5
FORMAT TUGAS RESUME (INDIVIDU) Nama Mata Kuliah : Akuntansi Forensik dan Audit investigatif Semester : VI Dosen : Iqbal M. Aris Ali, SE., S.Psi., MSA., Ak Kode : EKA31223 SKS : 3 Program Studi : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Nama : Susisusanti URAIAN TUGAS: (a). Resume: Siapa pelaku kecurangan dan Mengapa (b). Lingkup Pembahasan: 1. Siapa yang melakukan kecurangan? Kecurangan (fraud) merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut. Kecurangan bisa terjadi di dalam sebuah profesi, contohnya profesi akuntansi. Seorang akuntan yang melakukan kecurangan dalam prosedur akuntansi akan mengakibatkan informasi akuntansi yang dihasilkan

Resume Ak Forensik 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

susisusanti

Citation preview

FORMAT TUGAS RESUME

(INDIVIDU)

Nama Mata Kuliah: Akuntansi Forensik dan Audit investigatif

Semester: VI

Dosen: Iqbal M. Aris Ali, SE., S.Psi., MSA., Ak

Kode: EKA31223

SKS: 3

Program Studi: Akuntansi

Fakultas: Ekonomi

Nama : Susisusanti

URAIAN TUGAS:

(a). Resume: Siapa pelaku kecurangan dan Mengapa

(b). Lingkup Pembahasan:

1. Siapa yang melakukan kecurangan?

Kecurangan (fraud) merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut. Kecurangan bisa terjadi di dalam sebuah profesi, contohnya profesi akuntansi. Seorang akuntan yang melakukan kecurangan dalam prosedur akuntansi akan mengakibatkan informasi akuntansi yang dihasilkan tidak akan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.

Penelitian menunujukkan bahwa siapapun dapat melakukan kecurangan. pelaku kecurangan biasanya tidak dapat dibedakan dari orang lain dengan dasar demografis atau karaktreristik psikologis. Sebagian besar pelaku kecurangan memiliki profil yang tampak seperti orang yang jujur.

Pentingnya untuk memahami karakteristik pelaku kecurangan karena mereka tampak sangat mirip dengan kebanyakan orang yang dicari organisasi untuk dipekerjakan sebagai pegawai , diharapkan menjadi klien atau pelanggan dan juga untuk dijadikan sebagai seorang pemasok.

2. Segitiga kecurangan

Umumnya pihak yang memerangi kecurangan percaya bahwa adanya pengendalian internal yang baik dapat mengeleminasi kesempatan, mereka berfokus pada semua atau sebagian besar upaya pencegahan dalam mengimplementasikan pengendalian dan memastikan kelayakannya. Mereka jarang berfokus pada tekanan yang berfokus pada tekanan yang memotivasi seseorang untuk melakukan kecurangan atau pada rasionalisasi yang digunakan para pelaku.

Sangat menarik unrtuk dicatat bahwa hampir setiap riset yang telah dilakukan terkait kejujuran dinegara maju mengungkapkan bahwa tingkat kejujuran mengalalmi penurunan. Karena sifat dasar yang melekat pada elemen elemen dalam segitiga kecurangan, penurunan tingkat kejujuran dapat menggambarkan masa depan yang menakutkan terkait kecurangan. Kurangnya kejujuran membuat pelaku lebih mudah untuk merasionalisasi sehingga kesempatan dan atau tekanan kurang diperlakukan dalam memotifasi pelaku untuk melakukan kecurangan.

3. Elemen Tekanan, Kesempatan, dan Rasionalisasi

a. Elemen tekanan

Kecurangan dapat dilakukan untuk menguntungkan satu orang atau organisasi. Kecurangan pegawai terjadi ketika seorang pegawai berupaya melakukan penggelapan dari pemberi kerjanya, biasanya menguntungkan pelaku itu. Kecurangan manajemen terjadi krtika seorang pejabat organisasi melakukan penipuan terhadap investor dan kreditor dengan memanipulasi lappoan keuangan, seringkali dilakukan untuk menguntungkan organisasi yang dipimpinnya dan juga pejabat itu sendiri.

Yang memotivasi individu untuk melakukan kecurangan demikepentingan diri mereka sendiri sebagian besar ahli kecurangan percaya bahwa tekanan dapat dibagi kedalam empat kelompok utama :

1. Tekanan keuangan

2. Tekanan untuk melakukan perbuatan jahat

3. Tekanan terkait pekerjaan, dan

4. Tekanan lainnya

b. Elemen kesempatan

Kesempatan yang dimiliki untuk melakukan kecurangan, menyembunyikannya, atau untuk menghindari adanya sanksi tegas adalah elemen kedua dari segitiga kecurangan. Dalam bagian ini, kita akan mendiskusikan untuk melakukan kecurangan. Sedikitnya ada enam faktor utama yang dapat meningkatkan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan kecurangan dalam organisasi. Daftar berikut belumlah lengkap, tetapi setidaknya dapat memberikan gambaran hal- hal yang penting terkait peranan kesempatan yang dimiliki dalam segitiga kecuranagn.

1. Kurangnya pengendalian yang mencegah dan ataumendeteksi perilaku kecurangan.

2. Ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja.

3. Kegagalan untuk memeberikan sanksitegas terhadap pelaku kecurangan.

4. Kurangnya akses terhadap informasi.

5. Pengabaian, sikap apatis, dan tidak adanya kapasitas yang sesuai.

6. Kurangnya upaya melakukan jejak audit.

c. Elemen rasionalisasi

Hampir semua kecurangan melibatkan elemen rasionalisasi. Sebagaian besar pelaku kecurangan merupakan pelaku yang baru pertama kali melakukan kecurangan yang tidak akan melakukan kejahatan lain. Disatu sisi, mereka harus terus merasionalisasi ketidakjujutran tindakan mereka. Rasionalisasi umumyang digunakan oleh pelaku kecurangan antara lain:

1. Organisasi berhutang pada saya

2. Saya hanya meminjam uang dan akan mengembalikannya

3. Tidak ada yang akan dirugikan

4. Saya berhak mendaptakanlebih banyak

5. Tujuannya yang baik

6. Kami akan memeperbaiki pembukuan segera setelah kami terlepas dari kesulitan keuangan

7. Sesuatu harus dikorbankan integritas atau reputasi saya.

(c). Analisis Objek

1. Memahami esensi dari objek yang dikaji

2. Menguraikan objek dengan menggunakan berbagai teori, riset terdahulu, atau realitas dalam lingkungan sosial

3. Dari uraian tadi, kemudian memberikan sintesa mengenai objek tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Zimbelman, F. Mark., Conan C. Albrecht., W. Steve Albrecht, and Chad O. Albrecht. 2014. Forensic Accounting, 4 th Edition.