Upload
hoangdiep
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh siswa sebagai anak didik khususnya pada proses belajar
mengajar.
Seseorang tidak pernah lepas dari bermacam hal yang dipengaruhinya,
baik itu datang dari dalam individu maupun dari luar individu itu sendiri. Karena
dalam proses belajar mengajar seseorang akan senantiasa berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya, dimana interaksi tersebut dapat membawa pengaruh yang
positif dan negatif pada proses belajar siswa
Dalam hal ini pengaruh positif dan negatif tersebut akan mempengaruhi
tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar. Pengaruh
positif itu yang diharapkan, karena akan dapat mendorong siswa untuk belajar
dengan baik guna mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan pengaruh negatif akan
menjadi penghambat bagi siswa dalam mencapai tujuan pendidikan atau dalam
kata lain siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar
Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih peserta didik, jika mereka
dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan dan
gangguan. Namun ancaman, hambatan, dan gangguan dapat juga dialami oleh
peserta didik. Dalam pencapaian prestasi belajar, siswa tidak terlepas dari masalah
dan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh masing-masing siswa dan masing-
masing sekolah berbeda-beda.
Masalah-masalah dan tingkat kesulitan ini yang pada akhirnya masing
sekolah berbeda-beda. Masalah-masalah dan tingkat kesulitan ini yang pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengajaran yang
selanjutnya mempengaruhi prestasi belajar siswa.
iii
1.2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang di atas kita dapat membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian kesulitan belajar?
2. Bagaimana ciri anak didik yang mengalami kesulitan belajar?
3. Apa faktor penyebab kesulitan belajar?
4. Bagaimana cara mengenali anak didik yang mengalami kesulitan belajar?
5. Apa solusi untuk masalah kesulitan belajar?
1.3 Tujuan
Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan dari pendidikan ialah membentuk
manusia supaya sehat, cerdas, baik budi pekerti nya dan sebagainya.
Sebuah sekolah atau lembaga pendidikan di katakan berhasil apabila
anak didik berprestasi atau menimbulkan kemajuan dan perkembangan yang pesat
terhadap sekolah maupun pada diri anak didik itu sendiri. Maka dari itu seorang
hendaknya membantu apabila ada anak didiknya mengalami kesulitan dalam
belajar agar program belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah mengenai “kesulitan belajar” ini adalah:
1. Mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan kesulitan belajar,
sekaligus mengetahui bagaimana cara penyelesaiannya.
2. Mengetahui ciri-ciri anak yang sedang mengalami masalah kesulitan dalam
belajar dan mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasinya.
iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini
pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik.
Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya itulah yang disebut dengan "Kesulitan Belajar".
Disetiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti memiliki anak
didik yang ber kesulitan belajar. Masalah yang satu ini tidak hanya dirasakan oleh
sekolah modern di perkotaan saja, tapi juga dimiliki oleh sekolah tradisional di
pedesaan dengan segala keminiman dan kesederhanaan nya. Hanya yang
membedakannya pada sifat jenis, dan faktor penyebabnya.
Setiap kali kesulitan belajar anak didik yang satu dapat diatasi tetapi pada
waktu yang lain muncul lagi kasus kesulitan belajar anak didik yang lain. Tetapi
disadari atau tidak belajar datang pada anak didik.
Kesulitan belajar merupakan problem yang nyaris dialami oleh semua
siswa. Kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi dalam suatu proses belajar
yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar.
Kesulitan belajar mencakup pengertian yang luas dan termasuk hal-hal di
bawah ini:
1. Learning Disorder adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu
karena timbulnya respon yang bertentangan.
2. Learning Disabilities adalha ketidakmampuan seseorang yang mengacu pada
gejala dimana anak tidak mampu tidak mampu belajar, sehingga hasil
belajarnya di bawah potensi intelektualnya.
3. Learning Disfunction adalah gejala yang menunjukkan dimana proses
belajar mengajar seseorang tidak berfungsi dengan baik meskipun pada
dasarnya tidak ada tanda-tanda sub normalitas mental, gangguan alat indera
atau gangguan psikologis lainnya.
iii
4. Underachiever adalah mengacu pada anak-anak yang memiliki potensi
intelektual diatas normal tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
5. Slow Learner adalah anak yang lambat dalam proses belajarnya sehingga
membutuhkan waktu yang lebih banyak.
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Seringkali kita mendengar masalah atau keluhan tentang kesulitan yang
dialami anak-anak dan remaja dalam menghadapi dan mengikuti pelajaran di
sekolah, baik secara lisan, tulisan ataupun tugas-tugas yang perlu dilaksanakan.
Masalah keluhan itu timbul bukan semata-mata sebagai suatu reaksi spontan
terhadap suatu keadaan, akan tetapi biasanya mulai dirasakan sebagai akibat dari
suatu peristiwa yang kadang-kadang sudah berlangsung lama atau berlarut-larut.
Pada anak-anak dan remaja yang mengalami masalah sekolah, biasanya
terdapat keluhan-keluhan umumnya sebagai berikut :
1. Tidak ada minat terhadap pelajaran dan bersikap acuh tak acuh.
2. Prestasi sekolah menurun atau tidak ada kemajuan sama sekali.
3. Timbulnya sikap-sikap atau tingkah laku yang tidak diinginkan.
Banyak sudah para ahli yang mengemukakan faktor-faktor penyebab
kesulitan belajar dengan sudut pandang mereka masing-masing. Ada yang
meninjau dari sudut intern anak didik dan ekstern anak didik.
1. Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri)
a. Sebab yang bersifat fisik
1) Karena sakit
2) Karena kurang sehat
3) Sebab karena cacat tubuh (ringan/serius)
b. Sebab-sebab kesulitan belajar karena rohani
Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Faktor
rohani meliputi antara lain:
1) Inteligensi
2) Bakat (potensi/Kecakapan dasar yang di bawa sejak lahir)
3) Minat
iii
4) Motivasi
5) Kesehatan mental.
2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri/lingkungan)
Faktor ekstern anak didik yang tidak mendukung aktivitas belajar
anak didik. Faktor lingkungan ini meliputi:
a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama.
Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk
faktor ini antara lain:
1) Faktor orang tua
2) Suasana rumah/keluarga
3) Keadaan ekonomi keluarga (miskin/kaya)
b. Lingkungan perkampungan/masyarakat
1) Teman bergaul
2) Lingkungan tetangga
3) Aktivitas dalam masyarakat
Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor anak didik meliputi gangguan atau
kekurangmampuan psiko-fisik anak didik. Yakni berikut ini:
1. Yang bersifat kognitif (ranah cipta)
2. Yang bersifat afektif (ranah rasa)
3. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa)
Selain faktor-faktor diatas ada pula faktor-faktor lain yang juga
menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Faktor-faktor itu di pandang sebagai
faktor khusus, misalnya sindrom psikologi berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar). Syndrom (syndrome) berarti satuan gejala yang
muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan belajar
anak didik.
Jika sudut pandang diarahkan pada aspek lainnya maka faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar anak didik dapat di bagi menjadi faktor anak didik,
sekolah, keluarga, dan masyarakat sekitar.
iii
2.3 Langkah-Langkah Mengenali Anak Didik yang Mengalami Kesulitan
Belajar
Seperti yang telah dijelaskan bahwa anak didik yang mengalami
kesulitan belajar adalah anak didik yang tidak dapat belajar secara wajar
disebabkan adanya ancaman hambatan, ataupun gangguan dalam belajar sehingga
menampakkan gejala-gejala yang bisa di amati oleh orang lain guru ataupun orang
tua.
Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar misalnya:
1. Menunjukkan prestasi yang rendah/di bawah rata-rata yang di capai oleh
kelompok kelas.
2. Hasil yang di capai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal anak
didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura,
dusta dan lain-lain
5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti mudah tersinggung, murung,
pemarah, bingung dan lain-lain.
6. Anak didik mendapatkan penurunan yang drastis dari prestasi yang diperoleh
sebelumnya.
7. Anak didik sering tidak masuk tanpa keterangan.
8. Anak sering meninggalkan pelajaran tanpa alas an atau bolos.
Dari semua gejala yang tampak itu guru bisa menginterpretasi atau
memprediksi bahwa anak kemungkinan mengalami kesulitan belajar. Atau bisa
juga dengan cara lain, yaitu penyelidikan dengan cara observasi, interview,
dokumentasi, atau tes diagnostik.
2.4 Mengidentifikasi Kasus Kesulitan Belajar
Dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar tidak bisa diabaikan
dengan kegiatan mencari faktor-faktor yang di duga sebagai penyebabnya. Karena
itu, mencari sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab
penyerta lainnya mutlak dilakukan secara akurat, afektif dan efisien.
iii
Secara garis besar langkah-langkah yang perlu di tempuh dalam rangka
usaha mengatasi kesulitan belajar anak didik dapat dilakukan melalui:
1. Pengumpulan data
Menurut Sam Isbani dan R. Isbani dalam pengumpulan data dapat
dipergunakan berbagai metode di antaranya:
a. Kunjungan rumah
b. Meneliti pekerjaan anak
c. Tugas kelompok/melaksanakan tes
2. Pengolahan data
Dalam pengolahan data, langkah yang dapat di tempuh antara lain:
a. Identifikasi kasus
b. Membandingkan antar kasus
c. Membandingkan dengan hasil tes
d. Menarik kesimpulan
3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari
pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya).
b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab
kesulitan belajar.
c. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar dan
sebagainya.
4. Prognosis
Prognosis artinya "ramalan" apa yang telah di tetapkan dalam tahap
diagnosis. Keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis dilakukan
kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang
harus diberiukan kepada naka untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar
5. Treatment
Treatment adalah perlakuan, maksudnya pemberian bantuan kepada
anak didik yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah
di susun pada tahap prognosis.
iii
6. Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang
telah diberikan berhasil dengan baik artinya ada kemajuan yaitu anak dapat
dibantu keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar atau gagal sama sekali.
Agar tidak terjadi kesalahan pengertian disini perlu ditegaskan bahwa
pengecekan kembali hanya dilakukan bila terjadi kegagalan treatment
berdasarkan evaluasi secara teoritis, langkah-langkah yang perlu di tempuh
antara lain:
a. Re-diagnosis
b. Re-prognosis
c. Re-treatment
d. Re-evaluasi
Begitu seterusnya sampai benar-benar dapat berhasil mengatasi
kesulitan belajar anak yang bersangkutan.
2.5 Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala
usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan
belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta
cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif
(penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan
informasi yang seobyektif mungkin.
Jenis dan tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa tidak sama karena
secara konseptual berbeda dalam memahami bahan yang dipelajari secara
menyeluruh. Perbedaan tingkat kesulitan ini bisa disebabkan tingkat pengusaan
bahan sangat rendah, konsep dasar tidak dikuasai, bahkan tidak hanya bagian yang
sulit tidak dipahami, mungkin juga bagian yang sedang dan mudah tidak dapat
dukuasai dengan baik.
Langkah-Langkah Tindakan Diagnosa Menurut C. Ross dan Julian
Stanley, langkah-langkah mendiagnosis kesulitan belajar ada tiga tahap, yaitu :
iii
1. Langkah-langkah diagnosis yang meliputi aktifitas, berupa a. Identifikasi kasus. b. Lokalisasi jenis dan sifat kesulitan c. Menemukan faktor penyebab baik secara internal maupun eksternal
2. Langkah prognosis yaitu suatu langkah untuk mengestimasi (mengukur), memperkirakan apakah kesulitan tersebut dapat dibantu atau tidak.
3. Langkah Terapi yaitu langkah untuk menemukan berbagai alternatif kemungkinan cara yang dapat ditempuh dalam rangka penyembuhan kesulitan tersebut yang kegiatannya meliputi antara lain pengajaran remedial, transfer atau referal.
Kemampuan yang Harus Dimiliki Konselor .Berkait dengan perannya sebagai seorang konselor, tiap individu konselor harus memiliki kemampuan yang profesional yaitu mampu melakukan langkah-langkah :1. Mengumpulkan data tentang siswa 2. Mengamati tingkah laku siswa 3. Mengenal siswa yang memerlukan bantuan khusus 4. Mengadakan komunukasi dengan orang tua siswa untuk memperoleh
keterangan dalam pendidikan anak. 5. Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga yang terkait untuk membantu
memecahkan masalah siswa 6. Membuat catatan pribadi siswa 7. Menyelenggarakan bimbingan kelompok ataupun individual 8. Bekerjasama dengan konselor yang lain dalam menyusun program bimbingan
sekolah 9. Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah
Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Secara umum, prosedur bimbingan belajar dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut1. Identifikasi kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni :
iii
a. Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua
siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan
siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.
b. Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh
keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa.
Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas
pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan
ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
c. Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang
menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya.
Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan
tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil
pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai
tindak lanjutnya.
d. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa
diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi
siswa.
e. Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa
yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosial
2. Identifikasi Masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik
kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar
Mengajar, permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek : (a) substansial
– material; (b) struktural – fungsional; (c) behavioral; dan atau (d) personality.
Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah mengembangkan
suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat
Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi
lokasi kesulitan yang dihadapi siswa, seputar aspek : (a) jasmani dan
kesehatan; (b) diri pribadi; (c) hubungan sosial; (d) ekonomi dan keuangan; (e)
karier dan pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai dan moral;
(h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu
senggang.
iii
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor
penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam
konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor yang penyebab kegagalan
belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya.
W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian faktor – faktor yang mungkin
dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar siswa, yaitu : (a) faktor
internal; faktor yang besumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti :
kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap
serta kondisi-kondisi psikis lainnya; dan (b) faktor eksternal, seperti :
lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan
lingkungan sosial dan sejenisnya.
4. Prognosis
Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami
siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif
pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan
menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses mengambil
keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi
kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja
sama menangani kasus – kasus yang dihadapi.
5. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)
Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan
dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan
kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat
dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika
permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam
dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas
hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.
6. Evaluasi dan Follow Up
Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan
masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat
seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap
pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
iii
Berkenaan dengan evaluasi bimbingan, Depdiknas telah memberikan
kriteria-kriteria keberhasilan layanan bimbingan belajar, yaitu :
1. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh siswa berkaitan dengan
masalah yang dibahas;
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan, dan
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan
layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah
yang dialaminya.
Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003)
mengemukakan beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas layanan yang
telah diberikan, yaitu apabila:
1. Siswa telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.
2. Siswa telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
3. Siswa telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan
masalahnya secara obyektif (self acceptance).
4. Siswa telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).
5. Siswa telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
6. Siswa mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan,
mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional.
7. Siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha – usaha perbaikan dan
penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan
dan keputusan yang telah diambilnya
iii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan makalah ini
adalah:
1. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar
secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam
belajar
2. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar pada anak didik yaitu faktor intern
(faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) dan faktor ekstern (faktor dari luar
diri/lingkungan)
3. Cara mengenal anak didik yang mengalami kesulitan belajar'
a. Menunjukkan prestasi belajar yang rendah
b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar
d. Menunjukkan sikap yang kurang wajar
e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan.
4. Usaha mengatasi kesulitan belajar pada anak didik yaitu:
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan data
c. Diagnosis
d. Prognosis
e. Treatment
f. Evaluasi.
3.2 Saran
1. Bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar hendaknya bertanya kepada
teman ataupun guru.
2. Bagi para guru atau pengajar harus lebih memahami karakteristik anak- anak
didiknya sehingga para siswa lebih mudah memahami pelajaran
iii
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin, (2003), Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Prayitno dan Erman Anti, (1995), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : P2LPTK Depdikbud
Prayitno (2003), Panduan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(1995), Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum (SMU) Buku IV, Jakarta : IPBI
Winkel, W.S. (1991), Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta: Gramedia
iii
MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
“MASALAH KESULITAN BELAJAR”
Oleh:
Marlinda Indah Eka Budiarti 09320004
Aris Hanafi 09320012
Ummi Laila Nurjannah 09320044
Sito Hayutasaqo 09320045
JURUSAN MATEMATIKA DAN KOMPUTASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2010
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullillah kita hanturkan kehadirat Allah SWT, yang masih
memberikan hidayah dan innayah-NYA, sehingga dengan ikhtiar dan do’a yang
selama ini saya panjatkan, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan hasil
yang memuaskan. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini merupakan salah satu syarat
untuk melengkapi tugas dari mata kuliah “Belajar dan Pembelajaran”. Kita
sebagai penulis makalah ini sangatlah menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, mohon kritik dan saran sehingga makalah ini dapat lebih
sempurna lagi.
Di dalam penyusunan makalah ini, kami sering mengalami kesulitan dan
hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, sangat tepatlah bila penyusun pada kesempatan kali ini
untuk menyampaikan terima kasih atas jasa baik yang selama ini penyusun terima,
baik nasehat, petunjuk serta bimbingan dan saran yang berupa apapun sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Rasa terima kasih ini kami sampaikan
kepada :
1. Allah SWT yang memberikan segala curahan nikmat-NYA sehingga kami bisa
menyelesaikan kewajiban – kewajiban yang kami emban dengan penuh
keikhlasan dan tanggung jawab.
2. Kepada Ayah dan Ibu yang selalu mendo’akan kami.
3. Kepada Ibu Dyah Worowirastri Ekowati,Spd selaku dosen mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar .................................................... 3
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar .............................. 4
2.3 Langkah-Langkah Mengenali Anak Didik yang Mengalami
Kesulitan Belajar ...................................................................... 6
2.4 Mengidentifikasi Kasus Kesulitan Belajar ............................... 6
2.5 Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar .................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 13
3.2 Saran ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
iii