Refer Rat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anastesi

Citation preview

Slide 1

Tindakan Anestesi / AnalgesiRegionalAnalgesi / blok epidural (lumbal) : sering digunakan untuk persalinan per vaginam.Anestesi epidural atau spinal : sering digunakan untuk persalinan per abdominam / sectio cesarea.

Keuntungan :1. Mengurangi pemakaian narkotik sistemik sehingga kejadian depresi janin dapat dicegah / dikurangi.2. Ibu tetap dalam keadaan sadar dan dapat berpartisipasi aktif dalam persalinan.3. Risiko aspirasi pulmonal minimal (dibandingkan pada tindakan anestesi umum)4. Jika dalam perjalanannya diperlukan sectio cesarea, jalur obat anestesia regional sudah siap.

Kerugian :1. Hipotensi akibat vasodilatasi (blok simpatis)2. Waktu mula kerja (time of onset) lebih lama3. Kemungkinan terjadi sakit kepala pasca punksi.4. Untuk persalinan per vaginam, stimulus nyeri dan kontraksi dapat menurun, sehingga kemajuan persalinan dapat menjadi lebih lambat.

Kontraindikasi :Pasien menolakInsufisiensi utero-plasenta Syok hipovolemikInfeksi / inflamasi / tumor pada lokasi injeksiSepsisGangguan pembekuanKelainan SSP tertentu

Teknik :1. Pasang line infus dengan diameter besar, berikan 500-1000 cc cairan kristaloid (RingerLaktat).2. 15-30 menit sebelum anestesi, berikan antasida3. Observasi tanda vital4.Epidural : posisi pasien lateral dekubitus atau duduk membungkuk, dilakukan punksi antara vertebra L2 L5 (umumnya L3 L4) dengan jarum/trokard.Ruang epidural dicapai dengan perasaan hilangnya tahanan pada saat jarum menembus ligamentum flavum.

5.Spinal/subaraknoid : posisi lateral dekubitus atau duduk dilakukan punksi antara L3-L4 (di daerah cauda equina medulla spinalis),dengan jarum/trokard. Setelah menembus ligamentum flavum (hilang tahanan),tusukan diteruskan sampai menembus selaput durameter mencapai ruang subaraknoid. Identifikasi adalah dengan keluarnya cairan cerebrospinal,jika stylet ditarik perlahan lahan.6.Kemudian obat anestetik diinjeksikan ke dalam ruang epidural/subaraknoid.

7.Keberhasilan anestesi diuji dengan tes sensorik pada daerah operasi,menggunakan jarum halus atau kapas.8. Jika dipakai kateter untuk anestesi, dilakukan fiksasi. Daerah punksi ditutup dengan kasa dan plester.9. Kemudian posisi pasien diatur pada posisi operasi / tindakan selanjutnya.

Obat anestetik yang digunakan : lidocain 1-5%, chlorprocain 2-3% atau bupivacain 0.25-0.75%. Dosis yang dipakai untuk anestesi epidural lebih tinggi daripada untuk anestesi spinal.

Komplikasi yang mungkin terjadi :1. Jika terjadi injeksi subarakhnoid yang tidak diketahui pada rencana anestesi epidural, dapat terjadi total spinal anesthesia, karena dosis yang dipakai lebih tinggi. Gejala berupa nausea, hipotensi dan kehilangan kesadaran, dapat sampai disertai henti napas dan henti jantung. Pasien harus diatur dalam posisi telentang / supine, dengan uterus digeser ke kiri, dilakukan ventilasi O2 100% dengan mask disertai penekanan tulang cricoid, kemudian dilakukan intubasi. Hipotensi ditangani dengan memberikan cairan intravena dan ephedrine.

2. Injeksi intravaskular ditandai dengan gangguan penglihatan, tinitus, dan kehilangan kesadaran. Kadang terjadi juga serangan kejang. Harus dilakukan intubasi pada pasien, menggunakan 1.0 1.5 mg/kgBB suksinilkolin, dan dilakukan hiperventilasi untuk mengatasi asidosis metabolik.3. Komplikasi neurologik yang sering adalah rasa sakit kepala setelah punksi dura. Terapi dengan istirahat baring total, hidrasi (>3 L/hari), analgesik, dan pengikat / korset perut (abdominal binder).

Tindakan Anestesi Umum

Pada kehamilan, gas dan cairan mudah menguap digunakan sendiri atau campuran untuk menimbulkan anestesi selama persalinan. Efek anestetika umum pada fungsi fetal sulit dievaluasi karena biasanya digunakan bersama sedative, hipnotika dan penenang. Selain itu perubahan ventilasi maternal, sirkulasi dan perfusi uterus merupakan faktor yang harus ikut dipertimbangkan.

Tindakan anestesi umum digunakan untuk persalinan per abdominam / sectio cesarea.

Indikasi :1. Gawat janin.2. Ada kontraindikasi atau keberatan terhadap anestesia regional.3. Diperlukan keadaan relaksasi uterus.Keuntungan :Induksi cepat.Pengendalian jalan napas dan pernapasan optimal.Risiko hipotensi dan instabilitas kardiovaskular lebih rendah.

Kerugian :1. Risiko aspirasi pada ibu lebih besar.2. Dapat terjadi depresi janin akibat pengaruh obat.3. Hiperventilasi pada ibu dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia dan asidosis pada janin.4. Kesulitan melakukan intubasi tetap merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas maternal.

Teknik :1. Pasang line infus dengan diameter besar, antasida diberikan 15-30 menit sebelum operasi, observasi tanda vital, pasien diposisikan dengan uterus digeser / dimiringkan ke kiri.2. Dilakukan preoksigenasi dengan O2 100% selama 3 menit, atau pasien diminta melakukan pernapasan dalam sebanyak 5 sampai 10 kali.3. Setelah regio abdomen dibersihkan dan dipersiapkan, dan operator siap, dilakukan induksi dengan 4 mg/kgBB tiopental dan 1.5 mg/kgBB suksinilkolin.4. Dilakukan penekanan krikoid, dilakukan intubasi, dan balon pipa endotrakeal dikembangkan. Dialirkan ventilasi dengan tekanan positif.

5. O2-N2O 50%-50% diberikan melalui inhalasi, dan suksinilkolin diinjeksikan melalui infus. Dapat juga ditambahkan inhalasi 1.0% enfluran, 0.75% isofluran, atau 0.5% halotan, sampai janin dilahirkan, untuk mencegah ibu bangun.6. Obat inhalasi dihentikan setelah tali pusat dijepit, karena obat-obat tersebut dapat menyebabkan atonia uteri.

7. Setelah itu, untuk maintenance anestesi digunakan teknik balans (N2O/narkotik/relaksan), atau jika ada hipertensi, anestetik inhalasi yang kuat juga dapat digunakan dengan konsentrasi rendah.8. Ekstubasi dilakukan setelah pasien sadar.9. (catatan) Jika terjadi hipertonus uterus, sementara diperlukan relaksasi uterus yang optimal, hal ini menjadi indikasi untuk induksi cepat dan penggunaan anestetik inhalasi.

ANESTESIA UNTUK OPERASI NON-OBSTETRI PADA MASA KEHAMILAN (NON-OBSTETRICAL SURGERY DURING PREGNANCY)

Pertimbangan tindakan anestesi untuk bedah non-obstetri pada masa kehamilan :1. Keselamatan ibu (prioritas utama)2. Usaha mempertahankan kehamilan3. Usaha mempertahankan fisiologi sirkulasi utero-plasenta yang optimal4. Pencegahan sedapat mungkin, pemakaian obat-obatan yang memiliki efek depresi, efek hambatan pertumbuhan atau efek teratogen terhadap janin.

Anjuran / pertimbangan :1.Operasi elektif sebaiknya ditunda sedapat mungkin sampai 6 minggu pascapersalinan (setelah masa nifas, di mana semua perubahan fisiologis akibat kehamilan diharapkan telah kembali pada keadaan normal).2.Operasi semi-urgent sebaiknya ditunda sampai trimester kedua atau ketiga.3.Teknik anestesia regional (terutama spinal) lebih dianjurkan, karena paparan / exposure obat-obatan terhadap janin relatif paling minimal.

4. Premedikasi minimal : barbirat lebih dianjurkan dibandingkan benzodiazepin; narkotik dapat digunakan untuk analgesia.5. Untuk pasien yang direncanakan anestesia dengan N2O, berikan suplementasi asam folat (N2O dapat menghambat sintesis dan metabolisme asam folat).6. Jika operasi dilakukan dalam masa kehamilan, lanjutkan pemeriksaan antenatal dengan perhatian khusus pada fetal heart monitoring dan penilaian aktifitas uterus, untuk deteksi kemungkinan persalinan preterm pascaoperasi.

ANESTESIA / ANALGESIA UNTUK KASUS GINEKOLOGI

KuretaseUntuk tindakan kuretase, digunakan :1. analgetika (pethidin 1-2 mg/kgbb, dan/atau neuroleptika ketamin HCl 0.5 mg/kgbb, dan/atau tramadol 1-2 mg/kgbb)2. sedativa (diazepam 10 mg)3. Atropin sulfat (0,25-0,5 mg/ml) diberikan melalui infus intrvena

Untuk meningkatkan kontraksi uterus digunakan ergometrin maleat.

Laparotomi operasi ginekologi

Untuk operasi ginekologi dengan laparotomi, digunakan anestesia umum.

LaparoskopiUntuk tindakan laparoskopi, diperlukan keadaan khusus :Pengisian rongga abdomen dengan udara (pneumoperitoneum)Kadang diperlukan posisi Trendelenburg ekstrim.Kadang digunakan elektrokoagulasi.

Tujuan anestesi pada laparoskopi adalah :1. mencegah peningkatan tekanan parsial CO2 dalam darah (PaCO2) pada insuflasi abdomen dengan gas CO2.2. mengurangi potensial kejadian aritimia akibat hiperkarbia dan asidosis.3. mempertahankan stabilitas kardiovaskular pada keadaan peningkatan tekanan intraabdominal yang besar akibat insuflasi CO2 (umumnya tekanan naik sampai 20-25 cmH2O, dapat sampai 30-40 cm H2O).4. menciptakan relaksasi otot yang adekuat untuk membantu tindakan operasi

TERIMA KASIH