93
ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) GLAUKOMA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan tekanan intraokuler pada mata. Oleh karena itu glaukoma dapat mengganggu penglihatan yang perlu diwaspadai. Tidak hanya itu, glaucoma juga dapat membawa kita kepada kebutaan. Contohnya pada kasus glaucoma yang terjadi di Amerika Serikat. Disana glaucoma beresiko 12% pada kebutan(Luckman & Sorensen.1980). Menurut data dari WHO pada tahun 2002, penyebab kebutaan paling utama di dunia adalah katarak (47,8%), galukoma (12,3%), uveitis (10,2%), age- related mucular degeneration (AMD) (8,7%), trakhoma (3,6%), corneal apacity (5,1%), dan diabetic retinopathy (4,8%). Namun sesungguhnya hal ini bisa di cegah dengan pemeriksaan tonometri rutin. Sehingga tidak sampai terjadi hal fatal seperti kebutaan. Jika seseorang tidak pernah melakukan pemeriksaan tonometri, sedang ia baru mendapati dirinya glaukoma yang sudah fatal, maka tindakan yang bisa di ambil adalah operasi. Mendengar kata ini jelas kita sudah merinding sebelum melakukannya. Apalagi hasil dari opersi belum tentu sesuai dengan harapan kita. Misal, opersi tersebut berujung pada kebutaan seperti contoh di atas. Oleh karena itu, kita perlu malakukan pengukuran tonometri rutin dan juga memahami proses keparawatan pada klien glaukoma. Supaya sebagai perawat tentunya kita dapat menegakkan asuhan keperawatan yang benar. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana konsep glaukoma? 1.2.2 Bagaimana konsep proses keperawatan pada glaukoma? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum Menjelaskan konsep dan proses keperawatan pada glaukoma. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi definisi dari glaukoma

RESKY GLAUKOMA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nnn

Citation preview

Page 1: RESKY GLAUKOMA

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) GLAUKOMA

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Glaukoma adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan tekanan intraokuler pada mata. Oleh karena itu glaukoma dapat mengganggu penglihatan yang perlu diwaspadai. Tidak hanya itu, glaucoma juga dapat membawa kita kepada kebutaan. Contohnya pada kasus glaucoma yang terjadi di Amerika Serikat. Disana glaucoma beresiko 12% pada kebutan(Luckman & Sorensen.1980).

Menurut data dari WHO pada tahun 2002, penyebab kebutaan paling utama di dunia adalah katarak (47,8%), galukoma (12,3%), uveitis (10,2%), age- related mucular degeneration (AMD) (8,7%), trakhoma (3,6%), corneal apacity (5,1%), dan diabetic retinopathy (4,8%). Namun sesungguhnya hal ini bisa di cegah dengan pemeriksaan tonometri rutin. Sehingga tidak sampai terjadi hal fatal seperti kebutaan. Jika seseorang tidak pernah melakukan pemeriksaan tonometri, sedang ia baru mendapati dirinya glaukoma yang sudah fatal, maka tindakan yang bisa di ambil adalah operasi. Mendengar kata ini jelas kita sudah merinding sebelum melakukannya. Apalagi hasil dari opersi belum tentu sesuai dengan harapan kita. Misal, opersi tersebut berujung pada kebutaan seperti contoh di atas. Oleh karena itu, kita perlu malakukan pengukuran tonometri rutin dan juga memahami proses keparawatan pada klien glaukoma. Supaya sebagai perawat tentunya kita dapat menegakkan asuhan keperawatan yang benar.

 

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1       Bagaimana konsep glaukoma?

1.2.2       Bagaimana konsep proses keperawatan pada glaukoma?

 

1.3  Tujuan

1.3.1  Tujuan umum

Menjelaskan konsep dan proses keperawatan pada glaukoma.

1.3.2  Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi definisi dari glaukoma2. Mengidentifikasi etiologi dari glaukoma3. Mengidentifikasi manifestasi klinis dari glaukoma

Page 2: RESKY GLAUKOMA

4. Mengidentifikasi patofisiologi dari glaukoma5. Mengidentifikasi proses keperawatan dari glaukoma

 

1.4  Manfaat 

1.4.1       Mahasiswa memahami konsep dan proses keperawatan pada klien dengan gangguan glaukoma sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah persepsi sensori.

1.4.2       Mahasiswa mengetahui proses keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1  Definisi Glaukoma

 

Menurut Herman tahun 2010, glaukoma merupakan suatu kumpulan penyakit yang mempunyai karakteristik umum neuropatik yang berhubungan dengan hilangnya fungsi penglihatan. Walaupun kenaikan tekanan intra okuler adalah satu dari resiko primer, ada atau tidaknya faktor ini tidak merubah definisi penyakit.

Glaukoma bukanlah sebuah penyakit, melainkan kekomplekan dari gangguan tekanan intraokuler yang mana mempunyai karakteristik gejala peningkatan tekanan intraokular pada orang dewasa.

Normalnya, tekanan intraokular adalah 10-20 mmHg. Jika hasil pemeriksaan tekanan bola mata lebih dari 20, maka kita patut curiga terhadap adanya glaukoma. Apabla hasil menunjukkan angka lebih dari 25, maka dipastikan orang tersebut terkena glaukoma.

Untuk mengetahui, seseorang tersebut terkena glaukoma atau tidak, bisa dengan pemeriksaan tonometri (pemeriksaan tekanan bola mata). Pengukuran tonometri rutin ini penting, untuk mengidentifikasi adanya glaukoma sebelum mata terkena bahaya permanen dari peningkatan tekanan di dalamnya.

Glaukoma biasanya diderita oleh klien yang berumur di atas 40 th. Pada orang yang memiliki kecenderungan hereditas glaukoma dalam keluarganya, mereka harus melakukan pengukuran tonometri ritin setiap hari.(Luckman, 1980).

Pendapat  yang lain mengatakan bahwa Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. (Anonim,2009)

Page 3: RESKY GLAUKOMA

Dari beberapa definisi glaukoma diatas, dapat disimpulakan bahwa glaukoma adalah penyakit mata yang terjadi karena peningkatan tekanan bola mata dan mempengaruhi kepekaan atau kejelasan penglihatan.

 

2.2  Type Glaukoma

Ada beberapa type glaukoma dan dapat di klaasifikasikan sebagai berikut :

1.  Glaukoma Primer Dewasa

Glaukoma primer dewasa meliputi:

1. Glaukoma Sudut Terbuka / Kronis

Glaukoma jenis ini umumnya terjadi karena keturunan. Glaukoma jenis ini sering terjadi pada orang yang mempunyai sudut ruang terbuka yang normal tapi mempunyai resistensi aliran aquous humor keluar dari ruang sudut.

1. Glaukoma Sudut Tertutup

Glaukoma jenis inin jarang terjadi. Ada kesalahan tempat yang maju dari ujung akar dan gulungan iris yang melawan kornea.

 

1. Glaukoma Sekunder

Glaukoma ini biasa di bangun dari banyak sebab seperti uveitis, gangguan neuvaskuler, trauma tumor, penyakit degenerasi mata, dll.

1. Glaukoma Kongenital

Glaukoma ini terjadi di mata selama ada dalam masa awal tumbuh dan berkembang. Biasanya terlihat selama 6 bulan kelahiran.

1. Glaukoma Absolut

Glakoma ini biasanya adalah hasil dari beberapa kejadian glaukoma dan itu berarti mengarah pada kebutaan yang mana tekanan intraokuler meningkat.

Aqueous humor  adalah cairan pada bola mata yang di produksi oleh badan siliari yang mnerupakan kristal jernih.

 

2.3  Etiologi dan Patofisiologi

Page 4: RESKY GLAUKOMA

Ada beberapa sebab dan faktor yang beresiko terhadap terjadinya glaukoma. Diantaranya adalah:

1. Umur

Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.

1. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma

Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.

1. Tekanan bola mata

Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaukoma. Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah sakit mata dan/atau dokter spesialis mata. Obat-obatan

1. Pemakai steroid secara rutin

Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda pemakai obat-obatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.

1. Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata2. Penyakit lain

Riwayat penyakit diabetes (kencing manis), hipertensi dan migren.(Anonim,2010)

 

Aqueous diproduksi oleh epitel tidak berpigmen dari prosesus siliaris, yang merupakan bagian anterior dari badan siliar. Aqueous humor kemudian mengalir melalui pupil ke dalam kamera okuli anterior, memberikan nutrisi kepada lensa, iris dan kornea. Drainase aqueous melalui sudut kamera anterior yang mengandung jaringan trabekular dan kanal Schlemm dan menuju jaringan vena episklera. (Barbara, 1999)

Perjalanan aliran aqueous humor 80-90% melalui jaringan trabekular, namun terdapat 10% melalui ciliary body face, yang disebut jalur uveoskleral.

Berdasarkan fisiologi dari sekresi dan ekskresi cairan aqueous, maka terdapat tiga faktor utama yang berperan dalam meningkatnya tekanan intraokular, antara lain:

1. Kecepatan produksi aqueous humor oleh badan siliar2. Resistensi aliran aqueous humor melalui jaringan trabekular dan kanal Schlemm

Page 5: RESKY GLAUKOMA

3. Tekanan vena episklera

Tekanan intraokular normal yang secara umum diterima adalah 10-21 mmHg.

 

2.4  Klasifikasi Glaukoma

Banyak sekali pola yang digunakan untuk mengklasifikasikan glaukoma, namun, klasifikasi yang secara luas digunakan adalah glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup, karena pembagian tersebut terfokus pada patofisiologi terjadinya glaukoma dan merupakan titik awal ditentukannya penatalaksanaan klinis yang sesuai.

1. Klasifkasi Vaughen untuk glaukoma adalah:1. Glaukoma Primer

Glaukoma primer adalah glaukoma yang tidak berhubungan dengan penyakit mata atau sistenik yang menyebabkan meningkatnya resistensi aliran aqueous humor. Glaukoma primer biasanya terjadi pada kedua mata.

a)    Glaukoma Sudut Terbuka (Glaukoma Simpleks)

Glaukoma primer sudut terbuka merupakan glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya dan ditandai dengan sudut bilik mata terbuka. Glaukoma primer sudut terbuka merupakan penyakit kronis dan progresif lambat dengan atrofi dan cupping dari papil nervus optikus dan pola gangguan lapang pandang yang khas. Glaukoma primer sudut terbuka memiliki kecenderungan familial.

Pada umumnya, glaukoma primer sudut terbuka terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Prevalensi juga lebih tinggi pada orang berkulit gelap atau berwarna dibandingkan dengan orang berkulit putih.

Gambaran patologi utama pada glaukoma sudut terbuka adalah proses degeneratif di jalinan trabekular, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalan trabekular dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm. Akibatnya adalah penurunan drainase aqueous humor yang menyebabkan peningkatan tekanan intra okuler.

Tekanan intraokuler merupakan faktor resiko utama untuk glaukoma primer sudut terbuka. Terdapat faktor resiko lain yang berhubungan dengan glaukoma primer sudut terbuka, yaitu; miopia, diabetes mellitus, hipertensi dan oklusi vena sentralis retina.

Sifat onsetnya yang samar serta perjalanannya yang progresif lambat maka timbulnya gejalanya pun lambat dan tidak disadari sampai akhirnya berlanjut dengan kebutaan. Keluhan pasien biasanya sangat sedikit atau samar, misalnya mata terasa berat, kepala pusing sebelah, dan anamnesis tidak khas lainnya. Biasanya pasien tidak mengeluh adanya halo dan tidak tampak mata merah. Tekanan intraokuler sehari-hari biasanya tinggi atau lebih dari 20 mmHg.  Akibat tekanan tinggi akan terbentuk atrofi papil serta ekskavasio glaukomatosa. Kerusakan dimulai dari tepi lapang pandang, dengan demikian penglihatan sentral tetap baik, sehingga penderita seolah-olah melihat melalui teropong.

Page 6: RESKY GLAUKOMA

Diagnosis glaukoma primer sudut terbuka ditegakkan apabila ditemukan kelainan-kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapangan pandang disertai peningkatan tekanan intraokuler, sudut kamera anterior terbuka dan tampak normal, dan tidak ditemukan sebab lain yang dapat meningkatkan tekanan intraokuler.

b)   Glaukoma Sudut Tertutup

Pasien yang menderita glaukoma primer sudut tertutup cenderung memiliki segmen anterior yang kecil dan sempit, sehingga menjadi faktor predisposisi untuk timbulnya pupillary block relatif. Resiko terjadinya hal tersebut meningkat dengan bertambahnya usia, seiring dengan berkembangnya lensa dan pupil menjadi miosis.

1)   Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut

Glaukoma primer sudut tertutup akut adalah kondisi yang timbul saat TIO meningkat secara cepat akibat blokade relatif mendadak dari jaringan trabekular. Hal ini dapat menimbulkan manifestasi berupa rasa sakit, penglihatan buram, halo, mual dan muntah. Peningkatan TIO yang tinggi menyebabkan edema epitel kornea yang bertanggung jawab dalam timbulnya keluhan penurunan penglihatan.

Tanda-tanda pada glaukoma sudut tertutup akut antara lain:

1. TIO yang tinggi2. Pupil yang lebar dan terkadang irreguler3. Edema epitel kornea4. Kongesti pembuluh darah episkleral dan konjungtiva5. Kamera okuli anterior yang sempit

Selama serangan akut, TIO cukup tinggi sehingga dapat menyebabkan gangguan nervus optikus dan oklusi pembuluh darah retina. Sinekia anterior perifer dapat terbentuk dengan cepat dan TIO yang tinggi menyebabkan terjadinya iskemia sehingga dapat terjadi atrofi sektoral dari iris. Atrofi pada iris menimbulkan pelepasan pigmen iris dan pigmen-pigmen tersebut menempel dan mengotori permukaan iris dan endotel kornea. Akibat iskemia iris, maka pupil dapat berdilatasi dan terfiksasi.

Diagnosis pasti didapatkan dengan gonioskopi. Gonioskopi juga membantu menentukan apakah blokade iris dan jaringan trabekular reversibel atau irreversibel.

2)   Glaukoma Primer Sudut Tertutup Subakut

Glaukoma primer sudut tertutup subakut (intermiten) adalah kondisi yang ditandai dengan adanya penglihatan yang buram, halo, dan rasa sakit yang ringan, disertai dengan peningkatan TIO. Gejala ini membaik dengan sendirinya, terutama selama tidur, dan muncul kembali secara periodik dalam hitungan hari atau minggu. Diagnosis yang tepat dapat dibantu ditegakkan dengan pemeriksaan gonioskopi.

3)   Glaukoma Primer Sudut Tertutup Kronis

Glaukoma primer sudut tertutup kronis merupakan kondisi yang timbul setelah glaukoma sudut tertutup akut atau saat sudut kamera anterior tertutup secara bertahap dan tekanan

Page 7: RESKY GLAUKOMA

intraokuler meningkat secara perlahan. Gejala klinisnya serupa dengan glaukoma primer sudut terbuka, yaitu keluhan yang samar, cupping papil nervus optikus yang progresif dan gangguan lapang pandang glaukomatosa. Sehingga, pemeriksaan gonioskopi diperlukan untuk menentukan diagnosis yang tepat.

1. Glaukoma Kongenital

Glaukoma kongenital primer atau infantil adalah glaukoma yang timbul sesaat setelah lahir sampai beberapa tahuh pertama setlah kelahiran. Selain itu, glaukoma kongenital juga dapat timbul menyertai anomali kongenital lainnya.

Glaukoma infantil atau dikenal dengan istilah buphthalmos, dipercaya terjadi akibat displasia dari sudut kamera anterior tanpa disertai abnormalitas okular dan sistemik lainnya. Terdapat dua teori yang menerangkan patofisiologi terjadinya glaukoma infantil, yaitu; terjadi abnormalitas membran atau sel pada jaringan trabekular, sehingga jaringan trabekuler menjadi impermeabel; teori lain mengatakan bahwa terjadi anomali luas pada kamera okuli anterior termasuk insersi abnormal dari muskulus siliaris. Dengan adanya anomali-anomali tersebut, maka aliran aqueous akan terganggua dan terjadi pembendungan aqueous humor, maka akan timbul buphtalmos karena jaringan sklera pada neonatus masih lunak.

Keadaan klinis yang khas dari glaukoma infantil adalah trias klasik pada bayi baru lahir, yaitu; epifora, fotofobia, dan blefarospasme. Diagnosis tergantung dari pemeriksaan klinis yang hati-hati, termasuk pemeriksaan TIO, pengukuran diameter kornea, gonioskopi dan oftalmoskopi.

1. Glaukoma Sekunder

Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang berhubungan dengan penyakit mata atau sistemik yang menyebabkan menurunnya aliran aqueous humor. Glaukoma sekunder sering terjadi hanya pada satu mata.

Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang diketahui penyebab yang menimbulkannya.

Glaukoma sekunder dapat terlihat dalam bentuk sudut tertutup maupun sudut terbuka. Kelainan-kelainan tersebut dapat terletak pada:

1. Sudut bilik mata, akibat goniosinekia, hifema, leukoma adheren dan kontusi sudut bilik mata

2. Pupil, akibat seklusio dan oklusi relatif pupil3. Badan siliar, seperti rangsangan akibat luksasio lensa

Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan glaukoma, yaitu:

1. Uveitis, dimana glaukoma terjadi akibat adanya sinekia anterior maupun posterior, penimbunan sel radang di sudut bilik mata dan seklusio pupil yang biasanya disertai dengan iris bombé.

2. Pasca trauma serta ulkus kornea, yang mengakibatkan leukoma adheren sehingga bilik mata tertutup dan mengganggu aliran aqueous humor.

3. Hifema, akan mengakibatkan tersumbatnya sudut bilik mata

Page 8: RESKY GLAUKOMA

Glaukoma yang disebabkan oleh lensa. Katarak yang immatur akan menyerap cairan sehingga ukurannya membesar sehingga menyumbat sudut bilik mata, sedangkan katarak yang hipermatur, lensa akan pecah dan komposisi lensa dapat menyumbat sudut bilik mata. Pascabedah katarak, yang mengakibatkan terbentuknya sinekia dan terbentuknya blokade pupil akibat radang di daerah pupil.

1. Glaukoma Absolut

Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma dimana sudah terjadi kebutaan total. Pada glaukoma absolut, kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasio galukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris.

Kelainan mata yang dapat menyebabkan glaukoma antara lain:

1. Kelainan lensa2. Kelainan uvea3. Trauma4. Pasca bedah5. Glaukoma absolut6. Berdasarkan lamanya, glaukoma diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Glaukoma Akut

a)    Definisi

Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.

b)   Etiologi

Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien usia 40 tahun atau lebih.

c)    Faktor Predisposisi

Pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa pemakaian obat-obatan midriatik, berdiam lama di tempat gelap, dan gangguan emosional. Bentuk sekunder sering disebabkan hifema, luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur, uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca pembedahan intraokuler.

d)   Manifestasi klinik

1)        Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang kepala.

2)        Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah, kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.

Page 9: RESKY GLAUKOMA

3)        Tajam penglihatan sangat menurun.

4)        Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.

5)        Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.

6)        Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.

7)        Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat timbulnya reaksi radang uvea.

8)        Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.

9)        Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media penglihatan.

10)    Tekanan bola mata sangat tinggi.

11)    Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.

e)    Pemeriksaan Penunjang

Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan peningkatan tekanan. Perimetri, Gonioskopi, dan Tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.

f)    Penatalaksanaan

Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan intraokuler (TIO) dan keadaan mata. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera. Sebelumnya berikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Jenis operasi, iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaab gonoskopi setelah pengobatan medikamentosa.

 

1. Glaukoma Kronik

a)    Devinisi

Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.

b)   Etiologi

Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif.

c)    Manifestasi klinik

Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit berkembang secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak mempunyai

Page 10: RESKY GLAUKOMA

keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen.

d)   Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri menunjukkan peningkatan. Nilai dianggap abnormal 21-25 mmHg dan dianggap patologik diatas 25 mmHg.

Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding cekungan bergaung, warna memucat, dan terdapat perdarahan papil. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma busur.

e)    Penatalaksanaan

Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan bola mata dan lapang pandang. Bila lapang pandang semakin memburuk, meskipun hasil pengukuran tekanan bola mata dalam batas normal, terapi ditingkatkan. Dianjurkan berolahraga dan minum harus sedikit-sedikit.

 

 

2.5 Manifestasi Klinis Glaukoma

Menurut Harnawartiaj (2008) umumnya dari riwayat keluarga ditemukan anggota keluarga dalam garis vertical atau horizontal memiliki penyakit serupa, penyakit ini berkembang secara perlahan namun pasti, penampilan bola mata seperti normal dan sebagian besar tidak menampakan kelainan selama stadium dini. Pada stadium lanjut keluhan klien yang mincul adalah sering menabrak akibat pandangan yang menjadi jelek atau lebih kabur, lapangan pandang menjdi lebih sempit hingga kebutaan secara permanen. Gejala yang lain adalah:

1. Mata merasa dan sakit tanpa kotoran. 2. Kornea suram. 3. Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah.4. Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat.5. Nyeri di mata dan sekitarnya.6. Udema kornea. 7. Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang. 8. Lensa keruh.

Menurut Sidharta Ilyas (2004) glaucoma akan memperlihatkan gejala sebagai berikut:

1. Tekanan bola mata yang tidak normal 2. Rusaknya selaput jala 3. Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat 4. Berakhir dengan kebutaan

 

Page 11: RESKY GLAUKOMA

2.6  Penatalaksanaan Glaukoma

Tujuan utama terapi glaukoma adalah dengan menurunkan tekanan intraokular serta meningkatkan aliran humor aquos (drainase) dengan efek samping yang minimal. Penangananya meliputi:

 

1. Penatalaksanaan Medis2. Glaukoma Primer

a)    Pemberian tetes mata Beta blocker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol) yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.

b)   Pilocarpine untuk memperkecil pupil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.

c)    Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan)

d)   Minum larutan gliserin dan air biasa untuk mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma.

e)    Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).

f)    Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).

1. Glaukoma sekunder

Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

1. Glaukoma kongenitalis

Untuk mengatasi Glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

b. Apabila obat tidak dapat mengontrol glaukoma dan peningkatan TIO menetap, maka terapi laser dan pembedahan merupakan alternatif.

1. Terapi Laser

a)    Laser iridotomy melibatkan pembuatan suatu lubang pada bagian mata yang berwarna (iris) untuk mengizinkan cairan mengalir secara normal pada mata dengan sudut sempit atau tertutup (narrow or closed angles).

b)   Laser trabeculoplasty adalah suatu prosedur laser dilaksanakan hanya pada mata-mata dengan sudut-sudut terbuka (open angles). Laser trabeculoplasty tidak menyembuhkan

Page 12: RESKY GLAUKOMA

glaukoma, namun sering dilakukan daripada meningkatkan jumlah obat-obat tetes mata yang berbeda-beda. Pada beberapa kasus-kasus, dia digunakan sebagai terapi permulaan atau terapi utama untuk open-angle glaukoma. Prosedur ini adalah metode yang cepat, tidak sakit, dan relatif aman untuk menurunkan tekanan intraocular. Dengan mata yang dibius dengan obat-obat tetes bius, perawatan laser dilaksanakan melalui lens kontak yang berkaca pada sudut mata (angle of the eye). Microscopic laser yang membakar sudut mengizinkan cairan keluar lebih leluasa dari kanal-kanal pengaliran.

c)    Laser cilioablation (juga dikenal sebagai penghancuran badan ciliary atau cyclophotocoagulation) adalah bentuk lain dari perawatan yang umumnya dicadangkan untuk pasien-pasien dengan bentuk-bentuk yang parah dari glaukoma dengan potensi penglihatan yang miskin. Prosedur ini melibatkan pelaksanaan pembakaran laser pada bagian mata yang membuat cairan aqueous (ciliary body). Pembakaran laser ini menghancurkan sel-sel yang membuat cairan, dengan demikian mengurangi tekanan mata.

1. Terapi Pembedahan

a)    Trabeculectomy adalah suatu prosedur operasi mikro yang sulit, digunakan untuk merawat glaukoma. Pada operasi ini, suatu potongan kecil dari trabecular meshwork yang tersumbat dihilangkan untuk menciptakan suatu pembukaan dan suatu jalan kecil penyaringan yang baru dibuat untuk cairan keluar dari mata. Untk jalan-jalan kecil baru, suatu bleb penyaringan kecil diciptakan dari jaringan conjunctiva (conjunctival tissue). Conjunctiva adalah penutup bening diatas putih mata. Filtering bleb adalah suatu area yang timbul seperti bisul yang ditempatkan pada bagian atas mata dibawah kelopak atas. Sistim pengaliran baru ini mengizinkan cairan untuk meninggalkan mata, masuk ke bleb, dan kemudian lewat masuk kedalam sirkulasi darah kapiler (capillary blood circulation) dengan demikian menurunkan tekanan mata. Trabeculectomy adalah operasi glaukoma yang paling umum dilaksanakan. Jika sukses, dia merupakan alat paling efektif menurunkan tekanan mata.

b)   Viscocanalostomy adalah suatu prosedur operasi alternatif yang digunakan untuk menurunkan tekanan mata. Dia melibatkan penghilangan suatu potongan dari sclera (dinding mata) untuk meninggalkan hanya suatu membran yang tipis dari jaringan melaluinya cairan aqueous dapat dengan lebih mudah mengalir. Ketika dia lebih tidak invasiv dibanding trabeculectomy dan aqueous shunt surgery, dia juga bertendensi lebih tidak efektif. Ahli bedah kadangkala menciptakan tipe-tipe lain dari sistim pengaliran (drainage systems). Ketika operasi glaukoma seringkali efektif, komplikasi-komplikasi, seperti infeksi atau perdarahan, adalah mungkin. Maka, operasi umumnya dicadangkan untuk kasus-kasus yang dengan cara lain tidak dapat dikontrol.

BAB III

PEMBAHASAN

 

3.1  Asuhan Keperawatan Glaukoma

3.1.1  Pengkajian

Page 13: RESKY GLAUKOMA

1. Anamnesa

Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah:

1. Identitas / Data Biografi

Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan keterangan lain mengenai identitas pasien.

1. Riwayat penyakit sekarang

Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya yang sering terjadi pada pasien dengan katarak adalah penurunan ketajaman penglihatan.

1. Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

cfPada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji riwayat keluarga apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.

 

3.1.2  Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1. Nyeri b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah.

Tujuan: Nyeri hilang atau berkurang

 

 

Kriteria hasil:

1)   Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri

2)   Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang

3)   Ekspresi wajah rileks

Intervensi:

1)   Kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri

Page 14: RESKY GLAUKOMA

R/

2)   Kaji tingkatan skala nyeri untuk menentukan dosis analgesik

3)   Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang

4)   Atur sikap fowler 300 atau dalam posisi nyaman.

5)   Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan tio

6)   Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan

7)   Berikan analgesik sesuai anjuran

1. Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.

Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optimal

Kriteria Hasil:

1)   Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan.

2)   Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.

Intervensi:

1)   Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan.

Rasional: Sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan/mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total.

2)   Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan/ kemungkinan kehilangan penglihatan.

Rasional: Mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi.

3)   Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis.

Rasional: Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut.

4)   Lakukan tindakan untuk membantu pasien yang mengalami keterbatasan penglihatan, contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.

Rasional: Menurunkan bahaya keamanan b/d perubahan lapang pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil thd sinar lingkungan

5)   Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi.

Page 15: RESKY GLAUKOMA

Rasional: Memisahkan badan siliar dr sclera untuk memudahkan aliran keluar akueus humor.

1. Ansitas b.d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.

Tujuan: Cemas hilang atau berkurang

Kriteria Hasil:

1)   Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun   sampai tingkat  dapat diatasi.

2)   Pasien menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah.

3)   Pasien menggunakan sumber secara efektif.

Intervensi:

1)   Kaji tingkat ansitas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.

Rasional: Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus insietas, dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO.

2)   Berikan informasi yang akurat dan jujur.

Rasional: Menurunkan ansiets b/d ketidak tahuan / harapan yang akan datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan info ttg pengobatan.

3)   Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.

Rasional: Memberi kesempatan pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah.

4)   Identifikasi sumber/orang yang menolong.

Rasional: Memberikan keyakinan bhw pasien tdk sendiri dlm menghadapi masalah.

1. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.

Tujuan: Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya.

Kriteria Hasil:

1)   Pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan                    pengobatan.

2)   Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit.

Page 16: RESKY GLAUKOMA

3)   Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.

Intervensi:

1)   Diskusikan perlunya menggunakan identifikasi,                       

2)   Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.

Rasional: Meningkatkan keefektifan pengobatan. Memberikan kesempatan pasien menunjukan kompetensi dan menanyakan pertanyaan.

3)   Izinkan pasien mengulang tindakan.

4)   Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid topikal.

Rasional: Penyakit ini dapat di control dan mempertahankan konsistensi program obat adalah control vital. Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan

5)   Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan  (penurunan nafsu makan, mual/muntah, kelemahan, jantung tak teratur, dll).

Rasional: Dapat mempengaruhi rentang dari ketidak nyamanan sampai ancaman kesehatan berat.

6)   Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup.

Rasional: Pola hidup tenang menurunkan respon emosi thd stres, mencegah perubahan okuler yang mendorong iris kedepan, yang dpt mencetuskan serangan akut.

7)   Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat/mendorong, menggunakan baju ketat dan sempit.

Rasional: Dapat meningkatkan TIO yang mencetuskan serangan akut.

8)   Diskusikan pertimbangan diet, cairan adekuat dan makanan   berserat.

Rasional: Mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari konstipasi.

9)   Tekankan pemeriksaan rutin.

Rasional: Untuk mengawasi kemajuan penyakit dan memungkinkan intervensi dini dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut.

RIONALDO by Satrio Noviansyah (Stikes TMS Bengkulu)

Page 17: RESKY GLAUKOMA

SELAMAT DATANG

Selasa, 04 November 2014

Askep Glaukoma

MAKALAHSISTEM SENSORI DAN PERSEPSI

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLAUKOMA”Dosen Pengasuh Ns. Ida Rahmawati, S.Kep

Oleh Kelompok I:Enni Lovisa Putri 1126010030

Satrio Noviansyah  1126010034Reca Sandiana R. 1126010038

Ayu Suzana 1126010109Fauzan Azim 1226010133 Emi Yusnita 1026010164

Prodi KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Tri Mandiri SaktiBengkulu2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala kenaikan tekanan intra

okuker, dimana dapat mengakibatkan pencekungan papil syaraf optik sehingga terjadi atropi

syaraf optik, penyempitan lapang pandang

Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan di masyarakat barat. Diantara mereka

hampir setengahnya mengalami gangguan penglihatan sampai 70 ribu benar-benar buta dan

Page 18: RESKY GLAUKOMA

bertambah sebanyak 5500 orang buta tiap tahun. Jika glaukoma didiagnosis lebih awal dan

ditangani dengan benar kebutaan dapat dicegah namun kebanyakan kasus glaukoma tidak

bergejala sampai sudah terjadi maka pemeriksaan rutin dan skrining mempunyai peran

penting dalam mendeteksi penyakit ini. Dianjurkan bagi semua yang memiliki faktor resiko

menderita glaukoma menjalani pemeriksaan berkala pada optalmologis untuk mengkaji TIO,

lapang pandang dan kaputnervi optisi. Maka dari itu Glaukoma adalah bagian penyakit mata

yang menyebabkan proses hilangnya penglihatan

Glaukoma adalah penyebab kebutaan utama kedua di Indonesia, yang rata-rata terjadi

pada orang-orang berusia 40 tahun ke atas.Berdasarkan analisa WHO tahun 2012, glaukoma

merupakan penyebab kebutaan kedua di dunia.Glaukoma sudut terbuka primer merupakan

bentuk glaukoma yang tersering, yang menyebabkan pengecilan lapangan pandang bilateral

progresif asimtomatik yang timbul perlahan dan sering tidak terdeteksi sampai terjadi

pengecilan lapang pandang yang ekstensif.

Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya terapi segera diberikan dan

efektivitasnya dinilai dengan melakukan pengukuran tekanan intraocular (tonometry),

inspeksi diskus optikus dan pengukuran  lapangan pandang secara teratur.

Meskipun tak ada penanganan untuk glaukoma, namun dapat dikontrol dengan obat.

Kadang diperlukan pembedahan laser atau konvensional (insisional). Tujuan penanganannya

adalah untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan agar dapat mempertahankan

pengelihatan yang baik sepanjang hidup. Dapat dilakukan dengan menurunkan TIO.

Penatalaksanaan glaucoma sebaiknya dilakukan oleh ahli oftalmologi, tetapi besar

masalah dan pentingnya deteksi kasus-kasus asimtomatik mengharuskan adanyanya

kerjasama dengan petugas kesehatan yang lain.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalh di atas, maka didapatkan rumusan masalahnya yaitu

sebagai berikut:

1.      Apa definisi glaukoma, klasifikasi, etiologi, komplikasi dari glaukoma?

2.      Bagaimana patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan dari

glaukoma?

3.      Bagaiman asuhan keperawatan pada pasien dengan glaukoma?

C.  Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:

1.      Menjelaskan  definisi glaukoma, klasifikasi, etiologi, komplikasi dari glaukoma.

Page 19: RESKY GLAUKOMA

2.      Menjelaskan patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan

dari glaukoma.

3.      Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan glaukoma.

 BAB II

TEORI

A.  Definisi

Glaukoma adalah sekelompok gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau

gejala patologis yang ditandai dengan peningkatan intra okular (TIO) dengan segala

akibatnya. Saat peningkatan TIO lebih besar daripada toleransi jaringan, kerusakan pada sel

gangglion retina, merusak diskus optikus, menyebabkan atropi saraf optik dan hilangnya

pandangan perifer. Glaukoma dapat timbul secara perlahan dan menyebabkan hilangnya

pandangan ireversibel tanpa timbulnya gejala lain yang nyata atau dapat timbul secara tiba-

tiba dan menyebabkan kebutaan dalam beberapa jam. Derajat peningkatan TIO yang mampu

menyebabkan kerusakan organik bervariasi. Beberapa orang dapat meneloransi tekanan yang

mungkin bagi orang lain dapat menyebabkan kebutaan. (Indriana N. Istiqomah, 2004)

Istilah glaukoma merujuk pada kelompok penyakit yang berbeda dalam patofisiologi,

persentasi klinis dan penangananya. Biasanya ditandai dengan berkurangnya lapang pandang

akibat kerusakan saraf optikus. Kerusakan ini berhubungan dengan derajat TIO, yang terlalu

tinggi untuk berfungsinya saraf optikus secara normal. Semakin tinggi tekanannya, semakin

cepat kerusakan saraf optikus tersebut berlangsung. Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan

patologis yang menghambat peredaran normal humor aqueus. (Brunner & Suddarth, 2001)

Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan mata tidak normal atau lebih tinggi

dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf pengelihatan dan kebutaan.

Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala kenaikan tekanan intra

okuker, dimana dapat mengakibatkan pencekungan papil syaraf optic sehingga terjadi atropi

syaraf optik, penyempitan lapang pandang. www.google.com

B.  Klasifikasi

Glaukoma terbagi menjadi tipe primer, sekunder dan kongnital. Tipe primer terbagi

lagi menjadi glaukoma sudut terbuka, dan glaukoma sudut tertutup.

1.      Glaukoma Primer

Page 20: RESKY GLAUKOMA

Glaukoma jenis ini merupakan bentuk yang paling sering terjadi, struktur yang terlibat

dalam sirkulasi dan atau reabsorpsi akuos humor mengalami patologi langsung.

a.       Glaukoma Sudut Terbuka

Glaukoma sudut terbuka atau glaukoma kronik atau glaukoma simpleks/open angle

glaucoma merupakan bentuk glaukoma primer yang lebih tersembunyi dan membahayakan

serta paling sering terjadi (kurang lebih 90% dari klien glaukoma). Sering kali merupakan

gangguan heriditer yang menyebabkan perubahan generatif. Bentuk ini terjadi pada individu

yang mempunyai sudut ruang (sudut antara iris dan kornea). Terbuka normal tetapi terdapat

hambatan pada aliran keluar aquos humor melalui sudut ruangan. Hambatan dapat terjadi di

jaringan trabekular kanal schlemn atau vena-vena aqueus.

Keadaan ini terjadi pada klien usia lanjut (>40 tahun) dan perubahan karena usia lanjut

memegang peranan penting dalam proses sklearosa badan silier dan jaringan rabekel. Karena

aqueus humor tidak dapat meninggalkanmata pada kecepatan yang sama pada prodoksinya,

TIO meningkat secara bertahap.bentuk ini biasanya bilateral dan dapat berkembang menjadi

kebutaan komplit tampa ada nya serangan akut.gejala relatif ringan dan banyak klien tidak

menyadari hinggga terjadi kerusakan visus yang serius.suatu tanda berharga yang ditemukan

oleh downey yaitu jika diantara kedua mata selalu terdapat perbedaan TIO 4 mmHg atau

lebih, dianggap menunjukan kemungkinan glukomkoma simpleks meskipun tensinya masih

normal (wijiana N, 1993). Tanda klasik bersifat bilateral, herediter, TIO meninggi, sudut 

COA terbuka, bola mata yang tenang, lapang pandang yang mengecil  dengan macam macam

skotoma yang khas, perjalanan penyakit progresif lambat.

b.      Glaukoma Sudut Tertutup

     Glukoma sudut tertutup/angle closure glaucomal/close angle glaucomal/narrow angle

glaucomalacute glaucoma awitannyamendadak dan harus ditangani sebagai keadaan

emergensi. Mekanisme dasar yang terlibat dalam patofisiologi glaukoma ini adalah

menyempitnya sudut dan perubahan letak irir yang terlalu di depan. Perubahan letak iris

menyebabkan kornea menyempit atau menutup sudut ruangan, yang akan menghalangi aliran

keluar akueos humor. TIO meningkat dengan cepat, kadang-kadang mencapai tekanan 50-70

mmHg(deWit,1998), tindakan pada situasi inin harus cepat dan tepat atau kerusakan saraf

optik akan menyebabkan kebutaan pada mata yang terserang.

       Tanda dan gejala meliputi nyeri hebat di dalam dan di sekitar mata, timbulnya halo di

sekitar cahaya, pandangan kabur. Klien kadang megeluhkan keluhan umum seperti sakit

kepala, mual, mumtah, kedinginan, demam bahkan prasaan takut mati mirip seranggan

angina, yang dapat sedemikian kuatnya sehingga keluhan mata (gangguan pengelihatan,

Page 21: RESKY GLAUKOMA

fotofobia, dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien.peningkatan TIO menyebabkan

nyri yang melalui saraf kornea yang menjalar ke pelipis, oksiput dan rahang melalui cabang-

cabang nervus trigeminius. Iritasi saraf vagal dapat mengakibatkan mual dan sakit perut.

2.      Glaukoma Sekunder

 Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang

menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan didalam mata.Kondisi ini

secara tidak langsung mengganggu aktivitas struktur yang terlibat dalam sirkulasi akueos

humor.

Gangguan ini terjadi akibat:

a.       Perubahan lensa, dislokasi lensa, intumensensi lensa yang katarak, terlepasnya kapsul lensa

pada katarak.

b.      Perubahan uvea, uveitis anterior, melanoma dari jaringan uvea, neovaskularisasi di iris.

c.       Trauma, hifema, kontusio bulbi, robeknya kornea/limbus disertai prolaps iris.

d.      Operasi, pertumbuhan epitel yang masuk cameri oculi anterior (COA), gagalnya

pembentukan COA setelah operasi katarak, uveitis pascaekstraksi katarak yang

menyebababkan perlengketan iris.

3.      Glukoma Kongenital

Glaukoma ini terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan trabekular.

Kondisi ini disebabkan oleh ciri autosom. Resesif dan biasanya bilateral. (Indriana N.

Istiqomah, 2004)

C.  Etiologi

Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi pada umumnya

disebabkan karena aliran aqueous humor terhambat yang bisa meningkatkan tekanan intra

okuler.

Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif,2009).

1.      Umur

2.      Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma

3.      Tekanan bola mata /kelainan lensa

4.      Obat-obatan

Glaukoma penutupan-sudut primer adalah akibat defek anatomis yang menyebabkan

pengdangkalan kamera anterior. Menyebabkan sudut pengaliran yang sempit pada perifer iris

Page 22: RESKY GLAUKOMA

dan trabekulum. Individu yang menderita glaukoma penutupan-sudut perifer sering tidak

mengalami masalah sama sekali dan tekanan intrakulernya normal, kecuali terjadi penutupan

sudut yang sangat akut ketika iris berdilatasi, menggulung ke sudut dan menyumbat aliran

keluar humor aqueus dari trabekulum. Atau mereka mengalami episode yang dipresipitasi

oleh dilatasi pupil moderat atau miosis pupil jelas. (Brunner & Suddarth, 2001)

Kejadian tersebut dapat terjadi selama dilatasi pupil ketika berada di ruangan gelap

atau obat yang menyebabkan dilatasi akut pupil. Dilatasi bisa pula terjadi akibat rasa takut

atau nyeri, pencahayaan yang kurang terang, atau berbagai obat topikal atau sistemik

(vasokonstriktor, bronkodilator, penenang atau anti-Parkinson). (Brunner & Suddarth, 2001)

D.  Patofisiologi

TIO ditentukan oleh kecepatan produksi aqueus humor dan aliran keluar aqueus

humor dari mata. TIO normal adalah 12-21 mmHg dan memepertahankan selama terdapat

keseimbangan antara produksi dan aliran keluar aqueus humor. Aqueus humor diproduksi di

dalam badan silier dan mengalir keluar melalui kanal schlemn ke dalam sistem vena.

Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih badan silier atau oleh peningkatan

hambatan abnormal terhadap aliran keluar aqueus melalui camera oculi anterior (COA).

Peningkatan tekanan intraokuler >23 mmHg memerlukan evaluasi yang seksama. Penigkatan

TIO mengurangi aliran darah ke saraf optik dan retina. Iskemia menyebakan struktur ini

kehilangan fungsinya secara bertahap. Kerusakan jaringan biasanya di mulai dari perifer dan

bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik dan retina adalah

ireversibel dan hal ini bersifat permanen. Tanpa penanganan, glaukoma dapat menyebabkan

kebutaan. Hilangnya pengelihatan ditandai dengan adanya titik buta pada lapang pandang.

(Indriana N. Istiqomah, 2004)

Aqueous humor secara kontinou diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus siliari

bilik mata belakang untuk memberikan nutrient pada lensa. Aqueous humor mengalir melalui

jaring-jaring trabukuler, pupil, bilik mata depan, trabukuler meshword dank kanal schlem.

Tekanan intra okuler (TIO) dipertahankan dalam batas 12-21 mmHG tergantung

keseimbangan antara produksi dan pengeluaran (aliran) aqueous humor dibilik mata depan.

            Peningkatan TIO akan menekan aliran darah kesaraf optic dan retina sehingga dapat

merusak serabut saraf optic menjadi iskemik dan mati selanjutnya menyebabkan kerusakan

jaringan dimulai dari perifer menuju ke fovia sentralis. Hal ini menyebabkan penurunan

lapang pandang yang dimulai dari daerah nasal atas dan sisa terakhir pada temporal (Sunaryo

Joko Waluyo, 2009).

Page 23: RESKY GLAUKOMA

E.  Manifestasi Klinis

Dari riwayat keluarga ditemukan beberap anggota keluarga dalam garis vertikal atau

horizontal yang memiliki penyakit serupa.

Gejala–gejala terjadi akibat peningkatan tekannan bola mata. Penyakit ini berkembang

secar lambat namun pasti. Penampilan bola mata  seperti normal dan sebaggian besar tidak

mempunyai keluhan pada stadium  dini.  Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering

menabrak karena pandangan lebih gelap, lebih kabur, lapang pandang menjadi sempit hingga

kebutaan permanen. (Brunner & Suddarth, 2001)

Keluhan yang sering muncul adalah sering menabrak akibat pandangan yang menjadi

jelek atau kabur, lapang pandang menjadi lebih sempit hingga kebutaan secara permanen.

Gejala lain adalah : (Hanawartiaj,2008)

1.      Mata merasa sakit tanpa kotoran

2.      Kornea suram

3.      Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah

4.      Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat

5.      Nyeri dimata dan sekitarnya

6.      Udema kornea

7.      Pupil lebar dan reflex berjurang sampai hilang

8.      Lensa keruh

F.  Komplikasi

Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata

memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea terlihat keruh,

bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi  (penggaungan) glaukomatosa, mata keras

seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan

pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang dapat

menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan

memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol

retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi

dan memberikan rasa sakit.

Page 24: RESKY GLAUKOMA

G. Pemeriksaan Diagnostik

Penegakkan diagnosis glaukoma meliputi pemeriksaan mata dengan oftalmoskop

untuk mengkaji kerusakan saraf optikus, tonometri untuk mengukur TIO, perimetri untuk

mengukur luas lapang pandang, dan riwayat okuler dan medis. (Brunner & Suddarth, 2001)

Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1.      Oftalmoskopi

Untuk melihat fundus mata bagian dalam yaitu retina , diskus optikus macula dan

pembuluh darah retina.

2.      Tonometri

Adalah alat untuk mengukur tekanan intra okuler, nilai yang mencurigakan apabila

berkisar antara 21-25 mmHG dan dianggap patilogi bila melebihi 25 mmHG.

3.      Perimetri

Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandangan yang khas pada

glaukoma. secara sederhana, lapang pandang dapat diperiksa dengan tes konfrontasi.

4.      Pemeriksaan Ultrasonotrapi

Adalah gelombang suara yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur

okuler.

H.  Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan glaukoma adalah menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten

dengan mempertahankan penglihatan. Penatalaksanaan bisa berbeda bergantung pada

klasifikasi penyakit dan responnya terhadap terapi. Terapi obat, pembedahan laser,

pembedahan konvensional dapat dipergunakan untuk mengontrol kerusakan progresif yang

diakibatkan oleh glaukoma.

1.      Farmakoterapi

Terapi obat merupakan penanganan awal dan utama untuk penangan glaukoma sudut-

terbuka primer. Meskipun program ini dapat diganti, terapi diteruskan seumur hidup. Bila

terapi ini gagal menurunkan TIO dengan adekuat, pilihan berikutnya pada kebanyakan pasien

adalah trabekuloplasti laser dengan pemberian obat tetap dilanjutkan. Beberapa pasien

memerlukan trabekulotomi. Namun pembedahan laser atau insisional biasanya merupakan

ajuvan bagi terapi obat bukannya menggantikannnya.

Obat sistemik dapat menyebabkan rasa kesemutan pada jari tangan dan jari kaki, pusing,

kehilangan nafsu makan, defekasi tidak teratur, dan kadang batu ginjal. Pasien harus diberi

Page 25: RESKY GLAUKOMA

tahu mengenai kemungkinan efek samping. Namun mereka yang sudah menderita penyakit

agak lanjut biasanya mampu menghadapi hal ini.

Antagonis beta-adrenergik. Antagonis beta-adrenergik topikal kini merupakan bahan

hifotensif yang paling banyak digunakan karna efektifitasnya pada berbagai macam glaukoma

dan tidak menyebabkan efek samping yang biasanya disebabkan oleh obat lain.

Bahan kolinergik. Obat kolinergik topikal (mis,pilokarpin hidroklorida, 1%-4%,

asetilkolin klorida, karbol)digunakan dalam penagganan glaukoma  jangka pendek dengan

penyumbatan pupil akibat efek langsungnya pada reseptor saraf parasimpatis iris dan badan

silier.

Agonis adrenergik. Mekanisme aksi senyawa adrenergik pada glaukoma belom dipahami

benar. Digunakan bersama dengan bahan penghambat beta-adrenergik, berfungsi saling

sinergi dan bukan berlawanan, agonis adrenergik  topikal menurunkan IOP dengan

meningkatkan aliran keluar humor aqueos, memperkuat dilatasi pupil, menurunkan prodoksi

aqueos dan menyebabkan kontraksi pemuluh darah konjunktiva.

Inhibitor anhidrase karbonat. Inhibitoranhidraseinhibitor, mis.asetazolamid (Diamox),

diberikan secara sistemik untuk nenurunkan IOP dengan menurunkan pembuatan humor

aqueus. Digunakan untuk menangani gloukoma sudut terbuka (jangka panjang) dan

menangani glaukoma penutupan sudut (jangka pendek) dan glaukoma yang sembuh sendiri,

seperti yang terjadi setelah trauma.

Diuretik Osmotik. Bahan hiperosmotik oral (gliserol atau intravena mis. Manitol) dapat

menurunkan TIO dengan meningkatkan osmolalitas plasma dan menarik air dari mata ke

dalam pembuluh darah.

2.      Bedah Laser Untuk Glaukoma

Pembedahan laser untuk memperbaiki aliran humor aqueus dan menurunkan TIO dapat

diindikasikan sebagai penanganan primer untuk glaukoma, atau bisa juga dipergunakan bila

terapi obat tidak bisa ditoleransi, atau tidak dapat menurunkan TIO dengan adekuat. Laser

dapat digunakan pada berbagai prosedur yang berhubungan dengan penanganan glaukoma.

3.      Bedah Konvensional

Prosedur bedah konvensional dilakukan bila teknik laser tidak berhasil, atau peralatan

laser tidak tersedia, atau bila pasien tidak cocok untuk dilakukan bedah laser (misalnya pasien

yang tak dapat duduk diam atau mengikuti perintah). Prosedur filtrasi rutin berhubungan

dengan keberhasilan penurunan TIO pada 80 sampai 90 % pasien.

4.      Implikasi Keperawatan

Page 26: RESKY GLAUKOMA

Pasien mungkin memerlukan rawat inap singkat setelah pembedahan. Ambulasi progresif

diperkenankan, bergantung usia dan kondisi fisik pasien. Gerakan dan aktivitas berat yang

dapat mengakibatkan pasien mengalami keadaan yang serupa dengan manuver Valsava

(dengan akibat peningkatan TIO), seperti mengejan, mengangkat beban, dan membungkuk,

dihindari sampai satu minggu. Pasien tidak diperbolehkan mengendarai kendaraan selama 1

minggu. Mata dibalut selama 24 jam atau lebih lama bila diperlukan, dan mata tidak boleh

kemasukan air. (Brunner & Suddarth, 2001)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A.  Kasus

Ny. X beumur 57 tahun. Dia beragama Islam dan pendidikan terakhirnya SMP. Ny. X

sudah tidak mempunyai suami dan dia bekerja sebagai seorang pedagang. Alamat Ny. X di Jl.

Hibrida, Bengkulu. Dia mengeluh pengelihatannya berkurang dan mata menjadi kabur,

sehingga dia sering menabrak. Dia juga mengeluh matanya juga sering berair dan sakit

kepala. Berdasarkan hasil pemeriksaan pupil menyempit dan merah atau mata keras dengan

kornea berawan (glaucoma darurat).

B.  Pengkajian

1.      Data Klien

Nama                    : Ny X

Jenis Kelamin       : Perempuan

Umur                    : 57 tahun

Agama                  : Islam

Status                   : Janda

Alamat                 : Jl. Hibrida, Bengkulu

Pekerjaan              : Pedagang

2.      Keluhan Utama

         Pengelihatannya berkurang dan mata menjadi kabur

         Matanya juga sering berair

         Sering sakit kepala

3.      Riwayat Kesehatan Sekarang

Page 27: RESKY GLAUKOMA

Klien mengalami sakit kepala, mata berair, pengelihatan kabur dan berkurang.

4.      Riwayat Kesehatan Keluarga

Kaji klien, apakah ada anggota keluarganya yang mengalami glaukoma.

5.      Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kortikosteroid.

6.      Data Dasar Pengkajian Pasien

a.       Aktivitas atau istirahat

Gejala: perubahan aktivitas biasanya atau hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.

b.      Makanan atau cairan

Gejala: mual atau muntah

c.       Neuro sensori

Gejala: gangguan penglihatan (kabur atau tak jelas), sinar terang menyebabkan silau

dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer. Penglihatan berawan atau kabur, tanpa

lingkaran cahaya atau pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, photofobia

(glaucoma akut). Perubahan kacamata atau pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.

Tanda: pupil menyempit dan merah atau mata keras dengan kornea berawan (glaucoma

darurat). Peningkatan air mata.

d.      Nyeri atau kenyamanan

Gejala: ketidaknyamanan ringan atau mata berair ( glaucoma kronis). Nyeri tiba-tiba atau

berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaucoma akut)

C.  Diagnosa Keperawatan

1.      Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori: gangguan

status organ.

2.      Ansietas berhubungan dengan penurunan penglihatan actual.

3.      Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO

D.  Intervensi Keperawatan

1.      Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori: gangguan

status organ.

Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optimal.

Kriteria hasil: Mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.

Page 28: RESKY GLAUKOMA

Intervensi Rasional

Mandiri:

1.      Pastikan derajat atau tipe kehilangan

penglihatan.

2.      Dorong mengekspresikan  perasaan

tentang kehilangan/kemungkinan

kehilangan penglihatan.

3.      Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh

menghitung tetesan, mengikuti jadwal,

tidak salah dosis.

Kolaborasi:

Berikan obat sesuai indikasi:

1.      Pilokarpin hidroklorida (isoptocarpin,

Ocusertpilo, pilopine HS Gel)

2.      Asetazolamid (Dioamox).

Mandiri:

1.      Mempengaruhi harapan masa depan pasien

dan pilihan intervensi.

2.      Sementara intervensi dini mencegah

kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan

atau mengalami pengalaman kehilangan

penglihatan sebagian atau total. Meskipun

kehilangan penglihatan telah terjadi tak

dapat diperbaiki (meskipun dengan

pengobatan), kehilngan lanjut dapat

dicegah.

3.      Mengontrol TIO, mencegah kehilangan

penglihatan lanjut.

Kolaborasi:

1.      Obat miotik tropical ini menyebabkan

kontriksi pupil, memudahkan keluarnya

aqueous humor.

2.      Menurunkan laju produksi aqueous humor.

2.      Ansietas berhubungan dengan penurunan penglihatan actual.

Tujuan: Cemas hilang atau berkurang

Kriteria: Menunjukan ketajaman pemecahan masalah.

Intervensi Rasional

1.      Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman

nyeri/ timbulnya gejala tiba-tiba dan

pengetahuan kondisi saat ini.

1.      Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien

terhadap ancaman diri. Potensial siklus

ansietas, dan dapat mempengaruhi upaya

Page 29: RESKY GLAUKOMA

2.      Berikan informasi yang akurat dan jujur.

Diskusikan kemungkinan bahwa

pengawasan dan pengobatan dapat

mencegah kehilangan penglihatan

tambahan.

3.      Dorong pasien unttuk mengakui masalah

dan mengekspresikan perasaan.

4.      Identifikasi sumber/orang yang

menolong.

medik untuk mengontrol TIO.

2.      Menurunkan ansietas sehubungan dengan

ketidak tahuan/ harapan yang akan datang

dan memberikan dasar fakta untuk

membuat pilihan informasi tentang

pengobatan.

3.      Memberikan kesempatan untuk pasien

menerima situasi nyata, mengklarifikasi

salah konsepsi dan pemecahan masalah.

4.      Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak

sendiri dalam menghadapi masalah.

3.      Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO

Tujuan: Nyeri hilang atau berkurang.

Kriteria: Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam pasien mengatakan nyerinya berkurang.

Rasional Intervensi

1.      Kaji tingkat nyeri

2.      Pantau derajat nyeri mata setiap 30 menit

selama fase akut.

3.      Siapkan pasien untuk pembedahan sesuai

peranan.

4.      Pertahankan tirah baring ketat pada

posisi semi fowler

5.      Berikan lingkungan gelap dan terang.

1.      Mengetahui tingkat nyeri untuk

memudahkan intervensi selanjutnya.

2.      Untuk mengidentifikasi kemajuan atau

penyimpangan dari hasil yang diharapkan

3.      Setelah TIO terkontrol pada glaucoma

sudut terbuka, pembedahan harus dilakukan

untuk secara permanen menghilangkan blok

pupil.

4.      Tekanan pada mata ditingkatkan bila tubuh

datar

5.stress dan sinar mienimbulkan TIO yang

mecetuskan nyeri.

E.  Evaluasi

Evaluasi merupakan hasil dari segala tindakan keperawatan pada pasien. Adapun

evaluasi yang diharapkan, yaitu:

1.      Penggunaan penglihatan yang optimal.

2.      Cemas hilang atau berkurang

Page 30: RESKY GLAUKOMA

3.      Penggunaan penglihatan yang optimal

4.      Klien mengetahui tentang kondisi, prognosis dan pengobatannya.

 Daftar Pustaka

Istiqomah, Indriana N. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Mata. Jakarta: EGC.Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.3.

Jakarta: EGC.www.google.com/ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Glaukoma. 20 Oktober 2013

http://rionaldocapelo.blogspot.co.id/2014/11/askep-glaukoma.html

BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk kehidupan

manusia. Terlebih lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik merupakan

kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Apalagi dengan sempitnya lapangan kerja, hanya

orang-orang yang sempurna dengan segala indranya saja yang mendapat kesempatan kerja

termasuk matanya.mata merupakan anggota badan yang sangat peka. Trauma seperti debu

sekecil apapun yang masuk kedalam mata, sudah cukup untuk menimbulkangangguan yang

hebat, apabila keadaan ini diabaikan, dapat menimbulkan penyakit yang sangat gawat.

Salah satu penyakitnya yaitu glaukoma. Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua

terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010

akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak

bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.

Glaukoma disebut sebagai pencuri penglihatan karena sering berkembang tanpa gejala

yang nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai

terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak

menyadari mereka menderita penyakit tersebut. Karena kerusakan yang disebabkan oleh

Page 31: RESKY GLAUKOMA

glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan

sedini mungkin.

B.   RUMUSAN MASALAH

1.  Menjelaskan pengertian glaukoma.

2.  Menjelaskan patofisiologi glaukoma.

3.  Menjelaskan penyebab glaukoma.

4.  Menjelaskan tanda dan gejala glaukoma.

5.  Menjelaskan klasifikasi glaukoma.

6.  Menjelaskan pemeriksaan diagnostik glaukoma.

7.  Menjelaskan penatalaksanaan medis glaukoma.

8.  Menjelaskan fokus pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, serta perencanaan pada

glaukoma.

C.   TUJUAN

1.  Untuk mengetahui pengertian glaukoma.

2.  Untuk mengetahui patofisiologi glaukoma.

3.  Untuk mengetahui penyebab glaukoma.

4.  Untuk mengetahui tanda dan gejala glaukoma.

5.  Untuk mengetahui klasifikasi glaukoma.

6.  Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik glaukoma.

7.  Untuk mengetahui penatalaksanaan medis glaukoma.

8.  Untuk mengetahui fokus pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, serta perencanaan

pada glaukoma.

BAB II

PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN

Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan

intraokular dan pencekungan serta atrofi nervus opticus yang menghasilkan defek pada lapang

pandang dan dapat menyebabkan kebutaan (John H. Direkx, 2004).

Page 32: RESKY GLAUKOMA

Glaukoma adalah sekelompok gangguan kompleks yang ditandai dengan degenerasi

progresif dari sel-sel ganglion retina, menimbulkan kecacatan visual, yang mencerminkan

atrofi saraf optik, dengan gambaran klinis yang khas. (M. Gemenetzi dkk, 2012).

Glaukoma adalah sebuah neuropati optik terkait dengan kematian progresif sel-sel

ganglion retina  dan akson mereka, dan terkait hilangnya bidang visual (Johns Hopkins dkk,

2012).

B.   PATOFISIOLOGI

Tekanan intraokuler dipertahankan oleh produksi dan pengaliran Aqueus humor

dimana  secara kontinue diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus ciliary bilik mata

belakang untuk memberikan nutrien pada lensa. Aqueua humor yang mengalir melalui jaring-

jaring trabekuler, pupil, bilik mata depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem.  Tekanan 

intra okuler (TIO)  dipertahankan dalam batas 10-21 mmHg tergantung keseimbangan

produksi dan pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan.

Peningkatan TIO akan menekan aliran darah ke saraf optik  atau nervus optikus dan

retina sehingga dapat merusak serabut saraf optik menjadi iskemik dan mati. Selanjutnya 

menyebabkan kerusakan jaringan yang dimulai dari perifer menuju ke fovea sentralis. Hal ini

menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari derah nasal atas dan sisa terakhir

pada temporal.

C.   ETIOLOGI

       Menurut Marlene Hurst, 2008 :

1.  Umur : Umur, terutama setelah usia 60, adalah nomor satu faktor risiko untuk pembentukan

glaukoma.

2.  Ras : Mereka dari Afrika Amerika, Meksiko-Amerika, atau keturunan Asia-Amerika

memiliki risiko lebih besar daripada bule untuk mengembangkan glaukoma. Glaukoma jauh

lebih mungkin menyebabkan kebutaan permanen dalam kelompok-kelompok.

3.  Riwayat keluarga glaukoma : Sebuah riwayat keluarga glaukoma menempatkan seseorang

pada risiko yang lebih besar untuk mengembangkan glaukoma. Diperkirakan glaukoma dapat

memiliki link genetik. Itu berarti bahwa mungkin ada kerusakan pada satu atau beberapa gen

yang dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan terhadap pengembangan glaukoma.

Page 33: RESKY GLAUKOMA

4.  Kondisi medis : Ada beberapa penyakit yang dapat berkontribusi pada pengembangan

glaukoma. Ini termasuk diabetes, hipertensi yang tidak terkontrol, penyakit jantung, dan

hipotiroidisme.

5.  Luka fisik : Trauma mata, terutama jika parah, dapat menyebabkan peningkatan tekanan bola

mata. Lensa mata juga dapat menjadi dislokasi, yang dapat mengakibatkan penutupan sudut

drainase.

6.  Dekat-sightedness : Hampir-sightedness menyebabkan benda-benda di kejauhan terlihat

kabur. Hal ini meningkatkan risiko mengembangkan glaukoma.

7.  Penggunaan kortikosteroid : Penggunaan jangka panjang kortikosteroid meningkatkan risiko

seseorang untuk mengembangkan glaukoma sekunder.

8.  Kelainan mata : Beberapa kelainan struktural dari mata yang dapat menyebabkan glaukoma

sekunder. Glaukoma pigmen, salah satu contohnya, disebabkan oleh bagian belakang iris

melepaskan butiran pigmen yang menghambat meshwork trabecular 3.

D.   MANIFESTASI KLINIS

       Menurut Marlene Hurst, 2008 :

1.  Glaukoma Sudut Terbuka

-    Tidak ada gejala : Pada awal pengembangan glaukoma, penumpukan cairan lambat, dan

seperti bagian lain dari tubuh, dapat mengkompensasi untuk sementara waktu.Jadi individu

bahkan mungkin tidak menyadari bahwa masalah telah dimulai dengan peningkatan TIO yang

pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan saraf optik.

-    Kehilangan penglihatan perifer : Sebagai IOP terus meningkat, saraf optik menjadi

terpengaruh. Tekanan ini kompres pada saraf optik dan penurunan suplai oksigen terjadi.

Hasil Kerusakan saraf jika tidak ditangani. Akhirnya, orang tersebut kehilangan penglihatan

perifer.

-    Visi terowongan dan akhirnya kebutaan : Sebagai glaukoma berlanjut, lebih banyak tekanan

yang diberikan pada saraf optik ke titik yang terjadi visi terowongan. Jumlah kematian saraf

optik menyebabkan kebutaan. Perlu diingat, glaukoma dapat terjadi pada satu atau kedua

mata.

2.  Glaukoma Akut Sudut Tertutup

-    Tiba-tiba  sakit mata yang parah : Peningkatan tekanan intraokular terjadi tiba-tiba,

menyebabkan onset mendadak sakit mata. Mata tidak punya waktu untuk mengimbangi ketika

tekanan naik dengan cepat. Hal ini paling sering terjadi ketika orang itu duduk di ruangan

Page 34: RESKY GLAUKOMA

gelap, yang menyebabkan mata melebar. Sudut berkurang, sehingga mengurangi atau

occluding aliran aqueous humor.

-    Penglihatan kabur : Ini adalah penumpukan tekanan di dalam mata dan sekitar saraf optik

yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur.

-    Halos sekitar lampu : Sekali lagi, itu adalah penumpukan tekanan di dalam mata dan sekitar

saraf optik yang menyebabkan orang untuk melihat lingkaran cahaya.

-    Mual dan muntah : Nyeri berat dapat merangsang pusat muntah.

-    Kerasnya mata saat dipalpasi : Peningkatan tekanan dari cairan.

E.    KLASIFIKASI

1.    Glaukoma Sudut Terbuka Primer

Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai tetapi

seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan

terpengaruh secara permanen. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga resiko tinggi bila

ada riwayat dalam keluarga.

Disebut sudut terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan

trabekuler.  Sudut bilik depan terbuka normal, pengaliran dihambat karena adanya perubahan

degeratif jaringan trebuekuler, saluran schelem dan saluran yang berdekatan. adanya

hambatan aliran AgH tidak secepat produksi, bila berlangsung secara terus menerus, maka

menyebabkan degenerasi syaraf optik, sel gangglion, atropi iris dan siliare tetapi hal ini

biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan

atau bertahun-tahun.

Gejala yang timbul awal biasanya tidak ada kelainan biasanya diketahui dengan

adanya peningkatan IOP dan sudut ruang anterior normal seperti: mata terasa berat, pening,

pengelihatan kabur, halo di sekitar cahaya, kelainan lapang pandang , membesarnya titik buta.

Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma

Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan

tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

2.    Glaukoma Akut Sudut Tertutup

Glaukoma sudut tertutup akut adalah terganggunya aliran akibat tertutupnya atau

terjadinya penyempitan sudut antara iris dan kornea, Glaukoma ini lebih sering ditemukan

karena keluhannya yang mengganggu.

Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris

terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekuler dan menghambat humor aquaeos

mengalir ke saluran schelemm. Di mana terjadinya penyempitan sudut dan perubahan iris ke

Page 35: RESKY GLAUKOMA

anterior, mengakibatkan penekanan kornea dan menutup sudut mata, Aqueous Humor tidak

bisa mengalir keluar, bilik mata depan menjadi dangkal.

Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan meningkatnya IOP, adalah:

nyeri selama beberapa jam dan hilang kalau tidur sebentar, TIO >75 mmHg, halo (terlihat

warna-warna) di sekitar cahaya, sakit kepala area mata, mual, muntah, bradikardi,

pengelihatan kabur dan berkabut serta odema pada kornea. Bila terjadi penempelan iris

menyebabkan dilatasi pupil dan jika tidak ditangani bisa terjadi kebutaan dan nyeri yang

hebat.

3.    Glaukoma Sekunder

Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma,

arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung

steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus

diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut.

Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi dari peradangan mata, perubahan

pembuluh darah dan trauma. Dengan gejala yang hampir mirip dengan sudut terbuka dan

sudut tertutup tergantung pada penyebab.

4.    Glaukoma Kongenital

Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran,

biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi

dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran

mata bayi, bagian depan mata berair, berkabut dan peka terhadap cahaya. Glaukoma

Kongenital merupakan perkembangan abnormal dari sudut filtrasi dapat terjadi sekunder

terhadap kelainan mata sistemik jarang (0,05%) manifestasi klinik biasanya adanya

pembesaran mata, lakrimasi, fotofobia blepharospme.

F.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.    Pemeriksaan Lapang Pandang

Pemeriksaan lapang penglihatan atau Perimetry bertujuan untuk melihat luasnya

kerusakan syaraf mata. Selama pemeriksaan ini Anda akan diminta untuk melihat suatu titik

di tengah layar dan menekan tombol ketika Anda melihat munculnya titik-titik cahaya di

sekitar layar.

2.    Foto Syaraf Optik

Page 36: RESKY GLAUKOMA

Foto syaraf optik yang baik dapat membantu dokter mata Anda melihat hal-hal detil

pada saraf optik Anda dan sekaligus mendokumentasikan perubahan / perkembangan pada

saraf optik Anda dari waktu ke waktu.

3.    Tonometri

Digunakan untuk pemeriksaan TIO, tonometri yang sering digunakan adalah appalansi

yang menggunakan lamp (celah lampu) di mana sebagian kecil daerah kornea diratakan untuk

mengimbangi beban alat ukur ysng mengukur tekanan, selain itu ada juga metode langsung

yang kurang akurat yang lebih murah, dan mudah adalah schiotz tonometer dengan cara

tonometer ditempatkan lansung di atas kornea yang sebelumnya mata terlebih dahulu

dianastesi.

4.    Gonioskopi

Digunakan untuk melihat secara langsung ruang anterior untuk membedakan antara

glaukoma sudut tertutup dengan glaukoma sudut terbuka.

5.    Oftalmoskopi

Digunakan untuk melihat gambaran bagian mata secara langsung diskus optik dan

struktur mata internal.

G.   PENATALAKSANAAN MEDIS

Meskipun belum ada cara untuk memperbaiki kerusakan penglihatan yang terjadi

akibat glaukoma, pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Glaukoma dapat

ditangani dengan obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau operasi yang bertujuan untuk

menurunkan/menstabilkan tekanan bola mata dan mencegah kerusakan penglihatan lebih

lanjut.

1.    Obat Tetes Mata

Obat tetes mata glaukoma adalah bentuk penanganan yang paling umum dan paling awal

diberikan oleh dokter mata Anda.

2.    Pengobatan untuk Glaukoma sudut terbuka (Johns Hopkins dkk, 2012)

a.    Laser Trabeculoplasty (LTP)

Laser Trabeculoplasty (LTP) adalah prosedur laser yang digunakan untuk menangani

glaukoma sudut-terbuka. Laser trabeculoplasty merupakan sebuah prosedur di mana energi

laser (argon, YAG, dioda) diterapkan untuk meshwork trabecular dalam upaya untuk

mengurangi resistensi terhadap aliran keluar humor aqueous itu. Prosedur memerlukan

Page 37: RESKY GLAUKOMA

anestesi topikal dan cermin suatu lensa kontak. Ada kalanya Anda tetap perlu melanjutkan

penggunaan obat tetes mata glaukoma sesudah Laser Trabeculoplasty.

b.   Operasi Filtrasi Mata (Trabeculectomy)

Bila obat-obatan atau prosedur laser tidak dapat mengendalikan tekanan pada mata

Anda, maka akan dilakukan tindakan operasi untuk membuat saluran baru yang akan

memudahkan cairan mata keluar dari mata.

Trabeculectomy ialah bedah insisional yang paling umum dilakukan untuk

menurunkan tekanan intraocular pada pasien glaukoma. Di bawah anestesi lokal , lorong yang

dibuat pada limbus (persimpangan antara kornea dan sclera) memungkinkan humor aqueous

mengalir dari ruang anterior ke ruang antara sklera dan konjungtiva, sehingga menurunkan

tekanan intraocular.

Trabeculotomy umumnya digunakan untuk menurunkan intraokular tekanan pada

glaukoma mempengaruhi bayi dan anak-anak tetapi juga digunakan pada dewasa dengan

glaukoma sudut terbuka. Sebuah probe metal atau jahitan dilewatkan ke Kanal Schlemm ,

struktur di mana aqueous humor melewati saat keluar mata. Probe adalah digunakan untuk

mengganggu jaringan yang biasanya menghambat aliran aqueous humor dari mata , sehingga

meningkatkan outflow dan menurunkan tekanan intraokular.

c.    Perangkat drainase encer

Salah satu dari sejumlah implan plastik yang digunakan dalam bedah pengelolaan

glaukoma dengan tujuan menurunkan tekanan intraokular. Semua perangkat terdiri dari

sebuah tabung yang dimasukkan ke dalam mata dan piring terhubung ke tabung yang dijahit

ke sclera dan ditutupi oleh konjungtiva. Aqueous humor bergerak melalui tabung dan keluar

dari mata untuk mengeringkan di atas piring ke dalam ruang antara piring dan konjungtiva.

d.   Cyclophotocoagulation

Sebuah prosedur di mana energi laser digunakan untuk merusak silia, mengurangi

jumlah aqueous humor yang mereka hasilkan dan dengan demikian menurunkan tekanan

intraokular . Prosedur ini dapat dilakukan melalui sclera (eksternal cyclophotocoagulation)

atau dari bagian dalam mata (endocyclophotocoagulation).

e.    Sclerectomy dalam

Sebuah prosedur di mana ahli bedah membuat bukaan pada konjungtiva untuk

mengekspos sclera. Dokter bedah membedah flap parsial - ketebalan sekitar 5 mm lebar

sekitar kedalaman satu - ketiga di sklera di limbus. Sebuah penutup kedua dibedah di bawah

lipatan ini untuk meninggalkan lapisan sangat tipis dari jaringan dan untuk mengekspos kanal

Schlemm. Flap ini mendasari scleral jaringan yang dihapus, dan ahli bedah menangkap atap

Page 38: RESKY GLAUKOMA

kanal Schlemm dan menghapus strip yang sekitar 3 mm. Aqueous humor mampu menembus

jaringan yang tersisa tanpa fullthickness lubang yang diperlukan. Flap eksternal kemudian

dijahit di posisi semula dan konjungtiva dijahit kembali ke tempatnya.

f.     Viscocanalostomy

Sebuah prosedur bedah yang sama untuk sclerectomy dalam ( lihat di atas) tetapi juga

mencakup viskoelastik disuntikkan ke kanal Schlemm secara melingkar dalam upaya untuk

melebarkan kanal Schlemm. Flap eksternal kemudian dijahit di posisi semula dan konjungtiva

dijahit kembali ke tempatnya .

g.    Canaloplasty

Sebuah prosedur yang dimulai dengan sclerectomy mendalam gabungan dan prosedur

viscocanalostomy (lihat di atas) , setelah itu microcatheter dengan ujung diterangi adalah

melewati kanal Schlemm untuk 360 derajat. Sebuah jahitan 10-0 prolene terkait dengan

kateter dan ulir di sekitar kanal Schlemm untuk 360 derajat. Kedua ujung jahitan ini diikat di

bawah ketegangan dalam upaya untuk memperluas kanal Schlemm. Flap eksternal kemudian

dijahit di aslinya posisi dan konjungtiva yang diletakkan kembali pada tempatnya.

h.    Trabectome

Sebuah prosedur di mana ahli bedah membuat sayatan 1,7 mm melalui kornea perifer

dan menyuntikkan viskoelastik ke ruang anterior. Trabectome perangkat kemudian

dimasukkan ke ruang anterior dan , di bawah visualisasi menggunakan gonioscopy langsung

dengan mikroskop operasi, yang Trabectome digunakan untuk mengikis sekitar satu kuadran

trabecular jaringan. Trabectome menggunakan pulsa listrik, rendah energi untuk menguapkan

jaringan trabecular, dan aspirasi digunakan untuk menghapusnya. Viskoelastik akan dihapus

dan luka kornea dijahit ditutup.

i.      iStent

Sebuah perangkat di tempatkan ke dalam kanal Schlemm. iStent terbuat dari titanium

nonferromagnetic. Salah satu ujung duduk di ruang anterior dan end posterior duduk di kanal

Schlemm, memungkinkan cairan untuk memotong meshwork trabecular. itu perangkat

dimasukkan di bawah visualisasi langsung ( menggunakan gonioscopy langsung) melalui 3

mm sementara sayatan kornea jelas. Setelah viskoelastik ditempatkan di ruang anterior,

aplikator adalah melewati sayatan dan perangkat berlabuh ke dalam kanal Schlemm di sudut

hidung. Viskoelastik dihapus dengan irigasi dan aspirasi.

j.      Emas shunt

Sebuah perangkat yang menghubungkan ruang anterior ke ruang suprachoroidal. Itu

SOLX ™ Emas Shunt adalah persegi panjang emas 24 karat ( 3,2 x 5,2 mm ). Ada dua piring

Page 39: RESKY GLAUKOMA

dengan alur di dalamnya untuk memungkinkan aliran yang lebih tinggi dari ruang tekanan

anterior dengan tekanan rendah ruang suprachoroidal. Konjungtiva ini disinserted di limbus,

dan scleral full-thickness Sayatan dibuat 2 mm posterior limbus.

Sebuah pisau sabit digunakan pada 90 persen scleral mendalam untuk mengarahkan

bagian anterior shunt ke ruang anterior dan posterior untuk memotong 2 sampai 3 mm untuk

mengarahkan segmen posterior ke dalam ruang suprachoroidal. Sayatan scleral ditutup

dengan 10-0 jahitan nilon dan konjungtiva ditutup.

k.    Obat-obatan

      Obat-obat miotik

-       Golongan kolinergik ( pilokarpin 1-4 % 5 kali sehari) Karbakol 0,75 – 3 %.

-       Golongan antikolineoterase (demekarium bromid, humorsol 0,25 %) Pilocarpine 0,25.

Pilocarpine adalah obat miotik yang dipilih dalam pengobatan glaukoma sudut terbuka,

biasanya diberikan dalam bentuk tetes mata atau tetesan membram (ocusert) yang biasanya

diletakkan pada diatas/dibawah konjungtiva diberikan pada malam hari agar efek miotik stabil

pada pagi harinya dan efek bertahan sampai seminggu, efek yang muncul biasanya seringkali

menurunkan penglihatan selama 1 -2 jam dan dapat menyebabkan spasme mata yang sering

pada orang-orang muda.

      Obat penghambat sekresi aqioshumor (adrenergik)

-       Agen penghambat beta adrenergik /adrenigic beta bloker dapat digunakan secara mandiri atau

kombinasi dengan obat-obat lain seperti Betaxolol mempunyai keuntungan sedikit efek

samping pada pulmonal. Penekanan pada lakrimal selama satu menit dapat mencegah efek

sisitemik yang cepat. Contoh : timolol meleate (timoptic) (tetes 0,25 dan 0,5 % 2 x sehari),

Epineprin 0,5 – 2 % 1-2 x sehari, betaxolol hydrochloride (betoptic), levobunol

hydraochloride (betagan) yang berefek memblok impuls-impuls adrenergik (sympathetik)

yang secara normal menyebabkan mydriasis, mekanisme yang bisa menurunkan IOP, tidak

jelas.

      Carbonican hidrase inhibitor

-       Asetazolamid (diamok 125-250 mg 4 x sehari.

-       Diklorfenamid (metazolamid).

3.    Pengobatan untuk sudut tertutup akut

a.    Bahan hiperosmotik

Yang biasanya diberikan pada keadaan yang akut yang berat dalam maksud

menurunkan IOP dengan menyerap cairan dari mata, bila osmotik oral tidakefektif atau

Page 40: RESKY GLAUKOMA

meyebabkan mual, manitol dapat diberikan secara intravenous. Contoh : glicerine, (glycerol,

osmoglyn), mannitol (osmitrol), urea (ureaphil, urevert) berefek meningkatkan osmolaritas

plasma darah, meningkatkan aliran aqueous humor ke plasma :

      Gliserin (gliserol) p.o 1cc / kg BB. Dalam larutan 50 % air jeruk.

      Manitol 20 % IV. 1-2 gram / Kg BB diberikan 60 tetes / menit.

b.    Miotikum pilokarpin 2-4 % 1 tts 3 x 5 menit kemudian 1 tts. 30 menit /2 jam. Selanjutnya 1

tts / jam sampai operasi.

c.    Karbonikan hidrase inhibitor

Asetasolamit langsung 500 mg/oral (2 tablet) lalu tiap 4 jam 250 mg,

ethoxzolamide(cardase), dichlorhenamide (daramide), methazolamide (neptazane) berefek

menghambat produksi aqueous humor.

d.   Terapi pembedahan

Terapi pembedahan dilakukan apabila cara konservatif gagal untuk mengatur

peningkatan IOP antara lain iridotomy/iredektomy dengan membuang sebagian kecil iris dan

membuka saluran antara ruang posterior dan anteriordan biasanya kalau gagal dapat dilakukan

trabeculectomy dengan membuat pembukaan antara anterior dan rongga subkojungtiva.

H.   FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1.                Data demografi : Usia > 40 tahun.

2.    Riwayat penyakit mata keluarga.

3.    Riwayat penyakit mata dan riwayat operasi.

4.    Riwayat penggunaan obat-obatan (histamin, kostikosteroid).

5.    Riwayat gangguan penglihatan : lama , kapan terakhir periksa mata dan tonometri.

6.    Keluhan (tanda / gejala) yang menunjukkan adanya glaukoma seperti pada manifestasi klinis.

7.    Pemeriksaan fisik yaitu periksa TIO.

a.    Ada 2 cara periksa TIO

       Digital (dengan jari tangan )

-       Kedua ujung jari telunjuk diletakan pada kelopak mata bagian atas.

-    Klien melirik ke bawah (jangan menutup mata, karena bola mata akan naik ke atas).

-    Tekan bergantian dengan kedua jari tersebut (seperti memeriksa abses).

Hasil : TIO normal Tn

TIO tinggi : Tn+1, Tn+2, TN+3 dst.

TIO rendah : Tn-1, Tn-2, Tn-3 dst.

      Alat (tonometer)

Page 41: RESKY GLAUKOMA

Tonometer Schiotz alat ini paling sering dipakai dan mudah penggunaanya.

Tonomewter aplanasi dengan alat ini didapatkan hasil yang lebih cermat, tetapi memelurkan

slitlamp biomikroskop (mahal).

b.    Periksa papil syaraf optic

      Alat oftalmoskop

Dilihat papil syaraf optik apakah ada cekungan akibat tekanan yang tinggi

(“excavatio” = “cupping”). Luas cekungan dibanding dengan keseluruhan disk=cup / disc

ratio (c/d ratio). Normal : c/d ratio 0- 0,3. Jika > 0,3 curiga adanya kelainan (kemungkinan

juga kongenital).

c.    Periksa lapang pandangan

Diperiksa lapang pandangan sebtral dengan alat : TANGEN SCREEN, seluas 30° dari

pusat tajam penglihatan. Untuk mengetahui adanya kerusakan akibat glaucoma dan untuk

follow up glaukoma.

d.   Periksa bilik sudut mata depan

Sederhana dengan lampu senter, sinari iris dari samping, bila tidak ada bayangan,

sudutnya dalam, sedangkan bila ada bayangan iris berarti sudut sempit.

e.    Periksa Tajam penglihatan (Visus)

Periksa ini rutin untuk semua klien mata. Pada glaukoma  : Visus 1/60 – 1/300;

prognosis tidak baik. Visus 6/6  harus hati-hati, karena kemungkinan lapang pandanganya

sempit. Visus tidak dapat dipakai sebagai : Ada tidaknya glaucoma.

8.    Pengkajian psikososial

a.    Kecemasan

b.    Mekanisme koping.

I.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    Perubahan persepsi sensori penglihatan b.d. rusaknya serabut syaraf karena peningkatan TIO.

2.    Nyeri b.d. peningkatan TIO.

3.    Ansietas b.d. kehilangan penglihatan aktual atau potensial dan dampak penyakit kronis pada

gaya hidup.

4.    Resiko cedera b.d. penurunan lapang pandang, kebutaan.

5.    Resiko infeksi b.d. luka operasi.

6.    Gangguan citra tubuh b.d. kebutaan.

Page 42: RESKY GLAUKOMA

J.     PERENCANAAN

1.    Penurunan sensori pengelihatan s.d. kerusakan serabut syaraf karena peningkatan TIO.

Tujuan : meningkatnya penurunan lapang pandang dapat dikurangi

Kriteria hasil :

-       Klien dapat meneteskan obat dengan benar.

-       Kooperatif dalam tindakan.

-       Menyadari hilangnya pengelihatan secara permanen.

-       Tidak terjadi penurunan visus lebih lanjut.

Intervensi :

a.    Kaji dan catat ketajaman pengelihatan.

b.    Kaji deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat/tidak.

-       Sesuaikan lingkungan dengan kemampuan pengelihatan.

-       Orientasikan thd lingkungan.

-       Letakan alat-alat yang sering dipakai dalam jangkuan pengelihatan klien.

-       Berikan pencahayaan yang cukup.

-       Letakan alat-alat ditempat yang tetap.

-       Berikan bahan-bahan bacaan dengan tulisan yang besar.

-       Hindari pencahayaan yang menyilaukan.

c.  Gunakan jam yang ada bunyinya.

d.  Kaji jumlah dan tipe rangsangan yang dapat diterima  klien.

e.  Anjurkan pada alternatif bentuk rangsangan seperti radio, TV.

2.    Nyeri b.d. peningkatan TIO

Tujuan : Nyeri berkurang dan klien berada pada tingkat kenyamanan.

Kriteria hasil :

-       Klien tidak mengeluh nyeri.

-       Tekanan intra okular normal/turun.

-       Ekspresi wajah tenang.

Intervensi :

a.    Kaji tipe, intensitas, dan lokasi nyeri. Gunakan tingkat skala nyeri untuk menentukan dosis

analgetik.

b.    Pertahankan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang dan gelap dengan kepala

ditinggikan 30° atau dalam posisi nyaman.

Page 43: RESKY GLAUKOMA

c.    Istirahatkan klien dalam ruangan yang tidak menyilaukan mata dengan posisi kepala agak

ekstensi atau posisi yang nyaman bagi klien.

d.   Anjurkan tehnik relaksasi.

e.    Hindari mual muntah, berikan anti emetik bila perlu.

f.     Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik.

3.  Ansietas berhubungan dengan penurunan penglihatan, kurangnya pengetahuan.

Tujuan : Ansietas berkurang

Kriteria hasil :

-       Berkurangnya perasaan gugup.

-       Mengungkapkan pemahaman tentang rencana tindakan.

-       Posisi tubuh rileks.

Intervensi :

a.    Hati-hati menyampaikan hilangnya pengelihatan secara permanen.

b.    Berikan kesempatan klien mengekspresikan tentang kondisinya.

c.    Pertahankan kondisi yang rileks.

d.   Jelaskan tujuan setiap tindakan.

e.    Siapkan bel di tempat tidur dan intruksikan klien memberikan tanda bila mohon bantuan.

f.     Pertahankan kontrol nyeri yang efektif.

4.    Resiko cedera berhubungan dengan penurunan lapangan pandang.

Tujuan : Klien tidak mengalami cedera.

Kriteria hasil :

-       Klien dapat menjelaskan cara mencegah injury.

-       Klien mampu mendemontrasikan tentang kewaspadaan kecemasan.

-       Klien meminta bantuan petugas saat memenuhi kebutuhan.

Intervensi :

a.    Orientasikan klien terhadap lingkungan ketika tiba.

b.    Jelaskan asal mula penurunan penglihatan perifer dan hubungannya suka menabrak benda.

c.    Anjurkan untuk menengokkan kepala untuk melihat ke setiap sisi.

d.   Atur ruangan agar leluasa untuk berjalan-jalan.

Page 44: RESKY GLAUKOMA

e.    Lakukan modifikasi lingkungan untuk memindahkan semua bahaya:

-       Singkirkan rintangan pada tempar lalu lalang.

-       Sungkirkan gulungan dari kaki.

-       Singkirkan barang-barang yang mungkin dapat mencederai klien.

-       Bantu klien dan keluarga mengevaluasi lingkungan rumah terhadap bahaya yang mungkin

terjadi.

5.  Resiko infeksi b.d. luka operasi.

     Tujuan : infeksi dapat dicegah/dikontrol.

     Kriteria hasil : terbebas dari tanda dan gejala infeksi.

     Intervensi :

a.    Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.

b.    Tingkatkan nutrisi yang cukup (bergizi dan mengandung vitamin A).

c.    Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.

d.   Monitor kerentanan terhadap infeksi.

e.    Inspeksi kondisi luka/insisi bedah.

f.     Instrusikan klien untuk minum antibiotik sesuai yang dianjurkan.

g.    Ajarkan klien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi, serta cara menghindari infeksi.

6.  Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya lesi pada kulit yang mempengaruhi

penampilan.

Tujuan : klien bisa menerima keadaannya.

Kriteria hasil : mendiskusikan strategi untuk mengatasi perubahan pada citra tubuh.

Intervensi :

a.    Kaji pengetahuan pasien trehadap adanya potensi kecacatan yang berhubungan dengan

pembedahan dan atau perubahan kulit. R : memberikan informasi untuk menformulasikan

perencanaan.

b.    Pantau kemampuan pasien untuk melihat perubahan bentuk dirinya. R : ketidakmampuan

untuk melihat bagian tubunhya yang terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam

koping.

c.    Dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan mengenai perubahan penampilan dari

pembedahan. R : memberikan jalan untuk mengekspesikan emosinya.

d.   Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat. R : meningkatkan perasaan dan

memungkinkan respons yang lebih membantu pasien.

Page 45: RESKY GLAUKOMA

BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Glaukoma merupakan bagian penyakit mata yang menyebabkan proses hilangnya

penglihatan, tetapi proses ini dapat dicegah dengan obat-obatan, terapi laser dan pembedahan.

Hilangnya penghlihatan pada kasus glaukoma tidak dapat disembuhkan kembali, maka sangat

penting untuk mencegah terjadinya kerusakan pada organ mata sedini mungkin, apalagi

glaukoma seringkali timbul tanpa gejala sampai pada tahap akhir, kecuali glaukoma jenis akut

(tekanan bola mata tiba-tiba meninggi sehingga mata terasa sakit dan pegal).

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Edisi revisi. Jilid 1. Yogyakarta : MediAction

www.google.com Makalah Asuhan Keperawatan Pada Glaukomahttp://retnopuspasari.blogspot.co.id/2014/12/askep-glaukoma-kmb.html

BAB IPENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

            Mata adalah alat indera kompleks yang berevolusi dari bintik – bintik peka sinar

primitif pada permukaan golongan intervertebrata. Dalam bungkus pelindungnya mata

memiliki lapisan reseptor, sistem lensa yang membiaskan cahaya ke reseptor tersebut, dan

sistem saraf yang menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.

            Iris adalah cincin sentral berwarna darimana secara normal berbentuk normal

sempurna, sangat responsif terhadap cahaya baik secara langasung maupun tidak langsung,

dan tepi perifernya sangat teratur. Setiap variasi dari kriteria normal ini dianggap patologik.

Satu – satunya keadaan dimana ketidakteraturan tepi iris dapat dihilangkan secara diagnostik

Page 46: RESKY GLAUKOMA

adalah setelah pembedahan katarak yang telah menggeser sebagian dari iris secara mekanis.

Iris yang berbentuk seperti lubang kunci dapat terjadi pada kejadian yang jarang, kedua iris

akan berbeda warnanya jika diperhatikan. Ketidaksimetrisan dalam warna iris yang normla

adalah kongenital (heterokromia) dan terjadi sejak masa kecil.

            Struktur – struktur utama pada mata yaitu lapisan pelindung luar bola mata, sklera,

dimodifikasi dibagian anterior untuk membentuk kornea yang tembus pandang dan akan

dilalui berkas sinar yang masuk ke mata. Di bagian sklera terdapat koroid, lapisan yang

mengandung banyak pembuluh darah yang memberi makan struktur – struktur dalam bola

mata. Lapisan di dua perposterior koroid adalah retina, jaringan saraf yang mengandung sel –

sel reseptor.

2.      TUJUAN

Tujuan umum :

Tujuan dari pembuatan makalah Asuhan Keperawatan pada Pasien Glaukoma adalah supaya

perawat dan mahasisiwa mampu memberikan asuhan keperawatan dengan pasien glaukoma.

Tujuan khusus :

a.       Mahasiswa memahami apa itu glaukoma.

b.      Mahasiswa mengetahui penyebab glaukoma.

c.       Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala glaukoma.

d.      Mahasiswa mampu memberikan pencegahan dan penatalaksanaan glaukoma.

e.       Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien glaukoma

3.      RUMUSAN MASALAH

1)      Apa definisi Glaukoma?

2)      Apa penyebab Glaukoma?

3)      Bagaimana perjalanan penyakit Glaukoma?

4)      Apa saja tanda dan gejala?

5)      Apa pemeriksaan penunjang dan diagnostik penyakit Glaukoma?

6)      Bgaimana penatalaksanaan medis Glaukoma?

7)      Bagaimana Asuhan Keperawatan Klien dengan Glaukoma?

Page 47: RESKY GLAUKOMA

BAB IIKONSEP DASAR TEORI

A.    ANATOMI DAN FISIOLOGI HUMOR AKUOS

                  Humor akuos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk organ di

dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu juga berguna

untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan

tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam bola

mata/tekanan intra okuler. Tekanan intraokuler inilah yang berperan dalam terjadinya

glaukoma sehingga menimbulkan kerusakan pada saraf optik. Humor akuos diproduksi oleh

badan silier, masuk ke dalam bilik mata belakang kemudian mengalir ke bilik mata depan

melalui pupil. Setelah sampai ke bilik mata depan humor akuos akan meninggalkan bola mata

melalui suatu bangunan yang disebut trabekulum yang terletak di sudut iridokornea.

Keseimbangan antara produksi dan pengeluaran/ pembuangan humor akuos inilah yang

menentukan jumlah humor akuos di dalam bola mata.

B.     Definisi

      Glaukoma adalah Sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan

intraokular. ( Barbara C Long, 2000 : 262 )

      Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik(neoropati optik) yang

biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf optik. Yang

menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang pandang

sentral terkena. (Bruce James.  et al , 2006 : 95)

      Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf

optik, serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola

mata yang tidak normal. (Sidarta Ilyas, 2002 : 239)

      Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal (N = 15-

20mmHg). (Sidarta Ilyas, 2004 : 135)

      Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan abnormal

tekanan intraokular ( sampai lebih dari 20 mmHg). (Elizabeth J.Corwin, 2009 : 382)

      Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan TIO,

penggaungan, dan degenerasi saraf optik serta defek lapang pandang yang khas. ( Anas

Tamsuri, 2010 : 72 )

Page 48: RESKY GLAUKOMA

      Jadi, Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,

yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin

berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran

cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola

mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata

tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

C.    Etiologi

      Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi pada umumnya

disebabkan karena aliran aqueous humor terhambat yang bisa meningkatkan tekanan intra

okuler.

Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif,2009).

      Umur

      Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma

      Tekanan bola mata /kelainan lensa

      Obat-obatan

1.          GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

          Glaukoma akut hanya terjadi pada mata yang sudut bilik mata depannya memang sudah

sempit dari pembawaannya. Jadi ada faktor pre-disposisi yang memungkinkan terjadinya

penutupan sudut bilik mata depan.

a.       Faktor Pre-Disposisi

Pada bilik mata depan yang dangkal akibat lensa dekat pada irirs maka akan terjadi hambatan

aliran akuos humor dari bilik mata belakang ke bilik mata depan, yang dinamakan hambatan

pupil (pupillary block) hambatan ini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan di bilik mata

belakang.

Pada sudut bilik depan yang tadinya memang sudah sempit,dorongan ini akan menyebabkan

iris menutupi jaringan trabekulum.akibatnya akuos humor tidak dapat atau sukar mencapai

jaringan ini dan tidak dapat di salurkan keluar.terjadilah glaukoma akut sudut tertutup.

Istilah pupillary block penting untuk di ingat dan di fahami karena mendasari alasan

pengobatan dan pembedahan pada glaukoma sudut tertutup.

Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya hambatan pupil ini ditemukan pada mata

yang bersumbu pendek dan lensa yang secara fisiologik trus membesar karena usia,iris yang

tebal pun di anggap merupakan faktor untukmempersempit sudut bilik depan.

Page 49: RESKY GLAUKOMA

b.      Faktor pencetus

Peningkatan jumlah akuos humor yang mendadak di bilik mata belakang akan mendorong iris

ke depan,hingga sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit akan mendadak tertutup.

Tidak diketahui dengan jelas apa yang menyebabkan hal tersebut.

c.       Dilatasi pupil

Apabila pupil melebar, iris bagian tepi akan menebal ; sudut bilik mata depan yang asalnya

sudah sempit, akan mudah tertutup. (Sidarta Ilyas, 2002 :249-250)

2.          GLAUKOMA KONGESIF AKUT

          Seseorang yang datang dalam fase serangan akut glaukoma memberi kesan seperti

orang yang sakit berat dan kelihatan payah; mereka diantar oleh orang lain atau di papah.

Penderita sendiri memegang kepala nya karena sakit, kadang-kadang pakai selimut. Hal inilah

yang mengelabui dokter umum; sering dikiranya seorang penderita dengan suatu penyakit

sistemik.

          Dalam anamnesis, keluarganya akan menceritakan bahwa sudah sekian hari penderita

tidak bisa bangun, sakit kepala dan terus muntah-muntah, nyeri dirasakan di dalam dan sekitar

mata. Penglihatanya kabur sekali dan dilihatnya warna pelangi di sekitar lampu.

          Apabila mata diperiksa, ditemukan kelopak mata bengkak,konjungtiva bulbi yang

sangat hiperemik (kongesif), injeksi siliar dan kornea yang suram. Bilik mata depan dangkal

dapat dibuktikan dengan memperhatikan bilik mata depan dari samping. Pupil tampak

melebar, lonjong miring agak vertikal atau midriasis yangg hampir total.

          Refleks pupil lambat atau tidak ada. Tajam penglihatan menurun sampai hitung jari.

Sebenarnya dengan tanda-tanda luar ini ditambah anamnesis yang teliti sudah cukup untuk

membuat suatu diagnosis persangkaan yang baik.

          Glaukoma Absolut adalah istilah untuk suatu glaukoma yang sudah terbengkalai sampai

buta total. Bola mata demikian nyeri, bukan saja karena tekanan bola mata yang masih tinggi

tetapi juga karena kornea mengalami degenerasi hingga mengelupas (keratopati bulosa).

(Sidarta Ilyas, 2002 : 252)

3.          GLAUKOMA SUDUT TERBUKA

          Hambatan pada glaukoma sudut terbuka terletak di dalam jaringan trabekulum sendiri,

akuos humor dengan leluasa mencapai lubang-lubang trabekulum,tetapi sampai di dalam

terbentur celah-celah trabekulum yang sempit, hingga akuos humor tidk dapat keluar dari bola

mata dengan bebas.

Page 50: RESKY GLAUKOMA

 ( Sidarta Ilyas, 2002 : 257 )

4.          GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder ialah suatu jenis glaukoma yang timbul sebagai penyulit penyakit

intraokular.

a.       Glaukoma Sekunder Karena Kelainan Lensa Mata

Beberapa contoh adalah luksasi lensa ke depan maupun ke belakang, lensa yang membengkak

karena katarak atau karena trauma, protein lensa yang menimbulkan uveitis yang kemudian

mengakibatkan tekanan bola mata naik.

b.      Glaukoma Sekunder Karena kelainan Uvea

Uveitis dapat menimbulkan glaukoma karena terbentuknya perlekatan iris bagian perifer

( sinekia ) dan eksudatnya yang menutup celah – celah trabekulum hingga outflow akuos

humor terhambat. Tumor yang berasal dari uvea karena ukuranya dapat menyempitkan

rongga bola mata atau mendesak iris ke depan dan menutup sudut bilik mata depan.

c.       Glaukoma Sekunder Karena Trauma Atau Pembedahan

Hifema di bilik mata depan karena trauma pada bola mata dapat memblokir saluran outflow

tuberkulum. Perforasi kornea karena kecelakaan menyebabkan iris terjepit dalam luka dan

karenanya bilik mata depan dangkal. Dengan sendirinya akuos humor tidak dapat mencapai

jaringan trabekulum untuk jaringan keluar. Pada pembedahan katarak kadang – kadang bilik

mata depan tidak terbentuk untuk waktu yang cukup lama, ini mengakibatkan perlekatan iris

bagian perifer hingga penyaluran akuos humoer terhambat.

d.      Glaukoma Karena Rubeosis Iris

Trombosis vena retina sentral dan retinopati diabetik acapkali disusul oleh pembentukan

pembuluh darah di iris.Di bagian iris perifer pembuluh darah ini mengakibatkan perlekatan –

perlekatan sehingga sudut bilik mata depan menutup.Glaukoma yang ditimbulkan biasnya

nyeri dan sulit diobati.

e.       Galukoma Karena Kortikosteroid

Dengan munculnya kortikosteroid sebagai pengobatan setempat pada mata, muncul pula

kasus glaukoma pada penderita yang memang sudah ada bakat untuk glaukoma. Glaukoma

yang ditimbulkan menyerupai glaukoma sudut terbuka. Mereka yang harus diobati dengan

kortikosteroid jangka lama, perlu diawasi tekanan bola matanya secara berkala.

f.       Glaukoma Kongesif

Glaukoma konginental primer atau glaukoma infantil.

Page 51: RESKY GLAUKOMA

Penyebabnya ialah suatu membran yang menutupi jaringan trabekulum sehingga menghambat

penyaluran keluar akuos humor.Akibatnya kornea membesar sehingga disebut Buftalmos atau

“mata sapi”.

g.      Glaukoma Absolut

Glaukoma absolut menurapakan stadium terakhir semua jenis glaukoma disertai kebutaan

total. Apabila disertai nyeri yang tidak tertahan, dapat dilakukan cyclocryo therapy untuk

mengurangi nyeri. Setingkali enukleasi merupakan tidakan yang paling efektif. Apabila tidak

disertai nyeri, bola mata dibiarkan.

( Sidarta Ilyas, 2002 : 259-261 )

D.    Klasifikasi

Glaukoma dibagi atas glaukoma primer, sekunder, dan kongenital.

1.          GLAUKOMA PRIMER

Pada Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk :

a.       Glaukoma sudut tertutup , (closed angle glaucoma, acute congestive glaukoma).

b.      Glaukoma sudut terbuka, (open angle glaukoma, chronic simple glaucoma).

2.          GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan :

a.       Kelainan lensa

-       Luksasi

-       Pembengkakan (intumesen)

-       Fakoltik

b.      Kelainan uvea

-       Uveitis

-       Tumor

c.       Trauma

-       Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema).

-       Perforasi kornea dan prolaps iris, yang menyebabkan leukoma adheren.

d.      Pembedahan

Bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah pembedahan katarak.

e.       Penyebab glaukoma sekunder lainnya

-       Rubeosis iridis (akibat trombosis vena retina sentral)

-       Penggunaan kortikosteroid topikal berlebihan

3.          GLAUKOMA KONGENITAL

Page 52: RESKY GLAUKOMA

Glaukoma konginetal primer atau glaukoma infantil (Buftalmos, hidroftalmos).Glaukoma

yang bertalian dengan kelainan kongenital lain.

4.          GLAUKOMA ABSOLUT

Keadaan  terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.(Sidarta

Ilyas, 2002 : 240-241)

E.     Patofisiologi

      Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aquelus oleh

badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus melalui sudut

bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan

episklera. Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan

dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23

mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan

menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia

ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan

intraokular, akan timbul penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan

oleh beberapa faktor :

1.          Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas serabut saraf pada

papil saraf optik.

2.          Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang merupakan

tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil saraf otak relatif

lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi penggaungan pada papil saraf optik.

3.          Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.

4.          Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut saraf optik.

( Anas Tamsuri, 2010 : 72-73 )

Page 53: RESKY GLAUKOMA

PATHWAYS GLAUKOMA

DM

Kortikosteroid jangka panjang

Miopia

Trauma mata

                      Obstruksi jaringan                                       Peningkatan tekanan

                  Trabekuler                                                       Vitreus

 

                  Hambatan pengaliran                          Pergerakan iris kedepan

                  Cairan humor aqueous

 

                      TIO meningkat            Glaukoma            TIO

Meningkat

 

                      Gangguan saraf optik                                             Tindakan operasi

 

Nyeri 

Page 54: RESKY GLAUKOMA

Gangguan persepsi sensori penglihatan                       Perubahan penglihatan

Kurangpengetahuan 

Anxietas                               Perifer

 

                     

                      Kebutaan

Page 55: RESKY GLAUKOMA

F.     Manifestasi Klinis

1.          Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga).

2.          Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu.

3.          Mual, muntah, berkeringat.

4.          Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar.

5.          Visus menurun.

6.          Edema kornea.

7.          Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka).

8.          Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya.

9.          TIO meningkat.( Anas Tamsuri, 2010 : 74-75 )

G.    Komplikasi

                  Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma, glaukoma penutupan sudut

akut adalah suatu kedaruratan medis. agens topikal yang digunakan untuk mengobati

glaukoma dapat memiliki efek sistemik yang merugikan, terutama pada lansia. Efek ini dapat

berupa perburukan kondisi jantung, pernapsan atau neurologis.

H.    Pemeriksaan Penunjang

1.          PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

Pemeriksaan tajam penglihatan bukan merupakan pemeriksaan khusus untuk glaukoma.

a.       Tonometri

Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenal empat cara tonometri,

untuk mengetahui tekanan intra ocular yaitu :

-       Palpasi atau digital dengan jari telunjuk

-       Indentasi dengan tonometer schiotz

-       Aplanasi dengan tonometer aplanasi goldmann

-       Nonkontak pneumotonometri

Tonomerti Palpasi atau Digital\

        Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak cermat, sebab cara

mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat digunakan dalam keadaan terpaksa dan

tidak ada alat lain. Caranya adalah dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil

pendertia disuruh melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata

mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata, hingga apa yang

Page 56: RESKY GLAUKOMA

kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan perasaan keras. Dilakukan dengan

palpasi : dimana satu jari menahan, jari lainnya menekan secara bergantian.

Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai berikut :

N : normal

N + 1 : agak tinggi

N + 2 : untuk  tekanan yang lebih tinggi

N – 1 : lebih rendah dari normal

N – 2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya

2.          GONIOSKOPI

Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan menggunakan

lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar

sempitnya sudut bilik mata depan.

3.          OFTALMOSKOPI

Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk mempertahankan keadaan papil saraf optik,

sangat penting dalam pengelolaan glaukoma yang kronik. Papil saraf optik yang dinilai adalah

warna papil saraf optik dan lebarnya ekskavasi. Apakah suatu pengobatan berhasil atau tidak

dapat dilihat dari ekskavasi yang luasnya tetap atau terus melebar.

4.          PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG

a.       Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih berarti kalau glaukoma sudah lebih lanjut, karena

dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan ditemukan di daerah tepi, yang kemudian

meluas ke tengah.

b.      Pemeriksaan lapang pandang sentral : mempergunakan tabir Bjerrum, yang meliputi daerah

luas 30 derajat. Kerusakan – kerusakan dini lapang pandang ditemukan para sentral yang

dinamakan skotoma Bjerrum.(Sidarta Ilyas, 2002 : 242-248)

      Pada penderita dengan dugaan glaukoma harus dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

1.      Biomikroskopi, untuk menentukan kondisi segmen anterior mata, dengan pemeriksaan ini

dapat ditentukan apakah glaukomanya merupakan glaukoma primer atau sekunder.

2.      Gonioskopi, menggunakan lensa gonioskop. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat sudut

pembuangan humor akuos sehingga dapat ditentukan jenis glaukomanya sudut terbuka atau

tertutup.

3.      Oftalmoskopi, yaitu pemeriksaan untuk menentukan adanya kerusakan saraf optik

berdasarkan penilaian bentuk saraf optik menggunakan alat oftalmoskop direk.

Page 57: RESKY GLAUKOMA

4.      OCT (Optical Coherent Tomography). Alat ini berguna untuk mengukur ketebalan serabut

saraf sekitar papil saraf optik sehingga jika terdapat kerusakan dapat segera dideteksi sebelum

terjadi kerusakan lapang pandangan, sehingga glaukoma dapat ditemukan dalam stadium dini

5.      Perimetri, alat ini berguna untuk melihat adanya kelainan lapang pandangan yang disebabkan

oleh kerusakan saraf optik.

6.      Tonometri, pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur besarnya tekanan bola mata/tekanan

intraokuler/TIO.

I.       Penatalaksaan Medis & Keperawatan

Penatalaksanaan Pembedahan

a.    Iridektomi perifer.

Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan karena telah terdapat

hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut yang

tertutup  sebanyak 50%.

b.    Trabekulotomi (Bedah drainase)

Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.

Terapi farmakologi (Barbara C. Long, 2000 : 267)

Obat Efek Terhadap GlaukomaAgen Kolinergik (Miotik) :

Pilocarpine

Carbachol ( Carbacel )

Kolinesterase Inhibitors

(Miotik) :

Physostigmine (Eserine)

Demecarlum bromide

(Humorsol)

Isoflurophate (Floropryl)

Echotiophate Iodide

Merangsang reseptor kolinergik,

mengkontraksikan otot-otot iris untuk

mengecilkan pupil dan menurunkan tahanan

terhadap aliran humor aqueous, juga

mengkontraksikan otot-otot ciliary untuk

meningkatkan akomodasi.

Menghambat pepenghancuran Asetylchloline

yang berefek sebagai kolinergik.

JANGAN MENGGUNAKAN OBAT

KOLINESTERASE PADA GLAUKOMA

SUDUT TERTUTUP (Meningkatkan

Page 58: RESKY GLAUKOMA

(Phospoline Iodide)

Edrenergic Beta Bloker :

Timolol meleate (Timoptic)

Betaxolol hydrochloride

(Betaoptic)

Levobunolol hydrochloride

(Betagan)

Agen  adrenergik :

Epinephryl borate (Eppy)

Epinephrine hydrochloride

(glaucom, Epifrin)

Epinephrine bitatrate (Epitrate,

Mucocoll)

Dipivefrin (Propine)

Carbonic anhydrase

inhibitors :

Acetazolamide (Diamox)

Ethoxzolamide (Cardrase)

Dichlorhenamide (Daramide)

Methazolamide (Neptazane)

Agen Osmotik :

Glycerine (Glycerol,

Osmoglyn)

Mannitol (Osmitrol)

Urea (Ureaphil, Urevert)

tahanan pupil)

Memblok – impuls adrenergik (Sympathetik)

yang secara normal menyebabkan mydriasis,

mekanisme yang bisa menurunkan IOP, tidak

jelas

Menurunkan produksi humor aqueous dan

meningkatkan aliran aqueous.

JANGAN MENGGUNAKAN UNTUK

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

Menghambat produksi humor aqueous

Meningkatkan osmolaritas plasma darah,

meningkatkan aliran cairan dari humor

aqueous ke plasma

J.      Pencegahan

Page 59: RESKY GLAUKOMA

1.          Deteksi dini

          Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedinimungkin. Tidak

ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudutterbuka. Jika penyakit ini

ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan

pengobatan. Orang-orang yangmemiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya

menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya

menjalaniiridotomi untuk mencegah serangan akut.

-            Mengingat hilangnya penglihatan secara permanen yang disebabkan olehglaukoma,

sebaiknya setiap orang memperhatikan kesehatan matanya dengancara melakukan

pengukuran tekanan bola mata secara rutin setiap 3 tahun,terutama bagi orang yang usianya di

atas 40 tahun.

-            Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang memiliki riwayatkeluarga

penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi (miopia),serta penderita penyakit

sistemik seperti diabetes atau kelainan vaskular (jantung).

-            Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali,khususnya bagi

orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan bolamata kerusakan mata yang diderita

dilakukan tes lapang pandang mata.- Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata

kemerahan dan sakitkepala berat.

2.          Nutrisi yang adekuat (banyak mengandung vitamin A dan Beta Karoten)

Faktor risiko pada seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetesmellitus

dan hipertensi, untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus  dianjurkan untuk mengurangi

mengkonsumsi gula agar tidak terjadi komplikasiglaukoma, sedangkan untuk penderita

hipertensi dianjurkan untuk diet rendahgaram karena jika tekanan darah naik cepat akan

menaikkan tekanan bola mata.

3.          Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan olahragateratur.

Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.

4.          Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak bertambah parah/untuk

mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu :

-       Mengurangi stress

-       Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucomaakan memblok

pupil

-       Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar (dilatasi)

-       Diet rendah natrium

-       Pembatasan kafein

Page 60: RESKY GLAUKOMA

-       Mencegah konstipasi

-       Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akanmeningkatkan

TIO

-       Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien merasanyaman dan

mengurangi tekanan intra okular. Diyakini juga bahwa dengan posisi supinasi, lensa jatuh

menjauh dari iris yang mengurangi blok pupil.

Page 61: RESKY GLAUKOMA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.R DENGAN GLAUKOMA

Kasus

Ny. R (30 tahun) saat ini sedang dirawat dengan keluhan orbita dextra terasa sakit jika

ditekan, penglihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada mata dextra

dan sinistra, dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid. Oleh dokter spesialis mata

dilakukan pemeriksaan Ofthalmoscope, Tonometri dan ukur lapang pandang. Hasil

pemeriksaan teernyata Ny.R menderita Glaukoma. Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100

mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 37oC , Pernapasan : 20x/menit. Ny. R tidak tahu kenapa dia

sampai mengalami Glaukoma dan mendengar informasi dari orang-orang bahwa Glaukoma

bisa buta, sehingga Ny.R takut mengalami kebutaan.

1.    PENGKAJIAN

1)      Data Pasien :

Nama                                         : Ny. R

Tempat, Tanggal Lahir               : Jakarta, 23 Februari 1973

Umur                                          : 40 tahun

Jenis kelamin                              : Perempuan

Agama                                       : Islam

Suku                                           : Jawa

Pekerjaan                                   : Ibu Rumah Tangga

Status perkawinan                     : Menikah

Status pendidikan                      : SLTA

Diagnosa medis                         : Glaukoma

2)      Riwayat penyakit :

Keluhan Utama :

Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 12Mei 2013 dengan keluhan orbita dextra terasa

sakit jika ditekan, penglihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada

mata dextra dan sinistra, dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid

Riwayat Penyakit Sekarang :

KU lemah, hasil pemeriksaan TTV , Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100 mmHg, Nadi :

80x/menit, Suhu : 37oC , Pernapasan : 20x/menit.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Page 62: RESKY GLAUKOMA

Klien tidak mempunyai riwayat penyakit atau riwayat masuk rumah sakit, tetapi dua bulan

yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid.

Riwayat Kesehatan Keluarga :

Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit yang berhubungan dengan saraf persepsi

sensori

3)      Pemeriksaan fisik

1.      Aktivitas/Istirahat

Gejala         : Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan

2.      Makanan/Cairan

Gejala         : Mual, muntah (glaukoma akut)

3.      Neurosensori

Gejala         : Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan

kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa

di ruang gelap (katarak).

                   Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan

penglihatan perifer, fotofobia (glaukoma akut).

                   Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan

Tanda         : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak)

                   Pupil menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat)

                   Peningkatan air mata

4.      Nyeri/Kenyamanan:

Gejala         : Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)

                   Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma

akut).

5.      Penyuluhan /pembelajaran

Gejala         : riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskuler

                   Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekaan vena),

ketidakseimbangan endokrin, diabetes (glaukoma)

                   Terpajan pada radiasi, steroid/ toksistas fenotiazin

Pertimbangan rencana pemulangan :

                   DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 4,2 hati (biasanya dilakukan sebagai prosedur pasien

rawat jalan)

Page 63: RESKY GLAUKOMA

                   Memerlukan bantuan dengan transportasi, penyediaan maknaan, perawatan diri, perawatan /

pemeliharaan rumah

2.      DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1.        Klien mengeluh orbita dextra terasa sakit

jika ditekan

2.        Klien mengeluh penglihatan kabur

padahal Ny.R sudah menggunakan kaca

minus 3 pada mata dextra dan sinistra

3.        Klien mengatakan dua bulan yang lalu

Ny.R menderita kelainan Thyroid

4.        Klien mengatakan tidak tahu kenapa dia

sampai mengalami Glaukoma

5.        Klien mengatakan bahwa mendengar

informasi dari orang-orang bahwa

Glaukoma bisa buta, sehingga Ny.R takut

mengalami kebutaan.

6.        Klien mengatakan mengalami perubahan

aktivitas biasanya akibat gangguan

penglihatan

7.        Klien mengeluh mual dan muntah

1.      Tanda-tanda vital :

TD : 150/100 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37oC

Pernapasan : 20x/menit.

2.        Skala nyeri : 6

3.        Klien terlihat menggunakan kacamata

4.        Klien tampak kecoklatan atau putih susu

pada pupil (katarak)

5.        Klien terlihat pupil menyempit dan

merah / mata keras dengan kornea

berawan (glaukoma darurat)

6.        Klien terlihat peningkatan produksi air

mata

7.        Klien terlihat mual dan muntah

3.    ANALISA DATA

DATA PROBLEM ETIOLOGI

Pra Operasi

DS :

      Klien mengeluh keluhan orbita

dextra terasa sakit jika ditekan

      Klien mengeluh penglihatan kabur

Gangguan persepsi

sensori penglihatan

Gangguan penerimaan,

gangguan status organ

ditandai dengan

kehilangan lapang

Page 64: RESKY GLAUKOMA

padahal Ny.R sudah menggunakan

kaca minus 3 pada mata dextra dan

sinistra

      Klien mengatakan dua bulan yang

lalu Ny.R menderita kelainan

Thyroid

DO:

      Tanda-tanda vital :

TD : 150/100 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37oC

Pernapasan : 20x/menit.

      Klien terlihat menggunakan

kacamata

      Skala nyeri : 6

      Klien tampak kecoklatan atau putih

susu pada pupil (katarak)

      Klien terlihat pupil menyempit dan

merah / mata keras dengan kornea

berawan (glaukoma darurat)

      Klien terlihat peningkatan produksi

air mata

      Klien terlihat memokuskan saat

meliat sesuatu benda

      Klien terlihat mengerutkan dahi pada

saat melihat

pandang progresif.

DS :

      Klien mengeluh keluhan orbita

dextra terasa sakit jika ditekan

      Klien mengeluh penglihatan kabur

padahal Ny.R sudah menggunakan

kaca minus 3 pada mata dextra dan

sinistra

      Klien mengatakan dua bulan yang

Gangguan rasa

nyaman : Nyeri

Peningkatan tekanan

intra okuler (TIO)

Page 65: RESKY GLAUKOMA

lalu Ny.R menderita kelainan

Thyroid

DO:

      Tanda-tanda vital :

TD : 150/100 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37oC

Pernapasan : 20x/menit.

      Skala nyeri : 6

      Klien terlihat menggunakan

kacamata

      Klien terlihat memegangi are kepala

dan sekitar mata

      Klien terlihat memokuskan saat

meliat sesuatu benda

      Klien terlihat mengerutkan dahi pada

saat melihat

DS :

      Klien mengatakan bahwa mendengar

informasi dari orang-orang bahwa

Glaukoma bisa buta, sehingga Ny.R

takut mengalami kebutaan.

      Klien mengeluh keluhan orbita

dextra terasa sakit jika ditekan

DO:

      Tanda-tanda vital :

TD : 150/100 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37oC

Pernapasan : 20x/menit.

      Klien terlihat menggunakan

kacamata

      Klien terlihat gelisah

Ansietas Faktor fisilogis,

perubahan status

kesehatan, adanya

nyeri,

kemungkinan/kenyataan

kehilangan penglihatan

ditandai dengan

ketakutan, ragu-ragu,

menyatakan masalah

tentang perubahan

kejadian hidup

Page 66: RESKY GLAUKOMA

      Klien tampak pucat

      Klien terlihat mencemaskan keadaan

dirinya

DS :

      Klien mengatakan bahwa mendengar

informasi dari orang-orang bahwa

Glaukoma bisa buta, sehingga Ny.R

takut mengalami kebutaan.

      Klien mengeluh keluhan orbita

dextra terasa sakit jika ditekan

      Klien mengeluh penglihatan kabur

padahal Ny.R sudah menggunakan

kaca minus 3 pada mata dextra dan

sinistra

      Klien mengatakan dua bulan yang

lalu Ny.R menderita kelainan

Thyroid

DO:

      Tanda-tanda vital :

TD : 150/100 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37oC

Pernapasan : 20x/menit.

      Klien terlihat menggunakan

kacamata

      Klien terlihat gelisah

      Klien tampak pucat

      Klien terlihat mencemaskan keadaan

dirinya

Kurang

pengetahuan

(kebutuhan belajar)

tentang kondisi,

prognosis, dan

pengobatan

Kurang terpajan/tak

mengenal sumber,

kurang mengingat,

salah interpretasi

ditandai dengan

pertanyaan, pernyataan

salah

Post Operasi

DS :

      Klien mengeluh juga nyeri sedang

pada area mata

      Klien mengatakan ketidaknyamanan

Gangguan rasa

nyaman : Nyeri

Adanya insisi bedah

Page 67: RESKY GLAUKOMA

setelah operasi

DO:

      Tanda-tanda vital :

TD : 130/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37oC

Pernapasan : 20x/menit.

      Klien terlihat gelisah

      Klien tampak pucat

      Klien memegangi area mata yang

dibedah

DS :

      Klien mengeluh juga nyeri area mata

yang di operasi

      Klien mengatakan kesulitan

melakukan aktivitas

      Klien mengeluh takut untuk

melakukan aktivitas

DO:

      Tanda-tanda vital :

TD : 130/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37oC

Pernapasan : 20x/menit.

      Klien terlihat gelisah

      Klien tampak pucat

      Klien memegangi area mata yang

dibedah

Risiko tinggi

terhadap cedera

Peningkatan TIO,

kehilangan vitreous

DS :

      Klien mengeluh juga nyeri sedang

pada area mata yang dibedah

      Klien mengatakan ketidaknyamanan

area mata setelah di operasi

Risiko tinggi

terhadap infeksi

prosedur invasif

Page 68: RESKY GLAUKOMA

DO:

      Tanda-tanda vital :

TD : 130/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37oC

Pernapasan : 20x/menit.

      Klien terlihat gelisah

      Klien tampak pucat

      Klien memegangi area mata yang

dibedah

      Kemungkinan terdapat pus pada area

setelah operasi

4.    DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TANGGAL

DITEMUKAN

TANGGAL TERATASI

Pra Operasi

1.        Gangguan persepsi sensori

penglihatan b.d gangguan

penerimaan sensori,

gangguan status organ

2.        Gangguan rasa nyaman :

Nyeri b/d peningkatan

tekanan intra okuler (TIO)

yang ditandai dengan mual

dan muntah

3.        Ansietas b/d faktor

fisilogis, perubahan status

kesehatan, adanya nyeri,

kemungkinan/kenyataan

kehilangan penglihatan

17– 04–2013

17– 04–2013

17– 04–2013

20– 04–2013

20– 04–2013

20– 04–2013

Page 69: RESKY GLAUKOMA

4.        Kurang pengetahuan

(kebutuhan belajar) tentang

kondisi, prognosis, dan

pengobatan b/d kurang

terpajan/tak mengenal

sumber, kurang mengingat,

salah interpretasi

17– 04–2013 20– 04–2013

Post Operasi

1.        Gangguan rasa nyaman :

Nyeri b/d adanya insisi

bedah

2.        Risiko tinggi terhadap

cedera b.d peningkatan

TIO, kehilangan vitreous

3.        Risiko tinggi terhadap

infeksi b.d prosedur invasif

18– 04–2013

18– 04–2013

18– 04–2013

21– 04–2013

21– 04–2013

21– 04–2013

5.      INTERVENSI

NO

DX

TUJUAN DAN KRITERIA

HASIL

INTERVENSI

Pra Operasi

1 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan Gangguan

persepsi sensori penglihatan

teratasi dengan kriterria

hasil :

Mandiri :

1.    Pastikan derajat / tipe kehilangan penglihatan

Rasional : mempengaruhi harapan masa depan

pasien dan pilihan intervensi

2.    Dorong mengekspresikan perasaan tentang

kehilangan / kemungkinan kehilangan

penglihatan

Page 70: RESKY GLAUKOMA

-       Klien mengidentifikasi

faktor-faktor yang

mempengaruhi fungsi

penglihatan.

-       Klien mengindentifikasi dan

menunjukkan pola-pola

alternatif untuk meningkatkan

penerimaan rangsang

penglihatan

Rasional : sementara intervensi dini mencegah

kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan

atau mengalami pengalaman kehilangan

penglihatan sebagian atau total. Meskipun

kehilangan penglihatan telah terjadi tak dapat

diperbaiki (meskipun dengan pengobatan),

kehilangan lanjut dapat dicegah.

3.    Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh

menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak

salah dosisi.

Rasional : mengontrol TIO, mencegah

kehilangan penglihatan lanjut.

4.    Lakukan tindakan untuk membantu pasien

menangani keterbatasan penglihatan, contoh ,

krangi kekacauan, atur perabot, ingatkan

memutar kepala ke subjek yang terlihat,

perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan

malam.

Rasional : menurunkan bahaya kemanan

sehubungan dengan perubahan lapang

pandang / kehilangan penglihatan dan

akomodasi pupil terhdap sinar lingkungan

Kolaborasi :

5.    Berikan obat sesuai indikasi :

-       Kronis, sederhana, tipe sudut terbuka :

Pilokarpin hidroklorida (IsoptoCarpine,

OcuserPilo, Pilopine HS Gel)

Rasional : Obat miotik topikal ini

menyebabkan konstriksi pupil, memudahkan

keluarnya akueus humor.

-       Timolol maleat (Timoptic); betaksalol

(Betopic)

Rasional : Menurunkan pembentukan akueus

humor tanpa mengubah ukuran pupil,

Page 71: RESKY GLAUKOMA

penglihatanm atau akomodasi, catatan :

Timoptic kontrainidikasi pada adanya

bradikardia atau asma

2 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan Gangguan rasa

nyaman : Nyeri teratasi

dengan kriterria hasil :

-       Klien dapat mengidentifikasi

penyebab nyeri

-       Klien menyebutkan faktor-

faktor yang dapat

meningkatkan nyeri

-       Klien mampu melakukan

tindakan untuk mengurangi

nyeri

Mandiri :

1.         Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering

mungkin

Rasional : nyeri glaukoma umumnya sangat

parah

2.         Jelaskan penyebab nyeri dan faktor tindakan

yang dapat memicu timbulnya nyeri

Rasional : penyebab munculnya nyeri adalah

peningkatan tekanan intraokular yang dapat

dipicu oleh batuk, mengejan, mengangkat

benda berat, gerakan kepala tiba-tiba

3.         Anjurkan klien untuk menghindari perilaku

yang dapat memprovokasi nyeri

Rasional : untuk mencegah peningkatan TIO

lebih lanjut

4.         Ajarkan tindakan distraksi dan relaksasi pada

klien

Rasional : menurunkan sensasi nyeri dan

memblokir sensari nyeri menuju otak

Kolaborasi :

        Berikan obat sesuai indikasi : relaksasi otot

misalnya dantren (antrium) alagesik,

antiansietas, misalnya diazepam (Valium)

Rasional : dibutuhkan menghilangkan

spasme/neyri otot atau untuk menghilangkan

ansietas dan meningkatkan istirahat

3 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan Ansietas teratasi

Mandiri :

1.         Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman

nyeri/ timbulnya gejala tiba-tiba dan

pengetahuan kondisi saat ini

Rasional : faktor ini mempengaruhi persepsi

Page 72: RESKY GLAUKOMA

dengan kriterria hasil :

-       Klien tampak rileks dan

melaporkan ansietas menurun

sampai tingkat dapat diatasi

-       Klien menunjukkan

keterampilan pemecahan

masalah

-       Klien menggunakan sumber

secara efekti

pasin terhadap ancaman diri, potensial sikulus

ansietas dan dapat mempengaruhi upaya

medik untuk mengontrol TIO

2.         Berikan infromasi yang akurat dan jujur.

Diskusikan kemungkinan bahwa pengwasan

dan pengubahan dapat mencegah kehilangan

penglihatan tambahan

Rasional : menurunkan ansietas sehubungan

dengan ketidaktahuan/ haraan yang akan

datang dan memberikan dasar fakta untuk

membuat pilihan informasi tentang

pengobatan

3.         Dorong pasien untuk mengakui msalah dan

mengekspresikan persaan

Rasional : memberikan kesempatan untuk

pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi

salah konspesi dan pemecahan masalah.

4.         Identifikasi sumber / orang yang menolong

Rasional : memberikan keyakinan bahwa

pasien tidak sendiri dalam menghadapi

masalah.

4 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan Kurang

Pengetahuan teratasi dengan

kriterria hasil :

-       Klien menyatakan

pemahaman kondisi,

prognosis dan pengobatan

-       Klien mengidentifikasi

hubungan tanda/gejala

dengan proses penyakit

-       Klien melakukan prosedur

Mandiri :

1.         Diskusikan perlunya menggunakn identifikasi

contoh gelang Waspada-Medik

Rasional : vital untuk memberikan informasi

pada perawat kasus darurat untuk menurunkan

resiko menerima obat yang

dikontraindikasikan (contoh atropin).

2.         Tunjukkan teknik yang benar untuk

pemberian tetes mata. Izinkan pasien

mengulang tindakan

Rasional : meningkatkan keefektifan

pegobatan. Memberikan kesempatan untuk

pasien menunjukkan kompetensi untuk pasien 

Page 73: RESKY GLAUKOMA

dengan benar dan

menjelaskan atasan tindakan

menanyakan pertanyaan.

3.         Kaji pentingnya mempertahankan jadwal

obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang

harus dihindari, contoh  tetes midriatik

(atropin/ propantelin bromin), kelbihan

pemakaian steroid topika.

Rasional : penyakit ini dapat dikontrol, bukan

diobati, dan memeprtahankan konsistensi

program obat adalah kontrol vital. Beberapa

obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan

TIO dan potensial kehilangan penglihatan

tambahan.

4.         Identifikasi efek samping / reaksi merugikan

dari pengobatan, contoh penurunan selera

makan, mual/muntah, diare, kelemahan,

perasaan mabuk, penurunan libido, impoten,

jantung tak teratur, pingsan, GJK.

Rasional : efek samping obat/ merugikan

mempengaruhi rentang dari tak nyaman

sampai ancaman kesehatan berat. Kurang lebih

50% pasien akan mengalami sensitifitas/ alergi

terhdap obat parasimpatis (contoh pilokarpin)

atau obat anti kolnestrase. Maslah ini

memrlukan evaluasi medik dan kemungkinan

perubahan program terapi.

5.         Dorong pasien membuat peubahan yang perlu

untuk pola hidup.

Rasional : pola hidup tenang menurunakn

respons emosi terhadap stres, mencegah

perubahan ouler yang mendorong iris kedepan

yang dapat mencetuskan serangan akut.

6.         Dorong menhndari aktivitas, seperti

mengangkat berat/mendorong, menyekop

Page 74: RESKY GLAUKOMA

salju, menggunakan baju ketat/sempit.

Rasional : dapat meningkatkan TIO

mencetuskan serangan akut. Catatan : bila

pasien tidak mengalami nyeri, kerja sama

dengan program pengobatan dan penerimaan

perubahan pola hidup sering sulit dilanjutkan.

7.         Diskusikan pertimbangan diet, contoh caiarn

adekuat makanan berserat.

Rasioanl : tindakan untuk mempertahanka

konsistensi feses untuk mengidari

konstipasi/mengejan selama defekasi.

8.         Tekankan pentingnya periksa rutin.

Rasional : penting untuk mengawasi

kemajuan/ pemeliharaan penyakit untuk

memungkinkan intervensi dini dan mencegah

kehilangan penglihatan lajut.

9.         Nasehatkan pasien untuk melaporkan dengan

cepat nyeri mata hebat, inflmasi, peningkatan

fotofobia, peningkatan lakrimasi, perubahan

lapang pandang, penglihatan kabur, kilatan

sinar/ partikel ditengah lapang pandang

Rasinal : upaya tindakan perlu untuk

mencegah kehilangan penglihatan lanjut /

komplikasi lain, contoh robek retina

10.     Anjurkan anggota keluarga meeriksa secara

teratur tanda glaukoma.

Rasional : kecenderungan herediter

dangkalnya bilik anterior, menempatkan

anggota keluarga berisiko pada kondisi ini.

Post Operasi

1 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan Gangguan rasa

Mandiri :

1.         Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering

mungkin

Rasional : nyeri glaukoma umumnya sangat

Page 75: RESKY GLAUKOMA

nyaman : nyeri teratasi

dengan kriterria hasil:

-       Klien dapat mengidentifikasi

penyebab nyeri

-       Klien menyebutkan faktor-

faktor yang dapat

meningkatkan nyeri

-       Klien mampu melakukan

tindakan untuk mengurangi

nyeri

parah

2.         Jelaskan penyebab nyeri dan faktor tindakan

yang dapat memicu timbulnya nyeri

Rasional : penyebab munculnya nyeri adalah

peningkatan tekanan intraokular yang dapat

dipicu oleh batuk, mengejan, mengangkat

benda berat, gerakan kepala tiba-tiba

3.         Anjurkan klien untuk menghindari perilaku

yang dapat memprovokasi nyeri

Rasional : untuk mencegah peningkatan TIO

lebih lanjut

4.         Ajarkan tindakan distraksi dan relaksasi pada

klien

Rasional : menurunkan sensasi nyeri dan

memblokir sensari nyeri menuju otak

Kolaborasi :

        Berikan obat sesuai indikasi : relaksasi otot

misalnya dantren (antrium) alagesik,

antiansietas, misalnya diazepam (Valium)

Rasional : dibutuhkan menghilangkan

spasme/neyri otot atau untuk menghilangkan

ansietas dan meningkatkan istirahat

2 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan risiko tinggi

terhadap cedera teratasi

dengan kriterria hasil :

-       Klien menyatakan

pemahaman aktor yang

terlibat dalam kemungkinan

cedera

-       Klien menunjukkan

perubahan perilaku, pola

Mandiri :

1.         Diskusikan apa yang terjadi padaa

pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan

aktivitas, penampilan, balutan mata

Rasional : membantu mengurangi rasa takut

dan meningkatkan kerja sama dalm

pembatasan yang dilakukan.

2.         Batasi pasien posisi bersandar, kepala tinggi

atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai

keinginan.

Rasional : istirahat hanya beberapa menit

sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan

Page 76: RESKY GLAUKOMA

hidup untuk menurunkan

fakor risiko dan untuk

melindungi dari cedera

-       Mengubah lingkungan sesuai

indikasi untuk meningkatkan

keamanan.

atau menginap semalam bila terjadi

komplikasi. Menurunkan tekanan pada mata

yang sakit, meminimalkan risiko perdarahan

atau stres pada jahitan/jahitan terbuka.

3.         Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar

mandi khusus bila sembuh dari anastesi

Rasional : menrunkan stres pada area

operasi/menurunkan TIO

4.         Dorong napas dalam, bantuk untuk bersihan

paru.

Rasional : memerlukan sedikit regangan

daripada penggunakan pispot yang dapat

meningkatkan TIO

5.         Dorong napas dalam, batuk untuk bersihan

paru.

Rasional : batuk meningkatkan TIO

6.         Anjurkan menggunakan teknik manajemen

stres contoh bimbinganimajinasi, visualisasi,

napas dalam dan latihan relaksasi.

Rasional : meningkatkan relaksasi dan koping,

menurunkan TIO

Kolaborasi :

7.         Berikan obat sesuai indikasi :

Antimetik contoh proklorperazin (Compazine)

Asetazolamid (Diamox)

Siklopegis contoh empirin

Rasional : diberikan untuk menurunkan TIO

bila terjadi peningkatan. Membatasi erja enzim

pada produkssi akueus humor.

3 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan Risiko tinggi

terhadap infeksi teratasi

Mandiri :

1.         Diskusikan pentingnya mencuci tangan

sebelum menyentuh/ mengobati mata

Rasional : menurnukan jumlah bakteri pada

Page 77: RESKY GLAUKOMA

dengan kriterria hasil :

-       Klien dapat meningkatkan

penyembuhan luka tepat

waktu, bebas drainase

purulen, eritema dan demam

-       Klien dapat mengidentifikasi

intervensi untuk

mencegah/menurunkan risiko

infeksi

tangan, mencegah kontaminasi area operasi

2.         Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk

membersihkan mata dari dalam ke luar dengan

tisu basah/ bola kapas untuk tiap usapan, ganti

balutan dan masukan lensa ontak bila

menggunakan.

Rasional : teknik aseptik menurunkan risiko

penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.

3.         Tekankan pentingnya tidak

menyentuh/menggaruk mata yang di operasi.

Rasional : mencegah kontaminasi dan

kerusakan sisi operasi

4.         Observasi/diskusikan tanda terjadinya infeksi

contoh kemerahan, kelopak bengkak, drainase

purulen. Identifikasi tindakan kewaspadaan

bila terjadi ISK.

Rasional : infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah

prosedur dan memerlkan upaya intervensi.

Adanya ISK meningkatkan risiko kontaminasi

silang.

Kolaborasi :

5.         Berikan obat sesuai indikasi :

Antibiotik (topikal, parenteral atau

subkonjungtiva)

Steroid

Rasional : sediaan topikal digunakan secara

profilaksis, dimana terapi lebih agresif

diperlukan bila terjadi infeksi. Catatan :

steroid mungkin ditambahkan pada antibiotik

topikal bila pasien mengalami implantasi IOL.

Digunakan untuk menurunakn inflamasi.

5.    IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Page 78: RESKY GLAUKOMA

Hari/ Tanggal No.DX Implementasi dan Hasil Paraf

Pra Operasi

1 1.      Memastikan derajat / tipe kehilangan

penglihatan

2.      Mendorong mengekspresikan perasaan

tentang kehilangan / kemungkinan

kehilangan penglihatan

3.      Menunjukkan pemberian tetes mata, contoh

menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak

salah dosisi.

4.      Melakukan tindakan untuk membantu pasien

menangani keterbatasan penglihatan,

contoh , krangi kekacauan, atur perabot,

ingatkan memutar kepala ke subjek yang

terlihat, perbaiki sinar suram dan masalah

penglihatan malam.

5.      Memberikan obat sesuai indikasi :

-       Kronis, sederhana, tipe sudut

terbuka:Pilokarpin hidroklorida

(IsoptoCarpine, OcuserPilo, Pilopine HS

Gel)

-       Timolol maleat (Timoptic); betaksalol

(Betopic)

2 1.         Mengkaji derajat nyeri setiap hari atau

sesering mungkin

2.         Menjelaskan penyebab nyeri dan faktor

tindakan yang dapat memicu timbulnya nyeri

3.         Menganjurkan klien untuk menghindari

perilaku yang dapat memprovokasi nyeri

4.         Mengajarkan tindakan distraksi dan

relaksasi pada klien

        Memberikan obat sesuai indikasi : relaksasi

otot misalnya dantren (antrium) alagesik,

Page 79: RESKY GLAUKOMA

antiansietas, misalnya diazepam (Valium)

3 1.        Mengkaji tingkat ansietas, derajat

pengalaman nyeri/ timbulnya gejala tiba-tiba

dan pengetahuan kondisi saat ini

2.        Memberikan  infromasi yang akurat dan

jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa

pengwasan dan pengubahan dapat mencegah

kehilangan penglihatan tambahan

3.        Mendorong pasien untuk mengakui msalah

dan mengekspresikan persaan

4.        Mengindetifikasi sumber / orang yang

menolong

4         Mendiskusikan perlunya menggunakn

identifikasi contoh gelang Waspada-Medik

        Menunjukkan teknik yang benar untuk

pemberian tetes mata. Izinkan pasien

mengulang tindakan

        Mengkaji pentingnya mempertahankan

jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan

obat yang harus dihindari, contoh  tetes

midriatik (atropin/ propantelin bromin),

kelbihan pemakaian steroid topika.

        Mengidentifikasi efek samping / reaksi

merugikan dari pengobatan, contoh

penurunan selera makan, mual/muntah,

diare, kelemahan, perasaan mabuk,

penurunan libido, impoten, jantung tak

teratur, pingsan, GJK.

        Mendorong pasien membuat peubahan yang

perlu untuk pola hidup.

        Mendorong menhndari aktivitas, seperti

mengangkat berat/mendorong, menyekop

salju, menggunakan baju ketat/sempit.

        Mendiskusikan pertimbangan diet, contoh

Page 80: RESKY GLAUKOMA

caiarn adekuat makanan berserat.

        Menekankan  pentingnya periksa rutin.

        Menasehatkan pasien untuk melaporkan

dengan cepat nyeri mata hebat, inflmasi,

peningkatan fotofobia, peningkatan

lakrimasi, perubahan lapang pandang,

penglihatan kabur, kilatan sinar/ partikel

ditengah lapang pandang

10.       Menganjurkan anggota keluarga memeriksa

secara teratur tanda glaukoma.

Post Operasi

1         Mengkaji derajat nyeri setiap hari atau

sesering mungkin

        Menjelaskan penyebab nyeri dan faktor

tindakan yang dapat memicu timbulnya nyeri

        Menganjurkan klien untuk menghindari

perilaku yang dapat memprovokasi nyeri

        Mengajarkan tindakan distraksi dan

relaksasi pada klien

        Memberikan obat sesuai indikasi : relaksasi

otot misalnya dantren (antrium) alagesik,

antiansietas, misalnya diazepam (Valium)

2 1.       Mendiskusikan apa yang terjadi padaa

pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan

aktivitas, penampilan, balutan mata

2.       Membatasi pasien posisi bersandar, kepala

tinggi atau miring ke sisi yang tak sakit

sesuai keinginan.

3.       Mengambulasi dengan bantuan; berikan

kamar mandi khusus bila sembuh dari

anastesi

4.       Mendorong napas dalam, bantuk untuk

bersihan paru.

5.       Mendorong napas dalam, batuk untuk

Page 81: RESKY GLAUKOMA

bersihan paru.

6.       Menganjurkan menggunakan teknik

manajemen stres contoh bimbinganimajinasi,

visualisasi, napas dalam dan latihan

relaksasi.

7.       Memberikan obat sesuai indikasi :

Antimetik contoh proklorperazin

(Compazine), Asetazolamid (Diamox),

Siklopegis contoh empirin

3        Mendiskusikan pentingnya mencucui tangan

sebelum menyentuh/ mengobati mata

       Menggunakan / menunjukkan teknik yang

tepat untuk membersihkan mata dari dalam

ke luar dengan tisu basah/ bola kapas untuk

tiap usapan, ganti balutan dan masukan lensa

ontak bila menggunakan.

       Menekankan pentingnya tidak

menyentuh/menggaruk mata yang di operasi.

       Mengobservasi / mendiskusikan tanda

terjadinya infeksi contoh kemerahan,

kelopak bengkak, drainase purulen.

Identifikasi tindakan kewaspadaan bila

terjadi ISK.

       Memebrikan obat sesuai indikasi :

Antibiotik (topikal, parenteral atau

subkonjungtiva), Steroid

Page 82: RESKY GLAUKOMA