Upload
michael-spica-rampangilei
View
273
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 Referat Exantem
1/64
1
DAFTAR ISI
BAB I ...............................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
RUBELLA.............................................................................................................................2
MEASLES ATAU RUBEOLA...........................................................................................16
VARISELA...............................................................................................24
GIANOTTI CROSTI SYNDROME......................................................36
BAB II.............................................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................61
8/13/2019 Referat Exantem
2/64
2
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
RUBELLA
Latar Belakang
Rubellaatau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim biasanya
ditandai dengan gejala-gejala utama ringan berupa ruam yang serupa dengan campak
(rubeola) ringan atau demam scarlet dan pembesaran limfonodi pascaoksipital, retroaurikuler,
dan servikalis posterior. Campak Jerman atau rubela ini biasanya anya menyerang anak-
anak sampai usia belasan taun.!"amun, apabila penyakit ini menyerang anak yang lebi tua
dan de#asa, terutama #anita de#asa, infeksi kadang-kadang dapat berat, dengan manifestasi
keterlibatan sendi dan purpura.! $enyakit ini juga dapat menyerang ibu yang sedang
mengandung dalam tiga bulan pertama, dan biasanya menyebabkan anomali kongenital
berat.%
&indroma rubellakongenital (CongenitalRubellaSyndrome, CRS) terjadi pada '
bayi yang dilairkan ole #anita yang terinfeksi rubellaselama trimester pertama keamilan
ole karena infeksi transplasenta pada janin ole virus rubella.%Risiko kecacatan congenital
ini menurun ingga kira-kira !-% pada minggu ke-!* dan lebi jarang terjadi bila terkena
infeksi pada usia keamilan % minggu.+ nfeksi janin pada usia lebi muda mempunyai
risiko kematian di dalam raim, abortus spontan, dan kecacatan kongenital dari sistem organ
tubu utama. Cacat yang terjadi bisa satu atau kombinasi dari jenis kecacatan seperti tuli,
katarak, mikroftalmia, glaukoma kongenital, mikrosefali, meningoensefalitis,
keterbelakangan mental, patent duktus arteriosus, defek septum atrium atau ventrikel jantung,
purpura, epatosplenomegali, ikterus, dan penyakit tulang radiolusen. $enyakit CR& yang
sedang dan berat biasanya suda dapat diketaui ketika bayi baru lair, sedangkan kasus
ringan yang mengganggu organ jantung atau tuli sebagian, bisa saja tidak terdeteksi beberapa
bulan bakan ingga beberapa taun setela bayi baru lair. iabetes mellitus dengan
ketergantungan insulin diketaui sebagai manifestasi lambat dari CR&.
8/13/2019 Referat Exantem
3/64
3
Epidemiologi
$enyakit ini terdistribusi secara luas di dunia dan biasanya terjadi selama musim semi.
$enyakit ini paling sering timbul pada musim semi dan terutama mengenai anak serta de#asa
muda. $ada manusia, virus ditularkan secara oral droplet dan melalui plasenta pada infeksikongenital. &ebelum ada vaksinasi, angka kejadian paling tinggi terdapat pada anak usia -!/
taun.+e#asa ini kebanyakan kasus terjadi pada remaja dan de#asa muda. 0elainan pada
fetus mencapai + akibat infeksi rubela pada ibu amil selama minggu pertama keamilan. +
Risiko kelainan pada fetus tertinggi (-*) terjadi pada bulan pertama dan menurun
menjadi /- pada bulan keempat keamilan ibu.% &urvei di nggris (!'1-!'1/)
menunjukkan insidens infeksi fetus sebesar + dengan rubela klinis dan anya !' yang
subklinis./&ekitar 2 bayi yang terinfeksi rubela kongenital mengalami defek. 3nak laki
laki dan #anita sama-sama terkena. $ada populasi yang rapat, seperti institusi dan 3srama
tentara, ampir ! dari individu yang rentan dapat terinfeksi. $ada kelompok keluarga,
penyebaran virus dapat terjadi -* pada anggota keluarga yang rentan mendapat
penyakit.
$emeriksaan serologis sebelum penggunaan vaksin rubella rnenunjukkan ba#a
sekitar 2 populasi de#asa di 3merika &erikat dan benua lain mempunyai antibodi
teradap rubella.
!
i populasi pulau, seperti populasi 4rinidad dan 5a#aii, anya % dariorang de#asa yang diperiksa dapat dideteksi antibodi.! 0etika #aba rubella merebak di
3merika &erikat pada taun !'*1-!'*, lebi %, bayi tela dilairkan cacat.! 6aba
Rubela juga dikatakan menyebabkan sekurang-kurangnya !, kasus keguguran dan bayi
yang lair mati saat dilairkan. iperkirakan % bayi yang terinfeksi rubela pada tiga bulan
pertama usia kandungan dilairkan dengan satu jenis atau lebi kecacatan. $ada taun !'2'-
!'' sejumla kasus rubellamenyerang lebi banyak pada anak remaja di atas umur ! taun
dan de#asa diperkirakan karena kegagalan vaksinasi pada setiap individu.!,/ Resiko terserang
rubellakembali menurun untuk semua umur dan dilaporkan kasus di 3merka &erikat pada
taun !''' sebanyak %*1./
Etiologi
Rubelladisebabkan ole suatu R"3 virus, genus Rubivirus, famili 4ogaviridae. 7irus
dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. 7irus rubella berbentuk bulat (sferis) dengan
diameter *-1nm, dan memiliki inti (core) nucleoprotein padat yang dikelilingi ole dua
lapis lipid yang mengandungglycoprotein envelope 8! dan 8%./&ecara fisiko-kimia#i virus
8/13/2019 Referat Exantem
4/64
4
ini sama dengan anggota virus lain dari famili tersebut, tetapi virus rubela secara serologik
berbeda.
$ada #aktu terdapat gejala klinis virus ditemukan pada sekret nasofaring, dara, feses
dan urin. 7irus rubela tidak mempunyai pejamu golongan intervetebrata, dan manusiamerupakan satu-satunya pejamu golongan vertebrata. Cara penularan penyakit ini melalui
kontak dengan sekret nasofaring dari orang terinfeksi. nfeksi terjadi melalui droplet atau
kontak langsung dengan penderita. $ada lingkungan tertutup seperti di asrama calon prajurit,
semua orang yang rentan dan terpajan bisa terinfeksi. 9ayi dengan CR& mengandung virus
pada sekret nasofaring dan urin mereka dalam jumla besar, seingga menjadi sumber
infeksi.
Gambar 1. Struktur virus Rubella.4
Gambar 2. Struktur virus Rubella.1
$enyebab rubellaatau campak Jerman adala virus rubella. :eski virus penyebabnya
berbeda, namun rubelladan campak (rubeola) mempunyai beberapa persamaan. Rubelladan
campak merupakan infeksi yang menyebabkan kemeraan pada kulit pada penderitanya.
8/13/2019 Referat Exantem
5/64
5
$erbedaannya, rubellaatau campak Jerman tidak terlalu menular dibandingkan campak yang
cepat sekali penularannya. $enularan rubelladari penderitanya ke orang lain terjadi melalui
percikan luda ketika batuk, bersin dan udara yang terkontaminasi. 7irus ini cepat menular,
dan penularan dapat terjadi sepekan (! minggu) sebelum timbul bintik-bintik mera pada
kulit si penderita, sampai lebi kurang sepekan setela bintik tersebut mengilang. "amun
bila seseorang tertular, gejala penyakit tidak langsung tampak. ;ejala baru timbul kira-kira
!/ < %! ari kemudian. &elain itu, campak lebi lama proses penyembuannya sementara
rubellaanya + ari, karena itu pula rubellasering disebut campak + ari.
Patofisiologi
$enularan terjadi melalui droplet, dari nasofaring atau rute pernafasan. &elanjutnya
virus rubela memasuki aliran dara. "amun terjadinya erupsi di kulit belum diketaui
patogenesisnya. 7iremia mencapai puncaknya tepat sebelum timbul erupsi di kulit. i
nasofaring virus tetap ada sampai * ari setela timbulnya erupsi dan kadang-kadang lebi
lama. &elain dari dara dan sekret nasofaring, virus rubela tela diisolasi dari kelenjar geta
bening, urin, cairan serebrospinal, 3&, cairan synovial, dan paru.%$enularan dapat terjadi
biasanya dari 1 ari sebelum ingga ari sesuda timbulnya erupsi. aya tular tertinggi
terjadi pada akir masa inkubasi, kemudian menurun dengan cepat, dan berlangsung ingga
mengilangnya erupsi. Ruam nampak akibat titer serum antibodi meningkat danmempengarui antigen-antibodi dan berinteraksi di kulit.
Manifestasi Klinis
0eluan yang dirasakan biasanya lebi ringan dari penyakit campak. 9ercak-bercak
mungkin juga akan timbul tapi #arnanya lebi muda dari campak biasa. 9iasanya, bercak
timbul pertama kali di muka dan leer, berupa titik-titik kecil ber#arna mera muda. alam
#aktu %/ jam, bercak tersebut menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan #arnanya menjadi
lebi gelap. 9ercak-bercak ini biasanya ilang dalam #aktu ! sampai / ari.
8/13/2019 Referat Exantem
6/64
6
Gambar 3. ksantema pada rubella.!
4anda-tanda dan gejala infeksi rubelladimulai dengan adanya demam ringan selama
! atau % ari (+1.% - +1.2 C) dan kelenjar geta bening yang membengkak dan peri,
biasanya di bagian belakang leer atau di belakang telinga. $ada ari ke-% atau ke-+, bintik-
bintik (ruam) muncul di #aja dan menjalar ke ara ba#a. i saat bintik ini menjalar ke
ba#a, #aja kembali bersi dari bintik-bintik. 9intik-bintik ini biasanya menjadi tanda
pertama yang dikenali ole para orang tua.
Ruam rubelladapat terliat seperti kebanyakan ruam yang diakibatkan ole virus lain.
4erliat sebagai titik mera atau mera muda, yang dapat berbaur menyatu. 9intik ini dapat
terasa gatal dan terjadi ingga tiga ari. engan berlalunya bintik-bintik ini, kulit yang
terkena kadangkala terkelupas alus.
;ejala lain dari rubellayang sering ditemui pada remaja dan orang de#asa yaitu sakit
kepala, kurang nafsu makan, konjungtivitis ringan (pembengkakan pada kelopak mata dan
bola mata), idung yang tersumbat, kelenjar geta bening yang membengkak di bagian lain
tubu, serta adanya rasa sakit dan bengkak pada persendian (terutama pada #anita muda).
9anyak orang yang terkena rubella tidak menunjukkan adanya gejala apapun. 9erbeda
dengan rubeola, campak jerman ini tidak ada fotofobia.!,+
3ngka sel dara puti normal atausedikit menurun, trombositopeni jarang, dengan atau tanpa purpura. 4erutama pada #anita
yang lebi tua dan #anita de#asa, poliartritis dapat terjadi dengan artralgia dan lamanya
biasanya beberapa ari dan jarang artritis ini menetap selama berbulan-bulan. &etiap sendi
dapat terlibat, tetapi sendi-sendi kecil tangan paling sering terkena.
0etika rubellaterjadi pada #anita amil, dapat terjadi sindrom rubellaba#aan yang
potensial menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang tumbu. 3nak yang terkena
rubella sebelum dilairkan beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbuan,
8/13/2019 Referat Exantem
7/64
7
keterlambatan mental, kesalaan bentuk jantung dan mata, tuli, dan problematika ati, limpa
dan sumsum tulang. $ada janin, infeksi rubelladapat menyebabkan abortus bila terjadi pada
trisemester .%$ada mulanya, replikasi virus terjadi dalam jaringan janin dan menetap dalam
keidupan janin, dan mempengarui pertumbuan janin seingga menimbulkan kecacatan
atau kelainan yang lain. nfeksi ibu pada trisemester kedua juga dapat menyebabkan kelainan
yang luas pada organ. 7irus dan interaksi antara virus dan sel di dalam uterus yang menetap
dapat menyebabkan kelainan yang luas pada periode neonatal, seperti anemia emolitika
dengan ematopoiesis ekstra meduler, epatitis, nefritis interstitial, ensefalitis, pankreatitis
interstitial dan osteomielitis.%,+:asa inkubasi berlangsung sekitar ! ari, tetapi bisa berkisar
antara 1-!2 ari dari saat terpajan sampai timbul gejala demam, biasanya !/ ari sampai
timbul ruam dan jarang sekali lebi lama dari !'-%! ari. ; untuk perlindungan pasif yang
diberikan setela ari ketiga masa inkubasi dapat memperpanjang masa inkubasi.
;ejala rubellakongenital dapat dibagi dalam + kategori =
!. &indroma rubellakongenital yang meliputi / defek utama yaitu =+
a. ;angguan pendengaran tipe neurosensorik.
4imbul bila infeksi terjadi sebelum umur keamilan 2 minggu. ;ejala ini dapat
merupakan satusatunya gejala yang timbul.
b. ;angguan jantung meliputi $3, 7& dan stenosis katup pulmonal
c. ;angguan mata meliputi katarak dan glaukoma. 0elainan ini jarang berdiri sendiri.
Gambar !. "atarak pada rubella kongenital.1
8/13/2019 Referat Exantem
8/64
Gambar #. $emeriksaan funduskopi pada glaukoma.1
d. Retardasi mental dan beberapa kelainan lain antara lain trombositopeni (%lueberry
muffin ras&), epatosplenomegali, meningoensefalitis, pneumonitis, dan lain-lain.
Gambar '. (esi trombositopeni )%lueberry muffin ras&*.1
%. +tended- sindroma rubellakongenital.
:eliputi cerebral palsy, retardasi mental, keterlambatan pertumbuan dan berbicara,
kejang, ikterus, dan gangguan imunologi (ipogamaglobulin).
+. elayed- sindroma rubellakongenital.
:eliputi panensefalitis, iabetes :ellitus tipe-!, gangguan pada mata dan pendengaranyang baru muncul bertaun-taun kemudian.
Masa Inkubasi
:asa inkubasi virus campak jerman ini adala !/-%! ari. alam beberapa laporan
lain #aktu inkubasi minimum !% ari dan maksimum !1-%! ari. 4anda yang paling kas
adala adenopati retroaurikuler, servikal posterior, dan di belakang oksipital.
Masa prodromal
$ada anak, biasanya erupsi timbul tanpa keluan sebelumnya dan jarang disertai
gejala dan tanda pada masa prodromal. "amun pada remaja dan de#asa muda, masa
prodromal berlangsung !- ari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala, nyeri tenggorok,
kemeraan pada konjungtiva, rinitis, batuk dan limfadenopati. ;ejala ini segera mengilang
pada #aktu erupsi timbul. ;ejala dan tanda prodromal biasanya mendaului !- ari erupsi di
kulit. $ada beberapa penderita de#asa, gejala dan tanda tersebut dapat menetap lebi lama
dan bersifat lebi berat.
8/13/2019 Referat Exantem
9/64
!
&elama masa prodromal atau ari pertama erupsi, pada % penderita biasanya akan
timbul suatu enantema, tanda-orsc&&eimer, yaitu makula atau petekia pada palatum molle./
$embesaran kelenjar limfe bisa timbul -1 ari sebelum timbul eksantema, kas mengenai
kelenjar suboksipital, postaurikular dan servikal dan disertai nyeri tekan.
Masa eksantema
&eperti pada rubeola, eksantema mulai retro aurikular atau pada muka dan dengan
cepat meluas secara kraniokaudal ke bagian lain dari tubu. :ula-mula berupa makula yang
berbatas tegas dan kadang-kadang dengan cepat meluas dan menyatu, memberikan bentuk
morbiliform. $ada ari kedua, eksantem dimuka mengilang, diikuti ari ke-+ di tubu dan
ari ke-/ di anggota gerak. $ada / kasus infeksi rubela terjadi tanpa eksantema.
>imfadenopati merupakan suatu gejala klinis yang penting pada rubela. 9iasanya
pembengkakan kelenjar geta bening itu berlangsung selama -2 ari. $ada penyakit rubela
yang tidak mengalami penyulit sebagian besar penderita suda dapat bekerja seperti biasa
pada ari ke-+. sebagian kecil penderita masi terganggu dengan nyeri kepala, sakit mata,
rasa gatal selama 1-! ari.
Diagnosis
iagnosis klinis sering kali sukar dibuat untuk seorang penderita ole karena tidak
ada tanda atau gejala yang patognomik untuk rubela. &eperti dengan penyakit eksantema
lainnya, diagnosis dapat dibuat dengan anamnesis yang cermat. Rubela merupakan penyakit
yang epidemik seingga bila diselidiki dengan cermat, dapat ditemukan kasus kontak atau
kasus lain di dalam lingkungan penderita. &ifat demam dapat membantu dalam menegakkan
diagnosis, ole karena demam pada rubela jarang sekali di atas +2,?C. $ada infeksi tipikal,
makula mera muda yang menyatu menjadi eritema difus pada muka dan badan serta
artralgia pada tangan penderita de#asa merupakan petunjuk diagnosis rubela. $erubaan
ematologik anya sedikit membantu penegakan diagnosis. $eningkatan sel plasma -%
merupakan tanda yang kas. 0adang-kadang terdapat leukopenia pada a#al penyakit yang
dengan segera diikuti limfositosis relatif. &elain itu, sering terjadi penurunan ringan jumla
trombosit.
iagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan serologik yaitu adanya peningkatan
titer antibodi / kali pada emaglutination inibition test (53R) atau ditemukannya antibodi
g: yang spesifik untuk rubela.
/
4iter antibodi mulai meningkat %/-/2 jam setelapermulaan erupsi dan mencapai puncaknya pada ari ke *-!%.+,/&elain pada infeksi primer,
8/13/2019 Referat Exantem
10/64
1"
antibodi g: spesifik rubela dapat ditemukan pula pada reinfeksi. alam al ini adanya
antibodi g: spesifik rubela arus diinterpretasi dengan ati-ati.
&era sebaiknya dikumpulkan secepat mungkin (dalam kurun #aktu 1-! ari) sesuda
onset penyakit dan pengambilan berikutnya setidaknya 1-!/ ari (lebi baik %-+ minggu)kemudian. 7irus bisa diisolasi dari faring ! minggu sebelum ingga % minggu sesuda timbul
ruam. 7irus bisa ditemukan dari conto dara, urin dan tinja. "amun isolasi virus adala
prosedur panjang yang membutukan #aktu sekitar !-!/ ari.
iagnosa dari CR& pada bayi baru lair dipastikan dengan ditemukan adanya antibodi
g: spesifik pada spesimen tunggal, dengan titer antibodi spesifik teradap rubella diluar
#aktu yang diperkirakan titer antibodi maternal g; masi ada, atau melalui isolasi virus
yang mungkin berkembang biak pada tenggorokan dan urin paling tidak selama ! taun.+
7irus juga bisa dideteksi dari katarak kongenital ingga bayi berumur + taun. iagnosis
prenatal dilakukan dengan memeriksa adanya g: dari dara janin melalui C7& (c&orionoc
villus sampling) atau kordosentesis. 0onfirmasi infeksi fetus pada trimester dilakukan
dengan menemukan adanya antigen spesifik rubelladan R"3 pada C7&. :etode ini adala
yang terbaik untuk isolasi virus pada asil konsepsi.
9erdasarkan gejala klinik dan temuan serologi, sindroma rubella kongenital (Congenital
RubellaSyndrome) dapat diklasifikasikan sebagai berikut =!
1. CRS confirmed.
efek dan satu atau lebi tanda@ gejala berikut =
A 7irus rubellayang dapat diisolasi.
A 3danya g: spesifik rubella.
A :enetapnya g; spesifik rubella.
2. CRS compatible.
4erdapat defek, tetapi konfirmasi laboratorium tidak lengkap. idapatkan % defek dari
item a, atau masing-masing satu dari item a dan b.
a. 0atarak dan@ atau glaukoma kongenital, penyakit jantung kongenital, tuli, retinopati.
b. $urpura, splenomegali, kuning, mikrosefali, retardasi mental, meningo ensefalitis,penyakit tulang radiolusen.
8/13/2019 Referat Exantem
11/64
11
3. CRS possible.
efek klinis yang tidak memenui kriteria untuk CR& compatible.
4. CR )CongenitalRubellanfection*.
4emuan serologi tanpa defek.
. Stillbirt&s.
Stillbirt&yang disebabkan rubellamaternal.
*. 9ukan CR&.
4emuan asil laboratorium tidak sesuai dengan CR&=
a. 4idak adanya antibodi rubellapada anak umur B %/ bulan dan pada ibu.
b. 0ecepatan penurunan antibodi sesuai penurunan pasif dari antibodi didapat.
Diagnosis Banding
$enyakit yang memberikan gejala klinis dan eksantema yang menyerupai rubela adala =
- $enyakit virus.
Campak, roseola infantum, eritema mononukleosis infeksiosa, dan pitiriasis rosea.
- $enyakit bakteri.
Scarlet fever(&karlatina).
- 8rupsi obat.
3mpisilin, penisilin, asam salisilat, barbiturat, "5, fenotiazin dan diuretik tiazid.
9ercak erupsi rubela yang berkonfluensi sulit dibedakan dari morbili, kecuali bila
ditemukan bercak koplik yang karakteristik untuk morbili. 8rupsi rubela cepat mengilang
sedangkan erupsi morbili menetap lebi lama.
9ila terjadi kemeraan difus dan tampak bercak-bercak ber#arna lebi gelap
diatasnya, perlu dibedakan dari scarlet fever. 4idak sepertiscarlet fever, pada rubela daera
perioral akan terkena.
8rupsi pada infeksi mononukleosis dapat menyerupai rubela derajat berat, namun
8/13/2019 Referat Exantem
12/64
12
penyakit itu dimulai dengan difteroid atau$laut/0incent/like tonsilitis, demam lebi tinggi,
pembesaran kelenjar geta bening umum, serta pembesaran epar dan limpa.
$ada sifilis stadium dua ditemukan juga eksantema yang menyerupai rubela, disertai
pembesaran kelenjar geta bening umum, kadang-kadang perlu pemeriksaan serologik untuksifilis.
8rupsi obat menyerupai rubela yang dapat disertai pembesaran kelenjar geta bening
disebabkan terutama ole senya#a idantoin. $ada kasus yang meragukan dapat dilakukan
pemeriksaan emogram dan serologik.
Pengobatan
Jika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan adala simtomatis. 3damantanamin
idroklorida (amantadin) tela dilaporkan efektif in-vitro dalam mengambat stadium a#al
infeksi rubellapada sel yang dibiakkan./"amun, upaya untuk mengobati anak yang sedang
menderita rubela kongenital dengan obat ini tidak berasil./ 0arena amantadin tidak
dianjurkan pada #anita amil, penggunaannya sangat terbatas.+,/nterferon dan isoprinosin
tela digunakan dengan asil yang terbatas. %
Pencegahan
$ada orang yang rentan, proteksi pasif dari atau pelemaan penyakit dapat diberikan
secara bervariasi dengan injeksi intramuskuler globulin imun serum (;&) yang diberikan
dengan dosis besar (,%-, m>@kg atau ,!%-,% m>@lb) dalam 1-2 ari pasca pemajanan.%
9entuk pencegaan ini tidak terindikasi, kecuali pada #anita amil nonimun.
&ejak taun !'1' vaksin virus idup R3 %1@+ (fibroblas paru embrional manusia
deretan 6-+2) tela digunakan anya pada imunisasi aktif teradap rubella di 3merika
&erikat.! 7aksin R3 %1@+ mempunyai banyak manfaat melebii vaksin rubela lain yang
daulu digunakan karena mengasilkan antibodi nasofaring dan berbagai variasi antibodi
serum, memberikan proteksi yang lebi baik teradap reinfeksi. "amun kelemaan dari
vaksin yaitu sensitif teradap panas dan caaya. le karena itu, vaksin arus disimpan
dalam lemari es pada suu /? C. 7aksin diberikan secara injeksi subkutan. 3ntibodi
berkembang pada sekitar '2 dari mereka yang divaksinasi. >ama persistensi antibodi rubela
pasca vaksinasi dengan R3 %1@+ tidak tentu, tetapi mungkin seumur idup. Cara-cara
8/13/2019 Referat Exantem
13/64
13
pencegaan adala paling penting untuk perlindungan janin. 7aksinasi ini terutama penting
seingga #anita mempunyai imunitas teradap rubela sebelum mencapai usia subur, dengan
penularan penyakit alamia atau dengan imunisasi aktif. &tatus imun dapat dievaluasi dengan
uji serologis yang tepat. $rogram vaksinasi rubela di 3merika &erikat mengaruskan untuk
imunisasi semua laki-laki dan #anita umur !% dan ! bulan, serta pubertas dan #anita pasca
pubertas tidak amil.!,/munisasi adala efektif pada umur !% bulan tetapi mungkin tertunda
sampai ! bulan dan diberikan sebagai vaksin campak-parotitis-rubela (measles/mumps/
rubelaR). munisasi rubela arus diberikan pada #anita pasca pubertas yang
kemungkinan rentan pada setiap kunjungan pera#atan keseatan. Dntuk #anita yang
mengatakan ba#a mereka mungkin amil imunisasi arus ditunda. Dji keamilan tidak
secara rutin diperlukan, tetapi arus diberikan naseat mengenai sebaiknya mengindari
keamilan selama + bulan sesuda imunisasi. 9ayi yang lair dari ibu biasanya terlindungi
selama *-' bulan, tergantung dari kadar antibodi ibu yang didapat secara pasif melalui
plasenta.
Prognosis
0ornplikasi relatif tidak lazim pada anak. "euritis dan artritis kadang-kadang terjadi.
Resistensi teradap infeksi bakteri sekunder tidak beruba. 8nsefalitis ditemukan pada
rubeola dengan angka kejadian sekitar !@*. kasus.
%
$rognosis rubella pada anak adala baik, sedang prognosis rubella kongenital
bervariasi menurut keparaan infeksi. 5anya sekitar + bayi dengan ensefalitis tampak
terbebas dari defisit neuromotor, termasuk sindrom autistik.!0ebanyakan penderita campak
jerman ini akan sembu sama sekali dan mempunyai kekebalan seumur idup teradap
penyakit ini. $ada efek teratogenik penyakit ini, yaitu kemampuannya menimbulkan cacat
pada janin yang dikandung ibu yang menderita rubella, dapat menimbulkan berbagai kelainan
misalnya penyakit jantung, kekeruan lensa mata, gangguan pigmentasi retina, tuli, dan cacat
mental. $enyakit ini kerap pula membuat terjadinya keguguran.
Imunisasi
7aksin campak yang mengandung virus yang dilemakan adala vaksin pilian
digunakan bagi semua orang yang tidak kebal teradap campak, kecuali ada kontraindikasi.
$emberian dosis tunggal vaksin campak idup (live attenuated) biasanya dikombinasikan
dengan vaksin idup lainnya (mumps), dan dapat memberikan imunitas aktif pada '/-'2individu-individu yang rentan dengan kemungkinan kekebalan yang timbul dapat bertaan
8/13/2019 Referat Exantem
14/64
14
seumur idup, atau kalaupun terjadi infeksi maka bentuk infeksinya sangat ringan atau
infeksi tidak nampak dan tidak menular.
osis kedua vaksin campak dapat meningkatkan tingkat kekebalan sampai ''.
&ekitar -! dari orang setela divaksinasi menunjukkan gejala kelesuan dan demammencapai +'./EC. ;ejala ini muncul antara -!% ari setela diimunisasi dan biasanya akan
berakir setela !-% ari. Ruam, pilek, batuk ringan dan bercak 0oplik kadang-kadang juga
dapat timbul. 0ejang demam dapat pula timbul, namun sangat jarang dan tanpa menimbulkan
gejala sisa. nsidensi tertinggi terjadinya kejang demam adala pada anak-anak dengan
ri#ayat atau keluarga dekat mempunyai ri#ayat kejang demam. 8nsefalitis dan ensefalopati
perna dilaporkan terjadi setela diimunisasi campak (kejadiannya kurang dari ! kasus per !
juta dosis yang diberikan).+i ndonesia kejadian-kejadian seperti ini dipantau ole $okja
0$ (0ejadian kutan $aska munisasi).+Dntuk mengurangi jumla kegagalan pemberian
vaksin, di 3merika &erikat jad#al rutin pemberian vaksin campak % dosis, dengan dosis a#al
diberikan pada umur %-! bulan atau sesegera mungkin setela usia itu. osis kedua
diberikan pada saat masuk sekola (umur /-* taun) namun dapat juga dosis kedua ini
diberikan sedini mungkin. 0edua dosis diberikan sebagai vaksin kombinasi ::R (measles,
mumps dan rubella). 0ontraindikasi penggunaan vaksin virus idup=
- 4idak bole diberikan kepada pasien dengan penyakit defisiensi imunitas primer yangmengenai fungsi sel 4 atau defisiensi imunitas yang didapat karena leukemia, limfoma,
penyakit keganasan lain atau teradap mereka yang mendapatkan pengobatan dengan
kortikosteroid, radiasi, obat-obat alkilating atau anti metabolit. nfeksi ole 57 bukan
merupakan kontra indikasi yang mutlak. i 3merika &erikat imunisasi ::R dapat
dipertimbangkan untuk diberikan kepada orang dengan infeksi 57 asimptomatis tanpa
bukti adanya supresi imunologis yang berat.+ 65 merekomendasikan pemberian
imunisasi campak kepada semua bayi dan anak-anak dengan mengabaikan status 57-
nya, sebab risiko untuk terkena campak yang berat pada anak-anak itu lebi besar.+
- $enderita dengan penyakit akut yang berat dengan atau tanpa demam, pemberian
imunisasi ditunda sampai mereka sembu dari fase akut penyakit yang dideritaF penyakit
ringan seperti diare atau &$3 bukan merupakan kontra indikasi.
- rang dengan ri#ayat ipersensivitas anafilaktik teradap pemberian vaksin campak
sebelumnya, mereka yang sensitif teradap gelatin atau neomisin, tidak bole menerima
vaksin campak. 3lergi teradap telur, meskipun bila terjadi anafilaktik tidak dianggap
8/13/2019 Referat Exantem
15/64
15
sebagai kontra indikasi.
- 0eamilan. &ecara teoritis vaksinasi tidak diberikan pada #anita amil. bu amil diberi
penjelasan tentang risiko teoritis kemungkinan terjadi kematian janin apabila mereka
menjadi amil dalam #aktu ! bulan setela mendapat vaksin campak monovalen atau +bulan setela mendapat vaksin ::R.
- 7aksinasi arus diberikan paling lambat !/ ari sebelum pemberian ; atau sebelum
transfusi dara. ; atau produk dara dapat mengganggu respons teradap vaksin
campak dengan lama #aktu yang bervariasi tergantung daripada dosis ;. osis yang
biasa diberikan untuk 5epatitis 3 dapat mengganggu respons teradap vaksin selama +
bulan, sedangkan dosis ; yang sangat besar yang diberikan melalui intra vena juga
dapat mengganggu respons teradap vaksin sampai selama !! bulan.
8/13/2019 Referat Exantem
16/64
16
MEASLES ATAU RUBEOLA
Definisi
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola (baasa >atin),
yang kemudian dalam baasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam baasa slandia
dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam baasa nggris.1Campak adala penyakit
infeksi yang sangat menular yang disebabkan ole virus, dengan gejala-gejala eksantem akut,
demam, kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala-gejala mata, kemudian diikuti
erupsi makulopapula yang ber#arna mera dan diakiri dengan deskuamasi dari kulit.
Etiologi
Campak disebabkan ole virus R"3 dari famili paramiGoviridae, genus :orbillivirus.
&elama masa prodormal dan selama #aktu singkat sesuda ruam tampak, virus ditemukan
dalam sekresi nasofaring, dara dan urin. 7irus dapat aktif sekurang-kurangnya +/ jam dalam
suu kamar.1
7irus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kera
resus. $erubaan sitopatik tampak dalam -! ari dan terdiri dari sel raksasa multinukleus
dengan inklusi intranuklear.13ntibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.
$enyebaran virus maksimal adala melalui percikan luda (droplet) dari mulut selama
masa prodormal (stadium kataral). $enularan teradap penderita rentan sering terjadi sebelum
diagnosis kasus aslinya. 4indakan pencegaan dilakukan dengan cara isolasi, terutama di
ruma sakit atau institusi lain yang arus dipertaankan dari ari ke 1 sesuda pemajanan
sampai ari ke sesuda ruam muncul.2
Epidemiologi
Campak adala penyakit yang sangat menular yang dapat menginfeksi anak-anak
pada usia diba#a ! bulan, anak usia sekola atau remaja, dan kadang kala orang de#asa.
Campak endemis di masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi untuk menjadi epidemi
8/13/2019 Referat Exantem
17/64
17
setiap %-/ taun ketika terdapat +-/ anak yang rentan atau belum mendapat vaksinasi .2
$ada kelompok dan masyarakat yang lebi kecil, epidemi cenderung terjadi lebi luas dan
lebi berat.2 &etiap orang yang tela terkena campak akan memiliki imunitas seumur idup.
$enyakit campak dapat terjadi dimana saja kecuali di daera yang sangat terpencil.
7aksinasi tela menurunkan insiden morbili tetapi upaya eradikasi belum dapat
direalisasikan.
i 3merika &erikat perna ada peningkatan insidensi campak pada taun !'2'-!''!.1
0ebanyakan kasus terjadi pada anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi, termasuk anak-
anak di ba#a umur ! bulan.*i 3frika dan 3sia, campak masi dapat menginfeksi sekitar
+ juta orang setiap taunnya dengan tingkat kefatalan '. kematian.'9erdasarkan data
yang dilaporkan ke 65, terdapat sekitar !.!/! kasus campak di 3fganistan pada taun
%1, dan di :yanmar tercatat sebanyak 1+ kasus campak pada taun %*.2
7irus penyebab campak mengalami keadaan yang paling stabil pada kelembaban
diba#a /. Ddara yang kering menimbulkan efek yang positif pada virus dan
meningkatkan penyebaran di ruma yang memiliki alat pengangat ruangan seperti pada
musim dingin di daera utara. &ama alnya dengan udara pada musim kemarau di $ersia atau
3frika yang memiliki insiden kejadian campak yang relatif tinggi pada musim-musim
tersebut. 9agaimanapun, kejadian campak akan meningkat karena kecenderungan manusia
untuk berkumpul pada musim-musim yang kurang baik tersebut seingga efek dari iklim
menjadi tidak langsung dikarenakan kebiasaan manusia.
0ebanyakan kasus campak terjadi pada akir musim dingin dan a#al musim semi di
negara dengan empat musim, dengan puncak kasus terjadi pada bulan :aret dan 3pril. 5al
ini berbeda dengan negara tropis, dimana kebanyakan kasus ini terjadi pada musim panas.
3pabila virus menginfeksi populasi yang belum mendapatkan kekebalan atau vaksinasi maka
'-! akan menjadi sakit dan menunjukkan gejala klinis.2
Patofisiologi
>esi campak terdapat di kulit, membran mukosa nasofaring, bronkus, dan saluran
cerna dan pada konjungtiva. 8ksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel
polimorfonuklear terjadi disekitar kapiler. 3da iperplasi limfonodi, terutama pada apendiks.
$ada kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. 9ercak
koplik pada mukosa bukal pipi beradapan dengan molar terdiri dari eksudat serosa dan
proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. 9ronkopneumonia dapat
disebabkan ole infeksi bakteri sekunder. $ada kasus ensefalomielitis yang mematikan,
8/13/2019 Referat Exantem
18/64
1
terjadi demielinisasi pada daera otak dan medulla spinalis. $ada &&$8 (&ubacute &clerosing
$anencepalitis) dapat terjadi degenerasi korteks dan substansia alba.
Geala Klinis
:asa inkubasi virus yaitu !-% ari, dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam +
stadium, yaitu=
!. &tadium kataral (prodormal)
&tadium ini berlangsung selama /- ari disertai gambaran klinis seperti demam,
malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan coryza. :enjelang akir dari stadium kataral
dan %/ jam sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik ber#arna puti kelabu sebesar
ujung jarum dan dikelilingi ole eritema dan berlokasi di mukosa bukal yang beradapan
dengan molar ba#a. 3dapun ditemukan gambaran dara tepi berupa leukopeni dan
limfositosis.
%. &tadium erupsi
Coryza dan batuk bertamba. 4imbul enantem atau titik mera di palatum durum dan
palatum mole. 0adang-kadang terliat bercak koplik. 4erjadi eritem bentuk makulopapuler
disertai naiknya suu badan. iantara makula terdapat kulit yang normal. $ada a#al
mulanya, eritema timbul dibelakang telinga, bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut
dan bagian belakang ba#a. $ada stadium ini, kadang-kadang terdapat perdaraan ringan
pada kulit, rasa gatal, dan muka bengkak. Ruam mencapai anggota ba#a pada ari ke + dan
mengilang sesuai urutan terjadinya. &elain itu, juga terdapat pembesaran kelenjar geta
bening di sudut mandibula dan di daera leer belakang, sedikit terdapat splenomegali, dan
tidak jarang disertai juga dengan diare dan munta.
Gambar . ksantema pada penyakit campak.1
8/13/2019 Referat Exantem
19/64
1!
7ariasi yang biasa terjadi adala %lack easless, yaitu morbili yang disertai dengan
perdaraan di kulit, mulut, idung, dan traktus digestivus.'
Gambar 5. %ercak koplik pada penyakit campak.1
+. &tadium konvalesensi.
8rupsi berkurang menimbulkan bekas yang ber#arna lebi tua atau iperpigmentasi
(gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan ilang sendiri. &elain itu ditemukan pula
kelainan kulit bersisik. 5iperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli
karena pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema, ruam kulit akan
mengilang tanpa iperpigmentasi. $ada stadium ini juga terdapat penurunan suu sampai
normal, kecuali bila ada komplikasi.
Diagnosis Banding
!. Campak jerman.
$ada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daera
suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.
%. 8ksantema subitum.
$erbedaan dengan penyakit campak, ruam akan timbul bila suu badan menurun.
+. nfeksi enterovirus.
Ruam kulit cenderung kurang jelas dibandingkan dengan campak. &esuai dengan
derajat demam dan berat penyakitnya.
/. $enyakit Riketsia.
isertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak mengenai #aja yang
secara kas terliat pada penyakit campak.
8/13/2019 Referat Exantem
20/64
2"
. :eningokoksemia.
isertai ruam kulit yang mirip dengan campak, tetapi biasanya tidak dijumpai batuk
dan konjungtivits.
*. Ruam kulit akibat obat.
Ruam kulit tidak disertai dengan batuk dan umumnya ruam kulit timbul setela ada
ri#ayat penyuntikan atau pengkonsumsian obat.
1. emam skarlantina.
Ruam kulit difus dan makulopapuler alus, eritema yang menyatu dengan tekstur
seperti kulit angsa secara jelas terdapat didaera abdomen yang relatif muda dibedakandengan campak.
Diagnosis
iagnosis dibuat dari gambaran klinis, selama stadium prodormal, ataupun sel raksasa
multinuklear yang dapat ditemukan pada apusan mukosa idung. 7irus dapat diisolasi pada
biakan jaringan. 3ngka leukosit cenderung renda dengan limfositosis relatif. $ungsi lumbal
pada penderita dengan ensefalitis campak biasanya menunjukkan kenaikan protein dan
sedikit kenaikan limfosit. $ada penyakit ini terdapat kadar glukosa yang normal. 9ercak
koplik dan iperpigmentasi adala patognomonis untuk rubeola@ campak.
Komplikasi
$ada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun seingga dapat terjadi
alergi (uji tuberkulin yang semula positif beruba menjadi negatif). 0eadaan ini
menyebabkan mudanya terjadi komplikasi sekunder seperti=
!. 9ronkopnemonia.
9ronkopneumonia dapat disebabkan ole virus campak atau ole pneumococcus,
streptococcus, stapylococcus. 9ronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi
yang masi muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit menaun
seperti tuberkulosis, leukemia dan lain-lain. le karena itu pada keadaan tertentu perlu
dilakukan pencegaan.
8/13/2019 Referat Exantem
21/64
21
%. 0omplikasi neurologis.
0ompilkasi neurologis pada morbili seperti emiplegi, paraplegi, afasia, gangguan
mental, neuritis optica dan ensefalitis.
+. 8ncepalitis morbili akut.
8ncepalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, 3ngka kejadian
ensefalitis setela infeksi morbili iala !=! kasus, sedangkan ensefalitis setela
vaksinasi dengan virus morbili idup adala !,!* tiap !.. dosis.*
/. &&$8 (Subacute Scleroting panencep&alitis)
&&$8 yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf pusat, danditandai ole gejala yang terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi
motorik, kejang, dan koma. $erjalan klinis lambat, biasanya meninggal dalam * bulan
sampai + taun setela timbul gejala spontan. :eskipun demikian, remisi spontan masi
dapat terjadi. &&$8 biasanya terjadi pada anak yang menderita morbili sebelum usia %
taun. &&$8 timbul setela 1 taun terkena morbili, sedang &&$8 setela vaksinasi
morbili terjadi + taun kemudian. $enyebab &&$8 ingga sekarang belum diketaui,
tetapi ada bukti-bukti ba#a virus morbilli memegang peranan dalam patogenesisnya.
0emungkinan menderita &&$8 setela vaksinasi morbili adala ,-!,! tiap !..,
sedangkan setela infeksi campak sebesar ,%-',1 tiap !...*
!. mmunosuppresive measles encep&alopat&y.
idapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita defisiensi imunologik
karena keganasan atau karena pemakaian obat-obatan imunosupresif.
Prognosis
$rognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk
bila keadaan umum buruk, pada anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada
komplikasi.
Pengobatan
&ecara simtomatik dapat diberikan antipiretika bila suu tinggi, sedative, obat batuk,
dan gejala lainnya. &elain itu, pemberian vitamin 3 juga dapat dilakukan. 5al ini berfungsi
8/13/2019 Referat Exantem
22/64
22
karena vitamin 3 bersifat sebagai immunomodullator. 4indakan lain adala dengan
pengobatan segera teradap komplikasi yang timbul. $enderita arus dilindungi dari kontak
dengan caaya yang kuat selama masa fotofobia.
Pencegahan
!. munisasi aktif.
munisasi campak a#al dapat diberikan pada usia !%-! bulan tetapi mungkin
diberikan lebi a#al pada daera endemik. munisasi aktif dilakukan dengan
menggunakan strain Sc&6ar7 danoraten. 7aksin tersebut diberikan secara subkutan
dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. ianjurkan untuk memberikan
vaksin morbili tersebut pada anak berumur !-! bulan, karena sebelum umur ! bulan
diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masi ada antibodi
dari ibu.2"amun, beda alnya dengan anak yang tinggal di daera endemis morbili dan
terdapat banyak tuberkulosis, vaksin ini dapat diberikan pada umur * bulan dan
revaksinasi pada umur ! bulan.'i ndonesia saat ini masi dianjurkan memberikan
vaksin morbili pada anak berumur ' bulan ke atas.
7aksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi teradap telur. 5anya
saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai % minggu setela mengalami
penyembuan teradap alergi. 7aksin ini juga dapat diberikan pada penderita
tuberkulosis aktif yang sedang mendapat tuberkulosita. "amun, vaksin ini tidak bole
diberikan pada #anita amil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita
leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif.
%. munisasi pasif.
munisasi pasif dengan kumpulan serum orang de#asa, kumpulan serum konvalesens,
globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adala efektif untuk pencegaan
dan pelemaan campak. Campak dapat dicega dengan menggunakan imunoglobulin
serum dengan dosis ,% m>@kg diberikan secara intramuskuler dalam ari sesuda
pemajanan tetapi lebi baik sesegera mungkin. $roteksi sempurna terindikasi untuk bayi,
anak dengan penyakit kronis, dan untuk kontak dibangsal ruma sakit anak.
+. solasi
$enderita rentan mengindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak
8/13/2019 Referat Exantem
23/64
23
dalam kurun #aktu %-+ ari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi
selama %-+ ari guna mengindari penularan lingkungan sekitar.
8/13/2019 Referat Exantem
24/64
24
!"#I$EL"
Epidemiologi
7aricella tersebar di seluru dunia, tetapi insiden terkait usia tertentu berbeda di
daera beriklim tropis dibanding daera beriklim sedang dan pada populasi yang tela
menerima vaksin varisella. 7arisela adala endemik di daera beriklim sedang dengan tidak
adanya vaksinasi varicella, dengan prevalensi berulang secara musiman pada musim dingin
dan musim semi, dan epidemi periodik yang bergantung pada akumulasi orang-orang yang
rentan. i 8ropa dan 3merika Dtara pada era pra-vaksinasi, ' persen kasus terjadi pada
anak-anak yang kurang dari ! taun dan kurang dari persen pada individu diatas usia !
taun. ari taun !'22 sampai !'', terdapat sekitar !!. kasus ra#at inap dan !
kematian yang disebabkan ole varicella setiap taun di 3merika &erikat. Risiko ra#at inap
dan kematian jau lebi tinggi pada bayi dan orang de#asa dibandingkan pada anak-anak,
dan sebagian besar kematian terkait varicella terjadi pada orang yang sebelumnya seat. i
negara-negara tropis dan semi-tropis, usia rata-rata varicella lebi tinggi dan kerentanan di
antara orang de#asa untuk infeksi virus varicella-zoster (7H7) primer, secara signifikan
lebi besar daripada di daera beriklim sedang. 4ingginya kadar kerentanan teradap
varicella antara imigran de#asa dari iklim tropis didokumentasikan dengan baik di militer
3&, di mana ingga / persen yang direkrut dari $uerto Rico dan Iilipina tela seronegatif.
5al ini penting untuk ruma sakit, di mana petugas pera#at keseatan rentan dapat
menimbulkan risiko yang tinggi akan varisela nosokomial.
:eluasnya penggunaan vaksin varicella secara nyata tela menguba epidemiologi
varisella. i 3merika &erikat, tingkat cakupan vaksin pada anak-anak yang rentan meningkat
dari persen pada !'', ketika vaksin varicella ini dilisensikan, menjadi 22 persen pada
taun %/. 5al ini ditandai dengan penurunan kasus-kasus varicella dan juga kasus ra#at
inap terkait varicella. ari taun !'' ingga taun %, kasus varicella dilaporkan kepada
$usat $engendalian dan $encegaan $enyakit@Centers for isease Control and $revention
(CC) mengalami penurunan sebesar 1! persen menjadi 2/ persen, tergantung pada daera
penga#asan, dan pada taun %% kejadian varicella menurun dari %,*+-,'% kasus@!.
orang per taun . $enurunan ini terbesar di antara anak usia ! sampai / taun, namun
penurunan kasus juga terjadi pada di semua kelompok usia, termasuk bayi dan orang de#asa.
4ingkat ra#at inap taunan di ruma sakit, terkait 7aricella di 3merika &erikat menurun dari
8/13/2019 Referat Exantem
25/64
25
, per !. pada taun !''+-!'' menjadi ,! per !. pada taun %!. $enurunan
angka ra#at inap terkait varicella terbesar terjadi diantara anak-anak usia < / taun, namun
juga menurun di kalangan usia muda yakni sampai !' taun dan orang de#asa.
7aricella sangat menular. 4ela dilaporkan menyerang 21 persen di antara saudarakandung yang rentan dalam ruma tangga dan ampir 1 persen di antara pasien rentan di
bangsal ruma sakit. >ebi dari ' persen kasus varisela secara klinis jelas, meskipun
kadang-kadang eksantema yang timbul mungkin begitu jarang dan sementara seingga ilang
tanpa disadari. $ada pasien yang kas, tertular dalam ! sampai % ari (jarang, + sampai /
ari) sebelum eksantema muncul, dan selama / atau ari setela itu, vesikel terakir
mengering menjadi krusta. $ada pasien immunocompromised, yang mungkin mengalami
pertumbuan banyak lesi selama ! minggu atau lebi, seingga masa penularannya (periode
infeksius) lebi lama. Rata-rata masa inkubasi varicella adala !/ atau ! ari, dengan
kisaran ! sampai %+ ari. 5al ini sering berkepanjangan pada pasien yang mengidap
varicella setela imunisasi pasif dengan varicella/7oster immune globulin(7H;) atau7oster
immune plasma, atau imunisasi aktif paska pajanan dengan jenis jenis vaksin idup yang
tela dilemakan.
Etiologi dan Patogenesis
7H7 adala anggota dari family virus erpes. 3nggota lainnya yang patogenik bagi
manusia diantaranya termasuk 5&7-! dan 5&7-%F sitomegalovirus, virus 8pstein-9arr,
5uman 5erpesvirus-* (557-*) dan 557-1, yang menyebabkan roseola, dan 0aposi
sarcoma-terkait erpesvirus, juga disebut 557-2. &emua erpesvirus secara morfologis tidak
dapat dibedakan dan memiliki kesamaan kemampuan, termasuk kapasitas untuk
menyebabkan infeksi laten yang bertaan seumur idup.
;enom 7H7 mengkode sekitar 1 gen-gen unik, yang sebagian besar memiliki urutan
"3 dan kesamaan fungsional dengan gen dari virus erpes lainnya. $roduk-produk paling
a#al dari gen untuk mengatur replikasi 7H7. $roduk gen a#al, seperti timidin kinase
spesifik virus dan polymerase virus "3, mendukung replikasi virus. ;en akir mengkode
protein struktural virus yang berfungsi sebagai target dari antibodi dan respon imun selular.
5anya ada satu serotipe 7H7. :eskipun virus yang diisolasi dari kasus-kasus
varicella atau erpes zoster di seluru dunia pada dasarnya sama, variasi kecil dalam urutan
8/13/2019 Referat Exantem
26/64
26
nukleotidanya memungkinkan untuk membedakan tipe liar dari vaksin strain virus dan untuk
menandai virus-virus yang diisolasi dari pasien.
Patogenesis
:asuknya 7H7 adala melalui mukosa saluran pernapasan atas dan orofaring.
:ultiplikasi a#al di jalan masuk ini mengakibatkan penyebaran sejumla kecil virus melalui
dara dan limfatik (7iremia primer). 7irus ini dibersikan ole sel-sel sistem
retikuloendotelial, situs utama dari replikasi virus selama sisa masa inkubasi.
nkubasi dari infeksi sebagian dila#an ole pertaanan tubu ba#aan (misalnya,
interferon, sel natural killer) dan dengan mengembangkan respon imun spesifik untuk 7H7.
alam sebagian besar individu, replikasi virus akirnya menguasai pertaanan tubu &ost,
seingga sekitar % minggu setela infeksi, viremia (sekunder) yang jau lebi besar dan
gejala terkait serta lesi muncul. >esi kulit muncul bertaap, mencerminkan viremia siklik,
yang pada &ostnormal berakir setela sekitar + ari dengan respon imun 7H7 umoral
spesifik dan seluler. 7irus beredar dalam leukosit mononuklear, limfosit primer. 9akan pada
varicella tanpa komplikasi, viremia sekunder diasilkan pada infeksi sub-klinis dari banyak
organ selain kulit. Respon imun &ost yang efektif mengakiri viremia dan membatasiperkembangan lesi varicella pada kulit dan organ lainnya. 0ekebalan umeral untuk 7H7
melindungi teradap varicella. rang dengan antibodi serum terdeteksi biasanya tidak
menjadi sakit setela terekspos eksogen. Cell/mediated immunity teradap 7H7 juga
berkembang selama varicella, bertaan selama bertaun-taun, dan melindungi teradap
infeksi yang para.
8/13/2019 Referat Exantem
27/64
27
%emuan Klinis !aricella
$rodromal 7aricella
$ada anak-anak muda, gejala prodromal jarang terjadi. $ada anak yang lebi tua dan de#asa,
ruam ini seringkali dia#ali ole % sampai + ari demam, menggigil, malaise, sakit kepala,
anoreksia, nyeri punggung yang para, dan pada beberapa pasien, sakit tenggorokan dan
batuk kering.
Ruam 7aricella
$ada orang yang tidak divaksinasi, ruam dimulai pada #aja dan kulit kepala dan menyebar
dengan cepat ke badan, dan relatif pada ekstremitas. >esi baru muncul pada bertaap, tapi
tetap dengan distribusi sentral. Ruam cenderung lebi padat di punggung dan antara tulang
belikat dari pada skapula dan bokong dan lebi banyak pada bagian medial dari pada bagian
lateral dari tungkai. >esi biasanya tidak muncul pada telapak tangan dan telapak kaki, dan
vesikula sering muncul lebi a#al dan dalam jumla yang lebi besar di daera peradangan,
seperti ruam popok atau sengatan mataari.
&ebua fitur mencolok dari lesi varicella adala perkembangannya yang cepat, lebi
sedikitnya !% jam, dari makula yang ber#arna seperti bunga ma#ar menjadi papula, vesikula,
pustula, dan krusta. 7esikel kas varisela adala dengan diameter % sampai + mm dan elips,
dengan sumbu panjang sejajar dengan lipatan kulit. 7esikel dini biasanya dangkal dan
berdinding tipis, dan dikelilingi ole daera eritema yang tidak teratur, lesi yang berbentuk
seperti Kembun di kelopak ma#arK. Cairan vesikuler segera menjadi bera#an@keru dengan
masuknya sel-sel inflamasi, yang menguba vesikel menjadi pustul. >esi kemudian
mengering, mulai dari tenga, pertama mengasilkan pustula umbilicated dan kemudian
krusta. 0rusta-krusta jatu secara spontan dalam ! sampai + minggu, meninggalkan depresi
mera muda dangkal yang secara bertaap mengilang. Jaringan parut ini jarang terjadi
kecuali jika lesi mengalami trauma ole pasien atau mendapat infeksi tambaan dengan
bakteri. $enyembuan luka dapat meninggalkan bintik ipopigmen yang menetap selama
beberapa minggu ingga bulan. 7esikula juga berkembang di selaput lendir mulut, idung,
laring, faring, trakea, saluran pencernaan, saluran kemi, dan vagina. 7esikel mukosa ini
peca sangat cepat seingga taap vesikular mungkin terle#atkan. &ebaliknya, dapat terliat
ulkus dangkal dengan diameter % sampai + mm.
8/13/2019 Referat Exantem
28/64
2
&atu ciri kas dari varisela adala kemunculannya yang simultan, dalam berbagai area kulit,
dan muncul lesi dari semua taapannya. &tudi prospektif yang teliti tela menunjukkan
ba#a rata-rata jumla lesi pada anak yang seat berkisar %-F kasus sekunder yang
diasilkan dari paparan ruma tangga lebi berat dari kasus utama yang diasilkan dari
paparan di sekola, mungkin karena lebi intens dan berkepanjangan eksposur di ruma
menyebabkan inokulum virus yang lebi tinggi.
emam biasanya berlangsung selama lesi baru terus bermunculan, dan tingginya demam
umumnya sebanding dengan tingkat keparaan ruam. ni mungkin tidak ada dalam kasus-
kasus ringan atau meningkat menjadi /, E C (! E I) pada kasus berat dengan ruam yang
luas. emam yang berkepanjangan atau kambunya demam setela penurunan suu badan
sampai normal dapat mengindikasikan infeksi bakteri sekunder atau komplikasi lain. ;ejala
yang paling buruk adala pruritus, yang biasanya muncul di seluru taap vesikular.
7aksin varicella menguba perjalanan alami ruam. &ebagian kecil vaksinasi memunculkan
varicella setela terekspos pada orang dengan infeksi 7H7 aktif. Ruam yang biasanya
muncul didominasi dengan lesi makulopapular yang lebi sedikit (yaitu, kurang dari *) dan
vesikel yang kurang dari ruam varicella yang biasanya. nsiden dan beratnya demam juga
kurang dari itu di varicella yang biasanya.
iagnosis 7arisella
7aricella biasanya dapat didiagnosis dengan muda berdasarkan penampilan dan evolusi
karakteristik ruam, terutama bila ada ri#ayat paparan dalam % sampai + minggu sebelumnya.
$enyebaran erpes zoster mungkin keliru untuk varicella ketika ada penyebarluasan 7H7
dari suatu area erpes zoster kecil yang tidak nyeri atau dari ganglion sensorik yang terkena,
8/13/2019 Referat Exantem
29/64
8/13/2019 Referat Exantem
30/64
3"
untuk diaspirasi, karena kemungkinan untuk dapat mengisolasi 7H7 berkurang dengan cepat
karena lesi menjadi berbentuk pustul. 7H7 ampir tidak perna diisolasi dari krusta
7H7 dapat diisolasi dan diperbanyak secara in vitro pada kultur monolayer berbagai sel-sel
manusia (dan kera tertentu) . 8fek sitopatik yang disebabkan ole replikasi virus pada kultursel tersebut ditandai dengan pembentukan badan inklusi intranuklear acidop&ilicdangiant
cellberinti banyak mirip dengan yang terliat pada lesi kulit penyakit ini. $erubaan ini tidak
dapat dibedakan dari yang diasilkan ole 5&7, tetapi 5&7 cepat menyebar untuk
menginfeksi sel-sel yang tersisa dalam kultur, sedangkan efek sitopatik 7H7 tetap fokal.
8fek sitopatik 7H7 pada umumnya tidak nyata sampai beberapa ari setela inokulasi
spesimen. :odifikasi dari tes kultur sel di mana vesikel cairan atau korekan lesi yang
disentrifugasi ke sel yang bertumbu pada coverslips di bagian ba#a botol KsellK
berdinding kaca tipis diikuti %/ sampai 1% jam kemudian dengan fiksasi dan pe#arnaan
dengan fluorescein atau antibodi monoklonal en7yme/labeled teradap protein 7H7, dapat
mengkonfirmasi keadiran dari 7H7 dengan relatif cepat, jau sebelum efek sitopatik yang
jelas dalam kultur sel konvensional. $e#arnaan immunofluorescent atau immunopero+idase
baan selular dari vesikel segar atau lesi prevesikular tela menjadi metode diagnostik pilian
di banyak senter, yang dapat mendeteksi 7H7 secara signifikan lebi sering dan lebi cepat
daripada kultur virus, bakan relatif terlambat pada penyakit kultur tidak lagi positif.
mmuno essay enzim memberikan metode lain yang cepat dan sensitif untuk deteksi antigen.
eteksi "3 7H7 dalam spesimen klinis setela amplifikasi dengan $CR memberikan
sensitivitas uji terbesar, spesifisitas yang sangat tinggi, dan turn/arround timeyang cepat. 5al
ini tela merevolusi diagnosis infeksi 7H7. 4es serologi memungkinkan diagnosis
retrospektif varicella dan erpes zoster ketika stadium akut dan penyembuan@konvalesen
dapat menjadi pembandingan. $engujian ini juga dapat mengidentifikasi individu yang rentan
yang mungkin menjadi kandidat untuk isolasi atau profilaksis. 4eknik yang paling umumdigunakan adala uji solid/p&ase en7yme/linked immunosorbent assay. Dji ini,
bagaimanapun, sering kurang memiliki sensitivitas dan spesifisitas dan tidak mendeteksi
antibodi pada orang yang imunitasnya rentan, dan kadang-kadang mengasilkan asil positif
palsu pada individu yang rentan. 9eberapa teknik yang lebi sensitif tela dikembangkan
untuk mengukur respon umoral untuk 7H7. ni termasuk uji imunofluoresensi untuk
antibodi 7H7 yang diinduksi antigen membran (fluorescent antibody teradap antigen
membran) yang andal membedakan kekebalan dari orang de#asa rentan dan tes aglutinasi
8/13/2019 Referat Exantem
31/64
31
lateks yang sebanding dalam sensitivitas dan spesifisitas untuk antibodi fluoresen untuk tes
antigen membran tetapi jau lebi sederana untuk dilakukan.
Komplikasi
$ada anak normal, varicella jarang menimbulkan komplikasi. 0omplikasi yang paling umum
adala infeksi bakteri sekunder dari lesi kulit, biasanya dengan stafilokokus atau
streptokokus, yang dapat mengasilkan impetigo, furunkel, selulitis, erisipelas, dan, jarang,
gangrene. nfeksi lokal sering menyebabkan jaringan parut dan, jarang, ingga septikemia
dengan metastasis infeksi ke organ lainnya. >esi bulosa dapat berkembang ketika vesikel
terinfeksi lagi ole stafilokokus yang memproduksi toksin eksfoliatif. nfeksi invasif
streptokokus grup 3 sangat mematikan. engan tidak adanya vaksinasi varicella, ingga
sepertiga dari infeksi invasif streptokokus grup 3 berubungan dengan varicella, biasanya
terjadi dalam #aktu % minggu dari terjadinya ruam varicella. perluasan vaksinasi varicella
tampaknya tela nyata mengurangi persentase ra#at inap terkait varicella dengan infeksi
invasif streptokokus grup 3 di 3merika &tates.
$neumonia bakteri sekunder, otitis media dan meningitis supuratif merupakan komplikasi
langka dan biasanya berespon baik dengan terapi antibiotik yang tepat. "amun, superinfeksi
bakteri sering terjadi dan berpotensi mengancam ji#a pada pasien leukopenia. 0omplikasi
lain mencerminkan kurangnya kemampuan &ost untuk membatasi replikasi 7H7 dan
penyebarannya.
$ada orang de#asa, demam dan gejala konstitusional yang lebi menonjol dan
berkepanjangan, ruam varicella lebi banyak, dan komplikasi lebi tinggi. 4ingginya
komplikasi tela dilaporkan pada orang de#asa yang tidak lair di 3merika &erikat (yaitu,
orang de#asa lair di :eksiko ). $neumonia varicella primer adala komplikasi utama dari
varicella pada orang de#asa. 9eberapa pasien ampir tanpa gejala, tetapi yang lain
mengalami gejala gangguan respiratori yang buruk, dengan batuk, dyspnea, takipnea, demam
tinggi, nyeri dada pleuritik, sianosis, dan emoptysis ! sampai * ari setela onset dari ruam.
4ingkat keparaan gejala biasanya melebii temuan fisik, tapi asil roentgenogram biasanya
terliat kepadatan nodular peribronkial menyebar sepanjang kedua bidang paru-paru dengan
kecenderungan untuk berkonsentrasi di daera periilar dan pada dasar paru. 3ngka kematian
pada orang de#asa dengan pneumonia varicella tela diperkirakan antara ! persen dan +
persen, tetapi kurang dari ! persen jika pasien immunocompromisedtidak diitung.
8/13/2019 Referat Exantem
32/64
32
7aricella selama keamilan merupakan ancaman bagi ibu dan janin. $enyebarluasan infeksi
dan pneumonia varicella dapat menyebabkan kematian ibu, tapi keamilan tampaknya tidak
meningkatkan baik angka kejadian maupun keparaan dari pneumonia varicella. Janin bisa
meninggal sebagai akibat dari persalinan prematur atau kematian ibu yang disebabkan ole
pneumonia varicella yang para, tetapi varicella selama keamilan tidak, secara substansial
meningkatkan mortalitas janin. "amun demikian, bakan pada varicella tanpa komplikasi,
viremia maternal dapat mengakibatkan infeksi intrauterin 7H7(kongenital), dan konstelasi
karakteristik abnormalitas kongenital. 7aricella $erinatal (yaitu, varicella terjadi dalam #aktu
! ari kelairan) lebi serius daripada varicella pada bayi terinfeksi bakan beberapa
minggu kemudian.
:orbiditas dan mortalitas varisela yang nyata meningkat pada pasien immunocompromised.
$ada pasien ini, lanjutan replikasi dan penyebaran virus mengasilkan viremia tingkat tinggi
berkepanjangan, ruam yang lebi luas, jangka #aktu yang lebi lama dalampembentukan
vesikel baru, dan penyebaran visceral yang signifikan secara klinis. $asien imunosupresif dan
yang diobati dengan glukokortikoid dapat menderita pneumonia, epatitis, ensefalitis, dan
komplikasi varicella emoragik, yang berkisar pada keparaan dari purpura demam ringan
sampai purpura fulminans para dan sering fatal dan varicella malignant.
0omplikasi varisela &istem &araf $usat terjadi pada kurang dari ! dari ! kasus, merekatermasuk beberapa sindrom berbeda. 7aricella terkait sindrom Reye (ensefalopati akut
dengan degenerasi lemak ati) biasanya terjadi % sampai 1 ari setela munculnya ruam.
aulu, dari ! persen menjadi / persen dari semua kasus sindrom Reye terjadi
berubungan dengan varicella, terutama ketika aspirin diberikan untuk demam, dengan
kematian mencapai / percent. 3taksia serebelar akut lebi sering terjadi dibandingkan
dengan komplikasi neurologis varicella lainnya, terjadi pada ! dari / kasus, dan lebi
benign. 8nsefalitis jau lebi jarang, terjadi pada ! dari ++. kasus, tetapi seringmenyebabkan kematian atau gejala sisa neurologis yang permanen. $atogenesis ataksia
serebelar dan ensefalitis tetap tidak jelas, tetapi dalam banyak kasus adala mungkin untuk
mendeteksi antigen 7H7, antibodi 7H7, dan "3 7H7 pada cairan serebrospinal pasien,
menunjukkan infeksi langsung dari &&$.
:eskipun peningkatan level aminotransferase sering terjadi, epatitis klinis jarang terjadi
kecuali sebagai komplikasi dari varisela yangprogresif. 0omplikasi langka lainnya varicella
termasuk miokarditis, glomerulonefritis, orkitis, pankreatitis, gastritis dan lesi ulseratif usus,
8/13/2019 Referat Exantem
33/64
33
radang sendi, 5enoc &conlein-vaskulitis, neuritis optik, keratitis, dan iritis. $atogenesis
dari banyak komplikasi ini belum digambarkan, tetapi infeksi 7H7 secara parenkim atau
endovascular langsung, atau vaskulitis yang diinduksi ole kompleks antigen-antibodi 7H7,
tampaknya bertanggung ja#ab dalam banyak kasus.
Penatalaksanaan
nfeksi primer pada anak-anak yang tidak mempunyai kerentanan imun anya memerlukan
terapi simptomatik. 3ntiviral dapat diberikan jika pasien memungkinkan tepapar perjalanan
penyakit yang berat.
e#asa dan Limmunocompromised personsM terkena varisela mempunyai kemungkinan
untuk mengalami varisela yang terdapat komplikasi dan manifestasi berat. 0ondisi tersebut
memerlukan langka terapi yang lebi agresif dibandingkan anak-anak. $engobatan dengan
3cyclovir 7 direkomendasikan buat pasien yang Limmunocomprimised dan
immunosupressedM.
$revention
nfeksi 7H7 dapat dicega dengan tiga prosedur berbeda. Nang pertama, La live attenuated
varicella vaccine (ka)M dapat direkomendasikan buat anak-anak berusia ! taun sampai
dengan !% taun, yang belum perna terpapar ole virus varisela zoster. ianjurkan dua dosis
bagi semua anak= Nang pertama pada usia !%
taun. rang yang 7H7-seronegative !+ taun searusnya mendapatkan dua dosis vaksin
dengan interval ! bulan. 9edasarkan beberapa penilitian ole L4e advisory of vaccine
commiteeM , vaksin tersebut juga dapet mengurangi prevalensi kasus post erpetic neuralgia
dan singles.
$rosedur ke-dua adala memberikan varicella-zoster immune globulin (7H;) kepada orang-
orang yang dalam resiko tinggi untuk mendapatkan komplikasi varisela atau yang suda
mengalami paparan signifikan. $reparasi memakai dan mengandung titer tinggi antibodi
teradap varisela zoster virus dan di ekstraksi dari manusia agar dapat mengindari reaksi
ipersensitif. 7H; dianjurkan untuk diberikan dalam '* jam dari eksposur pertama.
Nang terakir, terapi antiviral dapat digunakan sebagai profilaksis untuk pasien yang
beresiko tinggi, tidak dapat menerima vaksin, dan yang suda terpapar lebi dari '* jam.
terapi ini diberikan selama 1 ari setela paparan pertama (setenga dari #aktu inkubasi).
8/13/2019 Referat Exantem
34/64
34
suda terbukti ba#a prosedur tersebut dapat meringankan kondisi varisela ataupun
mengindari penyakit tersebut.
e6asa
3ntiviral treatment de#asa dapat mengurangi lamanya terpapar varisela aktif dan derajat
penyakitnya. 4erapi antiviral dianjurkan bagi pasien yang terpapar varisela %/ - 1% jam .
A ral antiviral terapi dengan acyclovir (2 mg, administered / times per day, for
days) dapat mengurai derajat lesi dan simptom jika dimulai dalam %/ jam.
# ntravenous acyclovir (and possibly ospitalization) terindikasi buat pasien
LimmunocompromisedM.$ruritus dapat diobati dengan pengobatan topikal (e.g., calamine lotion) dan jika diperlukan
dapat tambakan antiistamine sistemik untuk mencega ifeksi sekunder akibat garukan.
:eonatal
Jika varisela maternal suda berkembang selama lima ari sebelum atau dua ari setela
partus, memungkinkan varisela bermanifestasi dengan derajat berat dan difus. $rofilaksis atau
pengobatan dengan 7H; dan acyclovir dianjurkan. 4anpa tindakan tersebut, mortality rates
dapat mencapai setinggi +. alam kasus tersebut penyebab kematian paling sering adala
E&posure 'riteria
!. 8Gposure to person #it cickenpoG or zoster
a. 5ouseold= residence in te same ouseold
b. $laymate= face-to-face indoor play
c. 5ospital
7aricella= same %- to /-bed room or adjacent beds in large #ard, face-to-face contact #it infectious staff
member or patient, visit by a person deemed contagious. Hoster= intimate contact (e.g., toucing or ugging)
#it a person deemed contagious
d. "e#born infant= onset of varicella in te moter days before delivery or /2 after deliveryF 7H;not
indicated if te moter as zoster
%. $atient sould receive 7H;as soon as possible but not '* after eGposure
'andidates (Pro)ided %he* +a)e $ignificant E&posure Include-
!. mmunocompromised susceptible cildren #itout a istory of varicella or varicella immunization
%. &usceptible pregnant #omen
+. "e#born infants #ose moter ad onset of cickenpoG #itin days before or #itin /2 after delivery
/. 5ospitalized premature infant (%2 #eeks of gestation) #ose moter lacks a reliable istory of cickenpoG or
serologic evidence of protection against varicella
. 5ospitalized premature infant (B%2 #eeks of gestation or !-g birt #eigt), regardless of maternal istory
of varicella or varicella-zoster virus serologic status
8/13/2019 Referat Exantem
35/64
35
pneumonia. Jika perkembangan varisela dalam ibu berlangsung lebi dari lima ari setela
partus tidak diperlukan menggunakan 7Hg, anya dengan 3cyclovir.
$ediatric
alam kasus anak-anak pemakaian aspirin dan asam salisilat arus dia#asi ole staf medis,
karena kemungkinan terjadinya LReye &yndromeM. 3cyclovir (2 mg per oral lima kali per
ari), valacyclovir (! g tiga kali dalam satu ari), or famciclovir (% mg +G!) selama - 1
ari. 3cyclovir terapi bermanfaat bagi anakanak B!% taun jika dimulai B%/ jam dari
perkembangan varisela dengan dose of % mg@kg setiap * jam.
mmunocomprimised
alam kasus pasien LimmunocompromisedM (e.g., transplant recipients, patients dengan
lympoproliferative malignancies), varisela arus diobati i dengan 7 acyclovir, tindakan
tersebut mengurangi kejadian komplikasi visceral tetapi tidak memiliki kesembuan lesi kulit
atau gejala prodormal. osisnya adala ! mg@kg setiap 2 jam selama 1 ari.
$enatalaksanaan "omplikasi
$enatalaksanaan dari neuritis aku dan@atau posterpetic neuralgia adala sesuatu yang tidak
muda. $emakaian jangka pendek acetaminopen dan non-steroidal anti-inflammatory
medication dapat digunakan. osis prednisone yang diberikan secara oral adala * mg@d
pada ari ke !dapat digunakan untuk orang da#asa yang tidak tergolongkan sebagai pasien
LimmunocompromisedM. $enggunaan prednisone dan agen steroid lainnya arus digunakan
dengan penga#asan. 0ontraindikasi daera penggunaan obat tersebut adala, e.g., diabetes
mellitus, osteoporosis, glycosuria, or ypertension. :enurut penelitian pengobatan analgesia
dapat menggunakan agen dari nonnarcotics sampai golongan derivatif narkotika, seperti
gabapentin, pregabalin, amitriptyline ydrocloride, lidocaine (patces), dan flupenazine
ydrocloride.
$enanganan pasien dengan pneumonia varisela memerlukan bantuan ventilator sebagain
tindakan pertama. 9edasarkan penelitian (uncontrolled trials) pada de#asa dengan
pneumonia varisela dianjurkan pengobatan dini ( B+* jam ospitalisasi) dengan 7 acyclovir
(! mg@kg O2) dapat menurunkan demam, dan memperbaiki oGigenasid. 0omplikasi
varisela lainnya pada de#asa, seperti encepalitis, meningoencepalitis, myelitis, dan
8/13/2019 Referat Exantem
36/64
36
komplikasi ocular, tetap diobati dengan 7 acyclovir dengan dosis seperti pneumonia
varisela.
GI"/%%I 0 '#/$%I $1D#/ME
Epidemiologi
;C&, juga dikenal sebagai akrodermatitis popular infantile dan akrodermatitis popular anak,
yang merupakan dematosis kulit yang sering, dan sembu sendiri yang terdapat di seluru
dunia. ;C& mengenai balita dan anak-anak antara usia * bulan sampai !% taun dengan usia
tersering antara ! sampai * taun. $ada anak- anak, tidak terdapat predileksi berdasarkanetnis atau jenis kelamin. 5anya terdapat sedikit kasus pada de#asa yang dilaporkan.
Etiologi dan Patogenesis
;C& merupakan bentuk reaksi kutaneus yang diakibatkan ole virus, bakteri, dan vaksin.
&ebelumnya, diperkirakan ;C& diakibatkan ole papran langsung ole epatitis 9, namun
seiring berjalannya #aktu, infeksi pemicu lainnya mulai teridentifikasi. 0etika epatitis 9
dikatakan sebagai agen penyebab, sub-tipe ay# yang paling sering ditemukan. $emicu yang
berubungan termasuk yang paling sering epatitis 9 dan 897, terdapat pula penyebab virus
lainnya seperti cytomegalovirus, enterovirus, virus sinsitial pernapasan, rotavirus, adenovirus,
ecovirus, poG virus, poliovirus, coGsackie virus, parvovirus, 57, epatitis 3, epatitis C,
dan parainfluenza virus. $atogen bacterial seperti ycoplasma pneumonia, %orrelia
burgdorferi, %artonella &enselaedan grup 3 streptokokkus P- emolitikus. munisasi yang
juga berubungan seperti influenza, difteri, pertussis, 9C;, 9aemop&ilus influen7a tipe b,
dan vaksin polio oral. $etogenesis pasti dari ;C& masi belum diketaui tetapi mungkin
disebabkan ole entigenemia virus atau sirkulasi kompleks imun. $artikel seperti virus
ditemukan dalam vakuola sitoplasma dan lisosom pada kulit yang terluka.
Patofisiologi
$enjelasan yang paling mungkin untuk eksantem adala reaksi ipersensitifitas tipe 7 untuk
mela#an antigen virus dan bakteri yang ada di dermis. 5al ini berdasarkan pada karakter
imunoistokimia dari infiltrate radang yang ada di kulit. 5asil temuan dari pemeriksaan
imunofluoresen direk pada kulit selalu negative. :ikroskop electron tidak perna
8/13/2019 Referat Exantem
37/64
37
menunjukkan partikel virus yang menandai adanya proses reaktif selain fenomena autoimun
atau infeksi langsung pada kulit. Iactor insitu termasuk jenis infeksi virus dan bakteri,
sebagaimana imunisasi. Jarangnya kejadian ;C& pada de#asa menandakan imunitas jangka
panjang teradap agen virus pencetus. ;C& lebi sering terjadi pada anak-anak dengan
dermatitis atopic, yang menandakan adanya mekanisme imun. 3kan tetapi, masi banyak
informasi yang diperlukan untuk menjelaskan mekanisme pasti yang terlibat.
%emuan Klinis,
3namnesa
&ebelum timbul eksantem, dapat timbul gejala prodromal non spesifik pada infeksi saluran
pernapasan atas disertai demam dan faringitis dengan demam ringan.Q
>esi 0utaneus
9iasanya, pada pasien terdapat multiple coalescing, monomorfik, permukaan rata atau
berbentuk kuba, papul mera kecoklatan dan papulovesikel. >esi dapat berupa pruritus dan
jarang terjadi perdaraan. $apul berdiameter antara ! sampai ! mm dan distribusinya
simetris pada dagu, permukaan ekstensor ekstremitas, dan badan. 9adan, tangan dan muka
juga sering terkena tetapi tidak selalu. &ering sekali, papul kecil beruba menjadi plak lebar.
>esi kulit berkembang dalam beberapa ari dan menetap selama % sampai 2 minggu.
$emeriksaan Iisik
;ejala yang berubungan seperti malaise, demama ringam, dan diare terkadang muncul
namun biasanya bersifat ringan. apat ditemukan limfadenopati kususnya pada rantai
servikal, aksiler, dan inguinal.
$emeriksaan laboratorium
$ada kebanyakan pasien, diagnosis ditegakkan pada temuan klinis dan tidak ada pemeriksaan
penunjang yang diperlukan. $ada pasien dengan epatomegaly, pemeriksaan penunjang
seperti itung sel dara lengkap dan enzim ati dapat membantu. >imfositosis atau
limfopenia sering terjadi dan tidak memerlukan evaluasi diagnostic. Jika didapatkn
peningkatan enzim ati, evaluasi untuk epatitis atau 897 arus dilakukan. Jika dicurigai
epatitis, periksa g; dan ;: anti-epatitis 3, 59s3g, dan 59c antibody, sert g; anti-
epatitis C juga diindikasikan.
8/13/2019 Referat Exantem
38/64
3
Komplikasi
0omplikasi jarang timbul karena sebagian kasus bersifat self-limited dan ringan. $ada
kejadian yang jarang, ketika ;C& berubungan dengan infeksi epatitis 9, penyakit ati
kronik yang selanjutnya menjadi gagal ati dapat terjadi.
Prognosis
$ada sebagian besa kasus, ;C& bersifat self-limited dan prosesnya jinak. 0ejadiannya cukup
bervariasi, dengan pemeriksaan fisik yang bertaan selama ari sampai !% bulan. >uka
sembu tanpa bekas, dan jarang tampak ipopigmentasi atau iperpigmentasi pasca radang.
>imfadenopati dapat bertaan selama beberapa bulan. $ada kasus yang berubungan dengan
epatitis 9, virus epatitis anikterik beruba dan dapat mengilang sampai % minggu setela
timbul lesi kutaneus. &ering sekali, epatitis sembu dengan sendiri.
%erapi
4idak ada penatalaksaan yang diperlukan pada sebagian kasus. $ada beberapa pasien, steroid
topical potensi sedang dapat mengurangi durasi lesi ketika digunakan seari ! kali selama !
sampai % minggu. 9agaimanapun, pasien arus dimonitor ketat karena perburukan akibat
penggunaan steroid topical sering terjadi. $ada kasus yang berat, kortikosteroid sistemik
dapat diberikan. 3ntiistamin oral dan anti gatal topical dapat mengurangi pruritus yang
berat.
Pencegahan
9elum ada langkap yang diketaui untuk mencega ;C&. ;C& merupakan infeksi eksantem
luas yang berubungan dengnan limfadenopati dan epatitis anikterik akut. ;ianotti dan
Crosti a#alnya menggambarkan ;C& seperti yang berubungan dengan eksatem karena virus
epatitis 9, dimana disebut sebagai akrodermatitis papuler pada anak. 9entuk yang sama dari
gejala baru saja ditemukan berubungan dengan agen infeksi berat dan imunisasi yang
disebut sindrom akrolokasi papulovesikular. $enelitian retrospektif berlanjut menunjukkan
ba#a kedua entity dapat dibedakan satu dan lainnya, dan keduanya berada dalam pengertian
;C&.
8/13/2019 Referat Exantem
39/64
3!
E%E#/!I#2$ 34 (E! 34
"B$%#"K
8nterovirus 1! adala virus tren baru yang ganas yang bisa melumpukan saraf dan otak selain itu
menyebabkan luka pada kaki, tangan dan mulut. $enyakit yang disebabkan virus 87-1! ini sering
disebut MIlu &ingapuraM stila dalam dunia kedokteran, dikenal dengan nama and, foot, and mout
disease (5I:) atau penyakit kaki, tangan, dan mulut (04:). 7irus yang sangat cepat
penyebarannya ini arus cepat adanya sosialisasi kepada masyarakat luas baik pencegaannya, ciri-
ciri atau pertolongan pertama yang bisa dilakukan di layanan keseatan terdekat.
"."$PEK BI/L/GI$
a) 0>3&I03&
8nterovirus 1! ini termasuk kelompok virus R"3 yang masuk dalam famili picornaviridae ($ico,
&panyol kecil ), genus enterovirus. ;enus yang lain yang termasuk famili picornaviridae adala
rinovirus, cardiovirus, aptovirus, erbovirus, kobuvirus, dan tescovirus.
$ada genus enterovirus ini memiliki / kelompok spesies, yaitu=
!. $oliovirus (terdiri dari + serotipe yaitu 9runilde, >ansing dan >eon)
%. CoGsakie virus
4erbagi dalam % grup yaitu grup a terdiri dari %+ serotipe dan grup 9 terdiri dari * serotipe.
7irus ini dinamakan CoGsakie karena pertama kali ditemukan dari seorang pasien yang berasal dari
kota CoGsakie "e# Nork.
+. 8covirus (terdiri dari +! serotipe)
/. 8nterovirus (terdiri dari / serotipe)
b) :RI>;
8/13/2019 Referat Exantem
40/64
4"
8nterovirus 1! ini merupakan virus yang ukurannya kecil. 0ekecilan virus ini tidak anya dari ukuran
partikelnya saja, tetapi juga dari ukuran panjang genomnya. 7irus ini memiliki diameter sekitar + nm
dan memiliki R"3 benang positif (positive strand R"3) sebagai genomnya dengan panjang sekitar
1. kilobasa.
&etela terinfeksi ke dalam sel, R"3 keluar dari sarangnya dan di dalam sel R"3 ini memiliki dua
fungsi.
Nang pertama adala sebagai mR"3 yang ditranslasikan menjadi protein-protein yang berfungsi
untuk pembentukan tubu dan enzim-enzim yang berfungsi untuk perkembang-biakan (replikasi)
virus itu sendiri.
Iungsi yang kedua dari R"3 ini adala sebagai baan dasar (template) untuk pembentukan R"3
benang negatif (negative strand R"3). R"3 benang negatif ini kemudian digunakan lagi sebagai
template untuk membentuk R"3 benang positif. 9egitu seterusnya seingga benang positif R"3
yang menjadi genom virus ini terus bertamba banyak. R"3 yang terbentuk kemudian dibungkus
ole protein-protein pembentuk tubu dan keluar dari sel sebagai virus baru. Rentetan proses ini
dijalankan ole enzim-enzim dari sel dan dari virus itu sendiri.
c) &0>D& 5D$
8nterovirus tidak memiliki vektor tetapi memiliki pemba#a
yaitu pada lalat dan kecoak. >alat dan kecoak inila yang akan
mengkontaminasi makanan apabila kebersian tidak dijaga.
8nterovirus ini akan masuk melalui mulut (!) ke dalam
saluran cerna (%) manusia. $ada saluran cerna ini
enterovirus akan menginfeksi, setela itu akan masuk juga ke
dalam pembulu dara (+) dan disebarkan ke seluru bagian
tubu (.) dan dikeluarkan melalui sisa pencernaan
seingga banyak dijumpai pada feses. 4empat
berkembangbiaknya di mulut tenggorok.
8/13/2019 Referat Exantem
41/64
41
B. PE1"KI% 1"G DI%IMB2LK"
a) $enyebaran dan penularan
$enyebab kaki, tangan dan mulut (04:) yang paling sering pada pasien ra#at jalan adala coGsackie
3!*, sedangkan yang sering memerlukan pera#atan karena keadaannya lebi berat atau ada
komplikasi sampai meninggal adala enterovirus 1!. $enyakit ini sangat menular dan sering terjadi
dalam musim panas.
04: adala penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat dan
menyerang anak-anak usia % minggu sampai taun. 4idak ada vektor untuk penyebaran virus ini,
tetapi ada pemba#a penyakit seperti lalat dan kecoak. $enyakit 04: mempunyai imunitas spesifik,
namun anak dapat terkena 04: lagi ole virus strain enterovirus lainnya. $enyakit tangan, kaki, dan
mulut adala penyakit umum dan penyebarannya dapat terjadi di antara kelompok anak. :isalnya, di
sekola atau di tempat penitipan anak.
$enyakit tangan, kaki, dan mulut biasanya tersebar melalui ubungan sesama manusia. $enularan
dapat terjadi melalui kontak langsung dan tidak langsung. $enularannya melalui kontak langsung dari
orang ke orang, yaitu melalui droplet, pilek, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta yang
dimiliki ole orang yang tela terinfeksi. $enularan kontak tidak langsung melalui barang, anduk,
baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi ole sekresi itu.Dntuk orang yang
terinfeksi belum tentu menunjukkan gejala. 5al inila yang perlu di#aspadai, karena dapat menjadi
sumber penular. 3nak-anak sangat rentan karena sistem kekebalan tubu mereka belum cukup kuat.
rang de#asa umumnya kebal teradap enterovirus.
b) ;ejala
:ula-mula demam tidak tinggi %-+ ari, diikuti sakit leer (faringitis), tidak ada nafsu makan, pilek,
gejala seperti KfluK pada umumnya yang tak mematikan. 4imbul vesikel yang kemudian peca, ada +-
! ulkus di mulut seperti saria#an ( lida, gusi, pipi sebela dalam ) terasa nyeri seingga sukar untuk
menelan. 9ersamaan dengan itu timbul ras@ruam atau vesikel (lepu kemeraan@blister yang kecil
dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. 0adang-kadang ras@ruam
8/13/2019 Referat Exantem
42/64
42
(makulopapel) ada dibokong. $enyakit ini umumnya akan membaik sendiri dalam 1-! ari, dan tidak
perlu dira#at di ruma sakit.
9ila ada gejala yang cukup berat, barula penderita perlu dira#at di ruma sakit. ;ejala yang cukup
berat tersebut antara lain =
- 5iperpireksia, yaitu demam tinggi dengan suu lebi dari +' C.
- emamtidak turun-turun
- 4akikardia (nadi menjadi cepat)
- 4akipneu, yaitu napas jadi cepat dan sesak - :alas makan, munta, atau diare berulang dengan
deidrasi
- >etargi, lemas, dan mengantuk terus
- "yeri pada leer, lengan, dan kaki
- 0ejang-kejang, atau terjadi kelumpuan pada saraf kranial
- 0eringat dingin
- Iotofobia (tidak taan meliat sinar)
- 0etegangan padadaera perut
- 5alusinasi atau gangguan kesadaran
0omplikasi penyakit ini adala =
- :eningitis (radang selaput otak) yang aseptik)
- 8nsefalitis (radang otak)
- :yocarditis (CoGsackie 7irus Carditis) atau pericarditis
- 3cute Ilaccid $aralysis @ >umpu >ayu 3kut (K$olio-like illnessK )
&elain ini yang termasuk satu kelompok dengan penyakit ini adala =
!. 7esicular stomatitis dengan eGantem ($40:) - CoG 3 !*, 87
1!($enyakit ini)
%. 7esicular $aryngitis (5erpangina) - 87 1
+. 3cute >ymponodular $aryngitis - CoG 3 !
8/13/2019 Referat Exantem
43/64
43
'. PE'EG"+" D" PEG/B"%"
Dpaya pengentian penyebaran penyakit ini tela dilakukan, tetapi belum menunjukkan asil
maksimal.
$enanganan penyakit ini tidak ada yang kusus, karena
merupakan penyakit Lself limiting diseaseM atau penyakit
yang sembu sendiri dalam 1-! ari. $enderita perlu
istiraat karena daya taan tubu menurun. &elain itu juga
perlunya penerapan perilaku idup seat dan bersi adala
pencegaan dan perlindungan terbaik. 9eberapa conto penerapan perilaku idup seat dan bersi
adala antara lain sebaiknya mencuci tangan dengan sabun dan air sesuda ke 6C, sebelum makan,
sesuda membuang ingus dan sesuda mengganti popok atau pakaian kotor. &elain itu indari pinjam-
meminjam cangkir, sendok garpu, alat kebersian pribadi misalnya anduk, lap muka, sikat gigi dan
pakaian, terutama sepatu dan kaus kaki adala perilaku yang berpotensi mempercepat penyebaran
penyakit ini. :encuci pakaian kotor arus dengan baik dan igienis. $erilaku batuk dan bersin,
sebaiknya arus menutup mulut dan idung dengan baik.
9ersikanla idung serta mulut dengan tisu #aja, sesuda dipakai sekali buangla, kemudian
cucila tangan. 3pabila anak yang suda terkena penyakit tangan, kaki dan mulut sebaiknya jangan
dulu ke sekola atau tempat penitipan anak sampai luka tersebut mengering.
Dntuk pengobatan ada beberapa al yang dapat diperatikan =
!. stiraat yang cukup
%. $engobatan spesifik tidak ada, jadi anya diberikan secara
simptomatik saja berdasarkan keadaan klinis yang ada.
+. apat diberikan =
- bat golongan paracetamol atau penurun panas digunakan dalam penganan demam
- mmunoglobulin 7 (;7), pada pasien imunokompromis atau neonatus
- 8Gtracorporeal membrane oGygenation.
/. $engobatan simptomatik =
- 3ntiseptik di daera mulut
8/13/2019 Referat Exantem
44/64
44
- 3nalgesik misal parasetamol
- Cairan cukup untuk deidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena
demam
- $engobatan suportif lainnya ( gizi dll )
+"D 5//% M/2%+ DI$E"$E ( +5MD
$enyakit 4angan 0aki dan :ulut ( $40: ) atau 5and Ioot and :out isease (5I:) adala
penyakit infeksi yang disebabkan ole virus dari genus 8nterovirus, terutama CoGsackie virus type 3,
9 dan 8covirus.
PE2L"#"
Cara penularan 5I: terjadi melalui + jalan=
!. 0ontak langsung dengan penderita melalui cairan lepuan yang keluar dari bintik berair di kulit
penderita. &elama lepuan kulit masi mengeluarkan cairan, penderita dapat menularkan virus kepada
orang-orang ( terutama anak ) di sekitarnya.
%. :elalui percikan butiran luda (droplet) dan pernapasan.
8/13/2019 Referat Exantem
45/64
45
+. Jalur oro-fecal melalui tangan, mainan dan sesuatu yang tercemar ole faeces penderita, kemudian
masuk ke dalam mulut. 0ita tau ba#a anak pada umumnya suka memasukkan tangan ke dalam
mulut saat memegang apapun yang ada di sekitarnya.
7irus dapat bertaan ingga beberapa minggu di dalam faeces penderita yang terinfeksi. $enyebaran
5I: muda terjadi terutama di tempat-tempat padat dan di tempat anak-anak bermain atau
berkumpul. tu sebabnya 5I: cepat menyebar pada anak-anak.
GE6"L" D" %"D"7%"D"
:asa inkubasi 5I: berkisar +- ari. &etela seseorang terinfeksi 8nterovirus dan menyebabkan
sakit, selanjutnya menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut=
A ;ejala a#al 5I: sangat mirip dengan penyakit flu. 5ari pertama dan kedua ditandai dengan
demam tidak terlalu tinggi, kemudian nyeri telan, tidak mau makan dan minum. $ada bayi, para orang
tua memba#a anaknya ke dokter karena demam, tidak mau netek (minum) dan ngeces (ngiler, keluar
liur).
A &elanjutnya mulai muncul bintik berair (vesikel) yang muda peca di dalam rongga mulut, kadang
menimbulkan ulkus mirip dengan saria#an, diikuti dengan timbulnya bintik berair di telapak tangan
dan kaki. ;ejala ini biasanya muncul pada ari ketiga.
$ada 5I: yang berat (disebabkan 87 !1) perlu dira#at di Ruma &akit. 3dapaun