4
Etiologi Anemia Aplastik Anemia aplastik diperkirakan disebabkan oleh cedera atau kerusakan sel induk pluripoten umum yang mengenai semua populasi sel selanjutnya. (Harrison, 2000) 1. Sebab Kongenital. Anemia Fanconi, anemia aplastik konstitusional yang paling sering ditemukan, merupakan penyakit yang diwariskan secara resesif autosom dan biasanya muncul pada masa kanak-kanak. Sebagian pasien memiliki kelainan kromosom yang disebabkan oleh gangguan perbaikan DNA. (Harrison, 2000) 2. Sebab Imunologik. Sejumlah pengamatan klinis sampai pada konsep bahwa sejumlah kasus anemia aplastik mungkin diperantai oleh mekanisme imunologik. Pengamatan tersebut adalah perbaikan setelah pemberian preparat imunosupresif untuk tandur sumsum tulang autolog, dan pada beberapa pasien perlunya pemberian imunosupresi untuk rekonstitusi hematopoitik setelah transplantasi sumsum dari donor kembar identik. Berbagai teknik biakan in vitro juga menyokong adanya proses imun seluler atau humoral pada beberapa pasien anema aplastik. (Harrison, 2000)

Referat - Etiologi Anemia Aplastik - Putri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat - Etiologi Anemia Aplastik - Putri

Citation preview

Page 1: Referat - Etiologi Anemia Aplastik - Putri

Etiologi Anemia Aplastik

Anemia aplastik diperkirakan disebabkan oleh cedera atau kerusakan sel induk

pluripoten umum yang mengenai semua populasi sel selanjutnya. (Harrison, 2000)

1. Sebab Kongenital. Anemia Fanconi, anemia aplastik konstitusional yang paling sering

ditemukan, merupakan penyakit yang diwariskan secara resesif autosom dan biasanya

muncul pada masa kanak-kanak. Sebagian pasien memiliki kelainan kromosom yang

disebabkan oleh gangguan perbaikan DNA. (Harrison, 2000)

2. Sebab Imunologik. Sejumlah pengamatan klinis sampai pada konsep bahwa sejumlah

kasus anemia aplastik mungkin diperantai oleh mekanisme imunologik. Pengamatan

tersebut adalah perbaikan setelah pemberian preparat imunosupresif untuk tandur

sumsum tulang autolog, dan pada beberapa pasien perlunya pemberian imunosupresi

untuk rekonstitusi hematopoitik setelah transplantasi sumsum dari donor kembar identik.

Berbagai teknik biakan in vitro juga menyokong adanya proses imun seluler atau

humoral pada beberapa pasien anema aplastik. (Harrison, 2000)

3. Obat dan Toksin. Berbagai obat dan bahan kimia yang tampaknya tidak saling

berkaitan diduga merupakan penyebab anemia aplastik. Obat yang pada dosis tertentu

menimbulkan depresi sumsum tulang adalah obat antineoplastik dan imunosupresif

bersama dengan radiasi ionisasi. Obat ini mencakup antagonis asam folat, obat alkilasi,

antrasiklin, dan nitrosourea, serta analog purin dan pirimidin. Aplasia sumsum tulang

juga dapat dicetuskan oleh terapi sinar-X, oleh pajanan sinar-X dosis rendah kronik, atau

yang lebih jarang, oleh pajanan akut dari kecelakaan laboratorium atau industri.

Keparahan aplasia bergantung pada dosis dan tingkat pajanan serta luasnya sumsum

tulang yang teradiasi. Aplasia yang dicetuskan oleh benzen dapat timbul akibat

penggunaan industri atau domestikk produk yang mengandung benzen. (Harrison, 2000)

Page 2: Referat - Etiologi Anemia Aplastik - Putri

Kloramfenikol, suatu antibiotik spektrum-luas, dikaitkan dengan dua bentuk toksisitas

sumsum tulang. Efek yang lebih sering pada sumsum tulang adalah penekanan prekursor

eritroid dan kadang-kadang granulositik dan megakariositik yang berkaitan dengan dosis

dan revesibel. Bentuk gagal sumsum tulang yang lebih serius yang berkaitan dengan

kloramfenikol adalah reaksi idiosinkratik. Senyawa nitrobenzen ini merupakan satu-

satunya obat yang paling sering dianggap sebagai penyebab anemia aplastik. Pasien

menderita pansitopenia berat dan sering aplasia sumsum tulang yang ireversibel dan

fatal. Penyulit ini diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dalam 50.000 pasien yang mendapat

obat ini. (Harrison, 2000)

4. Infeksi. Sejumlah kasus anemia aplastik pernah dilaporkan timbul setelah hepatitis

infeksiona. Hepatitis yang terjadi tidak dibedakan berdasarkan keparahannya, dan

anemia aplastik sering timbul setelah hepatitis mereda. Aplasia cenderung berat dan

sering menimbulkan kematian. Virus lain, termasuk virus Epstein-Barr, diduga dapat

menimbulkan anemia aplastik. (Harrison, 2000)

Beberapa pasien yang terinfeksi virus HIV akan mengalami pansitopenia dan sumsum

tulang yang hipoplastik. Faktor yang berperan adalah penekanan langsung sel

hematopoietik oleh virus, infeksi oportunis misalnya sitomegalovirus atau

Mycrobacterium avium intracellulare (MAC), dan obat mielotoksik misalnya

trimetoprim-sulfametoksazol dan azidotimidin. (Harrison, 2000)

Dapus

Harrison. 2000. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.