16
PUISI Pahlawan Tak Dikenal Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu Dia masih sangat muda Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda1955 Karya : Toto Sudarto Bachtiar Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik a. Tema : Perjuangan dan kegigihan seorang pahlawan pembela bangsa Tema pada puisi “Pahlawan Tak Dikenal” dapat diketahui melalui isi dari puisi tersebut yaitu pengisahkan tentang seorang pejuang pemebela bangsa yang gugur diusia muda.

PUISI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PUISI

PUISIPahlawan Tak Dikenal

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaringTetapi bukan tidur, sayangSebuah lubang peluru bundar di dadanyaSenyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datangKedua lengannya memeluk senapanDia tidak tahu untuk siapa dia datangKemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadahMenangkap sepi padang senjaDunia tambah beku di tengah derap dan suara menderuDia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turunOrang-orang ingin kembali memandangnyaSambil merangkai karangan bungaTapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaringTetapi bukan tidur, sayangSebuah lubang peluru bundar di dadanyaSenyum bekunya mau berkata: aku sangat muda1955

Karya : Toto Sudarto Bachtiar

Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

a. Tema : Perjuangan dan kegigihan seorang pahlawan pembela bangsa

Tema pada puisi “Pahlawan Tak Dikenal” dapat diketahui melalui isi dari puisi tersebut

yaitu pengisahkan tentang seorang pejuang pemebela bangsa yang gugur diusia muda.

b. Perasaan : Terharu

Perasaan penyair terharu melihat seorang pahlawan yang rela mati demi negara.

c. Nada : Tegas dan haru

Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” memiliki nada tegas dan haru karena puisi ini

menceritakan pahlawan yang rela mati demi bangsanya sehingga berhubungan dengan

kepahlawannya

Page 2: PUISI

d. Amanat : Kita harus menghargai dan menghormati jasa para pahlawan karena mereka

rela mati demi bangsa kita ini

e. Tipografi : Terdapat 5 bait puisi dengan masing-masing bait terdiri dari 4 baris atau larik.

Bait-bait yang terdapat dalam puisi saling berhubungan dalam mengungkapkan isi puisi.

f. Diksi : Kata –kata bermakna denotasi dan konotasi

Bermakna denotasi (arti sebenarnya)

Bermakna konotasi (kiasan) à Senyum bekunya : senyum kaku (sudah meninggal)

à Terbaring : gugur/wafat

g. Citraan/imajeri atau daya bayang : Bait pertama, kedua, keempat, dan kelima

menggunakan citraan penglihatan karena larik-larik yang diungkap pada bait tersebut

seakan-akan dapat dilihat. Bait ketiga menggunakan imaji pendengaran karena larik-larik

yang diungkap seakan-akan dapat didengar.

h. Rima : Bait pertama, kedua, dan keempat mengandung rima patah(a-a-b-a, a-b-a-a, dan b-

a-a-a).

Page 3: PUISI

Hati Sahabat

berbuih kasih dlm panas mengadu. bertebaran sayang layaknya teman. Menguak rasa hati sedalam lautan. lirikan mata yg tepadu.Ohh. . . Tuhan . . . Getaranku sudah beda. tak layak seakan teman. Dia tak mengerti yg ku rasa.Menyambut bunga bagai indah jagat raya. Terpukau tp terlarang. Menyiksa krn tak kan teromong. Menanam jua dewasa.Bagai kucing takut lautan. Pengecut dlm bimbang. Terhalang . . . Takut hilang persahabatan

Unsur intrinsik dari puisi di atas adalah:

Diksi (pemilihan kata) Tema puisi (percintaan)

Unsur ekstrinsik dari puisi di atas adalah:

Penulis dipengaruhi oleh suasana jatuh cinta

Page 4: PUISI

AYAH

Kerut diwajah tanda usia senja

Tak menghalangi langkah tegarmu

Mandi keringat membanting tulang

Demi kami semua keluargamu

Fajar menyingsing kau melangkah

Di senja hari baru kau kembali

Hanya ada satu tujuan mulia

Memberi sinar bahagia bagi kami

Kau memohon pada Tuhan

Berkah keselamatan untuk Ayah

Memberi rahmat daan kekuatan

Melindungi jalan kehidupannya

(Yayuk Pratiwi)

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Kerja keras seorang ayah

b. Rima

Puisi di atas pada bait pertama sampai bait terakhir menggunakan rima bebas.

c. Diksi

Puisi di atas menggunakan pemilihan kata denotatif bermakna lugas (mudah dipahami)

d. Citraan

Imajinasi-imajinasi yang digunakan adalah imajinasi visual.

Page 5: PUISI

e. Majas / Gaya Bahasa

menggunakan majas hiperbola dapat dilihat pada mandi keringat membanting tulang, dan memberi sinar bahagia bagi kami. (melukiskan suatu peristiwa) numerasi “fajar menyinsing kau kembali”.

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan sosok ayah yang tegar dalam menafkahi keluarganya. Dia tidak pernah mengenal lelah dalam bekerja dan semua itu dilakukan karena kecintaannya terhadap keluarganya.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Puisi di atas mengangkat tema kehidupan yang berlatar pada kehidupan keluarga. Dengan penokohan seorang Ayah yang giat bekerja tanpa mengenal lelah dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

b. Amanat/ Pesan

Secara tersirat penulis ingin menyampaikan kepada kita agar kita selalu bekerja keras dalam mengerjakan sesuatu dan tak pernah lelah.

c. Tujuan

Puisi di atas memiliki tujuan yang mengajak pembaca agar mencontohi perilaku tokoh Ayah. Dengan sikap Ayah yang rajin, ulet dan tekun, kita bisa mencontoh dan meneladani serta menghargai perjuangan seorang Ayah.

d. Bentuk

Puisi di atas menggunakan kata-kata yang bermakna lugas (mudah dipahami) dan menggunkan imajinasi visual (penglihatan). Seperti terdapat di unsur intrinsik pada citraan yang diperkuat dengan penggunaan majas / gaya bahasa Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Page 6: PUISI

SAHABAT

Sahabat Saat jiwa ini dalam kesendirian Sadarkah engkau bahwa dalam hati ini memanggil nama muBerharap ku bisa membawa mu ke dalam duniaku Indahnya menjadi sahabat mu

          Sahabat . . .          Saat hujan basahi diri ini . . .          Engkau menjadi payung pelindungku . . .           Saat panas membakar kulit ini . . .           Engkau tetap ada menjadi pelindungku . . .

Sahabat . . . Meski bibir ini sering menggunjing mu. . . Meski tangan ini sering menyakitkan mu . . . Engkau tak pernah marah dan mengeluh . . .Seakan semua itu hadiah dariku . . .

          Sahabat . . .           Ketika jiwa ini mulai jatuh karena terpaan hidup . . .           Engkau selalu menjadi lilin kecil . . .          Yang selalu memancarkan cahaya semangat untuk ku . . .           Nasehat mu senantiasa mengiringi deru langkah ini . . .

Sahabat . . . Tak pernah ku bayangkan bagaimana diriku tanpa mu . . . Bagaimana raga ini melangkah tanpa semangat dan nasehat darimu . .Beruntung diriku memiliki sahabat seperti mu . . .Kan ku jaga persahabatan ini . . . Karena kamu adalah sahabat yang selalu ada di hatiku untuk selamanya . . .

UNSUR INSTRINSIK

a.    JenisPuisi                      : Ode b. Tema                             : Arti Sahabatc. Bukti                    : bait ke-5 , baris ke-1d. Amanat                :Jadilah sahabat yang terbaik untuksemua sahabat mu.Berikan yang terbaik

untuk sahabat mu, karena mereka selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk mu.Buatlah sahabat mu selalu bahagia dan tenang bila di sisi mu Bukti                    : Bait ke-3 , baris ke-1, 2, 3, 4Bait ke-5 , baris ke-4, 5

e. Perasaan                       : Kagum

Page 7: PUISI

Bukti                    : bait ke-5 , baris ke-3Nada danSuasana        : SedihBukti                    : bait ke-5 , baris ke-2, 3

f. Diksi                              : bait ke-1 , baris ke-3 “Sadarkah engkau bahwahati ini memanggil nama mu.”

g. Citraan                          Citraan PenglihatanBait ke-2 , baris ke-2Bait ke-2 , baris ke-3Bait ke-2 , baris ke-4Citraan PengecapanBait ke-3 , baris ke-2Citraan PerabaanBait ke-3 , baris ke-3Citraan PerasaanBait ke-1 , baris ke-2Bait ke-3 , baris ke-5Bait ke-4 , baris ke-1, 2, 3Citraan GerakBait ke-4 , baris ke-5Bait ke-5 , baris ke-3

h. Kata Konkret               :Bait ke-2 , baris ke-2, 3, 4, 5Bait ke-3 , baris ke-2, 3, 4Bait ke-4 , baris ke-2, 3, 4

i. Majas                             : Metaforaj. Irama                             :

Cara membaca puisi tersebutDengan nada rendah, lambat, dan lembut.

k. Rima                             : sajak bebas

Page 8: PUISI

“DOA“

KARYA CHAIRIL ANWARDoaTuhankuDalam termenungAku masih menyebut nama-MuBiar susah sungguhMengingat Kau penuh seluruhCaya-Mu panas suciTinggal kerlip lilin di kelam sunyiTuhankuAku hilang bentukRemukTuhankuAku mengembara di negeri asingTuhankuDi Pintu-Mu aku mengetukAku tidak bisa berpaling Analisis Unsur Intrinsik

a) Tema

Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata “dua” yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan.

Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi”Doa”sangat tepat bila digolongkan pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya.. Perhatikan kutipan larik berikut :

(1)Biar rusah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

(2)Aku hilang bentuk

remuk

(3)Di Pintu-Mu aku mengetuk

Page 9: PUISI

Aku tidak bisa berpaling

Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan Tuhan. Kata “Tuhan” yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan.

b) Nada dan Suasana

Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.

Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”.

c) Perasaan

Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.

d) Amanat

Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:

Tuhanku,

Di Puntu-Mu Aku mengetuk

Aklu tidak bisa berpaling

 

 

Page 10: PUISI

CERPEN

Arin dan Mimpinya

Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2 anak perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1 adiknya. Tapi sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.

Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya supaya setelah lulus SMP ia melanjutkan kesekolah negeri dekat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kamu pindah, Rin ? apakah ada masalah di sekolahmu sehingga kamu ingin pindah?” tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah lain” jawab Arin. “Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah dia setuju dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya. Dengan berat hati Arin menjawab, “Aku belum bicara kepad bibi, tetapi pasti aku akan mengatakan padanya segera”

Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekoahkan Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi dia ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain dia tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam.

Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. “Kamu kenapa nak?” tanya bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, aku hanya sedang kelelahan,” jawab Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi dia tak mau menambah beban Arin saat ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan keinginanmu,” nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi semangat. Meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.

Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di dekat rumah orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya.

Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari Arin, akhirnya permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan Arin karena prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke SMA lain karna ia membawa prestasi cemerlang. Tetapi setelah mendesak kepala pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat senang sekali. Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya. Arin berpesan kepada teman-temannya untuk selalu semangat dan giat dalam belajar dan juga tidak melupakannya.

Page 11: PUISI

Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.

Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Cerpen “Arin Dan Mimpinya”

1. Tema : Kebersamaan keluarga

2. Latar Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah ArinSuasana : Sedih (Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam), Bahagia (Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya), Haru (Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya)Waktu : Malam (Terbukti saat Arin menangis karena rindu keluarganya), Pagi hari (Terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada temannya)3. Alur : Maju4. Tokoh: Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), Tidak ada tokoh antagonis karena konflik yang terjadi adalah konflik batin tokoh utamanya5. Penokohan:

Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi, Bibi : Penyayang, BaikAyah : Pesimis, Baik

6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal7. Gaya Bahasa : Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang mudah dimengerti tanpa kiasan sehingga cerita mudah dimengerti8. Moral Value: Jangan menyerah dengan keadaan karean setiap masalah pasti ada jalan keluar

Unsur Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”

1. Nilai-nilai dalam cerita

Moral : Saat tokoh Bibi mendukung apa yang akan dilakukan oleh Arin.Perjuangan : Saat Arin tak berputus asa dengan nasibnya.Kekeluargaan : Saat Arin berkumpul bersama keluarganya.

2. Latar belakang penulis

Penulis menjumpai beberapa fenomena di masyarakat tentang terpisahkannya keluaraga akibat keadaan. Fenomena ini banyak terjadi di masyarakat, oleh karena itu penulis ingin menginspirasi semua masyarakat khususnya yang memiliki keadaan yang sama untuk terus berjuang karena setiap ada masalah pasti ada jalan keluar.

Page 12: PUISI

TUGAS REMEDIAL

BAHASA INDONESIA

DAVID DWI YANTO

X4

SMA NEGERI 16 PADANG

2016