47
i RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM 2016 – 2019 PERUBAHAN TAHUN 2017 - 2019

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

i

RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT

INDUSTRI BAHAN GALIAN

NONLOGAM

2016 – 2019

PERUBAHAN TAHUN 2017 - 2019

Page 2: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

ii

KATA PENGANTAR

Rencana strategis (RENSTRA) Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 - 2019 disusun untuk memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional dimana Pimpinan Kementerian/Lembaga diamanatkan untuk menyiapkan rancangan rencana strategis Kementerian/Lembaga sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan

berpedoman kepada rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016-

2019 merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang industri dan ekonomi yang bersifat rolling plan dengan ruang lingkup mencakup: visi,

misi, tujuan dan sasaran strategis pembangunan industri, arah kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan industri, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, serta target kinerja dan kerangka pendanaan pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan industri selama tahun 2016 – 2019. Arah kebijakan pembangunan industri di dalam RENSTRA Kementerian

Perindustrian tahun 2016-2019 mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3

tahun 2014 tentang Perindustrian, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015 – 2019, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri

Nasional dengan fokus pada penyebaran dan pemerataan industri, peningkatan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya

industri yang berkelanjutan, serta peningkatan daya saing dan produktivitas industri nasional. Renstra Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016-2019 diharapkan menjadi pedoman dalam meningkatkan keterpaduan,

keteraturan, dan pengendalian perencanaan program dan kegiatan dari seluruh unit kerja di lingkungan Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam

dalam rangka mewujudkan visi pembangunan Industri Nasional khususnya Industri Bahan Galian Nonlogam.

Jakarta, April 2017 Direktur Industri Bahan Galian Nonlogam

TOETI RAHAJOE

Page 3: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 KONDISI UMUM ......................................................................................................... 1

1.2 PERKEMBANGAN KINERJA INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM .................... 4

1.3 POTENSI DAN PERMASALAHAN ............................................................................ 14

A. Potensi .............................................................................................................. 14

B. Permasalahan ................................................................................................... 15

1.4 PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IBGNL.................................. 15

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN DIREKTORAT IBGNL ................................................. 17

2.1 VISI DIREKTORAT IBGNL ....................................................................................... 17

2.2 MISI DIREKTORAT IBGNL .........................................................................................17

2.3 TUJUAN DIREKTORAT IBGNL ................................................................................. 17

2.4 SASARAN STRATEGIS DIREKTORAT IBGNL ......................................................... 18

BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ................................................................. 22

3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI INDUSTRI NASIONAL ………………………….22

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM ….. 25

3.3 KERANGKA REGULASI ........................................................................................... 34

3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN ................................................................................... 35

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ......................................... 38

4.1 TARGET KINERJA .................................................................................................... 38

4.2 KERANGKA PENDANAAN ....................................................................................... 39

BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 40

Page 4: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

Perlambatan ekonomi dunia belakangan ini mulai menunjukkan perbaikan.

Perekonomian Amerika Serikat yang mulai membaik ditandai dengan

menguatnya nilai tukar US Dollar. Menurunnya tingkat pengangguran di Amerika

Serikat hingga ke angka sebelum krisis 2008 menjanjikan meningkatnya

pengeluaran konsumsi yang akan berdampak positif pada sektor industri. Meski

proyeksi pertumbuhan ekonomi China mengalami koreksi, pemulihan ekonomi

dari negara-negara Eropa dan Jepang masih dapat diharapkan untuk

mendukung pertumbuhan sektor industri dan investasi. Disamping itu,

perekonomian ASEAN yang cukup stabil juga akan menciptakan iklim usaha

kondusif dalam lingkup regional.

Indonesia sebagai salah satu negara industri yang terbukti sukses menjaga

pertumbuhan ekonomi positif pada masa krisis dunia 2008 telah menyiapkan

kerangka kebijakan makro untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dan

berkelanjutan. Sejumlah langkah penting yang diambil pemerintah Indonesia

diantaranya adalah penguatan pasar untuk barang produksi, peningkatan iklim

usaha, dan efisiensi belanja aparatur yang direalokasikan untuk belanja

infrastruktur (stimulus fiskal). Terobosan penting lainnya adalah komitmen

pemerintah dalam mendukung hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai

tambah dan pengembangan industri berbasis teknologi (produk teknologi

informasi dan komunikasi).

Komitmen pengembangan industri nasional diwujudkan dalam bentuk

pengesahan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang

mengatur substansi, arah, dan tatalaksana pembangunan industri. Undang-

undang tersebut mengamanatkan agar pembangunan industri menjadi motor

utama penggerak ekonomi. Pembangunan industri diwujudkan melalui

penguatan struktur industri yang mandiri, sehat, dan berdaya saing dengan

mendayagunakan sumber daya yang optimal dan efisien, serta mendorong

Page 5: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

2

perkembangan industri ke seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut

dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi untuk mewujudkan

masyarakat yang adil dan makmur.

Disamping itu, Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 juga

menyebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan

sektor industri sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian

dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk

secara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif

yang menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar terwujud

ketahanan ekonomi yang tangguh.

Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya

saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam hal penguasaan usaha, struktur industri disehatkan dengan

meniadakan praktek-praktek monopoli dan berbagai distorsi pasar.

2. Dalam hal skala usaha, struktur industri akan dikuatkan dengan

menjadikan Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagai basis industri

nasional, yaitu terintegrasi dalam mata rantai pertambahan nilai dengan

industri berskala besar.

3. Dalam hal hulu-hilir, struktur industri akan diperdalam dengan mendorong

diversifikasi ke hulu dan ke hilir membentuk rumpun industri yang sehat

dan kuat.

Untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, telah

disusun suatu tahapan perencanaan jangka menengah dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya disebut RPJM

Nasional yaitu perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima)

tahunan, yaitu RPJM Nasional I Tahun 2005–2009, RPJM Nasional II Tahun

2010–2014, RPJM Nasional III Tahun 2015–2019, dan RPJM Nasional IV Tahun

2020 – 2024. Dalam rangka memasuki era baru RPJMN III dari perencanaan

pembangunan jangka panjang nasional, kita semua dituntut untuk menyusun

suatu perencanaan RPJMN tahap III yang terstruktur, fokus dan

Page 6: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

3

berkesinambungan dengan perencanaan sebelumnya. Pada RPJMN II telah

ditetapkan visi pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya Saing

Basis Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar Industri

Andalan Masa Depan dengan fokus prioritas pembangunan industri pada 3 (tiga)

hal sebagai berikut :

1. Fokus Prioritas Penumbuhan Populasi Usaha Industri dengan hasil

peningkatan jumlah populasi usaha industri dengan postur yang lebih

sehat;

2. Fokus Prioritas Penguatan Struktur Industri dengan hasil yang diharapkan

adalah semakin terintegrasinya IKM dalam gugus (cluster) industri,

tumbuh dan berkembangnya gugus (cluster) industri demi penguatan daya

saing di pasar global;

3. Fokus Prioritas Peningkatan Produktivitas Usaha Industri dengan hasil

yang diharapkan dari pelaksanaan fokus ini adalah meningkatnya nilai

tambah produk melalui penerapan iptek.

Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

2015 tentang Kementerian Perindustrian disusunlah Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 107 Tahun 2015 tentang Tata Kerja dan Organisasi di

Lingkungan Kementerian Perindustrian yang mengatur perubahan nomenklatur

unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian. Peraturan tersebut salah

satunya mengatur pembentukan Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan

Aneka (Ditjen IKTA) dan Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam (Dit.

IBGNL). Meski demikian, Dit. IBGNL baru dapat berjalan secara operasional dan

melaksanakan program kegiatannya pada tahun 2016.

Untuk itu, Dit. IBGNL sebagai unit kerja Eselon II dibawah Ditjen IKTA merasa

perlu untuk menyusun Rencana Strategis Direktorat Industri Bahan Galian

Nonlogam Tahun 2016-2019 sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 31 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian

Perindustrian Tahun 2015-2019 pasal 3 huruf b yang menyebutkan bahwa

penyusunan Rencana Strategis Unit Kerja Eselon I, Unit Eselon II, dan Unit

Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Perindustrian berpedoman pada

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019. Rencana

Page 7: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

4

Strategis Dit. IBGNL Tahun 2016-2019 akan menjadi pedoman dalam

menentukan arah kebijakan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan

yang terlibat dalam mendorong pembangunan sektor industri bahan galian

nonlogam.

Dit. IBGNL membina sektor industri bahan galian nonlogam yang terdiri dari

subsektor industri semen, produk semen, keramik, kaca, refraktori, dan bahan

galian nonlogam lainnya. Karakteristik sektor IBGNL adalah:

1. Lahap energi, yaitu batubara gas untuk industri keramik, kaca, dan semen

2. Padat modal untuk industri semen, produk semen, dan keramik

3. Komoditas ekspor untuk industri keramik dan kaca

4. Komoditas vital untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik

5. Komoditas fundamental untuk pendukung industri lainnya, yaitu dolomit,

pasir kuarsa, refraktori, dan bahan galian nonlogam lainnya

1.2. PERKEMBANGAN KINERJA INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM

Adapun kinerja sektor industri bahan galian nonlogam yang meliputi

pertumbuhan, kontribusi terhadap PDB, perkembangan ekspor dan impor,

kontribusi ekspor dan impor, perkembangan investasi, penyerapan tenaga kerja,

serta lainnya dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 1.1

Pertumbuhan dan Kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB)

Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2011-2016

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pertumbuhan Industri (%)

Ekonomi Nasional 6,17 6,03 5,56 5,01 4,88 5,02

Industri Non Migas 7,46 6,98 5,45 5,61 5,05 4,42

Ind. Kimia Tekstil dan Aneka 6,55 7,85 3,85 2,90 3,35 1,64

Industri Bahan Galian Nonlogam 7,78 7,91 3,34 2,41 6,03 5,46

Kontribusi Industri Terhadap PDB Nasional (%)

Ind. Kimia Tekstil dan Aneka 5,06 5,05 4,94 4,93 4,92 4,73

Industri Bahan Galian Nonlogam 0,71 0,73 0,73 0,73 0,72 0,72

(Sumber : BPS, diolah Kemenperin)

Page 8: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

5

Selama periode tahun 2011 – 2014 hampir seluruh cabang-cabang sektor

industri pengolahan non-migas mengalami pertumbuhan positif, meskipun

cenderung berfluktuatif yang disebabkan oleh ketidakpastian pemulihan

perekonomian global. Sektor industri bahan galian nonlogam juga mengalami

laju pertumbuhan yang positif dan cukup tinggi. Meski sempat mengalami

penurunan laju pertumbuhan pada tahun 2013-2014 akibat melonjaknya nilai

tukar US Dollar terhadap Rupiah dan menurunnya harga minyak dunia sehingga

mempengaruhi stabilitas politik, namun pada tahun 2015-2016 pertumbuhan

kembali meningkat. Hal ini dikarenakan adanya ekspansi dan investasi

subsektor industri semen dan produk semen untuk mendukung pembangunan

infrastruktur.

Gambar 1.1

Pertumbuhan Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2011 – 2016 (%)

(Sumber : BPS)

Sedangkan kontribusi industri bahan galian nonlogam terhadap PDB nasional

dibandingkan dengan kontribusi sektor industri kimia, tekstil, dan aneka adalah

sebagai berikut:

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016

6,17 6,035,56

5,01 4,88 5,02

7,466,98

5,45 5,615,05

4,42

6,55

7,85

3,85

2,903,35

1,64

7,78 7,91

3,34

2,41

6,035,46

Ekonomi Nasional Industri Non Migas

Ind. Kimia Tekstil dan Aneka Industri Bahan Galian Nonlogam

Page 9: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

6

Gambar 2.2

Kontribusi Industri Bahan Galian Nonlogam terhadap

PDB Nasional Tahun 2011 – 2016 (%)

(Sumber : BPS)

Berdasarkan data diatas kontribusi industri bahan galian nonlogam tidak begitu

besar mengingat komoditi industri bahan galian nonlogam yang menjadi andalan

ekspor hanya produk keramik dan kaca. Sedangkan komoditi lainnya, misalnya

semen dan produk semen tidak banyak diekspor karena ditujukan untuk

mendukung pembangunan infrastruktur nasional.

Tabel 1.2

Volume Produksi Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2009-2015

(Ribu Ton)

Industri Kapasitas

2015 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Utilisasi 2015 (%)

Keramik 11.000 4.512,9 4.821,6 5.270,3 5.780,5 6.352,0 6.831,4 7.341,6 66,74

Semen 82.750 36.884 37.844 45.238 53.254 54.739 59.984 59.414 71,80

Kaca Pengaman 89,8 81,5 87,0 87,3 87,6 87,9 88,2 88,5 98,50

Kaca/Gelas 3.554,3 2.119,3 2.186,9 2.282,7 2.405,8 2.528,8 2.638,3 2.753,2 77,46

(Sumber : BPS, diolah Kemenperin)

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa utilisasi kapasitas produksi pada

sektor industri bahann galian nonlogam cukup tinggi. Hal ini dapat disebabkan

beberapa hal, diantaranya adalah:

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016

5,06 5,05 4,94 4,93 4,92 4,73

0,71 0,73 0,73 0,73 0,72 0,72

Ind. Kimia Tekstil dan Aneka Industri Bahan Galian Nonlogam

Page 10: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

7

- Permintaan yang meningkat, misalnya industri semen yang merespon

program pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan

industri keramik memasok pembangunan properti.

- Peningkatan investasi (baik ekspansi maupun investasi baru), misalnya

industri keramik dan semen

- Penurunan/stagnasi investasi, yaitu terjadi di industri kaca lembaran dan

barang gelas

Terkait dengan hal tersebut diatas, maka berikut disajikan data perkembangan

investasi sektor industri bahan galian nonlogam:

Tabel 1.3

Investasi Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2011-2016

Industri 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Pertb.

(%)

Industri Non Migas 94,0 148,3 203,3 182,7 242,1 317,0 23,69

Ind. Kimia Tekstil dan Aneka 31,6 50,6 54,0 58,3 93,4 100,8 24,66

Industri Bahan Galian Non Logam 8,64 12,09 13,71 21,50 37,95 29,75 33,30

Kaca Lembaran/Brg. Gelas 1,89 0,06 0,31 0,16 0,27 0,44 -9,55

Barang-2 Porselain, Keramik, & Tanah Liat 1,19 6,35 1,37 2,16 1,22 1,41 -9,95

Semen, Kapur, Gips, & Brg-2 daripadanya 5,52 5,67 11,25 19,07 36,37 27,67 49,86

Barang-2 Mineral Non Logam Lainnya 0,04 0,00 0,78 0,11 0,10 0,22 86,65

Sumber : data Laporan Kegiatan Penanaman Modal BKPM diolah Catatan: sejak tahun 2010 perhitungan data realisasi investasi berdasarkan LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal)

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa subsektor kaca lembaran, barang

gelas, porselen, keramik, dan tanah liat mengalami rata-rata pertumbuhan

investasi negatif. Hal ini dikarenakan oleh mayoritas produk dari subsektor

tersebut, kecuali produk keramik, merupakan produk yang berorientasi

kebutuhan dalam negeri dan tidak diekspor. Namun, justru impor produk bahan

galian nonlogam cukup besar sehingga menyebabkan neraca perdagangan

defisit. Meski demikian, secara keseluruhan realisasi investasi di sektor industri

pengolahan non-migas meningkat pesat karena dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain stabilitas makro ekonomi Indonesia, stabilitas politik dalam

negeri, pertumbuhan masyarakat kelas menengah, serta upaya pemerintah

dalam perbaikan iklim investasi melalui penyederhanaan proses perizinan

investasi serta pemberian insentif fiskal dan non-fiskal bagi industri padat karya

Page 11: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

8

dan industri yang berorientasi ekspor. Diharapkan peningkatan investasi industri

secara umum tersebut dapat menjadi penggerak peningkatan investasi sektor

industri bahan galian nonlogam dengan pendorong konsumsi dalam negeri. Hal

ini sebagaimana terjadi pada subsektor semen dan produk semen dan barang

mineral nonlogam lainnya (didorong oleh pembangunan industri, infrastruktur,

dan properti). Sedangkan untuk mendorong permintaan ekspor ke pasar

internasional, sektor industri bahan galian nonlogam perlu meningkatkan inovasi

dan efisiensi struktur biaya produksi. Disamping itu investasi juga perlu didorong

melalui hilirisasi sumber daya mineral untuk peningkatan nilai tambah. Adapun

berdasarkan asal investor, investasi sektor industri bahan galian nonlogam

didominasi oleh investor domestik (PMDN/Penanaman Modal Dalam Negeri).

Sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mayoritas berinvestasi pada

subsektor industri semen, diantaranya adalah Siam Cement (Thailand), Semen

Merah Putih (Wilmar), Ultratech, Jui Shin Indonesia, Anhui Conch Co Ltd dan

State Development and Invesment Cooperation (SDIC).Data terperinci disajikan

sebagai berikut:

Tabel 1.4

Realisasi Investasi PMA dan PMDN IBGNL Tahun 2012 - 2015

Keterangan 2012 2013 2014 2015

Nilai Investasi PMA (USD Juta) 137,1 145,8 874,1 916,9

Kontribusi PMA thd Investasi Nasional (%) 0,04 0,03 0,18 0,16

Nilai Investasi PMDN (Rp. Juta) 7.440,5 10.730,7 4.624,5 11.923,1

Kontribusi PMDN thd Investasi Nasional (%) 2,31 2,51 0,93 2,09

Sumber: Data BKPM diolah

Komoditas bahan galian nonlogam merupakan produk strategis yang menjadi

bahan baku dan bahan penolong bagi industri lainnya, misalnya industri besi

baja, industri kimia, dan industri farmasi. Namun demikian, industri bahan galian

nonlogam nasional belum dimaksimalkan dalam hal pemurnian dan peningkatan

nilai tambah (hilirisasi) sehingga industri nasional masih banyak mengimpor

produk bahan galian nonlogam daam kegiatan produksinya. Oleh karena itu,

neraca perdagangan produk bahan galian nonlogam nasional mengalami defisit

cukup besar sebagaimana berikut:

Page 12: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

9

Tabel 1.5

Neraca Perdagangan Produk Bahan Galian Nonlogam Tahun 2011-2016

USD Ribu

Industri 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-2

BARANG GALIAN NONLOGAM 42,7 -630,4 -557,3 -618,6 -343,4 -356,9 -440,9

1. Keramik 184,1 39,0 117,0 98,1 90,4 27,1 109,6

2. Semen dan Produk Semen 4,0 -206,5 -195,3 -228,1 -195,7 30,6 -156,5

3. Kaca dan Produk Gelas 112,7 34,0 -1,2 8,0 36,1 -48,0 38,4

4. Produk Galian Nonlogam Lainnya

-258,1 -497,0 -477,8 -496,6 -346,0 -446,3 -432,4

Sumber: data BPS diolah

Dalam bentuk grafik, neraca perdagangan industri bahan galian nonlogam dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3

Neraca Perdagangan Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2011-2016

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa hanya produk

keramik yang surplus neraca perdagangan. Hal ini dikarenakan keramik

merupakan komoditas andalan ekspor, yaitu produk tableware, dan barang

keramik lainnya. Produk tersebut unggul di pasar ekspor karena inovasi desain

dan kualitas. Produk ubin keramik (tile) mengalami neraca perdagangan defisit

karena membanjirnya impor keramik murah dari China. Demikian pula produk

keramik sanitary, neraca perdagangan defisit dikarenakan keunggulan merek

impor masih susah dikalahkan atau diterobos pangsanya oleh merek lokal.

-600,0

-500,0

-400,0

-300,0

-200,0

-100,0

0,0

100,0

200,0

300,0

2011 2012 2013 2014 2015 2016

USD

Ju

ta

Keramik

Semen dan Produk Semen

Kaca dan Produk Gelas

Produk Galian NonlogamLainnya

Page 13: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

10

Sedangkan neraca perdagangan semen dan produk semen sempat mengalami

defisit sangat besar dikarenakan banyaknya impor semen pada tahun 2011-

2015 dikarenakan meningkatnya pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan

sektor properti di Indonesia yang cukup signifikan namun peningkatan kapasitas

produksi semen masih dalam tahap pembangunan. Adapun kapasitas produksi

semen nasional sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar 51,9 Juta Ton per

tahun dengan realisasi produksi sebesar 37,8 Juta Ton atau utilisasi sebesar

71,04 persen. Investasi baru dan ekspansi industri semen nasional sampai

dengan 2017 akan menambah kapasitas produksi sebanyak 51,6 Juta Ton atau

kapasitas nasional menjadi 103,5 Juta Ton per tahun. Meski demikian, akibat

importasi semen pada tahun 2011-2015, industri semen nasional mengalami

over supply sehingga kapasitas produksi belum dimaksimalkan. Untuk

mengurangi dan menghambat impor semen dan produk semen, pemerintah

melakukan pembatasan impor dan penerapan standar.

Neraca perdagangan kaca dan produk gelas mengalami fluktuasi surplus dan

defisit. Adapun neraca perdagangan defisit berasal dari impor kemasan dari

gelas, fibre glass, dan barang gelas untuk keperluan industri. Sedangkan surplus

berasal dari produk kaca lembaran, kaca pengaman, dan

perlengkapan/peralatan rumah tangga dari gelas. Demikian pula produk bahan

galian nonlogam lainnya mengalami defisit sangat besar karena merupakan

komoditas bahan baku dan bahan penolong bagi sektor industri lainnya. Neraca

perdagangan defisit tersebut berasal dari importasi asbes dan produk asbes;

refraktori; batu dan ampelas; kaolin; serta bahan galian mineral lainnya.

Untuk menekan laju impor pemerintah mendorong pengembangan industri

subtitusi impor dan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, termasuk

industri bahan galian nonlogam. Beberapa permasalahan yang masih menjadi

kendala terkait tingginya impor produk industri diantaranya adalah produk

industri dalam negeri yang belum mampu bersaing dengan produk impor dan

masih tingginya impor bahan baku dan bahan setengah jadi. Sedangkan yang

menjadi kendala ekspor produk bahan galian nonlogam adalah tuntutan mutu

yang semakin tinggi, serta biaya logistik nasional yang tinggi.

Berikut disajikan data ekspor-impor produk IBGNL secara rinci:

Page 14: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

11

Tabel 1.6

Ekspor - Impor Produk Bahan Galian Nonlogam Tahun 2012-2016

Industri

2012 2013 2014 2015 2016

Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor

PRODUK HASIL GALIAN NON LOGAM 896,4 1526,8 901,5 1458,8 902,0 1520,6 877,3 1241,0 850,6 1207,4

Keramik 343,1 304,1 340,5 223,5 364,1 266,0 340,2 249,9 334,0 306,8

Ubin Keramik 82,7 193,2 73,9 145,5 87,1 195,1 86,8 191,3 83,8 232,5

Barang Keramik Tahan Api 3,6 37,4 19,9 39,4 2,9 32,6 4,3 31,3 3,4 35,7

Bahan Bangunan Keramik Lainnya 1,6 1,0 1,8 1,0 1,1 3,2 1,8 0,9 2,5 0,6

Alat Makan Keramik [Tableware] 117,0 13,9 126,1 4,4 136,6 4,2 114,4 2,6 112,1 4,4

Sanitary 21,2 18,6 19,0 11,9 22,5 12,8 24,8 10,5 21,4 13,7

Barang Keramik Lainnya 116,8 40,0 99,7 21,3 113,9 18,2 108,1 13,3 110,7 19,9

Semen dan Produk Semen 52,3 258,8 104,5 299,8 83,7 311,7 103,4 299,2 115,4 84,8

Semen 20,1 213,2 55,4 255,1 37,5 249,6 62,9 191,8 82,3 41,9

Barang dr Semen 8,3 15,4 9,0 6,4 7,6 5,9 7,6 3,3 10,1 3,3

Barang dr Semen ut Konstruksi 19,6 16,4 37,1 27,8 34,4 41,3 23,1 94,6 10,9 27,5

Barang Semen Asbes, Serat Selulosa 4,4 13,8 3,0 10,5 4,2 14,9 9,7 9,5 12,0 12,1

Kaca dan Produk Gelas 376,9 342,9 334,8 335,9 332,9 324,8 316,9 280,8 286,4 334,4

Kaca Lembaran 160,9 23,0 155,5 26,9 153,1 20,0 168,6 29,0 159,0 25,8

Kaca Pengaman 11,1 14,7 9,0 11,9 7,1 18,2 7,5 23,9 5,5 13,9

Kemasan Dari Gelas 49,9 66,3 34,1 80,0 35,8 70,2 32,0 59,4 29,2 84,3

Tabung Gelas utk Lampu, katoda dsb. 17,2 68,3 11,6 52,5 12,0 49,6 2,7 4,2 0,2 0,8

Alat Lab & Kesehatan dr Gelas 11,3 13,4 9,2 11,3 7,3 10,4 5,8 10,0 6,6 13,4

Fibre Glass dan barang daripadanya 10,1 57,9 5,8 57,2 7,7 57,8 6,5 53,3 3,9 69,0

Brg Gelas ut Keperluan Industri/Teknik

11,3 45,1 12,4 45,3 9,5 44,1 9,4 40,0 8,0 50,3

Perlengkapan/Peralatan RT dr Gelas 101,5 31,8 93,4 32,0 95,7 31,3 80,8 33,4 70,3 36,9

Barang - Barang Dari Gelas Lainnya 3,6 22,6 3,6 18,9 4,6 23,2 3,5 27,5 3,8 40,0

Produk Galian Bukan logam Lainnya 111,9 518,8 111,0 507,3 105,6 536,1 116,7 411,2 114,9 481,4

Pasir Besi, Kwarsa dsb. 0,2 10,9 0,0 8,1 0,0 9,5 - 0,0 - 0,0

Batu Kapur Olahan 1,2 20,8 1,8 13,8 3,8 23,3 3,2 7,9 2,5 12,6

Kaolin [Tanah Liat China] 3,9 35,7 0,3 35,8 0,7 37,7 - 0,0 - 0,0

Tanah Liat Lainnya [Bentonit, dsb] 0,0 58,4 0,1 73,4 - 75,6 - 0,0 - 0,0

Bata Tahan Api dan Sejenisnya 1,2 121,4 1,3 97,1 0,9 102,3 0,9 75,6 1,2 104,9

Asbes & Barang Dari Asbes 11,5 146,2 10,4 148,9 10,2 129,2 11,4 124,2 12,1 134,5

Gipsum & Barang dari Gipsum 9,4 24,0 8,2 19,3 7,4 23,0 9,4 11,2 11,9 9,4

Brg Batu/Marmer/Granit Ut Bangunan

62,6 18,2 66,6 23,3 59,9 39,1 47,4 29,8 47,1 39,9

Batu & Ampelas 21,9 83,3 22,2 87,6 22,6 96,4 24,0 90,6 22,4 100,3

Bahan Galian Lainnya 12,2 102,3 10,7 92,2 15,8 81,9 20,3 71,9 17,7 79,8

Page 15: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

12

Kemampuan ekspor produk bahan galian nonlogam nasional di pasar

internasional dapat ditunjukkan melalui pangsa pasarnya. Pangsa pasar dapat

dihitung berdasarkan nilai ekspor produk ke negara tertentu terhadap ekspor

produk tersebut ke pasar internasional. Adapun sepuluh besar negara tujuan

ekspor produk bahan galian nonlogam beserta pangsa pasarnya adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.7

Pangsa Pasar Produk Bahan Galian Nonlogam di Negara Tujuan Ekspor

Tahun 2012 dan Tahun 2016

2012 2016

No. Negara Tujuan Ekspor Pangsa (%) No. Negara Tujuan Ekspor Pangsa (%)

1 United States 10,8 1 United States 10,5

2 Malaysia 8,1 2 Malaysia 9,3

3 Thailand 7,5 3 Japan 7,8

4 Australia 7,4 4 Australia 6,3

5 Japan 7,3 5 Thailand 6,2

6 Rep. of Korea 7,1 6 Rep. Of Korea 6,2

7 India 4,2 7 India 5,8

8 Philippines 3,9 8 Viet Nam 5,3

9 Taiwan 3,7 9 Philippines 4,7

10 South Africa 3,5 10 South Africa 3,0

Sumber: data BPS, diolah

Negara Amerika Serikat (AS) menjadi negara tujuan ekspor utama produk bahan

galian nonlogam. Mayoritas nilai ekspor AS berasal dari produk keramik dan

bahan galian nonlogam lainnya. Produk ekspor ke Malaysia yang bernilai besar

adalah keramik, kaca, dan produk gelas. Negara Jepang mengimpor nilai yang

besar dari produk keramik, kaca dan produk gelas, serta bahan galian nonlogam

lainnya. Sedangkan negara Australia setiap tahun menjadi importir produk

semen peringkat pertama dari Indonesia. Australia juga mengimpor bahan

galian nonlogam lainnya dalam jumlah yang cukup signifikan (masuk dalam lima

besar importir).

Page 16: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

13

Gambar 1.4

Lima Besar Negara Tujuan Ekspor Produk Bahan Galian Nonlogam

Tahun 2012 dan Tahun 2016

Konsumsi dalam negeri terhadap produk bahan galian nonlogam nasional dapat

dikatakan sangat tinggi, yaitu mencapai rata-rata 87 persen pada tahun 2010-

2016. Data terinci disajikan sebagai berikut:

Tabel 1.8

Pangsa Pasar Produk Bahan Galian Nonlogam di Dalam Negeri

Tahun 2010 – 2016

Persen

Industri 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Kimia Tekstil dan Aneka 55,9 44,6 59,1 61,5 58,7 61,5 61,2

» Kimia Hulu 31,6 11,0 34,6 48,8 33,0 42,4 42,0

» Kimia Hilir 77,5 69,5 69,3 60,0 73,8 76,9 74,8

» Galian Non Logam 85,3 83,5 87,6 85,7 87,7 89,1 89,9

» Tekstil Dan Aneka Industri 58,3 55,1 71,6 72,5 67,8 62,3 61,0

Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika

21,8 15,1 28,3 29,2 32,7 37,5 39,3

Agro Industri 76,5 77,3 88,6 89,7 88,4 88,5 87,8

INDUSTRI NON MIGAS 48,3 41,9 58,9 63,5 62,7 64,1 64,7

Sumber: Data BPS, diolah

Stimulasi kebijakan (pembangunan infrastruktur) dan upaya hilirisasi produk

bahan galian nonlogam diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga

kerja. Meski 13ndustry bahan galian non logam merupakan industri padat modal,

sektor ini didukung oleh kompetensi tenaga kerja yang sangat baik. Adapun

United States10,78

Malaysia

8,09

Thailand

7,50

Australia

7,41

Japan7,28

2012

United States

10,5

Malaysia

9,3

Japan7,8

Australia6,3

Thailand6,2

2016

Page 17: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

14

profil penyerapan tenaga kerja sektor industri bahan galian nonlogam adalah

sebagai berikut:

Tabel 1.9

Penambahan Tenaga Kerja Industri Bahan Galian Nonlogam

Tahun 2010 – 2015 Ribu orang

Industri 2010 2011 2012 2013 2014 2015 progn

Pertb. (%)

Industri Bahan Galian Nonlogam 169.9 198.5 223.0 219.4 219.4 505.5 6.31

1. Kaca Lembaran/Brg. Gelas 27.1 56.7 68.2 60.1 60.1 114.7 17.95

2.Barang-2 Porselain, Keramik Dan Tanah Liat 77.1 47.5 51.4 51.1 51.1 125.0 -7.23

3. Semen, Kapur, Gips dan Barang-2 daripadanya 48.6 50.5 55.9 58.0 58.0 172.3 5.05

4. Barang-2 Mineral Non Logam Lainnya 17.1 43.8 47.5 50.2 50.2 93.5 25.72

Sumber : 1. Survey Industri Sedang Besar, BPS, diolah 2. BKPM, diolah

1.3. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Berikut ini hasil identifikasi potensi dan permasalahan serta tindak lanjut yang

diperlukan untuk mengatasi permasalahan dan memanfaatkan potensi dalam

pengembangan industri bahan galian nonlogam:

A. Potensi

1. Pertumbuhan jumlah dan penduduk serta peningkatan kesejahteraan

penduduk mendorong pertumbuhan industri bahan galian nonlogam

2. Perkembangan iptek di masa depan akan memudahkan dan meningkatkan

inovasi dan kualitas produk industri bahan galian nonlogam.

3. Bahan baku industri bahan galian nonlogam sangat melimpah dengan

potensi peningkatan nilai tambah yang sangat tinggi melalui hilirisasi sumber

daya mineral nonlogam

4. Energi berbasis sumber daya alam melimpah (batubara, panas bumi, air)

5. Adanya kerjasama ekonomi baik bilateral, regional dan multilateral, seperti

FTA dengan negara ASEAN, China, Jepang, Australia New Zealand, India

dan Korea Selatan akan membuka peluang bagi industri bahan galian

nonlogam untuk memperluas akses pasar.

Page 18: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

15

B. Permasalahan

1. Produktivitas belum optimal karena kurangnya kompetensi tenaga kerja yang

disebabkan pelatihan teknis, kurangnya penguasaan teknologi yang

termutakhir, dan kurangnya integrasi sistem produksi beserta rantai

pasoknya.

2. Daya saing belum maksimal karena tingginya/mahalnya biaya produksi,

logistik, energi, tenaga kerja (karena perubahan regulasi), dan bea masuk

ekspor-impor.

3. Keterbatasan informasi akses pasar ekspor

4. Kurangnya koordinasi terkait hambatan ekspor produk

5. Harga dan pasokan energi yang tidak stabil

6. Sulitnya merebut pangsa pasar luar negeri

7. Kurangnya non-tariff measures dalam perlindungan produk dalam negeri

1.4. PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN

GALIAN NONLOGAM

Dokumen Rencana Strategis Dit. IBGNL Tahun 2016-2019 sebagaimana telah

ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Industri Bahan Galian Nonlogam Nomor

270.1/IKTA.4/9/2016 tentang Rencana Strategis Direktorat Industri Bahan Galian

Nonlogam Tahun 2016-2019, masih menggunakan referensi Rencana Strategis

Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka Tahun 2015-2019 yang belum merujuk pada

nomenklatur struktur organisasi yang baru sebagaimana Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perindustrian.

Beberapa kondisi ekonomi yang terjadi selama kurun waktu dari penetapan dokumen

Rencana Strategis Dit. IBGNL pada tanggal 16 September 2016 sampai dengan tahun

2017 sebagaimana diuraikan, menjadi dasar pertimbangan lain dalam penyusunan

perubahan dokumen Rencana Strategis Dit. IBGNL Tahun 2017-2019. Perubahan

Rencana Strategis Dit. IBGNL Tahun 2017-2019 ini mencakup penyempurnaan arah

kebijakan, baik visi, misi, tujuan dan sasaran strategis maupun indikator kinerja.

Penyempurnaan dan penyesuaian tersebut hanya mencakup periode tahun 2017-

Page 19: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

16

2019, mengingat untuk periode tahun 2016 sudah terlaksana. Sasaran kuantitatif

pembangunan industri bahan galian nonlogam tahun 2017-2019 disusun berdasarkan

perkembangan kondisi perekonomian terkini dengan menggunakan tahun dasar PDB

2010. Penggunaan tahun dasar PDB 2010 menyebabkan perubahan pada tahun

dasar PDB 2010 menyebabkan perubahan pada input data untuk modelling dan

forecasting, sehingga beberapa sasaran kuantitatif pembangunan industri nasional

dalam KIN Tahun 2015-2019 berbeda dengan RIPIN 2015-2035 yang menggunakan

tahun dasar PDB 2000.

Page 20: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

17

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN

GALIAN NONLOGAM

2.1. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM

Kementerian Perindustrian menetapkan visi pembangunan industri berdasarkan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, yaitu:

“Mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang berdaya saing dengan

struktur Industri yang kuat berbasiskan Sumber Daya Alam”. Seluruh unit kerja

di lingkungan Kementerian Perindustrian mendukung pencapaian visi tersebut

sehingga visi Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam adalah: “Mewujudkan

Industri Bahan Galian Nonlogam yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri

yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam”

2.2. MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk

misi sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat IBGNL sebagai berikut:

1. Peningkatan populasi industri bahan galian nonlogam untuk memperkuat

dan memperdalam struktur industri nasional;

2. Peningkatan daya saing dan produktivitas industri bahan galian nonlogam

untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan

berwawasan lingkungan.

2.3. TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM

Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi, Direktorat Industri Bahan Galian

Nonlogam menetapkan tujuan untuk 5 (lima) tahun ke depan yaitu Meningkatnya

peran industri bahan galian nonlogam dalam perekonomian nasional. Indikator

kinerja ketercapaian tujuan ini adalah:

1. Laju pertumbuhan PDB industri bahan galian nonlogam

2. Kontribusi PDB industri bahan galian nonlogam terhadap PDB Nasional;

3. Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industri bahan galian nonlogam.

Page 21: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

18

Tabel 2.1 Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan Kementerian Perindustrian Tahun 2017 – 2019

Kode Tujuan

Tujuan Penjelasan Tujuan Kode Indikator

Kinerja Tujuan (IKT)

Penjelasan IKT Kode

Tujuan

Target

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Tj Meningkatnya peran industri bahan galian nonlogam dalam perekonomian nasional

Peran industri bahan galian nonlogam dalam perekonomian diindikasikan dengan perkembangan laju pertumbuhan PDB industri bahan galian nonlogam dan Kontribusi PDB industri bahan galian nonlogam terhadap PDB nasional

Tj.1 Laju pertumbuhan PDB industri bahan galian nonlogam

Laju pertumbuhan PDB Industri bahan galian nonlogam dihitung atas dasar harga konstan tahun 2010 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Persen 5,47 – 5,77

5,85 – 6,26

6,11 – 6,61

Tj.2 Kontribusi PDB industri bahan galian nonlogam terhadap PDB nasional

Kontribusi PDB industri kimia, tekstil dan aneka dihitung dengan membandingkan nilai PDB industri bahan galian nonlogam dengan nilai PDB Nasional

Persen 0,74 - 0,75

0,76 – 0,78

0,79 – 0,8

Tj.3 Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industri bahan galian nonlogam

Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri bahan galian nonlogam

Juta

Orang

1,18 – 1,19

1,20 – 1,21

1,21 – 1,24

2.4. SASARAN STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN

NONLOGAM

A. Perspektif Pemangku Kepentingan

Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya populasi industri

Meningkatnya populasi industri bahan galian nonlogam diindikasikan dengan

peningkatan jumlah unit industri bahan galian nonlogam serta penyerapan tenaga

kerja industri besar sedang (IBS) pada sektor industri bahan galian nonlogam

khususnya. Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah:

1). Jumlah unit industri bahan galian nonlogam

2). Nilai investasi di sektor industri bahan galian nonlogam

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor

industri bahan galian nonlogam

Page 22: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

19

Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri dimaksudkan untuk

meningkatkan penjualan produk dalam negeri dibandingkan dengan seluruh pangsa

pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan daya saing dan

produktivitas dilakukan melalui pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi

industri yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya

saing dan kemandirian industri nasional. Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari

sasaran strategis ini adalah:

1). Kontribusi ekspor produk industri bahan galian nonlogam terhadap ekspor

nasional.

2). Produktivitas SDM industri bahan galian nonlogam

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dalam perspektif pemangku

kepentingan merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri Bahan

Galian Nonlogam.

B. Perspektif Proses Internal

Sasaran Strategis 1 : Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang

industri bahan galian nonlogam yang adil, berdaya

saing, dan berkelanjutan

Standardisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri dan

produktivitas dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor.

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah:

1). Produk industri yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

2). Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

Page 23: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

20

Gambar 2.1 PETA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM TAHUN 2017 – 2019

PERSPEKTIF

PEMANGKU

KEPENTINGAN

PERSPEKTIF

PROSES

INTERNAL

PERSPEKTIF

PEMBELAJARAN

ORGANISASI

Tujuan:

Meningkatnya peran industri bahan galian nonlogam dalam

perekonomian nasional

Terwujudnya peningkatan

daya saing dan produktivitas industri bahan galian

nonlogam

2

Meningkatnya populasi

industri bahan galian nonlogam

1

PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN

SDM ANGGARAN

Tersedianya kebijakan pembangunan industri

bahan galian nonlogam yang efektif

Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang industri bahan galian

nonlogam yang berdaya

saing dan berkelanjutan

Terwujudnya ASN yang profesional dan berkepribadian

Terkelolanya anggaran pembangunan secara

efisien dan akuntabel

3 4

5 6

Page 24: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

21

Tabel 2.2

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat IBGNL Tahun 2017-2019

Kode Tujuan/Sasaran Program/Indikator Kinerja Satuan 2017 2018 2019 2017-2019

Perspektif Pemangku Kepentingan

S1 Meningkatnya populasi industri bahan galian

nonlogam

- Jumlah unit industri bahan galian

nonlogam

Unit 80 82 91 253

- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor

industri bahan galian nonlogam

Rp. Triliun 38,8 –

42,3

47,5 –

50,5

59,6 –

62,1

145,9 –

154,9

S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas

sektor industri bahan galian nonlogam

- Kontribusi ekspor industri bahan galian

nonlogam terhadap ekspor nasional

Persen 0,588-

0,589

0,589-

0,590

0,590-

0,591

0,588-0,591

- Produktivitas dan kemampuan SDM

industri bahan galian nonlogam

Rp Juta per

Orang per

Tahun

562 632 704,4 704,4

Perspektif Proses Internal

S1 Terselenggaranya urusan pemerintah di

bidang industri bahan galian nonlogam yang

berdaya saing dan berkelanjutan

- Produk industri bahan galian nonlogam

yang tersertifikasi Tingkat Komponen

Dalam Negeri (TKDN)

Sertifikat 75 75 75 225

- Infrastruktur kompetensi yang terbentuk RSKKNI 1 1 1 3

Page 25: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

22

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI BAHAN

GALIAN NONLOGAM

A. Industri Prioritas

Dengan memperhatikan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)

tahun 2009 ditentukan sepuluh (10) industri prioritas yang akan dikembangkan

tahun 2015 - 2019. Kesepuluh industri prioritas tersebut dikelompokkan kedalam

enam (6) industri andalan, satu (1) industri pendukung, dan tiga (3) industri hulu

dengan rincian sebagai berikut:

1. Industri Pangan;

2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan;

3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka;

4. Industri Alat Transportasi;

5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT);

6. Industri Pembangkit Energi;

7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong;

8. Industri Hulu Agro;

9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan

10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara)

B. Perwilayahan Industri

Undang-Undang No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian mengamanatkan

bahwa pembangunan industri dilakukan dengan pendekatan sektoral yang

terencana dan pendekatan spasial yang terintegrasi. Pendekatan sektoral yang

terencana dilaksanakan melalui rencana pembangunan industri nasional,

sedangkan pendekatan spasial dilaksanakan melalui pengembangan

perwilayahan industri. Pengembangan perwilayahan industri dilaksanakan

dalam rangka percepatan penyebaran dan pemerataan industri ke seluruh

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cakupan pelaksanaan

pengembangan perwilayahan industri adalah Wilayah Pusat Pertumbuhan

Page 26: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

23

Industri (WPPI), Kawasan Peruntukan Industri (KPI), Kawasan Industri (KI),

dan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM).

C. Pembangunan Sumber Daya Industri

Sumber daya industri adalah sumber daya yang digunakan untuk melakukan

pembangunan industri yang meliputi: (a) pembangunan sumber daya

manusia; (b) pemanfaatan sumber daya alam; (c) pengembangan dan

pemanfaatan teknologi industri; (d) pengembangan dan pemanfaatan

kreativitas dan inovasi; dan (e) penyediaan sumber pembiayaan.

D. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri

Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya

saing perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang

memadai meliputi standardisasi industri, infrastruktur industri (kawasan

industri) dan sistem informasi industri.

E. Pembangunan Industri Hijau

Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan

upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan

sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian

fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.

Lingkup pembangunan industri hijau meliputi standarisasi industri hijau dan

pemberian fasilitas untuk industri hijau. Penerapan industri hijau dilaksanakan

dengan pemenuhan terhadap Standar Industri Hijau (SIH) yang secara

bertahap dapat diberlakukan secara wajib. Untuk mendorong percepatan

terwujudnya Industri Hijau, pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat

memberikan fasilitas kepada perusahaan industri baik fiskal maupun non fiskal.

Strategi pengembangan Industri Hijau akan dilakukan yaitu:

1. Mengembangkan industri yang sudah ada menuju industri hijau; dan

2. Membangun industri baru dengan menerapkan prinsip-prinsip industri

hijau.

Page 27: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

24

F. Pengembangan IKM

Industri Kecil dan Industri Menengah (IKM) ditetapkan berdasarkan jumlah

tenaga kerja dan nilai investasi, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha. Besaran jumlah tenaga kerja dan nilai investasi untuk IKM ditetapkan

oleh Menteri. Dalam rangka meningkatkan pengamanan terhadap pengusaha

IKM dalam negeri ditetapkan bahwa industri kecil hanya dapat dimiliki oleh

warga negara Indonesia, dan industri menengah tertentu dicadangkan untuk

dimiliki oleh warga negara Indonesia.

1. Sasaran Pengembangan IKM

Pengembangan IKM diharapkan akan meningkatkan jumlah unit usaha

IKM rata-rata sebesar satu (1) persen per tahun atau sekitar 30 ribu unit

usaha IKM per tahun dan peningkatan penyerapan tenaga kerja rata-rata

sebesar tiga (3) persen per tahun.

2. Kebijakan Pengembangan IKM

Dalam rangka meningkatkan peran IKM, selain langkah- langkah strategis

untuk mendorong pertumbuhan sektor industri secara keseluruhan, juga

akan diberlakukan berbagai langkah kebijakan yang berpihak kepada

IKM, yang antara lain meliputi: (a) Industri Kecil hanya dapat dimiliki oleh

warga negara Indonesia, Industri yang memiliki keunikan dan

merupakan warisan budaya bangsa hanya dapat dimiliki oleh warga

negara Indonesia, dan industri menengah tertentu dicadangkan untuk

dimiliki oleh warga negara Indonesia; (b) IKM perlu ditingkatkan secara

signifikan dalam rantai suplai industri prioritas; (c) Perumusan kebijakan,

penguatan kapasitas kelembagaan, dan pemberian fasilitas bagi IKM.

3. Strategi Pengembangan IKM

Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan industri nasional, upaya

pengembangan IKM perlu terus dilakukan melalui strategi pemanfaatan

potensi bahan baku, penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan teknologi,

inovasi dan kreativitas, program pengembangan IKM.

Page 28: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

25

3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN

GALIAN NONLOGAM

Dalam rangka mendukung arah kebijakan dan strategi Kementerian

Perindustrian yang mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2015 -2019, sebagai

unit kerja Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian maka Direktorat

Industri Bahan Galian Nonlogam berkewajiban menyukseskan pencapaian

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja (IK) Kementerian Perindustrian. Arah

kebijakan dan strategi Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam adalah

sebagai berikut:

A. Industri Prioritas

Industri prioritas yang menjadi Rencana Aksi Direktorat Industri Bahan Galian

Nonlogam meliputi:

1. Industri Semen dan Produk Semen

2. Industri Keramik dan Kaca

3. Industri Bahan Galian Nonlogam Lainnya

Pembangunan industri prioritas periode tahun 2015-2019 dilaksanakan dengan

mengacu pada rencana aksi yang telah diamanatkan oleh Rencana Induk

Pembangunan Industri Nasional. Rencana aksi pembangunan untuk masing-

masing industri prioritas adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.1 Rencana Aksi Pembangunan Industri Prioritas

Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam

No Industri Prioritas Rencana Aksi

3.

INDUSTRI BAHAN GALIAN BUKAN LOGAM Industri bahan galian non-logam: 1.

Semen, Keramik, Kaca/gelas,

Kaca/gelas Pharmaceutical Grade,

Refractory, Zirkonia, zirkon silikat,

bahan kimia zirkon, Zirkon Opacifier

1. Meningkatkan penerapan dan pengawasan SNI wajib, serta penguatan infrastruktur standardisasi.

2. Penerapan industri hijau 3. Peningkatan penggunaan

produksi dalam negeri 4. Fasilitasi penyediaan lahan

dan konsesi penambangan untuk investasi baru, khususnya di luar Pulau Jawa.

5. Menjamin pasokan batubara dan mendorong produsen semen untuk

Page 29: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

26

No Industri Prioritas Rencana Aksi

melakukan efisiensi dan diversifikasi energi.

6. Menyiapkan SDM lokal yang kompeten.

7. Menyusun SKKNI bidang industri semen

Selain melaksanakan rencana aksi pembangunan industri prioritas berdasarkan

subsektor industri dibawah binaannya, Direktorat Industri Bahan Galian

Nonlogam juga bertanggung jawab untuk mendukung melancarkan Program

Prioritas Nasional dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi terhadap

subsektor industri binaan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan bahan

baku/bahan penolong dalam pelaksanaan Program Prioritas Nasional serta

kegiatan penunjang lainnya yang diperlukan. Bahan baku/bahan penolong serta

bentuk kegiatan penunjang yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:

A.1 Dimensi Pembangunan: Kedaulatan Pangan

1. Perluasan pertanian lahan kering satu juta hektar di luar Pulau Jawa

a. Bahan kimia khusus (Bahan – Bahan kimia) yang digunakan dalam

proses pasca panen, seperti asam formiat di lahan karet, zeolite,

dolomite, dll.

b. Barang pendukung sarana dan prasarana pertanian, seperti

polycarbonate, dll

2. Rehabilitasi tiga juta hektar jaringan irigasi

a. Pemenuhan kebutuhan semen

b. Pemenuhan kebutuhan baja beton

3. Pembangunan pasar: 100 Tipe A; 120 Tipe B oleh Kementerian

Perdagangan, serta revitalisasi 60 pasar tani oleh Kementerian Pertanian

a. Pemenuhan kebutuhan semen

b. Pemenuhan kebutuhan bahan bangunan (keramik, sanitary, baja

ringan, dll)

c. Pemenuhan kebutuhan baja beton

4. Pembangunan gudang dengan fasilitas pengolahan pasca panen di tiap

sentra produksi

Page 30: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

27

a. Pemenuhan kebutuhan semen

b. Pemenuhan kebutuhan besi baja

c. Pemenuhan kebutuhan barang pendukung konstruksi (barang keramik,

sanitary product, dll)

5. Seribu desa pertanian organik

Untuk pembangunan rumah kompos, dibutuhkan semen dan besi beton

6. Pembangunan 49 waduk baru

a. Pemenuhan kebutuhan semen

b. Pemenuhan kebutuhan baja beton

A.2 Dimensi Pembangunan: Kedaulatan Energi

1. Tata kelola industri migas dan energi

Kebijakan dan Regulasi

a. Penyelesaian regulasi tata kelola sumber daya alam untuk bahan baku,

bahan penolong dan energi industri

Kegiatan Teknis

a. Studi pemodelan tarif listrik untuk bahan baku, bahan penolong dan

energi Industri

2. Percepatan pembangunan pembangkit listrik

3. Peningkatan penggunaan batu bara dan gas

a. Melakukan koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral dalam rangka menetapkan kebijakan harga gas

A.3 Dimensi Pembangunan: Kawasan Industri

1. Ketersedian SDA

Pengembangan pengolahan (pre-treatment) sumber daya alam menjadi

bahan baku, bahan penolong, dan energi dari bahan dasar yang terkandung

di suatu wilayah potensial

2. Konektivitas: jalan, pelabuhan laut dan bandara, dan jaringan komunikasi

A.4 Dimensi Pembangunan: Kemaritiman dan Kelautan

1. Pembangunan 100 sentra perikanan

a. Penyediaan pemenuhan kebutuhan produk semen untuk mendukung

pembangunan fisik 100 sentra perikanan

b. Penyediaan pemenuhan kebutuhan barang konstruksi non-logam untuk

mendukung pembangunan fisik 100 sentra perikanan

Page 31: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

28

2. Pembangunan 24 pelabuhan perikanan strategis

a. Penyediaan pemenuhan kebutuhan produk semen untuk mendukung

pembangunan fisik 24 pelabuhan perikanan strategis

b. Penyediaan pemenuhan kebutuhan barang konstruksi non-logam untuk

mendukung pembangunan fisik 24 pelabuhan perikanan strategis

A.5 Dimensi Pembangunan: Revolusi Mental untuk Kemandirian Ekonomi

1. Peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa.

a. Program pengembangan dan pemerataan pelatihan industri di seluruh

Indonesia dalam rangka mendukung budaya produksi (pendidikan

vokasi/dominan praktek) di masyarakat

b. Program pengembangan dan pemerataan pemagangan di industri

manufaktur

B. Pembangunan Sumber Daya Industri

Sesuai dengan arah kebijakan Kementerian Perindustrian maka Direktorat

Industri Bahan Galian Nonlogam melakukan pembangunan industri yang

meliputi:

1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri Bahan Galian

Nonlogam

Pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri bahan galian nonlogam

berbasis kompetensi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan

mewujudkan kesesuaian antara sistem pengupahan dengan produktivitas

kerja guna memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja

industry bahan galian nonlogam

Program pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri industri bahan

galian nonlogam berbasis kompetensi meliputi :

a. Penyusunan dan penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI)

b. Pembangunan sistem sertifikasi kompetensi;

2. Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Pemanfaatan, penyediaan, dan penyaluran sumber daya alam untuk

perusahaan industri bahan galian nonlogam dan perusahaan kawasan

industri bahan galian nonlogam diselenggarakan melalui prinsip tata kelola

Page 32: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

29

yang baik dengan tujuan untuk menjamin penyediaan dan penyaluran

sumber daya alam yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku,

bahan penolong, energi dan air baku agar dapat diolah dan dimanfaatkan

secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan guna menghasilkan

produk yang berdaya saing serta mewujudkan pendalaman dan penguatan

struktur industri bahan galian nonlogam.

Dalam rangka menjamin ketersediaan sumber daya alam bagi

pengembangan industri hulu terutama industri bahan galian nonlogam

lainnya, maka pemerintah akan melakukan beberapa hal sebagai berikut

sebagai berikut :

a. Pengelolaan sumber daya alam secara efisien, ramah lingkungan

dan berkelanjutan melalui penerapan tata kelola yang baik antara

lain meliputi:

1) Penyusunan rencana pemanfaatan sumber daya alam

2) Manajemen pengolahan sumber daya alam

3) Implementasi pemanfaatan sumber daya yang efisien paling

sedikit melalui penghematan, penggunaan teknologi yang efisien

dan optimasi kinerja proses produksi,

4) Implementasi pemanfaatan sumber daya yang ramah lingkungan

dan berkelanjutan dengan prinsip pengurangan limbah (reduce),

penggunaan kembali (reuse), pengolahan kembali (recycle); dan

pemulihan (recovery).

5) Audit tata kelola pemanfaatan sumber daya alam.

b. Pelarangan atau pembatasan ekspor sumber daya alam

Pelarangan atau pembatasan ekspor sumber daya alam ditujukan

untuk memenuhi rencana pemanfaatan dan kebutuhan perusahaan

industri dan perusahaan kawasan industri, antara lain meliputi :

1) Penetapan bea keluar

2) Penetapan kuota ekspor

3) Penetapan kewajiban pasokan dalam negeri

4) Penetapan batasan minimal kandungan sumber daya alam

c. Jaminan penyediaan dan penyaluran sumber daya alam

Jaminan penyediaan dan penyaluran sumber daya alam diutamakan

Page 33: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

30

untuk mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku, bahan

penolong dan energi, serta air baku industri dalam negeri yang

mencakup:

1) Penyusunan rencana penyediaan dan penyaluran sumber daya

alam berupa paling sedikit nerasa ketersediaan sumber daya

alam

2) Penyusunan rekomendasi dalam rangka penetapan jaminan

penyediaan dan penyaluran sumber daya alam

3) Pemetaan jumlah, jenis, dan spesifikasi sumber daya alam, serta

lokasi cadangan sumber daya alam

4) Pengembangan industri berbasis sumber daya alam secara

terpadu

5) Diversifikasi pemanfaatan sumber daya alam secara efisien dan

ramah lingkungan di perusahaan industri dan perusahaan

kawasan industri

6) Pengembangan potensi sumber daya alam secara optimal

dan mempunyai efek berganda terhadap perekonomian suatu

wilayah

7) Pengembangan pemanfaatan sumber daya alam melalui penelitian

dan pengembangan

8) Pengembangan jaringan infrastruktur penyaluran sumber daya

alam untuk meningkatkan daya saing perusahaan industri dan

perusahaan kawasan industri

9) Fasilitasi akses kerjasama dengan negara lain dalam hal

pengadaan sumber daya alam

10) Penetapan kebijakan impor untuk sumber daya alam tertentu

dalam rangka penyediaan dan penyaluran sumber daya alam

untuk perusahaan industri dan perusahaan kawasan industri

11) Pengembangan investasi pengusahaan sumber daya alam

tertentu di luar negeri,

12) Pemetaan dan penetapan wilayah penyediaan sumber daya alam

terbarukan

13) Konservasi sumber daya alam terbarukan

Page 34: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

31

14) Penanganan budi daya dan pasca panen sumber daya alam

terbarukan

15) Renegosiasi kontrak eksploitasi pertambangan sumber daya alam

tertentu

16) Menerapkan kebijakan secara kontinu atas efisiensi pemanfaatan

sumber daya alam

17) Penerapan kebijakan diversifikasi energi untuk industri.

3. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri

Pengembangan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi industri

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya

saing, dan kemandirian industri nasional. Penguasaan teknologi dilakukan

secara bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

kebutuhan industri dalam negeri agar dapat bersaing di pasar dalam negeri

dan global.

Pengembangan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi industri

dilakukan melalui:

a. Peningkatan sinergi program kerjasama penelitian dan

pengembangan (litbang) antara balai industri dengan lembaga riset

pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi, dunia usaha,

dan lembaga riset untuk menghasilkan produk litbang yang aplikatif

dan terintegrasi.

b. Implementasi pengembangan teknologi baru melalui pilot plant atau

yang sejenis.

c. Pemberian jaminan resiko terhadap pemanfaatan teknologi yang

dikembangkan berdasarkan hasil litbang dalam negeri.

d. Pemberian insentif bagi industri yang melaksanakan kegiatan litbang

dalam pengembangan industri dalam negeri.

e. Pemberian insentif dalam bentuk royalti kepada unit litbang dan

peneliti yang hasil temuannya dimanfaatkan secara komersial di industri

f. Peningkatan transfer teknologi melalui proyek putar kunci (turn key

project) apabila belum tersedia teknologi yang diperlukan di dalam

negeri.

g. Mendorong relokasi unit litbang milik perusahaan industri PMA

Page 35: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

32

melalui skema insentif pajak (double tax deductable) terutama bagi

industri yang berorientasi ekspor dan sifat siklus umur teknologinya

singkat atau berubah cepat.

h. Meningkatkan kontribusi hasil kekayaan intelektual berupa desain,

paten dan merk dalam produk industri untuk meningkatkan nilai

tambah.

i. Melakukan audit teknologi terhadap teknologi yang dinilai tidak layak

untuk industri antara lain boros energi, beresiko pada keselamatan dan

keamanan, serta berdampak negatif pada lingkungan.

j. Mendorong tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence)

pada wilayah pusat pertumbuhan industri.

k. Mendorong terjadinya transfer teknologi dari perusahaan atau tenaga

kerja asing yang beroperasi di dalam negeri.

l. Pemberian penghargaan bagi rintisan, pengembangan, dan penerapan

teknologi industri.

C. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri

Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya

saing perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang

memadai meliputi:

1. Standarisasi Industri Bahan Galian Nonlogam

Standarisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri

dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor.

Standarisasi industri juga dapat dimanfaatkan untuk melindungi

keamanan, kesehatan, dan keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan,

pelestarian fungsi lingkungan hidup, pengembangan produk industri hijau

serta mewujudkan persaingan usaha yang sehat.

Pengembangan standarisasi industri meliputi perencanaan, pembinaan,

pengembangan, dan pengawasan untuk Standar Nasional Indonesia

(SNI), Spesifikasi Teknis (ST), dan Pedoman Tata Cara (PTC).

Pengembangan standarisasi industri bahan galian nonlogam yang akan

dilakukan meliputi:

a. Pengembangan standarisasi industri bahan galian nonlogam dalam

Page 36: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

33

rangka peningkatan kemampuan daya saing industri melalui:

1) Perumusan standar

2) Penerapan standar

3) Pengembangan standar

4) Pemberlakuan standar

5) Pemberian fasilitas bagi perusahaan Industri kecil dan Industri

menengah baik fiskal maupun non fiskal.

b. Pengembangan infrastruktur untuk menjamin kesesuaian mutu

produk industri bahan galian nonlogam dengan kebutuhan dan

permintaan pasar meliputi :

1) Pengembangan pengawasan standar

2. Sistem Informasi Industri Bahan Galian Nonlogam

Pembangunan sistem informasi melalui pendataan industri dalam rangka

monitoring perkembangan industri bahan galian nonlogam dengan tujuan

sebagai berikut:

a. Tersedianya data industri bahan galian nonlogam yang

menggambarkan kondisi industri saat ini yang mencakup data umum

perusahaan (termasuk data manajemen perusahaan dan sumber daya

manusia), data pabrik dan utilitas yang dipergunakan, data kapasitas

dan realisasi produksi, data pemasaran, data pemakaian bahan baku

dan bahan penolong, data penggunaan energi, bahan bakar dan air,

data penerapan teknologi, data pengelolaan limbah, serta data

penyerapan tenaga kerja langsung pada proses produksi.

b. Tersedianya informasi kondisi dan permasalahan terkait dengan

infrastruktur dan iklim usaha industry bahan galian nonlogam

c. Tersedianya informasi deskriptif agregat industri bahan galian nonlogam

berdasarkan dimensi waktu, lokasi industri, bidang usaha, skala usaha,

negara tujuan pasar, negara asal bahan baku dan penolong dengan

informasi tentang penyerapan tenaga kerja, realisasi produksi,

pemasaran produk, serta pemakaian sumber daya seperti bahan baku,

bahan penolong, energi, bahan bakar dan air sebagai bahan analisa

perkembangan industri bahan galian nonlogam

Page 37: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

34

d. Tersedianya informasi tingkat kemampuan industri bahan galian

nonlogam pada tingkat perusahaan industri dan agregat yang meliputi:

1) Aspek produksi

2) Aspek manajemen perusahaan

3) Aspek pengelolaan lingkungan

4) Aspek teknologi

5) Aspek pemasaran

e. Tersedianya sistem informasi pengolahan data sebagai sarana

pembaruan dan validasi data industri bahan galian nonlogam

f. Tersedianya sistem representasi informasi industri sebagai sarana

penyajian informasi perkembangan industri bahan galian nonlogam

g. Tersedianya infrastruktur sistem meliputi perangkat keras, perangkat

lunak serta perangkat komunikasi data.

3.3. KERANGKA REGULASI

Kerangka regulasi Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam pada dasarnya

mengacu kepada UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Namun, untuk

mendukung pelaksanaan rencana pembangunan industri kedepan masih

diperlukan peraturan pendukung untuk menciptakan iklim usaha di bidang

industri termasuk peraturan mengenai Rencana Induk Pembangunan Industri

Nasional (RIPIN) karena kerangka regulasi merupakan instrumen yang penting

dalam memberikan kepastian dan perlindungan hukum dalam pembangunan

industri nasional.

Selain yang telah disebutkan didalam Rencana Strategis Kementerian

Perindustrian, Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam bersama-sama

dengan unit kerja lainnya juga menyusun regulasi mengenai :

1. Penyusunan Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden Jaminan

Pemanfaatan, Penyediaan dan Penyaluran Sumber Daya Alam sebagai

Bahan Baku, Bahan Penolong dan Energi untuk Industri

2. Penyusunan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pedoman

Pembangunan Fisik Instalansi Industri dalam Rangka Pelaksanaan

Kegiatan Anggaran Pembangunan Non Operasional

Page 38: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

35

3. Penyusunan Revisi Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pedoman

Tata Laksana dan Administrasi Bantuan peralatan

3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN

A. Struktur Organisasi Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam

Pada dasarnya, Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam secara

kelembagaan merupakan salah satu dari 5 (lima) unit Eselon II di Direktorat

Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka, Kementerian Perindustrian yang

memiliki 4 (empat) unit Eselon III dibawahnya, yaitu :

1. Subdirektorat Pengembangan Program

2. Subdirektorat Industri Semen dan Barang-barang dari semen

3. Subdirektorat Industri Keramik dan Kaca

4. Subdirektorat Industri Bahan Galian Nonlogam Lainnya

Adapun tugas dan fungsi dari Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam adalah

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan

industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri,

pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana

industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan

industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri bahan galian non logam dengan

fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi, dan pelaporan

pengembangan industri bahan galian nonlogam

b. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi

industri bahan galian nonlogam

c. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan

industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri,

pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana

industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,

penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri bahan galian nonlogam;

Page 39: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

36

d. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria

di bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri bahan galian

nonlogam

e. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang

perencanaan, perizinan, data dan informasi industri bahan galian nonlogam

f. Pelaksanaan pengawasan standardisasi (SNI, Industri Hijau, dan SKKNI),

industri strategis, dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada

industri bahan galian nonlogam

g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat

B. Arah Kebijakan Pembangunan Tata Kelola Pemerintahan Yang

Bersih, Efektif, Demokratis dan Terpercaya

Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,

demokratis, dan terpercaya, Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan

Sasaran yang ingin diwujudkan adalah meningkatnya transparansi dan

akuntabilitas dalam setiap proses penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan yang ditandai dengan: terwujudnya sistem pelaporan dan

kinerja instansi pemerintah (SAKIP), meningkatnya akses publik

terhadap informasi kinerja instansi pemerintah, makin efektifnya penerapan

e- government untuk mendukung manajemen birokrasi secara modern, dan

meningkatnya implementasi open government pada seluruh instansi

pemerintah.

2. Menyempurnakan dan Meningkatkan Kualitas Reformasi Birokrasi Nasional

Sasaran yang ingin diwujudkan adalah meningkatnya kualitas birokrasi

dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendukung peningkatan

daya saing dan kinerja pembangunan nasional di berbagai bidang, yang

ditandai dengan: terwujudnya kelembagaan birokrasi yang efektif dan

efisien, meningkatkan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi,

diimplementasikannya UU Aparatur Sipil Negara secara konsisten pada

seluruh instansi pemerintah, dan meningkatnya kualitas pelayanan publik.

3. Meningkatkan Partisipasi Publik dalam Proses Pengambilan Kebijakan

Page 40: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

37

Publik

Sasaran pokok yang akan dicapai adalah meningkatnya keterbukaan

informasi publik dan komunikasi publik, meningkatnya akses masyarakat

terhadap informasi publik, dan meningkatnya implementasi open

government pada seluruh instansi pemerintah.

Perubahan lain yang diharapkan adalah perubahan pola pikir aparat yang

semula berorientasi ’ingin dilayani’ menjadi ’pelayan publik’ dan perubahan

budaya kerja. Dengan didukung perbaikan sistem, secara bertahap akan dapat

dicapai kondisi birokrasi yang diinginkan yaitu yang dapat mewujudkan tata

pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah yang profesional,

berintegritas tinggi, menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara sehingga

dapat memberikan kontribusi pada capaian kinerja Direktorat Industri Bahan

Galian Nonlogam dan akan memiliki dampak nyata bagi sektor industri.

Page 41: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

38

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1. TARGET KINERJA IBGNL

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Bahan Galian Nonlogam

bertujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan struktur industri bahan galian

nonlogam, mengurangi impor bahan baku dan bahan penolong, meningkatkan

kapasitas dan efisiensi produksi, serta menetapkan standar untuk produk industri

bahan galian nonlogam. Adapun sasaran dan kinerja yang ingin dicapai dari

pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Sasaran dan Indikator Kinerja Industri Bahan Galian Nonlogam

Kode Tujuan/Sasaran Program/Indikator Kinerja Satuan 2017 2018 2019 2017-2019

T1 Meningkatnya peran industri bahan galian

nonlogam dalam perekonomian nasional

- Laju pertumbuhan industri bahan galian

nonlogam

Persen 5,47 –

5,77

5,85 –

6,26

6,11 –

6,61

5,47 – 6,61

- Kontribusi industri bahan galian nonlogam

terhadap PDB Nasional

Persen 0,74 –

0,75

0,76 –

0,78

0,79 –

0,80

0,74 – 0,80

- Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor

industri bahan galian nonlogam

Juta Orang 1,18 –

1,19

1,20 –

1,21

1,21 –

1,24

1,18 – 1,24

S1 Meningkatnya populasi industri bahan galian

nonlogam

- Jumlah industri bahan galian nonlogam Unit 80 82 91 253

- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor

industri bahan galian nonlogam

Rp. Triliun 38,8 –

42,3

47,5 –

50,5

59,6 –

62,1

145,9 –

154,9

S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas

sektor industri bahan galian nonlogam

- Kontribusi ekspor industri bahan galian

nonlogam terhadap ekspor nasional

Persen 0,588-

0,589

0,589-

0,590

0,590-

0,591

0,588-0,591

- Produk industri bahan galian nonlogam

yang tersertifikasi Tingkat Komponen

Dalam Negeri (TKDN)

Sertifikat 75 75 75 225

- Produktivitas dan kemampuan SDM

industri bahan galian nonlogam

Rp Juta per

Orang per

Tahun

562 632 704,4 704,4

Page 42: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

39

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Bahan Galian Nonlogam

menghasilkan output terbangunnya pabrik baru industri bahan galian nonlogam,

bantuan dalam bentuk fisik maupun non-fisik, Rancangan SNI dan pengawasan SNI,

pelatihan SDM, Standar Kompetensi Kerja Indonesia (SKKNI), regulasi, serta promosi

industri.

4.2. KERANGKA PENDANAAN

Dalam rangka mencapai sasaran strategis Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam

tahun 2016-2019, dibutuhkan pendanaan bagi program dan kegiatan sebagaimana

yang dijabarkan di atas. Kebutuhan pendanaan Direktorat Industri bahan galian

nonlogam untuk tahun 2016 – 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Kebutuhan Pendanaan Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam

Tahun 2016 – 2019

(dalam ribu rupiah)

NO PROGRAM 2016 2017 2018 2019

1 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Bahan Galian Non Logam

20.000.000 20.000.000 68.000.000 98.000.000

Rincian kinerja dan kebutuhan pendanaan untuk masing-masing kegiatan disajikan

pada matriks kinerja dan pendanaan sebagaimana terdapat pada lampiran renstra ini.

Page 43: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

40

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2016- 2019

disusun dengan mengacu pada RPJPN Tahun 2005-2025, RPJMN III (Tahun 2015-

2019), Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, Rencana Induk

Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 – 2035, Kebijakan Industri Nasional

Tahun 2015-2019, dan Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-

2019. Rencana Strategis Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam merupakan

pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam

dalam mewujudkan visi pembangunan industri nasional yaitu Indonesia Menjadi

Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan

Sumber Daya Alam dan Berkeadilan.

Visi pembangunan industri tersebut kemudian dijabarkan ke dalam misi lima (5)

tahun Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam, yaitu: 1) Peningkatan populasi

industri bahan galian nonlogam untuk memperkuat dan memperdalam struktur industri

nasional, dan 2) Peningkatan daya saing dan produktivitas industri bahan galian

nonlogam untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan

berwawasan lingkungan. Selanjutnya berdasarkan visi dan misi tersebut maka

ditetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam

dalam membangun industri, yaitu meningkatnya peran industri bahan galian nonlogam

dalam perekonomian nasional.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Direktorat Industri Bahan Galian

Nonlogam telah menetapkan sasaran-sasaran strategis yang dibagi ke dalam tiga

perspektif yaitu: 1) perspektif pemangku kepentingan, dan 2) perspektif proses

internal. Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam juga telah menetapkan indikator-

indikator dari masing-masing sasaran strategis tersebut sehingga pencapaian dari

masing-masing sasaran strategis dapat terukur dan dimonitor. Untuk mencapai

sasaran-saran strategis tersebut Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam

melaksanakan satu kegiatan yang merupakan penjabaran dari arah kebijakan dan

strategi pembangunan nasional. Lingkup dari kegiatan yang dilaksanakan mencakup

output dan suboutput dalam rangka pembangunan industri prioritas, pengembangan

sumber daya industri, dan pengembangan standarisasi industri.

Page 44: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

41

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan industri nasional tidak semata-mata

bergantung pada keberhasilan pelaksanaan kegiatan Direktorat Industri Bahan Galian

Nonlogam. Kesuksesan pembangunan industri nasional membutuhkan dukungan dari

seluruh pemangku kepentingan, baik dari pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi,

dan masyarakat luas.

Page 45: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

Penumbuhan

dan

Pengembangan

Industri Bahan

Galian Nonlogam

- 20.000 20.000 68.000 98.000 Direktorat Industri

Bahan Galian Nonlogam

001 REKOMENDASI KEBIJAKAN DALAM

RANGKA MENDORONG IKLIM

INVESTASI INDUSTRI BAHAN GALIAN

NONLOGAM

1.500 1.200 2.000

- Jumlah Usulan Dokumen

Rekomendasi Kebijakan Iklim

Investasi Industri Bahan Galian

Nonlogam

2: laporan 3 3

002 CALON INVESTOR YANG

MEMPEROLEH INFORMASI POTENSI

INVESTASI DI INDUSTRI BAHAN

GALIAN NONLOGAM

6.000 6.000

- Jumlah Calon Investor yang

difasilitasi mendapatkan informasi

potensi pengembangan IBGNL

3 3

003

BANTUAN MESIN DAN/ATAU

PERALATAN DALAM RANGKA

PENUMBUHAN POPULASI INDUSTRI

BAHAN GALIAN NONLOGAM

5.000 10.000

- Jumlah Unit Bantuan Mesin

Dan/Atau Peralatan Dalam Rangka

Penumbuhan Populasi Industri

Bahan Galian Nonlogam Lainnya

2 2

004 PENDIRIAN PILOT PLAN 12.500 20.000

- Jumlah Unit Pilot Plan 1 2

005

REKOMENDASI KEBIJAKAN DALAM

RANGKA PENINGKATAN DAYA SAING

DAN PRODUKTIFITAS INDUSTRI

BAHAN GALIAN NONLOGAM

6.450 1.500 2.000 3.000

- Jumlah Usulan Dokumen

Rekomendasi Kebijakan Peningkatan

Daya Saing Dan Produktifitas Industri

Bahan Galian Nonlogam

6 2 2 2

2.018 2.019

MATRIKS PENDANAAN

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM TAHUN 2016-2019

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

K/L-N-B-NS-

BS2015 2016 2017 2018 2019 2.015 2.016

PROGRAM/

KEGIATAN

SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/

SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)

/INDIKATOR

TARGET ALOKASI

2.017

Page 46: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

006

RANCANGAN STANDAR NASIONAL

INDONESIA INDUSTRI BAHAN GALIAN

NONLOGAM

1.000 3.400 3.500 3.500

- Jumlah RSNI Industri Bahan Galian

Nonlogam6 6 6 6

007SNI WAJIB INDUSTRI BAHAN GALIAN

NONLOGAM 1.000 1.500 1.500 2.000

- Jumlah Permen/Juknis SNI Wajib

Industri Bahan Galian Nonlogam2 2 2 2

008

PERUSAHAAN INDUSTRI BAHAN

GALIAN NONLOGAM YANG

MENERAPKAN STANDAR MUTU

200 400 300 500

- Jumlah Perusahaan Industri Bahan

Galian Nonlogam Yang Menerapkan

Standar Mutu

15 5 10 10

009PENGAWASAN SNI WAJIB INDUSTRI

BAHAN GALIAN NONLOGAM 1.100 300 400 500

- Terlaksananya pengawasan SNI

Wajib Produk Industri Bahan Galian

Nonlogam (Produk SNI Wajib)

30 25 25 25

010

MESIN DAN atau ATAU PERALATAN

UJI DALAM RANGKA PENERAPAN

STANDAR MUTU INDUSTRI BAHAN

GALIAN NONLOGAM

5.800 6.000 15.000 20.000

- Jumlah Unit Mesin Dan/Atau

Peralatan Uji Dalam Rangka

Penerapan Standar Mutu Industri

Bahan Galian Nonlogam

6 1 4 4

011

RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI

KERJA NASIONAL INDONESIA

(RSKKNI) INDUSTRI BAHAN GALIAN

NONLOGAM

600 1.800 3.500 5.500

- Jumlah RSKKNI 2 3 5 7

012SDM INDUSTRI BAHAN GALIAN

NONLOGAM YANG DISERTIFIKASI775 600 2.800 4.000

- Jumlah SDM Industri Bahan Galian

Nonlogam yang Tersertifikasi60 40 160 200

013 SDM INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM YANG MENGIKUTI DIKLAT 1.000 1.500 2.000 3.000

- Jumlah SDM Industri Bahan Galian

Nonlogam Yang Mengikuti Diklat40 110 200 200

2.018 2.019

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

K/L-N-B-NS-

BS2015 2016 2017 2018 2019 2.015 2.016

PROGRAM/

KEGIATAN

SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/

SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)

/INDIKATOR

TARGET ALOKASI

2.017

Page 47: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN ...ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Rencana...RENSTRA Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam tahun 2016 2019 merupakan

014

BANTUAN MESIN DAN/ATAU

PERALATAN DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN INDUSTRI BAHAN

GALIAN NONLOGAM

5.000 5.000

- Jumlah Unit Bantuan Mesin

Dan/Atau Peralatan Dalam Rangka

Pengembangan Industri Bahan

Galian Nonlogam Lainnya

2 2

016

PRODUK INDUSTRI BAHAN GALIAN

NONLOGAM YANG TERSERTIFIKASI

TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI

(TKDN)

125 200 300 2.000

- Jumlah Produk Industri Bahan

Galian Nonlogam yang Tersertifikasi

Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN)

75 75 75 75

017BRANDING PRODUK INDUSTRI

BAHAN GALIAN NONLOGAM250 2.000 5.000

- Jumlah Merek Produk Industri

Bahan Galian Nonlogam yang

Didampingi dalam Fasilitasi Promosi

dan Pemasaran

5 10 10

951 LAYANAN INTERNAL 1.700 1.300 5.000 6.000

- Dokumen Perencanaan Program

Direktorat Industri Bahan Galian

Nonlogam

1 1 1 1

- Dokumen Evaluasi dan Pelaporan

Program Direktorat Industri Bahan

Galian Nonlogam

1 1 1 1

- Dokumen Data dan Informasi

Industri Bahan Galian Nonlogam1 1 1 1

2.018 2.019

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

K/L-N-B-NS-

BS2015 2016 2017 2018 2019 2.015 2.016

PROGRAM/

KEGIATAN

SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/

SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)

/INDIKATOR

TARGET ALOKASI

2.017