Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    1/30

    Referat II

    Kolera dan Disentri Basiler

    Blok Tropical Medicine

    Oleh Kelompok 1 :

    Tuti Bimasari K1A005007

    Alit Brahmadhi K1A005009

    Luvita K1A005010

    Arief Hariyadi S K1A005011

    Mustofa K1A005012

    Hani Raina M K1A005013

    Tisna Sendy P K1A005038

    Fibi Niken DS K1A005039

    Gemma Ayu D K1A005067

    Dini Anggini K1A005068

    Pembimbing :

    dr. Lieza Dwianasari,MKes

    JURUSAN KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KEEHATAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    PURWOKERTO

    2008

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    2/30

    I. Pendahuluan

    Kolera merupakan infeksi akut intestinal yang disebabkan oleh makanan atau

    minuman yang terkontaminasi oleh mikrobakterium Vibrio cholerae. V cholerae

    ditemukan oleh Robert Koch saat terjadi outbreakdi Mesir pada tahun 1883. (1)

    Sejak tahun 1817, 7 pandemi kolera telah terjadi. 6 pandemi terjadi dari tahun

    1817-1923 dan yang disebabkan oleh V choleraea O1 biotype klasik. Pandemi berasal

    dari Asia, yang kemudian disusul dengan penyebaran ke Eopa dan Amerika. Pandemi

    yang ke 7 disebabkan oleh V Cholerae 01 El Tor, yang pertama kali diisolasi di Mesir

    pada tahun 1905. Pandemi ini berasal dari Pulau Celebes, Indonesia, pada tahun 1961.

    Pandemi ini mempengaruhi lebih banyak negara dan benua dibandingkan dari 6 pandemi

    sebelumnya. Penyebaran terakhir dari pandemi ini adalah Amerika Latin. Jumlah total

    kasus yang dilaporkan dari tahun 1997 hingga maret 1998 adalah 120867, 89% dari kasus

    tersebut dilaporkan di Afrika.(2)

    Pada tahun 2002, semua negara di seluruh dunia terus melaporkan kolera yang

    disebabkan oleh V Cholera )1 El Tor. Pada tahun tersebut 142.311 kasus dan 4564

    kematian telah dilaporkan kepada WHO oleh 52 negara. Dibandingkan dengan tahun

    2002, jumlah kasus yang dilaporkan meningkat 2 kali lipat.(2)

    Antara tahun 2002 dan 2004, jumlah kasus yang dilaporkan ke WHO mengalami

    penurunan diseluruh dunia. Namun pada tahun 2005 jumlah kasus yang dilaporkan

    meningkat 30% dengan 131.943 kasus di 52 negara.(2)

    Pada Oktober tahun 1992, sebuah epidemic kolera muncul di Madras, India.

    Epidemi ini disebabkan oleh strain baru yaitu yang dikenal dengan nama V Cholera O139

    (juga disebut Bengal). Strain ini menyebar sepanjang Bangladesh dan India dan

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    3/30

    selanjutnya menyebar ke Negara-negara tetangga di Asia. Beberapa ahli menganggap

    bahwa kejadian ini merupakan pandemic yang ke 8. Sejauh ini, 11 negara di Asia

    Tenggara telah melaporkan isolasi dari V cholera serogrup ini. (2)

    Jika tidak di tangani, penyakit ini secara cepat akan menyebabkan dehidrasi dan

    dapat mengakibatkan kematian pada lebih dari 50% orang yang terinfeksi. Angka

    mortalitas akan meningkat pada wanita hamil dan pada anak-anak.(2)

    Semua umur berisiko terserang penyakit ini, walaupun janin terhindar dari

    penularan secara maternal karena antibodi saat menyusui. Serangan dari biotipe klasik

    dari V cholerae biasanya dapat mencegah infeksi rekuren oleh biotipe yang lain, namun

    V cholerae El Tor tidak dapat mencegah serangan berikutnya.(2)

    Disentri adalah kata umum yang digunakan untuk gangguan gastrointestinal

    dengan ciri inflamasi pada intestinal, khususnya pada kolon. Ciri-cirinya meliputi nyeri

    abdominal dan kram, tenesmus, dan diare yang terdapat darah dan mukus. (3)

    Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan

    tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma

    disentri, yakni:

    1) sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,

    2) berak-berak meperet, dan

    3) tinja mengandung darah dan lendir.

    Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman

    penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. ltulah

    sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare invasif lebih disukai oleh para ahli. Dulu,

    disentri dianggap hanya terdiri dari dua jenis yang didasarkan pada penyebabnya, yakni

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    4/30

    disentri basiler yang disebabkan oleh basil Shigella spp. dan disentri amuba yang

    disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica. Akan tetapi berkat perkembangan pesat

    pengetahuan kita tentang mikrobiologi, sindroma disentri di atas temyata disebabkan oleh

    berbagai mikroba, bakteri dan parasit, yakni: Shigella spp., Salmonella spp.,

    Campylobacter spp., Vibrio parahaemolyticus, I'leisomonas shigelloides, EIEC

    (Enteriinnasive E. coil), Aeromonus spp., Entamoeba histolytica atau Giardia lambha. (4)

    Dikenal ada empat spesies dari Shigellaberdasarkan reaksi biokimia dan serologi,

    yaitu: Sh. Jlexneri, Sh. boydii, Sh. dysentriae dan Sh. sonnei. Ketiga spesies pertama

    masih dibagi lagi dalam serotipe sedang Sh. sonnei dibagi menurut tipe colisin. Hingga

    sekarang sudah dikenal ada 8 scrotipe Sh. Jlexneri, 15 serotipe Sh. boydii, 10 serotipe Sh.

    Ysentriae dan 15 tipe colisin Sh. sonnei. Berdasarkan isolasi penderita diare dari RS

    Karantina Jakarta pada tahun 1980--1985 spesies terbanyak dari Shigella ialah Sh.

    Jlexneri (47,1%) lalu menyusul Sh. dysentriae (27.4%). Hal ini tidak jauh berbeda

    dengan apa yang ditemukan di Singapura dan negara ASEAN lainnya. (4)

    Beberapa spesies Salmonella yang bukan S. typhi, S. paratyphi A dan B dapat

    menyebabkan diare invasif. Penyakit ini lebih sering terdapat di negara yang

    penduduknya pemakan daging. Maka dapat dimengerti bahwa Salmonellosis menjadi

    problem kesehatan yang lebih besar di negara yang telah maju dibandingkan dengan

    negara yang sedang berkembang. (4)

    Campylobacter jejuni (dulu disebut "vibrio lainnya" (related vibrio) mulai

    muncul sebagai penyebab penting penyakit diare. Diperkirakan unggas merupakan

    reservoir yang paling potensial. Hal ini amat penting karena Indonesia penduduknya

    lebih senang makan daging unggas daripada daging sapi. Selain itu telur juga memegang

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    5/30

    peran penting dalam,penularan penyakit ini. Berbagai letusan penyakit ini di Inggris,

    Amerika Serikat dan Canada telah dihubungkan dengan susu yang tidak dipasteurisasi.

    Susu terkontaminasi melalui kontak langsung dengan tinja sapi. C. jejuni akan dapat

    bertahan selama 22 hari dalam susu yang disimpan pada 4C tapi segera mati apabila

    dipasteurisasi. (4)

    Sejak 1967, para peneliti di Jepang, Brazil dan negara-negara lain telah

    membuktikan bahwa serotipe tertentu dari E. coli selain dari yang dinamakan EPEC

    (serotipe tertentu lainnya dari E. coli), telah berhasil diisolasi dari tinja penderita anak

    dan dewasa yang menderita diare invasif.

    (4)

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    6/30

    II. Patogenensis dan Patofifiologis

    a. Kolera,

    Kolera disebabkan oleh infeksi Vibrio cholerea. Vibrio cholerae banyak

    ditemukan di permukaan air yang terkontaminasi dengan feses yang mengandung kuman

    tersebut sehingga penularannya dapat melalui air, makanan dan sanitasi yang buruk. V.

    cholerae merupakan bakteri gram negative, berbentuk koma. Kuman ini tidak

    membentuk spora. (5)

    Kuman ini bergerak sangat aktif karena mempunyai satu buah flagella polar yang

    halus (monotrikh). Panjangnya 5 - 8 m dan lebarnya 1,4 2,6 m. Hidup pada suhu

    uptimal 20 30 . Kuman ini tidak membentuk spora. Pada kultur dijumpai koloni yang

    cembung (convex), halus dan bulat yang keruh (opaque) dan bergranul bila disinari.(1,5)

    V. cholerae bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Suhu optimum untuk

    pertumbuhan pada suhu 18-37C. Dapat tumbuh pada berbagai jenis media, termasuk

    media tertentu yang mengandung garam mineral dan asparagin sebagai sumber karbon

    dan nitrogen. V. cholerae ini tumbuh baik pada agar Thiosulfate-citrate-bile-sucrose

    (TCBS), yang menghasilkan kolono berwarna kuning dan pada media Telurite-

    taurocholate-gelatin-agar (TIGA). (5)

    Dalam keadaan alamiah, V. cholerae hanya pathogen terhadap manusia.

    Seseorang yang memiliki asam lambung yang normal memerlukan menelan sebanyak

    1010 atau lebih V. cholerae dalam air agar dapat menginfeksi, sebab kuman ini sangat

    sensitive pada suasana asam. Jika mediatornya makanan, sebanyak 102 104 organisme

    yang diperlukan, karena kapasitas buffer yang cukup dari makanan. (5)

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    7/30

    Organisme ini menular dengan cara oral melalui makanan dan minuman. Pada

    penularan melalui air dosis infeksiusnya antara 103-106 organisme. Untuk menular

    melalui makanan, lebih sedikit organisme yang diperlukan (102-104) untuk dapat

    mengakibatkan penyakit.(2)

    V. cholerae ini menghasilkan enterotoksin yang tidak tahan asam dan panas,

    mengandung 98 % protein, 1 % lipid dan 1 & karbohidrat. Pada tiap molekul enterotoksin

    ini terdiri dari 5 subunit B (binding) dan 1 sub unit A (active). Sub unit A ini mempunyai

    2 komponen, A 1 dan A 2. Enterotoksin ini berikatan dengan reseptor ganglion pada

    permukaan enterocytes melalui 5 sub unit B. sedangkan komponen A 2 sub unit

    mempercepat masuknya enterotoksin ke sel dan komponen A 1 sub unit bertugas

    meningkatkan aktivitas adenil siklase. Akibatnya produksi cAMP meningkat yang

    menyebabkan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit sehingga menimbulkan diare

    massif dengan kehilangan cairan mencapai 20 liter per hari. Pada kasus berat bias

    ditambah dengan gejala dehidrasi, syok, gangguan elektrolit dan kematian. (5)

    V. cholerae ini tidak bersifat invasive, kuman ini tidak masuk ke dalam aliran

    darah tetapi tetap berada di dalam saluran usus. V. cholerae yang virulen harus menempel

    pada mikrovili permukaan sel epitel usus baru menimbulkan keadaan pathogen. Di sana

    mereka melepaskan toksin kolera atau enterotoksin. Toksin kolera diserap di permukaan

    gangliosida sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan klorida serta menghambat

    absorpsi natrium. Akibatnya akan kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Secara

    histology, usus tetap normal. (5)

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    8/30

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    9/30

    b. Disentri Basiler,

    Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron

    (=usus),yang berarti radang usus. Disentri basiler adalah suatu infeksi akut kolon yang

    disebabkan oleh bakteri. Infeksi bakteri ini mempunyai 3 gejala khas, yaitu sakit perut

    yang disertai tenesmus, diare, dan tinja yang mengandung darah dan lendir.

    Dahulu, disentri dianggap hanya terdiri dari dua jenis yang didasarkan pada

    penyebabnya, yakni disentri basiler yang disebabkan oleh basil Shigella sp. dan disentri

    amuba yang disebabkan oleh parasitEntamoeba histolytica.Namun, perkembangan pesat

    pengetahuan kita tentang mikrobiologi, sindroma disentri di atas temyata dapat

    disebabkan oleh Shigella sp., Salmonella sp., Campylobacter sp., Vibrio

    parahaemolyticus,I'leisomonas shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. coil),Aeromonus

    sp., Entamoeba histolytica atau Giardia lambha.

    Manusia merupakan sumber penularan dan hospes alami dari penyakit ini.

    Disentri basiler ini dapat terjadi di daerah mana pun dan paling banyak terjadi di tempat

    dengan sanitasi lingkungan dan tingkat kesehatan perorangan yang rendah, misalnya

    penjara, panti asuhan, rumah sakit jiwa, dan pengungsian padat penduduk. Disentri bailer

    ini endemis di darah yang beriklim tropis.

    1. Shigella sp.

    Kuman Shigella sp. terdapat pada feses penderita dan infeksi shigella ini dapat

    ditularkan dari penderita ke orang yang sehat melalui jalur fekal-oral. Kebanyakan dari

    infeksi Shigella sp. ini terjadi akibat perpindahan kuman Shigella sp. dari feses yang

    http://articles.gourt.com/id/bahasa%20Yunanihttp://articles.gourt.com/id/bahasa%20Yunani
  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    10/30

    terinfeksi melalui tangan orang yang satu ke mulut orang lain. Hal ini terjadi akibat

    kebersihan dasar dan kebiasaan mencuci tangan yang buruk atau tidak adekuat.

    Epidemi penyakit ini dapat melalui foodborne dan waterborne. Infeksi Shigella

    ini dapat melalui makanan yang telah tercemari oleh kuman Shigella melalui tangan

    pembuatnya yang tidak higienis. Sayur-sayuran juga dapat terkontaminasi jika dipanen

    dari tanah yang dipupuk dengan pupuk yang terkontaminasi atau dari tanah yang

    terkontaminasi feses pekerja yang menderita disentri. Shigella sp. ini dapat pula

    disebarkan oleh lalat. Lalat dapat hinggap di feses yang infeksius dan kemudian

    mencemari makanan. Infeksi Shigella sp. ini juga dapat melalui air minum yang telah

    terkontaminasi kuman Shigella.

    Shigella sp. sebagai penyebab terbanyak disentri basiler merupakan kuman yang

    unik di antara enteropatogen lainnya. Ambang infeksinya rendah yaitu 10 - 200 ( < 10 3 )

    kuman sudah cukup untuk menularkan penyakit tersebut dari penderita ke orang lain.

    Dengan demikian, penyebarannya yang sangat cepat melalui fekal oral dan epidemi

    penyakit ini sulit dicegah pada penduduk yang kesehatan perorangannya buruk. Hal lain

    yang juga unik adalah sifat basil ini yang rapuh (fragile, cepat mati diluar tubuh

    hospesnya), menyebabkan penyakit ini lebih banyak tertular dengan cara kontak langsung

    (person to person). Sehingga penyakit ini sering disebut sebagai hand washing disease,

    yaitu bahwa penularan penyakit ini dapat dicegah dengan cuci tangan yang benar.

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    11/30

    Klasifikasi

    Kingdom :Bacteria

    Phylum :Proteobacteria

    Class : Gamma Proteobacteria

    Ordo :Enterobacteriales

    Family :Enterobacteriaceae

    Genus : Shigella

    Species : Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Shigella bondii, Shigella sonnei

    Shigella ditemukan lebih dari 100 tahun yang lalu oleh seorang mikrobiologis dari

    Jepang yang bernama Shiga. Ada 4 spesies shigella yaitu S.dysentriae, S.flexneri,

    S.bondii, dan S.sonnei. Namun demikian, spesies shigella yang paling sering

    menyebabkan disentri basiler di negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah

    S.bondii, S.flexneri dan S.dysentriae. Sedangkan S.sonnei paling sering ditemukan di

    negara maju.

    Shigella adalah bakteri gram negatif, batang ramping, tidak berkapsul, tidak

    membentuk spora, basil nonmotil, fakultatif anaerob tetapi dapat tumbuh baik secara

    anaerob, dan termasuk dalam famili enterobacteriaceae. Kultur shigella menunjukkan

    koloni cembung, bundar, transparan dengan diameter sampai kira-kira 2 mm dalam

    waktu 24 jam.

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    12/30

    Morfologi Shigella sp.

    Koloni Shigella sp. dalam berbagai media

    Shigella mempunyai bentuk antigen yang kompleks dan kebanyakan dari mereka

    mempunyai antigen O yang sama dengan basil enterik lainnya. Antigen O merupakan

    bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri dari unit berulang polisakarida.

    Antigen O tahan terhadap panas dan alkohol. Antibodi terhadap antigen O adalah IgM.

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    13/30

    Shigella memiliki 2 jenis toksin, yaitu endotoksin dan eksotoksin. Pada autolisis,

    semua shigella mengeluarkan toksin lipopolisakaridanya. Endotoksin ini mungkin yang

    berpengaruh terhadap iritasi dinding usus. Eksotoksin merupakan sebuah protein yang

    antigenik yang merangsang produksi antitoksin. Eksotoksin ini menghambat penyerapan

    gula dan asam amino pada usus kecil.

    Proses patologi yang penting adalah invasi bakteri ke dalam sel epitel mukosa

    usus. Shigella ini biasanya berkoloni di daerah kolon terutama daerah sigmoid. Koloni

    bakteri ini akan menginvasi dan masuk ke dalam sel epitel mukosa usus penderita. Di

    dalan sitoplasma sel epitel ini, bakteri akan mengadakan multiplikasi dan menyebar

    secara intrasel dan intersel yang berdekatan. Shigella sp. ini segera memproduksi

    enterotoksin atau endoktoksin yang merangsang peningkatan cAMP, sehingga

    mengakibatkan hipersekresi usus (diare cair, diare sekresi). Selain enterotoksin, Shigella

    sp. ini juga memproduksi eksotoksin atau Shiga toxin. yang bersifat sitotoksik. Toxin ini

    bekerja dengan merusak ribosom untuk menginaktifasi sintesis protein sel sehingga sel

    mati. Kematian sel epitel ini akan menginduksi infiltrasi sel-sel radang dan proses

    selanjutnya yang terjadi adalah nekrosis sel epitel usus mengakibatkan ulkus-ulkus kecil

    di dinding lumen usus. Dari ulkus-ulkus inilah eritrosit-eritrosit dan plasma dari sel yang

    lisis keluar ke lumen usus, yang kemudian bercampur bersama feses.

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    14/30

    2. Salmonella sp.

    Seperti diketahui Salmonella merupakan penyaldt zoonosis, hewan dan unggas

    merupakan reservoir penyakit ini, .dan manusia tertular melalui makanan, daging, unggas

    dan telur. (4)

    3.Campylobacter spp.

    Pada akhir-akhir ini Campylobacter jejuni (dulu disebut "vibrio lainnya" (related

    vibrio) mulai muncul sebagai penyebab penting penyakit diare. Penyakit ini umumnya

    adalah zoonosis walaupun penularan dari orang melalui air yang terkontaminasi. Infeksi

    Campylobacterterutama terdapat pada masa kanak-kanak dan diare yang ditimbulkannya

    biasanya lebih dari 7 hari walaupun dengan gejala yang tidak terlalu berat. (4)

    4. EIEC (Entero Invasive E. coli)

    Sekarang telah diketahui bahwa serotipe dari I. coli yang invasif ialah: 028ac,

    029, 0112ac, 0124, 0136, 0143, 0144, 0152, 0164 dan 0167. Serotipe 0124 merupakan

    EIEC yang paling sering menimbulkan letusan epidemi, seperti yang terjadi di Hongaria

    dan USA. EIEC sangat menyerupai Shigella karena sifat biokimia yang sering sama yaitu

    laktosa negatif, tidak bergerak, dekarboksilase lysin juga negative, selain itu mempunyai

    antigen somatik 0 yang bersamaan 10. (4)

    Kesulitan yang timbul dalam isolasi EIEC dari penderita diare invasif ialah cara

    membedakannya dari E coli lainnya. Karena dari 85% orang normal maupun yang diare

    dapat diisolasi E. coli. Dengan begitu reaksi biokimia dan serologi dari isolat E. coil

    yang cukup besar tak mungkin dilakukan secara rutin. Penentuan EIEC secara Sereny test

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    15/30

    Il yaitu dengan mempergunakan minimal dua marmut untuk tiap isolat E. coli dari satu

    penderita, akan memakan biaya yang sangat besar.(4)

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    16/30

    III.Gambaran Klinik

    a. Kolera,

    Sebagian besar infeksi yang disebabkan oleh V.cholerae ini asimtomatik atau

    terjadi diare yang ringan. Masa inkubasi selama 1-4 hari sampai timbul gejala, tergantung

    pada inokulan yang tertelan (6).

    Gejala kolera yang khas dimulai dengan munculnya diare yang encer dan banyak,

    tanpa didahului oleh rasa mual dan tanpa adanya tenesmus. Dalam waktu singkat tinja

    yang semula berwarna dan berbau feses berubah menjadi cairan berwarna putih keruh

    yang mirip air cucian beras ( rice water stool ). Cairan ini mengandung mucus, sel

    ephitelial dan sejumlah besar vibrio. Muntah timbul kemuadian setelah diare diikuti

    gejala mual. Kejang otot dapat menyusul, baik dalam bentuk fibrilasi maupun fasikulasi

    atau kejang klonik yang nyeri dan mengganggu. Otot yang sering terlibat antara lain

    betis, biseps, triseps, pectoralis, dan dinding perut ( kram perut) (7,8).

    Penderita akan kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat yang dapat

    mengarah kepada dehidrasi berat, syok dan anuria. Tanda-tanda dehidrasi tampak jelas,

    kelopak mata cekung, bibir yang kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit berkurang,

    jari-jari tangan dan kaki tampak kurus dengan lipatan-lipatan kulit, terutama ujung jari

    yang keriput ( Washer women hand ), diuresis berangsur-angsur kurang dan berakhir

    dengan anuria (8).

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    17/30

    b. Disentri Basiler

    Masa tunas disentri basiler berlangsung dari beberapa jam sampai 3 hari dan

    jarang lebih dari 3 hari. Penyakit ini dapat timbul perlahan-lahan atupun cepat dan

    mendadak. Gejala yang timbul dapat bervariasi seperti defekasi sedikit tapi sering, sakit

    perut disertai nyeri kolik, muntah dan sakit kepala. Pada awalnya defekasi sedikit-sedikit

    sampai isi usus terkuras habis, selanjutnya pada keadaan ringan masih dapat

    mengeluarkan cairan, tetapi jika keadaan berat, feses menjadi berlendir dan disertai

    darah. Feses ini bersifat basa. Secara mikroskopik didapatkan sel-sel pus, sel-sel darah

    putih/merah, sel makrofag besar, dan kadang-kadang dijumpai Entamoeba coli. Suhu

    badan bervariasi dari rendah-tinggi, nadi cepat, dan gambaran sel-sel darah tepi tidak

    mengalami perubahan. (9)

    Bentuk klinis dapat bermacam-macam, antara lain:

    1. Berat (fulminatingcase)

    Biasanya disebabkan oleh S.dysentriae. terjadinya cepat, defekasi seperti

    air, muntah-muntah, suhu badan subnormal, cepat terjadi dehidrasi, renjatan

    septik dan dapat meninggal jika tidak segera ditolong. Kadang-kadang gejala

    tidak khas seperti kolera atau keracunan makanan. Pada kasus fulminating ini,

    gejala-gejalanya timbul secara mendadak dan berat, disertai pengeluaran feses

    yang berlendir, berdarah dan banyak serta rasa ingin defekasi terus-menerus.

    Karena hal tersebut maka timbul rasa haus, kulit kering dan dingin, turgor kulit

    berkurang karena dehidrasi, muka menjadi kebituan, ekstremitas dingin, dan

    viskositas darah meningkat (hemokonsentrasi).

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    18/30

    Sakit perut terutama di bagian kiri, terasa melilit disertai pengeluaran feses

    sehingga mengakibatkan perut menjadi cekung. Anus menjadi nyeri dan dapat

    timbul prolaps. Bila terdapat hemoroid interna, bisa menjadi hemoroid eksterna.

    Suhu tubuh lebih dari 390C tetapi bisa juga subnormal. Nadi cepat dan halus

    kadang disertai nyeri otot dan kejang. Jika tidak diobati penyakit ini dapat

    berkembang dan menyebabkan keadaan umum memburuk, inkontinensia alvi dan

    urin, gelisah, tetapi kesadaran masih tetap baik, dan kelainan-kelainan lain

    bertambah berat. Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer,

    anuria, dan koma uremik.

    2. Sedang

    Keluhan dan gejala bervariasi, feses biasanya lebih berbentuk, mungkin dapat

    mengandung sedikit darah dan lendir.

    3. Ringan

    Keluhan-keluhan gejala lebih ringan.

    4. Menahun

    Terdapat serangan seperti bentuk akut secara menahun, tetapi jarang sekali terjadi

    bila mendapat pengobatan yang baik. (9)

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    19/30

    IV. Prinsip Penatalaksanaan Kolera dan Disentri Basiler

    A. Promotif (Disentri Basiler dan Kolera):

    a. Memberikan pengetahuan mengenai penyakit kolera dan disentri basiler,

    transmisi penyakit kolera dan disentri basiler, tanda dan gejala penyakit kolera

    dan disentri basiler.

    b. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya sanitasi air, sistem pembuangan

    sampah dan tinja yang baik, hygiene pengolahan dan penyimpanan makanan, dan

    perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

    B. Preventif (Disentri Basiler dan Kolera):a. Penjernihan cadangan air dan pembuangan tinja yang memenuhi standar sangat

    penting dalam mencegah terjadinya kolera dan disentri basiler.

    b. Meminum air yang sudah terlebih dahulu dimasak dan berasal dari sumber air

    yang tidak tercemar.

    c. Menghindari sayuran mentah atau ikan dan kerang yang dimasak tidak sampai

    matang.

    d. Mencuci tangan sebelum makan dengan mengunakan sabun.

    e. Mencuci peralatan makan dengan air yang bersih dan mengalir.

    f. Pemberian antibiotik tetrasiklin bisa membantu mencegah penyakit pada orang-

    orang yang sama-sama menggunakan perabotan rumah dengan orang yang

    terinfeksi kolera

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    20/30

    C. Kuratif Pada Penderita Kolera :

    Dasar penatalaksanaan kolera adalah : Terapi simptomatik dan kausal secara

    simultan yang terdiri dari :

    1. Menentukan derajat dehidrasi baik pada anak maupun dewasa.

    Derajat dehidrasi pada anak dapat dilihat berdasarkan tanda dan gejala berikut:

    Penentuan Derajat Dehidrasi Pada Dewasa dapat Menggunakan Skor Daldiyono

    Klinis Skor

    Rasa haus / muntah

    Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg

    Tekanan darah sistolik 2 dt

    Kehilangan cairan < 5 % BB 5 10 % BB > 10 % BB

    Rehidrasi Plan A Plan B Plan C

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    21/30

    Nadi > 120x/menit

    Kesadaran apatis

    Kesadaran somnolen, sopor, atau koma

    Frek napas > 30 x/menit

    Fasies kolerika

    Vox cholerica

    Turgor kulit menurun

    Washer womans hand

    Akral dingin

    Sianosis

    Umur 50-60 tahun

    Umur > 60 tahun

    1

    1

    2

    1

    2

    2

    1

    1

    1

    2

    -1

    -2

    Defisit cairan (ml) : skor/15 x Berat badan (kg) x 0,1 x 1000

    2. Tatalaksana mencakup penggantian kehilangan cairan tubuh secara cepat dan

    cermat. Rehidrasi dilaksanakan pada 2 tahap, yaitu tahap terapi rehidrasi dan

    rumatan. Pada kedua tahap ini diperhitungkan kebutuhan harian akan cairan dan

    nutrisi. Pada dehidrasi berat yang disertai renjatan hipovolemik, dan muntahan

    tidak terkontrol terapi rehidrasi diberikan secara infus intravena. Pada kasus

    ringan dan sedang dapat dilakukan secara peroral dengan cairan rehidrasi oral

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    22/30

    atau oral rehidration solution (ORS). Untuk keperluan rumatan dapat diberikan

    cairan dengan konsentrasi garam yang rendah seperti air minum biasa, atau susu

    yang diencerkan, dan air susu ibu terutama untuk bayi dan anak-anak.

    Petunjuk Terapi Rehidrasi pada Anak(10) :

    Plan A (Rehidrasi untuk kehilangan cairan < 5% :

    a. Cairan rehidrasi = oralit dapat diganti dg CRT (cairan rumah tangga), misal

    : LGG, kuah sayur, air tajin, dst

    b. Pemberian : + 50 ml/kgBB dlm 4-6 jam

    c. Ditambah CWL sesuai pengeluaran (~usia/BB anak) :

    d. usia < 1 th = + 50 ml/x bab

    e. 1-5 th = 50 100 ml/x bab

    Plan B (Rehidrasi untuk dehidrasi sedang)

    a. Kehilangan cairan 5-10 % BB

    b. Rehidrasi : dg cairan: 50 100 ml/kgBB (rata2 75ml/kg) dlm 4 6 jam +

    CWL

    c. Cairan rehidrasi : oralit (diberikan peroral) bila gagal : rehidrasi dg IVFD /

    infus. Cairan infus kristaloid : RL, RA, NaCl

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    23/30

    Plan C :

    a. Kehilangan cairan > 10% BB rehidrasi : dg kebutuhan cairan : > 100

    ml/kgBB

    b. Harus diberikan lewat infus

    c. Rujuk ke RS / PKM dg perawatan

    d. Sering menyebabkan kematian

    e. Cara rehidrasi : infus 100 ml/kg dlm 3-6 jam evaluasi.

    f. Cairan infus : kristaloid : RL, RA, NaCl.

    g. Cara rehidrasi (100 ml/kg dlm 3-6 jam)

    Usia Tahap I:

    30 ml/kg

    Tahap II:

    70 ml/kg

    Jumlah :

    100 ml/kg

    > 1 tahun 30 menit 2,5 jam 3 jam

    < 1 tahun 60 menit 5 jam 6 jam

    Petunjuk Terapi Rehidrasi Kolera pada Dewasa

    Derajat

    dehidrasi

    Macam

    cairan

    Jumlah

    Cairan

    Jangka waktu

    pemberian

    Ringan ORS 50 ml/KgBB

    Maks 750 ml/jam

    3-4 jam

    Sedang ORS 100 ml/KgBB

    Maks 750 ml/jam

    3 jam

    Berat Intravena RL 110 ml/KgBB 3 jam pertama

    guyur sampai nadi

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    24/30

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    25/30

    dosis tunggal selama 3 hari

    Trimetoprim-sulfametaksasole (5 mg/Kg

    trimetroprim + 25 mg/Kg

    sulfametaksasole) peroral 2 kali sehari

    selama 3 hari.

    Furazolidon 100 mg peroral 4 kali sehari

    selama 3 hari

    Anak Tetrasiklin 12,5 mg/Kg

    peroral 4 kali sehari selama

    3 hari.

    Eritromisin 10 mg/Kg peroral 3 kali

    sehari selama 3 hari.

    Doksisiklin 6 mg/Kg peroral

    dosis tunggal

    Trimetoprim-sulfametaksasole (5 mg/Kg

    trimetroprim + 25 mg/Kg

    sulfametaksasole) peroral 2 kali sehari

    selama 3 hari.

    Furazolidon 1,25 mg/Kg peroral 4 kali

    sehari selama 3 hari

    D. Kuratif Penderita Disentri Basiler :

    a. Prinsip dalam melakukan pengobatan ialah istirahat mencegah atau

    memperbaiki dehidrasi, dan pada kasus yang berat diberikan antibiotika.

    b. Cairan dan elektrolit

    Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi

    oral. Jika frekuensi buang air besar terlalu sering, dehidrasi akan terjadi dan berat

    badan akan turun, sehingga diberikan cairan melalui infus. Jika penderita tidak

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    26/30

    muntah, cairan dapat diberikan melalui minuman atau pemberian air kaldu atau

    dapat juga oralit. Jika penderita berangsur sembuh, susu tanpa gula dapat

    diberikan.

    c. Terapi Medikamentosa

    Bila telah terdiagnosis shigelosis, pasien diobati dengan antibiotika. Jika

    dalam 2 hari menunjukkan perbaikan, maka terapi dilajutkan hingga 5 hari. Bila

    tidak ada perbaikan, maka diberikan obat dengan jenis yang lain. Jika dengan

    pengobatan antibiotika kedua juga tidak ada perbaikan, maka diagnosis ditinjau

    ulang dan dilakukan pemeriksaan tinja, kultur, dan resistensi. Saat ini banyak

    shigela resisten terhadap ampisilin dan sulfametoksasole. Jika ampisilin masih

    peka, maka diberikan dosis 4x500 mg/hari selam 5 hari. Dosis trimetoprim-

    sulfametoksasole 2x960 mg/hari selama 3-5 hari. Amoksisilin dianggap tidak

    efektif untuk disentri basiler.

    Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal fluorokuinolon seperti

    siprofloksasin (2x500 mg/hari selama 3 hari ) atau makrolide azithromisin ( 1 g

    dosis tunggal) dan sefiksim (400 mg/hari selama 5 hari) berhasil baik untuk

    disentri basiller. Siprofloksasin kontraindikasi diberikan pada anak dan ibu hamil.

    Bila terjadi S.dysentriae tipe 1 resisten terhada obat, diberikan asam nalidiksik

    (3x1 g/hari selama 5 hari).

    E. Rehabilitasi :

    Diberikan makanan lunak sampai frekuensi berak kurang dari 5 kali/hari,

    kemudian diberikan makanan ringan bila ada kemajuan. (11)

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    27/30

    V. Kesimpulan dan Saran

    a. Kesimpulan,

    Penyakit kolera dan disentri basiler merupakan penyakit yang menyerang

    saluran intestinal. Keduaa penyakit ini memiliki salah satu gambaran klinis yang

    sama yaitu terjadinya diare pada penderitanya. Penyakit ini merupakan foodborne

    dan waterborne disease yaitu penularannya melalui makanan maupun air yang

    terkontaminasi masing-masing agent penyebab penyakit tersebut. Pencegahan

  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    28/30

    terhadap kedua penyakit itu dapat dilakukan melalui kebersihan dari perorangan

    maupun kebersihan lingkungan masyarakat.

    b. Saran,

    1. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan mengenai kedua penyakit ini

    sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap kejadian penyakit ini.

    2. Diperlukan tingkat kesadaran yang tinggi akan maslah kebersihan individu

    untuk mencegah terjadinya penularan penyakit ini.

    3. Penanganan terhadap penyakit ini meliputi penanganan terhadap gejala klinis

    yang dideritanya yaitu diare, dengan mencegah terjatuhnya pasien kepada

    kondisi dehidrasi. Serta penanganan terhadap agent penyebab.

    4. Penanganan terhadap agent penyebab diberikan antibiotik, akan tetapi dalam

    pemberian antibiotik diperlukan pemantauan yang lebih, yaitu bila pada hari

    ke 3 tidak mengalami perubahan maka pemberian antibiotik dihentikan dan

    diberikan antibiotik yang lain. Jika pada hari ke 5 tidak juga mengalami

    perubahan maka dilakukan kultur untuk mengetahui penyebab penyakit

    tersebut dan di berikan tereapi yang tepat.

    Daftar Pustaka

    1. Amelia. 2006 . Vibrio Cholera. USU Repository Available in

    http://library.usu.ac.id/download/fk/05010682.pdf

    2. Sajeev Handa, MB, BCh, BAO, LRCSI, LRCPI, Director . Division of

    Hospitalist Medicine, Department of Medicine, Rhode Island Hospital. Nov 20,

    2007.Available in http://www.emedicine.com/med/TOPIC351.HTM

    http://library.usu.ac.id/download/fk/05010682.pdfhttp://www.emedicine.com/med/TOPIC351.HTMhttp://library.usu.ac.id/download/fk/05010682.pdfhttp://www.emedicine.com/med/TOPIC351.HTM
  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    29/30

    3. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Disentry

    4. Simanjuntak. Epidemiologi Disentri. Cermin dunia Kedokteran no. 72. 1991

    Available in

    http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_Epidem

    iologiDisentri.html

    5. dr. Sri Amelia. Vibrio Cholerae. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2005

    6. Jawetz, Melnick & Adelbergs, Medical Microbiology, McGraw-Hill

    Companies Inc, Twenty Second Edition, 2001, pp. 335-237.

    7. Warren Levinson & Ernest Jawetz, Medical Microbiology & Immunology,

    McGraw-Hill Companies, Seventh Edition, pp. 125-126.

    8. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,

    Jilid 1, Edisi ketiga, Balai Penerbir FK UI, 1996, hal. 443-450.

    9. Sudoyo, A.W.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed IV. Jakarta: Pusat

    Penerbitan IPD FKUI. 2006: 1839-1841.

    10. H. Soemarsono. Kolera. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi

    IV. Jakarta: FKUI. 2006: 1749-1752.

    11. Akmal syaroni. Disentri basiler. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid

    III edisi IV. Jakarta: FKUI. 2006: 1839-1841

    http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Disentryhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.htmlhttp://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Disentryhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.html
  • 7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1

    30/30