94
i RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : RATIH RACHMATIKA NIM. I0715031 HALAMAN JUDUL PRODI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019

RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

i

RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER

SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS

ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik

Oleh :

RATIH RACHMATIKA

NIM. I0715031

HALAMAN JUDUL

PRODI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

Page 2: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

ii

Page 3: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

iii

Page 4: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

iv

Page 5: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

v

DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA

PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK

TRAFO

Ratih Rachmatika

ABSTRAK

Permasalahan yang umum pada operasional transformator daya adalah

timbulnya kegagalan baik kegagalan termal maupun kegagalan elektris.

Kebanyakan transformator daya biasanya menggunakan minyak isolator yang

fungsinya selain sebagai pendingin juga untuk melarutkan gas-gas berbahaya

tersebut agar tidak beredar bebas. Mengindentifikasi jenis dan jumlah konsentrasi

gas yang terlarut pada minyak dapat memberikan informasi akan adanya indikasi

kegagalan yang terjadi pada transformator. Metode untuk mengidentifikasi dan

menganalisis gas-gas terlarut pada minyak disebut sebagai DGA (Dissolved Gas

Analysis). Tata cara pengambilan sampel minyak untuk pengujian DGA dengan

metode Morgan Schaffer yaitu dengan menggunakan Syringe. Pada penggunaan

syringe, setelah dilakukan pengambilan sampel minyak ke dalam syringe

selanjutnya syringe diekstrak untuk memisahkan komponen-komponen gas

terlarut. Pemanfaatan syringe dalam proses ekstraksi kurang maksimal karena

harus dilakukan proses ekstraksi secara manual untuk setiap syringenya. Dalam

penelitian ini, dilakukan pembuatan automatic syringe shaker yang dapat

melakukan ekstraksi minyak trafo untuk mengekstrasi gas-gas terlarut dalam

minyak trafo secara otomatis. Penelitian ini juga menentukan variabel waktu dan

kecepatan untuk memperoleh optimisasi syringe shaker. Alat ini menggunakan

motor DC sebagai sumber penggerak. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase

kadar ekstraksi yang didapatkan dengan menggunakan alat automatic syringe

shaker minyak trafo lebih kecil dibandingkan dengan proses manual dan memiliki

tingkat kesalahan sebesar 0,124%. Hasil pengujian timer lamanya waktu ekstraksi

menunjukkan bahwa persentase error rata-rata sebesar 0,04%.

Kata Kunci : Automatic Syringe Shaker, Metode Dissolved Gas Analysis,

Minyak Trafo

Page 6: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

vi

THE DESIGN FOR AUTOMATIC SYRINGE SHAKER AS THE MEDIA

SUPPORTING METHOD OF DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA)

TRANSFORMER OIL

Ratih Rachmatika

ABSTRACT

The general problem of operational power transformer was appearing in both

thermal and electrical failure. Most of the power transformer usually used insulator

oil that was functioning as cooler and to dissolve its hazardous gas in order not to

circulate independently. Identifying type and number of gas concentration, which

was dissolved in oil could provide information about the indication of failure that

occurs in the transformer. Method for identifying and analyzing dissolved gas in

the oil was called dissolved gas analysis (DGA). Procedure for oil sampling of

testing DGA with a method of Morgan Schaffer was using syringe. In the use of

syringe, after taking oil sample into syringe and then syringe was extracted to

separate components of dissolved gas. Utilizing syringe in the process of extraction

was not maximal since it had to be manually done the process of extraction for

each syringe. In this research, it was done in making automatic syringe shaker,

which could do an extraction of transformer oil to extract dissolved gas in the

transformer oil automatically. This research would also determine the time and

speed variable to obtain optimizing syringe shaker. This instrument used a DC

motor as a driving source. Based on data, which was obtained, the percentage of

extraction level that was obtained with using automatic syringe shaker transformer

oil was smaller compared with the manual process and it had an error level of

0.124%. The timer test result of the length of extraction time showed that an error

percentage of approximately 0.004%.

Keywords: Automatic Syringe Shaker, Method Dissolved Gas Analysis,

Transformer Oil

Page 7: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan judul “Rancang Bangun

Automatic Syringe Shaker Sebagai Media Pendukung Metode Dissolved Gas

Analysis (DGA) Minyak Trafo”.

Laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan menerapkan ilmu studi di

perkuliahan proram studi teknik elektro serta bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak sebagai syarat kelulusan mata kuliah Skripsi/Tugas Akhir pada

Program Studi Teknik Elektro, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan tugas akhir ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan banyak pihak. Penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

2. Segenap keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan kasih sayang

kepada penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Augustinus Sujono M.T. selaku dosen pembimbing atas

bimbingan, bantuan, dan waktu yang telah diberikan.

4. Bapak Chico Hermanu BA S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing dan

akademis atas bimbingan dan bantuan yang telah diberikan.

5. Bapak Feri Adriyanto Ph.D selaku kepala Program Studi Teknik Elektro

UNS dan Koordinator Tugas Akhir atas bantuan dan dorongan yang telah

diberikan.

6. Bapak Jaka Sulistya Budi, S.T. selaku Koordinator Tugas Akhir.

7. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Teknik Elektro UNS.

8. Teman-teman Teknik Elektro 2015 yang telah memberikan semangat dan

dukungan.

9. Adik-adik tingkat Teknik Elektro yang telah memberikan semangat dan

dukungan.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak

langsung yang tidak atau belum disebutkan satu persatu.

Page 8: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, sehingga kritik

dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis juga memohon maaf

apabila terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

menghasilkan laporan yang bermanfaat bagi banyak pihak.

Surakarta, Mei 2019

Ratih Rachmatika

NIM. I0715031

Page 9: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN SURAT PENUGASAN ..................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN INTEGRITAS PENULIS .......... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN TIM PEMBIMBING DAN TIM PENGUJI

................................................................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK .............................................................................................................v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ........................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................4

1.3 Tujuan ...............................................................................................4

1.4 Manfaat .............................................................................................5

1.5 Sistematika Penulisan .......................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................7

2.1 Penelitian Sebelumnya ......................................................................7

2.2 Ekstraksi ............................................................................................7

2.3 Modul Mikrokontroler Arduino Uno ................................................8

2.3.1 Mikrokontroler Atmega 328 ......................................................9

2.3.2 Timer / Counter pada Mikrokontroler Arduino Uno ...............11

2.4 Tombol ............................................................................................12

2.5 Shield Driver Motor DC 2A ............................................................14

2.6 Buck Converter................................................................................15

2.7 Motor DC 12 V ...............................................................................21

2.8 Liquid Crystal Display (LCD) ........................................................23

2.9 Karakteristik yang Harus Diperhatikan pada Minyak Trafo ...........25

2.10 Metode Kromatografi Gas...............................................................28

2.11 DGA ................................................................................................30

2.11.1 Definisi DGA ...........................................................................30

2.11.2 Tata Cara Pengambilan Sampel Minyak .................................31

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................35

Page 10: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

x

3.1 Alat dan Bahan ................................................................................36

3.2 Perancangan Perangkat Keras .........................................................37

3.2.1 Perancangan Mekanik ..............................................................37

3.2.2 Perancangan Elektrik ...............................................................43

3.3 Perancangan Perangkat Lunak ........................................................48

3.3.1 Perancangan Tampilan LCD ....................................................48

3.3.2 Perancangan Program ..............................................................49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................52

4.1 Hasil Perancangan Perangkat Keras................................................52

4.3.2 Cara Kerja dan Cara Penggunaan ............................................54

4.1.2 Pengujian Hasil Alat ................................................................56

4.2 Hasil Pengujian .............................................................................61

4.2.1 Pengujian Timer .......................................................................61

4.2.2 Pengujian Tombol Push button ...............................................62

4.2.3 Pengujian Driver Motor DC shield ..........................................63

4.2.4 Pengujian PWM dan RPM Motor DC .....................................64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................68

5.1 Kesimpulan .....................................................................................68

5.2 Saran ................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................69

LAMPIRAN .........................................................................................................71

Page 11: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Modul Mikrokontroler Arduino Uno ..............................................8 Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Atmega 328 / Atmega 168 pada Arduino Uno .....8 Gambar 2.3 Perangkat Lunak Arduino ...............................................................9

Gambar 2.4 Rangkaian Pull Up ........................................................................13 Gambar 2.5 Tombol (Push Button) ...................................................................13 Gambar 2.6 Driver Motor Shield beserta Diagramnya [8] ................................14 Gambar 2.7 Power Selection Mode ...................................................................15 Gambar 2.8 Topologi Buck Converter ..............................................................16 Gambar 2.9 Rangkaian Saat Kondisi On ..........................................................16 Gambar 2.10 Rangkaian Saat Kondisi Off ..........................................................17 Gambar 2.11 Pulsa Switching (a) Duty Cycle 60% (b) Duty Cycle 40% ............18

Gambar 2.12 Arus Induktor [10] .........................................................................19 Gambar 2.13 Motor DC 12V ..............................................................................22 Gambar 2.14 Fluks Magnet Motor DC ...............................................................23 Gambar 2.15 Bentuk Fisik LCD Topway ...........................................................24

Gambar 2.16 Metode Ekstraksi Gas Metode Vakum dan stripping ...................29 Gambar 2.17 Syringe ..........................................................................................32

Gambar 2.18 Oil Flushing Unit ...........................................................................32 Gambar 2.19 Vial ................................................................................................33

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem ....................................................................35 Gambar 3.2 Flowchart Penelitian ......................................................................37

Gambar 3.3 Desain Alat Automatic Syringe Shaker ........................................38 Gambar 3.4 Desain Komponen Mekanik Alat Automatic Syringe Shaker .......39

Gambar 3. 5 Myrkos Field Package ...................................................................40 Gambar 3.6 Desain 2D DGA Field Package ....................................................41 Gambar 3.7 Desain 2D Syringe DGA ...............................................................41

Gambar 3.8 Desain 3D Syringe ........................................................................42 Gambar 3.9 Desain Linear Rail Bearing ...........................................................42

Gambar 3.10 Rangkaian Tombol Push Button ...................................................44 Gambar 3.11 Rangkaian Penggunaan Pin Mikrokontroler Arduino Uno ...........44

Gambar 3.12 Bentuk Driver Motor Tipe L298 ...................................................45

Gambar 3.13 Pin Kaki Motor Driver Tipe L298.................................................46 Gambar 3.14 Perancangan Motor Driver ............................................................47 Gambar 3.15 Rangkaian LCD .............................................................................48

Gambar 3.16 Tampilan LCD...............................................................................48 Gambar 3.17 Flowchart Program ........................................................................50 Gambar 4.1 Blok Kontrol pada Automatic Syringe Shaker Berbasis Arduino Uno

.......................................................................................................52 Gambar 4.2 Gambar Konstruksi Automatic Syringe Shaker Berbasis Arduino Uno

.......................................................................................................53 Gambar 4.3 Bahan Utama Proses Ekstraksi .......................................................54

Gambar 4.4 Tampilan Awal Proses Pengoperasian ...........................................55 Gambar 4.5 Tampilan Timer dan Speed ............................................................55 Gambar 4.6 Hasil Ekstraksi dengan Alat Automatic Syringe Shaker Berbasis

Arduino Uno ....................................................................................57 Gambar 4.7 Hasil Ekstraksi yang Dilakukan Secara Manual ............................58

Page 12: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

xii

Gambar 4.8 Hubungan Kecepatan Pengaduk dengan Nilai Absorbansi ............60

Gambar 4.9 Rangkaian Driver Motor Automatic Syringe Shaker......................64 Gambar 4.10 Hubungan RPM dengan Duty Cycle...............................................66 Gambar 4.11 Grafik Hubungan PWM dengan RPM ...........................................66

Page 13: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ...........................................7 Tabel 2.2 Konfigurasi dan Fungsi Pin Atmega 328 ............................................10 Tabel 2.2 Konfigurasi dan Fungsi Pin Atmega 328 (lanjutan) ...........................11 Tabel 2.3 Timer pada Mikrokontroler Arduino Uno ..........................................11

Tabel 2.4 Alokasi Pin Driver Motor DC .............................................................15 Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Karakteristik Motor DC .........................................22

Tabel 2.6 Konfigurasi Pin LCD Topway ............................................................24 Tabel 2.7 Konfigurasi Pin LCD Topway (lanjutan)............................................25 Tabel 2.8 Gas Terlarut pada Minyak Trafo .........................................................31 Tabel 3.1 Tombol Push Button ..........................................................................44 Tabel 3.2 Pengalamatan Input Output Mikrokontroler Arduino Uno ............45

Tabel 3.3 Logika IC L298 untuk Perancangan Motor DC ..................................47 Tabel 3.4 Pengalamatan LCD ............................................................................48

Tabel 4.1 Blok Kontrol dan Fungsi Rangkaian ...................................................52 Tabel 4.1 Blok Kontrol dan Fungsi Rangkaian (lanjutan) ..................................53

Tabel 4.2 Bagian dan Fungsi Alat .......................................................................53 Tabel 4.2 Bagian dan Fungsi Alat (lanjutan) ......................................................54

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Proses Manual dan Alat Automatic Syringe Shaker

Berbasis Arduino Uno dengan Menggunakan Panjang Gelombang

Sebesar 167 nm .....................................................................................59 Tabel 4.4 Absorbansi Larutan pada Kecepatan dan Waktu Ekstraksi ................60 Tabel 4.5 Pengujian Timer ..................................................................................61

Tabel 4.6 Data Hasil Pengujian Tombol Push Button ........................................63 Tabel 4.7 Data Pengujian Driver Motor Shield dan Power Supply Dc 12

Volt 2 Ampere ......................................................................................63 Tabel 4.8 Pengujian PWM dan RPM Motor DC ................................................65

Page 14: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

SINGKATAN

ADC : Analog to digital converter

APP : Area pelaksana pemeliharaan

CCM : Continuous conduction mode

DCM : Discontinuous conduction mode

DGA : Dissolved gas analysis

IDE : Integrated development environment

IC : Integrated circuit

LCD : Liqud crsytal display

PWM : Pulse width modulation

RPM : Revolutions per minute

SIMBOL

D : Duty cycle

I : Arus

V : Tegangan

Vi : Input voltage

Vo : Output voltage

VL : Tegangan Induktor

ton : Lama Waktu Saklar On

T : Periode

toff : Lama Waktu Saklar Off

∆Vo : Riak Tegangan

Page 15: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transformator merupakan salah satu bagian paling penting dalam sistem

tenaga listrik yang berfungsi mengkonversikan daya tanpa mengubah frekuensi

listrik. Di lain sisi seringkali transformator menjadi peralatan listrik yang kurang

diperhatikan dan tidak mendapatkan perawatan yang memadai. Transformator yang

sudah dirawat tidaklah lepas dari fenomena kegagalan. Baik kegagalan termal

maupun kegagalan elektris. Jika kegagalan ini berlangsung terus-menerus maka

akan menyebabkan kerusakan.

Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah transformator.

Pengoperasian transformator daya tidak terlepas dari adanya daya-daya yang

hilang. Daya-daya hilang terkonversi dalam bentuk panas. Panas berlebih biasanya

ditimbulkan oleh berbagai faktor seperti pembebanan berlebih, rugi histerisis, arus

eddy, adanya proses oksidasi yang menghasilkan karat, air, dan lain-lain. Oleh

karena itu, transformator memerlukan isolasi yang berfungsi sebagai pemisah

antara inti transformator tersebut dan sebagai pendingin transformator sehingga

mampu meminimalisir panas yang timbul pada transformator tersebut. Bahan

isolator yang digunakan pada transformator berupa bahan isolator cair ataupun

isolator padat. Bahan isolator cair yang digunakan biasanya merupakan minyak

yang dikenal sebagai minyak trafo.

Susut umur transformator dipengaruhi oleh isolasi belitan trafo dan minyak

trafo. Salah satu kerusakan atau kegagalan isolasi dari minyak trafo diakibatkan dari

perubahan suhu, sehingga mengakibatkan isolasi menjadi rusak dan kenaikan

temperatur minyak akan mengubah sifat minyak tersebut. Apabila perubahan-

perubahan tersebut dibiarkan akan mengakibatkan nilai isolasi dari minyak tersebut

menurun. Faktor pembebanan transformator tersebut berpengaruh terhadap

temperatur minyaknya. Semakin besar beban maka semakin tinggi temperatur.

Semakin rendah beban maka semakin rendah temperatur.

Beberapa waktu terjadi kasus yang menyebabkan beberapa interbus

transformer atau transformator daya yang ada di LSS2 Quarry meledak.

Page 16: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

2

Transformator ini meledak dikarenakan beban yang sangat besar pada

transformator yang mengakibatkan interbus transformer atau transformator daya

bekerja pada titik tertingginya selama beberapa waktu secara terus menerus. Hal ini

tentu saja berakibat buruk pada kondisi dan karakteristik dari transformator dan

isolasinya sendiri. Akibat pemakaian pada kondisi 100% secara terus menerus,

maka pada transformator tersebut akan timbul panas pada daerah atau bagian

internal dari transformator atau bisa disebut sebagai temperatur hot-spot. Bila

dibiarkan akan menyebabkan degradasi pada isolasi transformator tersebut,

terutama pada isolasi cair yang berupa minyak yang biasa di sebut sebagai minyak

transformator. Temperatur yang besar dapat mengakibatkan transformator menjadi

panas dan bisa mengurangi keandalan dari transformator tersebut.

Transformator daya memerlukan berbagai macam pengujian isolator. Baik

pengujian isolator padat maupun pengujian isolator minyak. Pengujian fisik

dilakukan dengan menguji bahan isolasi padat dan belitan pada trafo. Sedangkan

pengujian minyak umumnya dilakukan dengan menguji karakteristik minyak

isolator. Seiring perkembangan teknologi ditemukan metode alternatif untuk

melakukan pengujian minyak, yaitu dengan metode pengujian dan analisis jumlah

gas yang terlarut pada minyak transformator atau yang dikenal dengan metode

dissolved gas analysis (DGA).

Gas yang larut dalam minyak trafo dapat diekstraksi dengan berbagai

metode dan identifikasi dari setiap konsentrasi gas dapat ditentukan oleh metode

kromatografi gas. Standar tes ASTM D3612 menjelaskan tiga metode untuk

mengekstraksi gas terlarut dari minyak yaitu metode vakum, syringe, dan

headspace. Kemudian dibandingkan menggunakan standar gas-gas terlarut dalam

minyak [1].

Metode A menggunakan ektraksi vakum dan merkuri yang dapat

membahayakan. Metode ini menggabungkan banyak katup dan pengukur vakum

yang mahal yang digunakan untuk mendeteksi kebocoran dalam sistem. Kerugian

utama dalam metode ini adalah diperlukannya waktu yang lama dalam

pengoperasiannya. Diperlukan dua atau tiga kali ekstraksi untuk memisahkan gas-

gas terlarut dalam sampel minyak. Standar ASTM D3612 metode B menggunakan

kolom stripper dengan head permukaan yang tinggi untuk memisahkan senyawa

Page 17: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

3

gas-gas terlarut. [2]. Sedangkan standar ASTM D3612 metode C menggunakan

kromatografi gas headspace. Sampel minyak ditempatkan dalam botol dan

dibiarkan dalam keadaan setimbang pada suhu 70. Sebagian gas yang terlarut

dalam minyak akan berdifusi ke headspace (ruang utama). Keuntungan utama dari

metode ini adalah alat kromatografi yang tersedia secara komersial dan dapat

menganalisa sampel minyak dalam jumlah yang banyak secara otomatis ketika

sampel tersebut ditempatkan dalam vial. Metode lain yaitu metode shake test yang

dikembangkan oleh Morgan Schaffer yang merupakan variasi metode headspace.

Shake test menggunakan kromatografi mikro-gas portabel dan detektor gas

konduktivitas panas. Hal ini berbeda dengan ASTM D3612 metode C di udara

ambien (udara bebas), dengan menghilangkan CO2 dengan cara filtrasi atau

adsorpsi, yang kemudian digunakan untuk membentuk headspace dalam syringe.

[3]

PT. PLN (PERSERO) Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Karawang

merupakan salah satu unit transmisi Jawa Bagian Tengah (TJBT) yang bertugas

memonitoring dan mengendalikan kegiatan pemeliharaan peralatan tenaga listrik di

setiap Gardu Induk wilayah. Sejak tahun 2017, dalam Pemeliharaan trafo APP

Karawang menggunakan metode DGA untuk mengidentifikasi dan menganalisis

gas gas terlarut pada minyak trafo. Pengambilan sampel minyak untuk pengujian

DGA sangat menentukan kehandalan diagnosa yang akan didapatkan. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel minyak DGA.

Salah satunya adalah penggunaan syringe. Syringe merupakan suntikan dengan

wadah berbahan kaca untuk pengambilan sampel minyak. Tujuan penggunaan

syringe adalah agar minyak tidak terkontaminasi dengan udara luar, dan

menghindari hilangnya gas-gas ringan yang mudah lepas seperti H2. Setelah

dilakukan pengambilan sampel minyak ke dalam syringe. Selanjutnya syringe

tersebut diekstraksi hingga terbentuk gelembung-gelembung udara dan

ditempatkan kembali pada holder. Hal ini bertujuan untuk mengekstrak kandungan

gas minyak trafo. Dengan demikian, kondisi gas-gas yang terdeteksi dapat

mewakili kondisi kandungan gas di dalam minyak yang sebenarnya. Metode

ekstraksi yang digunakan di PT. PLN APP Karawang yaitu Metode Morgan

Schaffer Pemanfaatan syringe dalam proses pengadukan dan ekstraksi kurang

Page 18: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

4

maksimal karena harus dilakukan pengadukan secara manual untuk setiap syringe

nya. Dalam kondisi sebenarnya, dibutuhkan banyak pengujian dan ekstrasi di

lapangan. Selain itu, PT. PLN APP Karawang belum memiliki automatic syringe

shaker dikarenakan harganya relatif mahal.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan membuat automatic

syringe shaker dengan menggunakan metode Morgan Schaffer yang dapat

melakukan pengadukan minyak trafo untuk mengekstrasi gas-gas terlarut dalam

minyak trafo secara otomatis dan portable yang dapat digunakan di lapangan. Hasil

DGA dapat dipengaruhi oleh kualitas ekstraksi kandungan gas dalam minyak.

Berdasarkan rutinitas, durasi lama waktu ekstraksi atau ekstraksi gas yaitu 5 menit

bergantung pada kadar kandungan gas dalam minyak. Jika dalam waktu 5 menit

kadar kandungan gas belum terurai, maka perlu diperpanjang lagi durasinya. Oleh

karena itu, dalam penelitian ini akan ditentukan juga variabel waktu dan variabel

kecepatan untuk memperoleh optimisasi syringe shaker.

Berbeda dengan alat Morgan Schaffer yang sudah ada. Pada penelitian ini

untuk proses ektraksi menggunakan dua mode yaitu mode otomatis dan mode

manual. Mode otomatis dengan menginput waktu dan kecepatan yang telah

ditentukan sebelumnya. Sedangkan, mode manual dengan menggunakan

potensiometer untuk mengatur kecepatan motor pada saat proses ekstraksi

dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan

yang ada yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimana karakteristik spesifikasi desain rancang bangun automatic

syringe shaker?

b. Bagaimana sistem kontrol pada alat automatic syringe shaker?

c. Bagaimana pengaruh variabel waktu dan variabel kecepatan terhadap

kualitas ektraksi minyak trafo?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

Page 19: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

5

a. Menentukan spesifikasi desain rancang bangun automatic syringe

shaker.

b. Menentukan sistem kontrol pada automatic syringe shaker.

c. Mengetahui pengaruh variabel waktu dan variabel kecepatan syringe

terhadap kualitas ektraksi minyak trafo.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini antara sebagai berikut:

a. Dapat membuat alat ekstrasi otomatis gas-gas minyak trafo sebagai

media pendukung uji DGA.

b. Dapat mengetahui optimisasi automatic syringe shaker terhadap

kualitas ekstraksi minyak trafo.

c. Mengurangi tingkat kegagalan uji DGA akibat ekstrasi minyak trafo

yang dilakukan secara manual.

d. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kegiatan pemeliharaan

minyak trafo yang dilakukan oleh Tim HAR PLN APP.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai

berikut:

Bab I berisi pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan secara singkat mengenai

latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan laporan penelitian.

Bab II berisi tinjauan pustaka. Pada bab ini dijelaskan tentang uraian

penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan

penelitian yang diambil. Bab ini juga menjelaskan tentang landasan teori yang

berhubungan dengan penelitian.

Bab III berisi metodologi penelitian. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai

tahap-tahap dan prosedur penelitian yang dilakukan. Prosedur penelitian

digambarkan dengan diagram alir yang dijelaskan pada awal bab III.

Bab IV berisi hasil dan pembahasan. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

spesfikasi karakteristik desain automatic syringe shaker.

Page 20: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

6

Bab V berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini diberikan kesimpulan dan

saran, sebagai hasil dari penelitian mengenai pembuatan alat automatic syringe

shaker yang telah dilakukan.

Page 21: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Alat pada penelitian ini menggunakan desain industri dari alat “Syringe

Shaker” yang dibuat oleh Morgan Schaffer. Dari pembuatan alat tersebut

menghasilkan desain alat industri untuk proses pengadukan dan ekstraksi minyak

trafo dengan syringe secara otomatis yang terdiri dari 3 buah syringe, table shaker

dan tombol ON/OFF. Adapun perbedaan antara referensi dengan penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2. 1 Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya

No Penelitian Sebelumnya Penelitian Sekarang

1 Menggunakan mode manual yaitu

dengan potensiometer untuk

mengatur kecepatan syringe

shaker. [3]

Menggunakan dua mode yaitu mode

manual dan mode otomatis. Mode

manual dengan potensiometer dan

mode otomatis dengan input nilai

pwm untuk mengatur kecepatan

syringe shaker

2 Menggunakan tombol ON dan

OFF untuk menghidupkan dan

mematikan alat pada saat

dilakukan proses ektraksi tanpa

memperhatikan waktu proses

ekstraksi. [3]

Menggunakan timer untuk

mengatur lamanya proses ekstrasi

secara otomatis.

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi atau extraction adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari

bahan asal yang umumnya zat berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan

(khasiatnya) tidak berubah. Istilah ekstraksi hanya dipergunakan untuk penarikan

zat – zat dari bahan asal dengan menggunakan cairan penarik atau pelarut [4].

Page 22: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

8

2.3 Modul Mikrokontroler Arduino Uno

Arduino Uno adalah sebuah perangkat keras keluaran dari Arduino Italy

yang berupa minimum system dengan menggunakan mikrokontroler Atmega 328

[5]. Bentuk fisik dari Arduino Uno bisa dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Modul Mikrokontroler Arduino Uno

Mikrokontroler Arduino Uno memiliki 14 pin digital yang diantaranya

terdapat 6 pin yang dapat digunakan sebagai output Pulse Width Modulation atau

PWM yaitu pin D.3, D.5, D.6, D.9, D.10, D.11 dan 6 pin input analog.

Menggunakan osilator sebesar 16 MHz, koneksi USB, ICSP header dan tombol

reset. Untuk konfigurasi pin Atmega 328 pada Arduino dapat dilihat pada Gambar

2.2.

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Atmega 328 / Atmega 168 pada Arduino Uno

Page 23: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

9

Pemograman pada Arduino Uno menggunakan bahasa C. Untuk

pemrogramannya menggunakan suatu perangkat lunak yang bisa digunakan untuk

semua jenis Arduino (Gambar 2.3). Mikrokontroler yang digunakan pada Arduino

Uno adalah Atmega 328 yang di dalamnya sudah terpasang bootloader yang

memungkinkan pengguna untuk mengunggah kode tanpa menggunakan

tambahan perangkat keras.

Gambar 2.3 Perangkat Lunak Arduino

Fasilitas komunikasi yang dimiliki mikrokontroler Arduino Uno meliputi

komunikasi antara Arduino Uno dengan komputer, Arduino Uno dengan Arduino

lain, dan Arduino Uno dengan mikrokontroler lain. Hal tersebut dikarenakan

mikrokontroler Atmega 328 yang digunakan pada Arduino Uno menyediakan

fasilitas USART (Universal Synchronous and Asynchronous Serial Receiver and

Transmitter) yang terdapat pada pin D.0 ( Rx ) dan pin D.1 ( Tx ).

2.3.1 Mikrokontroler Atmega 328

Dalam penelitian ini mikrokontroler yang digunakan adalah

mikrokontroler Atmega 328. Hal ini karena mikrokontroler jenis ini sangat

kompatibel dengan modul mikrokontroler Arduino Uno yang digunakan. Atmega

328memiliki fitur 32 kByte downloadable flash memory, 1 kByte Electrically

Erasable Programable Read - Only Memory (EEPROM), 2 kByte internal Static

Random Acess Memory (SRAM), 2 Timer / Counter 8 bit dan 1 Timer / Counter

Page 24: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

10

16 bit, 6 kanal PWM, Serial USART yang dapat diprogram dan frekuensi kerja

dapat mencapai 20MHz [6]. Untuk fungsi dari masing - masing pin yang ada pada

Atmega 328 bisa dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Konfigurasi dan Fungsi Pin Atmega 328

No Pin Nama Pin Keterangan

7 VCC Sumber tegangan positif

8, 22 GND Ground

9, 10, 14, Port B Masing-masing pin pada port B memiliki resistor pull-up

15,16,17, (PB7:0) internal dan dapat digunakan sebagai 8 bit I/O digital.

18, 19 Untuk Pin PB.6 dan PB.7 terhubung dengan kristal 16

MHz dan tidak digunakan sebagai I/O. Pin PB.1- pin

PB.3 dapat digunakan sebagai output PWM.

1, 23, 24, Port C Masing-masing pin pada port C memiliki resistor pull-up

25, 26,

27,

(PC6:0) internal dan dapat digunakan sebagai 7 bit I/O analog.

Pin

28 PC.6 sebagai input reset.

13 PD7 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)

PCINT23 (Pin Change Interupt 23)

12 PD6 AIN0 (Analog Comparator Negative Input)

OC0A (Timer/Counter 0 Output Compare Match A

output)

PCINT22 (Pin Change Interupt 22)

11 PD5 T1 (Timer/Counter 1 External Counter Input)

OC0B (Timer/counter 0 Output Compare Match B

Output)

PCINT21 (Pin Change Interupt 21)

10 PD4 XCK (USART External Clock Input/Output)

T0 (Timer/Counter 0 External Counter Input)

PCINT20 (Pin Change Interupt 20)

Page 25: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

11

Tabel 2.3 Konfigurasi dan Fungsi Pin Atmega 328 (lanjutan)

2.3.2 Timer / Counter pada Mikrokontroler Arduino Uno

Ada 3 (tiga) buah timer yang tersedia pada mikrokontroler ATmega 328 dan

dapat dikonfigurasi untuk memenuhi kebutuhan penggunanya [7]. Fungsi dari

ketiga timer tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.4 Timer pada Mikrokontroler Arduino Uno

Timer Fungsi Pin Output

Timer 0 • Waktu delay dengan satuan millisecond

• Pengendali output PWM

Pin 5 dan 6

Timer 1 Pengendali output PWM Pin 9 dan 10

Timer 2 Pengendali output PWM Pin 3 dan 11

Dari ketiga timer tersebut hanya timer 0 yang dilengkapi dengan ISR

(Interupt Service Routine) sehingga untuk keperluan PWM (Pulse With Modulation

) menggunakan Timer 1 yang akan mengatur pin 9 dan 10 sedangkan untuk timer 2

9 PD3 INT1 (External Interupt 1 input)

OC2B (Timer/counter 2 Output Compare Match B

Output)

PCINT19 (Pin Change Interupt 19)

8 PD2 INT0 (External Interupt 1 input)

PCINT18 (Pin Change Interupt 18)

7 PD1 TXD (USART Output Pin)

PCINT17 (Pin Change Interupt 17)

6 PD0 RXD (USART Input Pin)

PCINT16 (Pin Change Interupt 16)

2, 3, 4, 5,

6,

11, 12, 13

Port D

(PD7:0)

Untuk konfigurasi alternatif port D dapat dilihat pada

tabel 2.2.

20 AVcc Sumber tegangan positif untuk konversi analog ke digital

21 Aref Tegangan reverensi utuk konversi analog ke digital

Page 26: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

12

akan mengatur pin 3 dan 11.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan timer adalah :

1. Inisialisasi

Inisialisasi digunakan pertama kali untuk menentukan periode timer

karena secara default bernilai satu detik.

2. Pengaturan Periode

Mikrokontroler arduino memiliki periode minimal satu mikro detik atau

1 MHz dan periode maksimal 8388480 mikrodetik atau 8,3 detik.

Pengaturan periode ini akan merubah interrupt dan frekuensi kedua

output PWM.

3. PWM

Pin output untuk timer.1 adalah pin 9 dan 10 sedangkan timer2 memiliki

output pin 2 dan 11. Duty cycle yang dimiliki adalah 10 bit sehingga

dapat diatur mulai dari nol sampai 1023.

4. Fungsi Interrupt

Pemanggilan fungsi interrupt dalam mikro detik. Perlu diperhatikan

dalam penggunaan fungsi interrupt karena akan berjalan pada frekuensi

tinggi, atau CPU tidak akan pernah masuk ke program utama dan

program akan terkunci pada fungsi interupt.

5. Mematikan Pin PWM

Dengan mematikan PWM makan pin tersebut dapat digunakan untuk

fungsi yang lain.

2.4 Tombol

Tombol adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penghubung dan

pemutus arus listrik. Dalam rangkaian elektronika dan rangkaian litstrik, tombol

atau saklar berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang

mengalir dari sumber tegangan menuju beban (output) atau dari sebuah system ke

system lainnya [8].

Dalam perancangan alat elektronika tombol bisa dipasang secara langsung

atau diberi rangkaian tambahan apabila dalam perancangan menggunakan IC

digital. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari bounce atau posisi

Page 27: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

13

mengambang apabila IC diberi masukan melalui sebuah tombol (ketika tombol

ditekan). Terdapat dua jenis rangkaian pada masukan yaitu rangkaian pull-up dan

pull-down.

Rangkaian Pull-up adalah suatu rangkaian tambahan yang menghubungkan

masukan IC supaya default mendapat logic 1 (satu). Ketika mendapat trigger maka,

masukkan akan berubah menjadi logic 0 (nol) atau sering disebut juga dengan

active low. Rangkaian pull-up dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Rangkaian Pull Up

Besarnya resistansi resistor dalam rangkaian pull-up harus diperhatikan

karena akan menentukan besarnya arus yang mengalir ke mikrokontroler. Sesuai

dengan hukum Ohm, maka besarnya resistansi resistor dapat dihitung dengan

persamaan:

VR

I= (2.1)

Dengan : R = resistansi resistor (ohm)

V = tegangan catu daya (volt)

I = arus yang dijinkan masuk ke pin mikrokontroler (ampere)

Untuk gambar tombol (push button) dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Tombol (Push Button)

Page 28: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

14

2.5 Shield Driver Motor DC 2A

Modul ini memungkinkan Arduino untuk mendrive 2 (dua) buah chanel

motor DC. Modul ini menggunakan IC L298N yang merupakan jenis IC driver dan

mampu untuk menghantarkan arus pada masing masing chanelpada modul sebesar

2 A [9]. IC L298N sama sepertihalnya IC L298 yang dimana di dalamnya terdiri

dari transistor transistor logic (TTL) dengan gerbang NAND yang memudahkan

dan dapat menentukan arah putaran suatu motor DC. Untuk pengaturan kecepatan

putaran motor pada modul ini diperoleh dari PWM pada Arduino yang terdapat

pada pin 5 dan 6 dan untuk fungsi enable dan disable motor dapat diatur dengan

Arduino pin digital 4 dan 7. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Modul ini bisa disuplai dari power suply yang terdapat pada Arduino yaitu

4,8 V ataupun power suply tambahan diluar Arduino dengan maksimal tegangan

35V. Gambar 2.6 menunjukkan gambar driver motor shield beserta diagramnya.

Gambar 2.6 Driver Motor Shield beserta Diagramnya [8]

Speed Control Mode : Berisikan barisan jumper yang menunjukkan mode

yang akan digunakan PWM atau PLL. Untuk PWM

mode digunakan pin E1 dan E2 untuk menghasilkan

sinyal PWM. Sedangkan untuk PLL mode digunakan

pin M1 dan M2 untuk menghasilkan sinyal PLL.

Page 29: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

15

Power Selection mode : Berisikan pin untuk memilih power suplay yang

digunakan Motor. Berasal dari Arduino atau suplay dari

eksternal power suplay dengan cara menggeser pin

VIN (Arduino power suplay) menjadi PWRIN

(Eksternal power suplay). Dapat dilihat pada Gambar

2.7.

Gambar 2.7 Power Selection Mode

Tabel 2. 5 Alokasi Pin Driver Motor DC

"PWM Mode" "PLL Mode"

Pin Function Pin Function

Digital 4 Motor 2 Direction

control Digital 4 Motor 2 Enable control

Digital 5 Motor 2 PWM control Digital 5 Motor 2 Direction control

Digital 6 Motor 1 PWM control Digital 6 Motor 1 Direction control

Digital 7 Motor 1 Direction

control Digital 7 Motor 1 Enable control

2.6 Buck Converter

Buck converter adalah salah satu topologi DC-DC konverter yang

menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil dari tegangan masukannya.

Tegangan keluaran yang dihasilkan mempunyai polaritas yang sama dengan

tegangan masukannya. Buck converter biasa disebut juga sebagai step-down

converter [10]. Topologi buck converter dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Page 30: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

16

Gambar 2.8 Topologi Buck Converter

Gambar 2.8 menunjukkan komponen utama pada topologi buck converter

yang terdiri dari saklar, dioda, induktor, dan kapasitor. Prinsip kerja rangkaian ini

adalah dengan kendali pensaklaran. Saklar dapat berupa transistor, MOSFET, atau

IGBT. Kondisi saklar terbuka dan tertutup ditentukan oleh isyarat PWM. Pada saat

saklar tertutup maka seluruh komponen akan terhubung dengan sumber tegangan.

Keadaan ini disebut dengan kondisi on. Sedangkan saat saklar terbuka maka seluruh

komponen akan terisolasi dari sumber tegangan. Keadaan ini disebut dengan

kondisi off.

Gambar 2.9 Rangkaian Saat Kondisi On

Gambar 2.9 menunjukkan buck converter berada pada kondisi on. Saat

kondisi on saklar tertutup sehingga dioda akan reverse bias dan arus dari tegangan

sumber Vin akan mengalir melalui induktor menuju beban dan kembali lagi ke

sumber. Karena tegangan yang diberikan kepada induktor konstan, maka arus yang

melewati induktor meningkat secara linier [10]. Dengan demikian maka persamaan

tegangan pada rangkaian dapat dihitung dengan Persamaan (2.2).

Page 31: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

17

𝑉𝑖𝑛 = 𝑉𝐿 + 𝑉𝑜𝑢𝑡

𝑉𝑖𝑛 = 𝐿∆𝑖

∆𝑡𝑜𝑛+ 𝑉𝑜𝑢𝑡 (2.2)

Dimana :

Vin = Tegangan masukan

VL = Tegangan induktor

Vout = Tegangan keluaran

Gambar 2.10 Rangkaian Saat Kondisi Off

Gambar 2.10 menunjukkan buck converter berada pada saat kondisi off.

Saat kondisi off saklar terbuka sehingga arus dari sumber input tidak dapat mengalir

melewati saklar ini. Hal ini menyebabkan sumber dari tegangan output sekarang

berasal dari induktor dan kapasitor dimana dioda menjadi forward bias. Arus

mengalir dari induktor ke beban melalui dioda dan kembali menuju induktor.

Karena tegangan induktor menjadi lebih kecil dibandingkan saat kondisi on dan

konstan, maka arus yang melewati induktor akan menjadi turun secara linier [10].

Dengan demikian maka didapatkan Persamaan (2.3).

𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝐿

𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐿∆𝑖

∆𝑡𝑜𝑓𝑓

𝐿∆𝑖 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑥 ∆𝑡𝑜𝑓𝑓 (2.3)

Dimana :

Vout = Tegangan keluaran

VL = Tegangan induktor

Buck converter akan bekerja dengan kondisi saklar yang berubah dari on

menjadi off secara terus-menerus. Berdasarkan kondisi buck converter tersebut

maka didapat bentuk pulsa switching seperti pada Gambar 2.11.

Page 32: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

18

on on

off off

T

T

(a) (b)

Gambar 2.11 Pulsa Switching (a) Duty Cycle 60% (b) Duty Cycle 40%

Gambar 2.11 menjelaskan mengenai pulsa switching, dimana lamanya

waktu on dapat divariasikan, namun tetap pada periode yang sama. Dengan

demikian didapat dihitung duty cycle dari pulsa switching dengan menggunakan

Persamaan (2.4) [11].

𝐷 =

𝑡𝑜𝑛

𝑇 (2.4)

Dimana :

D = Duty Cycle

ton = Lama waktu saklar on

T = Periode

Dengan menggunakan Persamaan (2.4) dapat diketahui bahwa besarnya

duty cycle dipengaruhi oleh waktu saklar dalam kondisi on. Semakin lama waktu

saklar dalam kondisi on maka semakin besar pula duty cycle yang dihasilkan.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa Gambar 2.11 (a) memiliki duty cycle yang

lebih tinggi dibanding Gambar 2.11 (b).

Tegangan keluaran dari buck konverter dapat diketahui dengan

menggunakan Persamaan (2.2) dan Persamaan (2.3). Sehingga didapat Persamaan

(2.5) [11].

𝑉𝑖𝑛 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑥 ∆𝑡𝑜𝑓𝑓

∆𝑡𝑜𝑛+ 𝑉𝑜𝑢𝑡

𝑉𝑖𝑛 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 ( ∆𝑡𝑜𝑓𝑓

∆𝑡𝑜𝑛+ 1)

𝑉𝑖𝑛 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 ( ∆𝑡𝑜𝑓𝑓

∆𝑡𝑜𝑛+

∆𝑡𝑜𝑛

∆𝑡𝑜𝑛)

Page 33: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

19

𝑉𝑖𝑛 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 ( ∆𝑡𝑜𝑓𝑓 + ∆𝑡𝑜𝑛

∆𝑡𝑜𝑛)

Karena T = ∆𝑡𝑜𝑓𝑓 + ∆𝑡𝑜𝑛 maka

𝑉𝑖𝑛 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 ( 𝑇

∆𝑡𝑜𝑛)

Dengan persamaan 2.4 maka didapatkan

𝑉𝑖𝑛 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 ( 1

𝐷)

𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐷 𝑥 𝑉𝑖𝑛 (2.5)

Dimana :

Vout = Tegangan keluaran (V)

D = Duty Cycle

Vin = Tegangan input (V)

Berdasarkan Persamaan (2.5) dapat diketahui bahwa semakin besar duty

cycle yang dihasilkan maka semakin besar pula daya keluaran yang dihasilkan oleh

buck converter. Dengan demikian hasil daya yang dikeluarkan pada Gambar 2.11

(a) lebih besar dari Gambar 2.11 (b).

Agar sistem beroperasi pada daerah yang kontinyu maka arus induktor harus

tetap kontinyu dalam satu periode. Arus induktor selama satu periode dalam

keadaan tunak dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Arus Induktor [10]

Page 34: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

20

Gambar 2.12 menunjukkan arus bahwa arus rata-rata induktor IL dalam

kondisi tunak adalah sama dengan arus beban Io. Gambar 2.11 menunjukkan bahwa

arus induktor berada pada sekitar arus rata-ratanya dengan nilai arus maksimum

sebesar Io + ∆IL dan arus minimum Io - ∆IL [10].

Buck converter dapat dioperasikan dalam 2 mode, yaitu continuous

conduction mode (CCM) dan discontinuous conduction mode (DCM). Di dalam

continuous conduction mode, arus akan terus mengalir melewati induktor atau

dengan kata lain arus pada induktor tidak pernah mencapai nilai nol. Di dalam

discontinuous conduction mode, arus yang mengalir melewati induktor akan

bernilai nol untuk rentang waktu tertentu [10].

Besarnya nilai induktor akan mempengaruhi pengoperasian dari buck

converter. Pemasangan induktor di atas nilai mininal akan menjadikan buck

converter berada pada mode CCM. Demikian pula sebaliknya, pemasangan

induktor dengan nilai di bawah nilai minimal akan menjadikan buck converter

bekerja pada mode DCM [10].

Penentuan nilai minimal induktor yang dibutuhkan didapat dengan

menggunakan Persamaan (2.6) [11].

𝐿𝑚𝑖𝑛 =

(1 − 𝐷)𝑅

2 𝑥 𝑓 (2.6)

Dimana :

D = Duty cycle

R = Resistor (Ω)

f = Frekuensi (Hz)

Tegangan keluaran sistem pada kenyataannya tidak dapat bernilai konstan

secara sempurna. Hal ini dikarenakan kapasitor yang digunakan akan terus

melakukan pengisian dan pelepasan muatan [10]. Sehingga diperlukan kapasitor

dengan nilai tertentu agar riak tegangan yang dihasilkan kecil.

Penentuan nilai minimal kapasitor yang dibutuhkan didapat dengan

menggunakan Persamaan (2.7) [11].

𝐶𝑚𝑖𝑛 =

1 − 𝐷

8 𝑥 ∆𝑉𝑜 𝑥 𝐿 𝑥 𝑓2 (2.7)

Dimana :

Page 35: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

21

D = Duty cycle

∆Vo = Riak tegangan (V)

L = Induktor (H)

f = Frekuensi (Hz)

2.7 Motor DC 12 V

Motor adalah mesin yang merubah energi listrik menjadi energi mekanis.

Pada motor arus searah (motor DC) energi listrik yang diubah adalah energi arus

searah yang berasal dari sumber tegangan listrik arus searah. Dimana sumber

tegangan ini dihubungkan kepada rangkaian medan dan rangkaian jangkar dari

motor tersebut [12].

Motor DC memiliki suatu nilai efisiensi karena tidak mungkin seluruh

energi listrik yang diterima oleh motor diubah menjadi energi mekanis, karena

motor DC memiliki tahanan kumparan jangkar, tahanan kumparan medan,

tahanan sikat dan kontak sikat, koefisien gesek antara sikat dengan komutator,

poros rotor dengan bantalan roda, permukaan rotor dengan celah udara, sifat

ferromagnetik bahan penyusun inti jangkar dan lain sebagainya, yang

menyebabkan sejumlah energi terbuang ataupun diserap oleh motor selama proses

pengkonversian energi tersebut.Secara garis besar, jenis motor DC dapat dibagi

menjadi dua yaitu motor DC bersikat dan motor DC tanpa sikat.

Persamaan dari kedua jenis motor DC tersebut adalah memiliki dua bagian

utama: Rotor yaitu bagian yang berputar, dan stator yang diam. Sedangkan

perbedaan-nya adalah, pada jenis motor DC bersikat rotor-nya bersifat elektro-

magnetik dan bagian stator-nya bersifat magnet-alami, sedangkan pada motor DC

tanpa sikat hal tersebut berkebalikan, begitu juga dengan karakteristik dan aplikasi

dari masing masing jenis motor tersebut.

Jenis motor DC yang digunakan pada rancang bangun alat automatic

syringe shaker minyak trafo adalah motor DC pololu. Berikut adalah hasil

pengukuran karakteristik motor DC.

Page 36: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

22

Tabel 2. 6 Hasil Pengukuran Karakteristik Motor DC

Karakteristik Nilai

Operation Voltage (Volt) : 12

No Load Current (Ampere) : 0,46

Stall Current(Ampere) : 5,17

Stall_Torque (N-m) : 1,11

Starting Voltage (Volt) : 0,9

Max Speed (Rpm) : 235

Max Power (Watt) : 6,84

Max Efisiensi (percent) : 26,21

Motor Resistance (Ohm) : 2,76

Torque Constant (N-m / Amp) : 0,26

Back EMF Constant Volt/(Rad/s) : 0,49

Untuk gambar dari salah satu jenis motor DC pololu dapat dilihat pada

Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Motor DC 12V

Sistem pengendalian kecepatan putaran motor DC dengan magnet

permanen ini menggunakan pengendalian modulasi lebar pulsa (Pulse Width

Modulation,). Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah tegangan masukan

Page 37: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

23

Ea dengan mengingat fluks magnetnya tetap. Motor DC magnet permanen ini

ditunjukkan seperti pada Gambar 2.14 di bawah ini.

Gambar 2.14 Fluks Magnet Motor DC

Sistem motor DC magnet permanen Dengan mengabaikan La persamaan

tegangan pada rangkaian jangkar (armature) dituliskan :

𝐸𝑎 = 𝐼𝑎 𝑅𝑎 + 𝐸𝑏 (2.8)

Untuk keadaan tunak (steady state) dinyatakan sebagai berikut :

𝐸𝑎 = 𝐼𝑎 𝑅𝑎 + 𝐸𝑏 (2.9)

Berdasarkan sistem dasar motor DC magnet permanen di atas dapat

dituliskan persamaan sebagai berikut :

𝐸𝑏 = 𝐶 𝑛 𝜑 (2.10)

Dimana C adalah konstanta, φ adalah fluks magnet, dan n adalah kecepatan

putaran (rpm). Karena nilai fluks magnet konstan maka pengendalian kecepatan

putaran motor DC ini dilakukan dengan cara mengubah tegangan masukan Ea.

2.8 Liquid Crystal Display (LCD)

Liquid Crystal Display (LCD) merupakan material yang mengalir seperti

cairan, tetapi memiliki struktur molekul dengan sifat-sifat yang bersesuaian dengan

padatan (solid). Ada 2 tipe utama LCD yang dikembangkan, yaitu field effect dan

dynamic scattering. Keunggulan LCD dibandingkan dengan LED adalah daya yang

diperlukan lebih rendah, tampilan yang lebih lengkap (angka, huruf garis dan

warna) dan kemudahan dalam memprogram. Untuk kerugian dari LCD sendiri

adalah lifetime yang lebih singkat, waktu tanggap yang lebih lambatdan

membutuhkan sumber cahaya baik internal maupun eksternal [13].

Pada tugas akhir ini LCD yang digunakan adalah LCD Topway

Page 38: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

24

LMB162AFC 2x16 karakter dan i2c LCD. Untuk pemasangannya LCD ini

membutuhkan 3(tiga) jalur kontrol dan 8 (delapan) jalur data (untuk mode 8 bit)

atau 4(empat) jalur data (untuk mode 4 bit). Ketiga jalur kontrol yang dimaksud

adalah pin E, RS, dan R/W. Bentuk fisik LCD dapat dilihat pada Gambar 2.15 dan

konfigurasi pin 1~19 pada LCD jenis Topway dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Gambar 2.15 Bentuk Fisik LCD Topway

Tabel 2.7 Konfigurasi Pin LCD Topway

No Pin Nama Pin Fungsi Pin Keterangan

1 VSS Sumber Tegangan Ground

2 VDD Sumber Tegangan Sumber tegangan positif

3 V0 Sumber Tegangan

Sumber tegangan referensi

untuk

mengatur kontras LCD

4 RS Sumber Tegangan Register select

5 R/W Input Read / Write control bus

6

7 E Input Data Enable, sering disebut

“EN”

8 DB0 I /O Bi-directional tri-state data

bus

Page 39: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

25

Tabel 2.8 Konfigurasi Pin LCD Topway (lanjutan)

No Pin Nama Pin Fungsi Pin Keterangan

9 DB0

I /O

Bi-directional tri-state data

bus

10 DB0

11 DB0

12 DB0

13 DB0

14 DB0

15 BLA Sumber Tegangan Sumber tegangan positif

backlight

16 BLK Sumber Tegangan Sumber tegangan negatif

backlight

Pin Enable (E) digunakan untuk mengaktifkan LCD. Sebelum mengirim

data ke LCD pin E harus berlogika satu (high). Data yang dikirim terletak pada jalur

data.Transisi dari logika satu (high). Data yang dikirim terletak pada jalur data.

Transisi dari logika satu (high) ke logika nol (low) menginformasikan LCD untuk

mengambil data pada jalur kontrol dan jalur data. Pin RS adalah pin register select.

Saat pin RS berlogika nol (low), data yang dikirim adalah perintah-perintah seperti

membersihkan layar, posisi kursor, dll. Jika pin RS berlogika 1 (high), maka data

yang dikirim adalah teks data dimana teks ini yang harus ditampilkan di layar. Pin

R/W adalah pin Read/Write. Pada saat pin R/W berlogika 0 (low), informasi pada

jalur data berupa pengiriman data ke LCD (write). Sedangkan saat pin R/W

berlogika high, informasi pada jalur data berupa pengambilan data dari LCD (read).

2.9 Karakteristik yang Harus Diperhatikan pada Minyak Trafo

Minyak isolator harus memiliki beberapa karakteristik tertentu agar dapat

menjalankan fungsinya dengan baik. Karakteristik ini harus terus dipantau dan

diperhatikan secara terus-menerus. Karakteristik tersebut antara lain :

Page 40: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

26

1. Kejernihan Penampilan (Appearance)

Warna minyak yang baik adalah warna yang jernih dan bersih, seperti

air murni. Selama transformator dioperasikan, minyak isolator akan

melarutkan suspensi / endapan (sludge). Semakin banyak endapan yang

terlarut, maka warna minyak akan semakin gelap.

2. Viskositas Kinematik (Kinematic Viscosity)

Viskositas kinematik merupakan tahanan dari cairan untuk mengalir

kontinu dan merata tanpa adanya gesekan dan gaya-gaya lain. Sebagai

media pendingin, nilai viskositas memegang peranan penting dalam

pendinginan, sebagai faktor penting dalam aliran konveksi untuk

memindahkan panas. Makin rendah viskositas, semakin bagus pula

konduktivitas termalnya sehingga makin bagus kualitas dari minyak

trafo tersebut.

3. Massa Jenis (Density)

Massa jenis merupakan perbandingan massa suatu volume cairan pada

temperatur 15.56°C dengan massa air pada volume dan temperatur yang

sama. Massa jenis minyak trafo harus lebih rendah daripada air.

4. Titik Nyala (Flash Point)

Titik nyala menunjukkan bahwa minyak trafo dapat dipanaskan sampai

temperatur tertentu sebelum uap yang timbul menjadi api yang

berbahaya. Makin tinggi titik nyala semakin baik.

5. Titik Tuang (Pour Point)

Titik tuang merupakan temperatur terendah saat minyak masih akan

terus mengalir saat didinginkan pada temperatur dibawah temperatur

normal. Minyak isolator diharapkan memiliki titik tuang yang serendah

mungkin.

6. Angka Kenetralan (Neutralization Number)

Angka kenetralan merupakan angka yang menunjukkan penyusun asam

minyak isolator dan dapat mendeteksi kontaminasi minyak,

menunjukkan kecenderungan perubahan kimia, cacat atau indikasi

perubahan kimia dalam bahan tambahan (additive). Angka kenetralan

Page 41: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

27

merupakan petunjuk umum untuk menentukan apakah minyak sudah

harus diganti atau harus diolah.

7. Stabilitas/Kemantapan Oksidasi (Oxydation Stability)

Proses oksidasi menyebabkan bertambahnya kecenderungan minyak

untuk membentuk asam dan kotoran zat padat yang nantinya akan

membentuk endapan (sludge). Asam menyebabkan korosi pada logam

dalam peralatan transformator sedangkan kotoran zat padat

menyebabkan transfer panas menjadi terganggu. Minyak isolator

diharapkan memiliki stabilitas oksidasi yang tinggi dan kemampuan

pelarutan yang rendah sehingga meminimalisir persentase terjadinya

oksidasi.

8. Kandungan Air (Water Content)

Adanya air dalam minyak isolator akan menurunkan tegangan tembus

dan tahanan jenis minyak isolator, serta memacu munculnya hot spot

sehingga nantinya akan mempercepat kerusakan isolator kertas (kertas

dan kayu). Sebagai tambahan, pemanasan yang berlebihan pada

transformator akan menyebabkan isolasi kertas pada belitan akan

membusuk dan menurunkan umur isolator. Membusuknya isolasi kertas

juga akan jumlah kandungan air. Pemecahan molekul serat kertas akan

melepaskan sejumlah atom hidrogen dan oksigen bebas yang nantinya

akan membentuk air (H20). Naiknya temperatur lebih lanjut akan

menuebabkan air bergerak dari isolasi kertas menuju minyak dan

menurunkan tegangan tembus minyak. Minyak isolator diharapkan

memiliki kandungan air serendah mungkin.

9. Tegangan Tembus (Breakdown Voltage)

Tegangan tembus menunjukkan kemampuan untuk menahan electric

stress (volt). Kandungan air bebas dan partikel-partikel konduktif dapat

menaikkan tingkat electric stress dan menurunkan nilai tegangan

tembus. Minyak isolator diharapkan memiliki nilai tegangan tembus

yang tinggi.

10. Faktor Kebocoran Dielektrik (Dielectric Dissipation Factor)

Page 42: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

28

DDF merupakan ukuran dari dielectric losses minyak. Tingginya nilai

DDF menunjukkan adanya kontaminasi atau hasil kerusakan misalnya

air, hasil oksidasi, logam alkali, koloid bermuatan, dan sebagainya. DDF

berhubungan langsung dengan tahanan jenis, sehingga tingginya nilai

DDF secara langsung menunjukkan rendahnya tahanan jenis minyak.

11. Tahanan Jenis (Resistivity)

Tahanan jenis yang rendah menunjukkan adanya pengotor yang bersifat

konduktif. Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolator cair bila

tahanan jenisnya lebih besar dari 109 W-m.

2.10 Metode Kromatografi Gas

Untuk mengetahui kandungan gas dalam minyak trafo, masing – masing

minyak akan melewati proses uji kromatografi dengan metode kromatografi gas

[14]. Kromatografi gas merupakan suatu metode analisa gas dalam material cair.

Metode yang digunakan dalam analisa DGA merupkan metode ekstraksi

yang telah dipaparkan oleh standar IEC 60567[15]. Beberapa metode DGA tersebut

merupakan metode ekstraksi minyak dengan gas dan memiliki perbedaan dengan

metode kromatografi gas. Adapun perbedaan dari metode ekstraksi dan

kromatografi adalah :

1. Multi – cycle vacuum (Toepler)

Metode ini merupakan metode yang terdiri dari ekstraksi, di mana gas

yang terkandung dalam minyak diekstrak dengan menggunakan pompa

vakum. Mekanisme vakum dilakukan berulang – ulang dan metode

pengulangan inilah yang mampu mengumpulkan ekstraksi total dan

mendeteksi konsentrasi gas yang paling rendah. Biasanya metode ini

dapat digunakan oleh berbagai jenis/tipe minyak.

2. Single-cycle vacuum (Penghilangan Gas Sebagian)

Metode ini dilakukan dengan satu kali vakum dimana efesiensi dari

komponen minyak hanya terlihat dari sifat dan larutannya. Koreksi

Page 43: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

29

lengkap dari ekstraksi gas ini dapat dihitung dari koefisien dari gas yang

terlarut dari minyak trafo itu sendiri.

3. Stripping method

Menurut Duval [16], Metode ini merupakan metode yang mana gas yang

terkandung dalam minyak terbawa keluar oleh gelembung gas itu sendiri

dengan volume ruang ekstraksi yang sempit. Ekstraksi ini dianggap

sebagai total sebagian koefisien yang tidak dipakai seperti yang

dijelaskan pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Metode Ekstraksi Gas Metode Vakum dan stripping

4. Headspace method

Headspace method merupakan metode yang memanfaatkan volume

kecil minyak yang diletakkan di botol vial yang disegel dalam keadaan

kontak dengan gas inert. Sebagian dari gas-gas terlarut dalam minyak

ditransfer ke dalam fase gas. Dalam kondisi keseimbangan suhu,

tekanan dan agitasi, bagian dari fase gas disuntikkan ke gas

kromatografi. Konsentrasi dalam minyak dihitung dengan berarti

koefisien partisi. Nilai ini tergantung pada jenis minyak.

Page 44: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

30

2.11 DGA

2.11.1 Definisi DGA

DGA secara harfiah dapat diartikan sebagai analisis kondisi transformator

yang dilakukan berdasarkan jumlah gas terlarut pada minyak trafo. DGA pada

dikenal juga sebagai tes darah atau blood test pada transformator. Darah manusia

adalah suatu senyawa yang mudah untuk melarutkan zat-zat lain yang berada di

sekitarnya. Melalui pengujian zat-zat terlarut pada darah, maka akan diperoleh

informasi-informasi terkait tentang kesehatan manusia. Begitu pula dengan

transformator, pengujian zat-zat terlarut (biasanya gas) pada minyak trafo (minyak

trafo dianalogikan sebagai darah manusia) akan memberikan informasi- informasi

terkait akan kesehatan dan kualitas kerja transformator secara keseluruhan.

Uji DGA dilakukan pada suatu sampel minyak diambil dari unit

transformator kemudian gas-gas terlarut (dissolved gas) tersebut diekstrak. Gas

yang telah diekstrak lalu dipisahkan, diidentifikasi komponen-komponen

individualnya, dan dihitung kuantitasnya (dalam satuan Part Per Million – ppm).

Keuntungan utama uji DGA adalah deteksi dini akan adanya fenomena kegagalan

yang ada pada transformator yang diujikan. Namun kelemahan utamanya adalah

diperlukan tingkat kemurnian yang tinggi dari sampel minyak yang diujikan. Rata-

rata alat uji DGA memiliki sensitivitas yang tinggi, sehingga ketidakmurnian

sampel akan menurunkan tingkat akurasi dari hasil uji DGA.

Tabel 2.7 menunjukkan bahwa gas terlarut pada minyak trafo dapat bereaksi

dengan sinar matahari sehingga menyebabkan jumlahnya cenderung bertambah.

Hampir setiap jenis fault gas, termasuk kadar air, mengalami pertambahan jumlah

yang signifikan kecuali gas etilen (C2H4) dan asetilen (C2H2). Untuk membentuk

etilen dan asetilen dibutuhkan energi dan temperature yang lebih tinggi, karena

etilen memiliki ikatan karbon ganda (double bond) dan asetilen memiliki ikatan

karbon rangkap tiga (triple bond). Percepatan bertambahnya jumlah gas terlarut ini

sebanding dengan lamanya sampel minyak bereaksi dengan sinar matahari. Hal ini

tentunya dapat mengacaukan data hasil pengujian dan menyebabkan salah analisis

terhadap data tersebut.

Page 45: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

31

Tabel 2.9 Gas Terlarut pada Minyak Trafo

H2

ppm

H2O

ppm

CO2

ppm

CO

ppm

C2H4

ppm

C2H6

ppm

CH4

ppm

C2H2

ppm

Degassed oil <1 5 27 2 1 4 2 <1

Degassed +

sun 1 hour

9 14 555 176 4 12 14 <1

Degassed +

sun 2 hour

13 13 639 209 4 22 20 <1

Degassed +

sun 3 hour

24 20 831 318 8 58 34 <1

Degassed +

sun 3 hour +

cooled

21

20

864

313

7

51

38

<1

Pengujian DGA adalah salah satu langkah perawatan preventif (preventive

maintenance) yang wajib dilakukan dengan interval pengujian paling tidak satu kali

dalam satu tahun (annually).

2.11.2 Tata Cara Pengambilan Sampel Minyak

Pengambilan sampel minyak untuk pengujian DGA sangat menentukan

kehandalan diagnosa yang akan didapatkan. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pengambilan sampel minyak DGA, yaitu :

1. Alat yang dipergunakan untuk pengambilan sampel

2. Cara pengambilan sampel

3. Durasi antara pengambilan sampel dan pengujian

Alat pengambil sampel minyak untuk uji DGA antara lain :

1. Syringe

Suntikan dengan wadah berbahan kaca untuk pengambilan sampel

minyak.

Page 46: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

32

Gambar 2.17 Syringe

Tujuan penggunaan syringe adalah agar minyak tidak terkontaminasi

dengan udara luar, dan menghindari hilangnya gas-gas ringan yang

mudah lepas seperti H2. Dengan demikian kandungan gas – gas yang

terdeteksi dapat mewakili kondisi kandungan gas di dalam minyak yang

sebenarnya

2. Oil flushing unit

Unit yang terdiri dari selang silikon, flange, seal dan stop-kran yang

berfungsi sebagai sarana untuk membuang minyak trafo yang kotor

sekaligus mengambil sample minyak.

Gambar 2.18 Oil Flushing Unit

3. Vial

Botol kimia yang digunakan sebagai tempat sampel minyak yang

selanjutnya akan dimasukkan ke dalam alat uji DGA. Sebelum

Page 47: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

33

dipergunakan untuk menempatkan sampel minyak yang akan diuji,

perlu dipastikan bahwa segel vial masih utuh sehingga vial dalam

kondisi vakum.

Gambar 2.19 Vial

Proses pengambilan sampel minyak dari transformator dilakukan setelah

semua peralatan telah disiapkan. Berikut adalah instruksi kerja pengambilan sampel

minyak untuk uji DGA:

A. Persiapan :

1. Siapkan ember untuk menampung minyak trafo

2. Pasang oil flushing unit pada drain valve tangki utama trafo

3. Atur stop-kran pada posisi menutup

4. Persiapkan syringe untuk pengambilan sampel minyak

5. Persiapkan vial yang telah dipasang tutup alumunium (kondisi

vakum)

B. Pelaksanaan :

1. Buka drain valve tangki utama trafo

2. Lakukan proses pembersihan / flushing terlebih dahulu (keluarkan

minyak dari tangki utama trafo dengan membuka stop-kran)

3. Tutup stop-kran

4. Pasang jarum pada syringe

Page 48: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

34

5. Buka katup pada syringe dan suntikan syringe pada selang silikon

6. Sedot minyak dari selang

7. Pastikan tidak ada udara (gelembung udara) yang masuk ke dalam

syringe

8. Tutup kembali katup pada syringe

9. Pindahkan minyak dari syringe ke vial dengan cara menyuntikkan

minyak ke dalam vial tanpa membuka tutupnya

10. Ambil sampel minyak sebanyak ± 12 ml untuk uji DGA

11. Lakukan pengambilan sampel minyak dengan proses yang sama

untuk minyak tangki utama bagian bawah dan OLTC (On-Load Tap-

Changer)

C. Penyelesaian :

1. Beri label pada vial sampel minyak

2. Simpan vial dan lindungi dari panas maupun sinar matahari

langsung

3. Bersihkan syringe dengan menggunakan minyak, keringkan dan

simpan pada tempatnya

4. Lepaskan jarum suntik dari syringe

5. Tutup kembali drain valve tangki utama trafo

6. Buka stop-kran untuk mengeluarkan sisa minyak pada oil flushing

unit (tampung dalam ember)

7. Lepaskan oil flushing unit dari drain valve tangki utama trafo

8. Pastikan drain valve telah terpasang dengan benar

Page 49: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Alat Automatic Syringe Shaker Minyak Trafo terdiri dari tiga bagian

yaitu : unit input, unit pengolah dan unit output. Unit input terdiri atas tombol

push button. Unit pengolah terdiri dari mikrokontroler Arduino Uno Unit output

terdiri atas LCD dan Motor DC 12 V.

Pada unit input tombol push button berfungsi sebagai tombol, up, down

dan Ok yang digunakan sebagai pemberi masukan untuk memulai proses

pengekstraksian yang dihubungkan pada pin D.2 sampai dengan pin D.4

mikrokontroler Arduino Uno. Untuk unit output pada alat Automatic Syringe

Shaker Minyak Trafo, i2c lcd yang berfungsi sebagai penampil dan

dihubungkan pada pin SDA dan SCL mikrokontroler Arduino Uno. Motor DC

yang berfungsi sebagai penggerak table syringe dihubungkan dengan

mikrokontroler Arduino Uno. Pada gambar 3.1 dan 3.2 ditunjukkan diagram

blok sistem perancangan alat Automatic Syringe Shaker dan flowchart

penelitian.

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Buck converter

Push button

Page 50: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

36

Catu daya yang digunakan menggunakan trafo switching 12V 3A yang

diregulator menjadi 5V melalui modul buck konverter internal pada alat untuk

mensuplai keseluruhan suplai tegangan alat.

Bagian input pada alat berupa push button yang terdiri dari 3 push button yang

berfungsi sebagai input data kecepatan motor serta data timer waktu. Bagian sistem

proses alat menggunakan mikrokontroler Arduino Uno yang akan mengeksekusi

nilai inputan menjadi data unjuk kerja aktuator motor.

Bagian Output pada alat berupa penampil displai LCD 16x2 yang akan

menampilkan data selama alat beroperasi serta driver motor dengan ic l298 yang

akan membaca data pwm dari mikrokontroler dan mengendalikan motor sesuai

dengan data pwm. Bagian aktuator menggunakan penggerak motor dc 12V yang

mendapatkan suplai tegangan langsung dari trafo switching.

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan pad tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. 1 buah motor DC 12V

2. Driver IC L298

3. 1 buah Arduino UNO

4. 1 buah LCD

5. 3 buah Syringe

6. Power Supply AC to DC 12 V 5 A

7. Buck Converter

8. Acrylic

9. Sliding Rail/Linear Rail Bearing Slide Bushing Horizontal

10. Belt

11. Potensiometer

12. Push Button

Bahan yang paling banyak digunakan dalam tugas akhir ini adalah 3 buah

push button yang digunakan untuk menghubungkan dan mem.utuskan arus listrik

yang mengalir dari sumber tegangan menuju beban (output) atau dari sebuah system

ke system lainnya.

Page 51: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

37

Gambar 3.2 Flowchart Penelitian

3.2 Perancangan Perangkat Keras

Perancangan perangkat keras merupakan bagian terpenting dalam

pembuatan alat automatic syringe shaker ini. Pada bagian ini berisi mengenai

perancangan elektrik dan perancangan mekanik yang akan sangat

mempengaruhi kinerja dan hasil akhir proses ekstraksi dari alat alat automatic

syringe shaker.

3.2.1 Perancangan Mekanik

Perancangan mekanik pada alat automatic syringe shaker berupa sebuah

desain konstruksi dan susunan dari komponen - komponen mekanik untuk

membentuk sebuah alat automatic syringe shaker. Komponen komponen

mekanik yang digunakan untuk membangun alat ini dapat dilihat pada gambar

dibawah ini :

Start Studi Literatur

Melakukan Perancangan Mekanik

Melakukan Perancangan

Elektrik

Melakukan Perancangan

Perangkat Lunak

Menulis Laporan Hasil Penelitian

Melakukan Pengujian dan

Pengambilan Data

End

Page 52: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

38

Gambar 3.3 Desain Alat Automatic Syringe Shaker

3.2.1.1 Kriteria Desain

Perancangan alat automatic syringe shaker diharapkan :

1) Dapat mengocok syringe minyak trafo secara otomatis dengan gerakan

ke kanan dan ke kiri

2) Terdapat Mode Manual dan Mode Otomatis

3) Sumber daya penggerak menggunakan rangkaian motor DC.

4) Untuk pengoperasian alat ini, apabila menggunakan baterai maka jenis

baterai yang digunakan adalah baterai LiPo (Lithium Polimer) 11,1 V

1300 mAh dengan kapasitas penggunaan beban sebesar 1000 mA

selama 78 menit.

Tombol

ON/OFF

LCD

Syringe

Page 53: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

39

Gambar 3.4 Desain Komponen Mekanik Alat Automatic Syringe Shaker

3.2.1.2 Perancangan Struktural

Proses perancangan terdiri dari beberapa tahap pemilihan bentuk,

penentuan dimensi, dan bahan yang akan digunakan. Hal ini merupakan bagian

yang sangat penting karena akan berdampak langsung pada kinerja alat atau alat

yang akan dirancang.

Alat Myrkos DGA Field Package yang ada di industri memiliki spesifikasi

sebagai berikut: Myrkos DGA Field Package sangat ideal untuk pekerjaan lapangan

dan bersifat portable. Terdiri dari beberapa fitur antara lain tas kedap air, terdapat

modul gas kromatografi dan Syringe Shaker.Tas ini dirancang untuk membawa

peralatan yang diperlukan untuk melakukan uji DGA di lapangan

A. Manfaat

1) Memaksimalkan produktivitas operator dari situs ke situs

2) Portable device

3) User Interface mudah digunakan untuk pemula

4) Menyimpan data base hasil pengukuran

5) Hemat Daya

B. Fitur

1) Casing yang kuat

2) Pengunaan baterai selama tujuh jam

3) Terdapat baterai isi ulang Li-ion dengan indikator pengisian daya

4) Modul gas pembawa yang dapat dilepas untuk pengisian ulang

Page 54: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

40

Gambar 3. 5 Myrkos Field Package

Pada penelitian ini, perancangan alat automatic syringe shaker secara

umum terdiri atas satu set DGA Field Package yang berisi 3 syringe, rangkaian

motor DC, LCD, potensiometer, push button dan tombol ON/OFF. Masing-

masing bagian alat ini automatic syringe shaker dipasang berdasarkan

rancangan desain dan fungsional diantaranya:

1. Automatic Syringe Shaker

Ukuran dari Automatic Syringe Shaker ini antara lain panjang tas koper

43 cm, lebar 31 cm dan tinggi 13 cm, terdiri dari 3 buah syringe dengan

lebar tempat syringe 25 cm, panjang tempat syringe 35 cm serta

tampilan User Interface seperti LCD dan Tombol ON/OFF dengan

panjang User Interface 43 cm, lebar User Interface 6 cm, dan jarak

untuk pergerakan automatic syringe shaker 4 cm ke kanan dan 4 cm ke

kiri, desain dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Page 55: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

41

Gambar 3.6 Desain 2D DGA Field Package

2. Syringe

Syringe dengan ukuran berdiameter atas 2 cm, diameter gerigi bawah

4,7 cm, panjang syringe bagian atas 16 cm, lebar syringe 4 cm, panjang

syringe bagian bawah atau panjang pegangan pada syringe 10,5 cm ,

lebar pegangan pada syringe 0,7 cm panjang gerigi bawah 2 cm dan

jarak antar syringe 3 cm.

Gambar 3.7 Desain 2D Syringe DGA

Page 56: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

42

Gambar 3.8 Desain 3D Syringe

3. Linear Rail Bearing Slide Bushing Horizontal

Gambar 3.9 Desain Linear Rail Bearing

Linear shaft berfungsi sebagai rel gerak yang menggerakkan tabung

syringe yang akan digerakkan oleh motor. Bearing dengan bushing

horizontal yang terbuat dari baja dengan kelas akurasi H. Jenis rel yang

digunakan rel geser dengan panduan linier yang memiliki daya transmisi

yang besar dan kinerja yang stabil.

Bila dibandingkan dari Alat Myrkros DGA Field Package yang ada di

industri dengan alat Automatic Syringe Shaker yang dibuat memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan alat automatic syringe shaker pada tugas

akhir ini adalah memakai dua mode yaitu mode manual dan mode otomatis.

Mode otomatis dengan menginput waktu (timer) dan kecepatan (nilai pwm)

Page 57: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

43

yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan, mode manual dengan

menggunakan potensiometer untuk mengatur kecepatan motor pada saat proses

ekstraksi dilakukan. Sedangkan, kekurangan pada alat automatic syringe shaker

ini adalah masih memakai catu daya untuk suplay pada pengoperasian alatnya

dan belum dilengkapi dengan media penyimpanan hasil pengukuran agar alat

ini mampu membaca hasil secara tepat dan cepat tanpa mencatat secara manual.

3.2.2 Perancangan Elektrik

Perancangan hardware elektronika pada alat ini dibuat dengan

mengunakan beberapa shield untuk memperkecil tempat atau space dalam

peletakannya dan memperkecil ukuran dari alat ini. Komponen penyusun

hardware elektronika yang digunakan pada alat ini meliputi : Arduino sebagai

main sistem, rangkaian tombol push button, sensor, driver motor dan LCD.

Hardware elektronika yang menyusun sistem alat ini meliputi rangkaian-

rangkaian elektronika adalah sebagai berikut :

3.2.2.1 Tombol Push button

Perancangan tombol menggunakan rangkaian active low. Tombol push

button akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler Arduino Uno untuk

menjalankan proses. Ketika tombol tersebut ditekan, tombol tersebut akan

memberikan logika low ke mikrokontroler Arduino Uno. Rangkaian tombol

dapat dilihat pada gambar 3.9.

Resistor yang digunakan merupakan nilai resistor yang mengijinkan

arus yang masuk ke mikrokontroler Arduino Uno dengan arus DC maksimal

40mA dan arus minimal masing-masing pinnya adalah 3mA (datasheet). Untuk

menentukan nilai resistor yang digunakan dapat dihitung dengan persamaan :

R =

𝑉𝑐𝑐 − 𝑉𝑚𝑖𝑛

𝐼𝑚𝑖𝑛

R =12𝑉 − 0,4𝑉

3 mA= 3,8 kΩ

(2.11)

Dengan tegangan sumber sebesar 12VDC (VCC), tegangan minimal sebesar

0,4VDC dan arus minimal pada masing-masing pin sebesar 3mA maka, berdasarkan

perhitungan diperoleh nilai resistor (R) sebesar 3,8 kΩ. Pada perancangan

Page 58: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

44

rangkaian tombol push button digunakan resistor sebesar 10 kΩ, sehingga nilai

arus yang mengalir pada tombol push button sebesar 1,16 mA.

Gambar 3.10 Rangkaian Tombol Push Button

Tabel 3.1 Tombol Push Button

3.2.2.2 Mikrokontroler Arduino Uno

Mikrokontroler Arduino Uno digunakan sebagai pengontrol atau main

system dari alat Automatic Syringe Shaker . Gambar rangkaian penggunaan pin

mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 3.10 dan pengalamatan input output

mikorokontroler Arduino Uno dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Gambar 3.11 Rangkaian Penggunaan Pin Mikrokontroler Arduino Uno

Nomor

Tombol Fungsi Tombol Pengalamatan Tombol

BOT 1 Sebagai tombol Down Pin D.2

BOT 2 Sebagai tombol Up Pin D.3

BOT 3 Sebagai tombol OK Pin D.4

Page 59: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

45

Tabel 3.2 Pengalamatan Input Output Mikrokontroler Arduino Uno

Nama I /O Tipe Pengalamatan di Arduino Uno

Tombol Ok Input Pin D.2

Tombol Up Input Pin D.3

Tombol Down Input Pin D.4

Motor DC Output Pin D.6

LCD Output Pin SCL dan SDA

3.2.2.3 Perancangan Driver Motor DC

Rangkaian driver motor yang digunakan adalah IC dengan tipe L298. Pada

bagian input dari driver dihubungkan ke dalam mikrokontroler untuk menggerakan

motor dengan memberikan logika 0 (low) atau 1 (high) pada kaki input tersebut.

Putaran motor disini bergantung pada input yang diberikan mikrokontroler.

Rangkaian driver motor berfungsi untuk mengendalikan dan menggerakan

motor dengan input yang berasal dari mikrokontroler. Jika tidak menggunakan

rangkaian driver ini maka input yang berasal dari mikrokontroler tidak akan mampu

memutar motor dikarenakan terlalu kecil arusnya. Keunggulan dari driver ini

adalah bisa menggerakan dua motor sekaligus karena terdapat 4 buah input yang

masing-masing (2 input) masuk ke salah satu motor. Selain itu kelebihannya adalah

Tegangan maksimum hingga 50 V.

Total arus hingga 4 A.

Saturasinya rendah.

Melindungi dari pengaruh suhu tinggi

Gambar 3.12 Bentuk Driver Motor Tipe L298

Page 60: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

46

Berikut ini penggambaran kaki-kaki pin dari driver motor tipe L298 :

Gambar 3.13 Pin Kaki Motor Driver Tipe L298

Pin 6 dan 11 adalah pin enable yaitu saklar untuk pengaturan input yang

ingin digunakan. Pin 6 digunakan untuk mengatur input 1 dan input 2 sedangkan

pin 11 digunakan untuk mengatur input 3 serta input 4. Logika pensaklaran dari IC

L298 terlihat pada Tabel 3.3. Pada Gambar 3.13 input dan enable harus dalam

kondisi high. Bila keduanya high maka keluarannya akan menghasilkan arus beban

IL yang menuju RL.

Pada gambar perancangan driver motor terlihat beberapa penggunaan kaki

yang dipakai agar driver ini bekerja. Pin 4 adalah sumber tegangan untuk

menggerakan motor. Pin 9 adalah Vcc sebagai sumber tegangan bagi driver agar

bekerja. Bila menggunakan input 1 serta input 2 pada pin 5 dan pin 7 maka enable

yang harus diatur agar input bekerja adalah enable A pada kaki 6. Jika

menggunakan input 1 dan input 2 maka output yang bekerja adalah output 2 dan

output 3. Ini berlaku untuk input 3 dan 4 juga dimana yang diatur adalah enable B

serta keluaran outputnya adalah output 3 dan output 4.

Page 61: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

47

Gambar 3.14 Perancangan Motor Driver

Tabel 3.3 Logika IC L298 untuk Perancangan Motor DC

Keterangan: L = Low H = High X = Don’t Care

3.2.2.4 Liquid Crystal Display (LCD)

Pada alat automatic syringe shaker, LCD berfugsi untuk memberikan

informasi kepada pengguna mengenai berapa lamanya proses ekstraksi akan

dilakukan dan status (runing, stop dan proses yang dilakukan) dari Alat

Automatic Syringe Shaker. LCD yang digunakan pada perancangan alat

automatic syringe shaker adalah LCD 2 x 16 (dua baris enam belas kolom)

dengan tambahan modul i2C. Rangkaian LCD dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Sedangkan untuk pengalamatan LCD pada Arduino Uno dapat dilihat pada

Tabel 3.4.

Inputs Function

Ven A = H A = H ; B = L Forward

A = L ; B = H Reverse

A = B Fast Motor Stop

Ven A = L

A = X ; B = X

Free Running Motor Stop

Page 62: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

48

Gambar 3.15 Rangkaian LCD

Tabel 3.4 Pengalamatan LCD

Pin LCD i2C Pengalamatan LCD

VCC Pin 5V

GND GND

SCL Pin A4

SDA Pin A5

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

3.3.1 Perancangan Tampilan LCD

Perancangan perangkat lunak pada alat ini bertujuan untuk memudahkan

penggunaan alat oleh pembuat. Perancangan perangkat lunak pada alat ini

terdiri dari perancangan tampilan LCD dan diagram alir program.

Gambar 3.16 Tampilan LCD

Page 63: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

49

Pada Gambar 3.15 merupakan tampilan yang ada pada LCD. Pada baris

pertama menampilkan timer atau waktu proses yang sedang dilakukan.

Sedangkan pada baris kedua menampilkan keterangan rpm kecepatan.

3.3.2 Perancangan Program

Flowchart program dapat dilihat pada Gambar 3.16. Program diawali

dengan inisialisasi port-port yang digunakan dan sudah tertera pada Tabel 3.2.

Tulisan timer dan kecepatan rpm akan tertera pada layar LCD yang

memerintahkan pengguna untuk memasukkan sampel yang akan diekstrak.

Alat ini dapat bekerja pada mode manual dan secara automatic. Pada mode

manual, alat ini menggunakan potensiometer untuk mengatur kecepatan motor DC

sesuai yang diinginkan. Pada mode automatic menggunakan modul timer yang

dapat diatur lama waktu ekstraksi minyak trafo dan menginput nilai kecepatan

motor di awal.

Pada penginputan durasi waktu terdapat dua mode yaitu mode otomatis

dan mode manual yang dapat dipilih langsung oleh pengguna dengan menekan

tombol “Down” untuk mode manual. Pada LCD akan tertampil mode yang

dipilih dan perintah untuk memasukkan durasi waktu proses yang akan

dilakukan dengan menekan tombol “Up” untuk counter +1 dan tombol “Down”

untuk counter -1 kemudian tekan tombol “Ok” untuk memulai proses ekstraksi.

Motor DC berfungsi sebagai motor penggerak table syringe akan berputar

selama durasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan mode dan kecepatan

motor yang telah dimasukkan. Motor table shaker ini bergerak berdasarkan

pengaturan nilai pwm yang diskalakan menjadi 0-100%, pergerakan motor untuk

menghasilkan gerak shaker memanfaatkan fungsi delay pada program, saat kondisi

delay motor ON ke arah kanan terpenuhi, secara otomatis diset untuk dibalik

polaritasnya melalui konfigurasi program agar bergerak berlawanan arah sesuai

dengan delay waktu pada gerakan pertama dan berulang-ulang seterusnya hingga

timer yang sudah diinput sebelumnya dapat terpenuhi.

Page 64: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

50

START

Inisialisasi Perangkat

Motor Driver, Push

Button, LCD, dan

Potensio

Menampilkan

Data Awal

Input Data

Waktu

Input Data

Kecepatan

Sesuai ?

Data Waktu = Durasi Timer

Data Kecepatan = PWM

Motor OFF

Buzzer ON

Button Run

HIGH?

Motor Berputar

CLOCKWISE

Timer ON

>=80 ?

Motor Berputar

CLOCKWISE

Durasi Timer

Sesuai ?

SELESAI

Mode Manual

Potensio Aktif

Button

Manual HIGH

?

PWM Motor =

Input Potensio

Y

T

Y

T

Y Y

T T

Y

T

Gambar 3.17 Flowchart Program

Page 65: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

51

Proses flowchart program dijelaskan sebagai berikut :

1. Proses pertama merupakan proses dimana sistem menginisialisasi perangkat

hardware yang digunakan berupa motor driver, push button, penampil

display lcd serta potensiometer.

2. Proses kedua merupakan proses pada program dalam menampilkan data

awal berupa variabel awal kecepatan dan data variabel awal nilai timer.

3. Proses ketiga merupakan proses program menerima input data dari user

berupa data acuan nilai kecepatan motor serta nilai variabel timer.

4. Proses selanjutnya merupakan proses percabangan yang akan melanjutkan

ke proses eksekusi data jika data yang diinput oleh user sudah sesuai.

5. Proses keempat merupakan proses dimana program memasukkan data

inputan user menjadi data acuan kinerja motor diantara kecepatan motor

disesuaikan dengan rentang pwm pada nilai 0-256 dan nilai tersebut

diskalakan pada rentang 0-100%, serta data timer dijadikan acuan waktu

didalam program.

6. Proses selanjutnya merupakan perintah percabangan anatara mode manual

dan mode otomatis untuk membaca kondisi push button yang berfungsi

untuk menjalankan data acuan yang telah diinput oleh user

7. Proses kelima merupakan proses pada mode otomatis dimana motor

bergerak secara berkala kekanan dan kekiri sesuai dengan kecepatan motor.

Pada saat table shaker bergerak didapatkan nilai lebih dari 80 ms pada

program yang bertujuan untuk menjaga proses gerakan table shaker berada

di posisi tengah.

8. Proses keenam akan menjalan fungsi manual dimana kecepatan motor dapat

diatur secara manual oleh user dengan merubah posisi potensiometer yang

secara otomatis akan merubah nilai pwm pada program sesuai posisi

potensio.

9. Proses ketujuh adalah proses penyesuain dengan durasi timer didalam

program, jika durasi timer sudah memenuhi nilai timer maka motor akan

dalam kondisi OFF dan buzzer akan dalam kondisi HIGH, serta proses

selesai.

Page 66: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perancangan Perangkat Keras

Perangkat keras pada alat automatic syringe shaker terdiri atas

beberapa bagian yaitu : rangkaian elektronika (blok kontrol) dan konstruksi

alat. Blok kontrol terdiri dari beberapa rangkaian elektronika yang berfungsi

sebagai pengatur lamanya proses ekstraksi dan penampil informasi prosess

kepada pengguna. Blok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1. Sedangkan

fungsi dari setiap rangkaian dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Blok Kontrol pada Automatic Syringe Shaker Berbasis Arduino

Uno

Tabel 4.1 Blok Kontrol dan Fungsi Rangkaian

No Nama Rangkaian Fungsi

1 Rangkaian buck converter Untuk menurunkan tegangan dc ke dc

2 Pembagi tegangan untuk tombol

Push button.

Untuk mengatur tegangan masing –

masing tombol Push button.

1 3

5 2 6 4

Page 67: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

53

Tabel 4.2 Blok Kontrol dan Fungsi Rangkaian (lanjutan)

No Nama Rangkaian Fungsi

3 Rangkaian LCD Untuk mengatur informasi yang akan

ditampilkan ke pengguna.

4 Rangkaian Driver Motor Untuk mengaktifkan Motor DC

5 Mikrokontroler Arduino Uno Sebagai pengontrol input dan output.

6 Potensiometer Untuk mengatur kecepatan motor

Gambar 4.2 Gambar Konstruksi Automatic Syringe Shaker Berbasis Arduino Uno

Tabel 4.3 Bagian dan Fungsi Alat

No Nama Bagian Fungsi

1 Plat dudukan motor dan rail Sebagai penyangga motor

2 Slide Rail Sebagai tempat pergerakan table shaker

3 Table Shaking Sebagai tempat syringe shaker

4 Belt Untuk mengatur pergerakan table

shaker secara mekanik

1 2 3

4 5 6

Page 68: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

54

Tabel 4.4 Bagian dan Fungsi Alat (lanjutan)

No Nama Bagian Fungsi

5 AS Untuk mengencangkan dan

mempertahankan gerakan motor DC

agar sesuai dengan belt saat bergerak

6 Motor Sebagai penggerak table shaker

4.3.2 Cara Kerja dan Cara Penggunaan

Proses awal dalam penggunaan alat automatic syringe shaker ini adalah

mempersiapkan sampel minyak trafo sebanyak 200 ml yang dapat dilihat pada

Gambar 4.3. Jenis sampel minyak trafo yang digunakan pada tugas akhir ini adalah

Minyak Trafo Diala B yang diambil dari Trafo PT. Kusumahadi Santosa, Jaten,

Karanganyar dalam kondisi minyak trafo baru.

Gambar 4.3 Bahan Utama Proses Ekstraksi

Tampilan awal pada proses pengoperasian alat automatic syringe shaker

berbasis mikrokontroler arduino uno terlampir pada Gambar 4.4.

Proses pertama dalam pengoperasian alat automatic syringe shaker minyak

trafo adalah dengan cara memasukkan sampel minyak trafo pada syringe dan

meletakannya ke table shaker. Proses selanjutnya yang akan dilakukan adalah

perintah untuk masuk ke mode awal penginputan durasi. Gambar pada proses

tersebut terlampir pada Gambar 4.5.

Page 69: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

55

Gambar 4.4 Tampilan Awal Proses Pengoperasian

Gambar 4.5 Tampilan Timer dan Speed

Pada alat automatic syringe shaker berbasis mikrokontroler arduino Uno

digunakan 2 mode pemilihan lamanya proses ekstraksi yang akan dilakukan. Mode

yang pertama adalah mode manual yang akan aktif ketika dilakukan penekanan

pada tombol OK dan mode manual yang akan aktif ketika dilakukan penekanan

pada tombol Up.

Proses yang dilakukan setelah dilakukan pemilihan durasi yang akan

digunakan adalah proses penginputan lamanya proses ekstraksi yang akan

Page 70: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

56

dilakukan. Pada proses ini pengguna diharapkan memasukkan lamanya proses yang

akan dilakukan. Proses penginputan dilakukan dengan cara menekan tombol “Up”

sebagai counter-up yang yang berfungsi untuk menambah lamanya proses yang

akan dilakukan atau menekan tombol “Down” sebagai counter-down yang

berfungsi untuk mengurangi lamanya proses. Kemudian diikuti penekanan tombol

“Ok” apabila penginputan lamanya proses ekstraksi telah dilakukan.

Kemudian menginput kecepatan motor DC berdasar nilai pwm yang

diinginkan dengan cara menekan tombol “Up” sebagai counter-up yang yang

berfungsi untuk menambah lamanya proses yang akan dilakukan atau menekan

tombol “Down” sebagai counter-down yang berfungsi untuk mengurangi lamanya

proses. Kemudian diikuti penekanan tombol “Ok” apabila penginputan kecepatan

motor DC telah dilakukan.

Untuk mode manual, setelah selesai menginput nilai kecepatan motor maka

table shaker akan bergerak melakukan proses ekstraksi. Pada saat table shaker

berjalan, kita dapat mengubah kecepatan motor dc dengan memutar potensiometer

sesuai dengan kecepatan yang kita inginkan ditengah proses ekstrasi.

4.1.2 Pengujian Hasil Alat

Alat ini diuji dengan membandingkan hasil serapan (ekstraksi) minyak tarfo

berdasarkan pewaktuan atau lamanya proses ekstraksi dilakukan oleh alat dengan

hasil serapan proses manual Untuk pengukuran dari hasil ekstraksi digunakan alat

yang bernama Spektrofotometer. Prinsip kerja spektrofotometer adalah

memancarkan cahaya polikromatis dan dipantulkan pada kisi difraksi yang

memiliki fungsi untuk merubah cahaya polikromatis menjadi monokromatis pada

panjang gelombang tertentu dalam satuan nm (nano meter). Cahaya polikromatis

yang telah berubah menjadi cahaya monokromatis ditembakkan pada hasil serapan

(ekstraksi) untuk mengetahui besarnya serapan yang diperoleh dari proses

ekstraksi.

Untuk pengambilan data pengukuran hasil serapan menggunakan alat automatic

syringe shaker minyak trafo berbasis mikrokontroler Arduino uno menggunakan

panjang gelombang yang sesuai sebesar 167 nm (nano meter) kemudian diukur

kadar absorption (ABS) menggunakan alat Spektrofotometer. Hasil pengujian dari

Page 71: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

57

automatic syringe shaker minyak trafo berbasis Arduino uno yang telah dilakukan

dapat dilihat pada Gambar 4.6. Berdasarkan rutinitas proses ekstraksi di lapangan,

durasi lama waktu pengadukan atau ekstraksi gas yaitu 5 menit bergantung pada

kadar kandungan gas dalam minyak. Jika dalam waktu 5 menit kadar kandungan

gas belum terurai, maka perlu diperpanjang lagi durasinya. Oleh karena itu, dalam

kriteria desain diusulkan Mode Manual dan Mode Otomatis. Modifikasi automation

syringe shaker sebagai alat kerja DGA diharapkan shaking continuitas nya dapat

mensirkulasi minyak dalam syringe secara maksimal.

Gambar 4.6 Hasil Ekstraksi dengan Alat Automatic Syringe Shaker Berbasis

Arduino Uno

Keterangan :

1. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 1 menit.

2. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 2 menit.

3. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 3 menit.

4. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 4 menit

5. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 5 menit.

Dari Gambar 4.6 dapat dilihat semakin lama proses ekstraksi yang

dilakukan maka semakin pekat warna dari hasil proses ekstraksi yang dihasilkan.

Perubahan warna hasil ekstraksi sama halnya terjadi pada proses yang dilakukan

secara manual dan bisa dilihat pada Gambar 4.7.

Page 72: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

58

Gambar 4.7 Hasil Ekstraksi yang Dilakukan Secara Manual

Keterangan :

A. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 1 menit.

B. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 2 menit.

C. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 3 menit

D. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 4 menit

E. Hasil ekstraksi yang dilakukan selama 5 menit.

Dari hasil ekstraksi yang telah dilakukan baik itu menggunakan alat

automatic syringe shaker berbasis Arduino uno dan proses yang dilakukan secara

manual maka dilakukan pengukuran menggunakan alat spektrofotometer untuk

mengetahui hasil dari penyerapan yang terjadi dari masing - masing larutan hasil

ekstraksi. Hasil pengukuran yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil penyerapan

sesuai dengan Tabel 4.3 dan terdapat perbedaan hasil serapan yang didapatkan.

Perbedaan tersebut kemungkinan dikarenakan perbedaan perlakuan pada proses

ekstraksi yang dilakukan. Metode manual menggunakan sebuah wadah yang kedap

cahaya dan ditutup rapat sehingga kedap udara. Sedangkan pada proses otomatis

dalam perancangannya, tabung penampung sampel dan pelarut dibuat terbuka.

Sehingga hasil pada proses ekstraksi menggunakan alat automatic syringe shaker

minyak trafo ini ada kemungkinan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh

cahaya luar dan hasil dari proses ekstraksi menjadi kurang maksimal.

Dari tabel hasil pengukuran yang telah dilakukan maka dapat dihitung

Page 73: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

59

prosentasi error dari alat automatic syringe shaker minyak trafo dengan

menggunakan hasil serapan dari proses manual yang didapatkan sebagai acuannya.

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑃𝑚𝑎𝑛𝑢𝑎𝑙 − 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡𝑖𝑠

𝑃𝑚𝑎𝑛𝑢𝑎𝑙𝑥 100% (4.1)

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Proses Manual dan Alat Automatic Syringe

Shaker Berbasis Arduino Uno dengan Menggunakan Panjang Gelombang Sebesar

167 nm

Durasi Absorption (ABS)

Error (%) Manual Automatic Shaker

1 menit 2,3031 2,2981 0,21

2 menit 2,3081 2,3041 0,17

3 menit 2,3131 2,3101 0,12

4 menit 2,3186 2,3166 0,08

5 menit 2,3236 2,3226 0,04

Maka prosentase error yang didapatkan dari data percobaan dapat dicari

rata – ratanya.

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,62

5

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,124% (4.2)

Dari data yang didapatkan hasil serapan (ekstraksi) dengan proses otomatis

lebih sedikit daripada menggunaan proses yang dilakukan secara manual.

Kemudian, dari data tabel tersebut dapat dicari perhitungan rata – rata error nya.

Dari hasil perhitungan rata – rata eror yang didapatkan, alat ini mampu bekerja

dengan baik karena memiliki error rata-rata dibawah 1% yaitu sebesar 0,124%.

Untuk melihat kecenderungan pengaruh kecepatan pengaduk terhadap

absorbansi pada ekstraksi minyak trafo ke dalam pelarut etanol, hasil perhitungan

Page 74: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

60

tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik hubungan kecepatan pengaduk dengan

nilai absorbansi yang dapat dilihat pada Gambar 4.8Gambar 4.9.

Gambar 4.8 Hubungan Kecepatan Pengaduk dengan Nilai Absorbansi

Tabel 4.6 Absorbansi Larutan pada Kecepatan dan Waktu Ekstraksi

Durasi Absorbansi larutan pada kecepatan dan waktu ekstraksi

50 rpm 100 rpm 150 rpm 200 rpm 250 rpm

1 menit 2,273 2,2734 2,285 2,2981 2,320

2 menit 2,273 2,2787 2,287 2,3041 2,320

3 menit 2,273 2,792 2,290 2,3101 2,320

4 menit 2,275 2,280 2.293 2,3166 2,320

5 menit 2,276 2,282 2,295 2,3226 2,320

Dari Tabel 4.4 dan Gambar 4.8, dapat dilihat bahwa semakin besar

kecepatan pengaduk semakin besar koefisien transfer massa. Hal tersebut

dikarenakan kecepatan shaker yang semakin tinggi akan membuat molekul-

molekul bergerak semakin cepat. Sehingga transfer massa akan berjalan lebih cepat,

namun setelah tercapai kondisi optimal yaitu kecepatan shaker 200 rpm,

penambahan kecepatan shaker justru menurunkan koefisien transfer massa, hal ini

disebabkan dengan kecepatan pengadukan yang terlalu tinggi akan menyebabkan

Page 75: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

61

terjadinya vortex, sehingga turbulensi menurun, hal ini bisa dihindari dengan

memberikan bafle pada ekstraktor. Dari penelitian dengan variasi kecepatan

pengaduk, dapat disimpulkan bahwa kodisi proses ekstraksi minysk trafo dengan

pelarut etanol yang dilakukan dalam ekstraktor tanpa bafle adalah 200 rpm. Namun

dalam praktek mungkin dapat dilakukan dengan kecepatan lebih tinggi lagi asal

ekstraktor dilengkapi dengan bafle untuk mencegah terjadinya vortex (cekungan

yang terbentuk ditengah syringe). Bafle adalah lembaran vertikal datar yang

ditempelkan pada dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki

adalah memecah terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran.

Oleh karena itu, posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah [17].

Penggunaan sekat (baffle) pada ekstraktor membuat bahan terekstrak lebih baik.

Tanpa penggunaan sekat aliran bahan dalam ekstraktor akan menimbulkan vortex

sehingga proses ekstraksi tidak dapat berlangsung dengan baik.

4.2 Hasil Pengujian

4.2.1 Pengujian Timer

Pengujian timer pewaktuan pada alat dilakukan untuk mengetahui

perbandingan unjuk kerja pewaktuan shaker dalam beroperasi. Alat ukur

pembanding berupa stopwatch menggunankan smartphone.

Tabel 4.7 Pengujian Timer

Pengujian

Ke -

Timer (detik) Error (%)

Shaker Stopwatch

1 10 10,02 0,2

2 20 20,01 0,1

3 30 30 0

4 40 40 0

5 50 50 0

6 60 60 0

7 70 70 0

8 80 80 0

9 90 90,01 0,1

10 100 100 0

Page 76: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

62

Maka presentase error yang didapatkan dari data percobaan maka dapat

dicari rata – ratanya.

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,4

10

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,04% (4.3)

Pengujian menu instruksi pewaktu (timer) ditentukan dengan tiga kategori

yaitu: (1) baik; (2) cukup baik; (3) kurang baik. Hasil pengujian nilai pewaktu pada

Tabel 4.5 di atas menunjukkan kategori yang cukup baik karena pewaktu pada

automatic syringe shaker memiliki tingkat kesalalahan rata-rata sebesar 0,2% pada

pewaktu 10 detik; 0,1% pada pewaktu 20 detik; 0,1% pada pewaktu 90 detik.

Tingkat kesalahan rata-rata untuk semua pewaktu adalah 0,04%, waktu yang

hampir sesuai dengan stopwatch. Penyebab kesalahan pada pewaktu imungkinkan

pada penekanan tombol stopwatch karena dari hasil data kesalahan yang didapat

sangat kecil dan terdapat waktu yang sama. Dalam pengujian kategori dijelaskan

bahwa 1) dinyatakan baik jiga memenuhi waktu yang sesuai dengan stopwatch, 2)

dinyatakan cukup baik jika memenuhi waktu yang hampir sesuai dengan stopwatch,

3) dinyatakan kurang baik jika memenuhi waktu yang tidak sesuai dengan

stopwatch.

4.2.2 Pengujian Tombol Push button

Pengujian tombol pada tombol push button automatic syringe shaker ini

untuk mengetahui besar tegangan yang masuk ke pin mikrokntroler Arduino Uno

saat ditekan dan pada saat tombol tidak ditekan. Data hasil pengujian tombol push

button dapat dilihat pada tabel 4.6.

Page 77: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

63

Tabel 4.8 Data Hasil Pengujian Tombol Push Button

Nama

Tombol Pin Mikrokontroler

Tegangan Masukan (volt)

Tombol

Ditekan

Tombol Tidak

Ditekan

Ok Pin D.2 0 4,78

Up Pin D.3 0 4,78

Down Pin D.4 0 4,78

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa saat tombol ditekan maka tegangan

masukan pin mirokontroler Arduino Uno adalah 0 volt atau Logika “low” dan saat

tombol tidak ditekan tegangan masukkan pada pin mikrokontroler Arduino Uno

adalah 4,78 volt atau logika “high”. Sesuai dengan hasil pengujian yang ditabelkan

pada Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa tombol navigasi dapat bekerja sesuai

dengan perancangan.

4.2.3 Pengujian Driver Motor DC shield

Pengujian driver motor dc pada alat automatic syringe shaker minyak trafo

menggunakan driver motor shield 2 Ampere dan Power supply 12 Volt 2 Ampere

pada alat automatic syringe shaker berbasis mikrokontroler Arduino Uno bertujuan

untuk mengetahui respon motor dc terhadap outputan yang diberikan oleh

mikrokontroler Arduino Uno.

Tabel 4.9 Data Pengujian Driver Motor Shield dan Power Supply Dc 12 Volt

2 Ampere

No Beban

Output Arduino

(Volt) Tanggapan

High Motor DC

1 Tidak ada 5 Aktif

2 Syringe 5 Aktif

3 Syringe dan

sample 5 Aktif

Page 78: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

64

Dari percobaan yang telah dilakukan maka, pada pembuatan alat automatic

syringe shaker berbasis Arduino Uno digunakan IC L298 sebagai driver motor dan

power supply 12 Volt.

Gambar 4.9 Rangkaian Driver Motor Automatic Syringe Shaker

4.2.4 Pengujian PWM dan RPM Motor DC

Pada alat ini menggunkan metode Pulse Width Module (PWM) untuk

mengatur kecepatan putar motor. Kecepatan putar motor dikontrol dengan

mengatur duty cycle PWM yang dibangkitkan oleh mikrokontroler arduino. Pada

penelitian ini pengaturan nilai PWM dilakukan melalui program (sketch) ke arduino

uno. Output dari PWM dihubungkan pada arduino melalui pin output analog.

Dengan pengamatan menggunakan osiloskop dapat diketahui bahwa perubahan

nilai ton dan toff menentukan nilai RPM dari motor DC yang dikontrol. Sehingga

dengan menggunakan nilai PWM yang berbeda, variasi kecepatan motor DC juga

berubah-ubah. Nilai PWM yang digunakan yaitu kelipatan 10 dari 25 hingga 255.

Diperoleh hasil pengamatan berupa Ton dan Toff yang tertera pada osiloskop dan

hasil pengamatan tersebut diolah untuk mengetahui duty cycle yang kemudian

Page 79: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

65

dibandingankan dengan PWM dan RPM nya. Untuk menghitung kecepatan rotasi

motor tiap menit digunakan tachometer digital.

Tabel 4.10 Pengujian PWM dan RPM Motor DC

PWM RPM Ton (ms) Toff (ms) Duty Cycle

(%)

25 0 1 9 10

35 18 1,2 9 11,76

45 36 1,8 8,6 17,30

55 66 2,2 8 21,57

65 90 2,6 7,4 26

75 108 3 7,2 29,43

85 126 3,4 7 32,70

95 138 3,8 6,4 37,25

105 150 4,2 6 41,18

115 156 4,6 5,6 45,09

125 162 5 5,2 49,01

135 168 5,4 4,8 52,95

145 174 5,6 4,4 56

155 180 6,2 4 60,78

165 186 6,6 3,6 64,70

175 186 7 3,2 68,62

185 192 7,4 2,8 72,54

195 192 7,8 2,4 76,48

205 198 8,2 2 80,40

215 198 8,6 1,6 84,31

225 198 9 1,2 88,24

235 198 9,4 0,8 92,20

245 204 9,8 0,4 96,07

255 204 10 0 100

Page 80: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

66

Berdasarkan data dari Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa kenaikan nilai

setting PWM akan berpengaruh pada kenaikan duty cycle. Kenaikan duty cycle ini

juga akan meningkatkan nilai RPM motor DC. Dari hasil data yang diperoleh pada

percobaan, maka diperoleh grafik perbandingan antara nilai RPM pada motor DC

dengan nilai duty cycle.

Gambar 4.10 Hubungan RPM dengan Duty Cycle

Berdasarkan grafik Gambar 4.10, kenaikan duty cycle juga akan menaikkan

putaran motor (RPM) dari motor DC. Sedangkan grafik hubungan PWM terhadap

kecepatan motor diberikan oleh gambar berikut ini:

Gambar 4.11 Grafik Hubungan PWM dengan RPM

0

20

40

60

80

100

120

0 30 60 90 120 150 180 210

Du

ty C

ycle

(%

)

RPM

0

50

100

150

200

250

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270

RP

M

PWM

Page 81: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

67

Berdasarkan grafik Gambar 4.11, kenaikan nilai PWM juga akan menaikkan

putaran motor (RPM) dari motor DC.

Dari data yang diperoleh, kemudian diolah dan diproses dengan

menggunakan Persamaan (2.3).

ATmega 328P memiliki rentang nilai resolusi PWM 0-255 hal ini

dikarenakan ATmega 328P memliki kapasitasa data sebasar 8bit. Nilai PWM ini

dapat diubah dengan menggunakan software Arduino UNO yang sebelumnya sudah

diinstal terlebih dahulu pada laptop yang akan digunakan. Pada pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan beberapa variasi nilai PWM yaitu kelipatan 10 dari

25 hingga 255. Pada tabel 4.8 terdapat hasil pengamatan Ton dan Toff dengan

menggunakan osiloskop. Ton dan Toff yang diperoleh ini merupakan hasil variasi

dari PWM yang sudah diatur dengan kelipatan 10 mulai dari 25 hingga 255.

Pertama rangkaian dihubungkan pin 3 pada arduino UNO dan juga dihubungkan

pin 3 tersebut menggunakan probe pada osiloskop sehingga pada osiloskop akan

terlihat sinyal keluarannya. Besar range Ton dan Toff dapat dihasilkan dengan

mengubah nilai time/diff pada osiloskop. Dari variasi PWM yang digunakan

diketahui bahwa semakin besar nilai PWM, maka Ton yang dihasilkan pada layar

osiloskop memiliki range yang besar pula sedangkan Toff yang dihasilkan pada

layar osiloskop akan semakin kecil. Hal tersebut terjadi karena prinsip kerja

modulasi, dengan tidak mengubah amplitude dan periode pada tiap satu siklus

sinyalnya. Sedangkan dengan menggunakan Persamaan (2.1) dengan menggunakan

variasi PWM maka dapat diperoleh nilai duty cycle pada percobaan. Pada tabel 4.8

tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar nlai PWM yang diberikan, maka nilai

duty cycle yang dihasilkan juga akan semakin besar. Ditunjukkan juga pada

Gambar 4.10 yaitu Grafik hubungan RPM terhadap nilai duty cycle, dari grafik

tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar RPM maka nilai dari duty cycle juga

semakin besar pula. Sedangkan pada Gambar 4.11 yaitu grafik hubungan RPM

terhadap PWM juga menunjukkan bahwa semakin besar variasi PWM yang

digunakan, maka nilai RPM yang dihasilkan juga akan semakin besar.

Page 82: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan dan pengujian pada alat automatic syringe

shaker minyak trafo dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Telah dapat dibuat alat automatic syringe shaker minyak trafo yang

dapat bekerja dengan spesifikasi desain yaitu arah gerakan ekstraksi ke

kanan dan ke kiri, terdapat mode manual dan mode otomatis, serta

menggunakan motor DC sebagai sumber penggerak.

2. Automatic syringe shaker menggunakan sistem kontrol terbuka dengan

potensiometer dan push button sebagai input, mikrokontroler pada

proses dan motor dc sebagai output

3. Presentase kadar ekstraksi yang didapatkan dengan menggunakan alat

automatic syringe shaker minyak trafo lebih kecil dibandingkan dengan

menggunakan proses manual dan memiliki tingkat kesalahan sebesar

0,124%.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa saran

sebagai berikut :

1. Penambahan tutup atau cover pada syringe agar pada saat proses

pengekstrakan tidak terpengaruh cahaya luar

2. Dilengkapi dengan sensor hall effect untuk mengatur variasi arah

gerakan berdasarkan nilai rpm kecepatan.

Page 83: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

69

DAFTAR PUSTAKA

[1] N. Lelekakis, D. Martin and J. Wijaya. “Comparison of Dissolved Gas-in-

Oil Analysis Method Using a Dissolved Gas-in-Oil Standard.” IEEE

Electrical Insulation Magazine, vol.1, pp. 29-30, 2011.

[2] Insulating Oil by Gas Chromatography, RR:D27-1016, ASTM, 2008.

[3] M. Duval. “New Techniques for Dissolved Gas-In-Oil Analysis.” IEEE

Electr. Insul. Mag, vol. 19, no. 2, pp. 6-15, Mar./Apr. 2003.

[4] P.A. Handayani. “Ekstraksi Minyak (Coriander Oil) Dengan Pelarut Etanol

dan n-Heksana.” Jurnal Bahan Alam Terbarukan, vol.1, pp 1-2, 2012.

[5] -----,-----. “Arduino Uno.” Internet: http://arduino.cc/en/Main/ArduinoBoar

dUno, [Feb. 19, 2019].

[6] ----. Datasheet Atmega48PA/88PA/168PA/328P, Atmel, 2009.

[7] ----,----. “Arduino, Interupt, dan Timers.” Internet: http://www.funnyrobotic

s.com/2011/06/arduino-interrupts-and-timers.html, [Feb. 20, 2019].

[8] ----, ----. “Switches, The Elektronics Club.” Internet:

http://www.kpsec.freuk.com/components/switch.html, [Feb. 20, 2019].

[9] ----,----. “DFRobot, Arduino Motor Shield (L298N) (SKU:DRI0009).”

Internet: http://www.dfrobot.com/wiki/index.php?title=Arduino_Motor_Sh

ield_%28L298N%29_%28SKU:DRI0009%29, [Feb. 21, 2019].

[10] N. I. Tohir. “Rancang Bangun Catu Daya Digital Menggunakan Buck

Converter Berbasis Mikrokontroler Arduino.” Skripsi, Universitas

Lampung, Lampung, 2016.

[11] M. H. Rasyid. Power Elekctronics Handbook. California: Academic Press,

2001, pp. 213-214.

[12] ----,----. Internet: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27627/4/

Chapter%20I.pdf, [Feb. 23, 2019].

[13] ----. Datasheet LCD LMB162AFC, Shenzhen Topway Technology Co.,Ltd,

2007.

[14] C. Perrier, M. Marugan and A. Beroual. “DGA Comparison Between Ester

and Mineral Oils.” IEEE Trans. Dielectr. Electr. Insul., vol. 19, Oct. 2012.

Page 84: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

70

[15] IEC 60567. “Oil filled electrical equipment – Sampling of gases and of oil

for analysis of free and dissolved gases,” 3 rd ed., 2005.

[16] M. Duval. “Dissolved Gas Analysis: It Can Save Your Transformer.” IEEE

Electr. Insul. Mag., vol. 5, Dec. 1989.

[17] M. Dora Vitra. “Penggandaan Skala Produksi Surfaktan DEA pada Reaktor

25 Liter dan Pemanfaatannya dalam Insektisida Nabati Mimba.” Thesis,

Instititut Pertanian Bogor, Bogor, 2017.

Page 85: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

71

LAMPIRAN

1. Program pada Arduino

include <Wire.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

// SDA = A4

// SCL = A5

unsigned long previousMillis = 0;

unsigned long kapan;

long durasi;

int fast=100;

int menu;

int motorstate;

int hitung;

//================================== motor in

==============================//

const int Motor1 = 6 ;

const int Motor2 = 5;

//============================== tombol pengatur

===========================//

const int UP = 3;

const int down = 4;

const int enter = 2;

const int buzzer=10;

//custom char

byte bar[8] =

0b11111,

0b11111,

0b11111,

0b11111,

Page 86: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

72

0b11111,

0b11111,

0b11111,

0b11111

;

void setup()

lcd.begin();

lcd.backlight();

lcd.createChar(0, bar);

pinMode(Motor1, OUTPUT);

pinMode(Motor2, OUTPUT);

pinMode(9, OUTPUT);

digitalWrite(9, 1);

pinMode(buzzer,OUTPUT);

pinMode(enter, INPUT);

pinMode(down, INPUT);

pinMode(UP, INPUT);

Serial.begin(9600);

//============================== animasi booting

============================//

lcd.setCursor(4, 0);

lcd.print("WELCOME");

for (int x = 0; x < 16; x++)

lcd.setCursor(x, 1);

lcd.write(byte(0));

delay(40);

lcd.clear();

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("TABLE SHAKER");

lcd.setCursor(0, 1);

Page 87: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

73

lcd.print("MACHINE");

delay(500);

lcd.clear();

void loop()

digitalWrite(Motor1, 0);

digitalWrite(Motor2, 0);

tampil();

//============================= tombol enter

================================//

if (digitalRead(enter) == 1)

menu++;

delay(400);

if (menu == 0)

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print(">");

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print(" ");

//=========================== tombol up durasi

==============================//

if (digitalRead(UP) == 1)

durasi = durasi + 1000;

delay(200);

//========================== tombol down durasi

=============================//

if (digitalRead(down) == 1)

durasi = durasi - 1000;

if (durasi < 0)

Page 88: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

74

durasi = 0;

delay(200);

else if (menu == 1)

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print(">");

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print(" ");

//=========================== tombol up speed

===============================//

if (digitalRead(UP) == 1)

fast++;

if (fast > 255)

fast = 255;

delay(200);

//========================== tombol down speed

==============================//

if (digitalRead(down) == 1)

fast--;

if (fast < 100)

fast = 100;

delay(200);

else if (menu == 2)

lcd.clear();

lcd.setCursor(0, 0);

Page 89: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

75

lcd.print("MEMULAI...");

delay(500);

kapan = millis();

jalan();

loop();

//================================ lcd

display===============================//

void tampil()

lcd.setCursor(1, 0);

lcd.print("TIME :");

lcd.setCursor(1, 1);

lcd.print("SPEED:");

lcd.setCursor(15, 0);

lcd.print("s");

lcd.setCursor(7, 0);

lcd.print(durasi / 1000); lcd.print(" ");

lcd.setCursor(7, 1 );

lcd.print(fast-100); lcd.print(" ");

void jalan()

tampil();

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print(">");

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print(">");

unsigned long currentMillis = millis();

if (digitalRead(enter) == 1)

lcd.clear();

Page 90: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

76

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("MENGHENTIKAN...");

delay(500);

lcd.clear();

menu = 0;

loop();

if (currentMillis - kapan >= durasi)

menu = 0;

lcd.clear();

lcd.print("BERHENTI");

digitalWrite(buzzer,1);

delay(500);

digitalWrite(buzzer,0);

loop();

if (currentMillis - previousMillis >= 80)

// menyimpan waktu terakhir kali motor berbalik arah

previousMillis = currentMillis;

if (motorstate == LOW)

//=========================== masuk mode

manual===========================//

if (digitalRead(UP) == 1)

menu = 3;

lcd.clear();

lcd.print("MANUAL MODE");

delay(500);

lcd.clear();

if (menu == 3)

hitung=((analogRead(A0) / 6)+100);

Page 91: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

77

if(hitung<=255)

fast=hitung;

else

fast=255;

Serial.println(fast);

jalan();

Page 92: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

78

2. Rangkaian Keseluruhan

Page 93: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

79

3. Desain Mekanik

A. Rancangan Desain 2D Myrkos DGA Field Package

Page 94: RANCANG BANGUN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI … · v DESAIN AUTOMATIC SYRINGE SHAKER SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) MINYAK TRAFO Ratih Rachmatika

80

B. Rancangan Desain 2D Syringe