7
Nama : Nikita Rizky NIM : 140341604916 Kelas/Offr : B/B2 Prodi : Pendidikan Biologi Kerajaan Kutai Terletak di muara kamam Kalimantan Timur di sungai Mahakam, rajanya kudugga dan putra Mulawarman Nilai Pancasila Nilai Ketuhanan: memeluk agama Hindu Nilai Kerakyatan: hidup gotong royong Kerajaan Sriwijaya Terletak di Palembang dibawah kekuasaan Wangsa Syalendra, berbahasa melayu kuno menggunakan huruf palawa sebagai kerajaan maritime, kekuasaan selat sunda sampai selat Malaka 775 M. Nilai Pancasila Nilai Ketuhanan: pusat agama budha di ASEAN Nilai Persatuan: hubungan antara kerajaan dengan Indian Nilai Kerakyatan: Rakyat yang hidup sejahtera dan makmur Nilai Keadilan: tidak membedakan latar belakang Kerajaan Mataram Kuno Terletak di Jawa Tengah bagian selatan dengan raja bernama Sanjaya mayoritas penduduk beragama Hindu Nilai Pancasila Nilai Ketuhanan Nilai Kemanusiaan Nilai Kerakyatan Kerajaan Kanjuruhan

Rangkuman Kerajaan-Reformasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fix

Citation preview

Page 1: Rangkuman Kerajaan-Reformasi

Nama : Nikita RizkyNIM : 140341604916Kelas/Offr : B/B2Prodi : Pendidikan Biologi

Kerajaan Kutai Terletak di muara kamam Kalimantan Timur di sungai Mahakam, rajanya kudugga dan

putra Mulawarman Nilai Pancasila

Nilai Ketuhanan: memeluk agama HinduNilai Kerakyatan: hidup gotong royong

Kerajaan Sriwijaya Terletak di Palembang dibawah kekuasaan Wangsa Syalendra, berbahasa melayu kuno

menggunakan huruf palawa sebagai kerajaan maritime, kekuasaan selat sunda sampai selat Malaka 775 M.

Nilai PancasilaNilai Ketuhanan: pusat agama budha di ASEANNilai Persatuan: hubungan antara kerajaan dengan IndianNilai Kerakyatan: Rakyat yang hidup sejahtera dan makmurNilai Keadilan: tidak membedakan latar belakang

Kerajaan Mataram Kuno Terletak di Jawa Tengah bagian selatan dengan raja bernama Sanjaya mayoritas

penduduk beragama Hindu Nilai Pancasila

Nilai KetuhananNilai KemanusiaanNilai Kerakyatan

Kerajaan Kanjuruhan Pusat kerajaan di dekat kota Malang sebagai kerajaan tertua di Jawa Timur Rajanya bernama Gajayana, wilayah kekuasaan: Sungai Brantas, Lereng timur Gunung

Kawi, Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang Nilai Pancasila:

Nilai Ketuhanan: pemeluk agama HinduNilai Kerakyatan: rakyat hidup sejahtera dan makmurNilai Persatuan: hubungan harmonis dengan kerajaan lain

Page 2: Rangkuman Kerajaan-Reformasi

Kerajaan Singasari Terletak di Jawa Timur, rajanya bernama Ken Arok Terletak di kecamatan Singasari Nilai Pancasila

Nilai Ketuhanan: memeluk agama budhaNilai Kemanusiaan: terbuka dengan kebudayaan asing yang masukNilai Persatuan: ingin mempersatukan Nusantara

Kerajaan Majapahit Berdiri tahun 1293, kerajaan hindu, kekuasannya Sumatra, Semenanjung Malaya, dll.

Masa rajanya Hayam Wuruk dibantu oleh mahapatih Gadjah Mada, terletak di singasari Malang

Nilai PancasilaNilai Ketuhanan: agama hindu dan BudhaNilai Kemanusiaan: menghargai perbedaan agamaNilai Persatuan: ingin mempersatukan NusantaraNilai Kerakyatan: rakyat hidup sejahtera dan makmurNilai Keadilan: tidak membedakan kedudukan dan menjunjung hak

Zaman Penjajahan Belanda Pada akhir abad XVI bangsa belanda dating ke Indonesia Belanda mendirikan suatu perkumpulan dagang VOC Puncaknya ketika belanda mulai menerapkan system monopoli tanam paksa Kebangkitan nasional 1908, mendirikan organisasi politik bergerak dalam bidang

pendidikan dan social, berdiri organisasi Budi Utomo pendiri Dr. Wahidin Sudirihusodo 28 Oktober 1928 di pelopori oleh Muh. Yamin, Kuncoro mengumandangkan Sumpah

Pemuda yang berisi akan adanya bangsa, tanah air, dan bahasa

Zaman Penjajahan Jepang 7 Desember 1941 terjadilah perang pasifik Jepang melawan AS Propaganda “Jepang pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia” Sidang BPUPKI pertama selama 4 hari(29 Mei- 1 Juni 1945) menyampaikan pidato

usulan dasar Negara: Muh. Yamin, Prof. Soepomo, Ir. Soekarno Pada 22 Juni 1945, dibentu panitia sembilan yang bertugas membentuk dan merumuskan

hasil sidang pertama. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Tugasnya

adalah mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan sehubungan dengan akan diserahkannya kekuasaan pemerintah dari Jepang kepada bangsa Indonesia.

Page 3: Rangkuman Kerajaan-Reformasi

Diketuai oleh Ir. Soekarno. Wakil ketua adalah Drs. Moh. Hatta. Penasihat yaitu Mr. Ahmad Subardjo.

Masa Orde Lama Ir. Soekarno menerapkan demokrasi liberal tetapi gagal karena adanya ketegangan politik Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Menerapkan demokrasi terpemimpin dan puncaknya adalah peristiwa G30S/PKI tanggal

30 September 1965

Masa Orde Baru Orde Baru adalah suatu orde yang mempunyai sikap dan tekad untuk mengabdi pada

kepentingan rakyat dan nasional dengan dilandasi jiwa dan semangat Pancasila serta UUD 1945.

Tindakan pemerintah Orde Baru di dalam negeri pada awal pemerintahan didasarkan pada usaha perbaikan ekonomi yang dilakukan dengan pembangunan nasional.

Tindakan pemerintah Orde Baru yang ditujukan ke luar negeri pada awal pemerintahan adalah berusaha melaksanakan politik luar negeri bebas aktif sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945.

Bukti konkret pelaksanaan politik bebas aktif, antara lain kembali menjadi anggota PBB, menghentikan konfrontasi dengan Malaysia, membentuk organisasi ASEAN, dan bergabung dengan lembaga-lembaga dunia lainnya.

Setelah pelaksanaan Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru berusaha meningkatkan peran dalam setiap aspek kehidupan masyarakat.

Pemerintah Orde Baru dengan menggunakan jargon politik berupa pembangunan, stabilitas, atas nama rakyat, dan pertumbuhan untuk mengontrol aktivitas masyarakat.

Pancasila dijadikan landasan dan tameng pembenaran dalam mengambil tindakan pada kehidupan masyarakat.

Golongan Karya dan ABRI menjadi motor penggerak pelanggeng kekuasaan Orde Baru. Munculnya kepincangan dalam menikmati hasil pembangunan menjadi salah satu pemicu

awal terhadap tuntutan koreksi pada pemerintahan Orde Baru. Parlemen yang dipilih dalam Pemilu tidak mencerminkan sebagai wakil rakyat, tetapi

sebaliknya kelihatan sebagai kepanjangan tangan para penguasa. Pemerintah Orde Baru berusaha memperbaiki sektor pertanian dengan memanfaatkan

pengembangan Revolusi Hijau. Industrialisasi yang turut dikembangkan pemerintah Orde Baru selain menyejahterakan

ternyata juga menyengsarakan rakyat.

Masa Reformasi

Page 4: Rangkuman Kerajaan-Reformasi

5 Maret 1998, Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI.

11 Maret 1998, Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden. 14 Maret 1998, Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet

Pembangunan VII. 15 April 1998, Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus

karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan berunjukrasa menuntut dilakukannya reformasi politik.

18 April 1998, Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.

1 Mei 1998, Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.

2 Mei 1998, Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (tahun 1998-an).

4 Mei 1998, Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak (2 Mei 1998 ) dengan demonstrasi besar- besaran. Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Di Universitas   Pasundan Bandung, misalnya, 16 mahasiswa luka akibat bentrokan tersebut.

5 Mei 1998, Demonstrasi mahasiswa besar – besaran terjadi di Medan yang berujung pada kerusuhan.

9 Mei 1998, Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G -15.  Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.

12 Mei 1998, Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai.  Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat berada di halaman kampus.

13 Mei 1998, Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kegiatan itu diwarnai kerusuhan.

14 Mei 1998, Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo. Sementara itu kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan Borobudur.  Beberapa dari bagunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang meninggal dunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi.

Page 5: Rangkuman Kerajaan-Reformasi

15 Mei 1998, Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo. Ia membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan diri.  Suasana Jakarta masih mencekam. Toko –toko banyak di tutup. Sebagian warga pun masih takut keluar rumah.

16 Mei 1998, Warga asing berbondong – bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di Jabotabek masih mencekam.

19 Mei 1998, Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Kemudian permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin banyak. Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

20 Mei 1998, Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke komplek Monumen Nasional namun pengerahan massa tak jadi dilakukan. Pada dinihari Amien Rais meminta massa tak datang ke Lapangan Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa.  Sementara ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak berdatangan ke gedung MPR / DPR. Mereka terus mendesak agar Soeharto mundur.

21 Mei 1998, Di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari kursi Presiden dan B. J. Habibie disumpah menjadi Presiden RI ke-tiga.