17
LAPORAN KASUS RADIOLOGI IVP HIDRONEFROSIS Diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan klinis Bagian Ilmu Radiologi RSI Sultan Agung Semarang Disusun Oleh: Doni Iksan M (01208.5636) I Komang JCAP (01.208.5674) Marlin Dwi Nita L (01.209.5948) Resaka Yudha P (01.208.85 )

Radiologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Radiologi

Citation preview

Page 1: Radiologi

LAPORAN KASUS RADIOLOGI

IVP HIDRONEFROSIS

Diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan klinis Bagian Ilmu Radiologi

RSI Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh:

Doni Iksan M (01208.5636)

I Komang JCAP (01.208.5674)

Marlin Dwi Nita L (01.209.5948)

Resaka Yudha P (01.208.85 )

BAGIAN ILMU RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2013

Page 2: Radiologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ginjal merupakan organ vital yang mempunyai peran penting dalam

mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan

cairan tubuh, elektrolit, dan asam-asam dengan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif

air, elektrolit, dan non elektrolit, serta mengekskresi kelebihannya sebagai urin.

Fungsi ekskresi ginjal seringkali terganggu karena batu saluran kemih yang

berdasarkan tempat terbentuknya terdiri dari nefrolitiasis, ureterolitiasis, vesicolitiasis,

BPH, dan batu uretra. Batu saluran kemih terutama dapat merugikan karena obstruksi

saluran kemih dan infeksi yang ditimbulkannya. Obstruksi dapat menyebabkan

dilatasi pelvis renalis maupun kaliks yang dikenal sebagai hidronefrosis. Batu dapat

menyebabkan kerusakan atau gangguan fungsi ginjal karena menyumbat aliran urine.

Jika penyumbatan ini berlangsung lama, urin akan mengalir balik kesaluran di dalam

ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis)

dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal. Pada umumnya obstruksi saluran

kemih sebelah bawah yang berkepanjangan akan menyebabkan obstruksi sebelah atas.

Jika tidak diterapi dengan tepat, obstruksi ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi

dan kerusakan struktur ginjal yang permanen, seperti nefropati obstruktif dan jika

mengalami infeksi saluran kemih dapat menimbulkan urosepsis.

B. TUJUAN

Untuk mengetahui cara mendiagnosa teutama secara radiologis berdasarkan data

yang diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik pada pasien Hidronefrosis.

Page 3: Radiologi

C. MANFAAT

Dapat dijadikan sebagai media belajar bagi mahasiswa klinik sehingga dapat

mendiagnosis terutama secara radiologis.

Page 4: Radiologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI HIDRONEFROSIS

Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis renalis dan calyces, serta atrofi progresif

dan pembesaran kistik ginjal, dapat juga disertai pelebaran ureter (hidroureter).

Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung

kemih yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan

ureter serta atrofi pada parenkim ginjal

B. ETIOLOGI HIDRONEFROSIS

Adanya akumulasi urin di piala ginjal, akan menyebabkan distensi piala dan

kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang

mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara

bertahap (hipertrofi kompensatori) akhirnya fungsi renal terganggu.

Konginetal

atresia uretra, pembentukan katup di ureter atau uretra, kelainan arteri ginjal yang

menekan ureter, ptosis ginjal disertai torsi, atau torsi ureter.

Didapat:

Benda asing : batu, papilla yang nekrotik

Tumor : BPH) karsinoma prostat, tumor kandung kemih (papiloma dan

karsinoma), penyakit keganasan yang berdekatan (limfoma retroperitoneal,

karsinoma serviks atau uterus)

Peradangan : prostatifis, ureteritis, fibrosis retroperifoneal

Page 5: Radiologi

Neurogenik : jejas pada medulla spinalis, disertai dengan kelumpuhan kandung

kemih

Kehamilan

C. PATOFISIOLOGI

Obstruksi pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir balik

sehingga tekanan ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung

kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal. Tetapi jika obstruksi terjadi

Page 6: Radiologi

di salah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal yang

rusak.

Obstruksi parsial atau intermitten dapat disebabkan oleh batu renal yang

terbentuk di piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat

diakibatkan oleh tumor yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat obses

atau inflamasi dekat ureter dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai

akibat dari bentuk sudut abnormal di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah

yang menyebabkan ureter kaku.

Pada pria lansia, penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu

kandung kemih akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada

kehamilan akibat pembesaran uterus.

Apapun penyebabnya adanya akumulasi urine di piala ginjal akan

menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini, atrofi ginjal terjadi ketika

salah satu ginjal mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan

membesar secara bertahap (hipertrofi komensatori) akhirnya fungsi renal terganggu.

D. GAMBARAN KLINIS HIDRONEFROSIS

Acute obstruction - pain attributed to distention of the collecting system or

renal capsule

Calculi lodged in the ureters may give rise to renal colic, and prostatic

enlargements may give rise to bladder symptoms

Unilateral complete or partial hydronephrosis may remain silent for long

periods, since the unaffected kidney can maintain adequate renal function.

Page 7: Radiologi

Ultrasonography is a useful noninvasive technique in the diagnosis of

obstructive uropathy.

In bilateral partial obstruction the earliest manifestation is inability to

concentrate the urine, reflected by polyuria and nocturia Some patients have

acquired distal tubular acidosis, renal salt wasting, secondary renal calculi,

and a typical picture of chronic tubulointerstitial nephritis with scarring and

atrophy of the papilla and medulla. Hypertension is common in such

patients.

Complete bilateral obstruction results in oliguria or anuria and is

incompatible with survival unless the obstruction is relieved

o after relief of complete urinary tract obstruction, postobstructive

diuresis occurs which can often be massive, with the kidney excreting

large amounts of urine that is rich in sodium chloride

Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi

akut dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi

infeksi maja disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan

terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka

tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti

Hipertensi (karena retensi cairan dan natrium)

CHF

Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).

Pruritis (gatal kulit).

Butiran uremik (kristal urea pada kulit).

Anoreksia, mual, muntah, cegukan.

Page 8: Radiologi

Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.

Amenore, atrofi testikuler

Jika terjadi infeksi maka disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta

piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada

E. DIAGNOSIS HIDRONEFROSIS

Anamnesis adanya tanda dan gejala

USG

IVP

F. GAMBARAN RADIOLOGIS HIDRPNEFROSIS

• Hidronefrosis derajat 1. Dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks. Kaliks

berbentuk blunting/ tumpul.

• Hidronefrosis derajat 2. Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor. Kaliks

berbentuk flattening/ mendatar.

• Hidronefrosis derajat 3. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks

minor. Tanpa adanya penipisan korteks. Kaliks  berbentuk clubbing/

menonjol.

• Hidronefrosis derajat 4.  Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks

minor. Serta adanya penipisan korteks Calices berbentuk ballooning

/menggembung

Page 9: Radiologi

BAB III

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

a. Nama : Ny. Tasmi

b. Jen. Kel : Perempuan

c. Umur : 36 th

d. No. RM : 113.734.6

e. Alamat : Purnosari RT 6/2 Semarang

f. Pasien Rawat : Inap

2. KLINIS

Nyeri Kolik

Batu Ginjal?

3. PEMERIKSAAN

Foto FPA - IVP

Page 10: Radiologi

BAB IV

HASIL PEMERIKSAAN

a. Gambar

Page 11: Radiologi
Page 12: Radiologi

b. Interpretasi hasil

FPA :

- Tampak lesi radioopak kecil di kavum pelvis sisi kanan

IVP :

- GINJAL KANAN : ukuran, letak dan aksis normal fungsi ekskresi

baik, PCS lebar, kalik blunting, tak tampak filling defect

- URETER KANAN : tampak lebar sampai distal, tampak ada filling

defect di ureter 1/3 distal dekat vesicoureter junction.

- GINJAL KIRI : ukuran, letak dan aksis normal, fungsi ekskresi

baik, PCS tak lebar, tak tampak filling defect

- URETER KIRI : tak lebar, tak tampak filling defect

- VESIKA URINARIA: dinding regular, tak tampak filling defect

ataupun additional shadow

Page 13: Radiologi

- POST MIKSI sisa urin sedikit

KESAN:

a. HIDRONEFROSIS KANAN GRADE 1 DAN HIDROURETER KANAN

E.C CURIGA URETEROLITHIASIS KANAN KECIL DI DEKAT

VESIKOURETER JUNCTIONS. DD/ STENOSIS

b. TAK TAMPAK BENDUNGAN PADA GINJAL DAN URETER KIRI

c. FUNGSI EKSKRESI KEDUA GINJAL BAIK