34
A. Definisi Simptomatologi Simptomatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala. Simptomatologi gangguan jiwa berarti ilmu yang mempelajari gejala-gejala gangguan jiwa. Dalam kerja psikiatri (ilmu tentang cara pengobatan jiwa yang sakit), mempelajari gejala-gejala sangat penting artinya. Tidak saja untuk menentukan atau mengklasifikasikan gangguan yang dialami penderita, tetapi yang lebih penting adalah untuk mengidentifikasi sebab-sebab dari gangguan tersebut (etiologi). a) Sindrom Sindrom/sindroma adalah kumpulan gejala yang membedakan antara penyakit atau gangguan yang satu dengan yang lain. Misalnya ada sejumlah gejala (a,b,c). Ketiga gejala tersebut dapat dipahami tentang adanya penyakit tertentu. Jadi sifatnya khas dan menunjukkan suatu penyakit tertentu. b) Sign Sign adalah gejala-gejala yang dapat diobservasi (observable) dan pada umumnya bersifat objektif (mengenai fisik). c) Simptom Simptom adalah gejala-gejala yang tidak dapat diobservasi (unobservable) oleh orang lain, tetapi mungkin merupakan gejala bagi orang yang bersangkutan.

refarat jiwa simtomatologi

  • Upload
    oviamoi

  • View
    357

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

simtomstologi

Citation preview

Page 1: refarat jiwa simtomatologi

A. Definisi Simptomatologi

Simptomatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala.

Simptomatologi gangguan jiwa berarti ilmu yang mempelajari gejala-gejala gangguan

jiwa. Dalam kerja psikiatri (ilmu tentang cara pengobatan jiwa yang sakit),

mempelajari gejala-gejala sangat penting artinya. Tidak saja untuk menentukan atau

mengklasifikasikan gangguan yang dialami penderita, tetapi yang lebih penting

adalah untuk mengidentifikasi sebab-sebab dari gangguan tersebut (etiologi).

a) Sindrom

Sindrom/sindroma adalah kumpulan gejala yang membedakan antara penyakit

atau gangguan yang satu dengan yang lain. Misalnya ada sejumlah gejala (a,b,c).

Ketiga gejala tersebut dapat dipahami tentang adanya penyakit tertentu. Jadi

sifatnya khas dan menunjukkan suatu penyakit tertentu.

b) Sign

Sign adalah gejala-gejala yang dapat diobservasi (observable) dan pada umumnya

bersifat objektif (mengenai fisik).

c) Simptom

Simptom adalah gejala-gejala yang tidak dapat diobservasi (unobservable) oleh

orang lain, tetapi mungkin merupakan gejala bagi orang yang bersangkutan. Jadi

sifatnya subjektif, karena itu harus ditanyakan kepada yang bersangkutan.

d) Gejala primer primer & sekunder

Gejala primer dan sekunder dibedakan atas urutan munculnya gejala. Gejala

primer adalah gejala pertama yang dialami oleh seseorang, sedangkan gejala

sekunder gejala yang muncul kemudian. Misalnya seorang penderita insomnia

(sulit tidur) kemudian diikuti munculnya halusinasi. Ini berarti insomnia adalah

gejala primer dan halusinasi adalah gejala sekunder.

e) Gejala dasar dan gejala tambahan

Gejala dasar adalah gejala-gejala yang ada dalam tiap gangguan tertentu, terutama

setelah gangguan tersebut mencapai intensitas tertentu, atau gejala utama dari

suatu gangguan tertentu. Gejala ini penting untuk kepentingan diagnosis

Page 2: refarat jiwa simtomatologi

sedangkan gejala tambahan adalah gejala-gejala yang belum tentu ada pada setiap

gangguan. Misalnya pada penderita skizophrenia, maka gejala dasarnya adalah

kerancuan pikiran, sedang gejala tambahannya dapat berupa halusinasi, ilusi, dan

sebagainya yang mungkin berbeda untuk setiap penderitanya.

f) Gejala organogenik dan gejala psikogenik

Perbedaan gejala ini berdasarkan pada asal atau sebabnya. Gejala organogenik

adalah gejala-gejala yang muncul sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi

organik. Sedangkan gejala psikogenik adalah gejala-gejala yang muncul dan

berasal dari adanya gangguan-gangguan dalam fungsi psikologis yang terutama

berakar pada alam kesadarannya. Misalnya, seseorang yang pusing karena banyak

pikiran, merupakan gejala psikogenik. Sedangkan orang yang pusing karena

keracunan makanan adalah gejala organogenik, sekalipun gejala yang

ditampakkan bersifat kejiwaan.

g) Gejala prodomal dan residual

Gejala prodomal adalah gejala-gejala yang ditunjukkan sebelum sakit, pada awal

sakit atau selama fase sakit. Sedangkan gejala residual adalah gejala-gejala yang

ditunjukkan sesudah fase sakit.

B. Beberapa macam-macam simtomatologi psikiatri antara lain :

1. Kesadaran

Persepsi yangg dimodifikasi oleh emosi dan pikiran diri seseorang, sensorium

sering di identikkan dengan kesadaran sensorium kearah kognitif.

a. Gangguan Kesadaran/ Conciousness

Jenis-jenis gangguan kesadaran:

1) Disorientasi, yaitu kesadaran pemahaman diri dalam lingkungan atau

gangguan orientasi waktu, tempat, orang dan situasional.

2) Pengaburan kesadaran, yaitu kejernihan ingatan yang tidak lengkap disertai

gangguan persepsi dan sikap.

Page 3: refarat jiwa simtomatologi

3) Stupor, yaitu hilangnya reaksi ketidaksadaran terhadap lingkungan

sekelilingnya seperti orang yang tertidur lelap dimana ingatan, orientasi

dan pertimbangannya sudah hilang. Bila dirangsang hanya sedikit

memberikan respon, dengan tidak acuh atau dengan membuka mata

sebentar kemudian tidur lagi.

4) Delirium, yaitu kebingungan, kegelisahan reaksi disorientasi yang disertai

rasa`takut dan halusinasi.

5) Twilight state, yaitu keadaan remang, gangguan kesadaran dengan

halusinasi.

6) Dream like state, yaitu keadaan mimpi, gangguan kesadaran pada epilepsi

psikomotor.

7) Somnolen yaitu kesadaran rendah sebelum koma seperti orang tidur, tidak

acuh terhadap sekelilingnya namun masih bereaksi terhadap rangsangan

yang kuat.

8) Koma vigil, yaitu pasien tertidur tetapi dapat dibangunkan, mutisme

akinetik.

9) Koma yaitu penurunan derajat kesadaran berat dan sudah tidak ada reaksi

terhadap rangsangan yang kuat.

b. Gangguan Atensi/Perhatian

Jenis-jenis gangguan atensi/perhatian:

1) Atensi/Perhatian, yaitu usaha yangg dilakukan untuk memusatkan pada

bagian tertentu dari pengalaman; kemampuan untuk tetap memfokuskan

perhatian pada`suatu aktifitas; kemampuan untuk berkonsentrasi.

2) Distrakbilitas, yaitu ketidakmampuan mengarahkan/memusatkan perhatian

dirinya, perhatian mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak

berarti. Biasanya ditemukan pada pasien ADHD.

3) Inatensi Selektif, yaitu hambatan atensi/perhatian karena ada hal-hal yang

menimbulkan kecemasan.

Page 4: refarat jiwa simtomatologi

4) Hipervigilensi/Kewaspadaan berlebih, yaitu perhatian atau konsentrasi yang

berlebih-lebihan, sehingga lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi

pada pasien paranoid dan cemas.

5) Trance/Keadaan tidak sadarkan diri, yaitu tidak sadarkan diri karena

perhatian terpusat dan kesadaran berubah; biasanya terlihat pada hipnosis,

gangguan disosiatif, & pengalaman religius yang luar biasa.

c. Gangguan Sugestibilitas.

Kepatuhan dan respon yang tidak kritis terhadap gagasan atau pengaruh.

1) Folie a deux (folie`a trois), yaitu penyakit emosional yang berhubungan

pada dua orang atau lebih, salah satu orang paranoid yang lain akan

menjadi paranoid.

2) Hipnosis, yaitu modifikasi kesadaran yang diinduksi secara buatan yang

ditandai dengan peningkatan sugestibilitas.

2. Emosi

Suatu komplek keadaan perasaan dengan komponen psikis, somatik dan

perilaku yang berhubungan dengan afek dan mood.

a. Afek

Ekspresi emosi yang terlihat pemeriksa.

1) Afek yang sesuai (appropiate affect), yaitu irama emosi harmonis dengan

gagasan pikiran atau pembicaraan yang menyertai; afek yangg luas dan

penuh dimana rentang emosional yang lengkap diekspresikan secara

sesuai.

2) Afek tidak sesuai (inappropiate affect), yaitu ketidakharmonisan antara

irama perasaan emosional dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang

menyertainya.

3) Afek tumpul (blunted affect) yaitu manifestasi penururan afek yang berat

pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan keluar. Afek/emosinya

datar, tumpul, atau dingin.

Page 5: refarat jiwa simtomatologi

4) Afek terbatas (restricted affect), yaitu penurunan intensitas irama perasaan

tidak separah afek tumpul.

5) Afek datar (flat affect), yaitu tidak ada ekspresi afek; suara yang monoton;

wajah tidak ada mimik.

6) Afek labil (labile affect), yaitu perubahan irama afek cepat dan tiba-tiba

yang tidak berhubungan dengan stimuli eksternal.

b. Mood

Emosi yang meresap dan dipertahankan, dialami secara subjektif,

dilaporkan pasien dan terlihat orang lain.

1) Mood disforik, yaitu perasaan yang tidak menyenangkan, sedih, merasa

bersalah dan marah.

2) Mood eutimik, yaitu mood rentang normal atau perasaan yang wajar.

3) Mood meluap-luap (expansive mood), yaitu ekspresi perasaan seseorang

tanpa pembatasan; sering kali dengan penilaian yang berlebih terhadap

kepentingan atau makna seseorang.

4) Mood irritabel (irritrable mood), yaitu perasaan yang mudah dibuat

marah atau diganggu dan mudah tersinggung.

5) Mood meninggi (elevated mood), yaitu mood yang lebih ceria dari

biasanya dengan suasana keyakinan dan senang.

6) Euforia, yaitu mood yang elasinya kuat disertai rasa kebesaran.

7) Ectasy, yaitu mood yang gembira luar biasanya disertai rasa gairah yang

tinggi.

8) Mood depresi, yaitu perasaan sedih yang psikopatologis ataupun tertekan.

9) Anhedonia, yaitu mood yang rendah disertai hilangnya minat dan

menarik diri dari semua aktifitas rutin dan menyenagkan, biasanya

disertai depresi.

10) Aleksitemia, yaitu seseorang tak mampu atau sulit menggambarkan atau

menyadari mood dan emosinya.

Page 6: refarat jiwa simtomatologi

c. Emosi yang lain

1) Kecemasan, yaitu perasaan ketakutan disebabkan oleh dugaan bahaya

yang mungkin berasal dari luar atau dalam dirinya.

2) Kecemasan yang mengambang (free floating anxiety), yaitu rasa takut

yang meresap dan tidak terpusatkan yang tidak berhubungan dengan

gagasan.

3) Ketakutan, yaitu kecemasan oleh adanya bahaya yang dikenal secara

sadar dan realistik.

4) Agitasi, yaitu kecemasan berat yang disertai ketegangan dan kegelisahan

motorik.

5) Ketegangan (Tension), yaitu peningkatan aktivitas motorik dan

psikologis yang tidak menyenangkan.

6) Panik, yaitu puncak kecemasan; serangan kecemasan akut episodik dan

kuat disertai perasaan takut`dan disertai pelepasan otonomik.

7) Apati, yaitu irama emosi yang tumpul disertai ketidak-acuhan terhadap

lingkungannya.

8) Abreaksional, yaitu pelepasan/pelimpahan emosional setelah mengingat

pengalaman yang menakuntukan.

9) Ambivalensi, yaitu terdapat dua impuls/gagasan datang secara bersama

pada orang dan waktu yang sama.

10) Rasa malu, yaitu kegagalan membangun pengharapan diri.

11) Rasa bersalah, yaitu emosi sekunder karena melakukan sesuatu yang

dianggap salah.

d. Gangguan psikologis berhubungan dengan mood.

Suatu tanda disfungsi somatik (biasanya otonomik) pada seseorang dan sering

berhubungan dengan depresi dan juga disebut tanda vegetatif.

1) Anoreksia, yaitu hilangnya atau menurunnya nafsu makan.

2) Hiperfagia, yaitu meningkatnya nafsu makan dan asupan makan.

Page 7: refarat jiwa simtomatologi

3) Insomnia, yaitu hilangnya atau menurunnya kemampuan untuk tidur

(early, midle dan late insomia).

4) Hiperinsomnia, yaitu tidur yang berlebihan.

5) Variasi diurnal, yaitu mood yang secara teratur berubah, terburuk saat

bangun tidur dan membaik pada siang hari.

6) Penururan libido, yaitu menurunnya minat, dorongan dan daya seksual

(saat depresi atau meningkat saat pada manik).

7) Konstipasi, yaitu ketidakmampuan atau kesulitan untuk defekasi.

3. Konasi/Perilaku Motorik.

Aspek jiwa dimana impuls, motivasi, harapan, dorongan, insting dan idaman

diekspresikan oleh perilaku dan atau aktivitas motorik seseorang.

1) Ekopraksi, yaitu peniruan gerakan yang patologis oleh seseorang dari orang

lain.

2) Katatonia, yaitu kelainan motorik oleh karena faktor psikogenik.

a) Katalepsi, yaitu suatu posisi tidak bergerak dan dipertahankan terus-

menerus.

b) Agitasi katatonik/furor katatonik, yaitu aktifitas motorik yang teragitasi,

tidak bertujuan dan tidak disebabkan oleh stimuli eksternal.

c) Rigiditas katatonik, yaitu penerimaan posisi atau postur tubuh yang kaku,

disadari, menentang usaha untuk digerakkan.

d) Stupor katatonik, yaitu penurunan aktivitas motorik nyata sampai

immobilitas dan tidak menyadari di sekelilingnya.

e) Posturing katatonik, yaitu postur yang tidak sesuai, kaku, disadari dan

dipertahankan agak lama.

f) fleksibilitas serea, yaitu posisi seseorang dapat diatur seperti lilin oleh

pemeriksa dan dipertahankan agak lama.

3) Negativisme, yaitu menahan tanpa motivasi terhadap semua usaha untuk

menggerakkan atau terhadap semua instruksi/perintah.

Page 8: refarat jiwa simtomatologi

4) Katapleksi, yaitu hilangnya tonus otot dan kelemahan sementara yang

dicetuskan oleh keadaan reaksi emosional.

5) Stereotipik, yaitu pola tindakan fisik atau bicara yang terfiksasi dan berulang.

6) Manirisme, yaitu gerakan tidak disadari yang sudah mendarah daging dan

kebiasaan / gerakan menyeringai pd anak.

7) Otomatisme simbolik, yaitu tindakan-tindakan otomatis yang baiasanya

mewakili suatu aktivitas simbolik dan tidak disadari.

8) Otomatisme sugestik, yaitu tindakan-tindakan otomatis tidak disadari

mengikuti sugesti/kepatuhan otomatis mengikuti perintah.

9) Hipoaktivitas (hipokinesis), yaitu penurunan aktivitas motorik & kognitif

seperti retardasi psikomotor, bicara lambat dan pergerakan yang dapat terlihat.

10) Mimikri, yaitu aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada`anak-anak yang

tanpa disadari.

11) Agresi, yaitu tindakan yang kuat, diarahkan tujuan, bisa verbal atau fisik;

bagian afek motorik dari kekasaran, kemarahan atau permusuhan.

12) Acting out ( memerankan ), yaitu ekspresi langsung suatu harapan atau impuls

yang tidak disadari dalam bentuk gerakan; fantasi yang tidak disadari

dihidupkan secara impulsif dalam perilaku.

13) Abulia, yaitu penurunan impuls untuk bertindak/berfikir disertai ketidak

acuhan tentang akibat tindakan.

14) Over aktifitas :

a) Agitasi psiko motor, yaitu aktifitas motorik & kognitif berlebihan tidak

produktif, sebagai respon ketegangan internal.

b) Hiperaktivitas/hiperkinesis, yaitu kegelisahan, agresif, aktifitas destruktif

seringkali dengan patologi otak dasar.

c) Tik, yaitu gerakan motorik spasmodik yang tidak disadari.

d) Somnambulisme/sleep walking, yaitu tidur berjalan, aktifitas motorik saat

tidur.

e) Ataksia, yaitu kegagalan koordinasi gerakan otot.

Page 9: refarat jiwa simtomatologi

f) Akatisia, yaitu perasaan subjektif ketegangan motorik karena obat

antipsikotik yang dapat menyebabkan kegelisahan, melangkah bolak-

balik, duduk dan berdiri berulang-ulang; dapat disalah artikan sebagai

agitasi psikotik.

g) Kompulsi, yaitu impuls tidak terkontrol untuk melakukan suatu tindakan

segera dan berulang:

Dipsomania, yaitu kompulsif untuk minum alkohol.

Kleptomania, kompulsif untuk mencuri.

Nimfomania, kompulsif untuk melakukan koitus pada wanita.

Satiriasis, yaitu kompulsif untuk koitus pd pria.

Trikotilomania, yaitu kompulsif untuk mencabuti rambut.

Ritual, yaitu aktifitas kompulsif otomatik dalam sifat untuk

menurunkan kecemasan.

Berjudi patologis.

4. Berfikir

Aliran, gagasan simbol dan assosiasi yang diarahkan oleh tujuan dimulai oleh

suatu masalah atau suatu tugas dan mengarah pada kesimpulan yang berorientasi

pada kenyataan.

a. Gangguan umum bentuk fikir.

1) Berfikir psikosis, yaitu ketidakmampuan membedakan kenyataan dengan

fantasi, tes realitas terganggu dengan menciptakan realitas baru. Reality

test pemeriksan dan pertimbangan objektif tentang dunia diluar diri.

2) Berfikir dereistik (autistik), yaitu preokupasi dgn dunia dalam dan pribadi.

3) Berfikir tidak logis, yaitu berfikir mengandung kesimpulan yang salah

atau kontradiksi internal, berikir ini bersifat patologis jika nyata dan

tidak disebabkan oleh nilai kultural.

Page 10: refarat jiwa simtomatologi

4) Berfikir magis, yaitu berfikir dimana fikiran, tindakan dan kata-kata

mempunyai kekuatan misalnya dapat mencegah penyebabkan suatu

peristiwa.

5) Proses berfikir primer yaitu istilah umum berfikir magis, dereistik, tidak

logis. Normal pd mimpi dan abnormal pd psikosis.

b. Gangguan spesifik proses/arus fikir.

1) Neologisme, yaitu kata baru diciptakan pasien, sering kombinasi

beberapa kata, tidak mengandung makna baru, menunjukkan keanehan

psikologik pasien.

2) Word salad/gado-gado kata, yaitu campuran kata dengan frase yang

membingungkan.

3) Inkoherensi, yaitu pembicaraan tidak logis, tidak dapat dimengerti yang

berjalan bersama kata yang diucapkan tidak logis, tanpa tata bahasa

sehingga terjadi disorganisasi bicara.

4) Assosiasi longgar/pengenduran assosiasi, yaitu arus fikir dimana

gagasan-gagasan bergeser dari subjek satu ke subjek lainnya yang tidak

berhubungan, lebih ringan dari inkoherensi.

5) Flight of ideas, yaitu verbalisasi atau pengucapan kata-kata yang cepat

dan terus menerus mengakibatkan pergeseran terus menerus dari satu ide

ke ide lainnya.

6) Sirkumtansial, yaitu bicara tidak langsung yang lambat dalam mencapai

tujuan (mutar-mutar); ditandai dengan pemasukan perincian-perincian

dan tanda kutip yang berlebihan.

7) Tangensial, yaitu ketidakmampuan untuk mempunyai assosiasi pikiran

yang diarahkan oleh tujuan; pasien bicara tidak ada titik awal yang

sampai pada titik akhir.

8) Perseverasi, yaitu respon terhadap stimulus sebelumnya yang menetap

setelah stimulus baru diberikan sehingga tampak pasien mengulangi

kalimat jawaban; kadang-kadang disertai gangguan kognitif.

Page 11: refarat jiwa simtomatologi

9) Verbigerasi, yaitu pengulangan kata-kata atau frasa-frasa spesifik yang

tidak mempunyai arti.

10) Ekolalia, yaitu menirukan kata-kata atau frasa-frasa seseorang oleh

orang lain, cenderung berulang-ulang dan menetap dan bisa`intonasinya

terputus-putus.

11) Kondensasi, yaitu penggabungan beberapa kata menjadi satu kata.

12) Jawaban irrelevan, yaitu jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan,

pasien mungkin mengabaikan atau tidak memperhatikan.

13) Glossolalia , yaitu ekspresi pesan-pesan yang relevan melalui kata-kata

yang tidak dapat dipahami.

14) Assosiasi bunyi, yaitu assosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tapi

berbeda artinya, kata-kata tidak mempunyai hubungan logis sering

seperti sajak atau pantun.

Assoasiasi pengertian, yaitu ada kata-kata yang diidentikkan

persamaan fungsi, misalnya rajawali besi maksudnya adalah kapal

terbang.

Blocking, yaitu terputusnya aliran berfikir secara tiba-tiba sebelum

pikiran/gagasan diselesaikan, setelah periode terhenti singkat pasien

tidak tampak ingat apa yang telah dikatakan dan apa yang akan

dikatakan.

c. Gangguan spesifik isi fikiran.

1) Kemiskinan isi fikiran yaitu fikiran yang memberikan sedikit informasi

karena tidak ada informasi pengertian, pengulangan kosong atau frase

yang tidak jelas.

2) Grandiositas (gagasan berlebihan/gagasan mirip waham), yaitu keyakinan

palsu yang dipertahankan dan tidak beralasan, dipertahankan secara

kurang kuat dibandingkan dengan waham.

Page 12: refarat jiwa simtomatologi

3) Preokupasi fikiran, yaitu pemusatan fikiran pada ide tertentu disertai

irama afektif yang kuat seperti kecenderungan paranoid ingin membunuh

atau bunuh diri.

4) Egomania, yaitu preokupasi pada diri sendiri yang patologis.

5) Monomania, yaitu preokupasi pada suatu objek tunggal.

6) Hipokondria, yaitu ketakutan/kecemasan yang berlebihan tentang

kesehatan diri pasien didasarkan bukan pd patologi organ yang nyata

tetapi pada interpretasi yang tidak realistik terhadap tanda atau suatu

sensasi fisik yang sebagai abnormal.

7) Obsesi, yaitu ide yang terpaku dan patologis dari suatu fikiran atau

perasaan yang tidak dapat ditentang dan dihilangkan dari kesadaran oleh

logika serta disertai kecemasan.

8) Fikiran kompulsi, yaitu kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu

impuls dimana bila ditahan akan timbul kecemasan; perilaku berulang

sebagi respon suatu obsesi atau dilakukan menurut aturan tertentu tanpa

akhir yang sebenarnya dalam diri terjadi dimasa depan.

9) Koprolali, yaitu pengungkapan secara kompulsif dari kata-kata yang

cabul.

10) Waham, yaitu keyakinan palsu didasarkan pada keyakinan yang salah

tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan logika dan budaya serta

tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.

a) Waham yang kacau/bizzar delusion, yaitu keyakinan yang aneh,

mustahil dan sangat tidak masuk akal, misalnya fikiran pasien disedot

(thought withdrawl), fikirannya disisipi/ dimasuki (thought insertion),

fikiran disiarkan/ disebarkan (thought broadcast) atau fikiran

dipengaruhi/diatur (thought control ) mahluk lain.

b) Waham tersistematisasi, yaitu keyakinan adanya peristiwa yang

digabungkan oleh suatu tema/peristiwa tunggal, misalnya ada yang

memata-matainya mau menculik/membunuh.

Page 13: refarat jiwa simtomatologi

c) Waham nihilistik, yaitu perasaan palsu bahwa dirinya atau orang lain

dan dunianya tidak ada atau berakhir.

d) Waham somatik, yaitu merasa bahwa fungsi/struktur organ tubuhnya

ada kelainan/perubahan yang patologis. contoh : keyakinan bahwa

otak pasien adalah berakar atau mencair.

e) Waham sejalan dengan mood, yaitu waham dengan isi yang tidak

punya hubungan dengan mood misalnya pasien depresi atau

merupakan mood netral.

f) Waham paranoid, yaitu berisi fikiran-fikiran paranoid yaitu waham

presekutorik (curiga akan dibunuh, akan disiksa, diganggu atau

ditipu), waham kebesaran (gambaran kepentingan, kekuatan atau

identitas seseorang yang berlebihan), waham referensi (setiap ada

kejadian ataupun selalu dihubungkan dengan dirinya, contoh: percaya

bahwa orang di TV atau di radio berbicara padanya atau

membicarakan dirinya), waham cemburu/ ketidaksetiakawanan

(setiap orang yang berhubungan dengannya tidak jujur), Waham

menyalahkan diri sendiri (keyakinan yang palsu tentang penyesalan

yang dalam dan bersalah), Waham pengendalian (perasaan palsu

bahwa kemauan, pikiran, atau perasaan pasien dikendalikan oleh

tenaga dari luar).

11) Erotomania, yaitu keyakinan bahwa seseorang sangat mencintai dirinya,

lebih sering terjadi pada wanita (juga dikenal sebagai Kompleks

Clerambault-Kandinsky.

12) Pseudologia phantastica, yaitu suatu jenis kebohongan dimana seseorang

tampak percaya terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas

kenyataannya disertai dengan Sindroma Munchausen, berpura-pura sakit

yang berulang

Page 14: refarat jiwa simtomatologi

13) Fobia, yaitu rasa takut yang persisten, irrasional, berlebihan dan selalu

terjadi terhadap sesuatu jenis stimulasi atau situasi tertentu;

menyebabkan keinginan menghindar stimulus atau situasi tersebut.

Fobia simplek, yaitu rasa takut yang jelas pada objek atau situasi

yang jelas, tunggal dan tidak berbahaya.

Fobia sosial, yaitu rasa takut pada keramaian/banyak orang.

Akrofobia, yaitu rasa takut ditempat yang tinggi.

Agorafobia, yaitu rasa takut pada tempat yang terbuka, biasanya

takut menyeberang jalan.

Klaustrofobia, yaitu takut pada tempat tertutup, biasanya pada lift.

Erithrofobia, yaitu takut pd warna merah, biasanya pd darah.

Panfobia, yaitu rasa takut terhadap segala sesuatu.

Xenofobia, yaitu rasa takut terhadap orang asing.

Zoofobia, yaitu rasa takut terhadap binatang.

Dll.

14) Noesis, yaitu suatu wahyu dimana terjadi pencerahan yang besar sekali

disertai dengan perasaan bahwa pasien dipilih untuk memimpin dan

memerintah

15) Unio mystica, yaitu suatu perasaan yang meluap, pasien secara mistik

bersatu dengan kekuatan yang tidak terbatas; tidak dianggap suatu

gangguan isi pikiran jika sejalan dengan keyakinan pasien atau

lingkungan kultural

5. Bicara.

Gagasan, pikiran, perasaan yang diekspresikan melalui bahasa, komunikasi dalam

penggunaan kata dan bahasa.

a. Gangguan bicara.

1) Tekanan Bicara, yaitu bicara cepat yaitu peningkatan jumlah dan kesulitan

untuk memutus pembicaraan.

Page 15: refarat jiwa simtomatologi

2) Logorrhhea, yaitu suka banyak bicara, kwantitas bicara berlebih, bertalian

dan logis.

3) Miskin bicara (poverty of speech), yaitu pembatasan jumlah bicara yang

digunakan, jawaban mungkin monosillabic.

4) Bicara yang tidak spontan, yaitu respon verbal yang diberikan hanya jika

ditanya atu dibicarakan langsung; tidak ada bicara yang dimulai dari diri

sendiri.

5) Miskin isi bicara, yaitu kwantitas kata adekuat, tetapi sedikit memberi

informasi karena ketidak jelasan, kekosongan, atau frasa yang stereotipik.

6) Diprosodi, yaitu hilangnya irama bicara normal ( lawannya prosodi ).

7) Distartria, yaitu celat, cedal, kesulitan dalam artikulasi, bukan dalam

penemuan kata atau bahasa.

8) Gagap, yaitu pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata yang

sering dan menyebabkan gangguan kefasihan bicara yang jelas.

9) Kekacauan bicara, yaitu bicara`yang aneh dan disritmik, yang

mengandung semburan yang cepat dan menyentak.

b. Gangguan afasia

Gangguan dalam mengeluarkan bahasa.

1) Afasia motorik (afasia ekspresif, afasia kortikal, afasia tidak fasih, afasia

Broka), yaitu gangguan bicara disebabkan oleh gangguan kognitif dimana

pengertiannya tetap tetapi kemampuan untuk bicara terganggu, bicara

banyak berhenti, bicara susah, bicara tidak fasih adan ekspresif.

2) Afasia sensorik (afasia reseptif, afasia subkorteks, afasia Wernicke, afasia

fasih), yaitu kehilangan kemampuan organik untuk mencari kata, bicara

lancar dan spontan, tetapi membingungkan dan tidak mengerti yang

dibicarakan.

3) Afasia nominal (afasia anomia, afasia amnestik ), yaitu kesulitan untuk

menemukan nama yang tepat suatu benda.

Page 16: refarat jiwa simtomatologi

4) Afasia sintatikal, yaitu ketidakmampuan menyusun kata-kata dalam urutan

yang tepat.

5) Afasia global, yaitu gabungan afasia motorik dan afasia sensorik.

6. Persepsi

Suatu proses memindahkan stimulasi fisik menjadi informasi psikologis;

suatu proses mental dimana stimulasi sensoris dibawa ke kesadaran.

a. Gangguan persepsi.

1) Halusinasi

Persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai stimuli eksternal yang

nyata, mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham tentang

pengalaman halusinasi.

a) Halusinasi hipnagogik yaitu halusinasi terjadi saat akan tertidur.

b) Halusinasi hipnopompik yaitu halusinasi terjadi saat bangun tidur.

c) Halusinasi visual yaitu halusinasi penglihatan dapat berupa orang,

benda (fisik) atau citra yang tidak berbentuk (kilatan), sering terjadi

pada kerusakan otak.

d) Halusinasi olfaktorik (cium) yaitu halusinasi membau sesuatu, sering

terjadi pada kerusakan otak.

e) Halusinasi akustik (auditorik) yaitu halusinasi dengar, ditemukan

lebih 99 % halusinasi.

f) Halusinasi kecap (gustatoris), yaitu halusinasi tentang rasa kecap

yang palsu; paling sering pada gangguan organik

g) Halusinasi somatik, yaitu sensasi palsu tentang sesuatu hal yang

terjadi di dalam atau terhadap tubuh, paling sering berasal dari

visceral (dikenal sebagai halusinasi kinestetik)

h) Halusinasi raba (taktil, haptik) yaitu halusinasi ada sesuatu rabaan

pada kulit, adanya gerakan dibawah kulit.

Page 17: refarat jiwa simtomatologi

i) Halusinasi somatik (halusinasi kinestetik) yaitu halusinasi adanya

kejadian disuatu alat/bagian tubuhnya.

j) Halusinasi liliput (mikroskopik) yaitu halusinasi dimana benda yang

dilihat tapak lebih kecil ukurannya.

k) Halusinasi yg sejalan dg mood (mood-congruent hallucination) yaitu

halusinasi dimana isi halusinasi adalah konsisten dengan mood.

l) Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (mood-incongruent

hallucination) yaitu halusinasi dimana isinya tidak konsisten dengan

mood.

m) Halusinosis yaitu halusinasi oleh karena pengunaan alkohol yang

kronik.

n) Sinestesia yaitu halusinasi yang muncul diadahului halusinasi yang

lain, misalnya halusinasi visual didahului halusinasi pembauan.

o) Trailling phenomena yaitu halusinasi oleh karena pengguaan

obat/zat.

2) Illusi.

Mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eksternal yang nyata.

b. Gangguan persepsi yang berhubungan dengan gangguan kognitif yaitu

ketidakmampuan mengenali, menginterpretasikan kepentingan kesan

sensorik.

1) Agnosognosia (ketidaktahuan tentang penyakit): yaitu ketidakmampuan

mengenali suatu defek neurologis yang terjadi pada dirinya.

2) Somatopagnosia (autopagnosia) yaitu tidak mengenali bagian tubuhnya

sendiri.

3) Agnosia visual yaitu tidak mengenali benda/orang yang sudah

dikenalnya.

4) Astereognosia yaitu tidak mengenal benda melalui sentuhan/rabaan.

5) Prosopagnosia yaitu tidak mengenali wajah.

Page 18: refarat jiwa simtomatologi

6) Apraksia yaitu ketidakmampuan mengerjakan tugas tertentu.

7) Stimultagnosia yaitu ketidakmampuan mengerti lebih satu elemen

pandangan visual pada`suatu waktu atau mengintegrasikan bagian-bagian

menjadi keseluruhan.

8) Adiadokokinesia yaitu ketidakmampuan untuk melakukan pergerakan yg

berubah dengan cepat

c. Gangguan persepsi yang berhubungan fenomena konversi dan disosiasi.

1) Anestesia histerik yaitu hilangnya modalitas sensorik disebabkan konflik

emosional.

2) Makropsia yaitu benda-benda yang dilihat tampak lebih besar dari yang

sebenarnya.

3) Mikropsia yaitu benda-benda yang dilihat tampak lebih kecil dari yang

sebenarnya.

4) Depersonalisasi yaitu perasaan subjektif dirinya berubah terhadap

lingkungannya.

5) Derealisasi yaitu perasaan subjektif lingkungannya berubah terhadap

dirinya.

6) Fugue yaitu mengambil identitas baru pada amnesia dari identitas lama,

pasien dapat bertindak dg identitas baru tersebut.

7) Kepribadian ganda (multiple personality) yaitu satu orang yang tampak

pd wkt yang berbeda menjadi dua atau lebih kepribadian atau karakter

yang sama sekali berbeda ( gangguan disosiasi ).

7. Daya Ingat

Fungsi dimana informasi disimpan di otak dan selanjutnya diingat kembali ke

kesadaran.

a. Gangguan daya ingat

1) Amnesia yaitu ketidakmampuan sebagian atau seluruhnya untuk

mengingat pengalaman masa lalu, bisa organik atau psikogenik.

Page 19: refarat jiwa simtomatologi

a) Amnesia anterograde, yaitu tidak mengingat sesuatu sebelum kejadian.

b) Amnesia retrograde, yaitu tidak mengingat ssesuatu sesudah kejadian.

2) Paramnesia yaitu pemalsuan ingatan oleh distorsi pengingatan.

a) Fausse reconnaissance, yaitu pengenalan yang palsu

b) Pemalsuan retrospektif, yaitu ingatan secara tidak diharapkan menjadi

terdistorsi pada saat disaring melalui keadaan emosional, kognitif, dan

pengalaman pasien sekarang

3) Konfabulasi, yaitu cerita ada sesuatu tidak mempunyai dasar kenyataan.

4) Déjà vu yaitu merasa sudah melihat sesuatu tetapi sebenarnya belum

melihatnya.

5) Deja etendu yaitu merasa sudah mendengar sesuatu tetapi sebenarnya

belum mendengarnya.

6) Jamais vu yaitu merasa belum melihat, sebenarnya sudah melihatnya.

7) Jamais etendu ( pense ) yaitu merasa belum mendengar, sebenarnya sudah

mendengarnya.

8) Hiperamnesia yaitu peningkatan derajat penyimpanan dan pengingatan.

9) Screen memory yaitu ingatan yang dpt ditoleransi secara sadar menutupi

ingatan yang menyakitkan.

10) Represi yaitu melupakan ingatan secara tidak sadar karena tidak dapat

diterima.

11) Letologika yaitu ketidakmampuan sementara mengingat nama suatu

orang/benda.

b. Tingkat daya ingat.

Daya ingat segera ( immediate ) yaitu mengingat hal-hal yang dirasakan

dalam beberapa detik sampai menit.

1) Segera (immediate) yaitu reproduksi atau pengingatan hal-hal yang

dirasakan dalam beberapa detik sampai menit

2) Daya ingat baru ( recent ) yaitu mengingat hal-hal yang dirasakan dalam

waktu hitungan hari/minggu/bulan.

Page 20: refarat jiwa simtomatologi

3) Agak lama (recent past) yaitu pengingatan peristiwa yang telah lewat

selama beberapa bulan.

4) Jauh ( remote ) yaitu mengingat peristiwa jauh ( tahun ).

8. Intelegensia

Kemampuan untuk mengerti mengingat menggerakkan dan menyatukan secara

konstruktif pengalaman atau pelajaran sebelumnya dalam menghadapi situasi yang

baru.

Intelegensia yaitu faktor bakat.

Intelektual yaitu faktor pendidikan.

a. Retardasi mental.

Kurangnya intelegensia sampai derajat dimana terjadi gangguan pada kinerja

sosial dan pendidikan.

Borderline yaitu dibawah rata-rata. IQ kurang 90.

1) R.M ringan yaitu IQ 55 - 79 ( debil ).

2) R.M sedang. IQ 30 - 50 ( imbecil ).

3) R.M berat yaitu IQ kurang 30 ( idiot ).

b. Demensia ( pikun ).

Perburukan fungsi intelektual secara global tanpa pengaburan kesadaran, terjadi

karena faktor kerusakan otak.

1) Diskalkulia ( akalkulia ) yaitu hilangnya kemampuan berhitung.

2) Disgrafia ( agrafia ) yaitu hilangnya kemampuan menulis atau

menyususn struktur kata.

3) Aleksia yaitu hilangnya kemampuan membaca, penglihatan baik.

c. Pseudo demensia.

Ada gejala dan tanda seperti demensia yang tidak disebabkan oleh kerusakan

otak dan sering disebabkan oleh depresi.

d. Berfikir konkrit.

Page 21: refarat jiwa simtomatologi

Berfikir harfiah, penggunaan kiasan yang terbatas tanpa pengertian nuansa arti,

pikiran satu dimensi.

e. Berfikir abstrak.

Kemampuan untuk mengerti nuansa arti, berfikir multi dimensi dgn

kemampuan menggunakan kiasan dan hipotesis dgn tepat.

9. Tilikan ( Insight )

Kemampuan pasien untuk mengerti penyebab sebenarnya dan arti dari suatau

situasi spt kumpulan gejala.

a. Tilikan intelektual yaitu mengerti kenyataan objektif tentang suatu keadaan

tanpa kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam cara yang berguna

untuk mengatasi situasi

b. Tilikan sesungguhnya yaitu mengerti kenyataan objektif tentang suatu situasi

disertai dengan daya pendorong motivasi dan emosi untuk mengatasi situasi.

c. Tilikan terganggu yaitu hilangnya kemampuan untuk mengerti kenyataan

objektif dari suatu situasi.

10. Pertimbangan ( Judgment ).

Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan untuk bertindak secara tepat di

dalam situasi tersebut.

a. Pertimbangan kritis yaitu kemampuan menilai, melihat, dan memilih

berbagai pilihan didalam suatu situasi.

b. Pertimbangan otomatis yaitu kinerja reflek didalam suatu tindakan.

c. Pertimbangan terganggu yaitu hilangnya kemampuan untuk mengerti

suatu situasi dengan benar dan bertindak secara tepat.