Upload
selvianidm
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
farmasi
Citation preview
1. Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasialat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
2. Dosis radiasi
Selain standar internasional, dalam Farmakope Indonesia Edisi IV disebutkan bahwa dosis sterilisasi yang digunakan untuk produk kesehatan adalah 25 kGy. Dosis yang lebih rendah dapat digunakan bergantung dari kandungan mikroba awal dan jenis mikroba serta faktor lainnya.
Sediaan farmasi dan bahan lain yang dipasteurisasi/disterilisasi dengan radiasi
No Contoh/bahan Dosis (kGy)
1 Sliming tea 5
2 Teh racik 5
3 Kapsul Sediaan Herbal 5
4 Kaplet Padibu 5-7
5 Chilly powder 10
6 Serbuk jahe 10
7 Botol Insto 25
8 Surgical gloves 25
9 Allograftdan xenograft 25
10 Jaringan amnion 25
3. Jelaskan sterility assurance level(SAL)?
SAL adalah probabilitas mikroorganisme hidup dalam suatu produk setelah prosessterilisasi dan dinyatakan dalam nilai 10-n. Artinya dari 10n produk yang disterilkanhanya boleh satu produk yang tidak steril. Pemilihan nilai SAL didasarkan atas penggunaan produk tersebut. Untuk produk yang digunakan berkontak langsungdengan jaringan tubuh atau darah nilai SAL adalah 10-6, sedangkan untuk produk yang tidak berkontak langsung dengan darah mempunyai nilai SAL 10-3. Pemilihandosis sterilisasi antara lain didasarkan pada jumlah dan tipe mikroorganismekontaminan yang ada pada produk, kondisi sterilisasi yang digunakan, dan nilai SAL yang ditetapkan.
4. Dosis iradiasi rendah pada makanan
Dosis Iradiasi Makanan dan Tujuannya
DOSIS TUJUAN PRODUK Dosis rendah (s.d. 1 kGy)
Menghambat pertunasan
Kentang, bawang, jahe, rempah-rempah
Membunuh serangga dan parasit
Makanan kering, buah segar, padi-padian
Penundaan kematangan/pembusukan
Buah segar, sayuran
Mengendalikan serangga pada biji-bijian
Mencegah pertunasan kentang
Mengendalikan cacing pita pada daging babi
Mencegah pembusukan dan mengendalikan serangga pada buah dan sayur
Dosis menengah (1-10 kGy)
Memperpanjang masa penyimpanan
Ikan, strawberry, jamur
Menunda pembusukan, membunuh serangga berbahaya
Hasil laut dan hasil ternak
High dose (10-50 Gy) Sterilisasi Hasil peternakan, hasil
laut, makanan siap masak
Dekontaminasi Rempah-rempah
5. perubahan yang terjadi setelah makanan di iradiasi
Hanya ada sedikit kenaikan suhu
Perubahan tekstur mirip pasteurisasi atau pembekuan
Pada peach: kulit melunak, pada daging : flavor berkurang
Perubahan kimia: H20 →H202 90% perubahan kimia karena radiasi menghasilkan komponen yang alamiah. Misal trigliserida→ asam lemak
Protein → asam amino
Asam askorbat berubah menjadi asam dehidroaskorbat. Vitamin e mudah rusak jika dan 02.
6. cara mencegah / mengatasi
Untuk mencegah atau mengurangi kerusakan:
– Hindari cahaya dan 02
– Dinginkan makanan
– Dosisnya rendah
7. Mekanisme target spesifik radiopharmaceuticals
Lokalisasi radiofarmaka pada organ target tidak hanya berdasarkan proses fisiologis dan metabolisme biasa, tetapi beberapa jenis anomali organ dapat memberikan ”sinyal” yang dapat menarik, mengakumulasi dan menahan secara spesifik senyawa substrat tertentu, sehingga radiofarmaka dengan struktur substrat tersebut akan terlokalisasi pada organ target secara spesifik pula.
9.
10. Persyaratan radiofarmaka
1. Waktu paro fisik pendek, namun masih cukup untuk dilakukan proses penyiapan, transportasi dan aplikasi klinik.
2. Memancarkan radiasi gamma murni dengan tingkat energi antara 100 – 140 KeV, sehingga sangat ideal untuk sistem pendeteksian kamera gamma.
3. Mempunyai sifat fisik yang sesuai dengan tujuan pemeriksaan
4. Memenuhi persyaratan farmasetikal yang bebas kontaminasi kimia maupun biologik serta tidak toksik.
5. Radiofarmaka hendaknya ikut secara spesifik pada proses fisiologis atau metabolisme organ yang akan diteliti.