Upload
vuongduong
View
245
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan yang berperan penting bagi masa
yang akan datang. Sebagai lembaga yang melaksanakan pendidikan secara formal,
sekolah merupakan tempat pelaksanaan untuk keseluruhan organisasi pendidikan.
Sedangkan guru bertanggung jawab dalam mengarahkan dan mengontrol kegiatan
pendidikan di sekolah secara formal.
Keberhasilan pendidikan formal akan banyak ditentukan oleh
keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yakni keterpaduan antara
kegiatan guru dan kegiatan siswa. Kegiatan belajar tidak terlepas dari keseluruhan
sistem pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar
mengajar ini diperlukan pemahaman guru terhadap pola kegiatan belajar mengajar
yang disarankan dimulai dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler sebagai wahana terjadinya interaksi KBM. Hal inilah yang
melatarbelakangi kegiatan PPL II di sekolah bagi para calon guru.
Pelaksanaan Praktik PPL menginginkan agar pribadi calon pendidik
mempunyai seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta pola
tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakan
didalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik disekolah maupun di
luar sekolah.
Hal demikian menjadi kebijakan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan sebagai suatu lembaga yang diharapkan mampu melahirkan lulusan
atau calon pendidik yang profesional dengan membekali para mahasiswanya
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) II yang dilaksanakan selama 3 bulan di
suatu sekolah. PPL II merupakan kelanjutan dari PPL I yang kedua kegiatan
tersebut telah ditentukan oleh pihak UPPL.
1
Dengan pengenalan lapangan ini, para mahasiswa diharapkan dapat
beradaptasi dengan lingkungan sekolah, menempatkan dirinya sebagai seorang
pendidik, melaksanakan tugas kependidikan, dan mencari pemecahan apabila
menemui kendala dalam pelaksanaan kependidikan. Kegiatan ini menempatkan
para mahasiswa calon pendidik berada dalam situasi nyata di sekolah, baik secara
terbimbing maupun mandiri.
Dengan adanya pengenalan sekolah (PPL I) dan pengenalan lapangan
(PPL II), para mahasiswa calon pendidik diharapkan siap terjun kemasyarakat dan
siap menjadi tenaga pengajar yang professional.
B. Tujuan PPL II
Secara umum, PPL bertujuan untuk membentuk profesionalitas guru atau
tenaga pendidik agar mempunyai seperangkat pengetahuan, keterampilan,
kecakapan, nilai, sikap, dan pola tingkah laku untuk diterapkan dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
Secara khusus, PPL II bertujuan agar calon guru dapat:
1. menerapkan berbagai kemampuan professional keguruan secara utuh dan
terpadu di dalam situasi nyata,
2. mengembangkan aspek pribadi dan aspek sosial di lingkungan sekolah,
dan
3. menarik kesimpulan nilai edukatif dari penghayatan dan pengalamannya
selama latihan melalui refleksi, dan menuangkan hasil refleksi tersebut
dalam bentuk laporan.
4. Menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar.
C. Waktu Pelaksanaan PPL II
Berdasarkan pengarahan dari UPPL, PPL II ini dilaksanakan mulai
tanggal 5 September s.d 3 Desember 2011. Selama PPL II, mahasiswa harus
berada di sekolah tempat latihan sesuai jam kerja guru pada SMA KORPRI
2
Banjarmasin yaitu untuk hari Senin dari pukul 07.30-14.00 WITA, hari Selasa-
Sabtu dari pukul 07.30-13.45 WITA, dan hari Jum’at dari pukul 07.30-11.15
WITA. Selama kurun waktu yang telah ditentukan tersebut, mahasiswa peserta
PPL II berada di sekolah latihan setiap hari aktif sesuai dengan jam sekolah
kecuali pada hari-hari libur nasional dan hari yang diliburkan.
D. Tempat Pelaksanaan PPL II
PPL II ini dilaksanakan di Sekolah Sekolah Menengah Atas KORPRI
Banjarmasin di jalan Tanjung Perumnas Kayutangi blok IV Banjarmasin.
E. Kegiatan dalam PPL II
Kegiatan PPL II ini terbagi dalam 2 kegiatan pokok, yaitu:
1. Materi pokok kegiatan latihan mengajar terbimbing dan mandiri:
a. penyusunan program tahunan dan semesteran,
b. pengembangan materi, media, dan sumber belajar,
c. penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
d. pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, dan
e. pelaksanaan penilaian hasil belajar.
2. Materi pokok kegiatan latihan tugas keguruan lain:
a. merencanakan dan melaksanakan administrasi sekolah terutama
tugas administrasi guru bidang studi,
b. merencanakan dan melaksanakan bimbingan kesulitan belajar bidang
studi bagi siswa, dan
c. merencanakan dan melaksanakan kegiatan kokurikuler dan ekstra-
kurikuler bagi siswa
3
BAB II
RENCANA KEGIATAN PRAKTIK
Kegiatan praktik yang dimaksud adalah latihan mengajar murid-murid
secara langsung di kelas yang sebenarnya. Oleh karena itu, mahasiswa PPL II
sebagai calon guru harus mempersiapkan berbagai hal sebelum mempraktikkan
pengajarannya di dalam kelas.
Sebelum kegiatan praktik mengajar dilaksanakan terlebih dahulu dibuat
perangkat pembelajaran yang meliputi program semester, program tahunan,
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut
dibuat berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Mahasiswa juga
diharapkan mengkonsultasikan RPP dan medianya dengan guru pamong agar
kegiatan praktek yang akan dilaksanakan akan lebih maksimal dengan saran dan
kritikan guru pamong.
Sesuai dengan ketentuan UPPL, mahasiswa diwajibkan untuk
melaksanakan latihan mengajar sebanyak 12 kali, dengan 10 kali latihan dan 2
kali ujian. Untuk 10 kali latihan mengajar, penilaian diberikan oleh guru pamong,
sedangkan untuk 2 kali ujian mengajar, penilaian diberikan oleh guru pamong dan
dosen pembimbing.
Penilaian praktek mengajar dilaksanakan oleh dosen pembimbing dan guru
pamong. Adapun aspek yang dinilai meliputi empat komponen yaitu :
a. Persiapan tertulis
b. Latihan praktik mengajar
c. Aspek personal
d. Aspek sosial
Dalam penilaian praktek mengajar terlebih dahulu berkonsultasi dengan
dosen pembimbing dan guru pamong, mengenai bahan yang akan diajarkan,
waktu pelaksanaan penilaian serta mengkonsultasikan tentang perangkat
pembelajaran yang dibuat. Perangkat pembelajaran ini berupa Rencana
4
Pengajaran. Dan penilaian ini berlangsung pada ke-9 untuk middle test dan maju
ke-11 untuk final test.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ujian Ke- 1
Ujian ke 1 dilaksanakan pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2011 yaitu pada
pokok bahasan Stoikiometri dengan sub pokok bahasan Tata nama senyawa. Ujian
dilaksanakan di kelas X-I pada jam pelajaran ke 1 sampai ke 2.
Berikut ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada waktu
ujian :
2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada waktu ujian pertama:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMA KORPRI Banjarmasin
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/semester : X/1
Pokok Bahasan : Stoikiometri
Subpokok Bahasan : Tata nama senyawa
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
B. STANDAR KOMPETENSI
Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikiometri).
C. KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta
persamaan reaksinya.
D. INDIKATOR
1. Menuliskan nama senyawa biner
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik
3. Menuliskan nama senyawa organik sederhana
5
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan aturan-aturan penulisan nama senyawa biner
2. Siswa dapat menuliskan nama senyawa biner
3. Siswa dapat menjelaskan aturan-aturan penulisan nama senyawa poliatomik
4. Siswa dapat menuliskan nama senyawa poliatomik
5. Siswa dapat menjelaskan dan menuliskan nama senyawa organik sederhana.
F. MATERI PEMBELAJARAN
Tata Nama Senyawa
Penamaan senyawa kimia mengikuti cara sistematik yang telah disetujui oleh
ahli-ahli kimia (IUPAC = The International Union of Pure and Applied Chemistry). Di
samping tata cara internasional (IUPAC), nama-nama senyawa tertentu masih digunakan
dalam perdagangan hingga kini.
1. Tata Nama Senyawa Anorganik
1) Senyawa Molekul (Senyawa Kovalen) Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun atas dua unsur, misalnya air (H2O),
ammonia (NH3), dan karbon dioksida (CO2).
1) Rumus Senyawa
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan.
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh:
Rumus kimia ammonia lazim ditulis sebagai NH3, bukan H3N; dan rumus kimia air
lazim ditulis sebagai H2O bukan OH2.
2) Penamaan Senyawa
a) Penamaan senyawa biner dari logam yang jenis muatannya satu dengan
nonlogam.
Nama senyawa biner merupakan rangkaian nama kedua unsure yang berikatan.
Nama logam dituliskan terlebih dahulu diikuti nama anion dengan akhiran ida.
Nama-nama ion atomic ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 1. Nama-nama Anion Monoatomik
Anion Nama Anion Nama
H-
C4-
hidrida
karbida
S2-
Se2-
Sulfida
selenida
6
Si4-
N3-
P3-
As3-
O2-
silisida
nitrida
fosfida
arsenida
oksida
Te2-
F-
Br-
Cl-
I-
telurida
fluorida
bromida
klorida
Iodida
Contoh:
NaCl: natrium klorida H2S: hidrogen sulfida
CaO: kalsium oksida Mg3N2: magnesium nitrida
b) Penamaan senyawa biner dari logam yang jenis muatannya lebih dari satu nonlogam.
Ada dua cara penamaan senyawa biner yang terdiri atas logam yang memiliki
lebih dari satu bilangan oksidasi dalam senyawanya. Kedua cara tersebut adalah
sebagai berikut.
Cara lama, unsur-unsur transisi dinamai dengan nama Latin, bukan nama Inggris).
Unsur dengan muatan kecil diberi akhiran o, sedangkann unsur dengan muatan besar
diberi akhiran i. Nama senyawa merupakan nama kation diikuti nama anion dengan
akhiran ida.
Tabel 2. Nama-nama Kation Berdasarkan Nama Latin (kecuali Raksa/Merkuri
dengan Nama Inggris)
Kation Nama Kation Nama
Cr2+
Cr3+
Hg22+
Hg2+
Mn2+
Mn3+
Sn2+
Sn4+
Kromo
kromi
merkuro
merkuri
mangano
mangani
stanno
stanni
Pb2+
Pb4+
Co2+
Co3+
Fe2+
Fe3+
Cu+
Cu2+
Plumbo
plumbi
kobalto
kobalti
fero
feri
kupro
kupri
Contoh:
Senyawa FeCl2 disebut fero klorida
Senyawa FeCl3 disebut feri klorida
Senyawa CuCl disebut kupro klorida
Senyawa CuCl2 disebut kupri klorida
7
Cara baru disebut system Stock (sesuai IUPAC). Cara ini menggunakan nama
Inggris (di Indonesia menggunakan nama Indonesia) diikuti angka Romawi yang
diberi kurung untuk untuk menyatakan bilangan oksidasinya.
Contoh:
Fe2+: besi(II), dalam senyawa FeCl2 disebut besi(II) klorida
Cr3+: kromium(III), dalam senyawa Cr2S3 disebut kromium(III) sulfida
c) Senyawa biner antara dua nonlogam
Penamaan senyawa yang tersusun dari dua jenis nonlogam biasanya
menggunakan metode yang menunjukkan banyaknya atom dalam molekul. System
ini menggunakan awalan Yunani:
mono- : 1 (sering tidak digunakan) heksa- : 6
di- : 2 hepta- : 7
tri- : 3 okta- : 8
tetra- : 4 nona- : 9
penta- : 5 deka- : 10
Disebutkan banyaknya unsur pertama dengan awalan Yunani diikuti nama
unsurnya. Selanjutnya disebutkan banyaknya unsur kedua dengan awalan Yunani
diikuti nama unsurnya. Penggunaan mono untuk jumlah atom satu tidak selalu
digunakan.
Contoh:
SO2: sulfur dioksida PCl5: fosforus pentaklorida
SO3: sulfur trioksida N2O5: dinitrogen pentaoksida
2) Senyawa Poliatomik (lebih dari dua atom)
1. Rumus Senyawa
Tabel 3. Contoh Rumus Senyawa yang Dibentuk Dari Kation dan Anionnya
Kation Anion Rumus Senyawa
H+ CN- HCN
H+ NO3- HCNO3
H+ CO32- H2CO3
H+ SO42- H2SO4
H+ PO43- H3PO4
K+ OH- KOH
Ba2+ OH- Ba(OH)2
Al2+ OH- Al(OH)2
8
K+ SO42- K2SO4
Mg2+ CO32- MgCO3
Al3+ SO42- Al2(SO4)3
Fe3+ CrO42- Fe2(CrO4)3
Cu2+ SO42- CuSO4
1. Penamaan senyawa poliatomik
Tabel 4. Penamaan Anion Poliatomik
No. Rumus Nama Ion No. Rumus Nama Ion
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
OH-
O2-
F-
Cl-
Br-
I-
CN-
S2-
CO32−¿ ¿
SiO32−¿¿
C2O42−¿¿
CH3COO-
NO2−¿¿
N O3−¿¿
SO32−¿ ¿
Hidroksida
Oksida
Fluorida
Klorida
Bromide
Iodide
Sianida
Sulfida
Karbonat
Silikat
Oksalat
Asetat
Nitrit
Nitrat
Sulfit
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
SO42−¿ ¿
PO33−¿¿
PO43−¿¿
AsO33−¿¿
AsO43−¿¿
SbO33−¿ ¿
SbO43−¿ ¿
ClO-
ClO2−¿ ¿
ClO3−¿ ¿
ClO4−¿ ¿
MnO4−¿ ¿
MnO42−¿¿
CrO42−¿¿
Cr2O72−¿¿
Sulfat
Fosfat
Fosfit
Arsenit
Arsenat
Antimonite
Antimonat
Hipoklorit
Klorit
Klorat
Perklorat
Manganat
Permanganat
Kromat
Dikromat
Penamaan senyawa AyBx yang terbentuk dari kation Ax+ dan anion By- disebut nama
kation diikuti nama anion.
Contoh:
H2SO4 : asam sulfat
Al(OH)3 : aluminium hidroksida
9
2. Tata Nama Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat tertentu.
Senyawa organik mempunyai tata nama khusus. Berikut ini adalah nama lazim dari
beberapa senyawa organik tersebut.
1. CH4 : metana (gas rawa, gas alam, atau gas tambang)
2. CO(NH2)2 : urea (ureum)
3. CH3COOH : asam cuka (asam asetat)
4. C5H12O6 : glukosa (gula darah, gula anggur)
5. C12H22O11 : sukrosa (gula tebu)
6. HCHO : formaldehida (bahan formalin)
7. CHCl3 : kloroform (suatu bahan pembius)
8. CHI3 : iodoform (suatu antiseptic)
9. CH3CH2OH : etanol (alcohol)
10. CH3COCH3 : aseton (digunakan sebagai pembersih kuteks)
G. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE
Pendekatan : Kooperatif.
Model : TPS (think, pair, share)
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan, dan tugas.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal ( 15 menit)
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru memberikan apersepsi.
d. Guru memberitahukan kepada siswa tentang topik yang akan dibahas.
e. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa untuk memotivasi
siswa.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Fase Penyampaian Informasi
a. Menjelaskan materi tentang tata nama senyawa
b. Melakukan tanya jawab dan diskusi
10
Fase Berfikir (Thinking) (5 menit)
a. Memberikan contoh soal tentang tata nama senyawa.
b. Meminta siswa untuk memikirkan dan mengerjakannya
Fase Berpasangan (Pairing) (5 menit)
a. Meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil berpasangan dengan
teman sebelahnya (sebangku)
b. Siswa mendiskusikan permasalahan yang diberikan oleh guru melalui soal
tersebut dengan teman sebangkunya tadi.
Fase Berbagi (Share) (10 menit)
a. Meminta perwakilan 1 orang dari kelompok tersebut untuk
mempersentasikan jawabannya tersebut di depan kelas.
Fase Evaluasi (10 menit)
a. Mengarahkan hasil jawaban-jawaban siswa serta mengoreksi dan
memimbing siswa pada pokok pembahasan.
b. Memberikan tugas individu mengenai pembahasan yang telah dipelajari
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa per individu tentang
pembelajaran kali ini.
c. Meminta perwakilan siswa untuk menjawab tugas yang diberikan serta
menjelaskannya tentang jawabannya tersebut.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Kesimpulan
1. Menayakan kepada siswa apakah ada kesulitan tentang pembahasan
sekarang.
2. Mengulang sekilas tentang pelajaran sekarang sebagai bahan
kesimpulan pembelajaran tersebut.
b. Evaluasi lanjutan
Menugaskan siswa untuk menjawab soal-soal sebagai pekerjaan rumah dan
memberi tahukan pembahasan yang selajutnya untuk minggu depan.
c. Penutup
Guru menutup proses belajar mengajar dengan mengucapkan salam.
I. SUMBER, ALAT DAN BAHAN
Sumber :
Purba, M. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI KTSP 2006. Jakarta: Erlangga.
11
Sudiono, S. 2006. Kimia Untuk Kelas XI Jilid 2B SMA. Yogyakarya: Intan
Pariwara
Alat dan Bahan
1. Lembar kerja siswa
2. Papan tulis
3. Spidol
J. PENILAIAN
Aspek Kognitif : (terlampir).
Aspek Psikomotorik : (terlampir)
Aspek Afektif : (terlampir)
Mengetahui : Banjarmasin, 26 Oktober 2011
Guru Pamong,
Dra. Noor Indah, S.Pd
NIP. 19650825 1992032 011
Dosen Pembimbing,
Dra. Leny, M. Si
NIP.19601010 198503 2 008
Mahasiswa PPL II
Sogandi
NIM. A1C308045
12
LAMPIRAN
A. PENILAIAN KOGNITIF
Soal Diskusi
Jalur I
1. Berilah nama pada senyawa-senyawa berikut:
a. K2O
b. Al2O3
2. Tulislah rumus kimia senyawa-senyawa berikut.
a. Natrium Oksida
b. Asam Sianida
3. Tulislah rumus kimia yang terbentuk dari kation dan anion berikut:
Cl- O2- NO3- SO4
2- PO43-
K+ - ….. ….. ….. K3PO4
Jalur II
1. Berilah nama pada senyawa-senyawa berikut:
a. Cl2O3
b. Mg3(PO4)2
2. Tulislah rumus kimia senyawa-senyawa berikut.
a. barium sulfida
b. asam iodida
3. Tulislah rumus kimia yang terbentuk dari kation dan anion berikut :
Cl- O2- NO3- SO4
2- PO43-
Na+ . . . . . ….. ….. Na2SO4 . . . . .
Jalur III
1. Berilah nama pada senyawa-senyawa berikut:
13
a. Ca3N2
b. SF6
2. Tulislah rumus kimia senyawa-senyawa berikut.
a. Magnesium Florida
b. Tembaga (II) sulfida
3. Tulislah rumus kimia yang terbentuk dari kation dan anion berikut :
Cl- O2- NO3- SO4
2- PO43-
Cu2+ . . . . . ….. Cu(NO3)2 . . . . . . . . . .
Jalur IV
1. Berilah nama pada senyawa-senyawa berikut:
a. HBr
b. HNO3
2. Tulislah rumus kimia senyawa-senyawa berikut.
a. Dinitrogen Fluorida
b. Raksa (II) Klorida
3. Tulislah rumus kimia yang terbentuk dari kation dan anion berikut :
Cl- O2- NO3- SO4
2- PO43-
Al3+ . . . . . Al2O3 . . . . . . . . . . . . . . .
B. Post Test
1. Rumus kimia yang terdiri dari 2 atom aluminium, 3 atom belerang dan 12 atom
oksigen adalah..
a. Al2Ol
b. Al2S3
c. Al2(SO4)3
d. Al2(SO3)3
e. Al2O3. 2H2O
2. Nama senyawa BaCl2 adalah...
14
a. Barium klorida
b. Barium monoklorida
c. Monobarium klorida
d. Bariuum diklorida
e. Monobarium diklorida
3. Nama senyawa P2O5 adalah ...
a. Fosfor oksida
b. Difosfor oksida
c. Difosfor trioksida
d. Difosfor pentaoksida
e. Pentafosfor dioksida
4. Rumus daru magnesium hidroksida adalah..
a. MgOH
b. Mg(OH)2
c. Mg(OH)3
d. MgO
e. MgSO4
5. Rumus senyawa yang dapat dibentuk oleh Ca2+ dan PO43−
adalah...
a. CaPO4
b. Ca2PO4
c. Ca2(PO4)3
d. Ca4PO
e. Ca3(PO4)2
B. Penilaian Psikomotorik
NO Aspek Yang diamati
SKOR
1 2 3 4 5
1. Kerjasama dalam berkelompok
(mencari pasangan)
2. Kekompakan
15
3. Ketertiban dan disiplin
Keterangan :
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Kurang baik
1 = Sangat Tidak Baik
B. PENILAIAN AFEKTIF
No. Pernyataan Pilihan
TP JR KD S SS
1. Saya selalu hadir di kelas ketika pelajaran.
2. Saya mendengarkan dengan seksama penjelasan
dari guru.
3. Saya mengerjakan soal-soal latihan yang
berkaitan dengan materi yang diberikan
4. Saya mencari literatur lain tentang hal-hal yang
berhubungan dengan materi.
5. Saya menginformasikan kepada teman-teman
tentang hal-hal yang berhubungan dengan
materi.
Keterangan :
TP = Tidak Pernah
JR = Jarang
KD = Kadang-Kadang
S = Sering
SS = Sering Sekali
16
KUNCI JAWABAN
SOAL DISKUSI:
Jalur I
1. a. Kalium Oksida
b. Aluminium Trioksida
2. a. NO
b. HCN
3.
Cl- O2- NO3- SO4
2- PO43-
K+ KCl K2O KNO3 K2SO4 K3PO4
Jalur II
1. a. Dikloro Trioksida
b. Magnesium Posfat
2. a. BaSO4
b. HI
3.
Cl- O2- NO3- SO4
2- PO43-
Na+ NaCl Na2O NaNO3 Na2SO4 Na3PO4
Jalur III
1. a. Trikalsium Dinitrogen
b. Sulfur heksaFlorida
2. a. MgCl2
b. CuS
3. Cl- O2- NO3- SO4
2- PO43-
17
Cu2+ CuCl2 CuO Cu(NO3)2 CuSO4 Cu3(PO4)2
Jalur IV
1. a. Asam Bromida
b. Asam Nitrit
2. a. N2O5
b. HgCl2
3.
Cl- O2- NO3- SO4
2- PO43-
Al3+ AlCl3 Al2O3 Al(NO3)3 Al2(SO4)3 AlPO4
Soal Individu
1. C
2. A
3. D
4. B
5. E
18
2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada waktu ujian kedua:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMA KORPRI BANJARMASIN
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XII / 1 (Satu)
Pokok Bahasan : Kimia Unsur
Sub Pokok Bahasan : Unsur Transisi Periode Keempat
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
B. STANDAR KOMPETENSI
Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta
terdapatnya di alam.
C. KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia unsur utama dan
unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, kereaktifan,
dan sifat khusus lainnya).
D. INDIKATOR
Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur periode
keempat.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan pembelajaran, siswa diharapkan dapat mengidentifikasikan
sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur periode keempat.
19
F. MATERI AJAR
Unsur Transisi Periode Keempat
Adanya susunan elektron yang khas pada subkulit 3d dan 4s menyebabkan
unsur transisi periode keempat mempunyai sifat yang khas, yang berbeda dengan
sifat keperiodikan pada logam-logam golongan utama (A).
Dari tabel sifat keperiodikan di atas, kita dapat simpulkan beberapa sifat atomik
dan sifat fisis dari logam transisi :
1. Sifat Logam
Semua unsure transisi mempunyai sifat logam, sehingga berbeda dengan
unsure-unsur utama yang dapat bersifat logam maupun non logam. Hal ini terjadi
karena unsure transisi memiliki lebih banyak elektron tidak berpasangan. Elektron
ini bebas bergerak pada kisi kristalnya sehingga dapat embentuk ikatan logam
yang lebih kuat dibandingkan dengan unsure utama. Akibatnya, sifat kekerasan
dan kerapatan logam-logam transisi menjadi lebih tinggi. Akibat lainnya, sifat
penghantar listrik lebih baik dan lebih leleh lebih tinggi dibandingkan dengan
logam-logam utama.
2. Jari-Jari Atom
20
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya,
Sehingga jarak elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
3. Energi Ionisasi
Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi
sedikit fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc
ke Zn. Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian
elektron pada logam transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p,
pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan
kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi
ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang
berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron
pada kulit 4s lah yang terlebih dahulu terionisasi.
4. Bilangan oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan
mudahnya melepaskan elektron valensi. Dengan demikian, energi ionisasi
pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih kecil dibanding
unsur golongan utama.
Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan
dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron
yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain
elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron
(n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan
berbilangan oksidasi maksimum +7.
Semua unsur transisi periode keempat mempunyai energi ionisasi yang
relatif rendah (kurang dari 1.000 kJ/mol) kecuali zink yang energi ionisainya agak
besar (906 kJ / mol). Sifat logam unsur transisi juga dicerminkan oleh harga
keelektronegatifannya yang rendah (kurang dari 2). Pada kenyataannya, semua
unsur transisi periode keempat membentuk kation tunggal dengan bilangan
21
oksidasi +1, +2, atau +3. pada tingkat oksidasi yang rendah, senyawa unsur
transisi bersifat ionik.
5. Sifat Magnet
Berdasarkan sifat kemagnetannya, unsur-unsur transisi mempunyai sifat
sebagai berikut.
1. Diamagnetik yaitu dapat ditolak oleh medan magnet.
Sifat ini dimiliki oleh atom, molekul, atau ion yang seluruh elektron
pada orbitalnya berpasangan.
2. Paramagnetik yaitu sedikit dapat ditarik oleh medan magnet.
Sifat ini dimiliki oleh atom, molekul, atau ion yang memiliki elektron
yang tidak berpasangan pada orbitalnya.
Unsur-unsur logam transisi pada umumnya memiliki elektron yang tidak
berpasangan pada orbital-orbital d. dengan demikian, kebanyakan dari unsur-
unsur dan senyawa logam transisi bersifat paramagnetic (tertarik oleh medan
magnet) dan bukan bersifat diamagnetik (tidak tertarik oleh medan magnet). Sifat
paramagnetic pada unsure-unsur transisi semakin kuat jika jumlah elektron yang
tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak.
Contoh:
1. Skandium dengan konfigurasi:
2. Besi dengan konfigurasi:
22
Bersifat paramagnetik
3d1 4s2
(Ar)
3d6 4s2
(Ar) Bersifat ferromagnetik
3. Seng dengan konfigurasi:
Logam transisi periode keempat yang bersifat paramagnetik antara lain Sc,
Ti, V, Cr, dan Mn, sedangkan yang bersifat diamagnetik antara lain Cu dan Zn.
Unsur Fe, Co, dan Ni terdapat sedikit keunikan pada sifat kemagnetannya yang
disebut ferromagnetic. Sifat unik yang dimiliki oleh unsur-unsur ini, meskipun
logam ferromagnetic ini sudah dijauhkan dari medan magnet, tetapi induksi
magnet dari logam ini tidak ikut menghilang, melainkan tetap terkandung dalam
logam itu. Hal ini sangat berbeda dari sifat logam paramagnetic yang segera
kehilangan induksi magnet ketika dijauhkan dari medan magnet. Dengan
demikian dapat dikatakian bahwa logam ferromagnetic dapat dijadikan magnet
permanen, sedangkan logam paramagnetik hanya bersifat magnet jika berada di
lingkungan suatu medan magnet.
6. Ion Berwarna
Sebagian besar ion-ion logam transisi berwarna. Warna-warna khas dari ion
logam dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1. Warna-Warna Ion Logam Transisi
Unsur Ion Warna Unsur Ion Warna
Sc Sc3+ Tidak berwarna Mn
Mn2+
Mn3+
MnO4-
Merah muda
Merah-coklat
Coklat-ungu
Ti
Ti2+
Ti3+
Ti4+
Ungu
Ungu-hijau
Tidak berwarna
Fe
Fe2+
Fe3+
Hijau
Jingga
V V2+
V3+
Ungu
Hijau
Co Co2+
Co3+
Merah muda
Biru
23
Bersifat diamagnetik(Ar) 4s23d10
VO2+
VO43-
Biru
Merah NiNi2+
Ni3+
Hijau
Merah
Cr
Cr2+
Cr3+
CrO42-
Cr2O72-
Biru
Hijau
Kuning
Jingga
CuCu+
Cu2+
Tidak berwarna
Biru
Zn Zn2+ Tidak berwarna
Warna yang timbul dari ion-ion tersebut disebabkan oleh tingkat energy
elektron pada unsur-unsur transisi hamper sama. Jadi, elektron-elektron dapat
bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengadsorpsi sinar tampak.
Dari tabel di atas, terlihat bahwa untuk ion Sc3+ , Ti4+, Cu+, dan Zn2+ tidak
berwarna. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan konfigurasi elektron dari ion-ion
tersebut. Pada konfigurasi ion Sc3+ (4s0 3d0) dan ion Ti4+ (4s0 3d0) tampak bahwa
kedua ion tersebut tidak memiliki elektron pada subkulit 3d. Sementara itu, pada
konfigurasi ion Cu+ (4s0 3d10) dan ion Zn2+ (4s0 3d10) tampak bahwa kedua ion
tersebut subkulit 3d-nya terisi penuh. Jadi, yang menyebabkan senyawa dari ion-
ion tersebut menjadi tidak berwarna karena adanya subkulit 3d yang kosong atau
terisi penuh. Pada ion-ion yang berwarna, subkulit 3d-nya belum terisi penuh
sehingga elektron-elektron pada subkulit 3d tersebut dapat menyerap energi
cahaya. Energi tersebut menyebabkan elektron-elektron tereksitasi dan
memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya
yang dapat dipantulkannya pada saat kembali ke keadaan dasar.
7. Kegunaannya dan keberadannya di Alam
a. Skandium (Sc)
Limpahan skandium di kulit bumi sekitar 0,0025%. Secara ilmiah skandium
terdapat sebagai mineral thortveitite (Sc2Si2O). Salah satu manfaatnya skandium
dalam kehidupan sehari-hari digunakan pada lampu intensitas tinggi.
b. Titanium (Ti)
Kelimpahan titanium menempati urutan kesembilan terbanyak dikulit bumi,
yaitu 0,6 %. Logam ini dianggap bernilai karena densitasnya rendah, memiliki
24
kekuatan struktur yang tinggi, dan tahan terhadap korosi. Oleh karena keunggulan
sifat-sifat ini, titanium banyak digunakan di industri pesawat terbang dan industri
kimia. Logam titanium diperoleh dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO2
sehingga terbentuk TiCl4. TiCl4 yang terbentuk direduksi dengan logam Mg
Reaksinya :
TiO2¬(s) + 2C(s) + 2Cl2 TiCl4 (s) + 2CO(g)
TiCl4(s) + 2Mg (s) Ti(s) + 2MgCl2(s)
c. Vanadium (V)
Vanadium dialam terdapat dialam sebagai vanadit 3Pb3 (VO4)2. PbCl2
sebagai vanadium (V2O5). Vanadium dipakai sebagai logam campur, misalnya
aliasi besi vanadium (ferovanadium) yang keras, kuat, dan tahan karat. Baja
vanadium anatar lain digunakan untuk membuat per mobil.
d. Kromium (Cr)
Walaupun kelimpahan dikulit bumi hanya 0,0122 %, namun kromium
merupakan salah satu komponen paling penting dalam industri logam.
e. Mangan (Mn)
Dialam terbentuk dalam senyawa seperti batu kawi atau pirolusi(MnO2),
spat mangan (MnO3), dan mangit (Mn2O3.H2O). mangan terutama banyak
digunakan pada produksi baja.
f. Besi (Fe)
Di alam besi terdapat dalam bentuk senyawa, antara lain sebagai hematit
(Fe2)3, magnetik (Fe3O4), pirirt (FeS2), dan siderit ((FeCO3). Besi merupakan
logam yang sangat penting dalam industri.
Bahan yang diguanak untuk pengolahan besi, selain bijih besi adalah kokas
(C) batu kapur (CaCO3). Pembuatan besi berasal dari kokas terbakar pada bagian
bawaah tanur dengan mebebaskan kalor, sehingga suhu didaerah itu dapat
mencapai 2.000°C
C(s) + O2 (g) CO2(g) + kalor
Ketika bergerak naik, gas CO2 yang baru terbentuk itu bereaksi lagi dengan
kokas yang bergerak turun membentuk CO
25
CO2 (g) + C (s) 2CO(g)
Gas CO inilah yang akan mereduksi bijih besi secara bertahap.
Tahap 1 : 3Fe2O3 + CO 2Fe3O4
Tahap 2 : Fe3O4 + CO 3FeO + CO2
Tahap 3 : FeO + CO Fe + CO2
Reaksinya totalnya dapat dituliskan sebagai berikut :
Fe2O3 (s) + 3CO (g) 2Fe(l) + 3CO2(g)
Prose Haber menggabungkan hidrogen dan nitrogen untuk membuat
amonia dengan menggunakan katalis besi.
g. Kobalt (Co)
Dialam kobalt terdapat dalam bentuk senyawa seperti kobalt glansn
(CoAsS), lemacitte (CO2S4), dan smaltit (CoAs2). Kobalt dugunakan untuk
membuat aliasi (paduan) logam. Besi yang dicampur dengan kobalt mempunyai
sifat tahan karat.
h. Nikel (Ni)
Dialam nikel terdapat dalam bentuk senyawa, misalnya pentlandite
(FeS.NiS). nikel merupakan logam putih mengkilat sperti perak dan dapat
dijadikan sebagaipenghantar panas dan listrik yang baik.
i. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan logam yang berwarna kemerahan, tembaga terdapat
dalam bentuk senyawa. Tembaga juga merupakan penghantar listrik yang sangat
baik, oleh karena itu tembaga sering dugunakan untuk ala-alat elektronik.
j. Seng (Zn)
Seng terdapat dialam dalam bentuk senyawa, misalanya sebagai zensite
(ZnO). Seng digunakan sebagai pelapis besi untuk tahan karat. Pembuatan seng
dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS), kemudian oksida seng
direduksi dengan karbon pijar.
2ZnS (s) + 3O2(g) 2ZnO (s) + 2SO2(g)
ZnO (s) + C(s) Zn(g) + CO(g)
8. Pembentukan ion-ion kompleks
a. Apakah ion kompleks itu?
26
Ion kompleks memiliki ion logam pada pusatnya dengan jumlah tertentu
molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya. Ion-ion yang
mengelilinginya itu dapat berdempet dengan ion pusat melalui ikatan koordinasi
(dative covalent). (Pada beberapa kasus, ikatan yang terbentuk sebenarnya lebih
rumit dibandingkan dengan ikatan koordinasi).
Molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilingi logam pusat disebut
dengan ligan-ligan. Yang termasuk pada ligan sederhana adalah air, amonia dan
ion klorida.
Dimana semua ligan-ligan tersebut memiliki pasangan elektron tak
berikatan yang aktif pada tingkat energi paling luar. Pasangan elektron tak
berikatan ini digunakan untuk membentuk ikatan koordinasi dengan ion logam.
b. Beberapa contoh ion kompleks yang dibentuk oleh logam transisi
[Fe(H2O)6]2+
[Co(NH3)6]2+
[Cr(OH)6]3-
[CuCl4]2-
Logam-logam yang lain juga dapat membentuk ion-ion kompleks - ini tidak
berarti hanya logam transisi saja. Akan tetapi, logam-logam transisi dapat
membentuk ion-ion kompleks yang beragam
G.STRATEGI PEMBELAJARAN
Pendekatan : Kooperatif
Model : Two Stay Two Stray (TSTS)
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi secara berkelompok dan
penugasan
H.KEGIATAN PEMBELAJARAN
I. Pendahuluan (10 menit)
Fase 1: Mempersiapkan siswa
- Guru mengucapkan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
27
Fase 2: Apersepsi
- Apa kalian masih ingat golongan utama?
- Coba kalian sebutkan unsur yang termasuk pada golongan utama!
Fase 3: Motivasi
- Menyampaikan judul materi yang akan disampaikan
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
II. Kegiatan Inti (70 menit)
Fase 4: Eksplorasi (25 menit)
- Menjelaskan materi secara singkat untuk memberikan pengetahuan
awal kepada siswa.
Fase 5: Elaborasi (35 menit)
- Membimbing siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan model TSTS
membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda
(tinggi, sedang dan rendah) (5 menit)
memberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok (15 menit)
Siswa 2-3 orang dari tiap kelompok berkunjung ke kelompok
lain untuk mencatat hasil pembahasan tugas dari kelompok
lain, dan sisa anggota kelompok tetap di kelompoknya untuk
menerima siswa yang bertamu ke kelompoknya. (10 menit)
Siswa yang bertamu kembali ke kelompoknya msing-masing
dan menyampaikan hasil kunjungannya kepada anggota lain.
Hasil kunjungan dibahas bersama dan dicatat. (5 menit)
Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi.
Fase 6 : Konfirmasi
- Guru memberikan tugas individu kepada siswa (10 menit)
. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
28
- Menutup pelajaran dengan memberikan tindak lanjut kepada siswa
untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya
I. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Papan tulis
2. Kapur tulis
3. Penghapus
4. Charta
J. SUMBER
Adom, Andi. 2009. Kimia Unsur Golongan Transisi (online).
http://andykimia03.wordpress.com/2009/10/15/kimia-unsur-golongan-
transisi-periode-keempat/. Tanggal akses 02 November 2011.
Pranowo, Deni, dkk. 2005. Kimia untuk Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara
K.PENILAIAN
Aspek kognitif : Terlampir
Aspek afektif : Terlampir
Mengetahui ; Banjarmasin, 23 November 2011
Guru Pamong,
Nor Halidah, S. Pd
NIP.
Dosen Pamong,
Dra. Leny, M. Si
NIP. 19601010 198503 2 008
Mahsiswa PPL II
29
Sogandi
NIM. A1C308045
30
LAMPIRAN
PERTANYAAN KELOMPOK
1. Be Si, kobal dan nikel, serta logam-logam campuran tertentu merupakan sifat
magnet? Mengapa ? jelaskan
2. Apa cirinya bahwa unsur senyawa tersebut bersifat paramagnetik ? sebutkan
unsur apa saja ? dan apa kegunaan unsur tersebut ?
3. Sebutkan sifat khusus unsur transisi ?
4. Sebutkan sifat unsur transisi, sifat kimia maupun sifat fisis ? Hal apa yang
membedakannya dari unusr-unsur utama ? jelaskan
5. Apa yang disebut dengan ligan-ligan ?
6. Sebutkan salah satu yang termasuk ligan sederhana ? gambarkan ?
JAWABAN
PERTANYAAN KELOMPOK
1. Feromagnetisme, yaitu dapat ditolak oleh medan magnet. Fe sebagai katalis
untuk menggabungkan hidrogen dan nitrogen untuk membuat amonia.
2. Mempunyai setidaknya satu elektron takberpasangan. Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
3. Sifat khusus unsur transisi berkaitan dengan adanya subkulit d yang tidak terisi
penuh.
4. Logam, sebab unsur transisi memiliki lebih banyak elektron tidak berpasangan.
Elektron bebas bergerak pada kisi kristalnya sehingga dapat membentuk
ikatan logam yang lebih kuat dibandingkan dengan unsur utama.
5. Molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilingi logam pusat disebut dengan
ligan-ligan.
6. Air, amonia dan ion klorida.
31
LEMBAR KERJA SISWA
(INDIVIDU)
1. Unsur – unsur transisi ditandai oleh pengisian elektron pada subkulit.....
a. s c. d e. g
b. p d. f
2. Dalam sistem periodik, unsur-unsur transisi mulai ditemukan sejak periode......
a. ketiga c. kelima e. ketujuh
b. keempat d. keenam
3. Jumlah unsur transisi pada periode keempat adalah.....
a. 8 c. 14 e. 18
b. 10 d. 16
4. Unsur yang memiliki bilangan oksidasi tertinggi +7 dalam senyawa adalah......
a. Zn c. Mn e. Fe
b. Cu d. Cr
5. Pernyataan yang tidak sesuai dengan sifat-sifat unsur transisi adalah......
a. Bersifat logam
b. Menghantar listrik dan panas
c. Membentuk senyawa yang paramagnetik
d. Dapat membentuk ion kompleks
e. Semua unsur transisi dapat bersenyawa dengan asam encer
6. Unsur transisi periode keempat yang subkulit 4s-nya tidak penuh adalah.....
32
Nama : :…………………
Kelas/semester :…………………
a. Cr dan Cu d. Mn dan Cr e. Cu dan Mn
b. Mn dan Zn e. Cu dan Zn
7. Diketahui unsur-unsur P, Q, R, dab S :
P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2
Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
R : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2
S : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2
Unsur yang tergolong transisi adalah.......
a. Q dan R d. P, Q, dan S
b. P dan R e. P, R, dan S
c. P dab S
8. Hal di bawah ini yang bukan merupakan sifat unsur transisi adalah......
a. Merupakan oksidator kuat
b. Memiliki beberapa bilangan oksidasi
c. Penghantar listrik yang baik
d. Dapat membentuk ion kompleks
e. Senyawa kebanyakan berwarna
9. Pernyataan di bawah ini merupakan sifat-sifat unsur transisi, kecuali......
a. Semua unsur transisi adalah logam
b. Bersifat paragmanetik
c. Mempunyai titik leleh tinggi
d. Dapat berfungsi sebagai katalis
e. Semua berwujud padat pada suhu biasa
10. Unsur dengan konfigurasi elektron
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3 4s2
mempunyai bilangan oksidasi maksimum.....
a. +2 c. +4 e. +6
b. +3 d. +5
33
1. c. d
2. b. Keempat
3. b. 10
4. c. Mn
5. e. Semua unsur transisi dapat bersenyawa dengan asam encer
6. a. Semua unsur transisi dapat bersenyawa dengan asam encer
7. e. P, R, dan S
8. a. Merupakan oksidator kuat
9. e. Semua berwujud padat pada suhu biasa
10. d. +5
34
JAWABAN PERTANYAAN
Lembar Penilaian Aspek Afektif
Nama :
Kelas :
No Aspek yang di nilai SS S R TS STS
1 Ternyata belajar unsure-unsur transisi periode
keempat
2 Mempelajari tentang transisi periode keempat
model TSS lebih mudah di mengerti
3 Saya yakin pembahasan materi ini berguna untuk
semua
Keterangan : SS = Sangat setuju
S = Setuju
R = Ragu – ragu
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
35
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PPL II
A. Pelaksanaan Kegiatan Praktik Mengajar
1. Pelaksanaan Praktik Mengajar
Kegiatan praktik mengajar dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan
dengan ketentuan dua kali ujian. Ujian pertama dilaksanakan pada pertemuan ke-8
pada hari Rabu, tanggal 26 Oktober 2011 dan ujian kedua dilaksanakan pada
pertemuan ke-12 pada hari Rabu, tanggal 23 November 2011.
Jadwal pelaksanaan praktik mengajar secara lebih rinci dapat dilihat pada
tabel berikut:
No. Hari, Tanggal Kelas Mata Pelajaran
Jam
Ke-Guru Pamong
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Senin, 12 September 2011
Rabu, 14 September 2011
Senin, 14 September 2011
Rabu, 23 September 2011
Kamis,15 Oktober 2011
Rabu, 21 Oktober 2011
Rabu , 28 Oktober 2011
Kamis, 3 November 2011
Senin, 7 November 2011
Kamis, 10 November 2011
Rabu , 23 November 2011
Rabu , 30 November 2011
XI-IPA I
XII-IPA 2
XI IPA 1
X-I
XII IPA 2
XII IPA 1
X- 1
XI-IPA 2
XI – IPA 2
XII IPA 2
XII IPA 1
XI IPA 2
Kimia
Kimia
Kimia
Kimia
Kimia
kimia
Kimia
Kimia
Kimia
Kimia
Kimia
Kimia
4
1-2
4-5
1-2
3-4
1-2
1-2
4-5
4
3-4
5-6,7
3-4
Noor Halidah, S.Pd
Noor Halidah, S.Pd
Noor Halidah, S.Pd
Dra. Noor Indah,S.Pd
Noor Halidah, S.Pd
Noor Halidah, S.Pd
Dra. Noor Indah, S.Pd
Noor Halidah,S.Pd
Noor Halidah, S.Pd
Noor Halidah, S.Pd
Noor Halidah, S.Pd
Noor Halidah, S.Pd
36
Dalam praktek mengajar, kami sebagai mahasiswa PPL II dituntut untuk
melaksanakan tugas semaksimal mungkin, agar apa yang diajarkan di dalam kelas
dapat dipahami dengan baik oleh seluruh siswa, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Setelah kami mendapat bahan ajar dari guru pamong, kami harus
mempersiapkan RPP yang disusun berdasarkan silabus sekolah latihan, media
pembelajaran, dan materi tambahan dari sumber lain agar bahan ajar untuk siswa
tidak terpaku hanya pada buku teks. Sebelum mengajar di kelas, RPP harus
dikonsultasikan terlebih dahulu pada guru pamong. Konsultasi ini bertujuan untuk
menghindari kesalahan dan memperbaiki kekurangan dalam pembuatan RPP,
sehingga skenario pembelajaran terencana dengan baik.
Selama praktik mengajar, guru pamong terus mengawasi cara kami
mengajar di dalam kelas, mulai dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran, dan
memberikan penilaian terhadap cara kami mengajar. Guru pamong akan
memberikan masukan dan perbaikan. Dengan pengawasan guru pamong, kami
dapat mengetahui kelebihan yang harus kami pertahankan dan kekurangan yang
harus kami perbaiki, agar kegiatan mengajar selanjutnya dapat lebih baik.
Untuk praktik mengajar ini, kami tidak hanya memasuki satu kelas saja,
tetapi seluruh kelas, yaitu kelas X, XI, dan XII dengan berbagai jurusan. Hal ini
diharapkan agar kami terlatih menghadapi seluruh siswa dari berbagai kelas dan
jurusan, sehingga kami dapat menyesuaikan cara mengajar kami untuk semua
kelas dan jurusan serta kami dapat mengenal seluruh siswa dari berbagai kelas dan
jurusan.
2. Saran-Saran dari Guru Pamong
Selama praktik mengajar, guru pamong terus memberikan saran untuk
memperbaiki kekurangan dalam mengajar. Adapun saran-saran dari guru pamong
antara lain:
a. Persiapkan media pembelajaran dengan baik dan bervariasi agar
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
37
b. Terus berikan drilling/latihan selama penjelasan (while activities)
agar siswa tidak mengalami kesulitan lagi dalam mengerjakan
evaluasi nantinya.
c. Ketika salah seorang siswa bertanya, berikan penjelasan kepada
seluruh siswa di kelas, bukan hanya kepada siswa yang
bersangkutan.
d. Tanya jawab dalam pembahasan supaya lebih terarah.
e. Cara pengambilan kesimpulan supaya lebih terarah.
f. Posisi badan menghadap siswa pada saat memberi arahan sebelum
diskusi kelompok.
3. Saran-Saran dari Dosen Pembimbing
Setelah mengawasi kegiatan mengajar kami pada saat ujian, dosen
pembimbing turut memberikan saran untuk memperbaiki kekurangan dalam
mengajar. Adapun saran-saran dari dosen pembimbing antara lain:
a. Terus minta bimbingan dari guru pamong selama praktik mengajar.
b. Sesuaikan cara penyampaian materi untuk kelas dan tingkat
pemahaman siswa. .
c. Gunakan metode belajar secara bervariasi.
d. Pandu siswa untuk mengerjakan latihan secara berkelompok agar
siswa dapat berdiskusi sebelum menjawab.
e. Gunakan model pembelajaran yang sesuai dengan sifat materi bahan
ajar.
4. Hambatan/Kendala
Selama praktik mengajar, kami mengalami beberapa kendala, misalnya:
a. Menurunnya semangat belajar siswa pada jam pelajaran terakhir.
Pada jam pelajaran terakhir, sebagian besar siswa sudah merasa
bosan, mengantuk, lapar, kepanasan, dan ingin cepat pulang
sehingga teknik mengajar berupa penjelasan tidak bisa dijalankan
dengan baik. Hal ini dapat diatasi dengan mengajak siswa langsung
38
mendiskusikan secara bersama-sama jawaban untuk soal-soal latihan
sehingga siswa dapat memahami teori tanpa dijelaskan terlebih
dahulu (karena mereka mempelajari teori dengan praktik langsung
ketika menjawab soal) dan menganalisis kesalahan-kesalahan yang
terjadi secara bersama-sama.
b. Kurangnya konsep pengetahuan dasar siswa untuk suatu materi,
sehingga mereka agak kesulitan dalam memahami materi berikutnya.
Karena sebagian siswa masih belum memahami konsep dasar suatu
materi, maka sebelum melanjutkan ke materi berikutnya, mahasiswa
PPL II terpaksa mengulang lagi penjelasan untuk materi yang belum
mereka pahami. Hal ini memakan waktu.
c. Penyampaian materi tidak maksimal karena terbatasnya waktu untuk
kegiatan belajar mengajar.
d. Ada beberapa kelas yang agak sulit dalam hal pengelolaan kelas
B. Pelaksanaan Kegiatan Non-Mengajar
1. Mengerjakan Administrasi Sekolah/Kelas/Bidang Studi
Tugas administrasi yang dilakukan antara lain membantu pengawas
harian, membantu di perpustakaan, dan membantu menyusun data siswa
bimbingan belajar.
Tugas bidang studi yang dilakukan adalah mengajar di kelas dengan
mempersiapkan RPP dan media terlebih dahulu. Pembuatan RPP disesuaikan
dengan silabus dan pembuatan media disesuaikan dengan daya cerna para siswa.
Membantu guru membuat prota dan prosem serta merekapitulasi daftar nilai
evaluasi siswa.
2. Melaksanakan Kegiatan Bimbingan Belajar
Selama berada di sekolah latihan, mahasiswa PPL II pasti akan
menemukan beberapa siswa yang bermasalah. Dengan kegiatan bimbingan
belajar, mahasiswa diharuskan dapat mengidentifikasi siswa yang bermasalah
terlebih dahulu. Hal tersebut dilanjutkan dengan memperkirakan penyebab
masalah yang dapat diperoleh dengan menanyai siswa tersebut secara langsung.
39
Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas pemberian bimbingan dan
menentukan alternatif pemecahan yang direalisasikan dengan pelaksanaan
bimbingan. Hal terakhir adalah menganalisa keefektifan bimbingan dengan
memberikan tindak lanjut.
3. Melaksanakan Kegiatan Ko/Ekstrakurikuler
Selama berada di sekolah latihan, mahasiswa PPL II mengikuti beberapa
kegiatan kokurikuler seperti menghadiri rapat dewan guru dan arisan dewan guru.
Mahasiswa PPL II juga mengawasi beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti
pramuka,PMR dan futsal.
4. Analisis Pelaksanaan PPL II
4.1. Analisis Pelaksanaan Praktik Megajar
Pelaksanaan PPL II ini secara umum berjalan dengan baik dan lancar.
Hal ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan seluruh warga sekolah latihan,
terutama guru pamong yang secara langsung membimbing mahasiswa PPL II.
Selama pelaksanaan PPL II ini, kami sebagai calon guru dapat mengenal
dunia pendidikan yang sebenarnya. Kami mengetahui kegiatan apa saja yang
harus dilakukan oleh seorang guru di kelas, secara khusus, dan di sekolah, secara
umum. Kami mengetahui tanggung jawab seorang guru ketika sudah berdiri di
depan kelas sebagai sumber informasi. Kami mengetahui bagaimana cara
menghadapi siswa-siswi ketika mereka tidak bersemangat untuk belajar, ketika
mereka membuat gangguan kecil di dalam kelas, dll.
Kami harus pintar-pintar memilih pendekatan/metode yang telah didapat
selama kuliah (micro teaching) agar dapat diterapkan di dalam kelas yang
sebenarnya sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan efektif. Kadang
kami juga harus berimprovisasi ketika situasi dan keadaan siswa berbeda dari
yang telah dihadapi saat micro teching.
4.2. Analisis Pelaksanaan Praktik Non-Megajar
Dengan mengerjakan kegiatan administrasi/bidang studi, mahasiswa PPL
II, selain melaksanakan tugas mengajar di kelas sebagai guru bidang studi juga
40
melaksanakan tugas di luar mengajar. Hal tersebut membuat mahasiswa PLL II
menyadari tugas/kewajiban/tuntutan yang harus dilaksanakan seorang guru selama
guru tersebut menjadi warga suatu sekolah.
Dengan melaksanakan kegiatan bimbingan belajar, mahasiswa PPL II
diharapkan mampu menghadapi siswa yang bermasalah dan membantu siswa
tersebut memecahkan permasalahannya dengan memberikan bimbingan.
Dengan mengikuti kegiatan ko/ekstrakurikuler, mahasiswa PPL II dapat
mengetahui kegiatan apa saja yang biasanya diikuti guru-guru di luar jam
mengajar mereka. Bahkan guru juga dapat menjadi koordinator/pembimbing
ekstrakurikuler tersebut.
5. Rekapitulasi Hasil Penilaian Pelaksanaan PPL II
Rekapitulasi hasil penilaian pelaksanaan PPL II ini merupakan nilai rata-
rata yang didapat dari hasil penilaian ujian 1 dan ujian 2 yang telah diberikan oleh
guru pamong dan dosen pembimbing. Selain itu, nilai APKG 3 yaitu penilaian
hubungan antarpribadi dan nilai non mengajar (administrasi sekolah, bimbingan
belajar, dan ko-kurikuler) juga dicantumkan. Untuk lebih jelasnya, seluruh nilai
dapat dilihat pada lampiran.
41
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari laporan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
(1) kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) merupakan kegiatan
lanjutan dari pengenalan sekolah (PPL I) dan wajib diikuti oleh setiap
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi mahasiswa sebagai calon guru yang professional.
(2) melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan II mahasiswa dilatih untuk
membuat persiapan mengajar dalam bentuk perangkat pembelajaran,
menguasai teknik pelaksanan pengajaran, melakukan bimbingan penyuluhan
(BP), dan berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
(3) melatih kesiapan mental mahasiswa calon guru dalam menghadapi dinamika
pribadi siswa, tingkah laku, perkembangan, cara dan kemampuan belajar
siswa.
(4) pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan II ini dapat terselenggara dengan
baik berkat adanya bimbingan dan pengarahan dari dosen pembimbing, kepala
sekolah, dan para dewan guru Sekolah Sekolah Menengah Atas KORPRI
Banjarmasin.
4.2 Saran
Kegiatan ini hendaknya dipertahankan karena sangat bermanfaat bagi
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sebagai calon pendidik untuk
meningkatkan keprofesionalan. Agar kegiatan ini terlaksana dengan lebih baik
lagi diperlukan kerja sama yang baik antar berbagai pihak yang terkait.
42