145
SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN FLASHCARD TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH (Di TK Bina Insani Candimulyo Kabupaten Jombang Kabupaten Jombang) KADEK DESI SUSANTI 153210065 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2368/12/SKRIPSI kadek.docx · Web viewKecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan remaja

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

82

SKRIPSI

PENGARUH TERAPI BERMAIN FLASHCARD TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH

(Di TK Bina Insani Candimulyo Kabupaten Jombang Kabupaten Jombang)

KADEK DESI SUSANTI

153210065

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2019

PENGARUH TERAPIBERMAIN FLASHCARD TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH

(Di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang

KADEK DESI SUSANTI

153210065

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2019

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Jombang pada tanggal 23 Februari 1997 putri dari Bapak Nyoman Derkayun (Alm) dan Ibu Ngasini. Peneliti merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara.

Tahun 2003 peneliti lulus dari RA Tunas Islam-Sidoarjo. Tahun 2009 peneliti lulus dari SDN Mangunan II-Kabuh. Tahun 2012 peneliti lulus dari SMP NEGERI 1 Kabuh. Tahun 2015 peneliti lulus dari SMA NEGERI Kabuh dan pada tahun yang sama peneliti lulus seleksi STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Peneliti memilih program Studi S1 Keperawatan di STIKES ICME Jombang.

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jombang, 1 Agustus 2019

Kadek Desi Desanti

MOTTO

Hidup itu akan terus berputar layaknya roda, tak selamanya hanya pujian yang kita dapat tapi jadikanlah itu penyemangat untuk menggapai kesuksesan. Lakukan semua demi Orang Tua yang selalu menunggu keberhasilanmu

“Jadikan cemooh itu berubah menjadi tepuk tangan dengan kesuksesanmu”

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir, karya yang sederhana ini peneliti persembahkan kepada :

1. Ayah “Alm. Nyoman Derkayun” dan Ibu “Ngasini” tercinta yang telah membiayai semuanya, mendukung disetiap langkahku, memberikan motivasi tiada henti dan selalu mendo’akan untuk kemudahan jalanku. Hanya lewat selembar kertas ini tertulis persembahan semoga ini menjadi awal bisa membuat ayah dan ibu bangga. Ayah mungkin engkau selalu bisa melihat jika sosokmu tak akan hilang disetiap langkahku, terimakasih atas semua yang kau beri hingga aku sebesar ini. Tenang selalu di sana, peluk cium dari anakmu.

2. Adekku “Komang Sri Lestari” yang selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan candaan dan kakakku “Yayan Prastyo” yang sudah membantu membiayai serta mendo’akan.

3. Hindyah Ike S. S.Kep.,Ns.,M.Kep, Bapak Arif Wijaya, S.Kp.,M.Kep dan Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kepyang tidak bosan dalam membimbing dan mengarahkan saya selama ini, terimakasih atas ilmunya selama ini.

4. Kepalah Sekolah dan Guru di TK Bina Insani Candimulyo yang telah menerima dan membantu jalannya penelitian, serta siswa TK yang merespon baik saat penelitian.

5. Sahabatku Black Pink (Fita, Firo, Ila, Lulut) yang selalu menemani dan berjuang bersama dari awal hingga sekarang. Terimakasih atas kebersamaannya dan semoga tetap menjadi kluarga dimanapun kapanpun.

6. Keluarga besar S1 Keperawatan B angkatan 2015, terimakasih atas semua pengalaman selama 4 tahun ini kita berjuang bersama hingga akhir. Semoga kita bisa sukses dan tetap menjadi keluarga.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Terapi Bermain Falshcard Terhadap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah (di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)”. Skripsi ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan demi menempuh Program Studi S1 Keperawatan di STIKes ICME Jombang.

Penulismengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak H. Imam Fatoni, SKM.,MM. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

2. Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

3. Bapak Dr. Hariyono.,M.Kep selaku penguji utama yang telah memberikan masukan untuk penyusunan Skripsi.

4. Ibu Hindyah Ike S, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Skripsi.

5. Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Bapak Arif Wijaya, S.Kp.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Skripsi.

6. Kedua orang tuaku dan saudaraku yang selalu memberikan motivasi baik materi maupun spiritual.

7. Keluarga besar Prodi S1 Keperawatan kelas B STIKes ICME dan semua pihak yang membatu dalam penyusunan Skripsi ini tidak bisa di sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu penulisdengan kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jombang, 1 Agustus 2019

Kadek Desi Susanti

ABSTRAK

PENGARUH TERAPI BERMAIN FLASHCARD TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH DI TK BINA INSANI CANDIMULYO

Oleh :

KADEK DESI SUSANTI

15.321.0065

Perkembangan pada anak sering kali kurang di perhatikan oleh orang tua dan lebih fokus terhadap pertumbuhan serta menganggap perkembangan akan berlangsung secara ilmiah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo.

Desain penelitian ini pre eksperimental dengan pendekatan one group pre-post test disign. Populasinya semua anak yang mengalami gangguan perkembangan di TK Bina Insani sebanyak 36 responden. Teknik sampling menggunakan simple random sampling dengan sampel 33 responden. Instrumen penelitian menggunakan SOP dan lembar DDST dengan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating dan uji statistik menggunakan wilcoxon tingkat kesalahan 0,05.

Perkembangan anak sebelum di berikan terapi bermain flashcard adalah normal (30,3%), suspect (51,5%), untestable (18,2%). Perkembangan anak sesudah diberikan terapi bermain flashcard adalah normal (45,5%), suspect (54,5%), untestable (0). Hasil uji statistik wilcoxon didapatkan p (0,001) lebih rendah dari α(0,05) atau (p<α), maka H1 diterima.

Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo Jombang.

Kata kunci : Terapi bermain flashcard, perkembangan

ABSTRACT

THE EFFECT OF FLASHCARD PLAY THERAPY ON DEVELOPMENT PRE SCHOOL CHILDREN IN BINA INSANI CANDIMULYO Kindergarten

By:

KADEK DESI SUSANTI

15.321.0065

Development in children is often overlooked by parents are more focused on the growth of children and assume if the development will occure scientifically. The purpose of this study was to analyze the effect of flashcard play therapy on development in pre-school age children in kindergarten of Bina Insani Candimulyo.

The design of this study was pre experimental with one group pre-post test disign approach. The population were all children who had experience developmental disorders in Kindergarten of Bina Insani as many as 36 respondents. The samples were numbered 33 children with technique of simple random sampling. The research instrument used SOP and DDST sheets with data processing editing, coding, scoring, tabulating and statistical test was using Wilcoxon with error rate of 0.05.

Child development before giving flashcard play therapy wasnormal (30,3%), suspect (51,5%), untestable (18,2%). The development of children after giving flashcard play therapy was normal (45,5%),suspect (54,5%), untestable (0). Wilcoxon statistical test results obtained p (0.001) lower than of α 0.05 or (p <α), then H1 have accepted.

This study can be concluded that there is an effect of flashcard playing therapy on the development of pre-school age children in kindergarten of Bina Insani Candimulyo Jombang.

Keywords: Flashcard play therapy, development

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR

HALAMAN SAMPUL DALAM i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

PERNYTAAN KEASLIAN iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iv

LEMBAR PENGESAHAN v

RIWAYAT HIDUP vi

MOTTO vii

LEMBAR PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

ABSTRAK xi

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan masalah 3

1.3 Tujuan penelitian 3

1.4 Manfaat penelitian 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep anak usia pra sekolah 5

2.2 Konsep tumbuh kembang 6

2.3 Perkembangan pada anak 14

2.4 Konsep bermain 23

2.5 Konsep flashcard 25

2.6 Penelitian yang relevan 25

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konseptual 32

3.2 Keterangan kerangka konsep 33

3.3 Hipotesis 33

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain penelitian 34

4.2 Waktu dan tempat penelitian 35

4.3 Populasi, sample dan sampling 35

4.4 Kerangka kerja 36

4.5 Identifikasi variabel 38

4.6 Definisi operasional 38

4.7 Teknik pengumpulan data 40

4.8 Pengolahan data 41

4.9 Analisa data 44

4.10 Etika penelitian 46

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian 47

5.2 Pembahasan 51

BAB 6 KESIMPULAN SARAN

6.1 Kesimpulan 56

6.2 Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 59

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Judul

Halaman

4.1 Kerangka Disain Penelitian One Group Pre-Posttest

33

4.2 Definisi Operasional Pengaruh Terapi Bermain Flashcard Terhadap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah Di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

37

5.1 Distribusi frekuensi responden karakteristik responden berdasarkan umur di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

47

5.2 Distribusi frekuensi responden karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

47

5.3 Distribusi frekuensi respinden karakteristik responden berdasarka jumlah saudara di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten

47

5.4 Distribusi frekuensi respinden karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten

48

5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perkembangan anak usia pra sekolah sebelum diberi terapi bermain flashcard di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

48

5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perkembangan anak usia pra sekolah sesudah diberi terapi bermain flashcard di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

49

5.7 Tabulasi silang perkembangan bahasa anak usia pra sekolah sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain flashcard di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

49

DAFTAR GAMBAR

Judul

Halaman

3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Terapi Bermain Flashcard Terhadap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah Di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

31

4.1 Kerangka Kerja Pengaruh Terapi Bermain Flashcard Terhadap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah Di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

36

DAFTAR LAMPIRAN

Judul

Halaman

Lampiran 1:Jadwal kegiatan penelitian

60

Lampiran 2:Lembar permohonan menjadi responden

61

Lampiran 3:Lembar persetujuan menjadi responden

62

Lampiran 4:Standart Operasional Prosedur (SOP)

63

Lampiran 5:Lembar DDST

65

Lampiran 6:Surat pernyataan perpustakaan

66

Lampiran 7:Surat studi pendahuluan

67

Lampiran 8:Surat pernyataan selesai penelitian

68

Lampiran 9:Lembar konsul proposal penelitian dan skripsi

69

Lampiran 10:Lembar tabulasi data umum

73

Lampiran 11:Lembar tabulasi data khusus (sebelum perlakuan)

74

Lampiran 12:Lembar tabulasi data khusus (sesudah perlakuan)

75

Lampiran 13:DDST setiap aspek (sebelum perlakuan)

76

Lampiran 14:DDST setiap aspek (sesudah perlakuan)

77

Lampiran 15:SPSS setiap aspek (sebelum perlakuan)

78

Lampiran 16:SPSS setiap aspek (sesudah perlakuan)

79

Lampiran 17:Uji wilcoxon

80

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

1. Daftar Lambang

-: Sampai

%: Persen

(: Buka kurung

): Tutup kurung

X: Kali

/: Atau

n: Besar sampel yang di kehendaki

N: Besar populasi

d2: Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)

<: Kurang dari

>: Lebih dari

H0: Hipotesis nul

H1: Hipotesis alternatif

K: Subjek

O: Observasi sebelum

OI: Observasi sesudah

α: Alpha

2. Daftar Singkatan

STIKES: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICME: Insan Cendekia Medika

Kemenkes: Kementrian Kesehatan

Riskesdes: Riset Kesehatan Dasar

Dinkes: Dinas Kesehatan

TK: Taman Kanak-kanak

HP: Handphone

Kg: Kilogram

cm: Centimeter

TBC: Tubercolusis

Depkes: Departemen Kesehatan

RI: Republik Indonesia

PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini

SOP: Standart Operasional Prosedur

vi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pada anak usia dini sering kali kurang diperhatikan oleh orang tua. Sebagian besar orang tua lebih fokus terhadap pertumbuhan anak dan berfikir jika perkembangan akan berlangsung secara ilmiah. Keterlambatan perkembangan pada anak akan banyak berpengaruh pada perkembangan anak selanjutnya seperti kemampuan akademik, kepribadian, sosial dan juga kecerdasan (Hervinda, 2016). Beberapa masalah yang sering dijumpai pada anak usia pra sekolah yaitu belum mampu berbicara dengan jelas, penguasaan kosa kata relatif sedikit, bicara cedel (kesalahan artikel saat mengucap huruf), sulit memahami perintah, hambatan dalam sosialisasi dan kurang aktif (Ni Wayan dan Siti, 2018). Kemampuan normal anak pra sekolah yaitu mampu menggunakan kalimat lebih dari 6 kata bahkan seharusnya sudah mampu menyusun kalimat kompleks, dapat mengikuti lebih dari 3 perintah sekaligus, mampu mengkoordinasi gerak tubuh dan mulai membaur dengan teman sebayanya (Dian Adriana, 2011 : 78-79).

Kemenkes tahun 2017 menjelaskan bahwa data nasional padatahun2017 didapatkan sebesar 12,5% anak balita di Indonesia mengalami kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan. Riskesdas tahun 2018 menyebutkan bahwa di Jawa Timur angka tumbuh kembang anak pra sekolah mencapai 70 % (menduduki peringkat ke empat), ini termasuk rendah jika dilihat dari jumlah

balita yang menduduki peringkat kedua tertinggi di Indonesia yaitu 2.302.731 anak. Dinkes Kabupaten Jombang tahun 2018 menjelaskan bahwa data

1

keterlambatan tumbuh kembang balita di Jombang mencapai 40 %.Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang dilakukan pada tanggal 26 Maret 2019 bahwa menurut penjelasan kepala sekolah TK Bina Insani dari 63 siswa lebih dari 50% masih belum lancar untuk bicara, beberapa siswa masih pedal (tidak bisa melafalkan huruf R), belum jelas dalam menyebutkan kata, dan beberapa siswa memiliki kemampuan sosial yang rendah.

Faktor penyebab yang mempengaruhi perkembangan pada anak dibagi menjadi faktor instrinsik (dari diri anak) dan ekstrinsik (dari lingkungan) (Siti, Anisa dan Ribkah, 2018). Beberapa faktor ekstrinsik yang paling berpengaruh pada perkembangan pada anak yaitu stimulasi, lingkungan dan faktor keluarga (Dian Adriana, 2011 : 11-12). Sedangkan faktor instrinsik yang berpengaruh yaitu genetik dan bisa merupkan tanda dari suatu kelainan misalnya gangguan pendengaran pada anak atau kelainan bawaan sejak lahir (Siti, Anisa dan Ribkah, 2018). Kepala sekolah TK Bina Insani menjelaskan bahwa yang dapat mempengaruhi perkembangan anak adalah pola asuh orang tua saat di rumah yang sering membiarkan anak bermain HP. Menurut penilaian kepala sekolah anak yang sering bermain HP akan lebih sulit berkembang saat di sekolah karena anak akan sulit di ajak sosialisasi, sulit diatur dan jarang mendengarkan saat guru menjelaskan.

Pendidikan TK merupakan satu tempat yang tepat untuk memberi bimbingan serta mengoptimalkan tumbuh kembang anak dari usia 4 sampai 6 tahun (Putra, 2018). Menurut Ni Wayan Ekayanti 2012 flashcard merupakan alat bermain edukasi yang dapat dipilih sebagai alat untuk belajar huruf, angka, dan bahasa pada anak usia dini (Rohmawati, 2016). Beberapa penelitian sebelumnya tentang media flashcard menjelaskan bahwa penerapan media flashcard dilakukan pada 2 siklus sedangkan masing-masing siklus memiliki 3x pertemuan yang setiap tahapnya akan dilakukan antara 20 menit (Vika, Endah, dan Aris 2017).Masalah keterlambatan perkembangan anak dapat di tangani dengan adanya komitmen serta kerja sama antara guru dan orang tua dimana dukungan orang tua juga berperan penting dalam penyelesaian masalah ini. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti ” Pengaruh Terapi Bermain Flashcard Terhadap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang “.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada Pengaruh Terapi Bermain Flashcard Terhadap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah di TK Bina Insani Candimulyo?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis Pengaruh Bermain Flashcard Terhadap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah di TK Bina Insani Candimulyo

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi perkembangan anak sebelum diberi terapi bermain flashcard pada anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo ?

2. Mengidentifikasi perkembangan anak sesudah diberi terapi bermain flashcard pada anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo ?

3. Mengidentifikasi pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo ?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan kita tentang media flashcard, mendeteksi lebih dini tentang keterlambatan perkembangan dan memberi intervensi yang tepat untuk masalah yang muncul dalam keterlambatan perkembangan pada anak.

1.4.1 Manfaat praktis

Anak pra sekolah terutama di usia kurang dari 6 tahun dapat menjadikan terapi bermain flashcard sebagai permainan rutin yang dilakukan seminggu tiga kali untuk meningkatkan perkembangan pada anak. Hasil penelitian ini bisa menjadi landasan penelitian yang berbeda dalam upaya peningkatan perkembangan pada anak usia pra sekolah.

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Anak Usia Pra sekolah

2.1.1 Definisi anak usia pra sekolah

Anak pra sekolah usia pra sekolah merupakan kelompok yang sedang berada dalam prinsip pendidikan individu untuk memiliki pola pertubuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosial, emosional, bahasa dan komunikasi khusus yang sesuai dengan tahap yang dilalui anak tersebut. Anak pada rentan usia ini sering disebut dengan masa aesthetic yaitu masa dimana berkembangnya keindahan dikarenakan pada masa ini panca indra anak dalam kondisi yang sangat peka (Rumini dan Sundar dalam Yolanda, 2018). Anak usia pra sekolah adalah individu yang sedang belajar menguasai tingkatan lebih tinggi dari beberapa aspek seperti gerakan, berfikir, perasaan, interaksi dengan lingkungan dan lain–lain yang berlangsung sistematis dan berkesinambungan. Beberapa pengertian di atas dapat di pahami bahwa anak pra sekolah adalah anak yang memiliki masa pertumbuhan dan perkembangan di semua aspek kehidupannya (Yolanda, 2018).

2.1.2 Ciri-ciri anak pra sekolah

Kartono menyebutkan jika ciri-ciri anak pra sekolah meliputi (Ayuana, 2018):

1. Ciri fisik

Usia pra sekolah sangat berbeda dengan usia sebelumnya karena pada usia prasekolah anak akan sangat aktif. Anak pada usia pra sekolah mulai mampu mengontrol tubuhnya dan mulai menyukai kegiatan yang dapat

5

dilakukannya sendiri.Ciri fisik pada anak usia 4-6 tahun akan mengalami pertambahan tinggi badan 6,25-7,5 cm pertahun. Berat badan akan bertambah 2-3 kg pertahun.

2. Ciri sosial

Anak usia 4-6 tahun umumnya sudah memiliki kemampuan sosialisasi yang baik, biasanya mereka sudah mulai memiliki sahabat yang sama jenis kelaminnya. Usia ini anak juga mulai memiliki ketertarikan pada selain orang tua misalnya saudara kandung, guru, kakek, nenek dll, hal itu untuk membantu anak mengembangkan kemampuan sosialnya.

3. Ciri emosional

Anak biasanya akan mengungkapkan emosinya dengan terbuka, sikap iri hati dan marah akan sering terlihat di usia pra sekolah. Umumnya mereka akan memperebutkan perhatian orang di sekelilingnya.

4. Ciri kognitif

Umumnya anak pra sekolah sudah terampil dalam berbahasa, berbicara semua hal pada kelompoknya, sebagian sudah mampu menjadi pendengar yang baik. Usia pra sekolah sebaiknya diberi kesempatan yang lebih agar anak mampu menampilkan pemikiran yang egosentrik.

2.2 Konsep Tumbuh Kembang

2.2.1 Definisi pertumbuhan dan perkembangan

1. Pertumbuhan

Septiarin dalam Hervinda, 2016 pertumbuhan adalah prosesbertambahnya jumlah atau ukuran sel dan tidak dapat kembali seperti semula, dapat diukur,serta dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Pertumbuhan yang dimaksud misalnya berat badan dinyatakan dalam Kg dan tinggi badan dalam meter.

2. Perkembangan

Perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil pematangan. Perkembangan menyangkut perkembangan emosi, intelektual, fungsi organ juga tingkah laku (Soedjiningsih dalam Hervinda, 2016). Perkembangan adalah proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali, menunjukkan perubahan bersifat tetap, bersifat kekal (Desmita dalam Hervinda, 2016). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan jaringan tubuh, organ dan sistem organ direferensiasi dari jaringan sel tubuh yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Cahyaningsih dalam Hervinda, 2016).

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

Pada umumnya kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang berbeda-beda dan di pengaruhi oleh beberapa faktor.Tumbuh kembang adalah hasil perpaduan antara banyak faktor diantaranya :

1. Faktor Internal (dari dalam)

a. Ras

Herediter dalam diri anak sesuai dari orang tua misalnya anak yang di lahirkan dari ras Afrika maka ia tak mungkin memiliki ras dari Indonesia

atau sebalinya.

b. Keluarga

Dalam hal ini berhubungan dengan fisik anak. Beberapa keluarga ada kecenderungan memiliki postur tubuh tinggi maka dapat di pastikan semua keturunan akan memiliki postur tubuh sama.Indanah (2019) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa anak dengan jumlah saudara banyak beresiko 15.5% mengalami gangguan perkembangan terutama di sosial. Keluarga dengan ukuran kecil akan berperilaku berbeda terhadap masing-masing anggota keluarga dibanding dengan keluarga yang berukuran besar (Indanah, 2019).

c. Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan remaja. Ariani (2015) menjelaskan dalam penelitiannya hal yang berpengaruh pada perkembangan anak yaitu usia dan pendidikan ibu yang artinya semakin muda usia anak maka kemungkinan terjadi keterlambatan semakin besar.

d. Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan akan berkembang lebih cepat di banding anak laki-laki, akan tetapi setelah melewati masa pubertas pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. Hurlock dalam Yuhana (2017) menyebutkan jika yang mempengaruhi tingkah anak perempuan yang berupa bawaan generik sehingga membuat anak perempuan lebih kurang aktif dari pada laki-laki terutama dimasa kanak-kanak.

e. Genetik

Sifat dari orang tua yang di turunkan misalnya kecerdasan. Sifat ini akan

membawa anak memiliki sifat khas dan beda dengan yang lain.

f. Kelainan kromosom

Kelainan ini terjadi biasa di sertai dengan kegagalan pertumbuhan pada down’s sindrome dan Tuner’s sindrome.

2. Faktor Eksternal

a. Gizi

Gizi yang dimaksud adalah nutrisi ibu hamil terutama pada trimester 3karena akan mempengaruhi pertumbuhan hingga bayi lahir.

b. Mekanis

Posisi fetus yang tidak normal dapat menyebabkan kelainan kongenital.

c. Toksin

Mengkonsumsi beberapa obat tanpa konsultasi dokter akan mengakibatkan janin dan bayi mengalami keracunan dan berakibat pada pertumbuhannya.

d. Endokrin

Penyakit diabetes militus pada ibu hamil dapat mempengaruhi janin.

e. Radiasi

Radiasi seperti foto rontgen dapat menyebabkan kelainan janin seperti mikrosefali, spina bifida, retradasi mental dan lain-lain.

f. Infeksi

Infeksi pada trimester 1 dan 2 yang biasa terjadi yaitu TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virrus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan janin mengalami katarak, bisu tuli, mikrosefali, dan lain-lain.

g. Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah anatara

ibu dan janin sehingga antibodi janin terbentuk, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubin dan kerusakan jaringan otak janin.

h. Anoksia embrio

Disebabkan gangguan fungsi plasenta dan berdampak pada perkembangan janin.

i. Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak di inginkan dapat berpengaruh pada janin juga tingkat stres ibu selama hamil.

3. Faktor persalinan

Biasanya berhubungan dengan persalinan seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak bayi.

4. Faktor setelah persalinan

a. Gizi

Gizi yang dimaksut yaitu makanan yang adekuat untuk bayi, karena diperlukan nutrisi yang adekuat untuk tumbuh kembang bayi yang maksimal.

b. Penyakit kronis

TBC, anemia, kelainan jantung bawaan akan menyebabkan bayi tumbuh

lambat.

c. Lingkungan fisik

Lingkungan anak saat dibesarkan sangat mempengaruhi tumbuh kembang misalnya paparan sinar radioaktif, zat kimia, asap rokok dll.

d. Psikologi

Hubungan anak dengan orang sekelilingnya, anak dengan orang tua yang masa lalunya buruk akan mengalami stres dan berpengaruh padaperkembangannya.

e. Endokrin

Gangguan hormon yang diderita anak misalnya masalah hipertiroid.

f. Sosio-ekonomi

Kemiskinan akan membawa anak menjadi terlambat berkembang karena berdampak pada pemenuhan gizi anak.

g. Lingkungan pengasuhan

Interaksi anatara ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang dimana ibu berperan penting dari anak bayi hingga dewasa. Tingkat pendidikan orang tua juga sangat berpengaruh pada keterlambatan perkembangan anak (Ariani, 2015).

h. Stimulasi

Perkembangan diperlukan rangsangan dari keluarga seperti penyediaan mainan dan kedekatan ibu dengan anaknya. Ibu merupakan kunci keberhasilan perkembangan pada anak.

i. Obat-obatan

Pemakaian kortikostreroid yang tanpa pengawasan dokter atau melebihibatas pada anak dapat menghambat perkembangan pada susunan syaraf.

2.2.3 Tindakan yang merangsang perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan harus melalui stimulasi. Stimulasi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan anak, maksutnya anak harus diberikan rangsangan setiap saat agar pertumbuhan dan perkembangan bisa dicapai secara maksimal (Elisabeth, 2017). Prinsip dasar dalam menstimulasi yang harus di perhatiakan (Elisabeth, 2017) yaitu :

a) Stimulasi dilakukan dengan dasar cinta dan kasih sayang

b) Selalu menunjukkan sikap yang baik didepan anak

c) Berikan stimulasi sesuai kelompok umur anak

d) Stimulasi dilakukan dengan bermain, bernyanyi dan dilakukan tanpa paksaan

1. Cara menstimulasi perkembangan

Stimulasi dapat diberikan berupa permainan. Beberapa permainan tradisional yang biasa digunakan yaitu :

a) Perkembangan fisik motorik

1) Permainan congkrak/dakon

2) Lompat tali

3) Kelereng

b) Perkembangan kognitif

1) Balok

2) Kotak huruf

3) Papan planel

4) Papan geometri

5) Papan mengenal warna

6) Boneka

7) Kotak kubus

8) Buku

c) Perkembangan bahasa

1) Metode bercerita

2) Metode mendengarkan

3) Metode menirukan

2.2.4 Deteksi perkembangan

Menurut Depkes RI (2012) aspek perkembangan yang perlu di pantaumenggunakan KPSP dan DDST, yaitu:

1. Motorik kasar adalah yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam bergerak, kemampuan ini melibatkan otot besar seperti berdiri, duduk,berlari dan sebagainya.

2. Motorik halus adalah pergerakan anak yang di lakukan menggunakan otot kecil.

3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi dll.

4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam melakukan aktifitas tanpa sang ibu.

2.2.5 Penilaian perkembangan anak

Hal pertama yang dilakukan dalam menilai perkembangan anak adalah dengan wawancara faktor kemungkinan yang dapat menyebabkan gangguan, kemudian melakukan tes IQ dan tes psikologi lainnya atau juga bisa menggunakan tes evaluasi lingkungan anak, evaluasi fungsi pada diri anak (Sestjiningsih, 2012). Deteksi dini keterlambatan perkembangan anak dapat dinilai dengan menggunakan :

1. DDST ( Denver Developmental Screening Test)

Merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak dan fungsinya untuk mengatur motorik halus, motorik kasar, bahasa dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional

2. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak, adakah penyimpangan dan tes ini di lakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUDyang terlatih (Depkes RI).

2.3 Perkembangan pada Anak Pra Sekolah

2.3.1 Aspek bahasa

Horlock dalam Edo Lely (2017) menyebutkan bahwa bahasa adalah sarana komunikasi yang menyimpulkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikannya ke orang lain. Santrock (2007 : 74) menyebutkan bahasa merupakan bentuk komunikasi lisan, tulisan maupun isyarat berdasarkan sistem simbol-simbol. Susanto (2011 : 74) mengatakan bahasa menjadi suatu alat berfikir, mengekspresikan fikiran dan berkomunikasi yang memerlukan keterampilan dalam tujuan untuk memberi informasi dan memecahkan masalah. Hurlock dalam Cici dkk (2018) menyebutkan anak mengalami keterlambatan bicara apabila kemampuan bicaranya dibawah kemampuan anak lain yang seumuran, hal ini dapat diketahui dari penggunaan kata, hubungan sosial, bahkan kemampuan bermainnya pun akan dibawah anak seusianya.

1. Fungsi bahasa

Perkembangan anak selanjutnya akan mengikuti perkembangan yang dialami dan terus berkembang secara bertahap. Ada 3 teori yang menjelaskan model bahasa pada anak (Hervinda, 2016), yaitu :

a) Model Behaviorist

Inti dari model ini yaitu language is function of reinforcement. Orang tua mengajarkan anaknya bicara dengan memberikan penguatan (reinforcement) melalui perilaku. Dengan demikian reinforcement ini anak akan belajar memberi nama pada benda dengan tepat, sehingga anak mengetahui arti kata.

b) Model Linguistik

Model ini di kembangkan oleh Chomsky, menututnya anak yang di lahirkan sudah di lengkapi kemampuan untuk berbahasa. Melalui kontaksosial dengan lingkungan maka secara sendirinya bahasa itu akan berkembang.

c) Model Proses

Model ini meripakan model pandangan terbaru mengenai perkembangan bahasa yang intinya bahasa diperoleh dari interaksi secara kognitif dan manifentasinya adalah tingkah laku (Mumandar dalam Hervinda, 2016).

5. Perkembangan Bahasa Anak

Yusuf dalam Hervinda (2016) anak dituntut untuk menguasai empat tugas pokok dalam bahasa, yaitu:

a) Pemahaman

Kemampuan anak dalam memahami makna ucapan orang lain.

b) Pengembangan kata

Perkembangan anak tergolong lambat pada usia kurang dari 2 tahun danakan sangat cepat pada usia pra sekolah dan terus meningkat hingga anakmasuk sekolah.

c) Penyusunan kata menjadi kalimat

Kemampuan ini umumnya berkembang pada usia kurang dari 2 tahun.Bentuk kalimat biasanya yaitu kalimat tunggal (satu kata) di sertai dengan bahasa tubuh.

d) Ucapan

Kemampuan anak biasanya belajar melalui permainan (meniru) dan melalui pendengaran (terutama yang diucap orang tua). Kemampuan mengucap akan mencapai sempurna pada usia 3 tahun.

6. Perkembangan Bahasa Anak Usia Pra Sekolah

Dian Adrina dalam bukunya menjelaskan bahwa kemampuan bahasa anak 4-6 tauhun seharusnya (Dian Adrina, 2011 : 78-79) perkembanganbahasan normal anak usia 4 tahun :

a) Menggunakan kalimat 4 – 6 kata

b) Memberi perintah seperti “pinjami aku itu sebentar”

c) Banyak bertanya (apa, dimana, bagaiamana)

d) Berkata sesuatu yang sedang di kerjakan

e) Berbicara sendiri dengan mainannya

f) Memceritakan tentang keadaan dirinya

g) Bercerita atau bernyanyi sebuah lagu

Perkembangan bahasa normal anak usia 5 tahun :

a) Menjelaskan arti umum kata

b) Tepat dalam melafalkan bunyi

c) Mulai mengenal kertas dan suara

d) Menggunakan kalimat untuk menjelaskan objek dan kejadian

e) Menjelaskan bagaimana untuk memecahkan masalah yang sederhana

Perkembangan bahasa normal anak usia 6 tahun :

a) Mampu untuk menyusun kata hingga menjadi kalimat yang kompleks

b) Mulai dapat memahami hubungan cerita dan gambar yang ia lihat

c) Milai bisa menjadi pendengar yang baik dalam pembicaraan

d) Bisa mengekspresikan dirinya sendiri

e) Selain bicara verbal, di usia ini si kecil sudah belajar membaca danmenulis

2.3.2 Aspek motorik halus

Dini P dan Daeng Sari mengatakan motorik halus merupakan aktivitas yang melibatkan aktivitas otot atau gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta gerak (Yuhana, 2017). Yudha M Saputra dan Rudyanto menyebutkan bahwa motorik halus merupakan kemampuan anak dalam berakvitas dengan menggunakan otot seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, dan menyusun balok (Yuhana, 2017).

1. Faktor yang mempengaruhi motorik halus

Kartini Kartono dalam Yuhana (2017) beberapa faktor yang mempengaruhi

motorik halus yaitu :

a) Faktor heredidas (warisan sejak lahir atau bawaan)

b) Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan fungsi psikis

c) Aktivitas anak sebagai sebagai subjek bebas yang berkemauan, punya emosi juga mempunyai usaha untuk membangun diri.

2.3.3 Aspek motorik kasar

Bambang Sujiono (2007 : 13) menyebutkan gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar tubuh. Gerakan tersebut melibatkan koordinasi otot besar pada tubuh. Endang Rini Sukanti (2007 : 72) menjelaskan bahwa gerakan menggunakan otot besar seperti gerakan keterampilan non lokomotor (gerakan tanpa memindah tubuh), lokomotor (aktivitas gerak yang memindah tubuh ke tempat lain), dan manipulatif (aktivitas menggunakan benda).

1. Perkembangan motorik kasar pada anak usia pra sekolah

Pemilihan metode untuk perkembangan motorik pada anak pra sekolah perlu di sesuaikan dengan karakteristik anak. Bredekamp dan Copple mengungkapkan jika anak usia pra sekolah normalnya sudah bisa melakukan aktivitas sebagai berikut :

a) Berjalan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tidak beraturan dan berlari dengan baik

b) Berlari dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih

c) Mampu menuruni tangga dengan kaki bergantian dan dapat memperkirakan langkah kaki

d) Mampu melompat dengan tempo yang beraturan serta mampu memainkan permainan dengan reaksi cepat

e) Mulai mampu mengkoordinasi gerakan

f) Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebih lama

2. Tujuan pengembangan motorik kasar pada anak pra sekolah

Pengembangan motorik kasar bertujuan untuk meperkenalkan dan melatih

gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelolah, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh (Yolanda, 2018)

2.3.4 Aspek sosial

Pendidikan TK adalah tempat anak untuk belajar bersosialisasi. Melalui interaksi sosial anak akan memperoleh pengalaman sehingga dapat membangun pengetahuannya (Rima, 2016). Yusuf dan Mursid (2015 : 50) menyebutkan bahwa perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, melebur jadi satu kesatuan dan saling kerjasama.

1. Tingkat perkembangan sosial

Kurikulum 2013 No. 137 tahun 2013 tentang standart pendidikan anak usia dini terdapat beberapa tingkat pencapaian perkembangan yang berkaitan dengan perkembangan sosial anak. Tingkat pencapaian perkembangan anak tersebut diantaranya :

a) Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi

b) Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar

c) Mentaati peraturan kelas

d) Bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dan orang lain

e) Berperilaku prososial

2.3.5 Pengukuran Tingkat Perkembangan Menggunakan DDST

DDST merupakan suatu tes yang di lakukan untuk mengetahui perkembangan anak apakah anak dalam perkembangan yang normal maupun abnormal. Deteksi dini keterlambatan pada anak perlu diketahui agar bisa mengantisipasi dampak yang lebih parah. Berikut adalah cara melakukan tes DDST (Dian Adrina 2017: 23-24) :

1. Pelaksanaan tes DDST

a) Semua item harus diujikan dengan prosedur yang sudah terstandarisasi

b) Perlu kerja sama aktif dari anak karena anak harus merasa tenang, aman, senang, dan sehat

c) Harus terbina hubungan kerjasama yang baik antara kedua bela pihak

d) Tersedianya ruangan, ventilasi baik dan kesan yang santai

e) Item yang lebih mudah di dahulukan, beri pujian meskipun anak salah melakukan

f) Item dengan alat yang sama dilakukan secara berurutan

g) Hanya alat yang di gunakan saja yang di letakkan di meja

h) Pelaksanaan tes dimulai dari item yang terletak di kiri garis usia

2. Pemberian skor untuk setiap item

a) L=Lulus (P = Pass)

Anak dapat melakukan item dengan baik atau pengasuh melaporkan

jika anak bisa melakukannya dengan baik

b) G=Gagal (F = Fail)

Anak tidak dapat melakukan tugas dengan baik atau pengasuh melaporkan jika anak tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik

c) M = Menolak (R = Refusal)

Anak menolak mel;akukan tes dikarenakan suatu hal misalnya menangis, mengantuk dll.

d) Tak =Tidak ada Kesempatan (NO = No Opportunity)

Anak tidak mempunya kesempatan untuk melakukan tugas karena hambatan misalnya pada anak retradasi mental. Skor ini hanya digunakan untuk item yang ada kode L.

3. Interpretasi hasil

a) Advance / A(L = lebih)

Dapat melakukan item di sebelah kanan garis usia dan item yang garis putih (25-75%) dilewati garis usia

b) Normal / N (OK)

Dapat melakukan item yang sepenuhnya di kiri garis usia, item yang hijaunya (75-90%) dilewati garis usia, lulus/gagal/menolak yang bagian putihnya (25-75%) di lewati garis usia, dan gagal/menolak item yang sepenuhnya di kanan garis usia

c) Caution/ C(P = peringatan)

Gagal/menolak item yang bagian hijaunya (75-90%) dilalui garis usia. Caution memungkinkan anak mendapat interprestasi akhir suspect

d) Delayed / D (T = terlambat)

Gagal/menolak item yang sepenuhnya di kiri garis usia atau bagian

hijaunya (90%) dilalui garis usia

4. Interpretasi akhir

1. Normal

Apabila anak mampu melakukan semua tes dengan baik. Tidak di temukan skor delayed atau maksimal 1 caution, jika di temukan lakukan pemeriksaan di pertemuan berikutnya

2. Suspect

Bila didapatkan 1 atau lebih delayed (1T)dan 2 atau lebih gagal bukan oleh penolakan. Jika hal ini di temukan lakukan tes ulang dalam 1-2 minggu mendatang

3. Untestable

Bila didapatkan 1 atau lebih delayed (1T) dan 2 atau lebih caution (2P). Dalam hal ini T dan P harus di sebabkan oleh penolakan bukan kegagalan. Jika hasil ini di dapat lakukan tes ulang 1-2 minggu mendatang

(Sulistyawati dalam Yuhana, 2017)

2.4 Konsep Bermain

2.4.1 Definisi Bermain

Pengertian bermain menurut Soetjiningsih (2012 : 220) dalam bukunya menyebutkan bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan dilakukan untuk kepentingan pribadi. Huizinga mengatakan bahwa permainan merupakan kesibukan bersifat sukarela dilakukan dalam batas tempat, waktu, dan terdapat peraturan yang harus dipatuhi serta membuat tegang dan bahagia (Mei Shita, 2016). Montolalu dkk dalam Mei Shita (2016) mengatakan bahwa bermain memiliki arti sebagai berikut :

1. Anak berkesempatan untuk mengembangkan potensi diri

2. Anak mengenali dirinya (minat, bakat, kelemahan, kemampuan dll)

3. Merupakan kesempatan anak untuk berkembang baik fisik, bahasa, kemampuan sosial dll

4. Anak akan terbiasa menggunakan semua panca inderanya

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan kegiatan menyenangkan yang dilakukan sukarela tanpa disadari bermain membawa dampak positif bagi anak karena saat bermain dengan teman sebaya maka anak akan mengalami perkembangan yang optimal.

2.4.2 Kategori Bermain

1. Bermain Bebas

Bermain bebas adalah anak saat bermain tanpa adanya aturan yang harus di jalankan. Jenis permainan ini memungkinkan anak untuk dapat mengebangkan sendiri permainannya dan dapat meningkatkan kreativitas anak.

2. Berain Terstruktur

Bermain jenis ini adalah pola bermain yang direncanakan atau dipandu oleh orang dewasa.(Yolanda, 2018)

2.4.3 Manfaat Bermain

Montolalu dalam Mei Shita (2016) bermain mempunyai manfaat yaitu :

1. Memicu kreativitas

2. Mencerdaskan otak

3. Mengambil keputusan untuk penyelesaian masalah

4. Melatih pancaindra

5. Memicuperkembangan

Disimpulkan jika bermain akan memberi dampak positif pada anak karena saat anak bergaul dengan teman sebaya akan banyak mengajak perkembangan baik fisik maupun mental.

2.5 Konsep Flashcard

2.5.1 Definisi Flashcard

Flashcard berasal dari bahasa Inggris yaitu flash artinya cepat dan card artinya kartu. Azhar dalam bukunya mengungkapkan bahwa flashcard merupakan media sederhana berupa kartu kecil yang berisi gambar simbol atau angka yang digunakan untuk menuntun siswa dalam pembelajaran (Ashar, 2006 : 119). Kasihani mengatakan bahwa flashcard berisi gambar atau kata dan flashcard biasanya dikelompokkan dalam satu jenis misalnya jenis makanan, transportasi, pakaian, dan lain-lain yang memiliki ukuran 25 x 30 cm (Kasihani, 2007 : 109). Susilana dan Riana dalam Siti, Annisa, dan Ribka 2018 menyebutkan bahwa media flashcard berupa lembaran kartu berisi gambar atau foto dan dengan memanfaatkan kartu bergambar itu dapat merangsang anak dalam berbicara dan bersosialisasi dengan orang lain. Dian Adriana juga menjelaskan bahwa flashcard merupakan media pembelajaran dalam bentuk kartu yang memuat gambar dan ukurannya seperti postcard atau 25 x 30 cm ( Dini Adriana, 2011 : 68). Azhar juga mengemukakan dalam bukunya bahwa flashcard biasanya berukuran 8 x 12 cm (Azhar, 2006 : 120). Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas yaitu flashcardmerupakan kartu edukasi yang berisi gambar huruf kata dan lain-lain dengan ukuran yang bervariasi yang digunakan untuk memudahkan anak dalam belajar.

2.5.2 Fungsi Flashcard

Dini Adriana menyebutkan fungsi media flashcard antara lain:

1. Memperkenalkan dan memantapkan siswa tentang konsep yang

dipelajari

2. Menarik perhatian siswa dengan gambar yang menarik

3. Memberikan variasi baru kepada siswa terutama bagi siswa autis dalam proses pembelajaran sehingga tidak membosankan

4. Memudahkan guru dalam memberikan pemahaman kepada siswa

5. Siswa akan lebih mudah untuk mengingat karena sambil melihat gambar berwarna

6. Merangsang siswa untuk memberikan respon yang diinginkan misalnya dalam latihan ketepatan pengucapan kata dari gambar

7. Melatih siswa untuk memperkenalkan kosa kata baru dan informasi baru

8. Bisa menciptakan review quizzer pelajaran di sekolah

9. Menambah variasi dalam menyajikan materi

10. Memungkinkan siswa memiliki kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan minat dan bakatnya

2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan pada Flashcard

Kelebihan dan kekurangan flashcard Susilana dan Riyana (2009 : 94) yang menjadi kelebihan dari media flashcard yaitu :

1. Mudah dibawa

Ukurannya yang kecil membuat flashcard dapat disimpan di tas bahkan disaku, sehingga tidak membutuhkan ruang besar dan luas.

2. Praktis

Hal ini dapat dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya. Media flashcard tergolong sangat praktis dalam memainkannya guru juga tidak membutuhkan keahlian khusus, selain itu dapat mendukung anak untuk mudah mengingat pelajaran yang disampaikan.

3. Gampang diingat

Flashcard merupakan kartu edukasi yang disertai gambar dan materi tertentu misalnya huruf, angka, kata, nama benda dan lain-lain. Semua itu dapat mendukung anak untuk mudah mengingat materi yang diajarkan.

4. Menyenangkan

Flashcarddalam penerapannya dapat dipadukan dengan permainan

yang menyenangkan bagi anak, sehingga dapat lebih mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Pendapat lain menyebutkan kelebihan flashcard yaitu bersifat portable, praktis dalam pembuatan dan penggunaannya, gampang diingat karena gambar yang penuh warna menarik perhatian anak, dan digunakan dalam permainan sehingga menyenangkan. Sedangkan kekurangan flashcard menurut Susilana dan Riyana dalam Hervinda,2016 yaitu:

1. Media gambar hanya menekankan pada indera mata saja

2. Gambar yang terlalu kompleks akan berdampak kurang efektif dalam

kegiatan pembelajaran

3. Ukurannya kecil sehingga kurang cocok digunakan pada kelompok besar

2.5.4 Pembuatan Flashcard

Cara pembuatan flashcard Susilana dan Riyana (2009 : 95) pembuatan flashcard agar layak digunakan dalam media pembelajaran yaitu sebagaiberikut:

1. Siapkan kertas duplex (karton tebal)

2. Gambar persegi di karton dengan ukuran 25 x 30 cm / 8 x 12 cm

3. Potong karton sesuai ukuran 25 x 30 cm / 8 x 12 cm

4. Siapkan gambar dengan ukuran sama, jika menggambar manual maka

siapkan kertas HVS lalu potong sesuai karton baru gambarlah sesuai

tema yang di tentukan

5. Setelah gambar siap tempelkan pada bagian karton

6. Untuk bagian lain dari karton yang tidak ditempel gambar berilah tulisan sesuai nama objek (biasanya nama objek ditulis dengan

beberapa bahasa misalnya bahasa indonesia dan bahasa inggris)

2.5.5 Persiapan dalam Bermain Flashcard

Beberapa yang harus diperhatikan sebelum bermain flashcard menurut Susilana dan Riyana (2009: 96) diantaranya:

1. Mempersiapkan pemateri. Pemateri harus menguasai materi pembelajaran dan memiliki keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran.

2. Menyiapkan flashcard perlunya pengecekan kembali, apakah jumlah

dan urutan kartunya sudah sesuai dengan tema pembelajaran

3. Mempersiapkan tempat, disarankan untuk bangku siswa berbentuk melingkar dan guru di tengah tujuannya agar semua siswa bisa melihat flashcard

4. Mempersiapkan siswa memberikan pengarahan kepada anak dan mengkondisikan anak agar memperhatikan saat kegiatan dimulai

Dian Indriana (2011 : 138) langkah menggunakan flashcard yaitu

1. Kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap siswa

2. Cabut kartu satu persatu setelah guru selesai menjelaskan

3. Setelah kartu dijelaskan beri kartu ke salah satu siswa dan diurutkan sampai siswa terakhir

4. Ulangi kegiatan dari pertama hingga kartu terakhir

2.6 Penelitian Relevan

2.6.1 Siti Rofi’ah, Anisa Setyowati, Ribkha Itha Indhayanti (2018)

Siti Rofi’ah, Anisa Setyowati, Ribkha Itha Indhayanti, 2018 melakukan penelitian dengan judul media gambar flashcard dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak usia 3-4 tahun dilakukan di 8 kelompok bermain Magelang utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas media gambar flashcard dalam menstiulasi perkembangan bahasa anak usia 3-4 tahun. Jenis peneitian ini yaitu studi per-exsperient design dengan bentuk one group pretest-posttest. Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon dengan taraf signifikan 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data peningkatan perkebangan bahasa anak sebesar 15. Hasil penyebaran kuesioner yaitu sebanyak 24 responden (47%) mendapat kriteria berkembang sangat baik pada indikator B (dapat berkomunikasi/berbicara secara lisan dengan jelas) mengenali dan meniru bunyi huruf. Sedangkan 17 responden (33%) memiliki kriteria mulai berkembang sebagian besar pada indikator D (dapat menghasilkan coretan) mengenali tulisan nama sendiri. Nilai Z-score dalam penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi media flashcard enam kali lebih efektif dalam perkembangan bahasa anak. Sehingga kesimpulan yang di dapat bahwa media flashcard sangat efektif dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak di delapan kelompok bermain daerah Magelang utara.

2.6.2 Ayuana Oktaviani (2017)

Ayuana Oktaviani melakukan penelitian tentang pengaruh permainan flashcard terhadap perkembangan kognitif pada anak prasekolah di TK Desa Pacarpeluk Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh terapi permainan flashcard terhadap perkembangan kognitif pada anak prasekolah. Penelitian ini menggunakan disain one group pretest-posttest. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di TK Desa Pacarpeluk sejumlah 108 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionatesimplerandomsampling dan didapatkan sampel sebanyak 20 anak. Uji statistik menggunakan uji statistik wilcoxon dengan tingkat kesalahan 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 responden sebelum dilakukan tindakan permainan flashcard sebagian responden 8 anak (40%) perkembangan kognitif kurang, dan sesudah dilakukan tindakan permainan flashcard sebagian responden 9 responden (45%) perkembangan kognitif baik. Hasil uji statistik wilcoxon menunjukkan p = 0,000 < α = 0,05 maka H1 diterima. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh permainan flashcard terhadap perkembangan kognitif pada anak prasekolah.

2.6.3 I Nyoman Adi, I Nyoman Jampel, dan I Gde Wawan (2018)

Telah melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Multimedia Flashcard untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak di TK Negeri Pembina Singaraja”. Penelitian dilatarbelakangi permasalahan yang terjadi di kelompok B TK Negeri Pembina S ingaraja adalah kemampuan dalam menyimak belum berkembang secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada saat pembelajaran berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendiskripsikan proses pengemabangan media flashcard 2) mendiskripsikan kualitas hasil validitas pengembangan multimedia flashcard untuk meningkatkan kemampuan menyimak menurut para ahli dan uji joba produk 3) mengetahui efektifitas multimedia flashcard. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan adalah model ADDIE. Subjek penelitian ini adalah 31 siswa kelompok B TK Negeri Pembina Singaraja tahun ajaran 2017/2018.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data yang digunakan adalah model wawancara, pencatatan dokumen, kuesioner. Analisa data yang digunakan teknik analisis diskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif dan alanisis inferensi (uji-t). Hasil penelitian 1) proses pengembangan multimedia flashcard dengan model ADDIE meliputi 5 tahapan yaitu a) tahap analisis, b) tahap perencanaan, c) tahap pengembangan, d) tahap implementasi dan e) tahap evaluasi. 2) multimedia flashcard valid dengan a) hasil review ahli isi mata pelajaran menunjukkan multimedia flashcard (91%), b) hasil review ahli media flashcard menunjukkan produk predikat sangat baik (99%). Hasil uji lapangan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menyimak anak kelompok B TK Negeri Pembina Singaraja. Hal ini menunjukkan bahwa multimedia flashcard efektif dalam pembelajaran di TK Negeri Pembina Singaraja.

31

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

(Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang :Faktor internalFaktor eksternalFaktor persalinanFaktor setelah persalinan) (Tindakan yang merangsang perkembangan : Stimulasi (permainan anak))

(Terapi bermain Flashcard)

(Perkembangan anak usia pra sekolah :BahasaMotorik kasarMotorik halusSosial)

(Suspect ) (Untestable) (Normal)

Keterangan :

: diteliti

: tidak di teliti

Gambar 3.1 Kerangka konsep pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

3.2

32

3.3 Keterangan Kerangka Konsep

Tindakan yang merangsang perkembangan yaitu bisa di lakukan dengan stimulasi. Salah satu stimulasi yang digunakan yaitu terapi bermain dengan Alat Permainan Edukasi (APE) misalnya flashcard. Sementara untuk tumbuh kembang pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal, faktor persalinan dan faktor setelah persalinan. Perkembangan anak usia pra sekolah meliputi motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal sosial. Perkembangan anak usia pra sekolah dapat di rangsang dan di tingkatkan melalui stimulus yang salah satunya yaitu permainan Flashcard.

3.4 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai dibuktikan melalui data yang terkumpul (Arikuntoro dalam Hervinda, 2016)

HI: Ada Pengaruh Terapi Bermain Flashcard Terhadap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah Di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

33

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan strategi untuk mencapai tujuan suatu penelitian, yang berperan sebagai pedoman peneliti untuk menjalani proses dalam penelitian (Sujarwani, 2014). Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre eksperimental menggunakan pendekatan one group pre-post test disign, dimana penelitian ini menggunakan pengaruh antara variabel dengan melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek akan di observasi sebelum di lakukan tindakan intervensi mekudian di observasi kembali setelah melakukan intervensi (Nursalam, 2016).

Tabel 4.1 Kerangka disain penelitian one group pre-posttest (Nursalam, 2016)

Subjek

Pretest

Perlakuan

Posttest

K

O

Waktu 1

I

Waktu 2

OI

Waktu 3

Keterangan:

K: Subjek (anak usia pra sekolah di TK Bina Insani)

O: Observasi perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani sebelum perlakuan

I: Perlakuan (terapi bermain flashcard)

OI: Observasi perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani setelah perlakuan

4.2

34

4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian

4.2.1 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dari penyusunan Skripsi hingga penelitian pada bulan Maret sampai Juli tahun 2019

4.2.2 Tempat

Penelitian akan dilakukan di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

4.4 Populasi, Simple, dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan di TK Bina Insani CandimulyoKecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berjumlah 36 anak.

4.3.2 Sample

Sampel adalah sebagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki dari populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarwani, 2014). Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa anak usia pra sekolah yang mengalami gangguan perkembangan.

Rumus besar :n = N

1 + N (d2)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = Tingkat signifikan / tingkat kesalahan yang dipilih (d2 = 0,05)

n = N = 36 = 36 = 33 orang

1 + N (d2) 1 + 36 (0,0025) 1 + 0,09

n = 33 anak

4.3.3 Sampling

Sampling penelitian adalah proses menyeleksi populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sempel, agar memeperoleh sempel yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan subjek penelitian (Nursalam, 2016).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probabilitas. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan jenis Simple Random Sampling yang memilih sampling dengan acak (Nursalam, 2016)

4.5 Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah suatu langkah penelitian dari awal hingga akhir meliputi identifikasi masalah sampai pada penarikan kesimpulan (Saputro, 2016).

Kerangka kerja penlitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1

(Penyusunan SkripsiPopulasiSeluruh anak usia pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan di TK Bina Insani Candimulyoyang berjumlah 36 anakSampelSebagian anak usia pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan di TK Bina Insani Candimulyoyang berjumlah 33 anakDesain PenelitianPre eksperimen dengan one group pre-post testPengolahan Data(Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating)Penyajian Hasil PenelitianPretestPosttestSamplingSimple random samplingAnalisa dataUji Wilcoxon)

Gambar 4.1 Kerangka kerja pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah

4.6 Identifikasi Variabel

Variabel adalah sifat yang akan diamati yang nilainya berbeda antara satu objek dengan objek lain (Sujarweni, 2014). Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu:

4.5.1 Variabel Independent (bebas)

Variabel independent adalah variabel yang menjadi penyebab perubahan variabel dependent (Hidayat, 2014). Variabel bebas biasanya merupakan stimulus atau intervensi keperawatan (Nursalam, 2016). Variabel independent pada penelitian ini adalah terapi bermain flashcard.

4.5.2 Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat adalah faktor diamati dan di ukur menentukan ada tidaknya hubungan (Nursalam, 2016). Variabel terikat pada penelitian ini adalah perkembangan anak usia pra sekolah.

4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan proses mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, hal ini memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan observasi secara cermat terhadap objek (Hidayat, 2014).

Definisi operasional pada penelitian ini disajikan pada table 4.2

Variabel

Definisi operasional

Parameter

Alat ukur

Skala

Kriteria dan skor

Variabel independen : terapi bermain flashcard

Pemberian terapi bermain flashcard selama 2 minggu dengan frekuensi 3x / minggu untuk mengetahui perkembangan anak usia pra sekolah

Langkah-langkah bermin flashcard :

1. Kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap siswa

2. Cabut kartu satu persatu setelah guru selesai menjelaskan

3. Setelah kartu dijelaskan beri kartu ke salah satu siswa dan diurutkan sampai siswa terakhir

4. Ulangi kegiatan dari pertama hingga kartu terakhir

SOP

-

-

Variabel dependen : perkembangan anak usia pra sekolah

masa dimana terjadi perkembangan secara pesat pada diri anak sehingga diperlukannya dukungan yang baik

Perkembangan pada anak pra sekolah :

1. Aspek bahasa : mencangkup kemampuan anak untuk memahami, mengembangkan kata, menyusun kalimat, dan mengucap kata

2. Motorik kasar : kemampuan anak dalam mengkoordinasi gerak tubuhnya

3. Aspek motorik halus : gerakan yang menggunakan sebagian besar otot

4. Aspek sosial : proses penyesuaian diri anak dengan dunia dan lingkungannya

D

D

S

T

O

R

D

I

N

A

L

Untuk menjelaskan secara deskriptif maka dapat dikategorikan :

1. Normal (Tidak ada delayed, maksimal 1 caution)

2. Suspect (1 atau lebih delayed, 2 atau lebih gagal bukan menolak)

3. Untestable (1 atau lebih delayed. 2 atau lebih caution, harus dari penolakan bukan gagal)

(Sulistyowati dalam Yuhana, 2017)

4.7 Pengumpulan Data

4.7.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat pengumpul data yang disususn dengan maksud untuk memperoleh data yang sesuai baik data kuantitatif maupun kualitatif (Nursalam, 2013). Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan antar lain : lembar observasi, panduan pengamatan (observasi), dan lembar check list (Hidayat, 2014).

1. Uji validitas

Validitas yang pertama adalah validitas DDST diambil dari buku Tumbuh Kembang dr. Soetjiningsih, SpAK. DDST adalah salah satu dari metode scrinning terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnosti atau tes IQ. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi.

2. Uji reabilitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Reabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Reabilitas DDST dapat diketahui dengan penghitungan menggunakan alpha. Koefisien alpha berkisar 0-1 (Arikunto, 2010).

4.7.2 Prosedur penelitian

Dalam melakikan penelitian prosedur yang harus ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES ICME Jombang.

2. Meminta surat izin kepalah sekolah TK Bina Insani Candimulyo-Jombang.

3. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

4. Peneliti melakukan observasi pengukuran menggunakan DDST sebelum diberi terapi bermain flashcard pada anak usia pra sekolah.

5. Peneliti memberikan terapi bermain flashcard yang akan di lakukan selama 2 minggu dengan 3x pertemuan di setiap munggunya dan 20 menit terapi pada setiap pertemuan.

6. Peneliti melakukan observasi perkembangan sesudah diberikan terapi bermain flashcard pada anak usia prasekolah.

7. Setelah observasi terkumpul, peneliti melakukan tabulasi dan analisa data.

8. Penulis menyusun laporan hasil penelitian.

4.8 Pengolahan Data

4.8.1 Editing

Editing merupakan kegiatan untuk perbaikan dan pengecekan isian. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan data yang telah dikumpulkan

(Notoatmodjo, 2010)

1. Apakah semua pertanyaan sudah terisi (sesuai lembar DDST yang terkena garis usia) ?

2. Apakah jawaban relevan dengan pertanyaan ?

3. Apakah jawaban konsisten terhadap pertanyaan lain ?

4.8.2 Coding

Coding merupakan pengubahan data dari yang terbentuk kalimat menjadi

bentuk angka. Hal ini untuk mempermudah dalam memaksukkan data (Notoatmodjo, 2010)

a. Data umum

1. Responden

Responden 1: R1

Responden 2: R2

Responden 3 : R3

2. Umur

4 tahun: U1

5 tahun: U2

6 tahun: U3

3. Jenis kelamin

Laki-laki: L1

Perempuan: L2

4. Jumlah saudara

1 bersaudara: S1

2 bersaudara: S2

3 bersaudara: S3

5. Pendidikan ibu

Dasar: P1

Menengah: P2

Tinggi: P3

b. Data khusus

1. DDST setiap aspek

Advance: A

Normal: N

Caution: C

Delayed: D

2. Hasil akhir DDST

Normal: 1

Suspect: 2

Untestable: 3

4.8.3 Scoring

Scoring adalah tahap memberikan penilaian terhadap yang perlu diberipenilaian atau skor (Suryono, 2010). Skor atau penilaian tingkat perkembanganbahasa pada anak usia pra sekolah sebelum dan sesudah diberi perlakuyan yaitu menggunakan skala penilaian DDST yang menjelaskan secara diskriptif maka dapat dikatagorikan :

1. Normal

Apabila anak mampu melakukan semua tes dengan baik. Tidak di temukan skor delayed atau maksimal 1 caution, jika di temukan lakukan pemeriksaan di pertemuan berikutnya

2. Suspect

Bila didapatkan 1 atau lebih delayed (1T) dan 2 atau lebih gagal bukan oleh penolakan. Jika hal ini di temukan lakukan tes ulang dalam 1-2

minggu mendatang

3. Untestable

Bila didapatkan 1 atau lebih delayed (1T) dan 2 atau lebih caution (2P).

Dalam hal ini T dan P harus di sebabkan oleh penolakan bukan kegagalan. Jika hasil ini di dapat lakukan tes ulang 1-2 minggu mendatang

4.8.4 Tabulating

Tabulating adalah membuat penilaian data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh penelitian (Notoatmodjo, 2010).Adapun hasil pengolahan data tersebut, diinterperestasikan menggunakan data komulatif :

100%: seluruhnya dari responden

76%-99% : hampir seluruhnya dari responden

51%-75% : sebagian besar dari responden

50%: setengahnya dari responden

26%-49% : hampir setengahnya dari responden

1%-25% : sebagian kecil dari responden

0%: tidak ada satupun dari responden

(Arikunto dalam Yolanda, 2018)

4.9 Analisa Data

4.9.1 Analisa Univariate

Analisa Univariate dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmojo, 2010). Yaitu terapi bermain Flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah. Pada lembar DDST akan ditarik garis horisontal berdasarkan umur kronologis, yang akan memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST itulah yang akan diukur. Kemudian penilaian pada perkembangan anak digolongkan menjadi lulus (Passed : P), gagal (Fail ; F), atau anak tidak mendapat kesempatan untuk melakukan tugas (No Opportunuty: NO). Setelah itu akan dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P, F dan NO. Selanjutnya berdasarkan pedoman hasil tes akan diinterpretasikan menjadi advance (A), normal (N), caution (C), dan delayed (D), kemudian hasil akhir diklarifikasi dalam kategori :

1. Normal

Apabila anak mampu melakukan semua tes dengan baik. Tidak di temukan skor delayed atau maksimal 1 caution, jika di temukan lakukan pemeriksaan di pertemuan berikutnya

2. Suspect

Bila didapatkan 1 atau lebih delayed (1T) dan 2 atau lebih gagal bukan oleh penolakan. Jika hal ini di temukan lakukan tes ulang dalam 1-2 minggu mendatang

3. Untestable

Bila didapatkan 1 atau lebih delayed (1T) dan 2 atau lebih caution (2P). Dalam hal ini T dan P harus di sebabkan oleh penolakan bukan kegagalan. Jika hasil ini di dapat lakukan tes ulang 1-2 minggu mendatang

4.9.2 Analisa Bivariate

Penelitian ini menggunakan variabel independent yaitu terapi bermainflashcard, serta variabel dependent adalah perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah dengan menggunakan skala ordinal.

Berdasarkan variabel dan skala data diatas maka peneliti menggunakan Uji Wilcoxon dengan nilai kebenaran 0,05 dengan software SPSS 22, dimana (p<α=0,05) adanya pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo-Jombang, sedangkan (p>α=0,05) tidak ada pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo-Jombang

4.10 Etika Penelitian

4.10.1 Informe consent (persetujuan)

Informe consent merupakan lembar persetujuan akan diberikan kepada responden atau subjek sebelum melakukan penelitian. Peneliti akan menjelaskan tentang tujuan penelitian, jika subjek bersedia diteliti harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden, tetapi jika tidak bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak responden (Notoatmodjo, 2010).

4.10.2 Anonimity (tanpa nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden yang akan dijadikan sebagai

subjek penelitian untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, tetapi peneliti akan memberikan tanda atau kode khusus (Notoatmodjo, 2010).

4.10.3 Confidentiality( kerahasiaan)

Peneliti akan menjaga kerahasiaan dari data yang diperoleh dan hanya akan disajikan kepada kelompok tertentu yang berhubungan dengan penelitian. Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan subjek, sehingga rahasia subjek peneliti benar-benar terjamin (Notoatmodjo, 2010).

46

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada tanggal 7 Juli - 20 Juli 2019 dengan responden 33 anak. Hasil penelitian disajikan dalam data umum dan data khusus. Data umum terdiri dari usia, jenis kelamin, jumlah saudara, dan tingkat pendidikan ibu. Data khusus terdiri dari perkembangan anak pra sekolah sebelum di beri terapi bermain flashcard, perkembangan anak sesudah di beri terapi bermain flashcard, dan tabel silang yang menggambarkan pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

5.1 Hasi penelitian

5.1.1 Gambaran lokasi penelitian

Data demografi di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Penelitian ini dilakukan di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Jumlah siswa adalah 63 anak, terdiri dari kelas A terdapat 36 sejumlah responden dan kelas B terdapat 27 sejumlah responden. Guru pengajar sejumlah 5 orang. TK Bina Insani merupakan sekolah yang terakreditasi B oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.

5.1.2

47

5.1.3 Data umum

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden karakteristik responden berdasarkan umur di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

No

Umur

Frekuensi (f)

Persentase (%)

1.

4 tahun

5

15.2

2.

5 tahun

20

60.6

3

6 tahun

8

24.2

Total

33

100

Sumber : data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang berusia 5 tahun (60.6%).

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

No

Jenis kelamin

Frekuensi (f)

Persentase (%)

1.

Laki-laki

12

36.4

2.

Perempuan

21

63.6

Total

33

100

Sumber : data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang berjenis kelamin perempuan (63.6%).

3. Karakteristik responden berdasarkan jumlah saudara

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden karakteristik responden berdasarka jumlah saudara di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten

No

Saudara

Frekuensi (f)

Persentase (%)

1.

1 bersaudara

15

45.5

2.

2 bersaudara

11

33.3

3.

3 bersaudara

7

21.2

Total

33

100

Sumber : data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang 1 bersaudara (45.5%).

4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten

No

Pendidikan ibu

Frekuensi (f)

Persentase (%)

1.

Dasar

15

45.5

2.

Menengah

11

33.3

3.

Tinggi

7

21.2

Total

33

100

Sumber : data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.4menunjukkan bahwa hampir setengah dariibu responden di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang berpendidikan dasar (45.5%)

5.1.4 Data khusus

1. Perkembangan sebelum di beri terapi bermain flashcard

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perkembangan anak usia pra sekolah sebelum diberi terapi bermain flashcard di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

No

DDST sebelum

Frekuensi (f)

Persentase (%)

1

Normal

10

30.3

2

Suspect

17

51.5

3

Untestable

6

18.2

Total

33

100

Sumber : data DDST 2019

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat nilai perkembangan anak usia pra sekolah sebelum di beri terapi bermain flashcard adalah suspect(51.5%)

2. Perkembangan sesudah diberi terapi bermain flashcard

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perkembangan anak usia pra sekolah sesudah diberi terapi bermain flashcard di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

No

DDST sesudah

Frekuensi (f)

Persentase (%)

1

Normal

15

45.5

2

Suspect

18

54.5

3

Untestable

0

0

Total

33

100

Sumber : data DDST 2019

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkanbahwa sebagian besar respondenmendapatnilaiperkembangananakusiaprasekolahsesudah diberiterapibermainflashcardadalah suspect (54.5%)

3. Perkembangan anak pra sekolah sebelum dan sesudah diberi terapi bermain flashcard

Tabel 5.7 Tabulasi silang perkembangan bahasa anak usia pra sekolah sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain flashcard di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Penilaian

DDSTsebelumperlakuan

DDSTsesudahperlakuan

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Frekuensi

(f)

Persentase (%)

Normal

Suspect

Untestable

10

17

6

30,3

51.5

18.2

15

18

0

45.5

54.5

0

Total

33

100

33

100

Uji statistik Wilcoxonp value 0,001<0,05

Sumber : data DDST 2019

Berdasarkan tabel 5. menunjukkan bahwa dari 33 responden mengalami perkembangan yang lebih baik setelah di beri terapi bermain flashcard. Perkembangan sebelum diberi terapi normal (30.3%), suspect (51.5%) dan untestable (18.2%). Perkembangan setelah di beri terapi bermain flashcard adalah normal (45.5%), suspect (54.5%) dan untestable (0%).

Hasil Uji StastistikWilcoxon pada SPSS 25 dengan taraf kesalahan 5%, diperoleh nilai signifkan atau nilai probabilitas 0.001 jauh lebih rendah standart signifikasi dari 0,05 atau (p<α). Maka data Ho ditolak dan H1 diterima sehingga menghasilkan jika terdapat pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan pada anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

5.2 Pembahasan

Setelah dilakukan analisa data mengunakan Uji Statistik Wilcoxon didapatkan hasil yang sangat bervariasi sehingga perlunya dilakukan pembahasan tentang tercapainya perubahan perkembangan pada anak usia pra sekolah dari pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan pada anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

5.2.1 Perkembangan pada anak pra sekolah sebelum diberi terapi bermain flashcard

Hasil pengukuran perkembangan anak usia pra sekolahdi TK Bina Insani dengantest DDST sebelum diberikan terapi flashcard pada tabel 5.5 sebagian besar responden mendapat hasil suspect(51.5%).

Menurut peneliti hal yang mendasari dari kemampuan anak adalah jenis kelamin dalam tabel 5.2 dimana anak perempuan lebih banyak jumlahnya dari 33 responden 21 diantaranya adalah perempuan (63.6%). Peneliti berpendapat jika pada anak perempuan lebih memiliki sifat yang malu-malu jika mengenal orang yang baru di kenal, berbeda dengan anak lelaki yang lebih berani untuk berinteraksi dengan orang baru.

Hurlock dalam Yuhana (2017) menyebutkan jika yang mempengaruhi tingkah laku anak perempuan yaitu berupa bawaan generik sehingga membuat anak perempuan terlihat lebih kurang aktif dibandingkan dengan pada anak laki-laki terutama dimasa kanak-kanak.

Faktor lain yang menpengaruhi yaitu jumlah saudara pada tabel 5.3 dimana 11 anak merupakan 2 bersaudara (33.3%) dan 7 anak merupakan 3 bersaudara (21.2%), sehingga lebih dari setengah responden berjumlah 18 anak memiliki lebih dari 1 bersaudara.

Peneliti berpendapat jika jumlah saudara dari anak usia pra sekolah akan mempengaruhi pertumbuhan anak dimana berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti jika banyak anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tua pada anak yang memiliki jumlah saudara lebih dari 1.

Anak yang mendapat pendampingan dan dukungan dari orang tua yang lebh baik akan mengembangkan rasa yakin akan kemampuannya. Indanah (2019) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa anak dengan jumlah saudara banyak beresiko 15.5% mengalami gangguan perkembangan terutama di sosial. Keluarga dengan ukuran kecil akan berperilaku berbeda terhadap masing-masing anggota keluarga dibanding dengan keluarga yang berukuran besar (Indanah, 2019).

5.2.2 Perkembangan pada anak pra sekolah sesudah diberi terapi bermain flashcard

Berdasarkan tabel yang sudah di cantumkan diatas dapat dilihatbahwa terdapat peningkatan perkembangan anak usia pra sekolah setelah diberi terapi bermain flashcardpada tabel 5.6 dengan hasil sebagian besar mendapat normal (45,5%) dan suspect(54.5%).

Menurut penenliti flashcard adalah alat bermain edukatif yang dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan perkembangan anak dengan menerapkannya dalam berbagai permainan yang di sukai anak. Peneliti juga berpendapat jika flashcardmerupakan permainan yang dapat digunakan tanpa harus memiliki kemampuan yang lebih, cukup orang tuan sering mendampingi anak dan sering berkomunikasi dengan anak.

Dian menjelaskan beberapa faktor ekstrinsik yang paling berpengaruh pada perkembangan pada anak yaitu stimulasi, lingkungan dan faktor keluarga (Dian Adriana, 2011 : 11-12). Susilana dan Riyana (2009 : 94) media flashcard tergolong sangat praktis dalam memainkannya, guru juga tidak memerlukan keahlian khusus, selain itu dapat mendukung anak untuk mengingat pelajaran yang disampaikan.

Faktorlain yang mempengaruhi perkembangan dalam hal ini yaitu usia anak pada tabel 5.1 menunjukkan bahawa sebagian besar responden berusia 5 tahun sebanyak 20 responden(60.6%).

Peneliti berpendapat jika anak yang berumur lebih dewasa akan lebih mudah di arahkan, lebih memperhatikan saat diberi penjelasan dan lebih bisa melakukan hal sesuai yang di arahkan peneliti.

Ariani (2015) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa ada beberapa hal yang berpengaruh pada perkembangan anak yaitu usia anak dan pendidikan ibu, menurut Ariyani jika semakin muda usia anak maka kemungkinan terjadi keterlambatan perkembangan semakin besar. Hal ini didasarkan pada pertumbuhan anak yang belum maksimal sehingga akan mempengaruhi perkembangannya.

Faktor lain yang mempengaruhi lain yaitu pendidikan ibu pada tabel 5.4 dimana orang tua berpendidikan menengah (33.3%) dan orang tua pendidikan tinggi (21.2%).

Peneliti berpendapat jika semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin luas pula wawasannya. Sehingga untuk anak yang mempunyai orang tua dengan berpendidikan tinggi menjadi satu kelebihan yang dapat meningkatkan perkembangan.

Ariani dalam penelitiannya menyebutkan jika tingkat pendidikan orang tua juga menjadi satu faktor yang sangat berpengaruh pada keterlambatan perkembangan anak karena orang tua merupakan stimulasi pertama dan paling sering bersama dengan anak (Ariani, 2015).

Azhar mengungkapkan bahwa flashcard merupakan media sederhana berupa kartu kecil yang berisi gambar., simbol atau angka yang digunakan menuntun siswa dalam pembelajaran (Ashar, 2006 : 119). Menurut Ni Wayan Ekayanti 2012 flashcard merupakan alat bermain edukasi yang dapat dipilih sebagai alat untuk belajar huruf, angka, dan bahasa pada anak usia dini (Rohmawati, 2016).Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan responden mengalami perubahan dimana perkembangan anak yang sesuai dengan usia anak adalahsuspect(54.5%). Keadaan ini menunjukkan bahwa stimulasi bermanfaat untuk mengasah dan melatih perkembangan anak, dimana memberikan permainan flashcard dapat meningkatkan perkembangan anak.

5.2.3 Pengaruh bermain flashcard sebelum dan sesudah terhadap perkembangan anak usia pra sekolah

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 33 responden mengalami perkembangan yang lebih baik setelah di beri terapi bermain flashcard. Perkembangan sebelum diberi terapi bermain flashcard normal (30.3%), suspect (51.5%) dan untestable (18.2%). Perkembangan setelah diberi terapi bermain flashcard adalah normal (45.5%), suspect (54.5%) dan untestable (0%).

Hasil Uji Stastistik Wilxocon pada SPSS 25 dengan taraf kesalahan 5%, diperoleh nilai signifkan atau nilai probabilitas 0.001 jauh lebih rendah standart signifikasi dari 0,05 atau (p<α). Maka data Ho ditolak dan H1 diterima sehingga menghasilkan jika terdapat pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangananak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Terapi bermain flashcard dapat menjadi metode untuk melatih perkembangan, permainan flascard merupakan salah satu permainan kartu bergambar yang memiliki banyak kelebihan. Beberapa kelebihan flashcard yaitu mudah dibawa, praktis, gambar menarik sehingga mudah diingat anak dan juga dapat di terapkandalam berbagai permainan yang menyenangkan (Susilana dan Riyana, 2009 : 94). Menurut Maryunani (2010 : 84), anak yang banyak mendapat stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Salah satu kegiatan yang dapat mengasah perkembangan anak yaitu dengan bermain. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.

Salah satu keuntungan memainkan flashcard untuk anak yaitu melatih anak untuk berbicara, ketepatan dan kecepatan dalam menebak gambar. Flashcard bisa diterapkan dengan modifikasi permainan yang beranekaragam sehingga dapat pula melatih gerak, kreatifitas dan kemampuan sosial anak saat bermain team. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang mendapat banyak stimulasi dari lingkungan dengan berbagai permainan edukasi akan memberi dampak perkembangan anak sesuai dengan usianya. Sedangkan untuk nilai suspect terjadi karena kurangnya stimulasi di rumah oleh orang tua dan kurangnya mendapat kesempatan saat di rumah atau di sekolah.

56

BAB 6

KESIMPULAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang pengaruh terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada tanggal 7 Juli – 20 Juli 2019 di TK Bina Insani Candilmulyo Kabupaten Jombang maka diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

6.1 Kesimpulan

6.1 Perkembangan anak sebelum diberi terapi bermain flashcard di TK Bina Insani Candilmulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang adalah sebagian besar responden mendapat nilai suspect (meragukan).

6.2 Perkembangan anak sesudah diberi terapi bermain flashcard di TK Bina Insani Candilmulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang adalah sebagian besar responden mendapat nilai suspect (meragukan) dan terdapat peningkatan pada responden yang mendapat nilai normal.

6.3 Ada pengaruh antara terapi bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Bina Insani Candilmulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

6.2 Saran

Berdasarkan data lampiran maka penulis ajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru TK

Diharapkan guru dapat melakukan pemeriksaan perkembangan secara berkala setiap bulan dengan menggunakan DDST dan menerapkan mediaflashcard menjadi alat peraga edukatif di kegiatan belajar mengajar

57

minimal 1x dalam seminggu.

2. Bagidosen institusi

Diharapkan dosen institusi bisa mengabdi di masyarakat dengan melakukan penyuluhan kepada orang tua anak usia pra sekolah tentang stimulasi tumbuh kembang sehingga orang tua dapat mengerti cara menstimulasi perkembangan anak secara optimal.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini bisa dikembangkan atau melakukan penelitian lanjutan mengenai perkembangan anak menggunakan puzzel. “Pengaruh terapi bermain puzzel terhadap perkembangan kognitif dan kemampuan bicara anak usia pra sekolah”.

58

DAFTAR PUSTAKA

Adhyaksa, Y.P, 2018, Pengaruh Terapi Bermain Ape Lego (Balok) Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Pra Sekolah. STIKes Insan Cendekia Medika.

Adriana, Dini.,2011, Ragam Alat Bantu Mmeia Pembelajaran, Yogyakarta, Diva Press, hh. 68.

Adriana, Dian., 2017, Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak,Jakarta, Salemba Medika, hh. 24-27.

Arshad, Azar, 2006, Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafinda Persada, hh. 119.

Asthiningsih, N.W.W & Muflihatin, Siti, K, 2018, Deteksi Dini Perkembangan Blita dengan Metode DDST II. Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, 2018, Data Tumbuh Kembang Blita, Jombang : Dinkes.

Fadhilah, Anita, 2018, Pengaruh Terapi Bermain Bercerita Metode Boneka Tangan Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Verbal pada Anak Pra Sekolah. STIKes Insan Cendekia Medika

Kristiana, Hervinda, 2016, Pengaruh Media Gambar Terhadap Perkembangan Bahasa pad Anak Pra Sekolah (4-5 Tahun). STIKes Insan Cendekia Medika.

Maldaniah & Fitri, Evi, 2017, Peningkatan Kemampuan Membaca Awal dengan Metode Flashcard pada Anak Usia 5-6 Tahun, Universitas Muhammadiyah Tanggerang.

Oktavianto, Eka. et al., 2018, Pelatihan Bermain pada Pengasuh Meningkatkan Kualitas Interaksi Pengasuh dan Anak, Universitas Indonesia.

Rahajeng, M.S, 2016, Peningkatan Kemampuan Berhitung Pemula pada Anak Kelompok A2 Melalui Bermain Kartu Bergambar. Universitas Negeri Jember.

Rapmauli, T. Dinar & Matulessy, Andik, 2015, Pengaruh Terapi Bermain Flashcard untuk Meningkatkan Interaksi Sosial pada Anak Aurtis di Miracle Center, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Riskesdas., 2018, Data Literasi Numerasi (berbicara) Anak Pra Sekolah, Jakarta : Kementrian Kesehatan Indonesia.

59

Rofi’ah, Siti., Setiowati, Anisa & Indhayati, R.I, 2018, Media Bergambar Flashcard Dalam Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak Usia 3-4 Tahun, Vol. 1 No. 2, hh. 78-92. Magelang.

http://jurnal.magelangkota.go.id

Sagita, Edo, L, 2017, Peningkatan Kemampuan Bicara Menggunakan Media Flashcard Bagi Anak Autis Kelas TK B di SLB Citra Mulia Mandiri, Universitas Negeri Yogyakarta.

Sari, R.C., Suryana, Dadan & Pransiska, Rismareni, 2018, Keterlambatan Bicara Anak Usia 5 Tahun, Umniversitas Negeri Padang.

Soetjiningsih Cristina h. (2012) Perkembangan anak sejak pembuahan sampai dengan kanak-kanak akhir. Ed 1, Prenada Media Group, Jakarta, Hal. 181-186.

Subekti, T.A & Setiowati, Sri, 2017, Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Permainan Kartu Bergambar pada Kelompok Bermain Usia 3-4 Tahun, Universitas Negeri Surabaya.

Sudiarto, L.D, 2007, Perkembangan Otak dan Kesulitan Belajar pada Anak. Jakarta: Universitas Indonesia, hh. 77-79.

Sukaesi, Yati., & Halimah, Lely., 2015, Metode Bermain Kartu Kata Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Anak Taman Kanak-kanak.

Suryanto, K.K.E, 2017, English For Young Learners, Jakarta: Bumi Aksara, hh. 109.

Tantiana, Elisabeth. 2017, Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini : Menumbuhkan Karakter Anak Sejak Usia Dini, STKIP Citra Bakti NTT.

Wijayanti, V.D., Hendrawati, Endah & Setiawan, Aris, 2017, Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Anak Kelompok A dengan Menggunakan Karty Kata Bergambar. Universitas Muhammadiyah Surabaya.

60

Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

NO

KEGIATAN

BULAN/MINGGU

MARET

APRIL

MEI

JUNI

JULI

AGUSTU