Rawa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nmm

Citation preview

  • 5/26/2018 Rawa

    1/6

    RAWA

    Rawa dapat didefinisikan sebagai daerah bertanah basah yang secara permanen atau temporal

    tergenangi air secara alami karena tidak adanya sistem drainase alami atau letaknya lebih rendah

    dare daerah sekelilingnya. serta mempunyai ciri-ciri khas secara fisik (bentuk permukaan lahan

    yang cekung, kadang-kadang bergambut), kimiawi (derajat keasaman airnya terendah) dan

    biologis (terdapat ikan-ikan rawa, tumbuhan rawa, dan hutan rawa).

    Menurut jenisnya lahan rawa di bagi menjadi rawa pasang surut (RPS) dan rawa non pasang

    surut (RNPS).

    Rawa Pasang Surut

    Rawa Pasang Surut merupakan lahan rawa yang genangannya dipengaruhi oleh pasang surutnya

    air laut. Tingginya air pasang dibedakan menjadi dua, yaitu pasang besar dan pasang kecil.

    Pasang kecil, terjadi secara harian (1-2 kalisehari).

    Jika di tinjau dari jangkauan luapan air pasang, sebagai akibat terjadinya pasang surut air laut,

    lahan rawa dibedakan menjadi empat tipe luapan, yaitu:

    1. Rawa Tipe Luapan A, rawa dalam klasifikasi ini merupakrawa yang selalu terluapi olehair pasang tertinggi karena pengaruh variasi elevasi pasang surut air sungai, baik pasang

    tertinggi saat musim kemarau maupun musim penghujan

    2. Rawa Tipe Luapan B, rawa yang termasuk dalam kategori ini adalah rawa yang kadang-kadang (tidak selalu terluapi) oleh air pasang tinggi karena pasang surut air sungai, paling

    tidak terluapi pada saat musim penghujan;

    3. Rawa Tipe Luapan C, daerah rawa (RPS) dalam kategori ini didefinisikan sebagaidaerah rawa yang tidak pernah terluapi oleh pasang tertinggi karena pengaruh variasi

    elevasi pasang surut air sungai, namun memiliki kedalaman muka air tanah tidak lebih

    dari 50 cm dari permukaan tanah.

    4. Rawa Tipe Luapan D, daerah rawa (RPS) ini adalah rawa yang menuruthirdrotopografinya tidak pernah terluapi oleh air pasang tertinggi karena pengaruh variasi

  • 5/26/2018 Rawa

    2/6

    elevasi pasang surut air sungai, dan memiliki kedalaman air tanah > 50 cm dari

    permukaan tanah.

    Rawa Non Pasang Surut (RNPS)

    Selain rawa pasang surut, terdapat juga rawa non pasang surut (RNPS). RNPS didefinisikan

    sebagai daerah rawa yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Daerah rawa ini

    merupakan lahan tanah berbentuk cekungan dan dalam musim hujan seluruhnya digenangi air.

    Pada musim kemarau, air tersebut berangsur-angsur kering bahkan kadang-kadang ada yang

    kering sama sekali selama masa yang relative sangat singkat (1-2 bulan). Untuk daerah yang

    berada dekat dengan sungai, air yang menggenangi daerah rawa berasal dari luapan sungai

    disekitarnya, dan ada pula daerah rawa yang mudah tenggelam terus menerus akibat hujan

    sebelum melimpahkan airnya ke daerah sekitarnya.

    JENISJENIS RAWA

    Jenis-jenis rawa :

    1. Hutan rawa air tawar, memlliki permukaan tanah yang kaya akan mineral biasanya ditumbuhi hutan lebat

    2. Hutan rawa gambut, terbentuk dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang prosespenguraianya sangat lambat sehingga tanah gambut memiliki kadungan bahan organik

    yang sangat tinggi.

    3. Rawa tanpa hutan, merupakan bagian dari ekosistem dari rawa hutan.namun hanya ditumbuhi tumbuhan kecil seperti semak dan rumput liar indonesia memiliki lebih dari 23

    juta ha rawa.

    Berdasarkan kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup, rawa dibedakan menjadi swamp,

    marsh, bog,dan rawa pasang surut.

    a. Swamp

  • 5/26/2018 Rawa

    3/6

    Lahan basah yang selalu digenangi air dengan jenis tumbuhan yang hidup seperti lumut, rumput-

    rumputan,semak-semak,dan tumbuhan jenis pohon.

    b. Marsh

    Seperti swamp, tetapi tumbuhannya didominasi oleh jenis lumut-lumutan, rumput-rumputan, dan

    alang-alang.

    c. Bog

    Lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, sedangkan di dalam tanah bersifat basah

    dan jenuh air. Genangan yang dangkal hanya terlihat di beberapa tempat.

    d. Rawa pasang surut

    Rawa pasang surut ini, sumber airnya berasal dari pasang surut air laut. Tumbuhan yang hidup

    subur di jenis rawa pasang surut adalah bakau. Di Indonesia, luas rawa di perkirakan lebih dari

    23 juta hektare. Hutan rawa memiliki manfaat bagi manusia maupun lingkungan di sekitarnya.

    http://henggarrisa.wordpress.com/2012/11/29/sekilas-tentang-rawa/

    Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    1) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dantidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.

    2) Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuhtumbuhan)yang hidup.

    3) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.

    http://henggarrisa.wordpress.com/2012/11/29/sekilas-tentang-rawa/http://henggarrisa.wordpress.com/2012/11/29/sekilas-tentang-rawa/http://henggarrisa.wordpress.com/2012/11/29/sekilas-tentang-rawa/
  • 5/26/2018 Rawa

    4/6

    Sedangkan rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya

    yaitu:

    1) Airnya tidak terlalu asam.2) Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa

    seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.

    3) Dapat diolah menjadi lahan pertanian.http://tryswid.blogspot.sg/2010/11/mengenal-rawa-rawa.html

    Komponen Ekosistem Rawa

    Komponen pembentuk ekosistem rawa ini terdiri dari abiotik dan biotik. Abiotik atau komponen

    tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang berupa medium atau substrat tempat

    berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat hidup. Komponen abiotik dapat berupa suhu,

    air, garam, cahaya matahari, tanah dan batu, serta iklim. Komponen biotik atau disebut dengan

    komponen hidup adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen

    abiotik (tidak bernyawa). Misalnya pada perairan rawa lebak lebung di Sumatera Selatan

    terdapat ikan nila (Oreochromis niloticus), betok (Anabas testudineus), sepat siam (Trichogaster

    pectoralis), gabus (Channa striata), ikan lele (Clarias spp), belut (Monopterus albus), dan

    berbagai jenis vegetasi air dari familia Graminae dan berbagai jenis pepohonan besar yang

    merupakan sumberdaya hayati yang sangat menentukan kehidupan hewan-hewan air (Irwan

    1997).

    Berdasarkan, peran dan fungsinya, makhluk hidup dalam ekosistem air rawa ini dibedakanmenjadi tiga macam, yaitu autotrof, heterotrof, dan decomposer.Autotrof merupakan komponen

    produsen yang terdiri dari organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dari bahan

    organik dengan bantuan energi seperti sinar matahari dan bahan kimia. Autotrofberperan sebagai

    produsen. Pada ekositem rawa ini yang tergolong autotrof adalah tumbuhan berklorofil seperti

    gulma dan eceng gondok. Heterotrof adalah komponen yang terdiri dari organisme yang

    http://tryswid.blogspot.sg/2010/11/mengenal-rawa-rawa.htmlhttp://tryswid.blogspot.sg/2010/11/mengenal-rawa-rawa.htmlhttp://tryswid.blogspot.sg/2010/11/mengenal-rawa-rawa.html
  • 5/26/2018 Rawa

    5/6

    memanfaatkan bahanbahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya.

    Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro karena makanan yang dimakan berukuran

    lebih kecil. Golongan heterotrof adalah manusia, hewan, jamur dan mikroba. Dekomposer atau

    disebut juga pengurai adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari

    organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan

    melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.

    Golongan pengurai pada ekosistem ini adalah bentos yang berupa cacing darah atau larva

    chironomid (Susanto 2000).

    Penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos tidak jauh berbeda dengan komponen biotik

    lainnya yaitu ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan seperti

    pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, warna, kekeruhan atau kecerahan dan suhu air. Sifat

    kimia perairan antara lain, kandungan gas terlarut, bahan organik, pH, kandungan hara dan faktor

    biologi yang berpengaruh adalah komposisi biotik jenis hewan dalam perairan diantaranya

    adalah produsen yang merupakan sumber makanan bagi hewan bentos dan hewan predator yang

    akan mempengaruhi kelimpahan bentos penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos

    ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan (Irwan 1997).

    Menurut penelitian tentang plankton di Rawa pening menyebutkan bahwa fitoplankton lebih

    banyak ditemukan di bagian permukan dan tengah . hal ini karena fitoplankton suka terhadapcahaya untuk proses fotosintesis. Sedangkan zooplankton lebih banyak ditemukan pada semua

    kedalaman air, karena mereka memiliki kemampuan untuk bergerak. Organisme di Rawa pening

    misalnya Caridina laevis Heller (Udang air tawar) dan ikan nila. Pertumbuhan ikan misalnya

    sangat tergantung pada ketersediaan pakannya khususnya pakan alami. Pakan alami merupakan

    pakan hidup bagi larva ikan yang mencakup fitoplankton, zooplankton, perifiton, dan bentos

    (Arika 2005).

    Pada ekosistem ini, maka terbentuklah suatu rantai makanan. Rantai makanan adalah peristiwamakan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada

    makhluk hidup yang berperan sebagai konsumen, dan produsen. Rantai makanan ini dimulai dari

    gulma atau lumut sebagai peghasil atau produsen yang dapat dimakan oleh komponen heterotrof

    berupa ikan nila. Pakan Alami dapat mempercepat pertumbuhan ikan nila, seperti pitoplankton

    dan zooplankton. Selain itu ikan nila adalah jenis ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora).

  • 5/26/2018 Rawa

    6/6

    Komponen heterotrof yang mati diuraikan oleh dekomposer yang ada di air tawar berupa cacing

    dengan bantuan sinar matahari membentuk komponen baru autotrof seperti gulma. Keberadaan

    dekomposer sangat penting dalam ekosistem. Hewan atau tumbuhan yang telah mati akan

    diuraikan oleh dekomposer dan dikembalikan ke tanah menjadi unsur hara (zat anorganik) yang

    penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Aktivitas pengurai juga menghasilkan gas karbondioksida

    yang penting bagi fotosintesis. Proses rantai makanan ini selalu berjalan untuk mempertahankan

    kehidupan pada ekositem air rawa. Akan tetapi, siklus dalam rantai makanan dapat berjalan

    seimbang apabila semua komponen tersedia. Apabila salah satu komponen didalamnya tidak ada

    maka akan terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan dalam rantai makanan tersebut

    (Susanto 2000).

    Dafpus

    Arika, Y. 2005. Rawapening dan Berubahnya Ekosistem. http://www.Kompas.com/kompas-cetak/0505/27/tanah air/1767459.html. [27 Maret 2011].

    Irwan D. 1997. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem & KomunitasLingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

    Susanto P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.