9
EPIGLOTITIS AKUT PENDAHULUAN Epiglotitis pertama kali dilaporkan pada tahun 1878 oleh Michael dengan nama angina epiglottidea anterior. Epiglotitis akut atau laryngitis supraglotik akut merupakan radang supraglotik, terjadi secara akut (dalam beberapa jam) dan dapat menyebabkan penyumbatan saluran pernapasan atas dan kematian. Pada waktu inspirasi udara masuk ke dalam rongga hidung berlanjut ke nasofaring atau melalui mulut berlanjut ke orofaring. Kedua saluran tersebut berhubungan dengan laring yaitu bagian terbawah dari saluran pernapasan atas. Epiglotis merupakan salah satu tulang rawan pembentuk laring, berbentuk pipih seperti daun dan terdiri dari jaringan tulang rawan fibroelastik. Dari laring udara mengalir ke trakea, selanjutnya ke bronkus utama kiri dan kanan. Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan kemudian bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkus terminalis. Setelah bronkus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru yaitu tempat pertukaran gas. Pada umumnya epiglotitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus Influenzae tipe B. Epiglotitis menyebabkan inflamasi dan udem dari epiglotis, valekula, aritenoid dan plica ariepliglotica sehingga dapat menyebabkan penyumbatan jalan napas atas. Untuk itu penyakit ini perlu didiagnosis dan

Refarat THT Epiglotitis Akut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

epiglotis

Citation preview

Page 1: Refarat THT Epiglotitis Akut

EPIGLOTITIS AKUT

PENDAHULUAN

Epiglotitis pertama kali dilaporkan pada tahun 1878 oleh Michael dengan nama angina

epiglottidea anterior. Epiglotitis akut atau laryngitis supraglotik akut merupakan radang

supraglotik, terjadi secara akut (dalam beberapa jam) dan dapat menyebabkan penyumbatan

saluran pernapasan atas dan kematian.

Pada waktu inspirasi udara masuk ke dalam rongga hidung berlanjut ke nasofaring atau

melalui mulut berlanjut ke orofaring. Kedua saluran tersebut berhubungan dengan laring

yaitu bagian terbawah dari saluran pernapasan atas. Epiglotis merupakan salah satu tulang

rawan pembentuk laring, berbentuk pipih seperti daun dan terdiri dari jaringan tulang rawan

fibroelastik. Dari laring udara mengalir ke trakea, selanjutnya ke bronkus utama kiri dan

kanan. Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan

kemudian bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang

ukurannya semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkus terminalis. Setelah bronkus

terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru yaitu tempat pertukaran

gas.

Pada umumnya epiglotitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus Influenzae tipe

B. Epiglotitis menyebabkan inflamasi dan udem dari epiglotis, valekula, aritenoid dan plica

ariepliglotica sehingga dapat menyebabkan penyumbatan jalan napas atas. Untuk itu penyakit

ini perlu didiagnosis dan ditangani dengan cepat dan tepat karena prosesnya berjalan dengan

cepat dan dapat membahayakan jiwa terutama pada anak-anak . Becker Bloemklk dalam satu

tahun mendapatkan tiga kasus anak kecil (berumur 2 dan 3 tahun) yang meninggal dengan

diagnosis yang salah atau tanpa dapat dibuat diagnosis klinis.

INSIDEN

Epiglotitis akut atau laringitis supraglotik akut cukup banyak ditemukan pada banak-anak

kecil yaitu pada anak-anak berumur 2-5 tahun. Dapat juga terdapat pada orang dewasa dan

anak kurang dari 2 tahun, tetapi dengan frekuensi yang lebih jarang. Sejak penemuan vaksin

Haemophilus influenzae tipe B (HIB) pada tahun 1980-an, insiden epiglotitis pada anak-anak

telah mengalami penurunan. Insiden pada nak-anak 1:17000 sedangkan pada orang dewasa

1:100000, lebih sering didapatkan pada anak laki-laki daripada perempuan dengan

perbandingan 3:1.

Page 2: Refarat THT Epiglotitis Akut

ETIOLOGI

Penyebab epiglotitis akut yang paling sering adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae

tipe B juga dapat disebabkan oleh Streptococcus, Pneumococcus, Staphilococcus,

Pneumococcus dan kuman-kuman lainnya.

ANATOMI

Laring merupakan bagian terbawah saluran napas atas yang memiliki bentuk yang

menyerupai limas segitiga yang terpancung. Batas atas laring berupa aditus laring dan batas

bawah berupa batas kaudal kartilagi krikoid. Laring laki-laki dewasa terletak setinggi

vertebra servikalis 3-6. Pada anak-anak dan wanita sedikit lebih tinggi. Laring dibagi atas tiga

bagian yaitu :

1. Supraglotis : mulai dari aditus sampai plica ventrikularis

2. Glotis : dimulai dari plica ventricularis sampai tepi bebas plica vocalis

3. Subglotis : dimulai dari plica vocalis sampai batas kaudal kartilagi krikoid.

Laring dibentuk oleh sebuah tulang di bagian atas dan beberapa tulang rawan yang saling

berhubungan dan diikat satu sama lain oleh otot-otot intrinsik dan ekstrinsik yang berfungsi

untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi serta fonasi.

Epiglotis merupakan salah satu tulang rawan pembentuk laring, berbentuk pipih seperti daun

dan terdiri dari jaringan tuiang rawan fibroelastik. Epiglotis berperan saat laring

melaksanakan fungsinya untuk proteksi. Pada waktu menelan, gerakan laring ke atas,

penutupan glotis dan fungsi seperti pintu pada aditus laring dari epiglotis, berperan untuk

mencegah makanan dan minuman masuk ke dalam trakea dan mengarahkannya masuk ke

dalam esofagus. Pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot-otot ekstrinsik laring yaitu

muskulus tiro-aritenoid dan muskulus aritenoid.

GAMBAR KEPALA DAN LEHER POTONGAN MEDIAL

LARING , POTONGAN MEDIAL

LARINGOSKOPI

GEJALA KLINIS

Page 3: Refarat THT Epiglotitis Akut

Infeksi biasanya bermula dari saluran pernapasan atas sebagai peradangan hidung dan

tenggorokan. Kemudian infeksi bergerak ke bawah, ke epiglotis. Epiglotis bisa segera

berakibat fatal karena pembengkakan jaringan yang terinfeksi bisa menyumbat saluran napas

dan menghentikan pernapasan. Infeksi biasanya dimulai secara tiba-tiba dan berkembang

dengan cepat. Pada epiglotitis akut terdapat gejala seperti infeksi pada umumnya seperti

demam yang sangat tinggi dapat mencapai 40oC, menggigil dan keadaan umum pasien

tampak sakit berat. Gejala lokal yaitu gangguan pernapasan (dispneu) disertai dengan stridor,

nyeri tenggorokan (odinofagia), gangguan menelan (disfagia) dan suara serak sedangkan

pada orang dewasa yang menyolok adalah disfagia, baru kemudian dispneu dan seraknya.

Penderita biasanya lebih suka duduk tegak, gelisah dan bernapas dengan mulut terbuka,

rahang bawah ditarik lebih ke muka (tripod position). Karena sulit menelan air liur penderita

biasanya keluar atau ngiler (drooling). Sianosis dapat terjadi akibat gangguan pernapasan.

Dehidrasi dapat juga terjadi karena penderita tidak dapat menelan dan minum.

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisis dan dapat pula dilakukan

pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.

Pada pemeriksaan fisis biasa didapatkan : adenopati servikal, nyeri tekan hebat pada

palpasi di daerah laring, takikardi. Dengan pemeriksaan laringoskopi indirek (secara

tidak langsung) epiglotis terlihat merah, meradang, edematous dan melipat, plica ary-

epiglotica juga ikut meradang. Tetapi kadang kala epiglotis tidak dapat terlihat dengan

pemeriksaan laringoskopi indirek, untuk itu harus dilakukan laringoskopi direk.

Berbeda pada pasien anak, pemeriksaan dengan laringoskopi indirek bisa dikatakan

aman untuk pasien dewasa yang dicurigai epiglotitis. Nasofaringeal laringoskopi

Fiber optic (NPL) juga bisa digunakan untuk melihat bagian posterior dari hipofaring

termasuk epiglotis.

LARINGOSKOPI (epiglotis tampak merah meradang)

Pemeriksaan tambahan :

Kultur darah bisa dilakukan tetapi berdasarkan penelitian, hanya positif pada 25%

kasus saja. Pada pemeriksaan darah lengkap tampak peningkatan jumlah sel darah

putih.

Pemeriksaan radiologi : Dengan adanya Nasofaringoskopi, pemeriksaan radiologi

sudah jarang dindikasikan. Biasanya digunakan pada pasien yang stabil atau sudah

Page 4: Refarat THT Epiglotitis Akut

terjaga jalan napasnya. Foto jaringan lunak lateral yang baik bisa membantu diagnosa.

Pada foto tersebut dilihat ada tiidaknya pembesaran dari epiglotis yang tebal

normalnya 3-5 mm.

FOTO LATERAL LEHER

PENATALAKSANAAN

Setelah diagnosa ditegakkan , penanganan dipusatkan untuk mengamankan jalan napas dan

pemberian antibiotik dan anti inflamasi kortikosteroid secepatnya. Karena posisinya tepat di

jalan napas, bisa terjadi obstruksi secara tiba-tiba maka sebaiknya pasien ditempatkan di

ruang ICU dengan perawatan kegawatdaruratan seperti untuk intubasi atau krikotiroidotomi

sebaiknya tersedia di dekat pasien.

Antibiotik yang diberikan harus efektif terhadap kuman Haemophilus Influenzae, Staph.

Aureus, streptococcus dan pneumokokkus (misalnya amoksisilin/asan klavunat atau

sefalosporin generasi ke tiga).

Peran intervensi jalan napas pada pasien dewasa masih kontroversial. Ada literatur yang lebih

cenderung menggunakan kaedah konvensional dengan antibiotik, kortikosteroid dan

humidified oksigen. Ada pula literatur yang lebih ke arah intervensi agresif seperti dengan

intubasi dini.

KOMPLIKASI

Jika tidak dirawat atau perawatan tidak berhasil, epiglotis bisa menimbulkan komplikasi

seperti :

Abses epiglotis

Pneumonia

Adenitis servikal

Cellulitis

Kematian (asfiksia)

DIAGNOSA BANDING

Diagnosa banding untuk epiglotis adalah :

Croup (laringotrakeobronkitis) : merupakan penyakit infeksi akut pada glotis dan

subglotis yang disebabkan oleh virus parainfluenzae. Pada umumnya terjadi pada

Page 5: Refarat THT Epiglotitis Akut

anak-anak umur 6 bulan dan 3 tahun. Gejalanya : demam yang tidak terlalu tinggi,

stridor, retraksi, takipnea, takikardi dan batuk. Perlangsungan tidak secepat epiglotitis

akut (dalam beberapa hari).

Abses retrofaring : peradangan yang disertai pembentukan pus pada daerah

retrofaring, biasanya ditemukan pada anak yang berusia dibawah 5 tahun dan jarang

pada orang dewasa. Gejalanya : rasa nyeri dan suka menelan. Pada anak kecil,

menyebabkan anak menangis terus (rewel) tidak mau makan dan minum. Juga

terdapat demam, leher kaku dan nyeri. Dapat timbul sesak nafas karena sumbatan

jalan nafas terutama di hipofaring.

Tonsilitis difteri : merupakan salah satu tonsilitis membranosa yang disebabkan oleh

kuman Coryne bactyerium diphteriae. Sering ditemukan pada anak berusia kurang

dari 10 tahun dan frekuensi tertinggi pada umur 2-5 tahun. Gejalanya terdiri dari

gejala umum seperti gejala infeksi lainnya, gejala lokal yaitu tampak berupa tonsil

membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu

membentuk membran semu. Membran ini dapat meluas dan menyumbat saluran

napas.

Angina ludwig : merupakan infeksi pada dasar mulut. Massa inflamasi berkembang di

celah antara lidah dan otot serta fasia leher anterior. Jalan napas supraglotis terjepit

dan menjadi sempit. Paling sering berasal dari infeksi gigi geligi, laringoskopi direk

sulit dilakukan karena lidah sulit digeser ke depan.

Edema angioneurotik : edema laring angioneurotik akut dapat menyebabkan obstruksi

saluran pernapasan setelah respon imun humoral akut terhadap berbagai antigen

seperti sengatan lebah, suntikan antibiotik dan makanan.

PROGNOSIS

Terapi yang lebih cepat dan tepat akan memberikan prognosa yang lebih baik. Menurut

Hoeksema dari 12 anak dengan epiglotitis akut delapan anak harus menjalani tracheotomi

diantaranya dua anak meninggal. Robbins dkk. Dalam penyelidikannya mengajukan 34 kasus

epiglotiitis akut pada orang dewasa dengan angka kematian 53%. Gorfinkel dkk, meneliti

ntiga kasus orang dewasa, dua diantaranya meninggal.

KESIMPULAN

Epiglotitis akut merupakan penyakit yang gawat dan prosesnya berjalan cepat, dapat

membahayakan jiwa bila tidak lekas diambil tindakan yang cepat dan terutama pada anak-

Page 6: Refarat THT Epiglotitis Akut

anak. Epiglotitis akuut atau laryngitis supraglotik akut adalah radang supraglotik, terjadi

secara akut (dalam waktu beberapa jam) dan dapat menyebabkan penyumbatan saluran

pernapasan atas dan kematian. Epiglotitis akut cukup banyak ditemukan pada anak-anak, juga

dapat ditemukan pada orang dewasa tetapi lebih jarang. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

gejala, pemeriksaan fisis dan dapat pula dilakukan pemeriksaan tambahan seperti

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Gejala terdiri dari gejala infeksi pada

umumnya yaitu demam, menggigil kemudian gejala lokal seperti dispneu disertai stridor,

nyeri tenggorokan (odinofagia), gangguan menelan (disfagia) dan suara serak (disfonia).

Setelah diagnosa ditegakkan , penanganan dipusatkan untuk mengamankan jalan napas dan

pemberian antibiotik dan anti inflamasi kortikosteroid secepatnya. Karena posisinya tepat di

jalan napas, bisa terjadi obstruksi secara tiba-tiba, maka sebaiknya pasien ditempatkan di

ruang ICU. Epiglotitis akut didiagnosa banding dengan croup (laringotrakeobronkitis), abses

retrofaring, tonsilitis difteri, angina ludwig dan edema angioneurotik. Terapi yang lebih cepat

dan tepat akan memberikan prognosa yang lebih baik.