3
Puisi Fabel "Timun Negeri Mesir" . Pagi menjelang terang Sinar matahari menyeruak benderang Embun masih membasahi dahan Sejuk alam hayati menyegarkan Si Kancil baru saja keluar dari peraduan Menguap dan mengusap mata yang ngantuk bukan kepalang Tiba-tiba datang si tupai yang nakal Menyapa sambil menengadakan tangan" Hai kancil yang malang" "Kemana lagi kau kan mencuri timun untuk makan" "Lahan pak tani sudah gersang" "Tak kan kau dapatkan timun kecuali kenegeri seberang" Kancil marah bukan main Merasa ditantang oleh tupai yang jail Tanpa pikir panjang kancilpun terpancing "Aku akan panen timun ke negeri Mesir" Tujuh hari tujuh malam kancil berjalan Melewati darat dan lautan Tak peduli panas maupun hujan Lapar dan haus ia tahan Sampailah kancil dinegeri tujuan Negeri Mesir yang penuh dengan pasir Tak terlihat pak tani apalagi timunnya Hanya ada unta dan pohon kurma Mana ada timun di padang sahara Kancil tersadar atas egony Tak seharusnya ia menanggapi tupai yang berulah Hanya penyesalan yang ia rasa

Puisi Fabel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Puisi Fabel

Citation preview

Puisi Fabel "Timun Negeri Mesir" . Pagi menjelang terang Sinar matahari menyeruak benderang Embun masih membasahi dahan Sejuk alam hayati menyegarkan Si Kancil baru saja keluar dari peraduan Menguap dan mengusap mata yang ngantuk bukan kepalang Tiba-tiba datang si tupai yang nakal Menyapa sambil menengadakan tangan" ai kancil yang malang" "Kemana lagi kau kan mencuri timun untuk makan" "!ahan pak tani sudah gersang" "Tak kan kau dapatkan timun kecuali kenegeri seberang" Kancil marah bukan main Merasa ditantang "leh tupai yang jail Tanpa pikir panjang kancilpun terpancing "#ku akan panen timun ke negeri Mesir" Tujuh hari tujuh malam kancil berjalan Mele$ati darat dan lautan Tak peduli panas maupun hujan !apar dan haus ia tahan Sampailah kancil dinegeri tujuan Negeri Mesir yang penuh dengan pasir Tak terlihat pak tani apalagi timunnya anya ada unta dan p"h"n kurma Mana ada timun di padang sahara Kancil tersadar atas eg"ny Tak seharusnya ia menanggapi tupai yang berulah anya penyesalan yang ia rasa !apar tak tertahanka Tak ada timun kurmapun jadi aus semakin mendahaga Tak ada sumur "asepun jadiBurung MerakKarya : LasichaEkor yang indah dan megahElok nan cantik dan mempesona..Warna warni menghiasi dirimuYang tiada bandingnya..Oh merakDirimu memang indahKecantikanmu sungguh sangat menggodaMembuat binatang lain melihatTanpa memeamkan mataDi setiap tubuhmu..Kau menyimpan keindahan yang luar biasaTapi mengapa..!urung nan indah dan mempesona"elalu diburu manusiaDiadikan cendera mata..Tanpa memikirkan keberadaanmuYang semakin langkah..#pa harus dikata$lah manusia yang sungguh tegaDapat membuat burung elok itu punah