7
 Matriks Perbandingan Aturan Kontrak Kerja Konstruksi berdasarkan UUJK, PP No. 29 Tahun 2000 dan Perpres No 5 Tahun 20!0 N o "a# $ang %itinjau UUJK No. !& Tahun !999 PP 29'2000 tentang Pen$e#enggaraan Jasa Konstruksi Perpres 5'20!0 tentang Pengadaan (arang'Jasa Pe)erintah 1. Pihak yang  T erlibat  Pihak yang terlibat dalam kontrak kerja konstruksi adalah penyedia jasa konstruksi dan pengguna jasa konstruksi. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/ proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi, sedangkan penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi Setiap pihak yang terlibat dalam kontrak harus didefnisika n dengan jelas, meliputi : 1. Akta badan usaha atau usaha orang perseorang an; . !ama "aki l/k uasa bada n usaha sesuai ke"enangan pada akta badan usaha atau sertifkat keahlian kerja dan sertifkat keterampilan kerja bagi usaha orang perseorangan; #. T empa t keduduka n dan alamat badan usaha atau usaha orang perseorangan; 1. $rg anisa si P engadaan %arang/&asa untuk Pengadaan melalui penyedia %arang/&asa terdiri atas: a. P A/ 'P A; b. PP'; (. )*P/Pej abat Pengadaan; dan d. Pa nitia/ Pe jabat Penerima +asil Pekerjaan. . $rg anisa si P engadaan %arang/&asa untuk Pengadaan melalui S"akelola terdiri atas: a. P A/ 'P A; b. PP'; dan (. Panitia/P eja bat Penerima +asil Pekerjaan. . Penggolong an 'ontrak 'erja 'onstruksi ara pembayaran, ke"ajiban pengguna jasa dalam melakukan pembayaran dapat dilakukan se(ara berkala, atau atas dasar persentase tingkat kemajuan pelaksanaan 1. %en tuk pembayaran: a. Lump sum; b. +ar ga sat uan; c. %iaya tambah imbalan  jasa; d. Gabun gan L ump Sum dan 1. 'ontrak Pen gada an %arang/&asa berdasarkan (ara pembayaran: 1

Resky Tugas 9 Mk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Resky Tugas 9 Mk

Citation preview

Matriks Perbandingan Aturan Kontrak Kerja Konstruksi berdasarkanUUJK, PP No. 29 Tahun 2000 dan Perpres No 54 Tahun 2010

NoHal yang DitinjauUUJK No. 18 Tahun 1999

PP 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa KonstruksiPerpres 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

1.Pihak yang Terlibat Pihak yang terlibat dalam kontrak kerja konstruksi adalah penyedia jasa konstruksi dan pengguna jasa konstruksi. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/ proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi, sedangkan penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi

Setiap pihak yang terlibat dalam kontrak harus didefinisikan dengan jelas, meliputi :

1. Akta badan usaha atau usaha orang perseorangan;2. Nama wakil/kuasa badan usaha sesuai kewenangan pada akta badan usaha atau sertifikat keahlian kerja dan sertifikat keterampilan kerja bagi usaha orang perseorangan;3. Tempat kedudukan dan alamat badan usaha atau usaha orang perseorangan;1. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui penyedia Barang/Jasa terdiri atas:a. PA/KPA;b. PPK;c. ULP/Pejabat Pengadaan; dand. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.2. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Swakelola terdiri atas:a. PA/KPA;b. PPK; danc. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

2.Penggolongan Kontrak Kerja KonstruksiCara pembayaran, kewajiban pengguna jasa dalam melakukan pembayaran dapat dilakukan secara berkala, atau atas dasar persentase tingkat kemajuan pelaksanaan perkerjaan, atau cara pembayaran yang dilakukan sekaligus setelah proyek selesaiBatasan waktu, pelaksanaan adalah jangka waktu untuk menyelesaikan keseluruhan lingkup pekerjaan termasuk masa pemeliharaan

1. Bentuk pembayaran:a. Lump sum;b. Harga satuan;c. Biaya tambah imbalan jasa;d. Gabungan Lump Sum dan harga satuan; ataue. Aliansi;2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi terdiri dari:a. Tahun tunggal; atau b. Tahun jamak;3. Cara pembayaran hasil pekerjaan:a. Sesuai kemajuan pekerjaan; ataub. Secara berkala.1. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran:a. Kontrak Lump Sum;b. Kontrak Harga Satuan;c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan;d. Kontrak Persentase; dane. Kontrak Terima Jadi (Turnkey).2. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran:a. Kontrak Tahun Tunggal; danb. Kontrak Tahun Jamak.3. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber pendanaan:a. Kontrak Pengadaan Tunggal;b. Kontrak Pengadaan Bersama; danc. Kontrak Payung (Framework Contract).4. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis pekerjaan:a. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; danb. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi.

3.Rumusan Pekerjaan Rumusan pekerjaan yang memuat uraian yg jelas dan rinci tentanga. lingkup kerja, meliputi volume pekerjaan, persyaratan administrasi, persyaratan teknik, pertanggunan atau jaminan, dan laporan hasil pekerjaan konstruksi.b. nilai pekerjan, jumlah besaran biaya yang akan diterima oleh penyedia jasa untuk pelaksanaan keseluruhan lingkup pekerjaan danc. waktu pelaksanaan.

Rumusan pekerjaan, meliputi :

1. Pokok-pokok pekerjaan yang diperjanjikan;2. Volume atau besaran pekerjaan yang harus dilaksanakan;3. Nilai pekerjaan dan ketentuan mengenai penyesuaian nilai pekerjaan akibat fluktuasi harga untuk kontrak kerja konstruksi bertahun jamak;4. Tata cara penilaian hasil pekerjaan dan pembayaran; 5. Jangka waktu pelaksanaan;Rumusan pekerjaan yang dibuat meliputi pelaksanaan kontrak, perubahan kontrak, uang muka dan pembayaran prestasi kerja, pelaksanaan kontrak untuk pengadaan barang/jasa dalam keadaan tertentu, keadaan kahar, penyesuaian harga serta hal-hal pemutusan kontrak.

Kerangka Acuan Kerja (KAK):1. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan; 2. Waktu pelaksanaan yang diperlukan; 3. Spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan diadakan; dan 4. Besarnya total perkiraan biaya pekerjaan.

4.Pertanggungan / Jaminan Masa pertanggungan: Jangka waktu pertanggungan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa Bentuk jaminan seperti:

1. Jaminan Penawaran2. Jaminan Pelaksanaan3. Jaminan Uang Muka4. Jaminan atas Mutu Hasil Perkerjaan5. Jaminan Pertanggungan terhadap Kegagalan Bangunan6. Jaminan terhadap Kegagalan Pekerjaan Konstruksi7. Jaminan Sosial Tenaga Kerja8. Construction All Risk Insurance9. Professional Liability Insurance10. Professional Indenmity InsurancePertanggungan dalam kontrak kerja konstruksi meliputi: 1) Jenis pertanggungan yang menjadi kewajiban penyedia jasa yang berkaitan dengan pembayaran uang muka, pelaksanaan pekerjaan, hasil pekerjaan, tenaga kerja, tuntutan pihak ketiga dan kegagalan bangunan; 2) Pertanggungan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) memuat : a. nilai jaminan; b. jangka waktu pertanggungan; c. prosedur pencairan; dan d. hak dan kewajiban masing-masing pihak; dan 3) Dalam hal penyedia jasa tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan kontrak kerja konstruksi, pengguna jasa dapat mencairkan dan selanjutnya menggunakan jaminan dari penyedia jasa sebagai kompensasi pemenuhan kewajiban penyedia jasa;

Jaminan atas Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas :1. Jaminan Penawaran2. Jaminan Pelaksanaan3. Jaminan Uang Muka4. Jaminan Pemeliharaan5. Jaminan Sanggahan Banding

5. Tenaga AhliTenaga ahli: harus mencakup jumlah, klasifikasi dan kualifikasi untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi seperti sertifikat keterampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja

Untuk memperoleh hasil yang baik dan sesuai dengan standar mutu yang diinginkan dibutuhkan tenaga kerja yang ahli dan memiliki pengalaman yang cukup dalam bidangnya. Persyaratan klasifikasi dan kualifikasi tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan paket-paket pekerjaan harus ditetapkan dan dilengkapi juga dengan prosedur penerimaan dan atau pemberhentian tenaga ahli yang dipekerjakan. Dalam hal sifat dan lingkup kegiatan Pengadaan Barang/Jasa terlalu luas, atau jenis keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan tidak dapat dilakukan oleh 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa, maka dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa: a. Diberikan kesempatan yang memungkinkan para Penyedia Barang/Jasa saling bergabung dalam suatu konsorsium atau bentuk kerja sama lain; dan/atau b. Diberikan kesempatan yang memungkinkan Penyedia Barang/Jasa atau konsorsium Penyedia Barang/Jasa untuk menggunakan tenaga ahli asing.

6.Hak dan Kewajiban tiap PihakHak dan kewajiban: hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil pekerjaan dan kewajiban untuk memenuhi ketentuan yg diperjanjikan. Hak penyedia jasa untuk mendapat informasi dan imbalan jasa serta kewajiban menyelesaikannya.

Masing-masing pihak yakni pihak pengguna jasa dan penyedia jasa memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Hak dan kewajiban tersebut harus dijelaskan pada kontrak sehingga membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut: a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa; b. bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasac. tidak saling mempengaruhi baik langsung/tidak langsung;d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan, dll.

7.Ketentuan Mengenai Cidera JanjiCidera janji adalah suatu keadaan apabila salah satu pihak dalam kontrak kerja konstruksi:1. tidak melakukan apa yang diperjanjikan;2. melaksanaan apa yang diperjanjikan tetapi tidak sesuai dengan yang diperjanjikan;3. melakukan apa yang diperjanjikan, tetapi terlambat; 4. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.Bentuk cidera janji:a. Oleh penyedia jasa yang meliputi: tidak menyelesaikan tugas; tidak memenuhi mutu; tidak memenuhi kuantitas; dan tidak menyerahkan hasil pekerjaan; danb. Oleh pengguna jasa yang meliputi: terlambat membayar; tidak membayar; dan terlambat menyerahkan sarana pelaksanaan pekerjaan;Dalam hal terjadi cidera janji yang dilakukan oleh penyedia jasa atau pengguna jasa, pihak yang dirugikan berhak untuk memperoleh kompensasi, penggantian biaya dan atau perpanjangan waktu, perbaikan atau pelaksanaan ulang hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan atau pemberian ganti rugi;PPK yang melakukan cidera janji terhadap ketentuan yang termuat dalam Kontrak, dapat dimintakan ganti rugi dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia; atau2. Dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam Kontrak.

8.Bahasa KontrakKontrak kerja konstruksi dibuat dalam bahasa Indonesia dan dalam hal kontrak kerja konstruksi dengan pihak asing, maka dapat dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Pada kontrak kerja konstruksi dengan mempergunakan 2 (dua) bahasa harus dinyatakan secara tegas 1 (satu) bahasa yang mengikat secara umum (PP No. 29/2000 Pasal 23), sehingga jika ada perbedaan persepsi harus dicocokan dengan bahasa yg disepakatiKontrak kerja konstruksi dibuat dalam bahasa Indonesia dan dalam hal kontrak kerja konstruksi dengan pihak asing, maka dapat dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

5