mol L 1

D. 2MnO bertambah 0.0025 mol L 1

E. 2Cl bertambah 0.025 mol L 1

13. Dilakukan 5 kali percobaan reaksi zink (seng) dengan larutan asam klorida sebagai

berikut:…

Nomor Massa dan bentuk zat Konsentrasi dan suhu larutan HCl

1 5 gram kepingan 2 M, 300C

2 5 gran butiran 2 M, 300C

3 5 gram serbuk 4 M, 300C

4 5 gram serbuk 4 M, 400C

5 5 gram kepingan 4 M, 400C

Reaksi paling cepat adalah….. A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

E. 5

14. Berikut adalah grafik tingkat energi dari reaksi:

A(g) + B(g) C(g)

Yang menunjukkan energi aktivasi dengan katalis adalah................ A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

E. 5

Page 116: PTK KIMIA

15. Dari grafik no.14 dapat diketahui bahwa peranan katalis hubungannya dengan energi

aktivasi dalam suatu reaksi adalah............. A. Katalis berperan menurunkan energi aktivasi sehingga laju reaksi berlangsung cepat

B. Katalis berperan menaikkan energi aktivasi sehingga laju reaksi berlangsung lama

C. Katalis berperan mempercepat laju reaksi sehingga energi aktivasi naik

D. Katalis berperan memperlambat laju reaksi sehingga energi aktivasi turun

E. Katalis tidak ada pengaruhnya dengan energi aktivasi

16. Hubungan SETS dengan Laju Reaksi salah satunya adalah kulkas sebagai hasil teknologi.

Makanan dalam kulkas dapat bertahan lebih lama karena…

A. Suhu yang rendah dapat memperlambat reaksi pembusukan makanan

B. Tekanan dari dalam kulkas tinggi

C. Luas permukaan makanan diperkecil

D. Kulkas mengandung zat yang dapat membunuh bakteri dalam makanan

E. Kulkas tertutup rapat sehingga udara luar tidak dapat masuk

17. Mencuci dengan detergen lebih banyak membuat pakaian lebih cepat bersih karena …

A. Suhu air meningkat

B. Volume air menjadi lebih besar

C. Tekanan terhadap pakaian berkurang

D. Dapat memperluas permukaan pakaian

E. Konsentrasi pembersih bertambah

18. Jika dikaitkan dengan SETS, pengaruh detergen bagi lingkungan adalah… A. Tanah menjadi subur karena bungkus plastik detergen

B. Aliran sungai menjadi jernih karena teraliri busa detergen

C. Tanaman sekitar menjadi subur

D. Binatang didaerah sekitar menjadi sehat

E. Tanah menjadi tidak subur karena struktur tanah rusak akibat busa detergen yang mengalir

kedalam tanah dan sampah plastik bungkus detergen

19. Pembakaran zat dalam tubuh dapat berlangsung pada suhu tubuh yang relatif rendah

sedangkan di laboratorium pembakaran serupa hanya dapat berlangsung pada suhu yang

lebih tinggi hal tersebut dapat terjadi karena … A. Katalisator

B. Kalor dalam tubuh

C. Pengatur suhu tubuh

D. Hormon

E. Enzim

20. Pada industri semen batu kapur dihancurkan menggunakan penghancur sampai halus, Hal

tersebut merupakan salah satu penerapan konsep laju reaksi …

A. Konsentrasi

B. Suhu

C. Luas Permukaan

D. Katalis

E. Volume

Page 117: PTK KIMIA

Lampiran 8

KUNCI JAWABAN

SOAL SIKLUS I

1. B

2. A

3. B

4. D

5. D

6. E

7. B

8. D

9. A

10. D

11. B

12. A

13. A

14. A

15. C

16. C

17. D

18. B

19. D

20. A

Page 118: PTK KIMIA

Lampiran 9

KUNCI JAWABAN

SOAL SIKLUS II

1. E

2. A

3. C

4. C

5. B

6. A

7. B

8. D

9. A

10. D

11. C

12. C

13. D

14. B

15. A

16. A

17. E

18. E

19. A

20. C

Page 119: PTK KIMIA

Lampiran 10

INDIKATOR KEBERHASILAN KEAKTIFAN SISWA

No Komponen Nilai

1. Persiapan alat tulis

Siswa membawa peralatan alat tulis dengan lengkap sehingga

tidak meminjam teman

Siswa hanya membawa peralatan alat tulis berupa bolpoint,

pensil, penggaris dan pensil warna sehingga harus pinjam

penghapus teman

Siswa hanya membawa peralatan alat tulis berupa bolpoint,

pensil, penghapus dan penggaris sil warna sehingga harus

pinjam pensil warna teman

Siswa tidak membawa alat tulis sama sekali

4

3

2

1

2. Sikap dalam mengikuti pelajaran

Selalu memperhatikan dan sering menyampaikan pendapat

Selalu memperhatikan dan jarang menyampaikan pendapat

Kurang memperhatikan dan jarang menyampaikan pendapat

Kurang memperhatikan dan tidak menyampaikan pendapat

4

3

2

1

3. Keaktifan mengerjakan tugas

Aktif melaksanakan tugas dan mampu mengaitkan tugas dengan

aspek SETS serta selesai dengan baik

Aktif melaksanakan tugas dan mampu mengaitkan tugas dengan

aspek SETS tetapi pernah tidak selesai

Kurang aktif melaksanakan tugas dan kurang mampu

mengaitkan tugas dengan aspek SETS serta selesai dengan baik

Kurang aktif melaksanakan tugas dan kurang mampu

mengaitkan tugas dengan aspek SETS serta pernah tidak selesai

4

3

2

1

4. Etika dalam berkomunikasi

Sopan dalam berbicara, tidak menyela guru atau siswa lain dan

memperhatikan ketika guru atau siswa lain memberikan jawaban

Sopan dalam berbicara, tidak menyela guru atau siswa lain dan

kurang memperhatikan ketika guru atau siswa lain memberikan

jawaban

Sopan dalam berbicara, kadang menyela guru atau siswa lain

dan kurang memperhatikan ketika guru atau siswa lain

memberikan jawaban

Kurang sopan dalam berbicara, sering menyela guru atau siswa

lain dan kurang memperhatikan ketika guru atau siswa lain

memberikan jawaban

4

3

2

1

Page 120: PTK KIMIA

Lampiran 11

Nilai Mid Semester Kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong Semester I Th. 2011/20012

(Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus)

No Nama Nilai Pencapaian

kompetensi

1 Achmad Nasrul Ulum 60 Belum tuntas

2 Aliyah 57 Belum tuntas

3 Ana amalia 74 tuntas

4 Khoirun Nisak 70 tuntas

5 Diah Nuryanti 65 Belum tuntas

6 Haryanti 72 Tuntas

7 Isdalifah 80 Tuntas

8 Khafidatul Lutfiah 75 Tuntas

9 Kiswanto 75 Tuntas

10 Muchtar Sidiq 75 Tuntas

11 Muhammad Ikhsan 72 tuntas

12 Rofiatun 55 Belum tuntas

13 Siti Anisah 55 Belum tuntas

14 Siti Muasaroh 72 Tuntas

15 Siti Musfirotun 80 Tuntas

16 Siti Nuriyanah 55 Belum tuntas

17 Slamet Sulton 50 Belum tuntas

18 Sri Indarwati 59 Belum tuntas

19 Unun Amaliyah 65 Belum tuntas

Jumlah 1266

1) Menghitung nilai rata-rata kelas:

19

1266

x

= 66,63

2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal

%100(%) xruhsiswajumlahselu

ajaratuntasbeljumlahsiswprosentase

%10019

10x

= 52,63%

Page 121: PTK KIMIA

Lampiran 12

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I

(Nilai Kognitif)

No Nama Nilai Pencapaian

kompetensi

1 Achmad Nasrul Ulum 65 Belum tuntas

2 Aliyah 60 Belum tuntas

3 Ana amalia 70 tuntas

4 Khoirun Nisak 75 tuntas

5 Diah Nuryanti 70 tuntas

6 Haryanti 75 Tuntas

7 Isdalifah 80 Tuntas

8 Khafidatul Lutfiah 75 Tuntas

9 Kiswanto 80 Tuntas

10 Muchtar Sidiq 75 Tuntas

11 Muhammad Ikhsan 75 tuntas

12 Rofiatun 55 Belum tuntas

13 Siti Anisah 70 Belum tuntas

14 Siti Muasaroh 70 Tuntas

15 Siti Musfirotun 80 Tuntas

16 Siti Nuriyanah 55 Belum tuntas

17 Slamet Sulton 50 Belum tuntas

18 Sri Indarwati 70 tuntas

19 Unun Amaliyah 70 tuntas

Jumlah 1320

1) Menghitung nilai rata-rata kelas:

19

1320

x

= 69,47

2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal

%100(%) xruhsiswajumlahselu

ajaratuntasbeljumlahsiswprosentase

%10019

13x

= 64,73%

Peneliti,

Nurul Faizah

NIM. 053711238

Page 122: PTK KIMIA

Lampiran 13

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II

(Nilai Kognitif)

No Nama Nilai Pencapaian

kompetensi

1 Achmad Nasrul Ulum 65 Belum tuntas

2 Aliyah 75 tuntas

3 Ana amalia 80 tuntas

4 Khoirun Nisak 75 tuntas

5 Diah Nuryanti 75 tuntas

6 Haryanti 75 Tuntas

7 Isdalifah 95 Tuntas

8 Khafidatul Lutfiah 85 Tuntas

9 Kiswanto 85 Tuntas

10 Muchtar Sidiq 85 Tuntas

11 Muhammad Ikhsan 80 tuntas

12 Rofiatun 70 tuntas

13 Siti Anisah 70 tuntas

14 Siti Muasaroh 75 Tuntas

15 Siti Musfirotun 95 Tuntas

16 Siti Nuriyanah 70 tuntas

17 Slamet Sulton 60 Belum tuntas

18 Sri Indarwati 70 tuntas

19 Unun Amaliyah 75 tuntas

Jumlah 1460

1) Menghitung nilai rata-rata kelas:

19

1460

x

= 76.84

2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal

%100(%) xruhsiswajumlahselu

ajaratuntasbeljumlahsiswprosentase

%10019

17x

= 89,47% Peneliti,

Nurul Faizah

NIM. 053711238

Page 123: PTK KIMIA

Lampiran 14

Nilai Keaktifan Siswa Mid Semester Kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong Semester I Th.

2011/20012

(Nilai Pra Siklus Keaktifan Siswa)

No Nama Nilai Pencapaian

kompetensi

1 Achmad Nasrul Ulum C Belum tuntas

2 Aliyah C Belum tuntas

3 Ana amalia C Belum tuntas

4 Khoirun Nisak B tuntas

5 Diah Nuryanti C Belum tuntas

6 Haryanti B Tuntas

7 Isdalifah B Tuntas

8 Khafidatul Lutfiah B Tuntas

9 Kiswanto B Tuntas

10 Muchtar Sidiq B Tuntas

11 Muhammad Ikhsan B tuntas

12 Rofiatun C Belum tuntas

13 Siti Anisah B Tuntas

14 Siti Muasaroh B Tuntas

15 Siti Musfirotun B Tuntas

16 Siti Nuriyanah C Tuntas

17 Slamet Sulton C Belum tuntas

18 Sri Indarwati C tuntas

19 Unun Amaliyah C Belum tuntas

1) Prosentase ketuntasan keaktifan siswa

%100(%) xruhsiswajumlahselu

ajaratuntasbeljumlahsiswprosentase

%10019

10x

= 52,63%

Page 124: PTK KIMIA

Lampiran 15

Hasil Analisis Nilai Siklus I Siswa

(Keaktifan Siswa)

Pengamatan Tindakan

No NAMA

ASPEK

PENGAMATAN JUMLAH

SKOR

PROSEN

TASE(%) A B C D

1. AHMAD NASRUL ULUM 2 1 2 3 8 50

2. ALIYAH 3 2 2 2 9 56,25

3. ANA AMALIA 3 2 3 3 11 68,75

4. KHOIRUN NISA’ 3 2 2 3 10 62,5

5. DIAH NURYATI 3 2 2 3 10 62,5

6. HARYANTI 4 2 2 3 11 68,75

7. ISDALIFAH 3 4 4 3 14 87,5

8. KHAFIDATUL LUTFIAH 4 4 3 4 15 93,75

9. KISWANTO 2 4 3 4 13 81,25

10. MUHTAR SIDIK 3 4 3 4 14 87,5

11. MUHAMMAD IHSAN 2 4 3 3 12 75

12. ROFIATUN 4 2 2 2 10 62,5

13. SITI ANISAH 3 1 2 3 9 56,25

14. SITI MUASYAROH 3 3 2 3 11 68,75

15. SITI MUSFIROTUN 3 4 4 4 15 93,75

16. SITI NURIANAH 3 2 3 2 10 62,5

17. SLAMET SULTON 2 1 2 3 8 50

18. SRI INDARWATI 2 2 2 3 9 56,25

19. UNUN AMALIAH 2 3 2 3 10 62,5

JUMLAH 209

Kriteria Penilaian :

Skor ≤ 30% = keaktifan peserta didik kurang

Skor 31% - 59 % = keaktifan peserta didik cukup

Skor 60%-75% = keaktifan peserta didik baik

Skor > 75 = keaktifan peserta didik sangat baik

Prosentase (%) = %100maksimumnilai

diperolehyangnilai

Prosentase (%) rata-rata kelas = 209

304 = 68,75%

Page 125: PTK KIMIA

Lampiran 16

Hasil Analisis Nilai Siklus II Siswa

(Keaktifan Siswa)

Pengamatan Tindakan

No NAMA

ASPEK

PENGAMATAN JUMLAH

SKOR

PROSEN

TASE A B C D

1. AHMAD NASRUL ULUM 3 2 4 3 12 75%

2. ALIYAH 4 3 4 4 15 93,75%

3. ANA AMALIA 4 4 4 3 15 93,75%

4. KHOIRUN NISA’ 3 4 4 3 14 87,5%

0

5. DIAH NURYATI 3 3 4 3 13 75%

6. HARYANTI 4 3 4 3 14 87,5%

7. ISDALIFAH 3 4 4 4 15 93,75%

8. KHAFIDATUL LUTFIAH 4 3 4 4 15 93,75%

0

9. KISWANTO 3 4 4 4 15 93,75%

10. MUHTAR SIDIK 3 3 4 4 14 87,5%

11. MUHAMMAD IHSAN 3 3 4 4 14 87,5%

12. ROFIATUN 4 3 4 3 14 87,5%

0

13. SITI ANISAH 3 3 4 3 13 81%

14. SITI MUASYAROH 4 4 4 3 15 93,75%

15. SITI MUSFIROTUN 4 3 4 4 15 100%

16. SITI NURIANAH 3 3 4 3 13 81%

0

17. SLAMET SULTON 3 2 4 3 12 81%

18. SRI INDARWATI 4 3 4 4 15 93,75%

19. UNUN AMALIAH 3 4 4 4 15 93,75%

JUMLAH 267

Kriteria Penilaian :

Skor ≤ 30% = keaktifan peserta didik kurang

Skor 31% - 59 % = keaktifan peserta didik cukup

Skor 60%-75% = keaktifan peserta didik baik

Skor > 75 = keaktifan peserta didik sangat baik

Prosentase (%) = %100maksimumnilai

diperolehyangnilai

Prosentase (%) rata-rata kelas = 267

304 = 88.15%

Page 126: PTK KIMIA

Lampiran 17

LEMBAR OBSERVASI GURU PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Meningkatkan hasil belajar melalaui metode Mind Mapping bervisi SETS

No. Aspek Pengamatan Pelaksanaan

A B C D E 1.

2.

3.

Apersepsi a) Menyiapkan kondisi fisik peserta didik b) Menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan

dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang

telah disampaikan. d) Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk

belajar. Penerapan pembelajaran aktif

a) Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah

melakukan diskusi dengan kolaborator pada tahap

perencanaan yaitu, melakukan tindakan yang tertera dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran.

b) Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar

mengajar yang berlangsung dengan materi laju reaksi.

c) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas

kelompok secara bersama-sama dengan kelompoknya.

d) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat di

ketahui keberhasilan pertemuan pada siklus I

Menutup pelajaran a) Memberikan tes soal secara individu untuk mengetahui

tingkat pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang

ditentukan.

b) Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran dengan

metode tersebut.

70 70

70

70

67 68

70

65

60

65

KRITERIA PENILAIAN

80 – 100 = Baik sekali(A) 40 – 55 = Kurang(D)

66 – 79 = Baik(B) 30 – 39 = Gagal(E)

56 – 65 = Cukup(C)

%100(%) maksimalskor

diperolehyangskorpersentase

%1001000

675x

= 67,5%

Page 127: PTK KIMIA

Lampiran 18

LEMBAR OBSERVASI GURU PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Meningkatkan hasil belajar melalaui metode Mind Mapping bervisi SETS

No. Aspek Pengamatan Pelaksanaan

A B C D E 1.

2.

3.

Apersepsi a) Menyiapkan kondisi fisik siswa b) Menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan

dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang

telah disampaikan. d) Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk

belajar. Penerapan pembelajaran aktif

a) Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah

melakukan diskusi dengan kolaborator pada tahap

perencanaan yaitu, melakukan tindakan yang tertera dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran.

b) Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar

mengajar yang berlangsung dengan materi laju reaksi.

c) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas

kelompok secara bersama-sama dengan kelompoknya.

d) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat di

ketahui keberhasilan pertemuan pada siklus I

Menutup pelajaran a) Memberikan tes soal secara individu untuk mengetahui

tingkat pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang

ditentukan.

b) Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran dengan

metode tersebut.

92

89

93

79 78

79

79 78 79

79

KRITERIA PENILAIAN

80 – 100 = Baik sekali (A) 40 – 55 = Kurang (D)

66 – 79 = Baik (B) 30 – 39 = Gagal (E)

56 – 65 = Cukup (C)

%100maksimalskor

diperolehyangskorpersentase

%100100

825x

= 82,5%

Page 128: PTK KIMIA
Page 129: PTK KIMIA

Lampiran 20

(Doc. pribadi)

Proses Kegiatan Belajar Melalui Penggunaan Kombinasi Metode Eksperimen

dengan Metode Mind Mapping Bervisi SETS

Page 130: PTK KIMIA

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Nurul Faizah

2. Tempat & Tgl. Lahir : Kendal, 21 Januari 1987

3. NIM : 053711238

4. Alamat Rumah : Kumpulrejo RT 02/RW IV

Kec. Patebon Kab. Kendal

5. HP : 085290900807

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal :

a. SD Negeri Purwosari 02 lulus tahun 1999

b. SMP Negeri 02 Patebon lulus tahun 2002

c. SMA Negegeri 01 Kendal lulus tahun 2005

d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang tahun 2012

C. Pengalaman Organisasi

1. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di UKM PSHT IAIN Walisongo

Semarang.

Semarang, 14 Juni 2012

Nurul Faizah

NIM : 053711238