29
UROLITH I. KASUS Nama : Tn. KR No. Rekam Medik : 650309 Alamat : Ternate Ruang Perawatan : Lontara 2 Bedah Urologi Tanggal MRS : 02 Juli 2015 A. Anamnesis Keluhan utama : Nyeri pinggang kanan Riwayat penyakit sekarang : Awal nyeri dirasakan pasien pada tahun 2009, pasien merasakan nyeri pada pinggang dan sakit perut sehingga sulit untuk beraktivias. Awal tahun 2014, pasien merasakan nyeri pinggang dan sakit perut lagi sehingga pasien mendapat terapi ESWL di RS Wahidin Sudirohusodo pada bulan Februari 2014. Pasien pernah mendapat perawatan di RS Islam Ternate selama 3 hari. Nyeri pinggang kembali dirasakan pasien pada bulan Desember 2014. Pada tanggal 17 Juni 2015, pasien masuk ke RS Wahidin Sudirohusodo untuk mendapat penanganan Gastritis. Tetapi pasien juga demam sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri pinggang 1

BAGIAN RADIOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Urolith

Citation preview

Page 1: BAGIAN RADIOLOGI

UROLITH

I. KASUS

Nama : Tn. KR

No. Rekam Medik : 650309

Alamat : Ternate

Ruang Perawatan : Lontara 2 Bedah Urologi

Tanggal MRS : 02 Juli 2015

A. Anamnesis

Keluhan utama :

Nyeri pinggang kanan

Riwayat penyakit sekarang :

Awal nyeri dirasakan pasien pada tahun 2009, pasien merasakan

nyeri pada pinggang dan sakit perut sehingga sulit untuk

beraktivias. Awal tahun 2014, pasien merasakan nyeri pinggang

dan sakit perut lagi sehingga pasien mendapat terapi ESWL di RS

Wahidin Sudirohusodo pada bulan Februari 2014. Pasien pernah

mendapat perawatan di RS Islam Ternate selama 3 hari. Nyeri

pinggang kembali dirasakan pasien pada bulan Desember 2014.

Pada tanggal 17 Juni 2015, pasien masuk ke RS Wahidin

Sudirohusodo untuk mendapat penanganan Gastritis. Tetapi pasien

juga demam sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri pinggang yang

dirasakan pasien hilang timbul dan memberat jika beraktivitas.

Nyeri kadang menjalar ke arah bawah. Ada riwayat kencing

terputus-putus tidak ada. Kemudian riwayat kencing bercampur

pasir tidak ada. Riwayat kencing keluar batu bulan Desember ada.

Riwayat kencing bercampur nanah tidak ada. Riwayat operasi tidak

ada. Riwayat konsumsi air sumur ada.

Riwayat penyakit sebelumnya:

- Riwayat kencing berwarna merah tidak ada

1

Page 2: BAGIAN RADIOLOGI

- Riwayat kencing berpasir tidak ada

- Riwayat Asam Urat

- Riwayat Hipertensi disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus disangkal

Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga

Riwayat pengobatan :

Perawatan gastritis

B. Pemeriksaan Fisis

Sakit Sedang / Gizi cukup / Composmentis

Tanda vital :

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit (Tipe : Thoracoabdominal)

Suhu : 36.7oC (Axilla)

Kepala

- Ekspresi : biasa

- Simetris muka : simetris kiri = kanan,

- Deformitas : (-)

- Rambut : hitam, lurus, sukar dicabut

Mata

- Bola Mata : Eksopthalmus/Enopthalmus (-)

- Gerakan : normal, ke segala arah

- Kelopak Mata : edema (-)

- Konjungtiva : anemis (-)

- Sklera : ikterus (-)

- Kornea : jernih

Telinga

- Pendengaran : kesan normal

- Sekret : (-)

2

Page 3: BAGIAN RADIOLOGI

Hidung

- Perdarahan : (-)

- Sekret : (-)

Mulut

- Bibir : pucat (-), kering (-)

- Lidah : kotor (-),tremor (-), hiperemis (-)

- Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)

- Gigi geligi : dalam batas normal

- Gusi : dalam batas normal

Leher

- Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran

- Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran

- DVS : R-1 cmH2O

- Kaku kuduk : (-)

Thoraks

- Inspeksi :

Bentuk : simetris kiri dan kanan (normochest)

Pembuluh darah : tidak ada kelainan

Buah dada : tidak ada kelainan

Sela Iga : Normal, tidak melebar

- Palpasi :

Fremitus raba : sama pada paru kiri dan kanan

Nyeri tekan : (-)

Massa tumor : (-)

- Perkusi :

Paru kiri : sonor

Paru kanan : sonor

Batas paru-hepar : ICS VI kanan

Batas paru belakang kanan : V. Thoracal X

Batas paru belakang kiri : V. Thoracal XI

- Auskultasi :

3

Page 4: BAGIAN RADIOLOGI

Bunyi pernapasan : vesikuler,

Bunyi tambahan : Rh -/- ,Wh -/-

Jantung

- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

- Palpasi : thrill (-), ictus cordis tidak teraba

- Perkusi : pekak

Batas atas jantung ICS II sinistra

Batas kanan jantung ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri jantung ICS IV linea aksilaris anterior sinistra

- Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular, bising (-)

Perut

- Inspeksi : datar, ikut gerak napas

- Palpasi : nyeri tekan (+) pada regio lumbalis dextra dan suprapubis

- Perkusi : timpani (+)

- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas

- Edema dorsum pedis -/-, Bengkak pada persendian lutut -/-

4

Page 5: BAGIAN RADIOLOGI

C. Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Darah Rutin

WBC 12.28 4 - 10 x 103/uL

RBC 5.46 4 - 6 x 106/uL

HGB 14 12 - 16 g/dL

HCT 40.9 37 - 48%

MCV 74.9 76 - 92 pl

MCH 25.6 22 - 31 pg

MCHC 34.2 32 - 36 g/dl

PLT 260 150 - 400x103/uL

Eo 0.08 1.00 - 3.00 x 103/uL

Baso 0.03 0.00 - 0.10 x 103/uL

Neutr 9.44 52.0 - 75.0 sel

Lymph 1.84 20.0 - 40.0

Mono 0.89 2.00 - 8.00

DiabetesGDS 97 < 140 mg/dl

Ginjal

Hipertensi

Ureum 31 10-50 mg/dl

Kreatinin 1.80 L (< 1,3), P (< 1,1) mg/dl

Asam Urat Asam Urat 8.6 3.4 -7.0 mg/dL

Kimia HatiSGOT 15 < 38 U/L

SGPT 17 < 41 U/L

Elektrolit

Natrium 136 - 145 mmol/L

Kalium 3.5 - 5.1 mmol/L

Clorida 97 – 111 mmol/L

5

Page 6: BAGIAN RADIOLOGI

D. Pemeriksaan Radiologi

- Udara usus terdistribusi sampai ke distal kolon

- Tidak tampak distal loop-loop usus, dan gambaran herring bone

- Tampak bayangan radioopaq pada regio paravertebra setinggi CV

L3 dan L4 dengan ukuran 0,1 x 0,1 cm

- Kedua psoas line dan preperitoneal fat line intak

- Tampak osteofits pada asek lateral CV L3-L4 (spondylosis

lumbalis), tulang-tulang lainnya intak

Kesan :

Tampak bayangan batu radiooaq suspek ureterolith dextra

E. Resume Klinis

Seorang pria berusia 47 tahun masuk RS dengan keluhan sakit

perut hebat dan mual, pasien juga memiliki riwayat gastritis sehingga

pasien ditangani di bagian Gastroenterohepatologi. Setelah mendapat

perawatan selama 13 hari, pasein di konsul kebagian Urologi karena

6

Page 7: BAGIAN RADIOLOGI

hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar ureum dan

kreatininnya meningkat. Sebelumnya pada tahun 2009, pasien

meengalami nyeri pada pinggang kanan. Nyeri dirasakan hilang timbul

dan menjalar ke arah bawah. Riwayat demam ada. Riwayat mual ada

dan muntah tidak ada. Riwayat pasien berobat di RS Islam Ternate

sebelum akhirnya dirujuk ke RSWS.

Riwayat penyakit sebelumnya :

- Riwayat kencing berwarna merah tidak ada

- Riwayat kencing berpasir tidak ada

- Riwayat Asam urat

- Riwayat Hipertensi disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus disangkal

D. Pemeriksaan Fisis

Sakit Sedang / Gizi cukup / Composmentis

Tanda vital :

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit (Tipe : Thoracoabdominal)

Suhu : 36.7oC (Axilla)

Kepala

- Ekspresi : biasa

- Simetris muka : simetris kiri = kanan,

- Deformitas : (-)

- Rambut : hitam, lurus, sukar dicabut

Mata

- Bola Mata : Eksopthalmus/Enopthalmus (-)

- Gerakan : normal, ke segala arah

- Kelopak Mata : edema (-)

- Konjungtiva : anemis (-)

- Sklera : ikterus (-)

7

Page 8: BAGIAN RADIOLOGI

- Kornea : jernih

Telinga

- Pendengaran : kesan normal

- Sekret : (-)

Hidung

- Perdarahan : (-)

- Sekret : (-)

Mulut

- Bibir : pucat (-), kering (-)

- Lidah : kotor (-),tremor (-), hiperemis (-)

- Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)

- Gigi geligi : dalam batas normal

- Gusi : dalam batas normal

Leher

- Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran

- Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran

- DVS : R-1 cmH2O

- Kaku kuduk : (-)

Thoraks

- Inspeksi :

Bentuk : simetris kiri dan kanan (normochest)

Pembuluh darah : tidak ada kelainan

Buah dada : tidak ada kelainan

Sela Iga : Normal, tidak melebar

- Palpasi :

Fremitus raba : sama pada paru kiri dan kanan

Nyeri tekan : (-)

Massa tumor : (-)

- Perkusi :

Paru kiri : sonor

Paru kanan : sonor

8

Page 9: BAGIAN RADIOLOGI

Batas paru-hepar : ICS VI kanan

Batas paru belakang kanan : V. Thoracal X

Batas paru belakang kiri : V. Thoracal XI

- Auskultasi :

Bunyi pernapasan : vesikuler,

Bunyi tambahan : Rh -/- ,Wh -/-

Jantung

- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

- Palpasi : thrill (-), ictus cordis tidak teraba

- Perkusi : pekak

Batas atas jantung ICS II sinistra

Batas kanan jantung ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri jantung ICS IV linea aksilaris anterior sinistra

- Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular, bising (-)

Perut

- Inspeksi : datar, ikut gerak napas

- Palpasi : nyeri tekan (+) pada regio lumbalis dextra dan suprapubis

- Perkusi : timpani (+)

- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas

- Edema dorsum pedis -/-, Bengkak pada persendian lutut -/-

F. Assesment

- Batu ureter 1/3 medial dextra

- Leukositosis

G. Terapi

- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm

- Injeksi Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV

- Injeksi Ketorolac 1amp/8 jam/IV

- Injeksi Ranitidine 1amp/ 12jam/IV

9

Page 10: BAGIAN RADIOLOGI

II. DISKUSI

1. Anatomi Organa Urinaria

Organa Urinaria terdiri atas ren, ureter, vesica urinaria, dan uretra.

Organ-organ ini berfungsi menghasilkan darah melalui proses filtrasi darah

dan mengumpulkan urine untuk sementara waktu.(1)

a. REN

Ren ada dua buah, berada di sebelah kiri dan kanan columna

vertebralis. Berbentuk seperti kacang merah dengan ukuran panjang 11

cm, lebar 6 cm, dan tebal 3 cm. Ukuran berat kira-kira 135-150 gram.

Berwarna agak kecoklatan. Mempunyai ekstremitas cranialis ( = polus

cranialis) dan ekstremitas inferior ( = polus caudalis), facies anterior,

dan facies posterior, kedua pertemuan tersebut bertemu pada margo

lateralis dan margo medialis. Kira-kira pada pertengahan margo

medialis terbentuk suatu cekungan yang dinamakan hilum renale, yang

merupakan tempat masuknya arteri renalis dan serabut-serabut saraf,

serta tempat keluarnya vena renalis dan ureter.Secara relatif ren pada

anak-anak lebih besar daripada orang dewasa. Ren ikut bergerak dengan

gerakan repsirasi. (1)

Struktur ren terdiri atas cortex renalis dan medulla renalis yang

masinga-masing berbeda warna dan bentuk. Cortex renalis berwarna

pucat, mempunyai permukaan yang kasar. Medulla renalis terdiri atas

pyramedes renalis (pyramis renalis Malpighii) berjumlah antara 12-20

buah, berwarna agak gelap. Basis dari bangunan pyramis ini disebut

basis pyramidis berada pada korteks dan apexnya disebut papilla renalis

terletak menghadap ke medial bermuara pada calyx minor. (1)

Hilum renale meluas membentuk sinus renalis dan di dalam sinus

renalis terdapat pelvis renalis yang merupakan pemebesaran dari ureter

kearah cranialis. Pelvis renalis terbagi menjadi 2-3 buah celices renalis

majores dan setiap calyx mayor terbagi menjadi 7-14 buah calices

renalis minores. (1)

10

Page 11: BAGIAN RADIOLOGI

Ren terletak di bagian posterior cavum abdominis, retroperitoneal, di

sebelah kiri dan kanan columna vertebrali, setinggi vertebra lumbalis 1-

4 pada posisi berdiri. Kedudukan ini bisa berubah mengikuti perubahan

posisi tubuh. Ren dexter terletak lebih rendah dari yang sinister

disebabkan karena hepar terletak di sebelah cranial dari ren. Pada

wanita kedudukan ren kira-kira setengah vertebra lebih rendah

dibanding pria. (1)

Ren difiksasi pada tempatnya oleh fascia renalis, corpus adiposum

pararenale dan vasa renalis.

Gambar 3. Anatomi Ginjal

b. URETER

Ureter adalah suatu saluran yang dibentuk oleh jaringan otot polos

dengan ukuran 25-30 cm, menghubungkan ren dengan vesica urinaria.

Terletak retroperitoneal, sebagian berada pada cavum abdominis

disebut pars abdominalis, dan sebagian lain berada dalam cavitas pelvis

11

Page 12: BAGIAN RADIOLOGI

disebut pars pelvica. Kedua bagian ini kurang lebih sama panjang,

merupakan kelanjutan dari pelvis renalis, meninggalkan ren melalui

hilum renale, berada di sebelah dorsal vasa renalis, berjalam descendens

pada permukaan m.psoas major. (1)

Ureter dexter berada di sebelah dorsal duodenum pars descendens

dan menyilang radix mesenterii di bagian dorsal. Ureter menyilang

arteri iliaca communis atau pangkal arteri iliaca externa, berjalan di

sebelah ventro-caudal arteri iliaca interna lalu menyilang arteri

umbilicalis serta vasa obturatoria dan nervus obturatorius di sebelah

medialnya. Selanjutnya berjalan sepanjang dinding lateral pelvis, lalu

membelok ke medial menuju ke dinding dorsal vesica urinaria. (1)

Kedua ureter bermuara ke dalam vesica urinaria dengan jarak 5 cm

satu sama lain. Berjalan obliq sepanjang 2 cm di dalam dinding vesica

urinaria sebelum bermuara ke dalam vesica urinaria. Muara terseut

berbentuk lubang yang pipih disebut ostium ureteris yang pada vesica

urinaria yang kosong berjarak 2,5 cm satu sama lain, sedangkan pada

vesica urinaria yang terisi penuh jarak antara kedua muara tersebut

adalah 5 cm. Ureter menyempit di tiga tempat, masing-masing pada

tempat peralihan pelvis renalis menjadi ureter, ketika menyilang arteri

iliaca communis, dan ketika bermuara ke dalam vesica urinaria. (1)

c. VESICA URINARIA

Vesica urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan

ikat dan otot polos, berfungsi sebagai tempat penyimpanan urin.

Apabila terisi hingga 200-300 cc, maka akan timbul keinginan untuk

miksi. Dalam keadaan kosong, bentuk vesica urinaria agak bulat.

Terletak di dalam pelvis. Pada wanita, letaknya lebih rendah daripada

pria(1)

Dalam keadaan kosong, vesica urinaria mempunyai 4 buah dinding,

yaitu facies superior, facies infero-lateralis (dua buah), dan fascies

posterior. Facies superior berbentuk segitiga dengan sisi basis

12

Page 13: BAGIAN RADIOLOGI

menghadap ke arah posterior. Facies superior dan facies inero-lateralis

bertemu dibagian ventral membentuk apex vesicae. Facies infero-lateral

satu sama lain bertemu di anterior membentuk sisi anterior yang bulat

dan dibagian inferior membentuk collum vesicae. Facies posterior

membentuk fundus vesicae (basis vesicae). (1)

Gambar 4. Anatomi Ureter

d. URETRA

Merupakan suatu saluran fibromuskuler yang dilalui oleh urine

keluar dari vesica urinaria. Saluran ini menutup apabila kosong. Pada

pria uretra dilalui juga oleh semen (spermatozoa). Ada beberapa

perbedaan antara uretra feminina dan masculina. (1)

URETRA FEMININA

Panjang uretra feminina 4 cm, terletak dibagian anterior vagina.

Muaranya disebut ostium uretrae externum, berada di dalam vestibum

vaginae, diventralis dari ostium vaginae, di antara kedua ujung anterior

labia minora. Berjalan melalui diafragma pelvis dan diafragma

urogenitale. Pada dinding dorsal terdapat suatu lipatan yang menonjol ,

13

Page 14: BAGIAN RADIOLOGI

membentuk cristra uretralis. Uretra difiksasi pada os.pubis oleh serabut-

serabut ligamentum pubovesicale. (1)

URETRA MASCULINA

Dimulai dari collum vesicae, mempunyai ukuran panjang 20cm,

berjalan menembus glandula prostate, diafragma pelvis, diafragma

urogenitale, dan penis. Uretra masculina dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

pars prostatica, pars membranacea, dan pars spongiosa. (1)

Uretra pars prostatica berjalan menembus prostat, mulai dari basis

prostat sampai pada apex prostat dengan panjang kira-kira 3 cm.

Mempunyai lumen yang lebih besar daripada bagian lainnya. (1)

Uretra pars membranacea berjalan ke arah caudo-ventral, mulai dari

apex prostat menjuju ke bulbus penis dengan menembus diafragma

pelvis dan diafragma urogenitale. Merupakan bagian yang tersempit

dan terpendek serta kurang mampu berdilatasi. Ukuran panjang 1-2 cm,

terletak 2,5 cm di sebelah dorsal tepi caudal symphysis osseum pubis.

Di kelilingi oleh m.spinchter urethrae membranacea pada diafragma

urogenitale. (1)

Uretra pars spongiosa berada di dalam corpus spongiosum penis,

berjalan dalam bulbus penis, corpus penis sampai pada glasn penis.

Panjang kira-kira 15 cm terdiri dari bagian yang fiks dan bagian yang

mobile. Lumen uretra pars spongiosa lebih besar dibandingkan bagian

lainnya. Membentuk pelebaran di dua tempat, masing-masing di dalam

bulbus penis, disebut fossa intrabulbaris dan pada glans penis

dinamakan fossa navicularis uretrae. (1)

2. Definisi Urolith

Urolith adalah batu yang terdapat di ginjal .(3) Urolith dapat terdiri

atas batu ginjal (Nephrolith), batu ureter (Ureterolith), batu buli-buli

(Vesicolith), dan batu uretra (Uretrolith). Urolith yang kami maksud

dalam judul laporan kasus ini adalah batu ginjal (Nephrolith) dan batu

ureter (Ureterolith).

14

Page 15: BAGIAN RADIOLOGI

Nephrolith adalah renal calculus atau batu ginjal.(3) Batu gnjal

merupakan keadaan tidak normal di dalam ginjal dan mengandung

komponen Kristal dan matriks organic. Lokasi batu ginjal dijumpai

khas di kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat terhenti di uterter

atau di kandung kemih. Batu ginjal sebagian besar mengandung batu

kalsium. (4)

Batu ginjal terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,

infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta

seluruh kaliks ginjal. Batu yang mengisi pielum lebih dari dua kaliks

ginjal memberikan gambaran menyerupai tanduk rusa sehingga disebut

batu staghorn. Kelainan atau obstruksi pada system pelvikalises ginjal

(penyempitan infundibulum dan stenosis ureteropelvik) mempermudah

timbulnya batu saluran kemih. (5)

Ureterolith adalah batu yang menyangkut atau terbentuk di ureter. (3)

Batu yang tidak terlalu besar dari ginjal dapat didorong oleh peristaltic

otot-otot system pelvikalises dan masuk di ureter menjadi batu ureter. (5)

3. Epidemiologi

Batu saluran kemih menurut tempatnya digolongkan menjadi batu

ginjal dan batu kandung kemih. Batu ginjal merupakan keadaan tidak

normal di dalam ginjal dan mengandung komponen kristal serta matriks

organik. Lokasi batu ginjal dijumpai khas di calyx atau pelvis dan bila

akan keluar dapat terhenti di ureter atau di kandung kemih. Batu ginjal

sebagian besar mengandung batu kalsium. Batu oksalat, kalsium

oksalat, atau kalsium fosfat secara bersama dapat dijumpai 65-85% dari

jumlah keseluruhan batu ginjal, jenis batu tersebut juga dapat terbentuk

di ureter maupun di buli-buli. Dari 96 batu saluran kemih ditemukan

batu dengan kandungan asam urat tinggi, bentuk murni sebesar 25%

dan campuran bersama kalsium oksalat/ kalsium fosfat sebesar 79%,

sedangkan batu kalsium oksalat / kalsium fosfat sebesar 73%. (4,8)

15

Page 16: BAGIAN RADIOLOGI

Di Negara maju, batu pada saluran kemih banyak dijumpai pada

saluran kemih bagian atas, sedangkan di negara berkembang lebih

banyak dijumpai batu kandung kemih. Peningkatan kejadian batu pada

saluran kemih bagian atas terjadi di abad-20, proporsi batu ginjal

dijumpai relatif meningkat dibanding proporsi batu kandung kemih.

Sekitar 80% pasien batu ginjal merupakan batu kalsium, dan

kebanyakan terdiri dari kalsium oksalat atau agak jarang sebagai

kalsium fosfat (4)

Sedangkan hubungan antara nefrolitiasis dan infeksi saluran kemih

adalah kompleks dan sulit dianalisis baik secara fisiopatologi maupun

dari sudut pandang klinisnya. Saat ini, kebanyakan penelitian lebih

fokus pada bakteri yang membantu perkembangan terjadinya batu di

ginjal. Secara khusus, batu ginjal terdiri atas 2 kelompok besar, yaitu: (6)

batu kalsium yang dikarakteristikkan dengan batu oksalat dan batu

fosfat

batu non-kalsium yang terdiri dari batu urat, batu cystine, batu

bentuk jarang, batu yang infeksius, batu yang terdiri dari trifosfat,

amonium, dan magnesium (batu struvit).

4. Etiopatogenesis

Batu dapat terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa faktor

pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan

batu. Orang yang normal dapat mengekskresikan nukleus kristal kecil.

Proses pembentukan batu dimungkinkan dengan kecenderungan

ekskresi agregat kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai

kristal kalsium oksalat dalam air kemih. Diperkirakan bahwa agregasi

kristal menjadi cukup besar sehingga tertinggal dan biasanya ditimbun

pada duktus kolektivus akhir yang selanjutnya timbunan akan

membesar. Pengendapan ini diperkirakan timbul pada bagian sel epitel

yang mengalami lesi. Kelainan ini disebabkan oleh kristal sendiri. (4)

16

Page 17: BAGIAN RADIOLOGI

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko pembentukan

batu : (7)

1. Konsentrasi mineral yang tinggi dalam urin, khususnya kalsium

2. Menghabiskan waktu untuk bekerja pada suasana yang panas

sehingga terjadi dehidrasi

3. Penyebab biokimia, seperti : hiperkalsiuria, hipositraturia,

hiperurikosuria

4. Abnormalitas struktural, seperti : obstruksi pelviureteric junction

5. Faktor diet

Infective nephrolithiasis diperkirakan sebagai akibat dari infeksi

saluran kemih dengan bakteri. Pada sebagian besar kasus, kebanyakan

berasal dari genus proteus yang memproduksi urease, sebuah enzim

yang dapat memecah urea dalam urin sehingga meningkatkan pH urin

dan menyebabkan presipitasi dan agregasi kristal struvit. Salah satu

bentuk batu infektif yang paling sering adalah batu staghorn yang

mengisi renal pelvis.(6)

Gambar 5. Peranan genus proteus dalam proses terjadinya batu (6)

17

Page 18: BAGIAN RADIOLOGI

5. Diskusi Radiologi

Pemeriksaan pencitraan pada traktus urinarius dapat dilakukan

dengan berbagai macam modalitas.

1. Foto BNO

Pada tahap awal pemeriksaan radiologis traktus urinarius,

dibutuhkan foto BNO untuk menilai dengan baik apakah ada

abnormalitas pada tulang-tulang; batas-batas soft tissue dari hati, limfe,

dan regio psoas; dan keadaan gas pada usus; dan juga ada atau tidaknya

kalsifikasi. Pada kasus tertentu, seperti pada kasus kali ini, secara khusus

kita harus memperhatikan kalsifikasi pada regio dimana ginjal, ureter

dan vesica urinaria berada (9)

Gambar 6. Foto BNO Pasien Laporan Kasus

- Udara usus terdistribusi sampai ke distal kolon

18

Page 19: BAGIAN RADIOLOGI

- Tidak tampak distal loop-loop usus, dan gambaran herring bone

- Tampak bayangan radioopaq pada regio paravertebra setinggi CV

L3 dan L4 dengan ukuran 0,1 x 0,1 cm

- Kedua psoas line dan preperitoneal fat line intak

- Tampak osteofits pada aspek lateral CV L3-L4 (spondylosis

lumbalis), tulang-tulang lainnya intak

Pada foto BNO pasien tampak gambaran radioopak pada

paravertebra kanan setinggi CV L3 dan L4 dengan ukuran 0,1 x 0,1 cm.

Gambaran radioopak pada regio ini bisa berarti ada batu pada ureter.

Sedikit yang dapat diperoleh dengan mencoba menebak komposisi

kimia dari batu opak dengan melihat densitasnya. Beberapa referensi,

bagaimanapun, dapat dipakai untuk kepentingan radiologi. Kalkuli

oksalat biasanya lebih padat daripada tulang; batu sistin umumnya

kurang padat dari tulang rusuk yang berdekatan atau processus

transversus dan memberi ground-glass appearance, dan batu asam urat

murni yang radiolusen. Kalsifikasi papila sloughed dari nekrosis papiler

mungkin menunjukkan karakteristik yang bebentuk segitiga dengan

cincin kalsium. Batu di ureter dapat sangat sulit untuk ditemukan

mengingat fakta bahwa sepertiga dari ureter dapat berada di atas tulang.

Sebuah batu seringkali hanya ditemukan ketika IVU menunjukkan hold-

up dari media kontras dalam ureter, dan penilaian kedua kemudian

dilihat pada foto BNO (2)

19