9
Referat ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN EKTIMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA 2012 1

referat ektima

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat ektima

Citation preview

Page 1: referat ektima

Referat

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

EKTIMA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HANG TUAH

SURABAYA

2012

1

Page 2: referat ektima

RESPONSI

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

EKTIMA

DEFINISI

Pioderma adalah infeksi pada lapisan epidermis, daerah stratum

korneum, atau pada folikel rambut, yang disebabkan oleh stapylococcus,

streptococcus, atau oleh keduanya.(1,2)

Ektima adalah pioderma ulseratif kulit yang umumnya disebabkan oleh

Streptococcus atau Staphylococcus atau kombinasi dari keduanya. Menyerang

epidermis dan dermis membentuk ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis,

biasanya terdapat pada tungkai bawah.(3) Ektima termasuk pioderma kutaneus

dengan karakteristik krusta tebal dan adanya ulkus maupun erosi. Faktor

predisposisi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini adalah hygiene

yang kurang, malnutrisi dan trauma.(1)

Gambaran ektima mirip dengan impetigo, namun kerusakan dan daya

invasifnya pada kulit lebih dalam daripada impetigo. Lesi pada ektima

awalnya mirip dengan impetigo, berupa vesikel atau pustul. Kemudian

langsung ditutupi dengan krusta yang lebih keras dan tebal daripada krusta

pada impetigo, dan ketika dikerok nampak lesi berupa ulkus yang dalam dan

biasanya berisi pus.(2,3)

EPIDEMIOLOGI

Ektima biasanya terjadi karena impetigo yang tidak diobati. Secara

epidemiologi ektima sering ditemukan pada orang-orang dengan higiene

kurang seperti pengemis, para prajurit perang, dan pada daerah dengan

2

Page 3: referat ektima

kelembapan tinggi.(3) Ektima terdapat baik pada anak maupun dewasa,

tempat predileksi di tungkai bawah, dan dasarnya ialah ulkus.(2)

ETIOLOGI

Streptococcus dan atau Staphylococcus.(3)

PATOGENESIS

Seperti halnya Staphylococcus aureus, Streptococcus sp. Juga

terkenal sebagai bakteri patogen untuk kulit. Streptococcus Grup A, B, C, D,

dan G merupakan bakteri patogen yang paling sering ditemukan pada

manusia. Kandungan M-protein pada bakteri ini menyebabkan bakteri ini

resisten terhadap fagositosis. Staphylococcus aureus dan Staphylococcus

pyogenes menghasilkan beberapa toksin yang dapat menyebabkan

kerusakan lokal atau gejala sistemik.(1)

Impetigo yang disebabkan oleh streptococcus dan staphylococcus

yang tidak diterapi bisa menyerang ke lapisan kulit lebih dalam. Melalui

penetrasi ke lapisan epidermis, sehingga menyebabkan ulkus yang dangkal

dengan krusta diatasnya. Lesi ektima bisa mengikuti lesi awal pioderma, bisa

juga tanpa didahului lesi dermatosis.(3)

Faktor host seperti immunosuppresi, terapi glukokortikoid, dan atopic

memainkan peranan penting dalam pathogenesis dari infeksi Staphylococcus.

Adanya trauma ataupun inflamasi dari jaringan (luka bedah, luka bakar,

trauma, dermatitis, benda asing) juga menjadi faktor yang berpengaruh pada

pathogenesis dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini.(1)

GEJALA KLINIS

Tampak sebagai krusta tebal berwarna kuning, biasanya berlokasi di

tungkai bawah, yaitu tempat yang relatif banyak mendapat trauma. Jika krusta

diangkat ternyata lekat dan tampak ulkus yang dangkal.(2)

3

Page 4: referat ektima

Tempat predileksi ektima pada ekstremitas bawah, sering menyerang

anak-anak, orang-orang tua yang kurang memperhatikan kebersihan, serta

bisa juga pada pasien-pasien diabetes. Lesi ektima yang tidak diterapi akan

meluas dalam minggu maupun bulan. Diameternya sekitar dua sampai tiga

sentimeter.(3)

Penyakit ini dimulai dengan suatu vesikel atau pustul di atas kulit yang

eritematosa, membesar dan pecah (diameter 0,5 – 3 cm) dan beberapa hari

kemudian terbentuk krusta tebal dan kering yang sukar dilepas dari dasarnya.

Biasanya terdapat kurang lebih 10 lesi yang muncul. Bila krusta terlepas,

tertinggal ulkus superficial dengan gambaran “punched out appearance” atau

berbentuk cawan dengan dasar merah dan tepi meninggi. Lesi cenderung

menjadi sembuh setelah beberapa minggu dan meninggalkan sikatriks.

Biasanya lesi dapat ditemukan pada daerah ekstremitas bawah.(1)

Gambar A: Lesi tipikal ektima pada ektremitas bawah

4

Page 5: referat ektima

DIAGNOSIS BANDING

1. Folikulitis, didiagnosis banding dengan ektima sebab predileksi biasanya di

tungkai bawah dengan kelainan berupa papul atau pustul yang eritematosa.

Perbedaannya, pada folikulitis, di tengah papul atau pustul terdapat rambut

dan biasanya multipel.(2)

2. Impetigo krustosa, didiagnosa banding dengan ektima karena

memberikan gambaran Effloresensi yang hampir sama berupa lesi yang

ditutupi krusta. Bedanya, pada impetigo krustosa lesi biasanya lebih

dangkal, krustanya lebih mudah diangkat, dan tempat predileksinya

biasanya pada wajah dan punggung serta terdapat pada anak-anak

sedangkan pada ektima lesi biasanya lebih dalam berupa ulkus,

krustanya lebih sulit diangkat dan tempat predileksinya biasanya pada

tungkai bawah serta bisa terdapat pada usia dewasa muda. (2)

Gambar : Impetigo. Eritema dan krusta pada seluruh daerah centrofacial

PENATALAKSANAAN

1. Nonfarmakologi

Pengobatan ektima tanpa obat dapat berupa mandi menggunakan

sabun antibakteri dan sering mengganti seprei, handuk, dan pakaian.

Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan di gigit serangga.

2. Farmakologi

5

Page 6: referat ektima

Sistemik

1. Pengobatan lini pertama

a. Dewasa: Dikloksasilin 4 x 250 - 500 mg selama 5 - 7 hari.

Anak: 5 - 15 mg/kgBB/dosis, 3 - 4 kali/hari.

b. Amoksisilin + Asam klavulanat 3 x 25 mg/kgBB

c. Penicillin V 4 x 250 - 500 mg selama 5 - 7 hari

2. Pengobatan lini kedua

a. Azitromisin 1 x 500 mg, kemudian 1 x 250 mg selama 4 hari

b. Klindamisin 15 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari

c. Dewasa: Eritomisin 4 x 250 - 500 mg selama 5 - 7 hari.

Anak: 12,5 - 50 mg/kgBB/dosis, 4 kali/hari.

Topikal

Pengobatan topikal digunakan jika infeksi terlokalisir, tetapi jika

luas maka digunakan pengobatan sistemik. Asam fusidat 2%,

Mupirosin, dan Basitrasin merupakan antibiotik yang dapat digunakan

secara topikal. (3)

Edukasi

Memberi pengertian kepada pasien tentang pentingnya menjaga

kebersihan badan dan lingkungan untuk mencegah timbulnya dan

penularan penyakit kulit.

PROGNOSIS

Ektima sembuh secara perlahan, tetapi biasanya meninggalkan jaringan

parut (skar).(3)

6

Page 7: referat ektima

DAFTAR PUSTAKA

1. Craft Noah, et al. Superficial Cutaneous Infections and Pyoderma. In:

Wolff Klause, Goldsmith Lowell, Katz Stephen, eds. Fitzpatrick’s

Dermatology in General Medicine 7th ed. New York: McGraw-Hill

Companies; 2008.

2. Djuanda Adhi, Pioderma, Dalam: Djuanda Adhi,eds. Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin Edisi 5. Jakarta: FK UI; 2008.

3. James William, Berger Timothy, Elston Dirk, eds. Andrews’ Disease of

The Skin Clinical Dermatology 11th ed. USA: Saunders Elsevier; 2006.

7