Upload
alya-batami-primasari
View
64
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
De Quervain disease atau de Quervain Tendinosis atau De Quervain
Tenosynovitis atau yang lebih dikenal dengan Tenovaginitis. De Quervain Disease
dinamakan sesuai dengan orang yang pertama kali menemukannya yaitu seorang ahli
bedah Swiss bernama Fritz De Quervain (1868-1940) pada tahun 1895. Awalnya Fritz
De Quervain mendeskripsikan penyakit ini dengan apa yang dikenal sebagai
Tenovaginitis, yaitu proliferasi jaringan fibrosa retinakulum otot-otot ekstensor dan
pembungkus tendon dari otot Ekstensor Policis Brevis dan otot Abductor Policis
Longus.
Beberapa tahun kemudian, terjadi stenosis tenosynovitis dari kedua tendon
tersebut (kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan), hingga penyakit ini
lebih dikenal dengan De Quervain Tenosynovitis.
De quervain disease (De Quervain tendinosis) merupakan suatu bentuk
penyempitan akibat adanya penebalan pada tendon dan jaringan fibrosus pembungkus
tendon disekitar pangkal ibu jari. Tendinosis bermakna pembengkakan pada tendon dan
pembungkus tendon. Pembengkakan ini mengakibatkan rasa nyeri dan kekakuan pada
tendon.
Prevalensi terjadinya De Quervain disease di USA lebih banyak terjadi pada orang
– orang yang menggunakan tangan secara berulang – ulang, seperti pekerja pemasang
bagian mesin dan sekretaris. Hal ini juga terjadi pada wanita yaitu sekitar 2.8 % kasus
per 1000 penduduk dibandingkan dengan laki-laki yaitu 0.6% per 1000 penduduk.
Penduduk dengan usia 40 tahun keatas, memiliki prevalensi yang lebih tinggi yaitu
sekitar 2% per 1000 penduduk, dibandingkan dengan usia dibawah 20 tahun yaitu
sekitar 0.6% per 1000 penduduk.
Lokasi De Quervain Disease ini adalah pada kompartemen dorsal pertama pada
pergelangan tangan termasuk didalamnya dalah tendon Abductor Policis Longus dan
tendon Ekstensor Policis Brevis. Pasien dengan kondisi ini biasanya datang dengan
keluhan nyeri pada bagian dorsolateral dari pergelangan tangan, nyeri berasal dari arah
ibu jari dan atau nyeri pada lengan bawah bagian lateral.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Pergelangan Tangan (Wrist)
Gambar 2.1 Anatomi pergelangan tangan (Wrist)
Tendon adalah penghubung antara tulang dan otot. Tendon ada yang
dibungkus oleh pembungkus tendon (Tendon Sheath), ada pula yang langsung
melekat pada tulang. Pada bagian dorsal dari pergelangan tangan, terdapat tendon-
tendon yang mengatur pergerakan jempol, jari – jari tangan dan pergelangan
tangan. Tendon – tendon ini melintasi 6 trowongan (kompartemen) dan dibungkus
oleh lapisan fibrosus yang dinamakan ekstensor retinakulum. Bagian medial
retinakulum melekat pada os pisiform dan os hamatum, sedangkan bagian
lateralnya melekat pada bagian distal os radius.1,2
Gambar 2.2Tendon ekstensor pergelangan tangan (wrist)
Tendon ekstensor policis brevis dan tendon abductor policis longus,
merupakan tendon yang berfungsi mengontrol posisi, kekuatan dan stabilitas
pergerakan ibu jari serta berada pada kompartemen pertama bagian dorsal
pergelangan tangan. Kompartemen kedua berisi tendon otot ekstensor karpi
radialis brevis dan otot ekstensor karpi radialis longus. Kompartemen ketiga berisi
tendon otot ekstensor policis longus, kompartemen ke empat berisi tendon
ekstensor digitorum dan tendon ekstensor indicis, kompartemen ke lima berisi
tendon ekstensor difiti minimi dan kompartemen ke emam berisi ekstensor karpi
ulnaris.1,2
2.2 Definisi De Quervain Disease
De quervain disease (De Quervain tendinosis/ De Qeurvain Tenosynovitis/
Washerwoman’s sprain) merupakan suatu bentuk penyempitan akibat adanya
penebalan pada tendon dan jaringan fibrosus pembungkus tendon disekitar
pangkal ibu jari. Tendinosis bermakna pembengkakan pada tendon dan
pembungkus tendon. Pembengkakan ini mengakibatkan rasa nyeri dan kekakuan
pada tendon. 1,2,3
2.3 Prevalensi De Quervain Disease
Prevalensi terjadinya De Quervain disease di USA lebih banyak terjadi pada
orang – orang yang menggunakan tangan secara berulang – ulang, seperti pekerja
pemasang bagian mesin dan sekretaris. Hal ini juga terjadi pada wanita yaitu
sekitar 2.8 % kasus per 1000 penduduk dibandingkan dengan laki-laki yaitu 0.6%
per 1000 penduduk. Penduduk dengan usia 40 tahun keatas, memiliki prevalensi
yang lebih tinggi yaitu sekitar 2% per 1000 penduduk, dibandingkan dengan usia
dibawah 20 tahun yaitu sekitar 0.6% per 1000 penduduk.4
2.4 Etiologi
Beberapa penelitian ilmiah dilakukan untuk mengidentifikasi langsung
penyebab pasti terjadinya De Quervain Disease, namun mekanisme pasti
terjadinya penyakit ini belum sepenuhnya diketahui. Walaupun, penggunaan
tangan yang berlebihan menjadi faktor resiko terjadinya eksaserbasi nyeri pada
pasien De Quervain Disease. Beberapa aktifitas seperti membuka toples,
memotong dengan gunting, bermain piano dan menulis merupakan beberapa
contoh repetitif trauma minor yang dapat memacu terjadinya eksaserbasi nyeri
pada De Quervain Disease.5,6
2.5 Patogenesis.
Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau penggunaan yang berlebihan
pada jari – jari tangan (overuse), menyebabkan malfungsi dari pembungkus
tendon (tendon sheath). Tendon sheath yang menghasilkan cairan senovial yang
berfungsi sebagai lubrikasi untuk pergerakan tendon, mulai berkurang produksi
dan kualitas cairannya. Akibatnya, pada penggunaan jari-jari selanjutnya terjadi
pergesekan otot dengan tendon sheath. Sehingga terjadi proliferasi jaringan ikat
fibrosa yang tampak sebagai bentuk inflamasi dari tendon sheath. Proliferasi ini
menyebabkan pergerakan tendon terbatas karena jaringan ikat memenuhi sebagian
besar tendon sheath. Terjadilah stenosis pada tendon, yang menyebabkan
terbatasnya pergerakan otot ekstensor policis brevis dan abductor policis longus.
Pergesekan antara kedua otot ini merangsang nyeri pada nervus yang melekat
pada keduanya, sehingga terjadilah nyeri saat pergerakan ibu jari yang merupakan
keluhan utama pada pasien.5,6
2.6 Gejala Klinis
a) Nyeri yang terlokalisir pada regio manus radial (distal dan atau proksimal)
b) Nyeri ketika mennggerakkan tangan atau ibu jari.
c) Nyeri ketika mengepalkan tangan
d) Edema pada sendi sekitar ibu jari tangan.6
2.7 Diagnosis
Proses penegakan diagnosis pada De Quervain Disease/Tenovaginitis
berdasarkan pemeriksaan klinis yaitu anamnesis dan pemeriksaan fisik.
a. Anamnesis
Penilaian berdasarkan pada keluhan utama pasien yaitu adanya
eksaserbasi nyeri pada prosesus styloideus radius ketika menggerakkan
tangan dan ibu jari. Tanyakan bagaimana riwayat terjadinya nyeri, apakah
nyeri bersifat akut atau nyeri lambat laun semakin memberat. Riwayat
penyakit dahulu berupa penyakit remathoid artritis, diabetes melitus serta
penyakut metabolik lainnya, riwayat trauma terutama yang langsung
mengenai tangan serta riwayat pekerjaan pasien yang berhubungan dengan
penggunaan tangan yang berlebihan.3
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, terdapat nyeri tekan pada daerah prosesus
styloideus radius, kadang – kadang dapat dilihat atau teraba nodul akibat
penebalan jaringan fibrosa pada tendon sheath. Pemeriksaan sederhana yang
dapat dilakukan adalah Finkelstein’s test dan Eichoff’s test.2,5
A B
Gambar 2.3a). Eichoff’s test, pemeriksa menahan ibu jari pasien, lalu pergelangan tangan deviasi kearah ulnar. b). Finkelstein test, ibu jari pasien dilipat kearah dalam dan keempat jari tangan lainnya menjepit ibu jari. lalu pergelangan tangan di arahkan menuju deviasi ulnar. Kedua test ini dikatakan positif apabila terdapat nyeri pada prosesus styloideus radialis saat dilakukan deviasi ulnar.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis tidak ada yang spesifik dalam menunjang diagnosis
untuk penyakit ini. Penemuan terbaru yaitu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi pada
200 pasien selama 10 tahun penelitian sebagai follow up pasien tenovaginitis. USG
dengan transduser 13 MHz resolusi tinggi dilakukan, dan didapatkan hasil penebalan
dan edema pada tendon sheath. 5
A B
Gambar 2.4a. Posisi transduser. b. Gambaran hipoechoic yang menunjukan penebalan pembungkus tendon (Tendon sheath) yang ditunjukan oleh tanda panah. Prosesus styloideus (per), arteri radialis (ar).
2.8 Terapi
Terapi Konservatif
1) Istirahat
Mengistirahatkan tangan dari merupakan terapi yang penting dalam
mengurangi nyeri dan inflamasi pada sekitar ibu jari akibat penggunaan yang
berlebihan.2,3
2) Splinting
Penggunaan splinting bertujuan untuk immobilisasi ibu jari dan pergelangan
tangan serta membuat ibu jari dan pergelangan tangan istirahat untuk sementara.
Penggunaan splinting ±4 minggu, dan hanya dilepas apabila ingin mencuci
tangan atau mandi. Biasanya penggunaan splinting digunakan bersamaan dengan
injeksi kortikosteroid pada lokasi inflamasi. Setelah 4 minggu penggunaan
splinting, barulah dimulai fisioterapi.2
Gambar 2.5Contoh penggunaan splinting untuk immobilisasi ibu jari dan pergelangan tangan.
3) Obat anti inflamasi
Penggunaan ibu profen (NSAID) merupakan drug of choise pada pasien
dengan nyeri yang sedang. Dosis penggunaannya pada dewasa adalah 200-800
mg.6
4) Injeksi steroid
Steroid dikenal sebagai antiinflamasi yang potensial. Injeksi steroid pada
tendon sheath kompartemen pertama pergelanga tangan dapat membantu
mengurangi penebalan dan inflamasi pada tendon sheath. Kombinasi antara 0,5
ml 1% Xylocaine dan 0,5 mL persiapan kortikosteroid long-acting dapat
disuntikkan. Injeksi pertama memberikan respon kesembuhan pada 50% pasien,
dan injeksi kedua memberikan respon pada 40-45% pasien. Kortikosteroid
menghambat proses inflamasi dengan menghambat sintesis prostaglandin dan
dengan mengurangi migrasi sel darah putih ke daerah inflamasi. Steroid
menghambat sintesis kolagen dan dapat melemahkan tendon jika digunakan
secara berlebihan.6,10,11
5) Fisioterapi
Latihan fisioterapi dapat dilakukan setelah nyeri menghilang. Beberapa
latihan fisioterapi yang dapat dilakukan meliputi:
a. Thumb lift
Gambar 2.6
Letakkan tangan Anda pada permukaan yang datar, dengan telapak tangan
menghadap ke atas.
Angkat jempol Anda jauh dari telapak tangan membentuk huruf “C”.
Tahan selama sekitar 6 detik.
Ulangi 8 sampai 12 kali.7
b. Passive Thumb Flexion
Gambar 2.7
Pegang tangan Anda di depan Anda dan memposisikan tangan Anda
sehingga jari kelingking Anda menghadap ke bawah dan jempol
menghadap ke atas. Anda juga dapat beristirahat tangan Anda pada
permukaan yang datar.
Gunakan jari-jari di tangan Anda yang lain untuk menekuk ibu jari Anda
ke dalam telapak tangan.
Tahan selama setidaknya 15 sampai 30 detik.
Ulangi 2 sampai 4 kali.7
c. Finkelstein Strech
Gambar 2.8
Tahan tangan Anda di depan Anda.
Dekatkan jempol anda dengan jari – jari tangan anda.
Gunakan tangan Anda yang lain dengan lembut meregangkan ibu jari dan
pergelangan tangan ke bawah sampai Anda merasa peregangan di sisi ibu
jari pergelangan tangan Anda.
Tahan selama setidaknya 15 sampai 30 detik.
Ulangi 2 sampai 4 kali.7,9
d. Resisted ulnar deviation
Gambar 2.9
Anda membutuhkan band elastik untuk melakukan tes ini
Duduk membungkuk ke depan dengan kaki sedikit terbuka dan letakkan
siku Anda pada paha Anda.
Pegang salah satu ujung band dengan telapak tangan ke bawah dan salah
satu kaki menginjak band, regangkan tangan yang memegang band.
Perlahan-lahan menekuk pergelangan tangan Anda ke samping mendekati
dan menjauhi lutut Anda.
Ulangi 8 sampai 12 kali.7
e. Finger Spring
Gambar 2.10
Ambil sebuh karet gelang melingkati jempol dan jari – jari tangan anda
Regangkan jari – jari anda untuk menarik karet, istirahatkan kembali.
Ulangi 10 kali dengan 3 kali repetisi.8,9
Terapi Operatif
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan untuk dilakukannya terapi operatif,
yaitu :
Nyeri berat (> 8/10 pada skala analog nyeri) dan peradangan di sepanjang
saraf sensorik radial atau kompartemen ekstensor pertama.
Pasien yang tidak bisa mentolerir NSAID, proses penyembuhan yang lama.
Pembengkakan yang lebih parah pada kompartemen pertama pergelangan
tangan.
Nyeri berlanjut > 3 bulan dan pasien tidak bisa mentolerir rasa nyeri.6
M
Gambar 2.11
Teknik operasi tendon release:
Sterilkan lapangan operasi. Lalu gunakan anastesi lokal.
Lalu buat insisi pada kulit 2-3 cm yang dimulai dari dorsal ke volar dalam
arah transvers-oblik, sejajar dengan lipatan kulit melewati kompartemen
dorsal pertama pergelangan tangan.
Insisi longitudinal dapat dilakukan untuk membuat area yang lebih
panjang, namun skar pada kulit dapat melekat pada nervus kutaneus dan
tendon.
Tindakan diseksi tajam hanya sampai lapisan dermis, tidak sampai lemak
subkutan, jauhi cabang – cabang nervus radialis superfisial.
Tarik kulit untuk memperluas lapangan operasi, gunakan diseksi tumpul
pada lemak subkutan. Cari dan lindungi cabang – cabang nervus radialis
superfisial.
Cari tendon proksimal sampai penyempitan ligamen dorsal dan tendon
sheath. Angkat tendon ekstensor policis brevis dan abduktor policis
longus, kemudian bebaskan dari tendon sheath.
Tutup insisi kulit.
2.9 Prognosis
Progosis pada penyakit ini adalah baik. Pada umumnya untuk kasus dini
berespon baik dengan terapi konservatif, sedangkan pada kasus lanjut atau kasus
yang tidak berespon terhadap terapi konservatif dilakukan terapi operatif untuk
dekompresi pada kompartemen dorsal pertama pergelangan tangan. Pasien De
Quervain disease perlu menghindari beberapa aktifitas yang menyebabkan
trauma minor repetitif hingga pengobatan yang adekuat tercapai.5
BAB III
KESIMPULAN
De quervain disease (De Quervain tendinosis/ De Qeurvain Tenosynovitis/
Washerwoman’s sprain) merupakan suatu bentuk penyempitan akibat adanya penebalan
pada tendon dan jaringan fibrosus pembungkus tendon disekitar pangkal ibu jari.
Tendinosis bermakna pembengkakan pada tendon dan pembungkus tendon.
Pembengkakan ini mengakibatkan rasa nyeri dan kekakuan pada tendon apabila
digunakan untuk pergerakan tangan terutama ibu jari. penyebab pasti penyakit ini belum
sepenuhnya diketahui, namun kegiatan yang berlebihan menggunakan ibu jari secara
berlebihan dapat menyebabkan trauma minor yang repetitif, sehingga dapat
menyebabkan eksaserbasi nyeri pada ibu jari.
Penegakan diagnosis pada penyakit ini umumnya berdasarkan pemeriksaan klinis,
yaitu Finkelstein’s test dan Eichoff’s test. Hasil pemeriksaan menunjukan hasil yang
positif bila terdapat rasa nyeri pada kompartemen dorsal pertama pergelangan tangan.
Beberapa terapi yang dadapat dilakukan untuk mengobati penyakit ini, yaitu terapi
konservatif dan pembedahan.
Umunya prognosis pada penyakit ini adalah baik. Untuk kasus dini, dapat
berespon dengan terapi konservatif, sedangkan pada kasus lanjut dan kasus yang tidak
berespon dengan terapi konservatif, dapat dilakukan terapi pembedahan untuk
dekompresi tendon.
DAFTAR PUSTAKA
1. De Quervain Tenosynovitis oleh Elizabeth Dallas dalam http://www.physio-
pedia.com/De_Quervain%27s_Tenosynovitis 2011. Diakses pada tanggal 26
Mei 2015.
2. De Quervain Tenosynovitis oleh Jenifer Green dalam:
www.wesleyhandcentre.com.au 2008. Diakses pada tanggal 23 Mei 2015.
3. Jones,Huw; Armitage, anne. 2014. De Quervain Tenosynovitis – Inflamation
of the Tendon of the Thumb. Oxford University Hospital. UK. pp.1-7
4. Incidence of de Quervain's tenosynovitis in a young, active population oleh J
Hand Surg dalam http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19081683 2010.
Diakses tanggal 26 Mei 2015.
5. Arend,C. 2012. Tenosynovitis and synovitis of the first extensor compartment
of the wrist: what sonographers should know. Radiol Brazil. Brazil. Vol 45.
pp.215-224.
6. Brien,M. 2007. De Quervain’s Syndrome: Nonoperative Management. The
Brigham and Women's Hospital, Inc. Prancis. pp. 1-11.
7. De Quervain disease: Exercise oleh Keiser Permanete dalam
http://www.kp.org. 2010. Diakses pada tanggal 26 mei 2015.
8. John, A. 2012. Conservative management of De Quervain’s stenosing
tenosynovitis. Canadian Chiropractic Research Foundation. Kanada. Vol 56,
pp. 112-120.
9. De quervain tenosynovitis oleh Mc Kesson dalam www.sportsmedpress.com
2010. Diakses tanggal 26 Mei 2015
10. De quervain tenosynovitis : treatment and management oleh Roy A Meals
dalam http://emedicine.medscape.com/article/1243387-treatment#a1133 2014.
Diakses pada tanggal 30 Mei 2015.
11. Physical medicine and Rehabilitation for De Quervain Tenosynovitis oleh
Patrick M Foye dalam http://emedicine.medscape.com/article/327453-
overview 2014. Diakses pada tanggal 30 Mei 2015.