Upload
ngodung
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PUSAT PENINGKATAN MUTU
SDM KESEHATAN
i Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pustanserdik SDM Kesehatan 2015
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... iii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................................................. 2
C. Landasan Hukum ................................................................................................................. 2
D. Struktur Organisasi ............................................................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 7
BAB II. HASIL EVALUASI KINERJA TAHUN 2016 dan Tahun 2017 .......................... 8
A. Hasil Evaluasi Kinerja Tahun 2016 ..................................................................................... 8
B. Hasil Evaluasi Kinerja Tahun 2017 ................................................................................... 10
BAB III. RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2018 ............................................ 33
A. Indikator Kinerja Tahun 2018 ............................................................................................ 33
B. Rencana Kegiatan Tahun 2018 ........................................................................................... 33
C. Rencana Kerja Tahun 2018 ................................................................................................ 34
D. Anggaran Tahun 2018 ......................................................................................................... 37
E. Kesenjangan Rencana Kegiatan Dengan Rencana Kerja Tahun 2018 .......................... 38
BAB IV. MONITORING DAN EVALUASI ...................................................................... 40
A. Monitoring ........................................................................................................................... 40
B. Evaluasi ................................................................................................................................. 41
BAB V. PENUTUP.................................................................................................................... 43
ii Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pustanserdik SDM Kesehatan 2015
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Pengukuran Kinerja Puskat Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016 ...................... 8
Tabel 2.2 Capaian Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Tahun 2017,
2016, dan Periode Renstra 2010-2014 .................................................................. 11
Tabel 2.3 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan
Teregistrasi ............................................................................................................. 13
Tabel 2.4 Capaian Kinerja Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan
Berkelanjutan Tahun 2017, 2016, 2015 dan Selama Periode Renstra
(2010-2014) ............................................................................................................ 16
Tabel 2.5 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Jumlah SDM Kesehatan Penerima
Bantuan Pendidikan Berkelanjutan Tahun 2017 ............................................. 19
Tabel 2.6 Capaian Kinerja Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi
Kesehatan Tahun 2017, 2016, 2015 dan Selama Periode Renstra
(2010-2014) ............................................................................................................. 17
Tabel 2.7 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Jumlah Peserta Penerima Bantuan
Pendidikan Profesi Kesehatan Tahun 2017 ...................................................... 20
Tabel 3.1 Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Berdasarkan Renja K/L Tahun 2018 .................................................................. 33
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2018 ... 34
Tabel 3.3 Target Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tahun 2018 .............................................................................................................. 37
Tabel 3.4 Distribusi Anggaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Menurut Output Kegiatan Tahun 2018 .............................................................. 38
iii Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pustanserdik SDM Kesehatan 2015
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 2.1 Capaian Kinerja Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Tahun 2016 ............................................................. 9 Grafik 2.2 Capaian Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Tahun 2015-2016 ....................................................................... 10 Grafik 2.3 Penerbitan STR Per Provinsi Tahun 2017 ................................... 12 Grafik 2.4 Peserta Tugas Belajar SDM Kesehatan Tahun 2014-2017 ........... 15 Grafik 2.5 Peserta PPDS/PDGS Angkatan XVIII Tahun 2017 ....................... 19 Grafik 2.6 Peserta PPDS/PDGS Angkatan XIX Tahun 2017 ......................... 20
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik (good governance) dan
memerangi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) maka telah secara tegas
dituangkan dalam TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas KKN, Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, serta Inpres Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Akuntabilitas kinerja
merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan secara periodik.
Upaya mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik dan dapat dipercaya melalui cara
dikembangkannya Sistem AKIP (SAKIP). Salah satu unsur yang ada dalam SAKIP
adalah perencanaan kinerja tahunan. Rencana kinerja tahunan (RKT) merupakan
perencanaan kinerja yang akan dicapai dalam satu tahun dan akan dievaluasi pada akhir
tahun untuk mengukur keberhasilan/kegagalan atas pertanggungjawaban yang telah
ditetapkan oleh suatu instansi.
Salah satu upaya untuk mewujudkan pertanggungjawaban instansi yang bersih
dan bebas KKN, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyusun Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) 2018 dengan menetapkan indikator kinerja yang akan dicapai pada
tahun 2018 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan.
Adapun hasil/outcome Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan yang telah ditetapkan
pada tahun 2018 adalah jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi sebanyak 150.000
orang, jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan sebanyak
2.929 orang dan Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan
sebanyak 2.987 orang.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 2
Untuk mencapai hasil/outcome tersebut perlu direncanakan upaya kegiatan yang
dituangkan dalam bentuk Rencana Kegiatan Tahunan (RKT), dengan sasaran
terselenggaranya fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan
berkelanjutan dan pengembangan jabatan fungsional kesehatan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun
2018 dimaksudkan sebagai penjabaran dari rencana strategis dan acuan dalam
penyusunan perjanjian kinerja dan pelaksanaan kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Menyusun RKT Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2018.
b. Menyediakan arahan penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan Tahun 2018.
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas, ketertiban, transparansi serta
akuntabilitas kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.
C. LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
3. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
4. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 3
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi Nomor
29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
D. STRUKTUR ORGANISASI
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 64 Tahun 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan merupakan satuan kerja Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDM Kesehatan),
memiliki tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan mutu sumber daya
manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tugas
pokok dan fungsi Pustanserdik SDM Kesehatan sebagai unit eselon 2 berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
adalah Satuan Kerja di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan Kementerian.
Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dipimpin oleh Kepala Pusat yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan PPSDM
Kesehatan, dalam melaksanakan tugas secara teknis fungsional berkoordinasi
dengan semua Pusat-Pusat di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan dan secara
teknis administrasi berkoordinasi dengan Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan.
2. Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan mempunyai tugas dalam
menyelenggarakan fungsi:
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 4
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang fasilitasi standardisasi dan profesi
tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan jabatan
fungsional.
b. Pelaksanaan di bidang fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan,
pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan jabatan fungsional.
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang fasilitasi standardisasi dan
profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan
jabatan fungsional.
d. Pelaksanaan administrasi Pusat.
3. Struktur organisasi
Struktur organisasi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan terdiri dari:
a. Kepala Pusat
b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan
d. Bidang Pendidikan Berkelanjutan
e. Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional
f. Sub Bidang Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan
g. Sub Bidang Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan
h. Sub Bidang Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan
i. Sub Bidang Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan
j. Sub Bidang Analisis dan Pemetaan Jabatan Fungsional
k. Sub Bidang Pemantauan dan Evaluasi Jabatan Fungsional
l. Kelompok jabatan fungsional
Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan sebagaimana bagan dibawah ini.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 5
Struktur Organisasi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
4. Visi
Rencana Kinerja Tahunan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan mendukung
pencapaian Visi Presiden Republik Indonesia, yaitu: “ Terwujudnya Indonesia
Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong “.
5. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi, Misi dan Nawacita Presiden (9 agenda prioritas
Nasional), maka Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya bertujuan untuk:
PUSAT PENINGKATAN
MUTU SDM KESEHATAN
SUB. BAGIAN TATA
USAHA
BIDANG
FASILITASI STANDARISASI
DAN PROFESI TENAGA
KESEHATAN
BIDANG
PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
BIDANG
PENGEMBANGAN
JABATAN FUNGSIONAL
SUB. BIDANG
FASILITASI
STANDARISASI DAN
SERTFIKASI TENAGA
KESEHATAN
SUB. BIDANG
FASILITASI PROFESI
TENAGA KESEHATAN
SUB. BIDANG
PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN SDM
KESEHATAN
SUB. BIDANG
PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
PROFESI KESEHATAN
SUB. BIDANG
ANALISIS DAN
PEMETAAN JABATAN
FUNGSONAL
SUB. BIDANG
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI JABATAN
FUNGSONAL
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 6
(1) Melaksanakan fasilitasi standardisasi dan sertifikasi tenaga kesehatan
dan fasilitasi profesi tenaga kesehatan.
(2) Melaksanakan penjaminan mutu melalui proses sertifikasi SDM
Kesehatan.
(3) Meningkatkan kualitas SDM Kesehatan melalui pendidikan berkelanjutan.
(4) Melaksanakan pengembangan jabatan fungsional kesehatan.
6. Sasaran
Sasaran yang ditetapkan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan adalah
terselenggaranya fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga Kesehatan,
pendidikan berkelanjutan dan pengembangan jabatan fungsional kesehatan,
dengan indikator sebagai berikut:
a. Jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi sebanyak 175.000 orang.
b. Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan
sebanyak 2.929 orang.
c. Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan sebanyak
2.987 orang.
7. Strategi
Untuk mencapai sasaran diatas perlu adanya strategi dan kebijakan pelaksanaan
meliputi:
a. Fasilitasi standardisasi SDM kesehatan.
b. Penjaminan mutu sertifikasi SDM kesehatan.
c. Pengembangan pendidikan berkelanjutan SDM kesehatan.
d. Pengembangan jabatan fungsional kesehatan.
e. Penguatan manajemen dan peningkatan dukungan fasilitasi standardisasi,
profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan SDM kesehatan dan
pengembangan jabatan fungsional kesehatan.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 7
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Kinerja Tahunan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2018
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Landasan Hukum
D. Sistematika Penulisan
BAB II. HASIL EVALUASI KINERJA TAHUN 2016 DAN 2017
BAB III. RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2018
A. Indikator Kinerja Tahun 2018
B. Rencana Kegiatan Tahun 2018
C. Rencana Kerja Tahun 2018
D. Anggaran Tahun 2018
E. Kesenjangan Rencana Kegiatan Dengan Rencana Kerja Tahun 2018
BAB IV. MONITORING DAN EVALUASI
BAB V. PENUTUP
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 8
BAB II
HASIL EVALUASI KINERJA
TAHUN 2016 DAN 2017
A. HASIL EVALUASI KINERJA TAHUN 2016
Pengukuran kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2016
bertumpu pada target indikator kinerja kegiatan yang telah dituangkan dalam Perjanjian
Kinerja (PK) tahun 2016. Hasil capaian kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
tahun 2016 seperti tercantum dalam tabel 2.1, sebagai berikut:
Tabel 2.1. Pengukuran Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2016
No
Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK)
Target
Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
1 2
Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi
3.000
Orang
115.000 Orang
1.499
Orang
219.564 Orang
49,97%
191,00%
Indikator kinerja berupa peserta baru penerima bantuan pendidikan pada tahun
2016 tercapai sebanyak 1.499 orang (49,97%) dari 3.000 orang yang ditargetkan. Adapun
capaian indikator kinerja yang pertama ini diperoleh dari program pendidikan dokter
spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (PPDS/PDGS) berjumlah 396 orang dan tugas
belajar pendidikan diploma dan strata berjumlah 1.103 orang. Jika dibandingkan dengan
capaian indikator pada tahun 2015 sebesar 120,80%, capaian kinerja indikator ini pada
tahun 2016 mengalami penurunan yang sangat tajam dari 120,80% menjadi 49,97%. Hal
ini karena tingkat kelulusan calon peserta tubel sangat rendah (baik tubel SDM
Kesehatan atau tubel reguler maupun tubel PPDS/PDGS). Jumlah calon peserta tubel
reguler yang melamar tahun 2016 berdasarkan aplikasi Tubel Online tercatat sebanyak
1.924 lulus administrasi pusat dengan jumlah kelulusan akademik sebanyak 1.103
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 9
peserta atau 57,33%. Sedangkan jumlah calon peserta PPDS/PDGS Angkatan XVI yang
lulus administrasi pusat berdasarkan aplikasi PPDS Online tercatat sebanyak 258 orang
dan yang lulus akademik sebanyak 150 orang atau 58,14%. Demikian pula dengan
PPDS/PDGS Angkatan XVII tercatat sebanyak 503 calon peserta yang lulus administrasi
pusat dan yang lulus akademik sebanyak 246 peserta atau 48,91%. Selain itu program
dokter layanan primer (DLP) yang diharapkan akan terekrut sebanyak 300 orang untuk
memenuhi kebutuhan dokter di pelayanan primer atau Puskesmas tidak terealisasir
sesuai target karena belum siapnya regulasi terkait dengan DLP.
Peserta baru penerima bantuan pendidikan pada tahun 2016 berasal dari peserta
baru tugas belajar SDM Kesehatan tahun 2016 dan peserta baru program pendidikan
dokter spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (PPDS/PDGS). Dengan target
indikator sebanyak 3.000 orang, capaian kinerja peserta baru penerima bantuan
pendidikan pada tahun 2016 sebanyak 1.499 orang atau 49,97% (kontribusi dari peserta
tugas belajar SDM Kesehatan tahun 2016 sebanyak 1.103 orang, peserta PPDS/PDGS
Angkatan XVI sebanyak 150 orang dan peserta PPDS/PDGS Angkatan XVII sebanyak
246 orang). Capaian kinerja jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan tahun
2016 seperti dijelaskan pada grafik 2.1 dibawah ini:
Grafik 2.1
Capaian Kinerja Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan
Tahun 2016
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Tubel SDMK PPDS/PDGS
Angkatan XVI
PPDS/PDGS
Angkatan XVII
Realisasi Target
1.103
150 246
1.499
(49,97%)
3.000
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 10
Selanjutnya indikator kinerja berupa jumlah tenaga kesehatan teregistrasi pada
tahun 2016 tercapai sebanyak 219.564 orang dari 115.000 orang yang ditargetkan
(191,00%). Jika dibandingkan dengan capaian indikator pada tahun 2015 sebesar
246,89% (target: 100.000 orang, realisasi: 246.895 orang), capaian indikator kedua ini juga
mengalami penurunan dari 246,89% menjadi 191,00%, tapi capaian kinerja masih lebih
dari 100%.
Capaian indikator kinerja kegiatan jumlah tenaga kesehatan teregistrasi dua tahun
terakhir (2015-2016) dijelaskan pada grafik 2.2 dibawah ini:
Grafik 2.2 Capaian Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi
Tahun 2015-2016
B. HASIL EVALUASI KINERJA TAHUN 2017
1. Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi.
Capaian indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi selain dokter dan
dokter gigi pada tahun 2017 termasuk kategori berhasil, bahkan realisasinya jauh
melampaui target (219,94%), sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
2015 2016
100.000
115.000
246.895
219.654
Target
Realisasi
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 11
Tabel 2.2
Capaian Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi
Tahun 2017, 2016 dan Periode Renstra 2010-2014
Indikator
Target
(Orang)
Realisasi
(Orang)
Capaian Kinerja (%)
2017 2016 2010-2014
(rata-rata)
Jumlah Tenaga
Kesehatan
Teregistrasi
175.000
384.901
219,94
191.00
210,19
Tabel 2.2 diatas menunjukkan bahwa capaian kinerja indikator jumlah tenaga
kesehatan teregistrasi, baik capaian kinerja tahun 2017 maupun capaian kinerja tahun
2016 dan capaian kinerja rata-rata selama periode Renstra 2010-2014 sudah melampaui
dari target yang ditetapkan (capaian kinerja diatas 100%).
Dari target sebanyak 175.000 tenaga kesehatan teregistrasi sampai dengan
berakhirnya tahun anggaran 2017 telah terealisasi sebanyak 384.901 orang atau capaian
kinerja sebesar 219,94%. Capaian kinerja melebihi 100% ini disebabkan karena
pengajuan STR selain secara manual juga dilaksanakan secara online (baik registrasi
online, Re-registrasi online dan one day service registrasi online). One day service registrasi
online merupakan terobosan MTKI dalam rangka mendekatkan pelayanan STR kepada
MTKP dan organisasi profesi yang telah siap melakukan One day service STR.
Penerbitan STR melalui One day service atau on site di selenggarakan di 9 Provinsi, yaitu;
Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Banten, Jawa Tengah, D I Yogyakarta,
Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara.
Selain itu adanya tambahan 4 jenis tenaga kesehatan (Epidemiologi Kesehatan,
Tenaga Promotor dan Pendidik Kesehatan, Tenaga Kesehatan Tradisional Komplementer
dan Audiologis) ikut menyumbang peningkatan jumlah STR yang diterbitkan. Capaian
kinerja indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi tahun 2017 ini lebih baik bila
dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2016 maupun capaian kinerja rata-
rata periode Renstra tahun 2010-2014, yakni lebih besar dari 200%.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 12
Indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi dihitung berdasarkan
jumlah STR yang diterbitkan/dikirim ke Provinsi. Penerbitan STR per Provinsi tahun
2017 sebagaimana dijelaskan pada grafik 2.3 berikut ini:
Grafik 2.3
Penerbitan STR per Provinsi Tahun 2017
Pada grafik 2.3 diatas, diketahui bahwa penerbitan/pengiriman STR selama
tahun 2017 yang paling banyak adalah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 54.207 STR,
diikuti Provinsi Jawa Timur sebanyak 41.990 STR dan Provinsi Sulawesi Selatan
sebanyak 35.176 STR. Sedangkan Provinsi yang paling sedikit menerbitkan STR adalah
Provinsi Papua dengan 653 STR.
Saat ini tenaga kesehatan yang sudah teregisterasi meliputi 26 jenis profesi
yaitu: Perawat, Bidan, Fisioterapi, Perawat Gigi, Refraksionis Optisien, Terapis Wicara,
Radiografer, Okupasi Terapis, Ahli Gizi, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan,
Teknisi Gigi, Sanitarian, Elektromedis, Analis Kesehatan, Perawat Anestesi, Akupuntur
Terapis, Fisikawan Medis, Ortotis Prostetis, Teknisi Transfusi Darah, Kesehatan
Masyarakat, Teknik Kardiovaskuler, Psikologi Klinis, Epidemiolog, Tenaga Promotor
0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000
Papua Barat
Maluku
Bangka Belitung
Sulawesi Barat
Gorontalo
NTT
Jambi
Sulawesi Utara
Kalimantan Selatan
NTB
Bali
Kalimantan Barat
Sumatera Selatan
Sumatera Barat
Aceh
Jawa Barat
Jawa Timur
653 752 1.084 1.460 1.629 1.923 2.387 2.793 3.153
4.478 4.799
5.622 5.864 6.202 6.341 6.777 6.953 7.158 7.622
8.899 9.346 9.367
10.333 10.475
11.522 12.593
13.935 17.082
19.566 19.806
32.954 35.176
41.990 54.207
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 13
dan Pendidik Kesehatan, Tenaga Kesehatan Tradisional Komplementer dan Audiolog.
Sedangkan profesi tenaga kesehatan lainnya ditentukan lebih lanjut dengan keputusan
Ketua MTKI.
Selanjutnya untuk realisasi anggaran yang digunakan untuk pencapaian kinerja
jumlah tenaga kesehatan teregistrasi sesuai dengan dokumen Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2017 (kode 051:
output Penerbitan STR Tenaga Kesehatan dan kode 060: output Operasional Konsil
Tenaga Kesehatan) sebagaimana diperlihatkan pada tabel 2.3 dibawah ini:
Tabel 2.3 Realisasi Anggaran
Indikator Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi
Tahun 2017
Sasaran Program
Indikator Kinerja
Target
(Orang)
Realisasi
(Orang)
Alokasi
Anggaran (Rp)
Realisasi Anggaran
(Rp)
%
Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan
Teregistrasi
175.000 Orang
384.901 Orang
6.117.694.000
5.476.413.718
89,52
Tabel 2.3 diatas menunjukkan bahwa anggaran untuk indikator kinerja ini
belum terserap maksimal. Dari alokasi anggaran sebesar Rp. 6.117.142.000,- hanya
terserap 89,52% atau anggaran terserap sebesar Rp. 5.476.413.718,-, tetapi capaian
kinerja indikator ini sampai dengan akhir tahun anggaran 2017 sudah melebihi 100%
(capaian kinerja sebesar 219,94%). Hal ini disebabkan antara lain karena beberapa
kegiatan yang mendukung pelaksanaan penerbitan STR dan operasional Konsil Tenaga
Kesehatan seperti; pengelolaan STR, monitoring dan evaluasi registrasi tenaga kesehatan
dan operasional MTKP di 34 Provinsi tidak terserap secara optimal. Anggaran kegiatan
pengelolaan STR tidak terserap maksimal karena beberapa komponen kegiatan seperti;
kegiatan koordinasi dengan lintas sektor terkait registrasi (belanja perjalanan biasa), uang
narasumber dan moderator (belanja jasa profesi) dan belanja perjalanan dinas paket
meeting dalam kota (rapat-rapat di luar jam kerja) masih menyisakan anggaran.
Demikian pula kegiatan evaluasi registrasi tenaga kesehatan dalam pos belanja
perjalanan biasa di 15 lokasi dan honor pengelola MTKP di 34 Provinsi tidak terserap
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 14
optimal (tidak semua pengelola MTKP mencairkan honor karena honor pengelola sudah
dialokasikan di Provinsi).
2. Capaian kinerja jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan.
Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan berasal
dari peserta lama (aktif) dan peserta baru. Peserta lama adalah peserta penerima bantuan
pendidikan berkelanjutan yang belum menyelesaikan pendidikan dan masih
mendapatkan bantuan pendidikan dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan peserta baru
adalah peserta penerima bantuan pendidikan tugas belajar SDM Kesehatan tahun 2017
yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan.
Capaian kinerja indikator ini berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pada tahun
2017, tahun 2016 dan selama periode Renstra periode 2010-2014 dapat dilihat pada
tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4
Capaian Kinerja Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan
Tahun 2017, 2016, 2015 dan selama Periode Renstra (2010-2014)
Indikator
Target
(Orang)
Realisasi
(Orang)
Capaian (%)
2017
2016
2015
2010-2014
(rata-rata)
Jumlah SDM
kesehatan penerima
bantuan pendidikan
berkelanjutan
3.635
3.601
99,06
50,14
115,00
102,54
Pada tabel 2.4 diatas terlihat bahwa capaian kinerja indikator kinerja jumlah
SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan pada tahun 2017 ini sebesar
99,06% atau sebanyak 3.601 orang dari target 3.635 orang. Capaian kinerja sebanyak
3.601 orang tersebut terdiri dari peserta lama sebanyak 2.171 orang dan peserta baru
berdasarkan SK penetapan oleh Menteri Kesehatan tahun 2017 sebanyak 1.430 orang.
Bila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2016 sebesar 50,14%, capaian
kinerja tahun 2017 jauh lebih baik dan hampir mencapai 100%.
Namun demikian capaian kinerja tahun 2017 ini lebih rendah bila dibandingkan
dengan capaian kinerja tahun 2015 sebesar 115,00% dan capaian kinerja rata-rata pada
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 15
periode Renstra 2010-2014, yakni sebesar 102,54%. Hal ini disebabkan karena indikator
kinerja tahun 2015 adalah jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan yang
perhitungannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan tidak
memperhitungkan jumlah peserta lama yang masih diberikan bantuan pendidikan
berkelanjutan. Selanjutnya tidak tercapainya 100% indikator kinerja jumlah SDM
Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan pada tahun 2017 ini dipengaruhi
oleh penyelesaian masa studi lebih cepat dari kurikulum yang telah ditentukan oleh
institusi pendidikan terutama peserta tugas belajar strata dua (S-2). Selain itu ada
beberapa jenjang strata satu (S-1) yang seharusnya diprediksi selama empat semester
tetapi penetapan kurikulum dari institusi pendidikan hanya tiga semester, seperti di
UNDIP untuk peminatan Gizi.
Jumlah peserta tugas belajar SDM Kesehatan (pendidikan diploma dan strata)
saat ini berjumlah 3.601 orang, yang terdiri dari peserta lama tahun 2014-2016 sebanyak
2.171 orang dan peserta baru tahun 2017 sebanyak 1.430 orang, sebagaimana
ditampilkan pada grafik 2.4 di bawah ini:
Grafik 2.4
Peserta Tugas Belajar SDM Kesehatan
Tahun 2014-2017
Dari grafik 2.4 diatas, terlihat bahwa masih ada peserta tugas belajar jenjang
pendidikan diploma tiga (D-3) sebanyak 3 orang, dan peserta tugas belajar jenjang
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
D-3 S-1 S-2 S-3
3
649
1.331
188
0
668 726
36
Tubel Lama
Tubel Baru
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 16
pendidikan strata dua (S-2) paling banyak menerima bantuan pendidikan, baik peserta
tugas belajar lama maupun tugas belajar baru. Sedangkan peserta tugas belajar jenjang
pedidikan strata tiga (S-3) sebanyak 224 orang terdiri dari peserta tugas belajar lama
sebanyak 188 orang dan peserta tugas belajar baru sebanyak 36 orang.
Selanjutnya untuk realisasi anggaran yang digunakan untuk pencapaian kinerja
jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan sesuai dengan
dokumen DIPA Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun anggaran 2017,
ditampilkan pada tabel 2.5 dibawah ini:
Tabel 2.5 Realisasi Anggaran
Indikator Kinerja Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan
Pendidikan Berkelanjutan Tahun 2017
Sasaran Program
Indikator Kinerja
Target
(Orang)
Realisasi
(Orang)
Alokasi
Anggaran Rp)
Realisasi
(Rp)
%
SDM Kesehatan
yang bekerja di bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan berkelanjutan
Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan
3.635
Orang
3.601
Orang
115.744.182.000
115.551.916.3
80
99,83
Tabel 2.5 diatas terlihat bahwa untuk mencapai target kinerja jumlah SDM
Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan, Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan pada tahun 2017 mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 115.744.182.000.-.
Capaian kinerja indikator ini sampai dengan akhir tahun anggaran 2017 sebesar 99,06%
dari target sebanyak 3.635 orang dengan serapan anggaran sebesar Rp. 115.551.916.380,-
atau 99,83%.
Capaian kinerja indikator ini tidak mencapai 100% disebabkan oleh penyelesaian
masa studi lebih cepat dari kurikulum yang telah ditentukan oleh institusi pendidikan
terutama peserta tugas belajar strata dua (S-2) dan ada beberapa jenjang strata satu (S-1)
yang seharusnya diprediksi selama empat semester tetapi penetapan kurikulum dari
institusi pendidikan hanya tiga semester. Selanjutnya anggaran yang tidak terserap dari
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 17
capaian indikator ini sebesar 0,17% karena banyaknya peserta yang tidak mengajukan
biaya kedatangan dari tempat asal dan kepulangan dari institusi pendidikan.
3. Capaian kinerja jumlah peserta penerima bantuan pendidikan kesehatan.
Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan berasal dari
peserta lama (aktif) dan peserta baru. Peserta lama adalah peserta penerima bantuan
program pendidikan dokter spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (PPDS/PDGS)
yang belum menyelesaikan pendidikan dan masih mendapatkan bantuan pendidikan
dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan peserta baru adalah peserta penerima bantuan
PPDS/PDGS tahun 2017 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan.
Capaian kinerja indikator ini berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pada tahun
2017, tahun 2016, tahun 2015 dan selama periode Renstra periode 2010-2014 dapat
dilihat pada tabel 2.6 berikut:
Tabel 2.6
Capaian Kinerja Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan
Profesi Kesehatan Tahun 2017, 2016, 2015 dan selama Periode Renstra (2010-2014)
Indikator
Target
(Orang)
Realisasi
(Orang)
Capaian (%)
2017
2016
2015
2010-2014
(rata-rata)
Jumlah peserta
penerima bantuan
pendidikan profesi
kesehatan
2.882
2.893
100,38
49,50
134,33
102,54
Pada tabel 2.6 terlihat bahwa capaian kinerja indikator kinerja jumlah peserta
penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan pada tahun 2017 ini sebesar 100,38%
atau sebanyak 2.893 orang dari target 2.882 orang. Capaian kinerja sebanyak 2.893 orang
tersebut terdiri dari peserta lama sebanyak 2.472 orang dan peserta baru berdasarkan SK
penetapan oleh Menteri Kesehatan tahun 2017 sebanyak 421 orang. Bila dibandingkan
dengan capaian kinerja pada tahun 2016 sebesar 49,50%, capaian kinerja tahun 2017 jauh
lebih baik dan melebihi 100%.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 18
Namun demikian capaian kinerja tahun 2017 ini lebih rendah bila dibandingkan
dengan capaian kinerja tahun 2015 sebesar 134,33% dan capaian kinerja rata-rata pada
periode Renstra 2010-2014, yakni sebesar 102,54%. Hal ini disebabkan karena indikator
kinerja tahun 2015 adalah jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan yang
perhitungannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan tidak
memperhitungkan jumlah peserta lama yang masih diberikan bantuan pendidikan
profesi kesehatan.
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan terdiri dari
peserta PPDS/PDGS Angkatan XVIII dan Angkatan XIX. Berdasarkan aplikasi PPDS
online tercatat pelamar Angkatan XVIII yang mendaftar online sebanyak 983 orang dan
pelamar Angkatan XIX yang mendaftar online sebanyak 1.067 orang. Setelah melalui
seleksi administrasi pusat dan seleksi akademik, jumlah peserta penerima bantuan
PPDS/PDGS Angkatan XVIII ditetapkan sebanyak 213 orang melalui dua Surat
Keputusan Menteri Kesehatan; (1) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/188/2017 tanggal 11 April 2017 tentang Penerima Bantuan Program
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Ke Delapan Belas Tahap
Kesatu Tahun 2017, (2) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/216/2017 tanggal 5 Mei 2017 tentang Penerima Bantuan Program
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Ke Delapan Belas Tahap
Kedua Tahun 2017.
Selanjutnya peserta penerima bantuan PPDS/PDGS Angkatan XIX ditetapkan
sebanyak 208 orang melalui tiga Surat Keputusan Menteri Kesehatan; (1) Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/485/2017 tanggal 3 Oktober 2017
tentang Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
Angkatan Kesembilan Belas Tahap Pertama Tahun 2017, (2) Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/490/2017 tanggal 10 Oktober 2017 tentang
Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/ Dokter Gigi Spesialis
Angkatan Kesembilan Belas Tahap Kedua Tahun 2017, dan (3) Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/523/2017 tanggal 24 Oktober 2017 tentang
Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan
Kesembilan Belas Tahap Ketiga Tahun 2017.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 19
Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehaan (PPDS/ PGDS)
saat ini berjumlah 2.893 orang, yang terdiri dari peserta lama Angkatan VII-XVII
sebanyak 2.472 orang dan peserta baru tahun 2017 (Angkatan XVIII dan Angkatan XIX
sebanyak 421 orang, sebagaimana ditampilkan pada grafik 2.5 dan 2.6 di bawah ini:
Grafik 2.5
Peserta PPDS/PDGS Angkatan XVIII
Tahun 2017
Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi
spesialis Angkatan XVIII sebagimana ditampilkan pada grafik 2.5, terbanyak berasal dari
Pusat (Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan dan Kepolisian Republik
Indonesia) sebanyak 42 orang. Selanjutnya diikuti peserta yang berasal dari Provinsi
Jawa Timur sebanyak 20 orang dan Sulawesi Selatan sebanyak 13 orang. Sedangkan
Provinsi lainnya paling sedikit peserta penerima bantuan pendidikan dokter
spesialis/dokter gigi spesialis sebanyak 2 orang.
Sedangkan pada grafik 2.6 berikut, jumlah peserta penerima bantuan
pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis Angkatan XIX terbanyak juga dari
Pusat (Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertahanan) sebanyak 29 orang diikuti
peserta yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 16 orang dan Jawa Timur
sebanyak 14 orang. Sedangkan Provinsi lainnya paling sedikit peserta penerima bantuan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
AC
EH
BA
BE
L
BA
LI
BA
NT
EN
BE
NG
KU
LU
D I
YO
GY
AK
AR
TA
GO
RO
NT
ALO
JAB
AR
JAM
BI
JAT
EN
G
JAT
IM
KA
LBA
R
KA
LSE
L
KA
LTE
NG
KA
LTIM
KE
PR
I
LAM
PU
NG
MA
LUK
U
NT
B
NT
T
PA
PB
AR
PA
PU
A
RIA
U
SU
LBA
R
SU
LSE
L
SU
LTE
NG
SU
LTR
A
SU
LUT
SU
MB
AR
SU
MS
EL
SU
MU
T
PU
SA
T
12
3
6
2
5 4 2
9
6
10
20
3
6 5 3 2 2
4 4 5
2
7
2 2
13
4
7
4 5 5 7
42
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 20
pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis adalah Provinsi Gorontalo dan Papua
Barat masing-masing 1 orang.
Grafik 2.6
Peserta PPDS/PDGS Angkatan XIX
Tahun 2017
Untuk realisasi anggaran yang digunakan untuk pencapaian kinerja jumlah
peserta penerima bantuan profesi kesehatan diperlihatkan pada tabel 2.7 dibawah ini:
Tabel 2.7
Realisasi Anggaran
Indikator Kinerja Jumlah Peserta Penerima Bantuan
Pendidikan Profesi Kesehatan Tahun 2017
Sasaran Program
Indikator Kinerja
Target
(Orang)
Realisasi
(Orang)
Alokasi
Anggaran (Rp)
Realisasi Anggaran
(Rp)
%
SDM Kesehatan
yang bekerja di bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan berkelanjutan
Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi Kesehatan
2.882
Orang
2.893
Orang
145.343.490.000,-
133.407.731.751,-
91,79
0
5
10
15
20
25
30
AC
EH
BA
BE
L
BA
LI
BA
NT
EN
BE
NG
KU
LU
D I
YO
GY
AK
AR
TA
GO
RO
NT
ALO
JAB
AR
JAM
BI
JAT
EN
G
JAT
IM
KA
LBA
R
KA
LSE
L
KA
LTA
RA
KA
LTE
NG
KA
LTIM
KE
PR
I
LAM
PU
NG
MA
LUK
U
NT
B
NT
T
PA
PB
AR
PA
PU
A
RIA
U
SU
LBA
R
SU
LSE
L
SU
LTE
NG
SU
LTR
A
SU
LUT
SU
MB
AR
SU
MS
EL
SU
MU
T
PU
SA
T
9
5 5 4
3
8
1
9
3
10
14
5
3
6
2
6
2
5
3
9
3
1
3 3 4
16
5
7
2
6
9 8
29
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 21
Tabel 2.7 diatas menunjukkan bahwa serapan anggaran indikator kinerja jumlah
peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan sebesar 91,79% tetapi capaian
indikator kinerja sebesar 100,38% (>100%). Serapan anggaran tidak optimal atau tidak
mencapai 100% disebabkan tidak terbayarnya biaya penunjang pendidikan seperti;
biaya penelitian/riset, biaya seminar, kursus dan biaya ujian nasional karena dalam
pengajuan usulan biaya penunjang pendidikan peserta penerima bantuan pendidikan
profesi kesehatan (peserta PPDS/PDGS) tidak melengkapi persyaratan administrasi
yang sudah ditentukan sehingga tidak dapat dibayarkan dan penyerapan anggaran
menjadi tidak optimal. Sedangkan capaian indikator kinerja lebih dari 100% disebabkan
adanya beberapa peserta PPDS/PDGS yang cuti akademik di tahun 2016 dan kembali
aktif melanjutkan pendidikan di tahun 2017.
4. Indikator Pendukung Kinerja Kegiatan.
a. Pengelolaan Jabatan Fungsional Bidang Kesehatan
1) Manajemen dan Integrasi Data
Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional telah melaksanakan kegiatan
manajemen dan integrasi data pejabat fungsional kesehatan. Kegiatan ini merupakan
kegiatan lanjutan tahun 2016 dimana telah ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara
Menteri Kesehatan dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Perjanjian
Kerjasama antara Deputi Sistem Informasi Kepegawaian dengan Kepala Badan PPSDM
Kesehatan tentang Pertukaran dan Pemanfaatan Data Pegawai Aparatur Sipil Negara
dalam rangka Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Pangkalan data pejabat fungsional kesehatan di Indonesia telah mulai dibangun
pada tahun anggaran 2016 dengan menggunakan sumber data dari Sistem Aplikasi
Pelayanan Kepegawaian (SAPK) milik BKN. Data yang diperoleh adalah seluruh pejabat
fungsional yang dibina oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan jenis, jenjang, wilayah
dan instansi menggunakan sistem dumping (periode). Adapun pemanfaatan pangkalan
jabatan fungsional kesehatan diantaranya:
- Pemetaan persebaran pejabat fungsional kesehatan
- Aplikasi e-PAK dan e-Jabfung
- Aplikasi e-Ukom
- Perencanaan pengembangan jabatan fungsional kesehatan
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 22
Kegiatan manajemen dan integrasi data pejabat fungsional kesehatan, yaitu:
a. Evaluasi dan Pengembangan Pangkalan Data.
Stakeholder pejabat fungsional kesehatan adalah unit pembina, instansi
pengguna, dan pejabat fungsional kesehatan itu sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan
variabel data di pangkalan data jabatan fungsional kesehatan bagi para stakeholder
tersebut, perlu dilakukan kegiatan pertemuan fullday dengan mengundang Pusat Data
dan Infromasi, Instansi Pembina, Instansi Pengguna dan Badan Kepegawaian Negara
sebagai penyedia data. Output dari kegiatan tersebut adalah kesepakatan kebutuhan
data yang akan disediakan dalam pangkalan data jabatan fungsional (sistem informsdi
Jabatan fungsional) serta mekanisme dan periode updating data dari SAPK BKN.
b. Harmonisasi dan integrasi data Jabatan fungsional dengan stakeholder di unit pusat dan UPT vertikal.
Kegiatan tersebut dilaksanakan berupa kunjungan dan pemaparan kondisi data pejabat
fungsional yang bekerja di unit pusat dan UPT vertikal. Kegiatan tersebut bertujuan sebagai
“pemicu” penyebaran informasi pejabat fungsional dan program pengembangannya. Selain itu
kegiatan tersebut juga digunakan sebagai “aktivitas” koordinasi dengan Direktorat Pengolahan
Data dan Informasi Kepegawaian-BKN dalam hal pemenuhan kebutuhan data, penyeragaman
kode, perumusan pemutakhiran data serta pengelolaan pangkalan data.
c. Harmonisasi dan integrasi data jabatan fungsional dengan stakeholder UPT di Daerah (Kabupaten/Kota Wilayah Jawa Barat/Banten).
Sistem Administrasi Pelayanan Kepegawaian-BKN dapat dimanfaatkan oleh seluruh
pengelola kepegawaian PNS yang ada id daerah maupun pusat. Namun sering terjadi adanya
kesenjangan jumlah pegawai yang tercatat dalam aplikasi dengan kondisi yang sesungguhnya.
Hal ini disebabkan kurang aktifnya pemegang akun aplikasi SAPK dalam melakukan
pemutakhiran data.
Pada tahun 2018 akan dilaksanakan uji kompetensi bagi pejabat fungsional Perawat,
Perawat Gigi, Perekam Medis, Teknisi Elektromedis, Radiografer dan Pembimbing Kesehatan
Kerja yang akan naik jenjang. Untuk mendukung kegiatan uji komptensi tersebut, Pusat
Peningkatan Mutu SDM Kesehatan sedang membangun aplikasi E-Ukom yang berguna dalam
hal perencanaan penyelenggaran uji kompetensi, pendaftaran calon peserta uji komptensi,
pembuatan proposal dan pemberian nomor sertifikat bagi peserta yang lulus uji kompetensi.
Kegiatan harmonisasi dan integrasi data jabatan fungsional ini dimanfaatkan selain sebagai
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 23
harmonisasi data di pangkalan data jabatan fungsional dengan data di daerah juga menjadi
kegiatan sosialiasasi pelaksanaan uji kompetensi.
2) Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan Secara Nasional
Berdasarkan pasal 69 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara antara lain dinyatakan bahwa pengembangan karier PNS
dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
instansi pemerintah, yang meliputi: (a) kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan
spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara
teknis; (b) kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan (c) kompetensi sosial
kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
Pemenuhan kompetensi menuju profesionalisme PNS menjadi salah satu program
percepatan reformasi birokrasi dan menjadi salah satu aspek penting reformasi birokrasi.
Kementerian Kesehatan merupakan instansi pembina dari jabatan fungsional
kesehatan yang memiliki tanggung jawab untuk menjamin terwujudnya standar kualitas
dan professional jabatan khususnya jabatan fungsional bidang kesehatan. Untuk
mewujudkan hal tersebut Kementerian Kesehatan melaksanakan tugasnya berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
salah satu tugasnya adalah menyelenggarakan uji kompetensi jabatan fungsional. Dalam
hal penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan memiliki tugas menyusun regulasi, mensosialisasikan,
mengkoordinasikan penyelenggaraan uji kompetensi secara nasional, membuat dan
mengembangkan sistem informasi terkait uji kompetensi, merekomendasikan
penyelenggaraan uji, melakukan akreditasi penyelenggaraan uji, mengeluarkan nomor
sertifikat dan melaksanakan monitoring dan evaluasi.
Agar pelaksanaan uji ditahun 2018 dapat berjalan baik dan lancar maka
diperlukan suatu tahapan untuk penyiapan uji kompetensi jabatan fungsional nasional
yang dilakukan pada tahun 2017. Adapun tahap penyiapan yang dilakukan di tahun
2017 meliputi; sosialisasi, koordinasi, pembekalan tim penguji, penyusunan buku
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 24
pegangan, penyusunan materi uji, uji coba di 34 provinsi, evaluasi uji kompetensi dan
kegiatan lain dalam rangka penyiapan pelaksanaan uji kompetensi jabatan fungsional
kesehatan.
Penerima manfaat dari kegiatan penyiapan penyelenggaraan uji kompetensi
jabatan fungsional nasional adalah seluruh pemangku kepentingan terkait baik itu pusat
dan daerah, Kementerian Lembaga Lainnya, Instansi pengguna jabatan fungsional
kesehatan, pejabat fungsional kesehatan serta pihak lainnya. Output yang dihasilkan
pada kegiatan penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional nasional ini adalah:
(a) Tersusunnya regulasi tentang uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan.
(b) Tersusunnya buku pegangan bagi penyelenggara, penguji dan buku
FAQ uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan.
(c) Tersosialisasinya kebijakan tentang penyelenggaraan uji kompetensi
jabatan fungsional kesehatan kepada unit pembina, Dinas Kesehatan di
34 Provinsi, Kementerian/lembaga instansi pengguna pejabat fungsional
kesehatan, pejabat fungsional kesehatan dan unit terkait lainnya,
(d) Terbekalinya calon tim penguji tingkat provinsi dan rumah sakit untuk
mampu menjadi penguji di instansinya masing-masing.
(e) Terbekalinya penyelenggara uji untuk mampu menyelenggarakan uji di
instansinya masing-masing.
3) Penyusunan Revisi Kebijakan Terkait Pengembangan Jabatan Fungsional (7 Jabatan Fungsional)
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan
menuntut adanya perubahan peraturan dan kebijakan dalam pengembangan jabatan
fungsional kesehatan. Tuntutan perubahan dirasakan penting agar pelaksanaan jabatan
fungsional kesehatan berjalan dengan baik dan lancar.
Dengan telah diterbitkannya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, terdapat beberapa regulasi dan kebijakan terkait
pengelolaan jabatan fungsional khususnya jabatan fungsional kesehatan. Kementerian
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 25
Kesehatan memiliki 30 Jenis Jabatan Fungsional Kesehatan, regulasi yang mengatur
tentang pengelolaan jabatan fungsional kesehatan tertera di dalam masing-masing
Kepmenpan dan Permenpannya, dan kondisi regulasi kebijakan jabatan fungsional
sudah relatif lama, sudah tidak up to date dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kebijakan terkini. Sehingga pada tahun 2017 Bidang Pengembangan
Jabatan Fungsional melaksanakan kegiatan revisi kebijakan jabatan fungsional
kesehatan, yaitu untuk jabatan fungsional; Perawat, Perawat Gigi, Dokter, Bidan,
Apoteker, Asisten Apoteker, Epidemiolog Kesehatan dan Entomolog Kesehatan.
Adapun tahapan kegiatan yang diselenggarakan meliputi fasilitasi untuk; (1)
penyusunan naskah akademik dan matriks butir butir kegiatan, (2) sounding naskah
akademik dan matriks butir butir kegiatan, (3) pra ekspose naskah akademik dan
matriks butir butir kegiatan serta (4) persiapan uji petik. Selain tahapan tersebut diatas
Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional juga memfasilitasi penyusunan petunjuk
pelaksanaan (juklak) jabatan fungsional asisten penata anestesi dan penata anestesi.
Penerima manfaat dari kegiatan revisi kebijakan jabatan fungsional kesehatan
adalah seluruh pemangku kepentingan terkait baik itu pusat dan daerah, Kementerian
Lembaga Lainnya, Instansi pengguna jabatan fungsional kesehatan, unit pembina
jabatan fungsional kesehatan, pejabat fungsional kesehatan serta pihak lainnya.
Output yang dihasilkan pada kegiatan revisi kebijakan terkait pengembangan
jabatan fungsional adalah:
(1) Tersusunnya draf naskah akademik 9 jabatan fungsional kesehatan.
(2) Tersusunnya draf matriks butir kegiatan 9 jabatan fungsional kesehatan.
(3) Tersusunnya draf Permenpan 9 Jabatan Fungsional Kesehatan.
(4) Tersusunnya draf Petunjuk Pelaksanaan Asisten Penata Anestesi dan Penata
Anestesi.
4) Penyusunan Pedoman Monitoring dan Evaluasi Jabatan Fungsional
Berbagai kebijakan berkenaan dengan pengelolaan jabatan fungsional telah
ditetapkan, namun berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dalam bentuk diskusi
kelompok terarah kepada Unit Pembina dan instansi pengelola jabatan fungsional di
tahun 2016, ditemukan beberapa permasalahan dalam pengelolaan jabatan fungsional,
diantaranya; (1) pelatihan bagi pejabat fungsional yang belum sesuai kebutuhan, (2)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 26
pengangkatan pejabat fungsional belum didukung adanya pedoman formasi, (3) belum
optimalnya pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan jabatan fungsional, (4)
belum adanya sistem informasi yang mendukung pemetaan dan pendataan jabatan
fungsional yang terintegrasi dan terkini secara berkesinambungan, (5) belum semua
jabatan fungsional memiliki organisasi profesi.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 Tentang Manajemen PNS
pada Pasal 99 mengamanatkan bahwa, salah satu tugas Instansi Pembina Jabatan
Fungsional adalah melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan jabatan fungsional
di seluruh instansi pemerintah yang menggunakan jabatan fungsional dan melaporkan
hasil pelaksanaan sesuai dengan perkembangan kepada Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara-RB dengan tembusan BKN.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pengelolaan jabatan
fungsional kesehatan dan implementasi tugas dan fungsi Unit Pembina dan instansi
pengguna jabatan fungsional kesehatan, maka perlu tersedianya pedoman yang dapat
digunakan stakeholder untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi secara
berkelanjutan, teratur-berjenjang dan terpadu mulai dari pemerintah pusat hingga
pemerintah daerah. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan September- November 2017,
telah dihasilkan 1 (satu) dokumen Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Pedoman Monitoring dan Evaluasi Jabatan Fungsional Kesehatan.
5) Penyusunan Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Kesehatan
Untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara yang merupakan sebagai bagian dari
reformasi birokrasi, maka Pemerintah telah menerbitkan Undang Undang ASN Nomor 5
Tahun 2014 di bidang manajemen aparatur negara. Namun pada kenyataannya,
profesionalisme yang diharapkan belum sepenuhnya terwujud. Penyebab utamanya
karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan jabatan yang
didudukinya. Ketidaksesuaian tersebut, disebabkan oleh komposisi keahlian atau
keterampilan pegawai yang belum proporsional. Demikian pula pendistribusian PNS
saat ini masih belum mengacu pada kebutuhan organisasi yang sebenarnya, dalam arti
belum didasarkan pada beban kerja yang ada. Menumpuknya pegawai di satu unit lain
tanpa pekerjaan yang jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan suatu contoh
yang nyata dari permasalahan tersebut.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 27
Didalam manajemen SDM menyatakan bahwa perencanaan SDM merupakan
dasar bagi penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani SDM dalam
organisasi. Tanpa perencanaan SDM, akan ditemui kesulitan dalam menyusun program
kerja yang realistik. Untuk itu, salah satu komponen yang sifatnya mendesak untuk
ditata saat ini adalah perencanaan pegawai, utamanya perencanaan untuk formasi
pegawai. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Februari-Agustus 2017, telah dihasilkan
1 (satu) dokumen Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2017 tentang
Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Kesehatan.
6) Penyusunan Pedoman Inpassing Jabatan Fungsional Kesehatan
Dengan telah terbitnya Permenpan-RB Nomor 26 Tahun 2016 tentang
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional melalui Penyesuaian/Inpassing,
Kementerian Kesehatan melalui Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
menindaklanjuti dengan menyusun regulasi internal sebagai upaya payung hukum
pelaksanaan kegiatan Inpassing yang bersifat nasional di lingkungan Kementerian
Kesehatan. Hal tersebut juga sebagai langkah lanjut dari pada implementasi dan
monitoring-evaluasi penetapan formasi PNS di masing-masing satuan kerja, tentang
kesesuaian jumlah pegawai yang dibutuhkan dengan jumlah pegawai yang telah
tersedia. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Februari-Agustus 2017, telah dihasilkan
1 (satu) dokumen Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 tahun 2017 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Kesehatan melalui
Penyesuaian/Inpassing.
7) Penyusunan Pedoman Monitoring dan Evaluasi Jabatan Fungsional
Berdasarkan hasil analisa monitoring dan evaluasi melalui focus group discusion
(FGD) yang telah dilaksanakan tahun lalu, dengan sasaran di beberapa satuan kerja
pengelola jabatan fungsional kesehatan di pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota.
Antara lain diperoleh gambaran/situasional dari pengelolaan jabatan fungsional
kesehatan yang mandek. Terbukti dari regulasi-regulasi pendukung pengembangan
jabatan fungsional kesehatan yang cenderung kadaluarsa dan tidak lengkap.
Kondisi ini juga terlihat dari belum lengkapnya Standar Kompetensi Jabatan
Fungsional Kesehatan yang seharusnya lengkap berjumlah 30 jabatan fungsional. Pada
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 28
hal untuk menjadi ASN sebagai pemangku jabatan fungsional kesehatan yang handal,
harus memiliki 3 (tiga) kompetensi standar, yaitu; standar kompetensi manajerial,
standar kompetensi sosial kultural dan standar kompetensi teknis. Oleh sebab itu
dirasakan penting pada saat ini untuk melaksanakan kegiatan penyusunan standar
kompetensi jabatan fungsional kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan
Februari-November 2017, telah dihasilkan 5 (lima) dokumen Rancangan Peraturan
Menteri Kesehatan RI tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan.
b. Pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tenaga Kesehatan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/262/2016 tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan,
Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana LSP
Nakes yang membawahi empat Bidang, yaitu; (1) Bidang Pengembangan Skema
Sertifikasi dan Standar Kompetensi Kerja, (2) Bidang Sertifikasi dan Koordinasi Asesor,
(3) Bidang Kerjasama, dan (4) Bidang Manajemen Mutu.
1) Bidang Pengembangan Skema Sertifikasi dan Standar Kompetensi Kerja
Saat ini LSP Nakes sudah memiliki 4 skema sertifikasi yang disusun mengacu
kepada peta jabatan keperawatan yang tercantum di dalam standar kompetensi nasional
dan sudah mendapatkan pengesahan dari BNSP, diantaranya yaitu; Skema sertifikasi
kompetensi pelaksana keperawatan rawat inap di rumah sakit. Selain itu LSP Nakes
juga melakukan pengembangan 3 skema sertifikasi internasional sesuai permintaan
negara tujuan, yaitu:
(a) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan ICU (Intensive Care Unit) di
rumah sakit Arab Saudi dan Timur Tengah.
(b) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan hemodialisa di
rumah sakit dan klinik Arab Saudi dan Timur Tengah.
(c) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan home health care di
fasilitas pelayanan Arab Saudi dan Timur Tengah.
Dalam proses penyusunan pengembangan 3 skema sertifikasi tersebut
menggunakan standar kompetensi khusus, yaitu standar yang diadopsi dari negara
tujuan yaitu: (1) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan ICU di rumah
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 29
sakit Arab Saudi dan Timur Tengah (diadopsi dari standar Critical Care Nursing yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Arab Saudi Tahun 2011), (2) Skema sertifikasi
kompetensi pelaksana keperawatan hemodialisa di rumah sakit dan klinik Arab Saudi
dan Timur Tengah (diadopsi dari standar Council of Health Service Supervisory Committee
For The National Program Negara Arab Saudi Tahun 2013), (3) Skema sertifikasi
kompetensi pelaksana keperawatan home health care di fasilitas pelayanan Arab Saudi
dan Timur Tengah (diadopsi dari Standar Home Health Care Regualtion Dubai Health
Authority Tahun 2012).
Ketiga skema tersebut sudah didaftarkan ke Kementerian Tenaga Kerja dan
sudah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh BNSP. LSP Nakes juga sudah
melakukan penyederhanaan skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan rawat
inap di rumah sakit dari 92 unit kompetensi menjadi 19 unit kompetensi, hal ini
dilakukan karena banyak kesamaan metode pada unit kompetensi yang terdapat pada
skema tersebut, sehingga bisa di kelompokan dan dilakukan penyederhanaan unit
kompetensinya.
2) Bidang Sertifikasi dan Koordinasi Asesor
Dalam upaya melakukan sertifikasi, saat ini LSP Nakes menambah Asesor
Kompetensi sebanyak 19 orang dan sudah teregister di BNSP. Selain itu LSP Nakes juga
sudah melakukan penambahan Tempat Uji Kompetensi (TUK), yaitu; TUK Bapelkes
Batam dan TUK BBPK. Workshop TUK tahun 2017 ini diadakan di Bapelkes Batam.
Untuk kelancaran proses sertifikasi, LSP Nakes sudah menyusun perangkat uji,
yaitu; Materi Uji Kompetensi (MUK) sesuai dengan 3 skema yang baru disesuaikan
negara tujuan. LSP Nakes juga melengkapi perangkat uji dengan melakukan workshop
Pelatihan Auditor Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan sudah lulus sebanyak 12 orang.
Untuk tahun 2017 ini, LSP Nakes sudah melakukan sertifikasi kepada asesi sebanyak 36
orang yang sudah di asesmen oleh Asesor Kompetensi LSP Nakes. Dari 36 orang asesi
tersebut, 34 orang direkomendasikan Kompeten dan 2 orang direkomendasikan Tidak
Kompeten.
Selanjutnya LSP Nakes juga sudah menyusun Pedoman Program Peningkatan
Pengalaman Kerja dan Kualifikasi Internasional (P2K2I) yang bertujuan untuk
memberdayakan lulusan perawat yang fresh graduate untuk bisa bekerja di institusi
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 30
kesehatan milik pemerintah atau swasta sebagai pengalaman kerja sesuai dengan
persyaratan yang dibutuhkan oleh Negara tujuan.
3) Bidang Kerjasama
Dalam upaya melakukan recognize dengan negara tujuan, LSP Nakes sudah
melakukan upaya kerjasama dengan lembaga review center TOP RANK & ICCA dari
Filipina untuk melaksanakan kegiatan review dan test center selama 2 minggu di Jakarta
untuk mempersiapakan Uji Internasional PROMETRIC. LSP Nakes juga sudah
memfasilitasi untuk uji internasional PROMETRIC ke negara Qatar yang diikuti oleh 40
peserta, 17 orang diantaranya dinyatakan Lulus Uji dan 23 orang dinyatakan Belum
Lulus Ujian.
4) Bidang Manajemen Mutu
Untuk menjaga mutu kelembagaan, sudah dilakukan audit internal LSP Nakes
oleh auditor Sistem Manajemen Mutu (SMM) terhadap dokumen-dokumen pelaksana
LSP Nakes. Selain itu LSP Nakes juga sudah menyebarkan kuesioner peminatan bekerja
di luar negeri, untuk mengetahui minat lulusan sekolah perawat yang ingin bekerja di
luar negeri.
c. Penganugerahan tenaga kesehatan teladan
Penganugerahan atau pemberian penghargaan tenaga kesehatan teladan di
Puskesmas Tingkat Nasional tahun 2017 ini diselenggarakan bertepatan dengan
perayaan ulang tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke 72. Kegiatan ini
bertujuan sebagai pengakuan atas keteladanan tenaga kesehatan dalam pembangunan
kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan secara obyektif dan transparan. Selain itu
kegiatan penganugerahan ini memiliki tujuan khusus, yaitu:
(a) Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat Provinsi yang
memenuhi persyaratan administrasi dan bobot penilaian.
(b) Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan strata pertama
melalui Puskesmas.
(c) Meningkatnya profesionalisme tenaga kesehatan di dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.
(d) Meningkatnya minat tenaga kesehatan untuk bekerja di Puskesmas.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 31
(e) Tumbuhnya kompetisi yang sehat di antara tenaga kesehatan dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan strata pertama di Puskesmas.
Jenis tenaga kesehatan yang mendapatkan penghargaan sebagai tenaga
kesehatan teladan di Puskesmas meliputi 9 jenis tenaga kesehatan, yaitu; dokter, dokter
gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli
teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian. Penetapan 9 jenis tenaga
kesehatan teladan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga dituangkan di dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pemberian
Penghargaan Bagi Tenaga Kesehatan Teladan di Pusat Kesehatan Masyarakat.
Kegiatan penganugerahan tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat
nasional ini telah diselenggarakan selama tujuh hari dari tanggal 13-19 Agustus 2017 di
Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Pertemuan dihadiri oleh 9 jenis tenaga kesehatan
teladan yang berasal dari 34 Provinsi sebanyak 258 orang atau 99,23% dari target yang
ditetapkan sebanyak 260 orang yang terdiri dari 53 orang laki-laki (20,54%) dan
205 orang perempuan (79,46%). Setiap Provinsi diwakili oleh 4-9 orang tenaga kesehatan
teladan terdiri dari; dokter, dokter gigi, perawat, bidan, nutrisionis/gizi, ahli teknologi
laboratorium medik, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan lingkungan dan tenaga
kesehatan masyarakat).
Selama seminggu para teladan mengikuti jadwal acara yang cukup padat, mulai
dari mengikuti acara pertemuan dengan eselon I dan Menteri Kesehatan sampai dengan
acara kenegaraan, seperti; mendengarkan pidato kenegaraan Presiden di gedung
DPR/MPR, renungan suci bersama Presiden di Taman Makam Pahlawan Kalibata,
Upacara Penaikan dan Penurunan Bendera di Istana Negara. Acara pertemuan dengan
pejabat eselon I diisi dengan mengikuti paparan terkait dengan program prioritas dan
inovatif di masing-masing unit eselon I dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab.
Selanjutnya acara dengan Menteri Kesehatan dilakukan dengan dialog inter-aktif di
hadapan para pejabat eselon I terkait permasalahan dan kendala yang dihadapi di
daerah masing-masing. Para teladan (yang terpilih) juga diberikan kesempatan ramah
tamah dengan Presiden Republik Indonesia.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 32
Selain itu panitia juga menyediakan waktu para teladan untuk berkunjung ke
Kementerian Kesehatan dan Badan PPSDM Kesehatan. Kunjungan ke Kementerian
Kesehatan diselenggarakan agar peserta mengetahui lebih jauh unit-unit utama yang
ada di Kementerian Kesehatan dan layanan informasi, seperti; penyebaluasan informasi
layanan, mengunjungi Pojok Info, Halo Kemkes, Layanan 119 (Gawat Darurat), Unit
Layanan Terpadu (ULT) dan Taman Hijau Kementerian Kesehatan. Sedangkan
kunjungan di Badan PPSDM Kesehatan para teladan mengikuti arahan Kepala Badan
PPSDM Kesehatan terkait dengan struktur organisasi dan tupoksi di lingkungan Pusat-
Pusat. Acara diakhiri dengan hiburan Band dari Badan PPSDM Kesehatan dan
dimeriahkan oleh para teladan yang ikut menyumbang lagu-lagu populer.
Untuk acara refreshing panitia menentukan lokasi wisata ke Sea World Taman
Impian Jaya Ancol dan wisata belanja ke Thamrin City. Kegiatan penganugerahan
tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat nasional tahun 2017 ini juga
menampilkan perform gelar budaya dari masing-masing daerah yang kelompokan dalam
pulau-pulau. Penampilan perform gelar budaya ini memang sangat menarik karena
banyak menampilkan beragam budaya di tanah air.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 33
BAB III
RENCANA KINERJA TAHUNAN
TAHUN 2018
A. INDIKATOR KINERJA TAHUN 2018
Sesuai Permenkes Nomor 64 Tahun 2015, Berdasarkan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja K/L) tahun 2018, Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan memiliki target kinerja sebanyak tiga indikator dengan rencana alokasi
anggaran sebesar Rp. 377.422.780.000,-. Adapun indikator kinerja berdasarkan Rencana
Strategis (Renstra) dan perjanjian kinerja yang akan dicapai pada tahun 2018 dapat
dilihat di tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Indikator kinerja Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Berdasarkan Renja K/L Tahun 2018
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET (Orang)
RENCANA ANGGARAN
(Rp)
(1) (2) (3)
Terselenggaranya fasilitasi standardisasi dan profesi, pendidikan berkelanjutan dan pengembangan jabatan fungsional
1. Jumlah tenaga kesehatan
teregistrasi
175.000
Rp. 377.422.780.000,-
2. Jumlah SDM Kesehatan
penerima bantuan
pendidikan berkelanjutan
2.929
3. Jumlah Peserta Penerima
Bantuan Pendidikan
Profesi Kesehatan
2.987
B. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2018
Untuk mencapai sasaran program, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
merencanakan kegiatan fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan
berkelanjutan dan pengembangan jabatan fungsional dengan output terselenggaranya
peningkatan mutu SDM Kesehatan seperti dijelaskan pada tabel 3.2 di bawah ini:
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 34
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2018
No PROGRAM KEGIATAN/KEGIATAN TARGET
WAKTU PELAKSANAAN
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Tenaga Kesehatan Teregistrasi 175.000 Orang
2. Bantuan Pendidikan (Tugas Belajar Untuk Diploma dan Strata)
2.929 Orang
3. Bantuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PPDGS)
2.987 Orang
4. Bantuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PPDGS) Provinsi Papua dan Papua Barat
10 Orang
4. Jabatan Fungsional Yang Terstandardisasi 7 Jabatan Fungsional
5. Tenaga Kesehatan Penerima Penghargaan Teladan Tingkat Nasional (9 Jenis Tenaga Kesehatan)
170 Orang
5. Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan
6. Layanan Perkantoran 1 Layanan
C. RENCANA KERJA TAHUN 2018
Berdasarkan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) Program
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Tahun Anggaran 2018,
sasaran program yang akan dicapai adalah meningkatnya ketersediaan dan mutu SDM
Kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Sasaran ini harus didukung oleh
pencapaian indikator kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.
Rencana kerja berdasarkan output Tahun 2018 yang mendukung tercapainya
indikator kinerja kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan, yaitu:
1. Jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi dengan target sebanyak 175.000
orang.
Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan regulasi yang terkait dengan kualitas
tenaga kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 46 Tahun
2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
(MTKI) adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan. MTKI mempunyai tugas dalam
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 35
penyelenggaraan sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan yang menjalankan
praktik dan atau pekerjaan keprofesiannya yang salah satu fungsinya adalah
melakukan penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR). Tenaga kesehatan harus
teruji kompetensinya melalui uji kompetensi yang dilaksanakan oleh institusi
pendidikan dan organisasi profesi. Selanjutnya tenaga kesehatan yang telah
lulus dalam uji kompetensi akan diberikan sertifikat kompetensi sebagai bukti
pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki, dan menjadi landasan registrasi
dan lisensi/perizinan untuk melakukan pekerjaan profesi. Sertifikasi dan
registrasi tenaga kesehatan akan menciptakan produktifitas dan mutu pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, sekaligus memberikan perlindungan hukum bagi
masyarakat serta sebagai upaya peningkatan daya saing tenaga kesehatan
Indonesia menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
Upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan dilakukan melalui uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan OP, Panitia
Nasional Uji Kompetensi dan LPUK (Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi).
MTKI merupakan suatu lembaga yang melakukan kebijakan-kebijakan terkait
dengan registrasi tenaga kesehatan, sedangkan Majelis Tenaga Kesehatan
Provinsi (MTKP) selaku pelaksanaan kebijakan di Provinsi.Definisi operasional
dari indikator ini adalah jumlah STR yang diberikan kepada tenaga kesehatan
selain dokter, dokter gigi dan tenaga kefarmasian oleh MTKI.
Definisi indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi adalah:
Tenaga kesehatan selain dokter, dokter gigi dan tenaga kefarmasian yang
Memiliki STR. Indikator ini dihitung jumlah STR yang diterbitkan/diberikan
kepada tenaga kesehatan selain dokter, dokter gigi dan tenaga kefarmasian oleh
MTKI selama tahun 2018.
2. Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan dengan
target sebanyak 2.929 orang.
Pendidikan berkelanjutan tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan mutu tenaga kesehatan. Tujuan dari pendidikan berkelanjutan
tenaga kesehatan adalah meningkatnya mutu dan profesionalisme tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan pelayanan kesehatan.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 36
Program tugas belajar Kementerian Kesehatan diselenggarakan dalam rangka
menyediakan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi yang dibutuhkan
oleh pembangunan dan pelayanan kesehatan.
Definisi operasional dari indikator ini adalah:
Jumlah SDM Kesehatan yang bekerja di bidang kesehatan yang ditingkatkan
kemampuannya melalui tugas belajar diploma, strata dan profesi (peserta lama
dan baru).
Indikator ini menghitung jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan
berkelanjutan (diploma/strata/profesi) peserta lama dan baru selama tahun
2018.
3. Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan dengan target
sebanyak 2.987 orang.
Bantuan pendidikan profesi kesehatan dalam hal ini bantuan pendidikan dokter
spesialis/dokter gigi spesialis diselenggarakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan spesialistik di tanah air.
Definisi operasional dari indikator ini adalah:
Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan dokter spesialis/pendidikan
dokter gigi spesialis serta yang disetarakan (peserta lama dan baru).
Indikator ini menghitung jumlah peserta penerima bantuan pendidikan dokter
spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (peserta lama dan baru) selama tahun
2018.
Target indikator kinerja kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun
2018 sebagaimana dijelaskan diatas, tertuang pada tabel 3.3 dibawah ini:
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 37
Tabel 3.3 Target Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2018
No
Indikator Kinerja
Kegiatan
Definisi
Operasional
Cara
Perhitungan
Target
(Orang)
1 Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
Jumlah tenaga kesehatan selain dokter, dokter gigi dan tenaga farmasi yang memiliki STR
Menghitung jumlah STR yang diterbitkan per tahun
175.000
2 Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan
Jumlah SDM Kesehatan yang bekerja di bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya melalui tugas belajar Diploma, Strata dan Profesi (peserta lama dan baru)
Menghitung jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan (Diploma/Strata/ Profesi) per tahun (peserta lama dan baru)
2.929
3
Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan
Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan program dokter spesialis/program dokter gigi spesialis (PDS/PDGS) serta yang disetarakan (peserta lama dan baru)
Menghitung jumlah peserta penerima bantuan pendidikan PDS/PDGS per tahun (peserta lama dan baru)
2.987
D. ANGGARAN TAHUN 2018
Pagu yang tercantum pada alokasi anggaran Pusat Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan tahun 2018 sebesar Rp. 377.422.780.000,- tercantum dalam dokumen
anggaran, yaitu Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat Peningkatan Mutu
SDM Kesehatan Tahun 2018 Nomor: SP DIPA-024.12.1.648500/2018 tanggal 5 Desember
2017. Anggaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2018 bila dipilah
berdasarkan output kegiatan dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 38
Tabel 3.4 Distribusi Anggaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Berdasarkan Rencana Kerja Tahun 2018 Menurut Output Kegiatan Tahun 2018
No
Output
Target Output
Alokasi Anggaran
(Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tenaga Kesehatan Teregistrasi Bantuan Pendidikan (Tugas Belajar untuk Diploma dan Strata) Bantuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PDGS) Bantuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PDGS) Provinsi Papua dan Papua Barat Jabatan Fungsional yang Terstandardisasi Tenaga Kesehatan Penerima Penghargaan Teladan Tingkat Nasional (5 Jenis Tenaga Kesehatan) Layanan Internal (Overhead) Layanan Perkantoran
175.000 Orang
2.929 Orang
2.987 Orang
10 Orang
7 Jabfung
170 Orang
1 Layanan
1 Layanan
42.351.202.000,-
145.992.495.000,-
168.968.770.000,-
2.437.980.000,-
6.253.900.000,-
5.372.716.000,-
3.845.717.000,-
2.200.000.000,-
Total Pagu Anggaran
377.422.780.000,-
E. KESENJANGAN RENCANA KEGIATAN DENGAN RENCANA KERJA TAHUN 2018
Rencana kegiatan adalah dokumen yang berisi rencana program fasilitasi
standardisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan dan
pengembangan jabatan fungsional kesehatan satu tahun ke depan yang disusun
berdasarkan rencana kerja untuk mengatasi kesenjangan yang ada antara kenyataan
dengan yang diharapkan menuju terpenuhinya peningkatan mutu SDM Kesehatan.
Rencana kerja adalah suatu dokumen yang memuat rencana program fasilitasi
standardisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan dan
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 39
pengembangan jabatan fungsional kesehatan tiga tahun ke depan dengan
mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki menuju terselenggaranya fasilitasi
standardisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan dan
pengembangan jabatan fungsional.
Rencana kegiatan yang telah disusun pada tahun 2018 pada dasarnya tidak
terdapat kesenjangan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Program fasilitasi
standardisasi dan profesi tenaga kesehatan diukur dengan capaian indikator kinerja
kegiatan “Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi sebanyak 175.000 orang” dan program
pendidikan berkelanjutan diukur dengan capaian indikator kinerja kegiatan “Jumlah
SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan” sebanyak 2.929 orang
dan jumlah penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan sebanyak 2.987 orang.
Target yang ditetapkan berdasarkan rencana kegiatan dalam RKA-K/L sama dengan
besarnya target pada rencana kerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 40
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi (monev) dilaksanakan untuk memantau pencapaian
target kegiatan yang ditetapkan, memberikan informasi yang akurat dalam deteksi dini
pencapaian kinerja, mempertajam pengambilan keputusan, tindak lanjut penyelesaian
kendala yang dihadapi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan
serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan monev akan dilakukan secara internal oleh Pusat Peningkatan Mutu
SDM Kesehatan maupun pihak eksternal oleh lembaga pemeriksa/pengawas
pemerintah, sebagai upaya untuk pengawasan pelaksanaan kegiatan serta mendapatkan
solusi terbaik untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan yang akan datang.
A. MONITORING
Monitoring kegiatan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dilakukan melalui:
(1) Kegiatan penyusunan RKT yang menjelaskan secara rinci meliputi; input,
proses/aktivitas yang dilakukan, dan output yang ingin dicapai. RKT
harus jelas menunjukkan jadwal kegiatan dan penanggungjawab dalam
penyediaan input, proses dan output. RKT harus digunakan sebagai dasar
dalam mengawasi kemajuan kegiatan.
(2) Rapat/pertemuan untuk menyampaikan masalah-masalah yang terkait
dengan pelaksanaan suatu kegiatan. Berdasarkan isu dan masalah yang
dikemukakan, maka pertemuan dapat dilakukan secara berjenjang dari
lingkup bidang sampai pada tingkat satuan kerja dalam periode tertentu.
Hal-hal teknis mungkin ditangani pada tingkat pelaksana kegiatan,
sedangkan isu-isu kebijakan yang memiliki implikasi penting dapat
didiskusikan pada tingkat yang lebih tinggi.
(3) Pelaporan secara berkala yang dilaksanakan setiap triwulan dengan
menggunakan formulir yang telah ditetapkan dan disampaikan oleh pihak
pelaksana/penanggung jawab kegiatan secara berjenjang. Setiap satker
pelaksana diwajibkan menyampaikan laporan monitoring secara berkala
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 41
setiap triwulan terhadap capaian indikator kinerja yang telah ditetapkan
dalam dokumen RKT.
(4) Laporan akhir pelaksanaan kegiatan sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan yang memuat keberhasilan maupun kegagalan, serta
saran/rekomendasi untuk tindakan lanjut pelaksanaan kegiatan.
B. EVALUASI
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan minimal satu kali dalam
satu tahun. Langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain; persiapan
awal evaluasi yang diawali dengan menyusun hal-hal penting yang harus
dilakukan sebelum evaluasi dilaksanakan, yang meliputi serangkaian langkah-
langkah logis mulai dari masalah pokok dan maksud yang mendorong
dilakukannya evaluasi sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
digali dengan cara yang secara analitik dapat diterima melalui langkah-
langkah:
(1) Identifikasi tujuan evaluasi, antara lain; memperbaiki sistem pengelolaan
kegiatan; menjamin adanya kebertanggunggugatan; dan membantu dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengalokasian sumber-sumber
penganggaran.
(2) Menentukan lingkup evaluasi: identifikasi masalah dan upaya yang telah
dilakukan.
(3) Menyusun agenda analisis: menyusun kerangka logis (logical structure)
yang dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang
diajukan dalam evaluasi. Kerangka ini juga merupakan suatu cara untuk
menjabarkan pertanyaan-pertanyaan umum ke dalam pertanyaan-
pertanyaan yang lebih rinci, cermat dan tepat.
(4) Menentukan tingkat pencapaian baku/normal (benchmarking): membuat
penilaian tentang derajat kinerja kegiatan (baik/buruk) dan seharusnya
secara ideal memungkinkan kita melakukan perbandingan dengan
perangkat kebijakan lain yang terkait atau yang bidangnya sama.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 42
(5) Mengumpulkan informasi yang tersedia: untuk hampir semua kegiatan,
sistem pemantauan seharusnya menjadi sumber pertama bagi informasi
yang ada dan dibutuhkan.
(6) Menyusun rencana kerja dan memilih evaluator dengan persyaratan/
kriteria tertentu.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2018 | 43
BAB V
PENUTUP
Fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan
dan pengembangan jabatan fungsional kesehatan merupakan pelaksanaan
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan dalam rangka
meningkatkan mutu SDM Kesehatan. Sumber daya yang memadai baik SDM maupun
sarana prasarana serta partisipasi seluruh komponen di lingkungan Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan sangat dibutuhkan untuk mencapai target output yang telah
ditetapkan. Dukungan lain yang dibutuhkan adalah komitmen dan koordinasi dari
seluruh jajaran struktural, fungsional, adminitrasi maupun pendukung lainnya. Juga
tidak kalah penting yaitu perencanaan yang baik serta penganggaran yang memadai
turut menentukan keberhasilan suatu satker untuk mencapai kinerja yang akuntabel.
RKT Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2018 diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pencapaian kegiatan yang telah ditetapkan khususnya
pada tahun anggaran 2018. Dengan disusunnya RKT ini diharapkan target kegiatan
yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pelaksanaan monev yang
dilakukan secara berkala, diharapkan dapat memecahkan masalah yang mungkin timbul
selama pelaksanaan kegiatan, serta untuk perbaikan sistem perencanaan di waktu
mendatang.
LAMPIRAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 1 Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi 100.000 115.000 175.000 150.000 150.000
2 Jumlah SDM Kesehatan penerima
bantuan pendidikan berkelanjutan
2.167 4.288 3.635 2.929 2.900
a Peserta Lama 1.467 2.088 2.535 1.429 1.800
b Peserta Baru 700 2.200 1.100 1.500 1.100
3 Jumlah peserta penerima bantuan
pendidikan profesi kesehatan
4.387 4.446 2.882 2.987 2.900
a Peserta Lama 4.087 3.646 2.582 2.687 2.600
b Peserta Baru 300 800 300 300 300
TARGET (Orang)
Lampiran-1
PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN TAHUN 2015-2019
NO SASARAN
Terselenggaranya Peningkatan Mutu
Mutu SDM Kesehatan
INDIKATOR
MATRIKS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
Semula Menjadi Semula Menjadi Semula Menjadi
1 Jumlah tenaga
kesehatan
teregistrasi
1 Tenaga Kesehatan selain
Dokter, Dokter Gigi dan
Tenaga Farmasi yang Memiliki
STR
100.000 115.000 175.000 175.000 150.000 150.000 150.000 150.000
2 Jumlah SDM
Kesehatan
penerima bantuan
pendidikan
berkelanjutan
(orang)
2 Jumlah SDM kesehatan yang
bekerja di bidang kesehatan
yang ditingkatkan
kemampuannya melalui tugas
belajar Diploma, Strata dan
Profesi (peserta lama dan baru)
2.167 4.288 3.635 3.635 4.000 2.929 4.030 2.900
a. Peserta Lama 1.467 2.088 2.535 2.535 2.500 1.429 2.930 1.800
b. Peserta Baru 700 2.200 1.100 1.100 1.500 1.500 1.100 1.100
3 Jumlah peserta
penerima bantuan
pendidikan profesi
kesehatan (orang)
3 Jumlah peserta penerima
bantuan pendidikan profesi
kesehatan serta yang
disetarakan (peserta lama dan
baru)
4.387 4.446 4.660 2.882 3.689 2.987 3.720 2.900
a. Peserta Lama 4.087 3.646 4.435 2.582 3.339 2.687 3.320 2.600
b. Peserta Baru 300 800 225 300 350 300 400 300
2018
Lampiran-2
RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN (REVISI KE-1)TAHUN 2015-2019
INDIKATOR TARGET
RPJMNDEFINISI OPERASIONAL
RENSTRA
2017 2019
2015 2016
Lampiran-3
2015 2016 2017 2018 2019
PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
Alokasi Pendanaan 469.028.750.000 506.883.094.000 459.803.028.000 482.793.178.000 506.932.835.500 2.425.440.885.500
FASILITASI STANDARISASI DAN PROFESI TENAGA KESEHATAN
Alokasi Pendanaan 15.137.040.000 12.111.756.000 13.944.014.000 14.641.214.000 15.373.274.000 71.207.298.000
Jumlah Tenaga Kesehatan TeregistrasiTarget Kinerja 100.000 115.000 175.000 150.000 150.000
Jumlah Dokumen Fasilitasi Pengembangan Profesi Tenaga
Kesehatan
Target Kinerja 1 2 36 36 36
Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan
Alokasi Pendanaan 13.074.510.000 8.690.751.000 6.864.144.000 7.138.700.000 7.495.645.000
Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan
Alokasi Pendanaan 2.062.530.000 3.421.005.000 7.079.870.000 7.502.514.000 7.877.629.000
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
Alokasi Pendanaan 441.909.990.000 464.281.935.000 416.789.212.000 437.628.672.000 459.510.105.000 2.220.119.914.000
Bantuan Pendidikan (Tubel untuk Diploma, Strata dan Profesi)
Alokasi Pendanaan 89.638.500.000 124.353.980.000 121.780.588.000 125.002.441.000 136.507.587.000
Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)/
Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PDGS)
Alokasi Pendanaan 352.271.490.000 339.927.955.000 295.008.624.000 312.626.231.000 323.002.518.000
Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan
berkelanjutan
Target Kinerja (peserta lama dan baru) 2.167 4.288 3.635 2.929 2.900
Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM
Kesehatan
Target Kinerja 3 3 3 3 3
MATRIKS ALOKASI PENDANAAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATANTAHUN 2015-2019
TOTALSASARANSTATUS
AWAL
TAHUN ANGGARAN
Lampiran-4
2015 2016 2017 2018 2019
Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan
Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan
Target Kinerja 4.387 4.446 2.882 2.987 2.900
Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi
kesehatan
Target Kinerja 3 1 3 3 3
PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
Alokasi Pendanaan 0 21.559.955.000 19.500.802.000 20.475.842.000 21.499.634.000 83.036.233.000
Analisis dan pemetaan jabatan fungsional
Alokasi Pendanaan 9.870.425.000 8.883.380.000 9.238.700.000 9.700.635.000
Pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional
Alokasi Pendanaan 11.689.530.000 10.617.422.000 11.237.142.000 11.798.999.000
Analisis dan pemetaan jabatan fungsional
Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional
Target Kinerja 4 7 7 7
Pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional
Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional
Target Kinerja 2 13 12 12
Penganugerahan Tenaga Kesehatan Teladan
Target Kinerja 136 306 206 206 206
KETATAUSAHAAN PENINGKATAN MUTUSDM KESEHATAN
Alokasi Pendanaan 11.981.720.000 8.929.448.000 9.569.000.000 10.047.450.000 10.549.822.500 51.077.440.500
Jumlah Dokumen Perencanaan, Program Anggaran dan Evaluasi
Pelaporan
Target Kinerja 3 3 3 3
Jumlah Dokumen Pengelolaan Keuangan dan BMN
Target Kinerja 2 2 2 2
Jumlah Dokumen Kepegawaian dan Ketatausahaan
Target Kinerja 2 2 2 2
MATRIKS ALOKASI PENDANAAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN
TAHUN 2015-2019
SASARANSTATUS
AWAL
TAHUN ANGGARAN
TOTAL
Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tahun : 2018
1 2 4 5
1 Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan
Profesi Tenaga Kesehatan Kesehatan
175,000 Orang
Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan:
36 Dokumen
2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan 2.929 Orang
(1)
1.429 Orang
(b) Peserta Baru 1.500 Orang
(c) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan
berkelanjutan SDM kesehatan
3 Dokumen
2.987 Orang
(1)
2.687 Orang
(b) Peserta Baru 300 Orang
(c) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan
berkelanjutan SDM kesehatan
3 Dokumen
10 Orang
a) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan
fungsional
7 Dokumen
b) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan
fungsional
12 Dokumen
c) Penganugerahan tenaga kesehatan teladan 206 Orang
3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan7 Dokumen
13
Dokumen
2 2 Dokumen
32
Dokumen
. .
Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis Provinsi Papua dan Papua Barat
(a) Peserta Lama
Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi
Kesehatan:
NO SASARAN Indikator Kinerja
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan
Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan
Berkelanjutan:
3
Form RKT
RENCANA KINERJA TAHUNAN
Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan
Kepala,
TARGET SATUAN
(a) Peserta Lama
Program Prioritas Pantauan Kantor Staf Presiden (KSP)
Drg. Oscar Primadi, MPH
NIP : 196110201988031013
Pengembangan Jabatan Fungsional
Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan
laporan evaluasi
Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN
Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan
ketatausahaan
Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan
Jakarta, 19 September 2011
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM
Form PK
Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Tahun : 2018
1 2 4 5
1 Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan
Profesi Tenaga Kesehatan
175,000 Orang
2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan 2.929 Orang
1.429 Orang
1.500 Orang
2.987 Orang
2.687 Orang
300 Orang
10 Orang
3 Rancangan Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK)
61 Dokumen
36Dokumen
3Dokumen
3 Dokumen
7 Dokumen
12Dokumen
3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM
Kesehatan 7 Dokumen
13 Dokumen
2 2 Dokumen
3 2 Dokumen
1. Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan
Berkelanjutan
NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET SATUAN
3
1) Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan
Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN
Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan
3) Jumlah dokumen manajemen pendidikan profesi Kesehatan
Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
2. Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi Kesehatan
(1) Peserta Lama
(2) Peserta Baru
3. Program Prioritas Pantauan Kantor Staf Presiden (KSP)
PENETAPAN KINERJA
(1) Peserta Lama
(2) Peserta Baru
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
Jumlah rancangan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK)
Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan
evaluasi
2) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM
Kesehatan
4) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional
5) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional