Rabu 7 OktoberDrs. Sukamdi Penduduk Dan Pembangunan

7/30/2019 Rabu 7 OktoberDrs. Sukamdi Penduduk Dan Pembangunan

1/26

TEORI PENDUDUK


2/26

Aliran : Pesimis : memandang jumlah pendudukyang besar akan merugikan

pembangunan Optimis : memandang jumlah

penduduk yang besar akan

menguntungkan pembangunan Netral : tidak kaitan antara penduduk

dan pembangunan


3/26

Pesimis

dasar : teori malthus Penduduk jika tidak dikontrol akan

berkembang mengikuti deret ukur dan

bahan makan akan berkembangmengikuti deret hitung

Efeknya adalah munculnya kemiskinan


4/26

Preventive check : moral restraint

atau penundaan usia kawinPositive check : jumlah pendudukakan berkurang karena kematian yang

diakibatkan oleh wabah, perang,konflik, dan kemiskinan

Positive check sering juga disebutdengan mathusian solution


5/26

Kritik :1.Penundaan usia kawin bukan satu-

satunya cara untuk mengontrol

jumlah penduduk

2.Tehnologi mampu mempengaruhi

produktivitasPertanyaan : siapa yang menguasai

tehnologi ?


6/26

Optimis

Dasar : teori dari J.P. Simon

Pada dasarnya persoalan yang muncul

karena jumlah penduduk yang besar akanterjadi dalam jangka pendek. Dalamjangka panjang jumlah penduduk yangbesar justru menguntungkanpembangunan ekonomi.


7/26

Logika : jumlah penduduk yangbesar akan memunculkan demandyang besar terhadap produkindustri. Untuk memenuhinyadibutuhkan jumlah industri yangbanyak dan diharapkan mampumenyerap tenaga kerja sebagaisalah satu solusi terhadapmunculnya kemiskinan


8/26

Netral

Dasar : Teori Marxis (Marx dan Engels)Kemiskinan tidak ada hubungannya dengan

jumlah penduduk, akan tetapi karena

kegagalan sistem kemasyarakatan yangdianut di suatu wilayah. Adanya hak individudalam akumulasi modal (kapitalisme)

menyebabkan terjadinya kesenjangan daneksploitasi yang menyebabkan kemiskinan.Solusinya adalah diperlukannya suatu sistem

yang mempu mendistribusikan kapital


9/26

KERANGKA

KONSEPTUAL

Proses Struktur Sosekpol


10/26

Perubahan Komposisi Penduduk

Indonesia

0-4

10-14

20-24

30-34

40-44

50-54

60-64

70-74

ahun 1971

Laki-Laki Perempuan

0-4

10-14

20-24

30-34

40-44

50-54

60-64

70-74

ahun 1980

Laki-Laki Perempuan


11/26

0-4

10-14

20-24

30-34

40-44

50-54

60-64

70-74

Tahun 1990

Laki-Laki Perempuan

0-4

10-14

20-24

30-34

40-44

50-54

60-64

70-74

Tahun 2000

Laki-Laki Perempuan


12/26

0-4

10-14

20-24

30-34

40-44

50-54

60-64

70-74

Tahun 2010

Laki-Laki Perempuan

0-4

10-14

20-24

30-34

40-44

50-54

60-64

70-74

Tahun 2020

Laki-Laki Perempuan


13/26

5.6055.200

4.680

4.055

3.3262.802

2.344

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

SP 1971 SUPAS

1976

SP 1980 SUPAS

1985

SP1990 SUPAS

1995

SP2000

Gambar 1. Perkembangan Angka Kelahiran Total di

Indonesia 1971-2000


14/26

0

25

50

75

100

125

150

SP 1971 SP 1980 SP 1990 SP 2000

Gambar 2.

Perkembangan Angka Kematian Bayi di Indonesia

Menurut Sensus Penduduk 1971-2000

Total Laki-Laki Perempuan


15/26

Gambar 3.

Asumsi Perubahan TFR di DIY, NTT dan Indonesia

Periode 2002-2022

2,1212,177

2,276

2,09 2,072

1,3751,3771,3831,3731,428

3,089

2,7422,472 2,27

2,124

0

0,51

1,5

2

2,53

3,5

2002 2007 2012 2017 2022

Indonesia

DIY

NTT


16/26

36

18

66

15

9

26

0

10

20

30

40

5060

70

2002 2007 2012 2017 2022

Gambar 4.

Asumsi Perubahan IMR di DIY, NTB dan

Indonesia Periode 2002-2022

Indonesia

DIY

NTB


17/26

Indikatordemografi

Indonesia

Tahun 2000 Tahun 2010

Jumlah Penduduk 205.132 (000) 233,477,4 (000)

TFR 2.33 2,15

NRR 1.06 1

0-14 tahun 30,7% 26,0 %

15-64 tahun 64,6 % 68,6 %

65+ tahun 4,7 % 5,3 %IMR 40,8 25,7

Harapan hidup 67,1 tahun 70,8 tahun

Jumlah kelahiran 4215,5 (000) 4294,7 (000)


18/26

Indikatordemografi DIY

Tahun 2000 Tahun 2010

Jumlah Penduduk 3.121,1 (000) 3.439,0 (000)

TFR 1,43 1,38

NRR 0,68 0,66

0-14 tahun 21,7 % 17,5 %

15-64 tahun 69,4 % 73,1 %

65+ tahun 8,9 % 9,4 %

IMR 18,2 11,8

Harapan hidup 73,0 tahun 74,7 tahun

Jumlah kelahiran 36,5 (000) 41,0 (000)


19/26

Isu penting 1 : fertilitas Apakah angka fertilitas menurun terus ?Sampai seberapa besar ?

Penurunan angka fertilitas biasanya akandisertai dengan peningkatan unwantednesspregnancies dan atau unwanted birth

Unwanted pregnancies merupakan salah

satu faktor yang mendorong terjadinyaaborsi dan kematian maternal.


20/26

Agenda : Pencapaian NRR=1 penting apabilazero growth masih menjadi orientasi

kebijakan kependudukan Persoalan akses dan kualitas

pelayanan kesehatan reproduksi dan

KB merupakan kata kunci. Pertanyaannya adalah siapa yangbertanggung jawab ?


21/26

Isu penting 2 : mortalitas Ketika kematian bayi sudah mulai kurangdominan, pola penyakit mengalamipergeseran dari infeksi ke degeneratif

Faktanya ketika kematian bayi sudah cukuprendah, pola penyakit masih didominasioleh penyakit infeksi

Penyimpangan dari teori transisidemografi dan epidemiologi.


22/26

Agenda : Fokus ke kesehatan reproduksi Peningkatan akses dan kualitas

pelayanan kesehatan


23/26

Isu penting 3 : komposisi

penduduk Komposisi penduduk cenderungmengarah ke aging process yang

ditandai dengan semakin besarnyajumlah lansia

Kebijakan penyantunan dalam bentuk

social security menjadi agendapenting


24/26

Program penyantunan lansia Economic support : Siapa yang bertanggung jawab ?

Bagaimana prosedurnya ? Seberapa besar ?

Support Sosial dan psikologi :

Bentuknya apa ? Siapa yang bertanggungjawab ?

Sistemnya ?


25/26

Kesehatan : Bentuk pelayanan kesehatan seperti apa

? Siapa yang bertanggung jawab ?

Mekanismenya ?


26/26

Beberapa aspek dalam

kebijakan kependudukan Menggunakan pendekatan right basedapproach

Meletakkan penduduk sebagai subyek dansekaligus obyek pembangunan

Harus memperhatikan tiga interes secaraseimbang : individu, masyarakat, dan

negara Harus merespon kondisi lokal dengan

mengacu pada tujuan kebijakan nasional

Documents

Rabu 7 OktoberDrs. Sukamdi Penduduk Dan Pembangunan