21
A. JUDUL PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMAN 1 JETIS BANTUL MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION B. BIDANG KAJIAN Pembelajaran Kimia C. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu kimia secara umum termasuk dalam ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala gejala alam, dan mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Pembahasan tentang struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun materi baik berbentuk atom, ion, maupun molekul dan bagaimana partikel-partikel tersusun membentuk partikel yang lebih besar. Pembahasan susunan partikel dalam suatu materi mencakup komponen-komponen penyusun materi dan perbandingan banyaknya tiap komponen dalam materi tersebut. Pembahasan tentang sifat materi mencakup sifat fisik yaitu sifat yang terlihat atau nampak dan sifat kimia yaitu kecenderungan materi untuk berubah menjadi materi yang lain. Pembahasan tentang perubahan materi mencakup perubahan fisik dan perubahan kimia. Sedangkan pembahasan tentang energi mencakup jenis dan jumlah

Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

A. JUDUL

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA

DIDIK SMAN 1 JETIS BANTUL MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

B. BIDANG KAJIAN

Pembelajaran Kimia

C. LATAR BELAKANG MASALAH

Ilmu kimia secara umum termasuk dalam ilmu pengetahuan alam yang

mempelajari gejala gejala alam, dan mengkhususkan diri di dalam

mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang

menyertai perubahan materi. Pembahasan tentang struktur materi mencakup

struktur partikel-partikel penyusun materi baik berbentuk atom, ion, maupun

molekul dan bagaimana partikel-partikel tersusun membentuk partikel yang lebih

besar. Pembahasan susunan partikel dalam suatu materi mencakup komponen-

komponen penyusun materi dan perbandingan banyaknya tiap komponen dalam

materi tersebut. Pembahasan tentang sifat materi mencakup sifat fisik yaitu

sifat yang terlihat atau nampak dan sifat kimia yaitu kecenderungan

materi untuk berubah menjadi materi yang lain. Pembahasan tentang perubahan

materi mencakup perubahan fisik dan perubahan kimia. Sedangkan pembahasan

tentang energi mencakup jenis dan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi, serta

perubahan energi dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Ilmu kimia berkembang

berdasarkan hasil percobaan para ahli kimia dan para ahli pendukung ilmu kimia

untuk menghasilkan fakta dan pengetahuan yang teoritis tentang materi yang

kebenarannya dapat di jelaskan dengan logika matematika. Sebagian besar aspek

yang dibahas dalam ilmu kimia adalah konsep teoritis dan bersifat abstrak atau

invisible serta informatif. Salah satu contoh aspek kimia tersebut terdapat dalam

pengembangan silabus mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil yang

meliputi :

1. Standar kompetensi : Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan

carapengukurannya.

Page 2: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

2. Kompetensi dasar : Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, Hukum

Hess, data perubahan entalpi pembentukkan standar, dan data energy ikatan.

3. Indikator :

a. Menghitung harga ∆H reaksi melalui percobaan.

b. Menghitung ∆H reaksi dengan menggunakan :

Data entalpi pembentukan standar.

Diagram siklus/ diagram tingkat energy.

Energy ikatan.

Metoda yang umumnya digunakan oleh guru dalam proses belajar

mengajar pada konsep tersebut adalah ceramah atau pembelajaran klasikal.

Hasil penyelidikan yang dilakukan Bligh (1972) yang dikutip oleh Rooijakkers

(1982: 3) menyatakan bahwa pembelajaran klasikal atau pembelajaran yang

diberikan secara masal, ataupun kepada suatu kelompok besar sangat

efektif untuk menyampaikan informasi. Dengan mengutarakan masalah sekali

saja, masalah tersebut dapat sampai kepada banyak pendengar. Tetapi walau

demikian guru harus mempertimbangkan seberapa banyak siswa paham dengan

apa yang mereka dengar. Permasalahan yang datang ketika guru

menjelaskan konsep Termokimia dengan metoda ceramah dan hanya

menggunakan papan tulis sebagai media untuk menerangkan perubahan entalpi

ternyata banyak anak yang belum mampu menentukan perubahan entalpi.

Contoh permasalan tersebut adalah siswa tidak dapat memahami dan menentukkan

perubahan entalpi yang terjadi. Untuk membantu siswa memahami konsep

perubahan entalpi maka model pembelajaran Direct Instruction (DI) atau metode

ceramah diganti dengan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement

Division (STAD).

Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) merupakan

model pembelajaran kooperatif. Model ini menyumbangkan ide bahwa peserta

didik yang bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu

berbuat diri mereka belajar sama baikknya. Pembelajaran model STAD terdiri dari

lima tahapan utama yaitu presensi kelas, kerja kelompok, kuis, peningkatan skor

individu, penghargaan kelompok (Robert E. Slavin, 2005: 144).

Dengan memilih model yang tepat dan menarik bagi peserta didik, seperti

halnya pembelajaran model STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran

Page 3: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kimia, khususnya materi

termokimia. Dengan peningkatan motivasi dan hasil belajar maka kualitasnya

pembelajaran semakin lebih baik. Yang akhirnya nilai kimia akan meningkat sesuai

dengan harapan guru dan peserta didik.

D. PERUMUSAN MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat

meningkatkan motivasi peserta didik pada pembelajaran termokimia

SMAN 1 Jetis Bantul tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah dengan menggunkan model pembelajaran STAD dapat

meningkatkan hasil belajar kimia pada pembelajaran termokimia SMAN 1

Jetis Bantul tahun ajaran 2012/2013?

3. Bagaimana kualitas pembelajaran termokimia dengan menerapkan model

STAD?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian tindakan kelas di SMAN 1 Jetis Bantul antara lain:

1. Meningkatkan motivasi peserta didik pada pembelajaran termokimia di kelas

XIA 2 semester 4 SMAN 1 Jetis Bantul tahun ajaran 2012/2013 dengan

menerapkan model STAD.

2. Meningkatkan hasil belajar kimia pada pembelajaran termokimia dikelas

XIA 2 semester 4 SMAN 1 Jetis Bantul tahun ajaran 2012/2013 dengan

menerapkan model STAD.

3. Meningkatan kualitas pembelajaran pada pembelajaran termokimiadi kelas

XIA 2 semester 4 SMAN 1 Jetis Bantul tahun ajaran 2012/2013 dengan

menerapkan model STAD.

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Untuk peserta didik

a. Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kimia peserta didik kelas

XIA 2 semester 4 SMAN 1 Jetis Bantul dalam mengikuti proses

pembelajaran termokimia.

b. Dapat memberikan informasi tentang cara meningkatkan materi belajar

kimia melalui penerapan model STAD.

Page 4: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

2. Untuk guru

a. Sebagai upaya untuk pemecahan masalah yang dihadapinya.

b. Untuk meningkatkan kreatifitas dalam kegiatan pembelajaran.

c. Sebagai problem solver pada kelompok guru mata pelajaran sejenis.

3. Untuk Sekolah

a. Meningkatnya profesionalisme para guru.

b. Meningkatnya mutu sekolah.

G. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah:

“ Melalui penerapan Model pembelajaran Student Team Achievement Division

(STAD) dapat meningkatkan motivsi dan hasil belajar siswa tentang konsep

termokimia pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA 2 semester ganjil tahun

pelajaran 2012/2013 “

H. TINJAUAN PUSTAKA

1. Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)

Pembelajaran model Student Team Achievement Division (STAD)

yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas

Jonh Hopki merupakan pembelajaran yang paling sederhana, dan merupakan

pembelajaran yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai

menggunakan kooperatif. Pembelajaran Student Team Achievement Division

(STAD) terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut ;

Materi dalam Student Team Achievement Division (STAD) pertama-

tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan

mengajaran langsung seperti sering kali dilakukan oleh guru. Waktu

presentasi kelas guru harus benar-benar berfokus pada unit Student Team

Achievement Division (STAD). Dengan cara ini, para peserta didik akan

menyadari bahwa mereka harus benar-benar member paerhatian penuh

selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu

mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis.

Kerja kelompok terdiri dari lima atau enam peserta didik yang

mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis

Page 5: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama kerja kelompok adalah menentukan

semua anggota tim benar-benar belajar, dan mempersiapkan anggotanya

untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah gurunya menyampaikan

materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi

lainnya. Dalam kegiatan kelompok ini, para peserta didik bersama-sama

mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau

memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan

sebaik-baiknya dan saling menbantu dalam memahami materi pelajaran.

Setelah kegiatan presentasi guru dan kelompok, peserta didik

diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, peserta didik tidak

diperkenankan saling membantu, sehingga tiap peserta didik bertanggung

jawab secara individual untuk memahami materinya.

Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi

karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-

rata kelompok. Tiap peserta didik diberikan skor awal. Peserta didik

selajutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka, berdasarkan tingkat

kenaikan skor kuis mereka berbanding dengan skor awal.

Kelompok akan mendapatkan penghargaan apabila skor rata-rata tim

mencapai criteria tertentu. Skor rata-rata tim 15 dapat penghargaan tim baik,

skor rata-rata tim 16 dapat penghargaan tim sangat baik dan skor tim 17

dapat penghargaan tim super..

Dengan demikian model yang tepat dan menarik bagi peserta didik,

seperti halnya pembelajaran model Student Team Achievement Division

(STAD) dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar kimia.

2. Model Pembelajaran Cooperative Learning

Model pembelajaran didefinisikan sebagai suatu pola pembelajaran

yang dapat menerangkan proses, menyebutkan dan menghasilkan

lingkungan belajar tertentu sehingga peserta didik dapat berinteraksi yang

selajutnya berakibat terjadinya perubahan tingkah laku peserta didik secara

khusus. Model pembelajaran dapat membantu guru dalam pengusaan

kemampuan dan ketram[ilan yang berkaitan dengan upaya mengubah

Page 6: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

tingkah laku peserta didik sejalan dengan rencana yang telah ditetapkan

(Sutiman dan Eli Rohaeti, 2010 : 34).

Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu

model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. System

pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai system kerja/

belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini

adalah lima unsur pokok yang saling ketergantungan positif, tanggung jawab

individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

System belajar gotong royong atau cooperative learning merupakan

system pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk

bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang tertruktur.

Pembelajaran kooperatif dikenal dengan dengan pembelajaran secara

kelompok. Tetapi belajar kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara

berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok

atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan

atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga mmemungkinkan terjadinya

interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif

diantara anggota kelompok. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan

timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan peserta

didik untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya

secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama

dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus

diterapkan lima unsure model pembelajaran gotong royong, yaitu saling

ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka.

Komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok.

Model pembelajaran kooperatif dapat diadaptasikan pada sebagian

besar mata pelajaran dan tingkat kelas. Beberapa model pembelajaran

kooperatif yang dapat diaplikasikan oleh pengajar antara lain: Student Team

Achievement Division (STAD) atau pembagian pencapaian tim siswa, Team

Games Tournamenti (TGT) atau turnamen game tim, Jigsaw II (Teka-teki

II), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau

mengarang dan membaca terintegrasi yang kooperatif, Team Accelerated

Instruction (TAI) atau percepatan pengajaran tim. Kelima model

Page 7: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

pembelajaran kooperatif melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab

individual, dan kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang

berbeda (Robert E.Slavin, 2005 : 11).

3. Hasil Belajar

Hasil belajar mmerupakan perubahan tingkat laku yang relative tetap dan

terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Proses belajar terlaksana

mmelalui berbagai kegiatan yang khas dan mempunyai salurannya sendiri

serta hasilnya sendiri (perubahan dalam sikap atau tingkah laku yang

tercapai dan nampak dalam prestasi tertentu). Menurut Gagne (Sutiman dan

Eli Rohaeti, 2010 : 23) terdapat lima katagori hasil belajar yaitu:

1. Keterampilan intelektual atau pengetahuan procedural yang mencakup

belajar diskriminasi, konsep, prinsip, dan pemecahan masalah, yang

kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan di sekolah.

2. Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah baru

dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam

memperhatikan, mengingat dan berfikir.

3. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsiakn sesuatu

dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang

relevan.

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan

mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.

5. Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku

seseorang, yang didasari emosi, kepercayaan-kepercayaan serta factor

intelektual.

Dari lima poin tersebut dapat disimpulkan hasil balajar harus

memenuhi ranah proses berfikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap

(affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotor domain). Ranah

kognitf adalah adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Menurut Blom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah

termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan

kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,

memahami, mengaplikasikasi, menganalisis, mensintesi, dan kemampuan

mengevaluasi.

Page 8: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti penasaran, minat, sikap,

emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif

tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik

dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannya terhadap mata pelajaran

kimia, kedisiplinannya, dalam mengikuti mata pelajaran kimia disekolah,

motivasinnya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran kimia

yang diterimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru kimia

dan sebagainya.

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima

pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini tampak dalam

bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil

belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar

kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak

dalam bentuk kencendrungan-kecendrungan berperilaku).

Hasil belajar dikatakan berhasil bila seorang siswa telah mencapai

taraf penguasaan minimal 75% dari satuan bahasan yang dinilai. Secara

kelompok hasil belajar dinyatakan telah berhasil jika sedikitnya 85% dari

jumlah siswa dalam kelompok yang bersangkutan telah mencapai taraf

penguasaan secara perorangan.

4. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi.

Belajar adalah perubahan tingkah laku secara afektif permanen dan secara

potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced

practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena factor intrinsic, berupa hasrat

dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-

cita. Sedangkan factor ekstrinsiknya adanya penghargaan, lingkungan belajar

yang konduksif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat,

kedua factor tersebut di sebabkan rangsangaan tertentu, sehingga seorang

Page 9: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat

(Hamzah B.Uno, 2006:23).

Hakikat motivasi belajar adalah internal dan eksternal pada peserta

didik-para peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indicator atau unsur yang

mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seorang

dalam belajar. Indicator motivasi belajar dan diklasifikasikan sebagai

berikut: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita menarik dalam

belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan

belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan dapat belajar dengan baik

(Hamzah B.Uno, 2006 : 23).

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang

belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan

pembelajaran, antara lain dalam: Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan

penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menetukan

ragam kendali terhadap rangsangan belajar, menetukan ketekunan belajar

(Hamzah B.Uno, 2006 : 27).

5. Pembelajaran Termokimia

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses kegiatan interkasi

belajar mengajar yang melibat tiga unsur utama pendidikan yaitu peserta

didik, pendidik dan sumber belajar. Pemahaman ini sesuai dengan pengertian

pembelajaran dalam undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan sekitar.

Menurut Ausubel (Sutiman dan Eli Rohaeti, 2010:21) agar terjadi

belajar bermakna, factor terpenting yang mempengaruhi belajar adalah apa

yang telah diketahui peserta didik., maka konsep atau pengetahuan baru

harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur

kognitif. Dalam proses pembelajaran, konsep-konsep yang disajikan guru

Page 10: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

disusun secara hierarki dan konsep yang paling umum disajikan terlebih

dahulu menuju hal-hal yang paling khusus. Pada pembelajaran Termokimia

penyusunan konsep secara hierarki konseptual sebagai berikut:

Pembelajaran termokimia ini menggunakan pendekatan pembelajaran

yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered

approach). Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan

efisien, strategi pembelajaran termokimia yang digunakan adalah deduktif-

induktif. Untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran termokimia

digunakan metode ceramah dan diskusi. Penerapan rangkaian dari

pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran

cooperative learning.

Termokimia untuk Sekolah Menengah Atas dipelajari di kelas XI

semester ganjil dengan standar kompetensi memahami perubahan energy

dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya. Kompetensi dasar terdiri dari:

1. Mendeskripsikan perubahan entalpi reaksi, eksoterm dan reaksi

endoterm.

Page 11: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

2. Mennetukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hokum Hess, data

perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energy ikatan.

Termokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari

perubahan kalot atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau

proses kimia dan fisika. Secara operasional termokimia berkaitan dengan

pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia,

perubahan keadaan dan pembentukakkan larutan.

Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau

yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai

pengetahuan dasar untuk pengajian teoori ikatan kimia dan struktur kimia.

Focus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat

dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor

reaksi.

Hal-hal yang dikaji dalam termokimia adalah:

1. Perubahan energi yang menyertai reaksi kimia.

2. Reaksi yang berlangsung secara spontan.

3. Reaksi kimia dalam kedudukan setimbang.

I. METODE PENELITIAN

1. Rencana Penelitian

a. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMAN 1

Jetis, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Propinsi D.I. Yogyakarta

dengan jumlah siswa 25 siswa.

b. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Jetis, Kecamatan Jetis, Kabupaten

Bantul, Propinsi D.I. Yogyakarta.

c. Waktu penelitian

Waktu penelitian selama 2 minggu yaitu bulan minggu ke-4 bulan

September dan minggu pertama bulan Oktober, sedangkan waktu

perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian dilakukan selama

bulan Oktober tahun pelajaran 2012/2013.

Page 12: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

d. Lama tindakan

Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan September dan Oktober

mulai dari siklus I, siklus II, dan siklus III.

2. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert

Slavin (1995) dan teman-temannya dan prosedur penelitian model

pembelajaran STAD pada pembelajaran Termokimia meliputi beberapa

siklus:

a. Siklus I (pertama) terdiri dari:

1) Perencanaan

Tahap perencanaan selalu dilakukan baik untuk siklus pertama,

kedua dan ketiga. Kegiatan tahap perencanaan antara lain:

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Kalorimetri

yang sesuai dengan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD).

b) Menyusun lembar observasi peserta didik dan lembar observasi

guru dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar kimia

peserta didik SMAN 1 Jetis Bantul melalui penerapan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).

Lembar observasi ini digunakan ketika proses tindakan

pembelajaran dilakukan.

c) Menyusun lembar kerja kelompok kalorimetri.

d) Menyusun soal tes/kuis kalorimetri.

e) Menyusun dan menyiapkan angket motivasi peserta didik yang

digunakan pada setiap akhir siklus.

f) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan

pada saat pembelajaran berlangsung.

2) Pelaksanaan tindakan

Siklus 1 dilakukan dua kali tatap muka. Materi yang diberikan

adalah klorimetri. Pembelajaran dilakukan selama 3 jam pelajaran. 2

jam untuk pelaksanan tindakan dan satu jam untuk melaksanakan tes

hasil belajar. Observasi keaktifan peserta didik dilaksanakan selama

Page 13: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

berlangsungnya proses pembelajaran. Pada tahap tindakan guru

melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) yang dimulai dengan

presentasi kelas dilanjutkan dengan belajar kelompok, belajar

mandiri, skor kemajuan individual dan penghargaan tim. Rincian

strategi model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) siklus pertama sebagai berikut:

a) Presentasi kelas

Pertama-tama materi dalam pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) diperkenalkan dalam presentasi di

dalam kelas. Waktu presentasi kelas guru harus benar-benar

berfokus pada unit pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD). Dengan cara ini, para peserta didik akan

menyadari bahwa mereka harus benar-benar member perhatian

penuh selama presentasi kelas.

Guru memotivasi dan apersepsi peserta didik tentang

kalorimetri. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan

kelompok, setap kelompok terdiri dari 5 peserta didik. Peserta

didik dibimbing guru melaksanakan percobaan tentang

kalorimetri. Kemudian Peserta didik (dibimbing oleh guru)

melakukan percobaan tentang klorimetri.

b) Belajar Kelompok

Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menyusun

laporan hasil praktikum.

c) Belajar mandiri

Belajar mandiri peserta didik mengerjakan kuis dari materi

kalorimetri.

d) Skor kemajuan individual

Skor kemajuan diambil melalui tugas kelompok, dan tugas

mandiri.

e) bnm

3) cvbnm

4) Vbnm,

Page 14: Ptk Ku Yang Baru (Autosaved)

b. Cvbnm,

c. vbnm

3. Bnm,.

e. JADWAL PENELITIAN

f. PERSONALIA PENELITIAN

g. DAFTAR PUSTAKA

h.