Referat Luka Bakar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat Luka Bakar

Citation preview

Luka Bakar (Combusio)

Luka Bakar (Combusio)Pendahuluan

Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh para dokter. Luka bakar yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang tinggi dibandingan dengan luka lain oleh sebab lain. Biaya penanganan luka bakar pun tinggi.

Luka bakar dapat terjadi karena langsung terbakar oleh api ataupun secara tidak langsung melalui pajanan dengan suhu tinggi dan dengan matahari, listrik, dan bahan kimia. Luka bakar akibat api secara langsung ataupun akibat pajanan dengan api secara tidak langsung seperti bila tersiram air panas merupakan jenis yang terbanyak pada kecelakaan rumah tangga.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam luka bakar adalah beratnya luka bakar yang tergantung dari dalamnya luka bakar, luas, letak luka, umur pernderita, keadaan umum / kesehatan penderita sebelum mengalami luka bakar. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi prognosis dari luka bakar.Patofisiologi

Akibat pertama luka bakar adalah shock karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler akan rusak dan permeabilitasnya akan meninggi selain itu sel darah yang ada didalamnya akan rusak sehingga akan terjadi anemia. Permeabilitas yang meningkat akan menyebabkan edema dan menimbulkan bula yang mengandung banyak elektrolit. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intra-vaskular. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran cairan pada luka bakar derajat III.

Bila luas luka bakar lebih dari 20% maka dapat terjadi shock hipovolemik dengan gejala gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urin berkurang. Pembengkakan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah 8 jam.

Pada kebakaran pada ruang tertutup atau bila luka bakar terjadi di wajah, dapat terjadi mukosa jalan napas karena gas, asap atau uap panas yang terhisap. Dapat terjadi edema laring dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak, dahak warna gelap akibat jelaga. Dapat juga terjadi keracunan gas CO dengan gejala ringannya adalah lemas, bingung, pusing, mual muntah, gejala keracunan yang berat dapat terjadi koma. Bila kadar CO dalam darah yang terikat dengan Hemoglobin lebih dari 60% penderita dapat meninggal.

Setelah 12-24 jam terjadi perbaikan permeabilitas kapiler dan terjadi mobilisasi dan penyerapan kembali cairan edema ke dalam pembuluh darah. Hal ini ditandai dengan meningkatnya diuresis.

Luka bakar sering tidak steril. Kuman penyebab infeksi dapat berasal dari kulit penderita sendiri atau kontaminasi dari kuman saluran nafas atas atau infeksi nosokomial. Kuman yang sering menyebabkan infeksi adalah P.aeruginosa yang menghasilkan eksotoksin protease dan toksin-toksin lain yang berbahaya. Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari kasa yang berwarna hijau yang menutup luka bakar. Kuman ini memproduksi enzim penghancur keropeng yang bersama dengan eksudasi jaringan granulasi akan membentuk nanah.

Infeksi ringan dan non-invasif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng yang mudah terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasif ditandai dengan keropeng yang kering dengan jaringan di tepi keropeng yang mula-mula sehat menjadi nekrotik.

Bila luka bakar dibiopsi dan eksudatnya dibiak, maka biasanya ditemukan kuman dan terlihat invasi kuman tersebut ke jaringan di sekelilingnya. Luka bakar demikian disebut luka bakar septik yang dapat menyebabkan timbulnya shock septik.

Pada luka bakar berat dapat ditemukan ileus paralitik. Pada fase akut, peristaltik usus menurun atau berhenti karena shock, sedangkan pada fase mobilisasi, peristaltik dapat menurun karena tersering terjadi kekurangan ion kalium. Stres atau beban faali pada penderita luka bakar dapat menyebabkan timbulnya curlings ulcer.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT RINGANNYA LUKA BAKAR

1. Derajat luka bakar

2. Luas luka bakar

3. Umur penderita

4. Lokasi luka bakar

5. Keadaan umum sebelum mendapat luka bakar

6. Ada tidaknya trauma lain selain luka bakar

Derajat Luka Bakar

Derajat luka bakar atau kedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu suatu benada dan lamanya penderita terpajan dengan benda tersebut. Baju yang terbakar yang tidak dapat segera dilepas akan dapat menambah / memperberat derajat dari luka bakar. Bahan-bahan seperti nilon dan dakron selain mudah terbakar juga mudah lumer pada suhu tinggi, dan kemudian lengket yang akan memperdalam luka bakar yang telah ada. Pembagian derajat luka bakar :1. Derajat I : hanya mengenai epidermis, biasanya kelihatan kemerahan dan bengkak, tidak ada blister (gelembung) kecil-kecil / bula, kulitnya kering tapi sangat sensitif (hipersensitivitas) dan biasanya sembuh dalam 5 7 hari, misalnya tersengat matahari (sun-burn).

2. Derajat II : luka mencapai dermis namun masih ada elemen epitel sehat yang tersisa, yaitu sel epitel basal, sel kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan pangkal rambut. Dengan adanya sisa epitel-epitel ini, luka dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu. Gejala yang timbul adalah kulit kemerahan yang lebih jelas, kulitnya basah dan masih sensitif , ada gelembung / bula. Bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh darah karena permeabilitas meninggi.

3. Derajat III : luka meliputi seluruh lapisan kulit sampai sub-kutis atau organ yang lebih dalam. Biasanya terjadi karena temperatur yang tinggi dan kontak yang lama. Tidak ada lagi elemen kulit yang hidup. Untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan skin-grafting. Kulit tampak pucat abu-abu gelap / hitam atau putih dengan permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling yang masih sehat, permeabilitas kapiler meningkat. Bula tidak ada, rasa nyeri tidak ada.

Test Sensitivitas kulit :

a. Jarum= Pin Prick Test (tingkat 1 +, tingkat 2 +)

b. Kapas= Light Tough

(tingkat 1 +, tingkat 2 -)

Luas luka bakar

Ada beberapa cara utuk menghitung luas luka bakar. Yang paling praktis dengan telapak tangan penderita, selebar telapak tangan luasnya 1%. Dapat juga dihitung dengan rumus Rule of Nine, yaitu : luas kepala dan leher, dada, punggung, perut, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%, sisanya 1% untuk daerah genital.

Untuk bayi digunakan rumus 10 yaitu :

Kepala, punggung dan perut : 20%.

Ekstremitas atas kanan-kiri dan Ekstremitas bawah kanan-kiri : masing-masing 10%.

Untuk anak dapat digunakan 10-15-20, yaitu :

Kepala dan leher, ekstremitas bawah kanan-kiri : masing-masing 15%.

Badan depan dan belakang : masing-masing 20%.

Ekstremitas atas kanan-kiri : masing-masing 10%.

Atau dengan Lund and Border Chart, cara ini paling akurat. Diagramnya sebagai berikut :

Daerah0-1 tahun1-4 tahun5-9 tahun10-14 thn15 tahunDewasa

Kepala1917131197

Leher222222

Badan depan131313131313

Badan blkg131313131313

Bokong Ka2.52.52.52.52.52.5

Bokong Ki2.52.52.52.52.52.5

Genitalia111111

L.A Ka444444

L.A Ki444444

L.B Ka333333

L.B Ki333333

Tangan kanan2.52.52.52.52.52.5

Tangan kiri2.52.52.52.52.52.5

T.A Ka5.56.588.599.5

T.A Ki5.56.588.599.5

T.B Ka555.566.57

T.B Ki555.566.57

Kaki kanan3.53.53.53.53.53.5

Kaki kiri3.53.53.53.53.53.5

Untuk dewasa bila luka bakar lebih dari 20% maka penderita harus dirawat, sedangkan untuk anak-anak bila luas total luka bakar lebih dari 10% maka harus dirawat. Begitu juga luka bakar pada tempat-tempat yang serius seperti pada daerah leher, genitalia, sekitar persendian maka juga harus dirawat inap untuk mencegah komplikasi atau kerusakan lebih banyak akibat luka bakar yang ada.

Umur penderita

Pada anak kecil dan orang tua lebih berbahaya karena daya tahan tubuh relatif kurang sehingga toleransi daya tahan tubuh terhadap stress kurang.

Lokasi luka bakar

Didaerah muka dan leher terutama di ruang tertutup lebih berbahaya karena berpotensial untuk terjadi gangguan pernafasan yang disebut Laringo Edema. Juga pada tempat-tempat yang sering bergerak, luka bakar lama sembuh.

Keadaan umum sebelum luka bakar (Associated Disease)

Penderita mempunyai penyakit Diabetes melitus, congestive heart failure, penyakit paru-paru, immunosupresison drugs.

Ada tidaknya trauma lain selain luka bakar

Ada faktor lain seperti adanya inhalation injury, frakture, head injury.

Menurut Berat Ringannya luka bakar dibagi menjadi :

1. Luka bakar ringan (Minor Burn Woud)

Luka bakar tingkat 2 yang 10% luasnya dan luka bakar tingkat 3 yang 3% luasnya. Dapat dirawat jalan.

2. Luka bakar sedang (Moderate Burn Woud)

Luka bakar tingkat 2 yang 30% luasnya dan luka bakar tingkat 3 yang 10% luasnya. Harus dirawat di Rumah Sakit.

3. Luka bakar berat (Critical Burn Woud)

Luka bakar tingkat 2 yang 30% luasnya dan luka bakar tingkat 3 yang 3% luasnya. Harus dirawat di Rumah Sakit, dapat menyebabkan kematian atau cacat jika tidak dibedah segera.

TERAPIPerawatan Umum luka bakar

1. pemberian cairan IV yang adekuat

2. pemberian analgetik yang kuat

3. pemberian ATS dan Toksoid

4. pemberian Antibiotik

5. terapi posisi penderita

6. fisioterapi

7. terapi untuk menghadapi emosi (psychoterapy)

8. makanan (kalori,protein,dan vitamin)

Pertolongan pertama pada luka bakar merendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya selama 15 menit. Proses koagulasi protein berlangsung terus walaupun apinya telah dipadamkan, sehingga proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama, sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil.

Pada luka bakar ringan, prinsip penanganan utama adalah mendinginkan daerah yang terbakar dengan air, mencegah infeksi, dan memberik kesempatan sisa-sisa epitel untuk berproliferasi, dan menutup permukaan luka. Luka dapat dirawat secara tertutup atau terbuka.

Pada luka bakar berat dilakukan tatalaksana seperti pada luka bakar ringan ditambah dengan resusitasi jika pasien menunjukan gejala shock. Dipasang ETT (Endo Trakeal Tube) / trakeostomi bila terjadi edema laring. Bila diduga ada keracunan CO dapat diberikan Oksigen murni.

Pemberian cairan intravena dapat menggunakan rumus A. Rumus Evans, pada rumus evans untuk pengganti diberikan :

a. Elekrolit : NaCl 0,9% atau Ringer Laktat = 1cc/kg/1% untuk 24 jam pertama

b. Protein : Plasma expander (albumin) = 1cc/kg/1% untuk 24 jam pertama

c. Untuk maintenance diberi Dextrose 5%

dari jumlah kebutuhan cairan diberikan dalam 8 jam I dan sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Waktu pemberian cairan dihitung dari saat terjadi luka bakar. Pada hari ke II diberikan cairan dengan jumlah dari jumlah cairan yang diberikan pada hari I/24 jam.

B. Rumus Brooke

Hari I diberikan untuk pengganti cairan :

i. NaCl 0,9% / Ringer Laktat 1,5cc/kg/1%ii. Plasma expander / kolloid 0,5cc/kg/1%

iii. Dextrose 5% 2L/2000cc

iv. Maintenance cairan

Hari II :

i. NaCl 0,9% / Ringer Laktat 0,5cc/kg/1%

ii. Plasma expander / kolloid 0,5cc/kg/1%

iii. Maintenance cairan

C. Rumus Bexter yaitu :Ringer Laktat = 3-4cc x % luas luka bakar x Berat Badan

dari jumlah kebutuhan cairan diberikan dalam 8 jam I dan sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Waktu pemberian cairan dihitung dari saat terjadi luka bakar. Pada hari ke II diberikan cairan dengan jumlah dari jumlah cairan yang diberikan pada hari I/24 jam.

Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain adalah antibiotik spektrum luas terutama golongan aminoglikosida yang aktif terhadap pseudomonas. Antacid diberikan untuk mencegah terjadinya curlings ulcer dan antipiretik diberikan bila suhu tinggi.

Nutrisi harus diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori dan keseimbangan nitrogen yang negatif pada fase katabolisme, yaitu sebanyak 2.500-3.000 Kalori / hari dengan kadar protein tinggi.

Penderita luka bakar luas harus dipantau terus-menerus diuresisnya. Keberhasilan pemberian cairan dapat dilihat dari diuresis normal yaitu sebanyak 1 cc / kgBB/ jam atau sebanyak 50cc/jam pada orang dewasa.

Daftar Pustaka

1. Jong, Wim de & R. Syamsuhidajat : Buku Ajar Ilmu Bedah ed. 2. Jakarta : EGC, 2005.

2. Sabiston : Sabiston Textbook of Surgery ed.17th. USA : Elsevier Saunders, 2004.3. http://en.wikipedia.org/wiki/Burn_%28injury%294. http://www.burnsurvivor.com/medical.htmlPAGE 8