21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction) merupakan metode berbasis laser terbaru untuk mengatasi kelainan refraksi miopia dengan atau tanpa astigmatisma. Seiring dengan berkembangnya teknologi, peneliti berlomba-lomba menciptakan metode terbaru dengan invasi seminimal mungkin dan seefektif mungkin. Keunggulan yang ditawarkan dari metode ini adalah invasi yang minimal yaitu tanpa pemotongan dan flap kornea. Insisi pada kornea yang dibuat sangat kecil jika dibandingkan dengan metode-metode laser sebelumnya, sehingga diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan. 1 Miopia merupakan kelainan refraktif yang paling umum ditemukan yang melibatkan faktor genetik dan lingkungan. 2,3 Sekitar 25% populasi dunia menderita miopia. Angka kejadian miopia semakin meningkat setiap tahunnya, dengan peningkatan yang bermakna pada kelompok anak dan dewasa muda seiring dengan perubahan jaman mengikuti teknologi dan alat bantu lainnya yang banyak melibatkan penggunaan mata untuk melihat layar komputer dan sebagainya. 3 Miopia tidak hanya memberikan beban secara ekonomik dalam upaya koreksinya, namun juga menyebabkan beberapa komplikasi, seperti 1

Referat RELEX SMILE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RELEX SMILE

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction) merupakan metode berbasis laser terbaru untuk mengatasi kelainan refraksi miopia dengan atau tanpa astigmatisma. Seiring dengan berkembangnya teknologi, peneliti berlomba-lomba menciptakan metode terbaru dengan invasi seminimal mungkin dan seefektif mungkin. Keunggulan yang ditawarkan dari metode ini adalah invasi yang minimal yaitu tanpa pemotongan dan flap kornea. Insisi pada kornea yang dibuat sangat kecil jika dibandingkan dengan metode-metode laser sebelumnya, sehingga diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan.1 Miopia merupakan kelainan refraktif yang paling umum ditemukan yang melibatkan faktor genetik dan lingkungan.2,3 Sekitar 25% populasi dunia menderita miopia. Angka kejadian miopia semakin meningkat setiap tahunnya, dengan peningkatan yang bermakna pada kelompok anak dan dewasa muda seiring dengan perubahan jaman mengikuti teknologi dan alat bantu lainnya yang banyak melibatkan penggunaan mata untuk melihat layar komputer dan sebagainya.3 Miopia tidak hanya memberikan beban secara ekonomik dalam upaya koreksinya, namun juga menyebabkan beberapa komplikasi, seperti peningkatan risiko terjadinya beberapa komplikasi, seperti katarak, glaukoma, neovaskularisasi subretinal, dan ablasio retina. Orang dengan miopia tinggi cenderung mengalami penurunan kualitasi hidup berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan berkaitan dengan fungsional, psikologis, kosmetik, dan finansial.3,4 Hal ini mengakibatkan tingginya harapan untuk dapat mengkoreksi kelainan refraksi secara permanen. Setelah mengenal PRK (Photorefractive keratectomy), LASEK (Laser epithelial keratectomy), dan LASIK (Laser in situ keratomuileusis), kini hadir ReLEx SMILE dimana menggunakan metode khusus untuk membuat lenticule (lapisan jaringan sirkular tipis) yang akan dikeluarkan melalui insisi kecil, kurang dari 4 mm di kornea.1 Meskipun demikian, ReLEx SMILE merupakan suatu tindakan bedah yang tentu memiliki risiko dan komplikasi, sehingga penting untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari tindakan yang akan dilakukan. Selain itu pentingnya untuk mengetahui pemeriksaan awal sebelum tindakan dan mempunyai ekspektasi yang realistis paska operasi. Berdasarkan hal-hal di atas penulis tertarik untuk membahas mengenai koreksi kelainan refraksi, terutama mipoia dan astigmatisma dengan penggunaan ReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction).

1.2. Rumusan MasalahApa itu ReLEx SMILE sebagai metode terbaru dalam memperbaiki kelainan refraksi?

1.3. Tujuan1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui ReLEx SMILE sebagai metode terbaru dalam memperbaiki kelainan refraksi1.3.2. Tujuan Khusus Mengetahui anatomi dari bagian mata yang berhubungan dengan ReLEx SMILE Mengetahui definisi, metode, indikasi, kontraindikasi, dan komplikasi dari ReLEx SMILE Mengetahui keuntungan dan kelebihan dari ReLEx SMILE dibandingkan dengan metode lain untuk memperbaiki kelainan refaksi pada mata

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 AnatomiMata atau organo visus secara anatomis terdiri dari occulus dan alat tambahan (otot-otot) disekitarnya. Occulus terdiri dari nervus optikus dan bulbus okuli yang tersusun atas tunika dan isi. Tunika atau selubung terdiri dari 3 lapisan, yaitu:51. Tunika fibrosa (lapisan luar) yang terdiri dari kornea dan sklera.2. Tunika vaskulosa (lapisan tengah) yang mengandung pembuluh darah, terdiri dari koroid, korpus siliaris, dan iris yang mengandung pigmen dengan muskulus sfingter pupil dan muskulus dilatator pupil.3. Tunika nervosa (lapisang paling dalam) yang mengandung reseptor terdiri dari 2 lapisan yaitu stratum pigmen dan retina.

Gambar 1. Anatomi bola mata

Sedangkan isi pada bulbus okuli terdir dari :51. Humor akuous, zat cair yang mengisi antara kornea dan lensa kristalina, di belakang dan di depan iris.2. Lensa kristalina, yang diliputi oleh kapsul lentis dengan ligamentum suspensorium untuk berhubungan dengan korpus siliaris.3. Korpus vitreus, badan kaca yang mengisi ruangan antara lensa dengan retina. Kornea merupakan jaringan bening, avaskular, namun mengandung banyak serabut saraf, membentuk 1/6 bagian depan bola mata, diameter 11 mm. Merupakan kelanjutan sklera. Pertemuan kornea dengan sklera disebut limbus. Nutrisi didapatkan melalui humor akuos dan air mata. Kornea terdiri dari 5 lapisan yaitu lapisan epitel, membran Bowman, stroma kornea, membran Descemet, dan endotelium.5,6

Gambar 2. Lapisan-lapisan kornea

1. Lapisan EpiteliumMerupakan lapis paling luar kornea dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Bagian terbesar ujung saraf kornea berakhir pada epitel ini. Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Gangguan atau edema epitel kornea mengganggu daya refraksi, sehingga mengurangi ketajaman visual. Daya regenerasi epitel cukup besar sehingga apabila terjadi kerusakan, akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.6 2. Lapisan BowmanLapisan Bowman adalah lapisan yang terletak di bawah epitel dan berupa suatu membran tipis homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Lapisan Bowman merupakan lapisan acellular yang terbentuk dari serat kolagen fibril yang tersusun secara acak. Lapisan ini mempunyai ketebalan 8 14 m dan sulit dilihat. Bila terjadi kerusakan pada membran Bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.6,73. Stroma korneaMerupakan lapisan tengah yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea. Diantara serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar air dalam stroma relatif tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik, maka akan terjadi kelebihan kadar air sehingga timbul sembab kornea (edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga memberikan gambaran kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh.64. Membran DescemetMerupakan suatu lapisan tipis aselular yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan bening, terletak dibawah stroma, lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah.65. EndotheliumTerdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan kejernihan kornea. Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan di dalam stroma kornea. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intraokular. Usia lanjut akan melibatkan jumlah endotel berkurang.6Sel endotel memiliki banyak mitokondria, dan memompa cairan dari stroma kornea. Ini dengan demikian mencegah hidrasi berlebihan matriks ekstraselular, yang akan mengakibatkan kekeruhan kornea.Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Sel-sel endotel akan meregang untuk mengkompensasi sel-sel yang mati sehingga mengurangi kepadatan sel keseluruhan endotelium, yang berdampak pada regulasi cairan. Jika endotel tidak mampu lagi untuk mempertahankan keseimbangan cairan, stroma akan membengkak karena kelebihan cairan. Hal ini dapat menyebabkan edema dan gangguan kejernian kornea sehingga akan mengganggu penglihatan.

2.2 Definisi ReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction)Sejak laser femtosecond pertama kali diperkenalkan ke dunia operasi refraktif, tujuan utama adalah membuat lenticule intrastromal yang dapat secara manual dihilangkan sebagai sebuah kesatuan sehingga menghindari kebutuhan untuk melakukan photoablation oleh laser. Tehnik ReLEx (Refractive Lenticule Extraction) yang pertama kali digunakan adalah dengan picosecond laser untuk membuat intrasomal lenticule yang dapat dihilangkan secara manual setelah mengangkat flap. Namun, cara ini mengakibatkan permukaan yang ireguler. Kemudian, digunakan femtosecond laser untuk memperbaiki presisi, prosedur ini disebut Flex (Femtosecond Lenticule Extraction). Mengikuti kesuksesan dari Flex, prosedur baru yang disebut SMILE (Small Incision Lenticule Extraction) dikembangkan. Prosedur ini menggunakan disektor yang dimasukan melewati lubang kecil ukuran 2-3 mm untuk memisahkan titik pertemuan lenticular, sehingga memungkinkan untuk meyingkirkan lenticular. Cara ini mengeliminasi kebutuhan untuk membuat flap. Jadi, ReLEx SMILE adalah sebuah tehnik ekstraksi lentikular yang minimal invasive karena dilakukan melalui insisi yang sangat kecil tanpa membuat flap.1

2.3 Metode ReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction)Setelah dilakukan anesthesia local dan insersi speculum, yang dilakukan terlebih dulu adalah memfiksasi mata pasien. Saat prosedur SMILE dilakukan, pasien akan diposisikan sehingga mata pasien menempel dengan contact glass dari femtosecond laser. Saat terjadi kontak antara contact glass yang telah dikalibrasi kelengkungannya dengan kornea pasien, robekan dari meniscus film akan terjadi, dimana pasien dapat melihat target fiksasi secara sangat jelas karena akomodasi dari pupil akan fokus sesuai dengan refraksi dari pasien. Pada fase ini, dokter akan menginstruksikan pasien untuk melihat lurus ke arah lampu hijau dan saat sudah di posisi, corneal suction ports akan teraktivasi untuk memfiksasi mata pada posisi ini. Dengan begitu, aksis visual dari mata pasien akan terautosentrasi, sehingga pusat dari kornea dan pusat dari contact glass akan terpusatkan ke sistem laser. Posisi ini akan dicek kembali oleh dokter yang akan melakukan operasi, jika sudah sesuai maka prosedur akan dilanjutkan.7,8

Akibat suction kornea dan kelengkungan dari contact glass maka tekanan intraocular dinaikkan jadi 70-80 mmHg, masih cukup rendah untuk sirkulasi intraocular, sehingga penglihatan pasien masih dapat dipertahankan sepanjang prosedur. Titik temu bawah dari intrastromal lenticular dibuat terlebih dulu (lenticule cut), dilanjutkan dengan titik temu atas (cap cut), dan kemudian dibuat insisi tunnel sepanjang 2-3 mm yang menyambungkan cap cut dengan permukaan kornea. Waktu total suction kurang lebih selama 35 detik tergantung dari tingkat gangguan refraksi. Pasien kemudian pindah ke mikroskop surgical untuk pemisahan lenticular dan bagian ekstraksi dari prosedur. Insisi kecil yang terbuka, tepi atas dan bawah dari lenticular disejajarkan. Titik temu atas biasanya dipisahkan terlebih dulu dengan tehnik standard lamellar corneal. Titik temu bawah kemudian didiseksi dengan tehnik yang sama. Setelah kedua lapisan dipisahkan, lenticular kemudian disingkirkan dari kornea dengan mikro-forsep retina atau bisa diekstraksi langsung dengan instrument pemisahan lenticular terbaru. Pada akhir prosedur, sisa dari lenticular (cap) yang tertinggal akibat dari panjang yang tidak sesuai antara bed dengan cap setelah ekstraksi didistribusikan secara merata pada tepi untuk menghindari microfolds dari sisa lenticular.7

2.4 Indikasi dan Kontraindikasi ReLEx SMILE adalah teknik operasi menggunakan laser yang masih dapat dikatakan baru. Seperti teknik operasi mata menggunakan laser yang sebelumnya, SMILE juga digunakan untuk mengoreksi kelainan dari refraksi mata, baik kelainan miopia, astigmatisma, ataupun hipermetropia.Indikasi untuk dilakukannya tindakan ini pada pasien dengan myopia atau astigmatisma adalah sebagai berikut 1: Kelainan dengan spheris setara S -0.50 sampai dengan -10.00 dioptri Kelainan silinder setara dengan C 0 sampai 5.00 dioptri Kelainan setara dengan spheris -0.75 sampai dengan -10.00 dioptriTeknologi pembedahan dengan laser ini dapat pula dilakukan untuk mata yang hypermetropia dan telah dilakukan penelitian yang menyatakan efektivitas dari teknik ini, namun untuk indikasi tindakan ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut. 9Untuk kontraindikasi dilakukannya tindak pembedahan mata dengan laser ini kurang lebih sama dengan tindakan bedah mata laser lainnya. Hal tersebut dapat berupa seperti adanya kelainan pada kornea pasien yang dapat diperparah dengan penipisan kornea, atau adanya kondisi pasien yang dapat menyebabkan gangguan penyembuhan pada kornea. Terdapat pula kriteria pasien yang paling baik untuk mengikuti operasi laser ini. Kriteria tersebut antara lain 10 : Usia 18- 40 tahun: operasi tidak dilakukan pada usia dibawah 18 tahun karena masih terdapat kemungkinan terdapatnya perkembangan gangguan refraksi. Untuk pasien diatas 40 tahun dapat dipilih teknik operasi lainnya karena sudah terdapat presbyopia dan dibutuhkan kacamata baca. Tipe kelainan refraksi: operasi laser dapat dilakukan kepada semua macam kelainan refraksi, tetapi pada prakteknya paling banyak dilakukan pada pasien dengan kelainan myopia. Kelainan refraksi yang stabil.: operasi akan dilakukan pada kelainan yang stabil setidaknya 1 tahun.

2.5 KomplikasiSeperti tindakan medis lainnya, tindakan operasi laser SMILE ini juga dapat menyebabkan komplikasi. Namun kompilasi yang terjadi cukup sedikit dibandingkan dengan LASIK. Adapun komplikasi yang dapat timbul dibagi menjadi dua yakni komplikasi intraoperatif dan paska operatif.Komplikasi intraoperatif 9: Abrasi epitel korneaAbrasi ini mungkin kornea mata luka yang paling umum dan mungkin salah satu yang paling diabaikan .Abrasi kornea terjadi karena gangguan pada integritas epitel kornea. Abrasi kornea terjadi akibat adanya trauma yang disebabkan oleh operasi laser SMILE. 10 Robekan pada insisiPada operasi SMILE dilakukan sedikit insisi, namun insisi yang dilakukan dapat menyebabkan robekan pada kornea. Ekstraksi lentikuler yang sulitEkstaksi lentikuler yang sulit dapat terjadi akibat dari insisi operasi SMILE yang kecil sehingga mempersulit ekstraksi lentikuler.

Komplikasi paska operasi 9,11 : Pandangan berkabutPandangan berkabut terjadi karena adanya kerusakan pada epitel kornea sehingga akan terjadi pembauran cahaya dan menyebabkan pandangan berkabut. Mata keringMasalah mata kering paling sering terjadi, namun tidak sebanyak jumlahnya yang disebabkan oleh LASIK. Mata kering atau yang lebih dikenal dry eyes ini disebabkan karena dengan SMILE akan merusak kornea yang dimana banyak ujung-ujung saraf termasuk saraf trigimenal. Dengan adanya kerusakan kornea akan menyebabkan turunnya sensitivitas saraf kornea sehingga mata gagal untuk mendeteksi kebutuhan lubrikan mata dan berakibat pada inadekuatnya produksi air mata.13 Infeksikerusakan pada epitel kornea menyebabkan barrier pada kornea menjadi rusak dan dapat mempermudah masuknya bakteri, virus ataupun jamur dan menyebabkan inflamasi pada kornea.

2.6 Keuntungan ReLEx SMILE dibandingkan dengan metode laser lain

Adapun beberapa keuntungan relex smile dibandingkan dengan prosedur lasik 1, 12, 13ReLEx SmileLASIK

Minimal invasiveDapat memperbaiki gangguan refraksi hingga ametropia (-0.50 D)

Small incision20mmSehingga lapisan superior dari kornea tidak tersentuhDapat dilakukan teknik terapi wavefront baik pada kornea maupun pada seluruh bagian mata

Mengurangi terjadinya sindroma mata keringDapat memperbaiki kelainan refraksi hipermetropia hingga +4.00 D

Menghindari komplikasi dari flap yang dibentukWaktu yang dibutuhkan untuk perbaikan visus paska tindakan lebih singkat

Proses reversible. Potongan lenticular kornea dapat dikembalikan ke posisi semula jika pasien sudah mengalami presbyopia dan myopianya menurunProses non reversible yaitu proses menggunakan laser untuk mengablasi dan menghancurkan jaringan kornea

Teknik yang dilakukan adalah dengan ekstraksi lenticular, sehingga saat dilakukan koreksi pada gangguan refraksi tinggi, waktu yang dibutuhkan lebih singkat

Berbagai kondisi karakteristik kornea tidak mempengaruhi reproduksi insisi lentikular

BAB IIIKESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Carl Zeiss Meditec AG. Relex The Step Toward Flapless, Minimally Invasive Laser Correction. Germany: 20112. Pan CW, Ramamurthy D, Saw SM. Worldwide prevalence and risk factors for myopia. Ophthalmic Physiol Opt. 2012;32(1):3-16.3. Foster PJ, Jiang Y. Epidemiology of myopia. Eye 2014;28:202-208.4. Heiting G. Why myopia progression is a concern [homepage on the Internet]. c2014 [updated 2014 June; cited 2015 Mar 06]. Available from: http://www.allaboutvision.com/parents/myopia-progression.htm5. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan & Asburys General Ophthalmology. 17th ed. New York: McGraw-Hill. 2008.6. Ilyas S, Mailangkay HHB, Taim H, Saman RR, Simarmata M, Widodo P. Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran edisi ke-2. Jakarta : Sagung Seto. 2010.7. Reinstein DZ, Archer TJ, Gobbe M. Small incision lenticule extraction (SMILE) history, fundamentals of a new refractive surgery technique and clinical outcomes. Eye and Vision 2014, 1:3. Diunduh dari http://www.eandv.org/content/1/1/38. Ang et al. Small incision lenticule extraction (SMILE) versus laser in-situ keratomileusis (LASIK): study protocol for a randomized, non-inferiority trial. Trials 2012, 13:75. Diunduh dari http://www.trialsjournal.com/content/13/1/759. Reinstein DZ, Archer TJ, Gobbe M. Small incision lenticule extraction (SMILE) history, fundamentals of a new refractive surgery technique and clinical outcomes. Eye Vis. 2014 Oct 16; 1 (1):310. Who is the suitable candidate for the surgery? Cited from http://www.ocniklinikahp.cz/en/who-suitable-candidate-surgery 11. Corneal Abrasion. 2014 Jun 5 [cited 2015 Apr 15]; Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1195402-overview12. Zhao J, He L, Yao P, Shen Y, Zhou Z, Miao H, et al. Diffuse lamellar keratitis after small- incision lenticule extraction. J Cataract Refract Surgery. 201513. Kim HR, Hwang HB, Mun SJ, Chung YT, Kim HS. Efficacy, predictability, and safety of small incision lenticule extraction: 6- months prospective cohort study. BMC Ophthalmol. 2014 OCT 3; 14 (1):11714. Epstein RL, MD. Dry Eyes and LASIK [Internet]. All About Vision. [cited 2015 Apr 15]. Available from: http://www.allaboutvision.com/visionsurgery/lasik-dry-eyes.htm 15. Ming PY. What are the advantages and disadvantages of the ReLex SMILE procedure compared to LASIK. Cited from http://www.quora.com/What-are-the-advantages-and-disadvantages-of-the-ReLEx-SMILE-procedure-compared-to-LASIK. [8 April 2015] 16. Ang M, Tan D, Mehta JS. Small incision lenticule extraction (SMILE) versus laser in-situ keratomileusis (LASIK): study protocol for a randomized, non-inferiority trial. Trials. 2012; 13:75

5