Rangkuman Mk Pengolahan Hasil Perkebunan i

Embed Size (px)

Citation preview

RANGKUMAN MK PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN IIstilah-istilah dalam Pabrik Gula : 1. Tebu : 2. Sabut : Bahan kering yang terdapat dalam tebu dan tidak terlarut 3. Nira : Air tebu yang mengandung brix(Pol, Air, Bahan terlarut, Bahan tidak terlarut) 4. Ampas : Bahan padat yang keluar dai gilingan akhir 5. Imbibisi : Larutan/air yang diberikan pada ampas pada gilingan 6. Nira mentah : Hasil proses gilingan 7. Nira bersih : Nira yang dihasilkan dari proses pengendapan 8. Nira encer : Nira bersih yang dimasukkan ke stasiun Penguapan 9. Nira kental : Nira yang keluar dari stasiun penguapan 10. Masakan : ...... 11. Melasse : Larutan sisa dari pabrik gula yang ...... 12. Blotong : Zat kering sisa dari nira bersih dari stasiun pemurnian 13. Brix : Zat kering semu/zat kering yang terdapat dalam larutan nira, dimana penetapannya dengan menggunakan metode tertentu. Nira MentahBrix Wegger/ alat pengukur brix

Brix terukur (ex : 15) Brix terkoreksi berdasar tabel (tabel hubungan brix dengan suhu (TABEL SCHMITZ (Tbl 6) Untk >27OC brix (+), 100 dengan dimana Rt = Rend rata-rata terakhir Rt-2 = Rend rata-rata 2 periode sblmnya KP ideal adalah 96% sampai dengan 104% Koef Daya Tahan (KDT) > 100 dengan dimana HKt = HK periode terakhir HK t-2=HK 2 periode sebelumnya KDT ideal adalah 100 TEBANGAN Faktor lain yang berpengaruh dalam penentuan prioritas tebangan: Kemudahan lahan (jarak dengan jalan) Jarak antara pabrik dengan kebun Faktor yang berpengaruh dalam kualitas tebang: Tebu yang tertinggal dikebun Kebersihan tebu Tubu muda, tebu mati

Kwalitas tebangan dapat dilihat dari Banyak sedikitnya batang tebu yang tertinggal di kebun (dongkelan) Kebersihan tebu yang telah di tebang Adanya tebu2 muda(sogolan) yang terbawa Penebangan tidak bersih menyebabkan pengaruh pada proses pabrikasi gula : Kehilangan kristal Naiknya kotoran yang terlarut dalam nira Turunnya rendemen Naiknya kadar koloid yang terlarut dalam nira Tebu tidak bersih Akibat pada proses : Waktu proses lebih lama Pemakaian bahan pembantu lebih banyak Pemakaian kalori tinggi, sehingga kebutuhan bahan bakar naik Kinerja pabrik menurun Komponen Tebu muda : Air Monosacarida Sabut Zat-zat organik Koloid Kerusakan saccarose dalam kebun (sebelum tebang) : Terkena hama dan penyakit Bunga/pembuahan Pertumbuhan vegetatif (siwilan, sogolan) Tebu roboh Tebu mati Kerusakan saccarose setelah tebang : Tertinggalnya tebu dalam kebun Waktu tinggal tebu dalam kebun Akibat kerusakan saccarosa adalah berubahnya struktur kimiawiya : C12H22O11(saccarose) + H2O ----Asam C6H12O6 (fruktose) + C6H12O6(glukose) Pengangkutan Tebu Menggunakan Management Cane Yard dengan sistem FIFO (First In First Out) Maksimal waktu tebu dari ditebang samapi digiling adalah 36 jam. (idealnya kurag dari 24jam) STASIUN GILINGAN Merupakan proses pemisahan zat padat dengan zat cair Tujuan : Mengambil nira sebanyak-banyaknya dalam batang tebu dan menekan kehilangan di stasiun gilingan (hilang lewat ampas, atau pengasaman di stasiun gilingan) Neraca Bahan : Tebu + Imbibisi = Nira Mentah + Ampas Kinerja Gilingan : 1. Kapasitas Gilingan 2. HPB I 3. HPB Total 4. ZK (Zat kering) dan % Ampas

5. PSHK 6. Kadar sabut ampas dan pres ampas 200-250kg/cm2 Parameter stasiun gilingan 1 mutu tebu, 2 pengerjaan alat pendahuluan, 3 pres gilingan;4 air imbibisi, 5 rpm gilingan STASIUN PEMURNIAN Neraca bahan : Susu Kapur PROSES Blotong Kandungan Nira mentah: Air dan Pelarut Saccarose dan Glucose Kation Anion Koloid Suplesi Kasar Sifat Nira Mentah : Asam (pH 5,5 -6, sehingga perlu perlakuan Neutralisasi dan Sulfitasi/Pemurnian) Cara pemurnian Nira : 1. Defekasi dengan Produk Gula Merah a. Panas b. Dingin 2. Sulfitasi dengan produk gula putih namun melalui proses defekasi a. Sulfitasi asam b. Sulfitasi netral c. Sulfitasi alkalis 3. Defekasi karsel Sulfitasi 4. Karbonatasi a. Tunggal b. Rangkap c. Sulfitasi karbonatasi Contoh Flowchart Proses Pemurnian Gas SO2 Nira Encer

Nira Mentah

FLOWCHART STASIUN PEMURNIAN PG. DJ ATIROTO

PETI NIRA MENTAH

FLOKULATOR VENTURY FLOWMETER FLASHTANKF

PP I

PETI NIRA TERTIMBANG I II DEFEKATOR III

SULFITATOR PP II BAGACILLO

SINGLE TRAY

MUD MIXER

DSM SCREEN SUBLIMATOR ROTARY SULFUR BURNERROTARY VACCUM FILTER

NIRA TAPIS PETI NIRA JERNIH

SUSU KAPUR

SARINGAN PEMADAM KAPUR PETI SUSU KAPUR

PP III ST. PENGUAPAN BLOTONG

PP (Juice Heater) Mengetahui apakah air condensat mengandung gula dengan Reaksi Sarablom Air+Alfa Naptu+H2SO4 30% dalam tabung reaksi, bila timbul cincin berwarna violet berarti air condensat terkontaminasi. Proses Awal pengoperasian Juice Heater Kontrol semua affleter Pemanasan pendahuluan dengan ube sehingga dicapai suhu + 50-55OC Udara dilonggarkan, untuk menghilangkan uap Nira mentah masuk, affleter pipa udar ditutup Defekator Prinsip : Mengaduk dengan menambah susu kapur (Ca(OH)2) sehingga terjadi penggumpalan PH : 9,5 10,5 Penyediaan KapurPEMADAM KAPURSaringan getar

Defekator Penampung Pengendap Pasir Pengaduk

Kebutuhan CaO = 1,8 2,0 Kui/1000 Kui tebu Sulfitasi Prinsip : Mengaduk dengan menambahkan gas SO2 untuk menstabilkan pH (7,2 7,4) Penyediaan BelerangAir Pendingin O (80 C) Belerang

SulfitasiSO2

Udara Kering

200OC Tobong Belerang

Sublimator S2

Kelembaban Udar Kering 25% Kebutuhan belerang : 58-64 kg / 1000 Kui tebu Penyediaan udara kering untuk tobong belerangCompress or Udara Bebas Udara Kering CaO Ijuk

Proses pembuatan gas SO2 Siapkan udara kering Siapkan air pendingin Siapkan uap panas untuk mencairkan belerang (S) / Melelehkan Flash Tank Fungsi : Merubah arus nira dari turbulen menjadi laminer Menghilangkan gas-gas yang akan mengganggu proses pengendapan Dengan Penambahan Flokulan dan waktu tinggal 1 menit Pengendapan Ada 3 macam : 1. Door Clarifier;memisah nira kotor dngan nira jernih , dengan waktu pengisian 1-1,5 jam 2. Single Tray, dengan waktu pengisian 4-5 jam, dan waktu tinggal 45 menit Memerlukan keajegan giling 3. Halmagis

STASIUN PENGUAPAN Tujuan : Menguapkan air dari nira hasil pemurnian. Sebelum ke penguapan, masuk ke PP III, untuk menaikkan suhu menjadi 110OC, untuk memperingan kerja di stasiun penguapan. Nira masuk Brix 16-17, nira keluar brix 60an (64) Penguapan pada dasarnya ada 2 tahap : 1. Penguapan (Stasiun Penguapan) 2. Kristalisasi (Stasiun Masakan) Skema badan penguapan

Neraca Bahan : ( )

(

)

Pipa Anomia berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas yang mengganggu proses kondensasi Untuk tahap awal, proses vaccum dimulai dari belakang (pompa vaccum) trus ekdepan Condensor BP IVBP IIIBP IIBP I Penutupan affleter : Affleter condensat untuk BP IV, sedang untuk BP III, BP II dan BP I yang ditutup affleter Nira. Faktor tidak tercapainya brix dalam stasiun penguapan : o Ube kurang o Level nira tiap badan terlalu tinggi (> 35%) o Vaccum tiap badan tidak tercapai o Temperatur kurang panas o Terjadi pengerakan di badan o Pengeluaran air condensat tidak lancar.

STASIUN MASAKAN (Kristalisasi) Tujuan untuk mengambil gula dalam bentuk kristal dari nira kental setelah keluar dari st penguapan Proses kristalisasi ada: 1. 4 tingkat ABCD, bila nilai HK > 82 2. 3 tingkat ABD, atau ACD, bila nilai HK