Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH
HAK PENGELOLAAN DAN
HAK ATAS TANAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA
1
EXECUTIVE SUMMARY USULAN DEWAN PENGURUS PUSAT
REALESTAT INDONESIA
Update: 30 November 2020
“ Usulan Realestat Indonesia atas Rancangan Peraturan
Pemerintah turunan UUCK terkait HPL untuk Kementerian
Agraria Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
HAK
PENGELOLAAN
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF, PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXSISTING
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN RPP ATR/BPN tentang HPL & HAT ANALISA USULAN ATAS REGULASI EXSISTING
9. HPL (Hak Pengelolaan)
1. HPL diperoleh dari Negara dapat memberikan tanah kepada seseorang atau badan hukum dengan sesuatu hak misalnya hak milik, HGU, HGB atau hak pakai atau memberikannya dalam pengelolaan kepada Badan Penguasa (Departemen, Jawatan atau Daerah Swatantra).
a. tanah negara; merupakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dan tidak ada alas haknya
b. tanah ulayat; tanah yang berada di wilayah penguasaan kesatuan masyarakat hukum adat dan tidak ada alas haknya
Sesuai dengan UUPA
a. tanah negara: merupakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dan tidak ada alas haknya,
b. tanah ulayat: tanah yang berada di wilayah penguasaan kesatuan masyarakat hukum adat dan tidak ada alas haknya
2. HPL diberikan kepada Hak Pengelolaan dapat diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemda, BUMN/BUMD, PT. Persero; Badan Otorita.
Hak Pengelolaan dapat diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemda, BUMN/BUMD, Badan hukum milik negara/daerah, Badan bank tanah, Badan hukum yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat.
Sesuai dengan UUCK
Hak Pengelolaan dapat diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemda, BUMN/BUMD, Badan hukum milik negara/daerah, Badan bank tanah, Badan hukum yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat.
3. Kerja sama dengan Pihak Ketiga (swasta)
1. Sebelum UU Perbendaharaan Negara (sebelum 2014): Dapat dikerjasamakan berdasarkan Perjanjian SPPPT.
2. Setelah UU Perbendaharaan negara (setelah 2014), jenis kerja sama: a. Sewa b. pinjam pakai c. mitra KSP d. mitra BGS/BSG e. mitra KSPI f. mitra KETUPI
Menggunakan dan memanfaatkan seluruh atau sebagian tanah Hak Pengelolaan untuk digunakan sendiri atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
Sesuai dengan UUCK
Menggunakan dan memanfaatkan seluruh atau sebagian tanah Hak Pengelolaan untuk digunakan sendiri atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
3
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF, PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXSISTING PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN RPP ATR/BPN tentang HPL & HAT ANALISA USULAN ATAS REGULASI EXSISTING
9. HPL (Hak Pengelolaan)
4. Pemberian Hak atas Kerjasama
1. Sebelum UU Perbendaharaan Negara (sebelum 2014) a. Dapat dikerjasamakan
berdasarkan Perjanjian SPPPT = HGB diatas HPL
2. Jenis Kerjasama dan perolehan hak atas lahan untuk pembangunan, sbb: a. Sewa, pinjam pakai, mitra
KSP. Mitra KSPI, mitra KETUPI = Tidak ada hak atas tanah
b. mitra BGS/BSG = HGB
Pemegang HPL yang menggunakan dan memanfaatkan seluruh atau sebagian tanah HPL untuk digunakan sendiri dapat diberikan Hak Atas Tanah sesuai dengan sifat dan fungsinya sepanjang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Sesuai dengan UUCK
Pemegang HPL yang menggunakan dan memanfaatkan seluruh atau sebagian tanah HPL untuk digunakan sendiri dapat diberikan Hak Atas Tanah sesuai dengan sifat dan fungsinya sepanjang diatur dalam Peraturan Pemerintah
5. Jangka Waktu Kerjasama
Kerjasama SPPPT dan Mitra BGS/BSG diberikan jangka waktu 20-30 tahun
Diatur dalam Perjanjian
Investasi membutuhkan kepastian hukum atas keberlanjutan usaha atas pemanfaatan tanah sebagaimana HGB (murni) di atas tanah negara.
Jangka waktu Perjanjian Pemanfaatan Tanah (SPPPT, BGS, BSG) diberikan sesuai dengan jangka waktu hak atas tanah beserta perpanjangan dan pembaharuannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
6. Tarif Kerjasama a. Tarif Royalti/Sewa b. Tarif Perpanjangan = 5% dari
NJOP
Menentukan uang wajib dari pihak ketiga sesuai dengan perjanjian
1. Penentuan tarif royalti/sewa beda-beda tiap daerah sehingga tidak memberikan kepastian kepada Investor dalam mengembangkan daerah tersebut
2. Penentuan persentase tarif harus mempertimbangkan kelayakan dan berkelangsungan usaha serta kesesuaian pemanfaatan
Menentukan tarif dan/atau uang wajib dibayarkan dimuka atau tiap periode tertentu tahunan dari pihak ketiga sesuai dengan perjanjian tidak melebihi 20% dari NJOP untuk keseluruhan periode HGB di atas HPL
4
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF, PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXSISTING
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN RPP ATR/BPN tentang HPL & HAT ANALISA USULAN ATAS REGULASI EXSISTING
9. HPL (Hak Pengelolaan)
7. Perpanjangan, Pengalihan dan Penjaminan HAT di atas HPL
1. Perpanjangan, dilakukan berdasarkan persetujuan tertulis dari pemegang HPL.
2. Pengalihan dan Penjaminan HAT diatas HPL dilakukan berdasarkan persetujuan tertulis dari pemegang HPL.
1. Perpanjangan, pembaharuan dilakukan berdasarkan Surat Rekomendasi dari pemegang HPL.
2. Pengalihan dan Penjaminan HAT diatas HPL dilakukan setelah Pemberitahuan kepada Pemegang HPL.
1. Penguasaan HAT di atas HPL merupakan kewenangan pemrakarsa sebagaimana waktu yang ditetapkan dalam Perjanjian, sehingga perpanjangan, peralihan dan penjaminan HAT di atas HPL cukup dengan Pemberitahuan kepada Pemegang HPL.
2. Memberikan kepastian hukum atas investasi dan melindungi hak konsumen terkait dengan (i) jangka waktu HAT di atas HPL termasuk perpanjangan dan pembaharuannya; (ii) tarif sewa atau perpanjangan.
1. Pemberian HAT diatas HPL dijamin perpanjangan dan pembaharuan haknya apabila sudah digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pemberian haknya dengan perjanjian tidak melebihi 20% dari NJOP untuk keseluruhan periode HGB diatas HPL.
2. Pengalihan dan Penjaminan HAT diatas HPL dilakukan setelah Pemberitahuan kepada pemegang HPL
3. Perubahan atas poin-poin di atas perlu disesuaikan dengan menyesuaikan pasal-pasal dalam PP 40/1996 sebagai berikut:
• Pasal 26 (2) tentang perpanjangan HGB di atas HPL yang membutuhkan persetujuan tertulis dari pemegang HPL terlebih dahulu;
• Pasal 34 (7) tentang peralihan HGBdi atas HPL yang membutuhkan persetujuan tertulis dari pemegang HPL terlebih dahulu.
• Pasal 46 (2) tentang perpanjangan hak pakai di atas HPL yang membutuhkan persetujuan tertulis dari pemegang HPL terlebih dahulu;
• Pasal 54 (9) tentang peralihan hak pakai di atas HPL yang membutuhkan persetujuan tertulis dari pemegang HPL terlebih dahulu.
5
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF, PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXSISTING
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN RPP ATR/BPN tentang HPL & HAT ANALISA USULAN ATAS REGULASI EXSISTING
10. HAK GUNA BANGUNAN DIATAS HPL
1. HGB diatas HPL diperoleh dari
1.Sebelum UU Perbendaharaan Negara (sebelum 2014) dapat dikerjasamakan berdasarkan Perjanjian SPPPT.
2.Setelah UU Perbendaharaan, jenis Kerjasama dan perolehan hak atas lahan untuk mitra BGS/BSG.
Perjanjian Pemanfaatan Tanah dan diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan usul pemegang Hak Pengelolaan.
a. Sesuai dengan UUCK b. Mengakomodasi kebutuhan
investasi dan kelayakan usaha atas sewa lahan jangka panjang
a. Perjanjian Pemanfaatan Tanah dan diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan usul pemegang Hak Pengelolaan.
b. Sewa lahan HPL, mendapatakan HGB di atas HPL.
2. HGB diatas HPL diberikan kepada
Pihak Ketiga atas kerja sama berdasarkan SPPPT dan BGS/BSG
Pihak Ketiga (termasuk swasta) berdasarkan perjanjian pemanfaatan tanah.
Sesuai dengan UUCK Pihak Ketiga (termasuk swasta) berdasarkan perjanjian pemanfaatan tanah.
3. Jangka Waktu Kerjasama SPPPT dan Mitra BGS/BSG diberikan jangka waktu 20-30 tahun
Diatur dalam Perjanjian Pemanfaatan Tanah. Jangka waktu perpanjangan dan pembaharuan hak dapat diberikan pada saat tanahnya sudah digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pemberian haknya.
Investasi membutuhkan kepastian hukum atas keberlanjutan usaha atas pemanfaatan tanah sebagaimana HGB (murni) di atas tanah negara.
Jangka waktu Perjanjian Pemanfaatan Tanah (SPPPT, BGS, BSG) diberikan sesuai dengan jangka waktu hak atas tanah beserta perpanjangan dan pembaharuannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Tarif a. Tarif Royalti/Sewa = 3% dari NJOP b. Tarif Perpanjangan = 5% dari NJOP
Pemegang HPL menentukan uang wajib dari pihak ketiga sesuai dengan perjanjian.
1.Penentuan tarif royalty/sewa berbeda-beda tiap daerah sehingga tidak memberikan kepastian kepada Investor dalam mengembangkan daerah tersebut.
2.Penentuan persentase tarif harus mempertimbangkan kelayakan dan berkelangsungan usaha serta kesesuaian pemanfaatan.
Menentukan tarif dan/atau uang wajib dibayarkan dimuka atau tiap periode tertentu tahunan dari pihak ketiga sesuai dengan perjanjian tidak melebihi 20% dari NJOP untuk keseluruhan periode HGB diatas HPL.
6
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF, PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXSISTING
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN RPP ATR/BPN tentang HPL & HAT ANALISA USULAN ATAS REGULASI EXSISTING
10. HGB diatas HPL
5. Perpanjangan, Pengalihan, dan Penjaminan HAT di atas HPL
a. Perpanjangan: persetujuan tertulis dari pemegang HPL
b. Pengalihan: persetujuan tertulis dari pemegang HPL
c. Penjaminan: tidak diatur mengenai persetujuan tertulis dari pemegang HPL
a. Perpanjangan HGB di atas HPL: diatur dalam Perjanjian Pemanfaatan Tanah, sesuai persetujuan Pemegang HPL dan jangka waktu perpanjangan dan pembaharuan hak dapat diberikan pada saat tanahnya sudah digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pemberian haknya
b. Pengalihan HGB diatas HPL: diatur dalam Perjanjian Pemanfaatan Tanah
c. Penjaminan HGB diatas HPL: pemberitahuan kepada pemegang Hak Pengelolaan.
1. Penguasaan HAT di atas HPL merupakan kewenangan pemrakarsa sebagaimana waktu yang ditetapkan dalam Perjanjian, sehingga perpanjangan, peralihan dan penjaminan HAT di atas HPL cukup dengan pemberitahuan kepada Pemegang HPL.
2. Memberikan kepastian hukum atas investasi dan melindungi hak konsumen terkait dengan (i) jangka waktu HAT di atas HPL termasuk perpanjangan dan pembaharuannya; (ii) tarif sewa atau perpanjangan.
Jangka waktu Perjanjian Pemanfaatan Tanah (SPPPT, BGS, BSG) diberikan sesuai dengan jangka waktu hak atas tanah beserta perpanjangan dan pembaharuannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan apabila sudah digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pemberian haknya dengan membayar tarif sesuai dengan perjanjian tidak melebihi 20% dari NJOP untuk keseluruhan periode HGB di atas HPL.
7
11. HAK GUNA BANGUNAN 1. HGB diperoleh dari 1. Permohonan Hak
2. Peralihan Hak 3. Hasil tanah reklamasi
1. Permohonan Hak (tanah negara) 2. Peralihan Hak (jual-beli)
1. Permohonan tanah negara dengan membayar PNBP kepada Negara
2. Peralihan Hak diperoleh dari Jual-Beli
3. Tanah Hasil Reklamasi berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah milik pemrakarsa maka diberikan prioritas kepemilikan hak dan telah membayar PNBP kepada negara atas lahan reklamasi
1. HGB dari permohonan Hak 2. HGB dari peralihan Hak 3. HGB dari hasil tanah reklamasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan khususnya terkait dengan penyelesaian kewajiban kepada negara
2. HGB diberikan kepada 1. Perorangan 2. Badan Hukum
1. Perorangan 2. Badan Hukum
Sesuai dengan UUPA 1. Perorangan 2. Badan Hukum
3. Jangka Waktu Pemberian 30 tahun, perpanjangan 20 tahun, pembaharuan 30 tahun
Pemberian 30 tahun, perpanjangan 20 tahun, pembaharuan 30 tahun
Sesuai dengan UUPA Pemberian 30 tahun, perpanjangan 20 tahun, pembaharuan 30 tahun
4. Tarif Ketetapan PNBP atas permohonan hak dan/atau peralihan hak
Ketetapan PNBP atas permohonan hak dan/atau peralihan hak
Sesuai dengan UUPA
Ketetapan PNBP atas permohonan hak dan/atau peralihan hak
5. Perpanjangan, Pengalihan, dan Penjaminan HGB
a. Bangunan Gedung: Perpanjangan, Pengalihan dan Penjaminan HGB sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Rumah Susun: Perpanjangan, Pengalihan dan Penjaminan HGB sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Bangunan Gedung: Perpanjangan, Pengalihan dan Penjaminan HGB sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Rumah Susun: Pemberian hak guna bangunan bagi rumah susun dapat diberikan sekaligus dengan perpanjangan haknya setelah mendapat sertifikat laik fungsi (50 tahun).
1. Khusus untuk Rumah Susun, perlu adanya jangka waktu 80 tahun agar terjaminnya kepastian hukum dan kepastian investasi bagi konsumen dan pelaku pembangunan sesuai dengan Pasal 145 ayat (2) UUCK
2. Dengan pemberian relaksasi, insentif berbagai pungutan (pajak , pajak daerah, retribusi, PNBP, biaya perpanjangan dan pembaharuan HGB)
1. Bangunan gedung: Perpanjangan, Pengalihan dan Penjaminan HGB sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Rumah Susun: Pemberian hak guna bangunan di atas tanah hak pengelolaan atau tanah negara bagi rumah susun dapat diberikan sekaligus dengan perpanjangan dan pembaharuan haknya setelah mendapat sertifikat laik fungsi (80 tahun).
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF, PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXSISTING
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN RPP ATR/BPN tentang HPL & HAT ANALISA USULAN ATAS REGULASI EXSISTING
8
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF, PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXISTING HUNIAN
ORANG ASING RPP HPL dan HAT ANALISA MASALAH USULAN ATAS REGULASI EXISTING
. PEMILIKAN HUNIAN BAGI ASING DI INDONESIA 1. Bentuk rumah 1. Rumah Tunggal adalah rumah
yang mempunyai kaveling sendiri dan salah satu dinding bangunan tidak dibangun tepat pada batas kaveling
2. Rumah deret tidak diatur dalam PP 103/2015
1. Rumah Tunggal adalah rumah yang mempunyai kaveling sendiri dan salah satu dinding bangunan tidak dibangun tepat pada batas kaveling
2. Rumah deret tidak diatur dalam PP 103/2015
1. Guna memberikan lebih banyak pilihan bagi warga negara asing untuk melakukan investasi dalam bentuk rumah hunian, maka perlu diperjelas bentuk-bentuk hunian dengan menambahkan ketentuan mengenai rumah deret.
2. Perubahan atas poin 1 di atas harus disesuaikan dalam Pasal 1, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7 dalam PP 103/2015
1. Rumah Tunggal adalah rumah yang mempunyai kaveling sendiri dan salah satu dinding bangunan tidak dibangun tepat pada batas kaveling
2. Rumah deret adalah beberapa rumah yang satu atau lebih dari sisi bangunan menyatu dengan sisi satu atau lebih bangunan lain atau rumah lain, tetapi masing-masing mempunyai kaveling sendiri
2. Syarat Pembelian Hunian Orang Asing
1. Izin Tinggal 2. Memberikan manfaat
melakukan usaha, bekerja, atau berinvestasi di Indonesia
3. Harga rumah tapak, luasan dan jumlah pembelian dibatasi
4. Kewajiban datang setahun sekali
1. Izin Tinggal 2. Memberikan manfaat melakukan
usaha, bekerja, atau berinvestasi di Indonesia
3. Harga, luasan dan jumlah pembelian dibatasi
4. Kewajiban datang setahun sekali
1. Penambahan definisi izin tinggal agar tidak terjadi salah tafsir oleh pemangku kepentingan
2. Orang Asing membeli hunian otomatis memberikan manfaat
3. Pembelian hunian untuk orang asing mendatangkan devisa, meningkatkan pendapatan negara dan membuka lapangan kerja
4. Persyaratan berkunjung kembali 1 kali dalam setahun tidak bersaing dengan aturan negara lain
1. Izin Tinggal: diplomatik, dinas, kunjungan, terbatas, dan tetap
2. Memberikan manfaat: melakukan usaha, bekerja, membeli hunian
3. Harga, jumlah dan luas bidang tanah dibatasi 4. dihapus
3. Alas Hak 1. Rumah Tunggal: hak pakai 2. Rumah Susun: Hak pakai atas
satuan rumah susun yang dibangun diatas bidang tanah Hak Pakai
1. Rumah Tunggal: Hak Pakai 2. Rumah Susun:
a. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang dibangun diatas HGB atau Hak Pakai pada tanah negara
b. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang dibangun diatas HGB atau Hak Pakai pada tanah pengelolaan
1. Guna memberikan lebih banyak pilihan bagi warga negara asing untuk melakukan investasi dalam bentuk rumah hunian, maka perlu diperjelas bentuk-bentuk hunian dengan menambahkan ketentuan mengenai rumah deret.
2. Sesuai dengan UUCK.
1. Rumah Tunggal dan Rumah Deret: Hak Pakai 2. Rumah Susun:
a. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang dibangun diatas HGB atau Hak Pakai pada tanah negara
b. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang dibangun diatas HGB atau Hak Pakai pada tanah pengelolaan
9
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF, PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXISTING HUNIAN
ORANG ASING RPP HPL dan HAT
ANALISA MASALAH USULAN ATAS REGULASI EXISTING
. PEMILIKAN HUNIAN BAGI ASING DI INDONESIA
4. Jangka Waktu 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun
Rumah Susun: a. HP: 30 tahun + perpanjangan 20
tahun + pembaharuan 30 tahun; dapat diberikan langsung perpanjangan dan pembaharuan setelah mendapatkan SLF
b. HGB: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun, dapat diberikan langsung perpanjangan langsung setelah SLF
Rumah Tunggal a. HP: 30 tahun + perpanjangan 20
tahun + pembaharuan 30 tahun; diberikan langsung perpanjangan dan pembaharuan setelah digunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai tujuan pemberian haknya
b. HGB: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun
1. Sesuai dengan Pasal 145 ayat (2) UUCK 2. Guna memberikan lebih banyak
pilihan bagi warga negara asing untuk melakukan investasi dalam bentuk rumah hunian, maka perlu diperjelas bentuk-bentuk hunian dengan menambahkan ketentuan mengenai rumah deret.
1. Rumah Susun: • HP: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun +
pembaharuan 30 tahun; dapat diberikan langsung perpanjangan dan pembaharuan setelah SLF
• HGB: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun, dapat diberikan langsung perpanjangan langsung setelah SLF
2. Rumah Tunggal dan Rumah Deret
• HP: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun; diberikan langsung perpanjangan dan pembaharuan setelah digunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai tujuan pemberian haknya
• HGB: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun
5. Lokasi Orang asing dapat membeli hunian di seluruh Indonesia
1. Orang Asing dapat membeli rumah tapak di seluruh Indonesia
2. Orang Asing dapat membeli rumah susun hanya didalam KEK, Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi lainnya
1. Sesuai dengan UUCK 2. Kawasan ekonomi lainnya harus
diartikan ada di seluruh Indonesia sehingga tercapai pemerataan pertumbuhan ekonomi yang ketentuannya akan diatur dalam peraturan perundang-undangan lain khusus mengenai penetapan kawasan ekonomi lainnya.
1. Orang Asing dapat membeli rumah tapak di seluruh Indonesia
2. Orang Asing dapat membeli rumah susun hanya didalam KEK, Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi lainnya termasuk namun tidak terbatas pada kawasan perkotaan dan penunjang perkotaan yang mendukung pembangunan hunian vertikal, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10
“ 10 Usulan Realestat Indonesia atas Rancangan Peraturan
Pemerintah turunan UUCK terkait HGB untuk Kementerian
Agraria Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
HAK GUNA
BANGUNAN
11. HAK GUNA BANGUNAN 1. HGB diperoleh dari 1. Permohonan Hak
2. Peralihan Hak 3. Hasil tanah reklamasi
1. Permohonan Hak (tanah negara) 2. Peralihan Hak (jual-beli)
1. Permohonan tanah negara dengan membayar PNBP kepada Negara
2. Peralihan Hak diperoleh dari Jual-Beli
3. Tanah Hasil Reklamasi berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah milik pemrakarsa maka diberikan prioritas kepemilikan hak dan telah membayar PNBP kepada negara atas lahan reklamasi
1. HGB dari permohonan Hak 2. HGB dari peralihan Hak 3. HGB dari hasil tanah reklamasi yang
telah menyelesaikan kewajibannya kepada negara
2. HGB diberikan kepada 1. Perorangan 2. Badan Hukum
1. Perorangan 2. Badan Hukum
1. Sesuai dengan UUPA 2. Sesuai dengan UUPA
1. Perorangan 2. Badan Hukum
3. Jangka Waktu Pemberian 30 tahun, perpanjangan 20 tahun, pembaharuan 30 tahun
Pemberian 30 tahun, perpanjangan 20 tahun, pembaharuan 30 tahun
1. Sesuai dengan UUPA Pemberian 30 tahun, perpanjangan 20 tahun, pembaharuan 30 tahun
4. Tarif a. Ketetapan PNBP atas permohonan hak dan/atau peralihan hak
a. Ketetapan PNBP atas permohonan hak dan/atau peralihan hak
1. Sesuai dengan UUPA
a. Ketetapan PNBP atas permohonan hak dan/atau peralihan hak
5. Perpanjangan, Pengalihan, dan Penjaminan HGB
a. Bangunan Gedung: Perpanjangan, Pengalihan dan Penjaminan HGB sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Rumah Susun: Perpanjangan, Pengalihan dan Penjaminan HGB sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
a. Bangunan Gedung: Perpanjangan, Pengalihan dan Penjaminan HGB sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Rumah Susun: Pemberian hak guna bangunan bagi rumah susun dapat diberikan sekaligus dengan perpanjangan haknya setelah mendapat sertifikat laik fungsi (50 tahun).
1. Khusus untuk Rumah Susun, perlu adanya 80 tahun perlu jangka waktu yang agar terjaminnya kepastian hukum dan kepastian investasi bagi konsumen dan pelaku pembangunan 2. Dengan pemberian relaksasi, insentif berbagai pungutan (pajak , pajak daerah, retribusi, PNBP, biaya perpanjangan dan pembaharuan HGB)
a. Bangunan gedung: Perpanjangan, Pengalihan dan Penjaminan HGB sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Rumah Susun: Pemberian hak guna bangunan bagi rumah susun dapat diberikan sekaligus dengan perpanjangan dan pembaharuan haknya setelah mendapat sertifikat laik fungsi (80 tahun).
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF , PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXSISTING
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN RPP ATR/BPN tentang HPL & HAT ANALISA USULAN ATAS REGULASI EXSISTING
12
“ 11 Usulan Realestat Indonesia atas Rancangan Peraturan
Pemerintah turunan UUCK terkait Kepemilikan Asing untuk
Kementerian Agraria Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional
PEMILIKAN ASING
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF , PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXISTING HUNIAN
ORANG ASING RPP HPL dan HAT
ANALISA MASALAH USULAN ATAS REGULASI EXISTING
. PEMILIKAN HUNIAN BAGI ASING DI INDONESIA
1
Syarat Pembelian Hunian Orang Asing
1. Izin Tinggal 2. Memberikan manfaat
melakukan usaha, bekerja, atau berinvestasi di Indonesia
3. Harga rumah tapak, luasan dan jumlah pembelian dibatasi
4. Kewajiban datang setahun sekali
1. Izin Tinggal 2. Memberikan manfaat
melakukan usaha, bekerja, atau berinvestasi di Indonesia
3. Harga, luasan dan jumlah pembelian dibatasi
4. Kewajiban datang setahun sekali
1. Penambahan definisi izin tinggal agar tidak terjadi salah tafsir oleh pemangku kepentingan
2. Orang Asing membeli hunian otomatis memberikan manfaat
3. Pembelian hunian untuk orang asing mendatangkan devisa, meningkatkan pendapatan negara dan membuka lapangan kerja
4. Persyaratan berkunjung kembali 1 kali dalam setahun tidak bersaing dengan aturan negara lain
1. Izin Tinggal: diplomatik, dinas, kunjungan, terbatas, dan tetap
2. Memberikan manfaat: melakukan usaha, bekerja, membeli hunian
3. Harga, jumlah dan luas bidang tanah dibatasi
4. dihapus
2
Alas Hak 1. Rumah Tapak: hak pakai 2. Rumah Susun: Hak pakai
atas satuan rumah susun yang dibangun diatas bidang tanah Hak Pakai
1. Rumah Tapak: Hak Pakai 2. Rumah Susun: a. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang dibangun diatas HGB atau Hak Pakai pada tanah negara b. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang dibangun diatas HGB atau Hak Pakai pada tanah pengelolaan
1. Sesuai dengan UUCK 2. Sesuai dengan UUCK (tidak ada
perubahan)
1. Rumah Tapak: Hak Pakai 2. Rumah Susun: Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang dibangun diatas HGB atau Hak Pakai pada tanah negara, atau HGB atau Hak Pakai pada tanah pengelolaan
14
TUJUAN OMNIBUS LAW ADALAH MENARIK INVESTASI, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DENGAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN, INSENTIF , PERCEPATAN & PERLINDUNGAN INVESTASI
NO. PERIHAL REGULASI EXISTING HUNIAN
ORANG ASING RPP HPL dan HAT
ANALISA MASALAH USULAN ATAS REGULASI EXISTING
. PEMILIKAN HUNIAN BAGI ASING DI INDONESIA
3
Jangka Waktu 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun
Rumah Susun: a. HPL: 30 tahun + perpanjangan 20
tahun + pembaharuan 30 tahun; dapat diberikan langsung perpanjangan dan pembaharuan setelah SLF
b. HGB: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun, dapat diberikan langsung perpanjangan langsung setelah SLF
Rumah Tapak a. HPL: 30 tahun + perpanjangan 20
tahun + pembaharuan 30 tahun; diberikan langsung perpanjangan dan pembaharuan setelah digunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai tujuan pemberian haknya
b. HGB: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun
a. Sesuai dengan UUCK b. Sesuai dengan UUCK (tidak ada
perubahan)
Rumah Susun: a. HPL: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun +
pembaharuan 30 tahun; dapat diberikan langsung perpanjangan dan pembaharuan setelah SLF
b. HGB: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun, dapat diberikan langsung perpanjangan langsung setelah SLF
Rumah Tapak HPL: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun; diberikan langsung perpanjangan dan pembaharuan setelah digunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai tujuan pemberian haknya HGB: 30 tahun + perpanjangan 20 tahun + pembaharuan 30 tahun
4
Lokasi Orang asing dapat membeli hunian di seluruh Indonesia
1. Orang Asing dapat membeli rumah tapak di seluruh Indonesia
2. Orang Asing dapat membeli rumah susun hanya didalam KEK, Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi lainnya
1. Sesuai dengan UUCK 2. Kawasan ekonomi lainnya harus
diartikan ada di seluruh Indonesia sehingga tercapai pemerataan pertumbuhan ekonomi
1. Orang Asing dapat membeli rumah tapak di seluruh Indonesia
2. Orang Asing dapat membeli rumah susun hanya didalam KEK, Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi lainnya termasuk di dalamnya Kawasan perkotaan dan penunjang perkotaan yang mendukung pembangunan hunian vertical
15
16
TERIMAKASIH Sekretariat DPP REI
Rukan Simprug Indah, Jl. Teuku Nyak Arief No. 9B
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan