referat imidapril

Embed Size (px)

Citation preview

Lab/SMF Ilmu Farmasi/Farmakoterapi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

REFERAT

IMIDAPRIL

Disusun oleh Rina Rahayu 04.45380.00170.09

Pembimbing: Dra. Khemasili Kosala, Apt., Sp. FRS

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Lab/SMF Ilmu Farmasi/Farmakoterapi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman 2011 1

BAB I PENDAHULUAN

Langkah pertama perkembangan ACE inhibitor adalah adanya penemuan

enzim

Angiotensin Converting Enzyme (ACE) dalam plasma oleh Leonard T. Skeggs dan rekannya pada tahun 1956. Peneliti Brazil Sergio Ferreira melaporkan Bradykinin Potentiating Factor (BPF) pada bisa Bothrops jararaca, lubang ular di Amerika selatan pada tahun 1965. Ferreira kemudian pergi ke laboratorium John Vanes dengan membawa BPF yang telah di isolasi. Konversi inaktif angiotensin I menjadi angiotensin II poten terjadi di plasma. Pada tahun 1967, Kevin K.F.Ng dan John R. Vane menunjukkan ACE plasma terlalu lambat mengkonversi angiotensin I menjadi angiotensin II secara in vivo.1 BPF merupakan anggota famili peptida, yang menimbulkan potensi aksi untuk menginhibisi bradikinin oleh ACE. Analisis molekuler dari BPF nonapeptide BPF teprotide, menunjukkan potensi yang besar sebagai ACE inhibitor dan memberikan efek hipotensi in vivo. Tetapi teprotide memiliki nilai klinik yang terbatas walaupun merupakan peptide alami dengan pemberian oral. David Cushman dan rekannya menggunakan analog peptide untuk mempelajari struktur ACE, menggunakan carboxypeptidase A sebagai model. Penemuan mereka menghasilkan ACE inhibitor aktif oral pertama yaitu captopril, pada tahun 1975. Captopril disetujui oleh United States Food and Drug Administration pada tahun 1981. ACE inhibitor non sulfhydryl pertama yaitu enalapril dipasarkan 2 tahun kemudian. Sejak saat itu, lebih dari 12 ACE inhibitor lain telah dipasarkan.1

2

BAB II TINJAUAN PUSAKA

I.1 Morfologi Nama sistematis (IUPAC) (4S)-3-[(2S)-2-{[(2S)-1-ethoxy-1-oxo-4-phenylbutan-2-yl]amino}propanoyl]-1-methyl-2oxoimidazolidine-4 carboxylic acid.2 Struktur Kimia

Nama: Imidapril Nama Dagang: Tanatril (Trinity Pharmaceuticals Ltd) Sinonim (S): SH 6366, TA 6366 Sediaan: 5 mg and 10 mg tablet Kelas Terapeutik: ACE Inhibitor (BNF 2.5.5.1) Indikasi: Penatalaksanaan hipertensi Dosis: 5 mg satu kali sehari, ditingkatkan setelah tiga minggu terapi sampai 10 mg satu kali sehari. Jika tekanan darah tidak terkontrol, dikombinasi dengan diuretic, atau peningkatan dosis sampai maksimal 20 mg perhari. Tablet diminum pada waktu yang sama setiap hari sekitar 15 menit sebelum makan. Pasien tua 2,5 mg satu kali sehari, dinaikkan sesuai tekanan darah sampai

3

maksimal 10 mg per hari. Jangan digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal sedang sampai berat. Turunkan dosis pada pasien dengan gangguan ginjal dan hepar ringan. Imidapril merupakan golongan ACE inhibitor baru yang keefektifannya sama dengan enalapril untuk hipertensi.2 I.2 Farmakologi Imidapril merupakan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor (mirip enalapril, lisinopril, ramipril) yang menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, menghasilkan vasodilatasi pembuluh darah perifer dan efek penurunan tekanan darah. Pada sebuah penelitian, imidapril menyebabkan penurunan tekanan darah setelah 6 jam.2 I.3 Mekanisme Kerja

Mekanisme untuk mengatur tekanan darah adalah dengan melepaskan protein yang disebut renin dari sel ginjal (juxtaglomerular apparatus), yang memproduksi protein lain yaitu angiotensin, yang memberikan rangsangan pada kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon aldosteron. Sistem ini diaktivasi oleh respon turunnya tekanan darah (hipotensi) yang ditandai dengan gangguan pada keseimbangan garam-air dalam tubuh, seperti penurunan konsentrasi natrium pada tubulus distalis, penurunan volume darah dan stimulasi ginjal oleh sistem saraf simpatis. Pada situasi ini, ginjal melepaskan renin, yang bekerja sebagai enzim dan memotong 10 residu asam 4

amino pertama dari angiotensinogen (protein yang dibuat di hepar, dan disirkulasi dalam darah. 10 residu ini disebut angiotensin I. Angiotensin I kemudian dikonversi menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzyme (ACE) yang memindah 2 residu dan ditemukan di sirkulasi pulmoner seperti pada endotel pembuluh darah. Sistem ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah retensi garam dan air pada tubuh, walaupun angiotensin juga menyebabkan vasokonstriksi.3 I.4 Farmakokinetik Pemakaian imidapril secara oral, sekitar 70 % di absorbsi dan mencapai konsentrasi maksimum di plasma setelah 2 jam. Makanan berlemak menurunkan absorbsi imidapril secara signifikan. Imidapril dihidrolisis menjadi metabolit aktif, imidaprilat. Konsentrasi maksimal imidaprilat di plasma dicapai dalam 7 jam. Initial half life sekitar 7-9 jam dan terminal half life lebih dari 24 jam. Protein berikatan dengan imidapril dan imidaprilat masing-masing 85 % dan 53 %. 40 % di ekskresikan melalui urin, 50 % melalui feses. ACE inhibitor maksimal sekitar 75 % setelah pemakaian dosis tunggal dan steady state. Peningkatan kadar imidapril dan imidaprilat dalam plasma dilaporkan terjadi pada pasien dengan gangguan ginjal. Pada pasien dengan gangguan hepar, konversi imidapril menjadi imidaprilat terlambat.2 I.5 Dosis dan Sediaan Tanapress (Tanabe Indonesia), dosis dewasa 5-10 mg satu kali sehari. Pasien dengan gangguan ginjal, hipertensi berat atau hipertensi parenkim ginjal dosis awal 2,5 mg satu kali sehari. Sediaan tablet 5 mg dan 10 mg.4 I.6 Efek Samping Efek kardiovaskular (hipotensi, engioedema); Efek sistem saraf pusat (kelelahan, sakit kepala); Efek GI (gangguan perasa); Efek berturut-turut (batuk kering yang menetap; upper resp tract symptoms); Efek dermatologis (ruam kulit, erythema multiforme, toxic epidermal necrolysis); Reaksi hipersesitivitas; Efek pada ginjal (kerusakan ginjal); Gangguan elektrolit (hiperkalemia, hiponatremia); Gangguan pada darah.5

5

I.7 Kontraindikasi Hipersensitif terhadap imidapril atau golongan ACE inhibitor lain, riwayat oedem angioneurotic, angioedema herediter/idiopatik, kehamilan, menyusui, hipertensi renovaskular, gagal ginjal (creatinine clearance < 10ml/min).2 I.8 Instruksi Khusus 1. Pasien dengan gagal jantung dan mereka yang mungkin kekurangan air dan garam (menjalani diuretik atau dialisis) bisa mengalami hipotensi selama tahap awal terapi ACE inhibitor. (Mulai pengobatan hanya dalam pengawasan medis; pada pasien ini gunakan dosis rendah dan pastikan pasien dalam posisi terlentang) 2. Hindari penggunaan pada pasien dengan stenosis aortik atau outflow tract obstruction dan secara umum harus dihindari pada pasien yang diduga menderita penyakit renovaskular aktual. 3. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat keturunan atau idiopathic angioedema. 4. Fungsi ginjal harus dinilai sebelum pemberian ACE inhibitor dan harus diawasi selama terapi dilakukan. (Proteinuria pada pasien dengan penyakit ginjal atau yang menggunakan dosis tinggi harus diawasi secara rutin).5

6

BAB III KESIMPULAN

1. Imidapril merupakan golongan ACE inhibitor baru yang keefektifannya sama dengan enalapril untuk hipertensi. 2. Tersedia hanya satu sediaan di Indonesia yaitu, Tanapress (Tanabe Indonesia), dosis dewasa 5-10 mg satu kali sehari. Pasien dengan gangguan ginjal, hipertensi berat atau hipertensi parenkim ginjal dosis awal 2,5 mg satu kali sehari. Sediaan tablet 5 mg dan 10 mg.

7

DAFTAR PUSTAKA

1. Hoogwerf; Young, JB (2000). "The HOPE study. Ramipril lowered cardiovascular risk, but vitamin E did not". Cleveland Clinic journal of medicine 67 (4): 28793. 2. Saruta T et al. Efficacy and safety of imidapril hydrochloride (ACE/TA-6366), angiotensin converting enzyme inhibitor, on essential hypertension in the long term treatment. J Clin Ther Med 1991;7:2715. 3. Ng, K. K. F.; Vane, J. R. (1970). "Some Properties of Angiotensin Converting Enzyme in the Lung in vivo". Nature 225 (5238): 1142. 4. Suciati R, dkk. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 7 2007/2008. Indonesia: PT InfoMaster. 2007. 5. Elin. Imidapril. 2010. (Online, 15 Maret 2011). Hyperlink: http://detikhealth.com.

8