Upload
dini-fathania
View
94
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
resume
Citation preview
RESUME KASUS 1
URINARY TRACK INFECTION / INFEKSI SALURAN
KEMIH
DINI FATHANIA
220110100094
Sistem Urinari I 2013
Resume Kasus 1
Kasus
Seorang wanita, berusia 25 tahun, status: menikah, post partum P1A0 (39 minggu) per
vaginam. 1 minggu setelah melahirkan, klien mengeluh sakit pada saat berkemih, berkemih
keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri. Saat dikaji lebih lanjut oleh perawat, dari hasil
wawancara didapatkan : klien mengeluh urgency, frequency, dysuria. Dari hasil pemeriksaan
fisik didapatkan Tekanan darah; 120/80, P= 90 x/mnt, R; 24 x/mnt, s; 39oC, palpasi di area
supra pubik teraba tegang, “tenderness”. Perawat menganjurkan kepada klien supaya banyak
minum minimal 3 L/ hari. Hasil pemeriksaan urine: warna keruh, WBC (+++), Cultur +
bakteri, pyuria , eritrosit +. Klien mendapat Terapi :- Bachtrim 3 x 1 tab 400 mg PO dan
Phenazopyridine 3 x 1 tab PO
Resume Kasus 1
Urinary Track Infection / Infeksi Saluran Kemih
1.Konsep
a. Pengertian
ISK adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin.
ISK terjadi akibat bakteri patogenik yang menyerang satu atau lebih struktur saluran
kemih.
ISK adalah infeksi yang terjadi di sepanjang saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri,
akibat proliferasi suatu mikroorganisme.
Dari beberapa pengertian ISK diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ISK adalah
infeksi yang terjadi di sepanjang saluran kemih yang dapat mengenai satu atau lebih
struktur saluran kemih yang dapat ditunjukkan dengan adanya mikroorganisme di dalam
urin.
b. Etiologi dan Faktor Risiko
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 2Dini Fathania / 220110100094
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC
Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC
Sistem Urinari I 2013
Etiologi
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri aerob.
Pada kondisi normal, saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi
uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin
berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Infeksi saluran kemih sebagian
disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi karena
jamur dan virus.
Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari vagina, perineum
(daerah sekitar vagina), rektum (dubur) atau dari pasangan (akibat hubungan seksual),
masuk ke dalam saluran kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih
sampai ke kandung kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.
Bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi saluran kemih adalah Escherichia coli,
Stafilokokus saprofitikus, Streptokokus faecalis, Proteus mirabilis, Klebsiela, Enterobakter,
dan Pseudomonas. Tetapi bakteri tersering yang menyebabkan infeksi saluran kemih
adalah Escherichia coli, suatu kontaminan tinja yang sering ditemukan di daerah anus.
Faktor Risiko
1) Ukuran uretra
Wanita lebih mudah terkena infeksi saluran kemih karena uretra wanita lebih pendek
dibanding dengan uretra pria sehingga bakteri kontaminan lebih mudah memperoleh
akses ke kandung kemih.
2) Wanita Menopause
Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita adalah pembentukan
selaput mukus dependen estrogen yang membungkus kandung kemih, yang memiliki
fungsi anti mikroba. Pada wanita menopause, kadar estrogen turun dan perlindungan
ini lenyap.
3) Kehamilan
Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh
progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung
menahan urin di bagian-bagian tersebut atau tidak sempurnanya keluaran urin
sehingga meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri.
4) Penggunaan Kontrasepsi Diafragma pada Wanita
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 3Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
Penggunaan kontrsepsi diafragma ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan
mencegah pengosongan sempurna kandung kemih sehingga masih terdapat sisa urin di
kandung kemih dimana sisa urin ini merupakan salah satu tempat yang baik untuk
berkembangnya bakteri yang lama kelamaan dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih.
5) Salah pola membersihkan alat kelamin setelah BAK (cebok). Kurang menjaga
kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing, bisa memicu ISK. Apalagi
dengan cara cebok seperti iniu sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau
saluran kencing.
6) Kebiasaan menahan kencing. Pada perempuan, jika menahan kencing, uretra jadi
semakin pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluarn kencing.
Sedangkan pada pria , meski dia menahan kencing, uretranya tetap panjang.
7) Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. “Hal ini menyebabkan uretra
penuh. Jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan seks, bisa
menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke saluran kencing dan
mengakibatkan infeksi yang disebut sistitis, jelas Sugi. Hal ini banyak terjadi pada
pasangan yang baru menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. Keluhannya
seperti kencing sakit dan anyang-anyangan
8) Penyakit kelamin. Yaitu berhubungan seksual dengan orang yang punya penyakit
kelamin seperti penyakit kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra
dna menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah. Kadang-kadang pada
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 4Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
perempuan tidak terlihat gejalanya, tidak seperti pada pria. Pada pria 3-4 hari setelah
terkena penyakit kelamin, gejalanya bisa terasa dan terlihat, seperti sakit dan
mengeluarkan nanah. Karena itu pria yang terkena penyakit kelamin bisa cepat
berobat.
9) Batu di daerah saluran kencing. Keberadaan batu di saluran kencing bisa menjadi
fokus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang. “Misalnya ada infeksi berulang pada
slauran kencing, kemungkinan disebabkan adanya infeksi di batu di saluran kencing.
Batu tersebut dan bisa menjadi sumber infeksi dan sumber kuman.
10) Hiperplasia Prostat
Biasanya keadaan ini terjadi pada laki-laki. Normalnya prostat selalu melakukan
sekresi cairan yang memiliki efek protektif anti bakteri. Pada keadaan hyperplasia
prostat akan terjadi obstruksi atau sumbatan aliran sekresi prostat sehingga terjadi
penurunan efek proteksi antibakteri yang dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri di
saluran kemih.
11) Pengidap Diabetes Melitus
Pengidap diabetes berisiko terkena infeksi saluran kemih karena tingginya kadar
glukosa dalam urin sehingga meningkatkan infeksi pada uretra yang dapat menjadi
tempat yang baik untuk bakteri merkembang biak.
12) Kateterisasi
Prosedur pemasangan kateter yang tidak steril dapat memicu terjadinya infeksi salura
kemih.
13) Usia
Semakin bertambah usia maka akan terjadi penurunan fisiologis tubuh termasuk
penurunan kemampuan otot-otot yang mengatur fungsi perkemihan sehingga terjadi
ketidaksempurnaan dalam pengosongan kandung kemih saat berkemih dimana hal
tersebut dapat meningkatkan perkembangbiakan bakteri.
14) Penyakit Refluks Vesikoureter
Refluks vesikoureter adalah aliran balik urin dari kandung kemih ke dalam ginjal.
Refluk vesikoureter biasanya terjadi akibat kelainan letak ureter kongenital, yang
meningkatkan kemungkinan aliran balik. Penyebab sekunder antara lain adalah infeksi
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 5Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
berulang yang menyebabkan pembentukan jaringan parut di structural dan hambatan
pada aliran urin normal.
15) Penyakit Refluks Uretrovesikal
Refluks uretrovesikal adalah aliran balik dari uretra ke kandung kemih. Refluks
uretrovesikal dapat terjadi selama batuk atau aktivitas lain yang meningkatkan tekanan
intra-abdomen, khususnya pada wanita karena uretranya yang pendek.
c. Manifestasi Klinis
ISK biasanya memperlihatkan disuria (nyeri waktu berkemih), peningkatan frekuensi
berkemih, dan rasa desakan ingin berkemih.
Dapat terjadi nyeri punggung bawah atau suprapubik, khusunya pada pielonefritis.
Demam dan adanya darah dalam urin pada kasus yang parah.
Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin
Gejala infeksi pada bayi atau anak kecil dapat nonspesifik dan termasuk iritabilitas,
demam, kurang nafsu makan, muntah, dan bau popok yang amat menyengat
Gejala infeksi pada lansia dapat berupa gejala samar; setiap lansia yang mengeluh gejala
abdomen seperti mual atau muntah harus dikaji apakah menderita infeksi saluran kemih.
Bisa muncul demam atau bisa tidak. Terkadang hanya peningkatan agitasi atau konfusi
yang terjadi, yang mengharuskan para perawat lansia meningkatkan kewaspadaan
khusus terhadap berulangnya dan kepastian infeksi saluran kemih pada lansia. Infeksi
asimtomatik pada lansia juga sangat sering terjadi; tidak dijumpai manfaat mengobati
pasien lansia yang menderita infeksi asimtomatik.
Setiap tipe dari infeksi saluran kemih memilki tanda – tanda dan gejala yang
spesifik, tergantung bagian saluran kemih yang terkena infeksi:
1) Pyelonephritis akut. Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah meluasnya
infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat menyebabkan rasa
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 6Dini Fathania / 220110100094
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC
Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC
Smeltzer & Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Volume 1. Jakarta : EGC
Sistem Urinari I 2013
salit pada punggung atas dan panggul, demam tinggi, gemetar akibat kedinginan, serta
mual atau muntah.
2) Cystitis. Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan rasa
tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah, rasa sakit pada saat
urinasi, dan bau yang mnyengat dari urin.
3) Uretritis. Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat
urinasi. Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.
Gejala infeksi saluran kemih pada anak – anak, meliputi:
1) Diarrhea
2) Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu (misalnya:
pemberian makan, dan menggendong)
3) Kehilangan nafsu makan
4) Demam
5) Mual dan muntah
Untuk anak – anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa:
1) rasa sakit pada panggul dan
punggung bagian bawah (dengan
infeksi pada ginjal)
2) seringnya berkemih
3) ketidakmampuan memprodukasi
urin dalam jumlah yang normal,
dengan kata lain, urin berjumlah
sedikit (oliguria)
4) tidak dapat mengontrol pengeluaran
kandung kemih dan isi perut
5) rasa sakit pada perut dan daerah
pelvis
6) rasa sakit pada saat berkemih
(dysuria)
7) urin berwarna keruh dan memilki
bau menyengat
Gejala pada infeksi saluran kemih ringan (misalnya: cystitis, uretritis) pada orang dewasa,
meliputi:
1) rasa sakit pada punggung
2) adanya darah pada urin
(hematuria)
3) adanya protein pada urin
(proteinuria)
4) urin yang keruh
5) ketidakmampuan berkemih
meskipun tidak atau adanya urin
yang keluar
6) demam
7) dorongan untuk berkemih pada
malam hari (nokturia)
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 7Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
8) tidak nafsu makan
9) lemah dan lesu (malaise)
10) rasa sakit pada saat berkemih
(dysuria)
11) rasa sakit di atas bagian daerah
pubis (pada wanita)
12) rasa tidak nyaman pada daerah
rectum (pada pria)
Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemih lebih berat (misalnya: pyelonephritis)
pada orang dewasa, meliputi:
1) kedinginan
2) demam tinggi dan gemetar
3) mual
4) muntah (emesis)
5) rasa sakit di bawah rusuk
6) rasa sakit pada daerah sekitar
abdomen
d. Klasifikasi
Klasifikasi Secara Umum
Secara umum infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistitis dan pielonefritis.
Sistitis adalah infeksi kandung kemih, tersering untuk infeksi. Sistitis sendiri
dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Sistitis Primer
Sistitis tipe ini dapat terjadi secara sendirinya tanpa didahului oleh penyakit infeksi
lainnya.
Sistitis Sekunder
Sistitis tipe ini merupakan gejala yang timbul berikutnya setelah didahului oleh
penyakit infeksi lain seperti uretritis dan prostatitis.
Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal itu sendiri dan dapat bersifat akut maupun
kronis.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Selain itu,
penyakit ini dapat terjadi melalui infeksi yang ditularkan lewat darah. Infeksi dapat
terjadi di satu atau kedua ginjal.
Pielonefritis kronis dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada
individu yang sering mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Pada
semua infeksi ginjal, terjadi respon imun dan peradangan yang menyebabkan edema
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 8Dini Fathania / 220110100094
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC
Sistem Urinari I 2013
interstisium dan kemungkinan pembentukan jaringan parut. Area yang paling sering
terkena adalah tubulus dan dapat mengalami atrofi. Pada pielonefritis kronis, terjadi
pembentukan jaringan parut dan obstruksi tubulus yang luas. Kemampuan ginjal
memekatkan urin menurun karena rusaknya tubulus.
Berdasarkan Komplikasi yang Ditimbulkan
Uncomplicated Type (ISK tipe sederhana)
Pada ISK tipe ini jarang atau belum menimbulkan komplikasi lanjut (belum terdapat
komplikasi)
Complicated Type (ISK berkomplikasi)
Pada ISK tipe ini biasanya sudah terdapat komplikasi yang menjurus kepada gagal
ginjal kronik yang bisa berakhir pada gagal ginjal terminal.
e. Komplikasi
Pembentukan abses ginjal atau perirenal
Dapat terjadi gagal ginjal setelah infeksi berulang jika kedua ginjal terkena
f. Data Penunjang / Pemeriksaan Diagnostik
1) Hitung Koloni
Infeksi traktus urinarius didiagnosis oleh adanya bakteri dalam urin. Hitung koloni
sekitar 100.000 koloni per millimeter urin dari urin tamping aliran tengah atau dari
specimen dalam kateter dianggap sebagai kriteria utama adanya infeksi.
2) Temuan di Tingkat Sel
Hematuria mikroskopik terdapat pada hamper 50 % pasien yang mengalami infeksi
akut. Sel darah putih juga terdeteksi pada infeksi traktus urinarius; sejumlah besar sel ini
berhubungan dengan UTI bagian atas daripada bagian bawah.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 9Dini Fathania / 220110100094
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC
Sudoyo, W. Aru (Ed). DKK. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi
IV. Jakarta : Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC
Sistem Urinari I 2013
3) Kultur Urin
Kultur urin dapat dilakukan untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik. Namun
demikian, akibat tingginya kemungkinan bahwa organisme pada wanita muda yang
jarang menderita UTI atau mengalami UTI untuk pertamakalinya adalah Escherichia
coli, kultur sering diabaikan.
4) Metode Tes
Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase leukosit) dan nitrit (tes Griess untuk
pengurangan nitrat) adalah tindakan yang umum dilakukan, terutama untuk pasien rawat
jalan. Jika tes esterase leukosit positif, maka pasien mengalami piuria (WBC dalam
urin) dan harus segera mendapatkan penanganan.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 10Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
5) Tes Penyakit Menular Seksual
Uretritis akut akibat organism yang menular secara seksual (mis., Klamidia trakomatis,
Neisseria gonorrhoeae dan herpes simpleks) atau infeksi vaginitis akut (disebabkan oleh
Trikomonas atau Kandida) menyebabkan gejala yang hamper sama dengan UTI. Oleh
karena itu evaluasi terhadap adanya PMS juga perlu dilakukan.
6) Tes-tes Tambahan
Individu yang berisiko tinggi mengalami komplikasi atau infeksi kambuhan, tindakan
diagnostik seperti urogram intravena (IVU) atau pielografi (IVP), sistografi, dan
ultrasonografi dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi adalah akibat dari
abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hidronefrosis, atau
hiperplasia prostat. Urogram IV atau evaluasi ultrasonik, sistoskopi, dan prosedur
urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten terhadap terapi.
7) CT-scan
Pemeriksaan ini paling sensitif untuk menilai adanya infeksi pada parenkim ginjal,
termasuk mikroabses ginjal dan abses perinefrik. Pemeriksaan ini dapat membantu
untuk menunjukkan adanya kista terinfeksi pada penyakit ginjal polikistik. Perlu
diperhatikan bahwa pemeriksaan in lebih baik hasilnya jika memakai media kontras,
yang meningkatkan potensi nefrotoksisitas.
8) DMSA scanning
Penilaian kerusakan korteks ginjal akibat infeksi saluran kemih dapat dilakukan dengan
skintigrafi yang menggunakan (99mTc) dimercaptosuccinic acid (DMSA). Pemeriksaan
ini terutama digunakan untuk anak – anak dengan infeksi saluran kemih akut dan
biasanya ditunjang dengan sistoureterografi saat berkemih. Pemeriksaan ini 10 kali
lebih sensitif untuk deteksi infeksi korteks ginjal dibanding ultrasonografi.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 11Dini Fathania / 220110100094
Smeltzer & Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Volume 1. Jakarta : EGC
Sistem Urinari I 2013
g. Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran
kemih ini, antara lain :
Munumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari
dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dapat
segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak.
Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 12Dini Fathania / 220110100094
kemih.html. Diakses pada tanggal 23 Februari 2013
Sistem Urinari I 2013
2.Penatalaksanaan
Penanganan UTI yang ideal adalah agens antibacterial yang secara efektif menghilangkan
bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal trehadap flora fekal dan vagina, dengan
demikian akan memperkecil infeksi ragi vagina (Vaginitas ragi terjadi sebanyak 25 % pada
pasien yang ditangani dengan agens antimicrobial yang mempengaruhi flora vagina;
menyebabkan lebih banyak gejala dan semakin sulit dan mahal penanganannya disbanding
UTI). Selain itu, agens antibacterial harus murah dan menyebabkan sedikit efek samping serta
rendah resisten. Karena organisme pada infeksi traktus urinarius nonkomplikasi pada wanita
adalah Escherichia coli atau flora fekal lain, maka agens yang diberikan harus aktif melawan
organisme ini.
Variasi program penanganan telah berhasil menangani infeksi traktus urinarius bawah
nonkomplikasi pada wanita; dari pemberian dosis tunggal, program medikasi short course (3-
4 hari) atau long course (7-10 hari).
Penggunaan medikasi yang umum mencakup :
Sulfisoxazole (Gantrisin)
Trimethoprim/ Sulfamethoxazole (TMP/ SMZ, Bactrim, Septra)
Nitrofurantoin (Macrodantin)
Kadang-kadang medikasi seperti ampisilin atau amoksisilin digunakan, tetapi Escherichia coli
telah resisten terhadap agen ini. Pyridum, suatu analgesik urinarius juga dapat diresepkan
untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.
Mengurangi Nyeri dan Ketidaknyamanan
Nyeri dan ketidaknyamanan yang berkaitan dengan infeksi traktus urinarius dapat
dikurangi secara cepat ketika terapi antimicrobial dimulai. Agens antispasmodic membantu
dalam mengurangi iritabilitas kandung kemih dan nyeri. Aspirin dan mandi rendam panas
membantu mengurangi ketidaknyamanan dan spasme.
Mengurangi Frekuensi dan Urgensi
Pasien didorong untuk minum dengan bebas sejumlah cairan (air putih adalah pilihan
terbaik) untuk mendukung aliran darah renal dan untuk membantu membilas bakteri dari
traktus urinarius. Cairan yang dapat mengiritasi kandung kemih (mis., teh, kopi, alcohol, cola)
dihindari. Sering berkemih setiap 2-3 jam dianjurkan untuk mengosongkan kandug kemih,
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 13Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
karena hal ini secara signifikan menurunkan jumlah bakteri dalam urin, mengurangi stasis
urin dan mencegah kekambuhan infeksi.
Penjelasan Farmokologi
a. Antibiotik saluran kemih
Menurut Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja (2007: 134) sulfonamida dan senyawa
kuinolon merupakan kelompok obat penting pada penanganan ISK.
Amoxicilin
- Amoxicilin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
- Sekitar 50% bakterii penyebab ISK resisten terhadap amocilin. Namun obat ini
masih dapat diberikan pada ISK dengan bakteri yang sensitif terhadapnya.
- Diindikasikan pada saluran kemih dengan infeksi sistemik karena kuman
betalaktamase gram (-)
Sulfonamida
Adalah kemoterapeutika bakteriostatis dengan sprektrum luas digunakan
terhadap banyak penyakit infeksi baik kuman Gram-positif maupun Gram-negatif.
Sulfametazol, sulfafurazol dan kotrimoksazol sering digunakan sebagai
desinfektans ISK bag.atas yang menahun.
BACTRIM ADULT TAB@500
Kandungan
Sulfamethoxazole 400 mg, Trimethoprim 80 mg.
Indikasi
Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan kuman E.Coli, Klebsiela,
Enterobacter, Proteus; saluran pencernaan disebabkan oleh kuman
Salmonella sp dan Shigella; Saluran pernafasan disebabkan kuman
H. inflenzae, S. pneumoniae; Infeksi lain seperti toksoplasmosis dan
dimana obat terpilih tidak dapat diberikan.
Kontra Indikasi
Kerusakan parenkim hati; gagal ginjal berat; hamil. Hipersensitif
Efek Samping
Diare, kolitis pseudomembranosa, ggn Gl, kandidiasis, leukemia.
Jarang, urtikaria & sindroma Steven-Johnson, hepatitis sementara &
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 14Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
ikterus kolestasis
Perhatian
Kerusakan ginjal, disfungsi hati, fenilketonuria, hamil trimester-1,
laktasi
Dosis
Dewasa dan Anak > 12 tahun: 2 tab 2x/hr. GO 5 tab 2x/hr, diberkan
hanya 1 hari. Berikan segera setelah makan.
Interaksi
Dengan diuetik tiazid pada lansia dapat meningkatkan insiden
trombositopenia. Mungkin membutuhkan penguranga dosis warfari
dan fenitoin. Dapat menggantikan metotreksat dari tempat
berikatannya protei plasma. Dengan pirimetamin dosis tinggi dapat
mengakibatkan anemia megaloblastik. Meningkatkan efek
nefrotoksisitas dari siklosporin secara reversibel.
Kemasan
Tablet 50 x 10
b. Antiseptik saluran kemih
Antiseptik saluran kemih adalah obat antimikroba dengan sifat mempunyai kadar yang
cukup tinggi pada saluran kemih saja sehingga bekerja secara lokal. Untuk mencegah
rekurensi. Efektif untuk penyembuhan infeksi saluran kemih bawah, tapi tidak untuk
infeksi dengan gejala sistemik.
Kuinolon
Jenis
1. Asam nalidiksinat: Negram, Urineg.
Resistensi dapat terjadi dengan cepat, terutama pada dosis di bawah 4 g sehari,
sehingga tidak layak untuk penggunaan lama. Penggunaannya terhadap infeksi
saluran kemih tanpa komplikasi dewasa tidak dianjurkan lagi.
Dosis: 4 dd 1g selama max 7-14 hari.
2. Asam Pipemidinat: Urixin, Pipram, Impresial, Urotractin.
Digunakan pada ISK tanpa komplikasi
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 15Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
Dosis: 2 dd 400 mg (3 aq.) d.c., selama 10 hari.
3. Norfloksasin: Lexinorr, Noroxin.
- Pefloksain (Peflacine), digunakan pada ISK tanpa maupun dengan komplikasi.
Dosis: oral pada ISK 2 dd 400 mg (mesilat-2 aq) d.c. sampai 48-72 jam setelah
gejalanya hilang atau tidak diketemukannya lagi kuman-kuman patogen. Pada
ISK akut wanita tanpa komplikasi, dosis tunggal dari 800 mg.
4. Siprofloksasin: Ciproxin.
Digunakan untuk ISK berkomplikasi.
Dosis: pada ISK oral 2 dd 125-250 mg (-HCl) dan sebagai infus i.v. 2 dd 100 mg
(laktat), pada infeksi lain oral 2 dd 500 mg.
5. Ofloksasin: Tarivid.
Dosis: pada ISK tanpa komplikasi 1-2 dd 200 mg selama 7-10 hari.
6. Lomefloksasin: Omniquin, Maxiquin.
Berkhasiat terhadap ISK dengan atau tanpa komplikasi dan sebagai profilaksis
terhadap infeksi setelah pembedahan transuretral.
Dosis: 1 dd 400 mg, lazimnya selama 14 hari.
7. Sparfloksasin: Newspar, Redspar.
Digunakan pada semua bentuk ISK.
Dosis: permulaan 400 mg, lalu 1 dd 200 mg selama 10 hari.
8. Gatifloksasin: Tequin.
9. Moksifloksasin: Avelox.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 16Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
Kee dan Hayes (1996: 371)
Phenazopyridine HCl
Indikasi: Untuk mengurangi gejala sakit, perih atau rasa terbakar,
urgensi, frekuensi dan keadaan tidak enak lain karena
infeksi mukosa saluran kemih bagian bawah.
Dosis: Untuk dewasa 200 mg 3 x/hari. Untuk anak 6-12 tahun 100
mg 3 x/hari.
Pemberian
Obat:
Berikan sesudah makan.
Kontra
Indikasi:
Gangguan fungsi ginjal, hepatitis
Perhatian: Hamil, laktasi. Dapat menyebabkan urin berwarna merah.
Efek Sakit kepala, vertigo, mual, hepatotoksik, gagal ginjal,
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 17Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
Samping: ruam kulit. Methemoglobinemia dan anemia hemolitik.
Kemasan: Kaplet 100 mg x 10 x 10.
Ida Bagus Gde Manuaba (2001:283)
Pendidikan Pasien (lebih khusus untuk wanita)
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 18Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
Wanita yang megalami kekambuhan infeksi traktus urinarius harus menerima rincian
instruksi pada poin-poin berikut :
1) Mengurangi konsentrasi pathogen pada orifisium vagina melalui tindakan hygiene
2) Minum dengan bebas sejumlah cairan dalam sehari untuk membilas keluar bakteri, hindari
kopi, teh, cola, dan alkohol.
3) Berkemih setiap 2-3 jam sekali dan kosongkan kandung kemih dengan sempurna. Hal ini
mencegah distensi kandung kemih yang berlebihan dan gangguan terhadap suplai darah ke
dinding kandung kemih yang merupakan predisposisi UTI.
4) Jika hubungan seksual merupakan kejadian yang mengawali berkembangnya bakteriuria :
5) Jika bakteri tetap muncul dalam urin, terapi antimicrobial jangka panjang diperlukan untuk
mencegah kolonisasi area periuretral dan kekambuhan infeksi. Medikasi harus diminum
setelah pengosongan kandung kemih segera sebelum pergi tidur untuk memastikan
keadekuatan konsentrasi medikasi selama periode malam hari.
6) Jika diresepkan, pantau dan lakukan tes urin dip-slide (Microstick) terhadap adanya
bakteri.
7) Konsul ke tenaga kesehatan secara teratur untuk tindak lanjut, kekambuhan gejala, atau
infeksi nonresponsif terhadap gejala.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 19Dini Fathania / 220110100094
Smeltzer & Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi
8. Volume 1. Jakarta : EGC
Faktor Risiko
Peningkatan kadar progesteron
Sistem Urinari I 2013
3.Patofisiologi
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 20Dini Fathania / 220110100094
Bakteri atau flora dari usus yang keluar bersamaan dengan tinja (E. coli) menempel pada genitalia eksterna
Pili pada bakteri menempel pada urotelium (lapisan yang melapisi saluran kemih)
Masuk ke saluran kemih
Pada perempuan uretra menjadi semakin pendek saat menahan kencing
Lama kelamaan menumpuk
Urin tertinggal di kandung kemih
Salah pola membersihkan alat genitalia setelh BAK (dari rectum ke uretra)
Relaksasi semua otot polos termasuk kandung kemih dan ureter
Pengeluaran urin yang tidak sempurna
Kebiasaan menahan kencing
Kehamilan
Akses bakteri semakin mudah untuk lebih cepat mencapai saluran kemih
Sistem Urinari I 2013
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 21Dini Fathania / 220110100094
Infeksi Saluran KemihMembentuk antigen
urgency
Mendesak kandung kemih
Distensi yang berlebihan
tenderness
Bakteri mudah masuk ke saluran kemih
Proses Inflamasi
Mekanisme antibakterial menurun
Menghasilkan enzim urease yang dapat merubah suasana urin menjadi basa
Menghasilkan toksin
Mengaktifkan respon sel darah putih
Mengaktifkan neutrofil dan makrofag
Terjadi proses fagositosis
Terjadi proses penghancuran
eksudat
Sinyal miksi ke otak dan spinal cord terganggu
Lapisan epitel vesika urinaria radang
urin menjadi keruh
Mekanisme pengosongan vesika urinaria terganggu
Frequency dan urgency
Perubahan pola eliminasi urin
Sistem Urinari I 2013
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 22Dini Fathania / 220110100094
Pelepasan zat pirogen endogen (IL-1 anti infeksi)
dysuria
Dipersepsikan sebagai nyeri
Merangsang pusat nyeri
Merangsang hipotalamus di korteks serebri
Merangsang pelepasan mediator kimia (bradikinin, prostaglandin, dll)
Merangsang sel-sel endotel hipotalamus
Nyeri
Mengeluarkan asam arakhidonat
Memicu pengeluaran prostaglandin
Memacu kerja thermostat hipotalamus
Meningkatkan patok titik suhu tubuh
Suhu tubuh meningkat
Sistem Urinari I 2013
4.Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Nama : -
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : -
Pekerjaan : -
Status : Menikah
2) Riwayat Kesehatan Saat Ini
Klien mengeluh sakit pada saat berkemih, berkemih keluar sedikit-sedikit disertai
rasa nyeri. Klien mengeluh urgency, frequency, dan dysuria.
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
-
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
-
5) Riwayat Psikososialspiritual
-
6) Keluhan Miksi
Klien mengeluhkan urgency, frequency, dan dysuria.
7) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tidak diketahui
TTV
B 1 ( Breathing) : Sistem pernapasan didapati dalam keadaan normal, hal ini
dibuktikan dengan RR klien yang masih dalam batas normal yaitu 24 x / menit.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 23Dini Fathania / 220110100094
No Data Normal Kasus Interpretasi1. TD 120/80 120/80 normal2 HR 80 – 100 x/menit 90 x/menit normal3. RR 12 – 20 x/menit 24 x/menit dispnea4. Suhu 360C 390C demam
Sistem Urinari I 2013
B 2 ( Blood) : Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi masih dalam keadaan yang
normal juga, ditandai dengan TD 120/ 80 mmHg dan P= 90 x / menit.
B 3 ( Brain) : Sistem saraf dan wajah tidak diketahui
B 4 ( Bladder) : Sistem Perkemihan dan Genitalia.
Inspeksi : -
Palpasi : Di area suprapubik teraba tegang, “tenderness”
Auskultasi : -
Perkusi : -
8) Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan urin : warna keruh, WBC (+++), kultur + bakteri, pyuria, eritrosit
+.
b. Analisa Data
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 24Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
No
.
Data yang Menyimpang Etiologi Diagnosa Keperawatan
1. DS : Klien mengeluh sakit
saat berkemih disertai rasa
nyeri
DO : leukosit ++++, urin
keruh, eritrosit (+), kultur
bakteri (+)
pyuria, suprapubik diraba
tegang.
S 39o C.
(Patofisiologi) Nyeri
2. DO:
leukosit ++++, urin keruh
eritrosit (+)
kultur bakteri (+)
pyuria, suprapubik diraba
tegang.
DS:
Klien mengeluh berkemih
sedikit-sedikit, urgensi,
frekuensi, disuria.
(Patofisiologi) Gangguan Pola Eliminasi
Urin
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d infeksi pada saluran kemih t.d nyeri saat berkemih, disuria, suhu 39oC, urin
warna keruh, WBC (+++), kultur (+) bakteri, pyuria, eritrosit.
2. Perubahan pola eliminasi b.d inflamasi (iritasi) saluran kemih t.d urgensi, frekuensi,
suprapubik diraba tegang, WBC (+++), kultur (+) bakteri.
3. Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik b.d kurang pengetahuan
tentang pencegahan kekambuhan.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 25Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
c. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan infeksi pada saluran kemih ditandai dengan nyeri saat berkemih, disuria, suhu 39oC, urin warna keruh, WBC (+++), kultur (+) bakteri, pyuria, eritrosit.
Tupan : Setelah dilakukan 7x24 jam nyeri hilang
Tupen:
Setelah dilakukan 3x24 jam tindakan keperawatan, pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang.
Kriteria Hasil :- Leukosit (-)- Eritrosit (+)- Kultur bakteri (-)- Tidak ada pyuria
1. Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.
2. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.
3. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
4. Berikan rasa nyaman (sentuhan teraupetik, perubahan posisi, pijatan/kompres hangat pada punggung) dan dorong untuk melakukan teknik relaksasi(latihan nafas dalam
5. Anjurkan minum banyak 2-3 liter
1. Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2. Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri
3. Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
4. Menurunkan tegangan otot , memfokuskan kembali perhatian, kompres hangat akan dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
5. Membantu membilas saluran berkemih dan menstimulasi diuresis sehingga kuman tidak berkesempatan memperbanyak diri dalam
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 26Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
Kolaborasi : - Berikan Sulfamethoxazole
sesuai dengan kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya
- Berikan fenazopiridin
kandung kemih.
Kolaborasi : - sulfamethoxazole mengobati
infeksi saluran kemih . Menghancurkan bakteri dalam saluran kemih
- Untuk mengurangi gejala sakit, perih atau rasa terbakar, urgensi, frekuensi dan keadaan tidak enak lain karena infeksi mukosa saluran kemih bagian bawah.
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan inflamasi (iritasi) saluran kemih ditandai dengan urgensi, frekuensi, suprapubik diraba tegang, WBC (+++), kultur (+) bakteri.
Tupan : Pola eliminasi klien kembali normal
Tupen : Dalam 2x24jam klien dapat miksi
1. Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urine
2. Tentukan pola berkemih normal pasien
3. Dorong meningkatkan pemasukan cairan (minum setiap 2-3jam sekali)
1. memberi informasi tentang ginjal dan adanya komplikasi.
2. Kalkulus (batu/obsstruksi) dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera. Biasanya frekuensi dan urgensi meningkat bila kalkulus mendekati pertemuan uretrovesikal
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 27Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
4. Palpasi distensi suprapubik. Perhatikan penurunan keluaran urine
5. Observasi perubahan status mental, perilaku, atau tingkat kesadaran
3. Peningkatan hidrasi membilas bakteri, darah, dan debris.
4. Retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distensi kandung kemih
5. Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksisk pada SSP
3. Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pencegahan kekambuhan.
Tupan :Tidak terjadinya kekambuhan penyakit
Tupen: Pasien atau orang terdekat mengatakanmengerti tentang proses penyakit, metodepencegahan, perawatan di rumah, melaporkan ke dokter jika kambuh.
1. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang
2. Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan
3. Instruksikan pasien untuk meminum obat yang
1. Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.
2. Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya dan pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan m,embantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.
3. Pasien sering menghentikan
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 28Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
diberikan,dan minum kurang lebih 2 – 3 liter/ hari.
4. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.
obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal.
4. Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 29Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
d. Peran Perawat
Care Provider
Memberikan asuhan keperawatan pada wanita X sesuai dengan usia dan KDM yang
harus terpenuhi.
Educator
Memberikan penjelasan dan informasi (pengetahuan) pada wanita X dan keluarga
tentang penyakitnya (ISK-Sistitis).
Contohnya: memberikan informasi atau pendidikan kesehatan mengenai pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, cara mengobati dan cara bpencegahan ISK.
Kolabolator
Berkolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya untuk proses penyembuhan.
LO
Kondisi Buang Air Ibu Setelah Melahirkan
Setelah melahirkan seringkali si ibu tidak bisa merasakan apakah kandung kemih penuh atau
kosong. Bahkan kadang-kadang merasakan tak bisa kencing. Jika tidak bisa buang air kecil
cobalah minum air yang banyak. Jika tetap masih sulit untuk buang air kecil kemungkinan besar
dikarenakn adanya infeksi pada saluran kencing. Bisa jadi juga psikis, takut jahitannya terkena
air seni dan membuka kembali, sehingga kencingpun ditahan. Padahal ini justru bahaya karena
bisa mengakibatkan infeksi pada ginjal. Selain BAK, BAB juga mungkin sulit untuk beberapa
hari. Minum air yang cukup dan makanlah makanan yang banyak mengandung buah-buahan
segar.
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 30Dini Fathania / 220110100094
Sistem Urinari I 2013
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8.
Volume 1. Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC
Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC
Sudoyo, W. Aru (Ed). DKK. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV.
Jakarta : Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI
Nightingale. 2009. From : http://bedah46.blogspot.com/2009/02/infeksi-saluran-kemih.html.
Diakses pada tanggal 23 Februari 2013
Resume Kasus 1, Urinary Track Infection 31Dini Fathania / 220110100094